MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONEISA
PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 03/M/PER/VI/2010
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI,
Menimbang : a. bahwa dengan adanya perubahan prioritas pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam rangka penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINas) dan peningkatan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (P3-IPTEK), serta sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, maka perlu menata dan menyusun organisasi dan tata kerja Kementerian Riset dan Teknologi;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana tersebut pada huruf a serta sesuai dengan Peraturan Presiden tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I, perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset dan Teknologi.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara;
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Republik Indonesia Bersatu II;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam suratnya Nomor : B/1240/M.PAN-RB/6/2010 tanggal 7 Juni 2010.
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Kementerian Riset dan Teknologi adalah unsur pelaksana pemerintah dalam rangka penajaman, koordinasi, sinkronisasi program pemerintah.
(2) Kementerian Riset dan Teknologi dipimpin oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden.
Pasal 2
Kementerian Riset dan Teknologi mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang riset dan teknologi dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian Riset dan Teknologi menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang riset dan teknologi;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang riset dan teknologi;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Riset dan Teknologi; dan
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
(1) Kementerian Riset dan Teknologi terdiri atas: a. Sekretariat Kementerian;
b. Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; c. Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; d. Deputi Bidang Jaringan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
e. Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
g. Staf Ahli Bidang Pangan dan Pertanian; h. Staf Ahli Bidang Energi dan Material Maju;
i. Staf Ahli Bidang Teknologi Informasi, Komunikasi dan Transportasi; j. Staf Ahli Bidang Kesehatan dan Obat;
k. Staf Ahli Bidang Pertahanan dan Keamanan; dan l. Inspektorat.
(2) Susunan struktur organisasi sebagaimana di maksud pada ayat (1) selengkapnya dalam lampiran peraturan ini.
BAB III
SEKRETARIAT KEMENTERIAN
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 5
(1) Sekretariat Kementerian Riset dan Teknologi adalah unsur pembantu Menteri Negara Riset dan Teknologi.
(2) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Negera Riset dan Teknologi.
Pasal 6
Sekretariat Kementerian Riset dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Riset dan Teknologi.
Pasal 7
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Sekretariat Kementerian menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Riset dan Teknologi;
b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Riset dan Teknologi;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Riset dan Teknologi;
d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
Pasal 8
Sekretariat Kementerian terdiri atas:
a. Biro Perencanaan;
b. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat; dan
c. Biro Umum.
Pasal 9
Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, penyusunan, monitoring dan evaluasi program dan anggaran, dukungan administrasi kerjasama luar dan dalam negeri, serta ketatausahaan Dewan Riset Nasional.
Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Biro Perencanaan menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan program dan anggaran;
b. pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan anggaran;
c. pelaksanaan dukungan administrasi kerja sama dalam dan luar negeri; dan
d. penyiapan bahan sidang dan sosialisasi hasil sidang Dewan Riset Nasional. Pasal 11
Biro Perencanaan terdiri atas:
a. Bagian Program dan Anggaran;
b. Bagian Monitoring dan Evaluasi;
c. Bagian Kerja Sama; dan
d. Bagian Tata Usaha Dewan Riset Nasional.
Pasal 12
Bagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan program dan anggaran.
Pasal 13
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bagian Program dan Anggaran menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan program;
b. penyusunan anggaran; dan
c. pengelolaan sistem informasi manajemen perencanaan.
Pasal 14
Bagian Program dan Anggaran terdiri atas:
a. Subbagian Penyusunan Program;
c. Subbagian Sistem Informasi Manajemen Perencanaan.
Pasal 15
(1) Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana kerja dan program.
(2) Subbagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, penyiapan bahan koordinasi penyusunan rencana anggaran, satuan biaya kegiatan dan revisi anggaran.
(3) Subbagian Sistem Informasi Manajemen Perencanaan mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan data program dan anggaran.
Pasal 16
Bagian Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan monitoring dan evaluasi program dan anggaran.
Pasal 17
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Bagian Monitoring dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
b. pelaksanaan monitoring dan evaluasi anggaran; dan
c. penyusunan laporan.
Pasal 18
Bagian Monitoring dan Evaluasi terdiri atas:
a. Subbagian Monitoring dan Evaluasi Program;
b. Subbagian Monitoring dan Evaluasi Anggaran; dan
c. Subbagian Pelaporan.
Pasal 19
(1) Subbagian Monitoring dan Evaluasi Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan monitoring dan evaluasi program.
(2) Subbagian Monitoring dan Evaluasi Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan monitoring dan evaluasi anggaran.
(3) Subbagian Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan laporan program dan anggaran.
Pasal 20
Bagian Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan dukungan administrasi kerja sama dalam dan luar negeri.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Bagian Kerja Sama menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan dukungan administrasi kerja sama dalam negeri; dan
b. pelaksanaan dukungan administrasi kerja sama luar negeri.
Pasal 22
Bagian Kerja Sama terdiri atas:
a. Subbagian Kerja Sama Dalam Negeri; dan
b. Subbagian Kerja Sama Luar Negeri.
Pasal 23
(1) Subbagian Kerja Sama Dalam Negeri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dukungan administrasi kerja sama dalam negeri.
(2) Subbagian Kerja Sama Luar Negeri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dukungan administrasi kerja sama luar negeri.
Pasal 24
Bagian Tata Usaha Dewan Riset Nasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sidang dan sosialisasi hasil sidang Dewan Riset Nasional.
Pasal 25
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Bagian Tata Usaha Dewan Riset Nasional menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyiapan bahan sidang Dewan Riset Nasional; dan
b. pelaksanaan penyiapan bahan sosialisasi hasil sidang Dewan Riset Nasional.
Pasal 26
Bagian Tata Usaha Dewan Riset Nasional terdiri atas:
a. Subbagian Penyiapan Bahan Sidang; dan
b. Subbagian Penyiapan Bahan Sosialisasi.
Pasal 27
(1) Subbagian Penyiapan Bahan Sidang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan sidang Dewan Riset Nasional.
(2) Subbagian Penyiapan Bahan Sosialisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan sosialisasi hasil sidang Dewan Riset Nasional.
Pasal 28
Pasal 29
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;
b. pelaksanaan bantuan hukum;
c. penyelenggaraan hubungan masyarakat;
d. pengelolaan data dan penyajian informasi; dan
e. pelaksanaan administrasi perizinan penelitian. Pasal 30
Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat terdiri atas:
a. Bagian Hukum;
b. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol;
c. Bagian Data dan Informasi; dan
d. Bagian Administrasi Perizinan Penelitian.
Pasal 31
Bagian Hukum mempunyai tugas membuat perancangan peraturan, penyusunan perjanjian dan kontrak serta pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum.
Pasal 32
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Bagian Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan;
b. penyusunan naskah perjanjian dan kontrak;
c. pelaksanaan bantuan hukum; dan
d. pengelolaan dokumentasi dan informasi produk hukum.
Pasal 33
Bagian Hukum terdiri atas:
a. Subbagian Perancangan Peraturan;
b. Subbagian Perjanjian dan Kontrak; dan
c. Subbagian Dokumentasi dan Informasi Hukum.
Pasal 34
(1) Subbagian Perancangan Peraturan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penelaahan dan analisis, penyempurnaan dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan.
bahan, penelaahan dan analisis, pertimbangan dan bantuan hukum, penyusunan perjanjian kerjasama dan kontrak.
(3) Subbagian Dokumentasi dan Informasi Hukum mempunyai tugas melakukan inventarisasi, abstraksi, pengelolaan dokumentasi dan pelayanan informasi hukum.
Pasal 35
Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol mempunyai tugas melaksanakan hubungan masyarakat dan urusan protokol.
Pasal 36
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol menyelenggarakan fungsi:
a. pengelolaan kegiatan pelayanan informasi dengan pers dan media;
b. pelaksanaan publikasi;
c. pengelolaan dokumentasi; dan
d. pelaksanaan urusan protokol.
Pasal 37
Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol terdiri atas:
a. Subbagian Pers dan Media;
b. Subbagian Publikasi dan Dokumentasi; dan c. Subbagian Protokol.
Pasal 38
a. Subbagian Pers dan Media mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan konferensi pers, pers tour, peliputan kegiatan Kementerian Riset dan Teknologi, pemantauan media massa dan opini publik, dan penyiapan bahan masukan pimpinan ke media masa.
b. Subbagian Publikasi dan Dokumentasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan publikasi dan bahan-bahan penerbitan lainnya, serta pengelolaan dokumentasi.
c. Subbagian Protokol mempunyai tugas melakukan penyiapan dan koordinasi pelaksanaan kegiatan protokol.
Pasal 39
Bagian Data dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data dan penyajian informasi.
Pasal 40
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, Bagian Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengolahan data;
c. penyajian informasi.
Pasal 41
Bagian Data dan Informasi terdiri atas:
a. Subbagian Pengolahan Data;
b. Subbagian Jaringan dan Sarana; dan
c. Subbagian Penyajian Informasi.
Pasal 42
(1) Subbagian Pengolahan Data mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan kompilasi data.
(2) Subbagian Jaringan dan Sarana mempunyai tugas melakukan urusan pengelolaan, pengembangan, pemeliharaan dan pemanfaatan jaringan dan sarana.
(3) Subbagian Penyajian Informasi mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan penyajian informasi dalam situs Kementerian Riset dan Teknologi.
Pasal 43
Bagian Administrasi Perizinan Penelitian mempunyai tugas melaksanakan administrasi perizinan penelitian.
Pasal 44
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, Bagian Administrasi Perizinan Penelitian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi perizinan penelitian bagi peneliti asing; dan
b. pelaksanaan administrasi perizinan penelitian bagi peneliti beresiko tinggi dan berbahaya.
Pasal 45
Bagian Administrasi Perizinan Penelitian terdiri atas:
a. Subbagian Administrasi Perizinan Peneliti Asing; dan
b. Subbagian Administrasi Perizinan Peneliti Beresiko Tinggi dan Berbahaya.
Pasal 46
(1) Subbagian Administrasi Perizinan Peneliti Asing mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan kompilasi data yang berkaitan dengan pemberian izin penelitian asing.
(2) Subbagian Administrasi Perizinan Peneliti Beresiko Tinggi dan Berbahaya mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan kompilasi data yang berkaitan dengan pemberian izin penelitian beresiko tinggi dan berbahaya.
Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengelolaan sumber daya manusia, administrasi kepegawaian dan organisasi, keuangan, perlengkapan serta tata usaha pimpinan.
Pasal 48
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Biro Umum menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan petunjuk pembinaan, pengelolaan dan pelaksanaan administrasi kepegawaian dan organisasi tata laksana;
b. pengelolaan dan pelaksanaan urusan administrasi keuangan;
c. pengelolaan dan pelaksanaan urusan administrasi perlengkapan; dan d. pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan.
Pasal 49
Biro Umum terdiri atas:
a. Bagian Sumber Daya Manusia dan Organisasi;
b. Bagian Keuangan;
c. Bagian Perlengkapan; dan
d. Bagian Tata Usaha Pimpinan.
Pasal 50
Bagian Sumber Daya Manusia dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia dan organisasi.
Pasal 51
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, Bagian Sumber Daya Manusia dan Organisasi menyelenggarakan fungsi:
a. penelaahan dan analisis kebutuhan dan penyusunan formasi pegawai;
b. pengelolaan dan pelaksanaan administrasi pengadaan dan mutasi pegawai;
c. pelaksanaan dan penyelenggaraan program pengembangan pegawai; dan
d. pelaksanaan evaluasi dan pengembangan organisasi dan tatalaksana.
Pasal 52
Bagian Sumber Daya Manusia dan Organisasi terdiri atas:
a. Subbagian Pengadaan dan Mutasi Pegawai;
b. Subbagian Pengembangan Pegawai; dan
c. Subbagian Organisasi dan Tatalaksana.
Pasal 53
pegawai.
(2) Subbagian Pengembangan Pegawai mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan program pengembangan pegawai.
(3) Subbagian Organisasi dan Tatalaksana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan pengembangan organisasi dan tatalaksana.
Pasal 54
Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pelaksanaan anggaran verifikasi dan pembukuan serta perbendaharaan dan gaji.
Pasal 55
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan petunjuk pembinaan, pengelolaan dan pelaksanaan administrasi pertanggungjawaban anggaran;
b. pelaksanaan verifikasi dan pembinaan pembukuan; c. penyusunan laporan keuangan;
d. pengelolaan dan pelaksanaan penyelesaian kerugian negara; dan e. pengelolaan dan pelaksanaan urusan gaji pegawai.
Pasal 56
Bagian Keuangan terdiri atas:
a. Subbagian Pelaksana Anggaran;
b. Subbagian Verifikasi dan Pembukuan; dan
c. Subbagian Perbendaharaan dan Gaji.
Pasal 57
(1) Subbagian Pelaksana Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan petunjuk pembinaan, pengelolaan dan pelaksanaan administrasi pertanggungjawaban anggaran.
(2) Subbagian Verifikasi dan Pembukuan mempunyai tugas melaksanakan verifikasi, penyusunan laporan keuangan dan pembinaan pembukuan.
(3) Subbagian Perbendaharaan dan Gaji mempunyai tugas melaksanakan urusan perbendaharaan dan gaji serta penyelesaian kerugian negara.
Pasal 58
Bagian Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan urusan pengadaan sarana dan prasarana, urusan dalam serta pemeliharaan dan pengelolaan aset.
Pasal 59
a. pengelolaan dan pelaksanaan proses pengadaan sarana dan prasarana;
b. pengelolaan dan pelaksanaan urusan dalam;
c. pengelolaan dan pelaksanaan pemeliharaan aset; dan
d. pelaksanaan koordinasi pengelolaan aset.
Pasal 60
Bagian Perlengkapan terdiri atas:
a. Subbagian Pengadaan Sarana dan Prasarana;
b. Subbagian Urusan Dalam; dan
c. Subbagian Pemeliharaan dan Pengelolaan Aset.
Pasal 61
(1) Subbagian Pengadaan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan proses pengadaan sarana dan prasarana.
(2) Subbagian Urusan Dalam mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi keamanan dan keselamatan, kebersihan, serta tata tertib lingkungan kantor.
(3) Subbagian Pemeliharaan dan Pengelolaan Aset mempunyai tugas melakukan penyiapan inventarisasi aset, pemeliharaan sarana dan prasarana, dan pengelolaan barang milik negara.
Pasal 62
Bagian Tata Usaha Pimpinan mempunyai tugas melaksanakan urusan pengelolaan tata usaha pimpinan dan arsip.
Pasal 63
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, Bagian Tata Usaha Pimpinan menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pengelolaan persuratan;
b. pelaksanaan pengelolaan kearsipan; dan
c. pelaksanaan pengelolaan tata usaha pimpinan.
Pasal 64
Bagian Tata Usaha Pimpinan terdiri atas:
a. Subbagian Persuratan;
b. Subbagian Kearsipan;
c. Subbagian Tata Usaha Menteri;
d. Subbagian Tata Usaha Sekretariat Kementerian;
e. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
Teknologi;
g. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Jaringan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
h. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Relevansi dan Produktivitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; dan
i. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Pasal 65
(1) Subbagian Persuratan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan dan pengelolaan administrasi persuratan.
(2) Subbagian Kearsipan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan dan pengelolaan administrasi kearsipan.
BAB IV
DEPUTI BIDANG
KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 66
(1) Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Kementerian Riset dan Teknologi.
(2) Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dipimpin oleh Deputi, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Pasal 67
(1) Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian.
Pasal 68
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Pasal 69
Deputi Bidang Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Asisten Deputi Pengembangan Kelembagaan;
b. Asisten Deputi Penataan Kelembagaan;
c. Asisten Deputi Kompetensi Kelembagaan;
d. Asisten Deputi Legislasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; dan
Pasal 70
Asisten Deputi Pengembangan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang pengembangan kelembagaan.
Pasal 71
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70, Asisten Deputi Pengembangan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan di bidang pemetaan;
b. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan di bidang analisis; dan
c. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan di bidang program.
Pasal 72
Asisten Deputi Pengembangan Kelembagaan terdiri atas:
a. Bidang Pemetaan;
b. Bidang Analisis; dan
c. Bidang Program.
Pasal 73
Bidang Pemetaan mempunyai tugas melaksanakan pemetaan dalam penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan.
Pasal 74
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73, Bidang Pemetaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan pada perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 75
Bidang Pemetaan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 76
(1) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 77
Bidang Analisis mempunyai tugas melaksanakan analisis dalam penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan.
Pasal 78
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, Bidang Analisis menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 79
Bidang Analisis terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 80
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 81
Bidang Program mempunyai tugas melaksanakan program dalam penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan.
Pasal 82
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81, Bidang Programmenyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
Pasal 83
Bidang Program terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang. Pasal 84
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan pengembangan kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 85
Asisten Deputi Penataan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang penataan kelembagaan.
Pasal 86
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85, Asisten Deputi Penataan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan di bidang pemetaan;
b. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan di bidang analisis; dan
c. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan di bidang program.
Pasal 87
Asisten Deputi Penataan Kelembagaan terdiri atas:
a. Bidang Pemetaan;
b. Bidang Analisis; dan
c. Bidang Program.
Pasal 88
Bidang Pemetaan mempunyai tugas melaksanakan pemetaan dalam penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan.
Pasal 89
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, Bidang Pemetaan menyelenggarakan fungsi :
b. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 90
Bidang Pemetaan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 91
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 92
Bidang Analisis mempunyai tugas melaksanakan analisis dalam penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan.
Pasal 93
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92, Bidang Analisis menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 94
Bidang Analisis terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 95
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 96
Bidang Program mempunyai tugas melaksanakan program dalam penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan.
Pasal 97
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96, Bidang Program menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 98
Bidang Program terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 99
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan penataan kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 100
Asisten Deputi Kompetensi Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang kompetensi kelembagaan.
Pasal 101
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99, Asisten Deputi Kompetensi Kelembagaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan di bidang pemetaan;
b. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan di bidang analisis;
c. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan di bidang program; dan
Pasal 102
Asisten Deputi Kompetensi Kelembagaan terdiri atas:
a. Bidang Pemetaan;
b. Bidang Analisis;
c. Bidang Program; dan
c. Bidang Evaluasi.
Pasal 103
Bidang Pemetaan mempunyai tugas melaksanakan pemetaan dalam penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan.
Pasal 104
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103, Bidang Pemetaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 105
Bidang Pemetaan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 106
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 107
Bidang Analisis mempunyai tugas melaksanakan analisis dalam penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan.
Pasal 108
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107, Bidang Analisis menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 109
Bidang Analisis terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 110
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 111
Bidang Program mempunyai tugas melaksanakan program dalam penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan.
Pasal 112
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Bidang Program menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 113
Bidang Program terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 114
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 115
Bidang Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan pemantauan dan evaluasi dalam penyiapan perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan.
Pasal 116
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115, Bidang Evaluasi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dalam penyiapan perumusan kebijakan kompetensi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dalam penyiapan perumusan kebijakan kompetensi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 117
Bidang Evaluasi terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 118
(1) Subbidang Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi dalam perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi dalam perumusan kebijakan kompetensi kelembagaan pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 119
Asisten Deputi Legislasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 120
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119, Asisten Deputi Legislasi Ilmu pengetahuan dan teknologi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pemetaan;
b. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang analisis; dan
Pasal 121
Asisten Deputi Legislasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Bidang Pemetaan;
b. Bidang Analisis; dan
c. Bidang Program.
Pasal 122
Bidang Pemetaan mempunyai tugas melaksanakan pemetaan dalam penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 123
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122, Bidang Pemetaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan;
b. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 124
Bidang Pemetaan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 125
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 126
Bidang Analisis mempunyai tugas melaksanakan analisis dalam penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 127
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126, Bidang Analisis menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan;
Pasal 128
Bidang Analisis terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 129
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 130
Bidang Program mempunyai tugas melaksanakan program dalam penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 131
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130, Bidang Program menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan;
b. penyiapan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 132
Bidang Program terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 133
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan legislasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 134
Asisten Deputi Budaya dan Etika Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan koordinasi pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang budaya dan etika Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 135
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134, Asisten Deputi Budaya dan Etika Ilmu pengetahuan dan teknologi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pemetaan;
b. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang analisis;
c. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang program; dan
d. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang evaluasi.
Pasal 136
Asisten Deputi Budaya dan Etika Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Bidang Pemetaan;
b. Bidang Analisis;
c. Bidang Program; dan
d. Bidang Evaluasi.
Pasal 137
Bidang Pemetaan mempunyai tugas melaksanakan pemetaan dalam penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 138
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137, Bidang Pemetaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 139
Bidang Pemetaan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
Pasal 140
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 141
Bidang Analisis mempunyai tugas melaksanakan analisis dalam penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 142
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141, Bidang Analisis menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 143
Bidang Analisis terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 144
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 145
Bidang Program mempunyai tugas melaksanakan program dalam penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 146
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 145, Bidang Program menyelenggarakan fungsi :
teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 147
Bidang Program terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 148
(1) Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
(2) Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 149
Bidang Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan pemantauan dan evaluasi dalam penyiapan perumusan kebijakan budaya dan etika ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 150
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 149, Bidang Evaluasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi dalam perumusan kebijakan budaya dan etika pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
b. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi dalam perumusan kebijakan budaya dan etika pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 151
Bidang Evaluasi terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
b. Subbidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang.
Pasal 152
teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
BAB V
DEPUTI BIDANG
SUMBER DAYA ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 153
(1) Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Kementerian Riset dan Teknologi.
(2) Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dipimpin oleh Deputi, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Pasal 154
(1) Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian.
Pasal 155
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1), Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi;
c. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan bidang sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Pasal 156
Deputi Bidang Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Asisten Deputi Investasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
b. Asisten Deputi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
c. Asisten Deputi Sarana dan Prasarana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
d. Asisten Deputi Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; dan
Pasal 157
Asisten Deputi Investasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang investasi Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 158
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157, Asisten Deputi Investasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri;
b. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan;
c. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang; dan
d. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat.
Pasal 159
Asisten Deputi Investasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Bidang Industri;
b. Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;
c. Bidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang; dan
d. Bidang Masyarakat.
Pasal 160
Bidang Industri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri.
Pasal 161
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160, Bidang Industri menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri kecil menengah dan koperasi; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri besar.
Pasal 162
Bidang Industri terdiri atas:
a. Subbidang Industri Kecil Menengah dan Koperasi; dan
Pasal 163
(1) Subbidang Industri Kecil Menengah dan Koperasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri kecil menengah dan koperasi.
(2) Subbidang Industri Besar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri besar.
Pasal 164
Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 165
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 164, Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 166
Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi; dan
b. Subbidang Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
Pasal 167
(1) Subbidang Perguruan Tinggi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi.
(2) Subbidang Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 168
Bidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 169
a. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada lembaga penunjang.
Pasal 170
Bidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang terdiri atas:
a. Subbidang Badan Usaha; dan
b. Subbidang Lembaga Penunjang.
Pasal 171
(1) Subbidang Badan Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha.
(2) Subbidang Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada lembaga penunjang.
Pasal 172
Bidang Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat.
Pasal 173
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172, Bidang Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat perkotaan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat pedesaan.
Pasal 174
Bidang Masyarakat terdiri atas:
a. Subbidang Perkotaan; dan
b. Subbidang Pedesaan.
Pasal 175
(1) Subbidang Perkotaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan investasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat perkotaan.
Pasal 176
Asisten Deputi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 177
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 176, Asisten Deputi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri;
b. penyiapan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
c. penyiapan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat.
Pasal 178
Asisten Deputi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Bidang Industri;
b. Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
d. Bidang Masyarakat.
Pasal 179
Bidang Industri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri.
Pasal 180
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 179, Bidang Industri menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri kecil menengah dan koperasi; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri besar.
Pasal 181
Bidang Industri terdiri atas:
a. Subbidang Industri Kecil Menengah dan Koperasi; dan
Pasal 182
(1) Subbidang Industri Kecil Menengah dan Koperasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri kecil menengah dan koperasi.
(2) Subbidang Industri Besar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri besar.
Pasal 183
Bidang Perguruan Tinggi, dan Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 184
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 183, Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi pada lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 185
Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi; dan
b. Subbidang Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
Pasal 186
(1) Subbidang Perguruan Tinggi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi.
(2) Subbidang Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan sumber daya manusia Ilmu pengetahuan dan teknologi pada lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 187
Bidang Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat.
Pasal 188
Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat perkotaan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat pedesaan.
Pasal 189
Bidang Masyarakat terdiri atas:
a. Subbidang Perkotaan; dan
b. Subbidang Pedesaan.
Pasal 190
(1) Subbidang Perkotaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat perkotaan.
(2) Subbidang Pedesaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan sumber daya manusia ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat pedesaan.
Pasal 191
Asisten Deputi Sarana dan Prasarana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 192
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 191, Asisten Deputi Sarana dan Prasarana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri;
b. penyiapan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
c. penyiapan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 193
Asisten Deputi Sarana dan Prasarana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Bidang Industri;
b. Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
Pasal 194
Bidang Industri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri.
Pasal 195
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 194, Bidang Industri menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi industri di bidang industri kecil menengah dan koperasi; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri besar.
Pasal 196
Bidang Industri terdiri atas:
a. Subbidang Industri Kecil Menengah dan Koperasi; dan
b. Subbidang Industri Besar.
Pasal 197
(1) Subbidang Industri Kecil Menengah dan Koperasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri kecil menengah dan koperasi.
(2) Subbidang Industri Besar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri besar.
Pasal 198
Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 199
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 198, Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi pada lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 200
Bidang Perguruan Tinggi dan, Penelitian dan Pengembangan terdiri atas:
b. Subbidang Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
Pasal 201
(1) Subbidang Perguruan Tinggi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi.
(2) Subbidang Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan teknologi pada lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 202
Bidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha dan lembaga penunjang.
Pasal 203
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 202, Bidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi pada lembaga penunjang.
Pasal 204
Bidang Badan Usaha dan Lembaga Penunjang terdiri atas:
a. Subbidang Badan Usaha; dan
b. Subbidang Lembaga Penunjang. W2
Pasal 205
(1) Subbidang Badan Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi pada badan usaha.
(2) Subbidang Lembaga Penunjang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi pada lembaga penunjang.
Pasal 206
Asisten Deputi Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 207
a. penyiapan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri;
b. penyiapan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
c. penyiapan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat.
Pasal 208
Asisten Deputi Data dan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Bidang Industri;
b. Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
c. Bidang Masyarakat.
Pasal 209
Bidang Industri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri.
Pasal 210
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 209, Bidang Industri menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri kecil menengah dan koperasi; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri besar.
Pasal 211
Bidang Industri terdiri atas:
a. Subbidang Industri Kecil Menengah dan Koperasi; dan
b. Subbidang Industri Besar.
Pasal 212
(1) Subbidang Industri Kecil Menengah dan Koperasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri kecil menengah dan koperasi.
(2) Subbidang Industri Besar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri besar.
Pasal 213
Pasal 214
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 213, Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 215
Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi; dan
b. Subbidang Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
Pasal 216
(1) Subbidang Perguruan Tinggi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi.
(2) Subbidang Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 217
Bidang Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat.
Pasal 218
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 217, Bidang Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat perkotaan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat pedesaan.
Pasal 219
Bidang Masyarakat terdiri atas:
a. Subbidang Perkotaan; dan
b. Subbidang Pedesaan.
Pasal 220
(2) Subbidang Pedesaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan data dan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat pedesaan.
Pasal 221
Asisten Deputi Kekayaan Intelektual dan Standardisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis di bidang kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 222
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 221, Asisten Deputi Kekayaan Intelektual dan Standardisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri;
b. penyiapan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan; dan
c. penyiapan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat.
Pasal 223
Asisten Deputi Kekayaan Intelektual dan Standardisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas:
a. Bidang Industri;
b. Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan; dan
c. Bidang Masyarakat.
Pasal 224
Bidang Industri mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri.
Pasal 225
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224, Bidang Industri menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri kecil menengah dan koperasi; dan
Pasal 226
Bidang Industri terdiri atas:
a. Sub Bidang Industri Kecil Menengah dan Koperasi; dan
b. Sub Bidang Industri Besar.
Pasal 227
(1) Subbidang Industri Kecil Menengah dan Koperasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri kecil menengah dan koperasi.
(2) Subbidang Industri Besar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang industri besar.
Pasal 228
Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi, dan lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 229
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 228, Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada lembaga penelitian dan pengembangan.
Pasal 230
Bidang Perguruan Tinggi, dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan terdiri atas:
a. Subbidang Perguruan Tinggi; dan
b. Subbidang Lembaga Penelitian dan Pengembangan.
Pasal 231
(1) Subbidang Perguruan Tinggi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada perguruan tinggi.
Pasal 232
Bidang Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat.
Pasal 233
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 232, Bidang Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat perkotaan; dan
b. penyiapan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat pedesaan.
Pasal 234
Bidang Masyarakat terdiri atas:
a. Subbidang Perkotaan; dan
b. Subbidang Pedesaan.
Pasal 235
(1) Subbidang Perkotaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan kekayaan intelektual dan standardisasi ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat perkotaan.
BAB VI
DEPUTI BIDANG
JARINGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 236
(1) Deputi Bidang Jaringan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Kementerian Riset dan Teknologi.