Kajian Ekonomi Regional
Jakarta
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahuwata»ala yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Jakarta yang secara rutin triwulanan dilakukan dapat diselesaikan. Buku Kajian Ekonomi Regional berisi potret perkembangan ekonomi dan perbankan di Jakarta yang di era otonomi daerah keberadaannya dirasakan semakin penting. Tujuan dari penyusunan buku laporan triwulanan ini adalah untuk memberikan informasi kepada»stakeholder tentang perkembangan ekonomi dan perbankan di Jakarta, dengan harapan informasi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi bagi pembuat kebijakan, akademisi, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan dan memiliki perhatian terhadap perkembangan ekonomi di Jakarta.
Cakupan kajian di dalam buku KER cukup luas, yaitu meliputi kajian perkembangan ekonomi regional, inflasi, perbankan, keuangan daerah,Ω perkembangan kesejahteraan dan outlook perekonomian satu triwulan ke depan. Berdasarkan asesmen pada triwulan IV-2008, pertumbuhan ekonomi Jakarta masih stabil, tekanan inflasi melemah, sementara fungsi intermediasi perbankan relatif stabil. Sementara itu, kesejahteraan masyarakat mengalami perbaikan namun kualitasnya masih perlu ditingkatkan.
Kami menyadari bahwa publikasi ini masih belum sempurna. Masih banyak hal yang harus dilakukan untuk menyempurnakan dan meningkatkan kualitas kajian buku ini. Untuk itu masukan dan terutama supplai data terkini, serta kritik dan saran yang membangun sangat kamiΩ harapkan.Ω Selanjutnya, pada kesempatan ini kami juga mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini.
Jakarta, 28 Januari 2009
BIRO KEBIJAKAN MONETER
Daftar Isi
halaman v
halaman 1 halaman 1 halaman 10
halaman 22
halaman 28
halaman 31
halaman 41 halaman 41 halaman 46
halaman 48
halaman 51 halaman 52 halaman 57 halaman 59 halaman 60 halaman 60 halaman 63
halaman 65 halaman 65 halaman 66 halaman 69 RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL Sisi Permintaan Sisi Penawaran
BOX I. POTENSI KERENTANAN EKONOMI DKI JAKARTA MENGHADAPI KRISIS KEUANGAN GLOBAL
BOX II. DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP SEKTOR RIIL
BOX III. PENGARUH PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS PADA PEREKONOMIAN DAERAH
BAB II. PERKEMBANGAN INFLASI JAKARTA Inflasi Berdasarkan Kelompok Inflasi Berdasarkan Inflasi Inti dan Non Inti
BOX IV. PROYEKSI INFLASI JAKARTA 2009
BAB III. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN PASAR KEUANGAN Intermediasi Perbankan Risiko Kredit Perbankan Risiko Likuiditas Perbankan Risiko Pasar Kredit UMKM (Lokasi Proyek) Pasar Keuangan
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Biro Kebijakan Moneter
Biro Kebijakan Moneter Biro Kebijakan Moneter Biro Kebijakan Moneter Biro Kebijakan Moneter
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Gedung Sjafruddin Prawiranegara Lt. 18 Kompleks Bank Indonesia
Jl MH Thamrin No. 2 Jakarta Ph. 021-381-8868, 381-8199 Fax. 021-386-4929, 345-2489 Email : BKM TEM@bi.go.id
Web site : www.bi.go.id
halaman 71 halaman 71 halaman 73 halaman 74 halaman 75 halaman 75
halaman 77 halaman 77 halaman 80
halaman 83 halaman 83 halaman 94
halaman 97 BAB V. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Ketenagakerjaan Upah Kemiskinan Indeks Kesengsaraan Indeks Pembangunan Manusia
BAB VI. KEUANGAN DAERAH Perkembangan Keuangan Daerah 2008 APBD 2009
BAB VII. OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI Pertumbuhan Ekonomi Inflasi
Ringkasan Eksekutif
Perkembangan Makro Regional
Pada triwulan IV 2008 perekonomian DKI Jakarta relatif tumbuh masih tinggi 6,1% Pada triwulan IV 2008 perekonomian DKI Jakarta relatif tumbuh masih tinggi 6,1% Pada triwulan IV 2008 perekonomian DKI Jakarta relatif tumbuh masih tinggi 6,1% Pada triwulan IV 2008 perekonomian DKI Jakarta relatif tumbuh masih tinggi 6,1% Pada triwulan IV 2008 perekonomian DKI Jakarta relatif tumbuh masih tinggi 6,1%. Sumber peningkatan pertumbuhan ini terutama pertumbuhan konsumsi dan investasi. Sementara itu, kegiatan ekspor sedikit melambat, dan disisi lain impor tumbuh masih tinggi. Di sisi penawaran, sektor industri, keuangan, perdagangan, dan pengangkutan dan komunikasi menjadi penyumbang pertumbuhan Jakarta.
Di sisi permintaan, konsumsi dan investasi masih menjadi penyumbang Di sisi permintaan, konsumsi dan investasi masih menjadi penyumbang Di sisi permintaan, konsumsi dan investasi masih menjadi penyumbang Di sisi permintaan, konsumsi dan investasi masih menjadi penyumbang Di sisi permintaan, konsumsi dan investasi masih menjadi penyumbang pertumbuhan Jakarta.
pertumbuhan Jakarta. pertumbuhan Jakarta. pertumbuhan Jakarta.
pertumbuhan Jakarta. Konsumsi tumbuh 6,7%, relatif naik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Faktor yang mempengaruhi konsumsi masih tumbuh tinggi antara lain adalah daya beli masyarakat yang masih cukup mendukung; peningkatan belanja konsumsi pemerintah; keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian yang baik; dan dukungan pembiayaan yang masih tinggi, walaupun melambat. Sementara itu, investasi tumbuh 9,1%, naik tipis dibandingkan triwulan III 2008 (8,9%). Faktor yang mempengaruhi investasi masih meningkat antara lain dipicu konsumsi domestik yang masih tinggi dan belanja modal pemerintah yang meningkat di akhir tahun.
Walaupun secara keseluruhan perekonomian tumbuh masih cukup tinggi, namun Walaupun secara keseluruhan perekonomian tumbuh masih cukup tinggi, namun Walaupun secara keseluruhan perekonomian tumbuh masih cukup tinggi, namun Walaupun secara keseluruhan perekonomian tumbuh masih cukup tinggi, namun Walaupun secara keseluruhan perekonomian tumbuh masih cukup tinggi, namun sebagian besar sektor ekonomi tumbuh sedikit melambat
sebagian besar sektor ekonomi tumbuh sedikit melambat sebagian besar sektor ekonomi tumbuh sedikit melambat sebagian besar sektor ekonomi tumbuh sedikit melambat
sebagian besar sektor ekonomi tumbuh sedikit melambat. Sektor ekonomi yang pertumbuhannya melampaui triwulan sebelumnya antara lain adalah sektor bangunan (8,2%) dan listrik (6,3%). Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan di sektor bangunan antara lain adalah penyerapan belanja modal fiskal di Jakarta yang tinggi pada akhir tahun dan masih tingginya permintaan produk properti, khususnya properti residensial. Sektor unggulan yang lain, seperti sektor industri, perdagangan, keuangan dan komunikasi secara perlahan namun pasti mulai terimbas oleh dampak krisis keuangan global yang semakin parah dan sudah mulai
mengenai perekonomian nasional. Secara keseluruhan permintaan internasional dan permintaan nasional yang melemah mulai berdampak pada sektor-sektor unggulan di Jakarta.
Perkembangan Inflasi Regional
Tekanan terhadap harga-harga di DKI Jakarta pada triwulan IV-2008 menurun Tekanan terhadap harga-harga di DKI Jakarta pada triwulan IV-2008 menurunTekanan terhadap harga-harga di DKI Jakarta pada triwulan IV-2008 menurun Tekanan terhadap harga-harga di DKI Jakarta pada triwulan IV-2008 menurun Tekanan terhadap harga-harga di DKI Jakarta pada triwulan IV-2008 menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
dibandingkan dengan triwulan sebelumnyadibandingkan dengan triwulan sebelumnya dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Inflasi pada triwulan laporan (q-t-q) sebesar 0,87%, turun tajam dibandingkan triwulan sebelumnya (2,54%). Secara tahunan inflasi di Jakarta mencapai 11,11% (y-o-y), sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 11,31%. Sumber inflasi di triwulan laporan adalah pada kelompok makanan jadi, perumahan dan sandang. Sementara itu, faktor yang mempengaruhi inflasi adalah tekanan kenaikan konsumsi makanan jadi dan pakaian bersamaan dengan perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru, dan kenaikan harga bahan bakar rumah tangga. Di sisi lain dampak lanjutan penurunan harga BBM pada bulan Desember 2008 belum ditransmisikan pada penurunan komoditas ataupun jasa yang lain.
Perkembangan Perbankan dan Pasar Keuangan
Perkembangan kegiatan usaha perbankan dan lembaga keuangan non bank di Perkembangan kegiatan usaha perbankan dan lembaga keuangan non bank diPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan lembaga keuangan non bank di Perkembangan kegiatan usaha perbankan dan lembaga keuangan non bank di Perkembangan kegiatan usaha perbankan dan lembaga keuangan non bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan November 2008 menunjukkan perkembangan Jakarta sampai dengan akhir bulan November 2008 menunjukkan perkembanganJakarta sampai dengan akhir bulan November 2008 menunjukkan perkembangan Jakarta sampai dengan akhir bulan November 2008 menunjukkan perkembangan Jakarta sampai dengan akhir bulan November 2008 menunjukkan perkembangan yang relatif normal.
yang relatif normal.yang relatif normal. yang relatif normal.
usaha lembaga keuangan non bank, khususnya pembiayaan konsumen juga masih menunjukkan pertumbuhan, walaupun melambat. Sedangkan kegiatan di pasar modal terimbas oleh krisis keuangan global masih mengalami koreksi ke bawah.
Perkembangan Sistem Pembayaran
Perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai di wilayah DKI Jakarta pada Perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai di wilayah DKI Jakarta pada Perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai di wilayah DKI Jakarta pada Perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai di wilayah DKI Jakarta pada Perkembangan kegiatan sistem pembayaran non tunai di wilayah DKI Jakarta pada triwulan laporan relatif menurun, sedangkan untuk transaksi tunai terjadi triwulan laporan relatif menurun, sedangkan untuk transaksi tunai terjadi triwulan laporan relatif menurun, sedangkan untuk transaksi tunai terjadi triwulan laporan relatif menurun, sedangkan untuk transaksi tunai terjadi triwulan laporan relatif menurun, sedangkan untuk transaksi tunai terjadi peningkatan outflow
peningkatan outflow peningkatan outflow peningkatan outflow
peningkatan outflow. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, transaksi pembayaran non tunai dengan menggunakan sarana BI Real Time Gross Settlement (RTGS) dan kliring sedikit menurun. Rata-rata harian nilai transaksi RTGS Rp 65,49 triliun dengan volume 20.854 transaksi dan kliring Rp 3,51 triliun dengan jumlah warkat kliring 213.995 warkat. Faktor yang mempengaruhi diperkirakan adalah aktifitas perekonomian yang sedikit melambat karena jumlah hari libur yang cukup banyak di triwulan laporan. Untuk kebutuhan uang tunai turun, sebagaimana tercermin pada penurunan arus net outflow menjadi rata-rata Rp 36,17 miliar per hari. Sementara itu, pada triwulan laporan, temuan uang palsu relatif rendah. Rasio temuan uang palsu terhadap uang kartal yang beredar 0,0000015%.
Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat
Perkembangan Keuangan Daerah
Seperti diperkirakan semula, angka realisasi sementara APBD DKI Jakarta tahun Seperti diperkirakan semula, angka realisasi sementara APBD DKI Jakarta tahunSeperti diperkirakan semula, angka realisasi sementara APBD DKI Jakarta tahun Seperti diperkirakan semula, angka realisasi sementara APBD DKI Jakarta tahun Seperti diperkirakan semula, angka realisasi sementara APBD DKI Jakarta tahun 2008 relatif rendah
2008 relatif rendah2008 relatif rendah 2008 relatif rendah
2008 relatif rendah. Realisasi pendapatan mencapai Rp 16,19 triliun atau 85,05% dari yang dianggarkan Rp 19,03 triliun. Realisasi belanja Rp 16,34 triliun atau 82,70% dari total belanja. Rendahnya realisasi penerimaan antara lain bersumber dari rendahnya realisasi dana perimbangan dan lain-lain pendapatan. Sementara itu, realisasi pengeluaran yang rendah antara lain disebabkan oleh berlarutnya pengesahan APBD dan juga penyesuaian APBD-P yang harus mengakomodir keluarnya Surat Edaran Sekretaris daerah April 2008 yang merespon terhadap terjadinya pemotongan anggaran pos-pos tertentu oleh DPRD. Faktor penyebab yang lain diperkirakan lebih terkait dengan permasalahan teknis pengeluaran anggaran dan permasalahan teknis pelaksanaan proyek di lapangan.
Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
Krisis keuangan global diperkirakan mulai berimbas terhadap perekonomian DKI Krisis keuangan global diperkirakan mulai berimbas terhadap perekonomian DKIKrisis keuangan global diperkirakan mulai berimbas terhadap perekonomian DKI Krisis keuangan global diperkirakan mulai berimbas terhadap perekonomian DKI Krisis keuangan global diperkirakan mulai berimbas terhadap perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I-2009.
Jakarta pada triwulan I-2009. Jakarta pada triwulan I-2009. Jakarta pada triwulan I-2009.
Jakarta pada triwulan I-2009. Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I-2009
diproyeksikan tumbuh pada kisaran angka 5,5% ± 0,5% (y-o-y), melambat
dibandingkan dengan periode sebelumnya. Perlambatan tersebut bersumber dari melambatnya pertumbuhan konsumsi, investasi dan kegiatan ekspor. Konsumsi menurun dipengaruhi oleh daya beli yang melemah dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian dengan tren yang turun, serta dukungan pembiayaan bank yang melambat seiring meningkatnya risiko. Investasi melambat sejalan dengan permintaan internasional dan domestik yang melemah. Kegiatan ekspor dan impor tumbuh melambat dipengaruhi oleh permintaan dunia dan domestik yang melemah. Secara sektoral beberapa sektor unggulan diperkirakan tumbuh melambat, mengikuti pelemahan pertumbuhan konsumsi, investasi, dan ekspor.
Pada triwulan I-2009, laju inflasi regional Jakarta (q-t-q) diperkirakan kembali Pada triwulan I-2009, laju inflasi regional Jakarta (q-t-q) diperkirakan kembaliPada triwulan I-2009, laju inflasi regional Jakarta (q-t-q) diperkirakan kembali Pada triwulan I-2009, laju inflasi regional Jakarta (q-t-q) diperkirakan kembali Pada triwulan I-2009, laju inflasi regional Jakarta (q-t-q) diperkirakan kembali akan turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
akan turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnyaakan turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya akan turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
1. Penurunan harga BBM internasional dan penurunan harga beberapa komoditas di pasar internasional, seperti BBM, kedelai, gandum dan CPO.
2. Penurunan harga premium, solar, dan tarif angkutan serta penurunan harga komoditas lainnya.
3. Ketersediaan stok barang kebutuhan pokok masih mencukupi.
4. Konsumsi masyarakat yang relatif normal, sehingga tekanan dari sisi permintaan berkurang.
Walaupun laju inflasi diperkirakan melambat, namun demikian beberapa hal tetap Walaupun laju inflasi diperkirakan melambat, namun demikian beberapa hal tetap Walaupun laju inflasi diperkirakan melambat, namun demikian beberapa hal tetap Walaupun laju inflasi diperkirakan melambat, namun demikian beberapa hal tetap Walaupun laju inflasi diperkirakan melambat, namun demikian beberapa hal tetap harus diwaspadai.
harus diwaspadai. harus diwaspadai. harus diwaspadai.
harus diwaspadai. Hal tersebut antara lain adalah :Ω :Ω :Ω :Ω :Ω
1. Ketersediaan pasokan dan stok beras serta pasokan sayuran. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengkhawatirkan ketersediaan stok beras pada triwulan I-2009 antara lain karena perkiraan terlambatnya musim panen dari Jawa Barat mengingat sebanyak 60% beras di Pasar Induk Beras Cipinang berasal dari Jawa Barat.
2. Kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras mulai 1 Januari 2009. HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik 9,1 persen menjadi Rp 2.400 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 2.240 per kg. HPP gabah kering giling di penggilingan naik 7,2 persen menjadi Rp 3.000 per kg dari sebelumnya Rp 2.400 per kg. HPP beras naik 7 persen dari Rp 4.300 per kg menjadi Rp 4.600 per kg.
3. Pelemahan nilai tukar rupiah.
A. SISI PERMINTAAN
Perekonomian Jakarta pada triwulan IV-2008 tumbuh 6,1%, atau sama dengan Perekonomian Jakarta pada triwulan IV-2008 tumbuh 6,1%, atau sama denganPerekonomian Jakarta pada triwulan IV-2008 tumbuh 6,1%, atau sama dengan Perekonomian Jakarta pada triwulan IV-2008 tumbuh 6,1%, atau sama dengan Perekonomian Jakarta pada triwulan IV-2008 tumbuh 6,1%, atau sama dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (Tabel I.1)
pertumbuhan triwulan sebelumnya (Tabel I.1)pertumbuhan triwulan sebelumnya (Tabel I.1) pertumbuhan triwulan sebelumnya (Tabel I.1)
pertumbuhan triwulan sebelumnya (Tabel I.1). Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh sisi konsumsi dan investasi yang masih kuat. Demikian pula, kegiatan ekspor impor masih tumbuh relatif normal, walaupun impor tumbuh lebih tinggi sejalan dengan permintaan domestik yang masih cukup kuat.
Kondisi
Makro Ekonomi Regional
BAB 1
1. Konsumsi
Pada triwulan IV-2008, konsumsi tumbuh 6,7%, naik dibandingkan dengan Pada triwulan IV-2008, konsumsi tumbuh 6,7%, naik dibandingkan dengan Pada triwulan IV-2008, konsumsi tumbuh 6,7%, naik dibandingkan dengan Pada triwulan IV-2008, konsumsi tumbuh 6,7%, naik dibandingkan dengan Pada triwulan IV-2008, konsumsi tumbuh 6,7%, naik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (6,4%).
triwulan sebelumnya (6,4%). triwulan sebelumnya (6,4%). triwulan sebelumnya (6,4%).
triwulan sebelumnya (6,4%). Faktor yang mempengaruhi konsumsi masih meningkat antara lain adalah naiknya daya beli masyarakat dan masih cukup kuatnya dukungan pembiayaan lembaga keuangan non bank seperti pegadaian dan lembaga pembiayaan, disertai keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian yang masih positif. Dari sisi pemerintah, belanja konsumsi pemerintah (daerah dan pusat) juga meningkat sehingga turut berkontribusi pada peningkatan konsumsi pada triwulan laporan.
Peningkatan konsumsi tersebut diperkirakan berasal dari peningkatan konsumsi Peningkatan konsumsi tersebut diperkirakan berasal dari peningkatan konsumsi Peningkatan konsumsi tersebut diperkirakan berasal dari peningkatan konsumsi Peningkatan konsumsi tersebut diperkirakan berasal dari peningkatan konsumsi Peningkatan konsumsi tersebut diperkirakan berasal dari peningkatan konsumsi makanan dan belanja yang sifatnya
makanan dan belanja yang sifatnya makanan dan belanja yang sifatnya makanan dan belanja yang sifatnya
makanan dan belanja yang sifatnya leisureleisureleisureleisureleisure, serta konsumsi pemerintah., serta konsumsi pemerintah., serta konsumsi pemerintah., serta konsumsi pemerintah., serta konsumsi pemerintah. Liburan panjang, baik lebaran, natal maupun tahun baru mendorong peningkatan konsumsi masyarakat terhadap produk-produk jasa yang sifatnya entertain dan leisure. Sementara itu, belanja barang yang sifatnya tahan lama justru turun, sebagaimana tercermin pada penurunan pembelian mobil dan barang elektronik, sedangkan
* angka sementara Sumber : BPS, diolah
Tabel I.1
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Jakarta (%, y-o-y)
Konsumsi 7,8 6,1 6,4 6,7 3,7 6,7 3,9
Investasi 8,3 8,6 8,9 9,1 3,1 8,7 3,0
Net Ekspor -24,3 -33,8 -31,1 -34,1 -0,7 -30,7 -0,7
P D R B 6,3 6,1 6,1 6,1 6,1 6,2 6,2
D K I Q1-2008 Q2-2008 Q3-2008* Q4-2008* Kontribusi
Q4-2008
Grafik I.1 Grafik I.1 Grafik I.1 Grafik I.1 Grafik I.1 Perkembangan UMP Riil
Grafik I.2 Grafik I.2Grafik I.2 Grafik I.2 Grafik I.2 Upah Buruh Informal
Kontribusi Pertumbuhan 2008 2008*
%, y-o-y
Sumber : Apindo, diolah 0
4 8 12 16 20
2007 2008
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12
g.Upah Riil Jakarta g.Konsumsi Jkt (lhs) g.Upah Buruh Bangunan g.Upah Potong Rambut g.Upah Pembantu Rumah Tangga
Sumber : BPS, diolah
%, y-o-y %, y-o-y
0 2 4 6 8 10 12
2006 2007 2008
-12 -10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8
Grafik I.3 Grafik I.3 Grafik I.3 Grafik I.3 Grafik I.3
Pendaftaran Mobil di Jakarta Pendaftaran Motor di JakartaGrafik I.4Grafik I.4Grafik I.4Grafik I.4Grafik I.4 Sumber : Dispenda Jakarta, diolah
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
%, y-o-y %, y-o-y
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2006 2007 2008
-60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 g.PDRB Konsumsi Jkt
g.Sedan, Jeep, Minibus, B.Wagon, Delvan [baru] (rhs)
Sumber : Dispenda Jakarta, diolah 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 %, y-o-y %, y-o-y
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-40 -20 0 20 40 60 80 g.PDRB Konsumsi Jkt
g.Motor [baru] (rhs)
Grafik I.5 Grafik I.5 Grafik I.5 Grafik I.5 Grafik I.5
Pertumbuhan Penjualan Elektronik
Grafik I.6 Grafik I.6Grafik I.6 Grafik I.6Grafik I.6 Survei Penjualan Eceran - BI
%, y-o-y %, y-o-y
Sumber : EMC, diolah
4 5 6 7 8 9 10 11
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-30
-20 -10 0 10 20 30 40 50
g.PDRB Konsumsi Jkt g.Penjualan Elektronik (rhs)
%, y-o-y %, y-o-y
0 2 4 6 8 10 12
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-80
-60 -40 -20 0 20 40 60 80
g.PDRB Konsumsi Jkt g.indeks spe (rhs)
pembelian kendaraan roda dua meningkat karena harga terjangkau, pasar masih tinggi dan dukungan pembiayaan non bank masih kuat. Pada triwulan laporan tersebut, daya beli masyarakat juga masih relatif baik, bahkan pada golongan
Tabel I.2 Strata penghasilan
Penghasilan Jakarta (Rp Ribu) (%) Strata
A1 > 3.000 13
A2 2.000 - 3.000 16
B 1.500 - 2.000 20
C1 1.000 - 1.500 25
C2 700 - 1.000 18
D 500 - 700 4
E < 500 3
menengah bawah membaik sebagaimana tercermin pada kenaikan upah riil pekerja dan dukungan pembiayaan non bank juga meningkat. Naiknya upah pekerja tercermin dari perkembangan upah riil provinsi, upah riil buruh informal (Grafik I.1-2) dan adanya bonus akhir tahun dari perusahaan. Di sisi lain, kredit pegadaian juga meningkat 20%.
Masih kuatnya konsumsi didukung oleh optimis konsumen terhadap kondisi Masih kuatnya konsumsi didukung oleh optimis konsumen terhadap kondisi Masih kuatnya konsumsi didukung oleh optimis konsumen terhadap kondisi Masih kuatnya konsumsi didukung oleh optimis konsumen terhadap kondisi Masih kuatnya konsumsi didukung oleh optimis konsumen terhadap kondisi perekonomian, walaupun di bulan Desember turun.
perekonomian, walaupun di bulan Desember turun. perekonomian, walaupun di bulan Desember turun. perekonomian, walaupun di bulan Desember turun.
perekonomian, walaupun di bulan Desember turun. Konsumen meyakini bahwa kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi kondisi 6 bulan yang akan datang masih akan membaik. Bahkan masyarakat berekspektasi bahwa kondisi ekonomi 6 bulan yang akan datang akan lebih baik dari kondisi saat ini, terutama ekspektasi terhadap penghasilan mereka.
Meningkatnya konsumsi tidak sepenuhnya dibiayai oleh kredit konsumsi. Meningkatnya konsumsi tidak sepenuhnya dibiayai oleh kredit konsumsi. Meningkatnya konsumsi tidak sepenuhnya dibiayai oleh kredit konsumsi. Meningkatnya konsumsi tidak sepenuhnya dibiayai oleh kredit konsumsi. Meningkatnya konsumsi tidak sepenuhnya dibiayai oleh kredit konsumsi. Seiring tingginya suku bunga dan makin selektifnya bank dalam penyaluran kredit maka
Grafik I.7 Grafik I.7Grafik I.7 Grafik I.7Grafik I.7
Indeks Konsumsi Komoditi Non Makanan
Grafik I.8 Grafik I.8Grafik I.8 Grafik I.8Grafik I.8
Indeks Keyakinan Konsumen (SK-BI)
Grafik I.9 Grafik I.9 Grafik I.9 Grafik I.9 Grafik I.9
Indeks Kondisi Saat Ini (SK-BI) 117,26 72,82 59,87 82,74 132,6 128,74 56,0 141,9 141,6 65,2 144,1 83,4 Q3-2008 Q4*-2008
Sumber : BPS, diolah Rekreasi Kesehatan Transportasi Pendidikan Perumahan Pakaian
0 20 40 60 80 100 120 140 160
%, y-o-y Indeks
0 2 4 6 8 10 12
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 1250
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
g.PDRB Konsumsi Jkt Indeks Keyakinan Konsumen (rhs)
%, y-o-y Indeks
0 2 4 6 8 10 12
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 1240 45 50 55 60 65 70 75 80 g.PDRB Konsumsi Jkt
penyaluran kredit konsumsi di Jakarta tumbuh terbatas. Kredit konsumsi hanya meningkat 25,5%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (29,8%). Sementara itu, pertumbuhan pembiayaan lembaga keuangan nonbank masih meningkat, khususnya untuk pegadaian.
Grafik I.10 Grafik I.10 Grafik I.10 Grafik I.10 Grafik I.10
Indeks Ekspektasi Konsumen (SK-BI)
Grafik I.11 Grafik I.11Grafik I.11 Grafik I.11 Grafik I.11
Rincian Indeks Ekspektasi Konsumen (SK-BI)
%, y-o-y Indeks
0 2 4 6 8 10 12
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 1250
60 70 80 90 100 110 120 130
g.PDRB Konsumsi Jkt Indeks Ekspektasi Konsumen (rhs)
2006 2007 2008
Indeks 0 20 40 60 80 100 120 140 160
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 Ekspektasi penghasilan 6 bulan yad
Ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yad Kondisi ekonomi 6 bulan yad
Grafik I.12 Grafik I.12 Grafik I.12 Grafik I.12 Grafik I.12
Kredit Konsumsi Berdasarkan Lokasi Proyek
Grafik I.13 Grafik I.13Grafik I.13 Grafik I.13 Grafik I.13
Pembiayaan Lembaga Keuangan Non Bank
%, y-o-y %, y-o-y
3 4 5 6 7 8 9 10 11
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 120
5 10 15 20 25 30 35
g.PDRB Konsumsi Jkt g.kredit konsumsi Jkt (rhs)
%, y-o-y %, y-o-y
0 2 4 6 8 10 12
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-20
0 20 40 60 80 100 120 g.PDRB Konsumsi Jkt (lhs)
g.Total Pembiayaan g.Leasing g.Pembiayaan Konsumen
2. Investasi
Grafik I.14 Grafik I.14 Grafik I.14 Grafik I.14 Grafik I.14
Realisasi Belanja Modal APBD Grafik I.15Grafik I.15 Grafik I.15 Grafik I.15 Grafik I.15 Konsumsi Semen Jakarta
ditujukan bagi pembangunan infrastruktur, seperti perbaikan sarana dan prasarana kota yang rusak, pemeliharaan jalan siklus lima tahunan, pembangunan jalan tembus, jalan baru, dan peningkatan kapasitas jalan. Sementara itu realisasi belanja modal pemerintah pusat yang dibelanjakan di Jakarta diperkirakan cukup besar.
*data sementara 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 %
2005 2006 2007 2008*
Grafik I.16 Grafik I.16 Grafik I.16 Grafik I.16 Grafik I.16 Impor Barang Modal
Grafik I.17 Grafik I.17 Grafik I.17 Grafik I.17 Grafik I.17
Impor Barang Modal Utama Tertimbang
%, y-o-y %, y-o-y
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-60
-40 -20 0 20 40 60 80
g.PDRB Investasi Jkt g.Kons Semen Jkt(rhs)
Investasi swasta, walaupun masih tumbuh pada level yang relatif tinggi, namun Investasi swasta, walaupun masih tumbuh pada level yang relatif tinggi, namun Investasi swasta, walaupun masih tumbuh pada level yang relatif tinggi, namun Investasi swasta, walaupun masih tumbuh pada level yang relatif tinggi, namun Investasi swasta, walaupun masih tumbuh pada level yang relatif tinggi, namun sedikit melambat.
sedikit melambat. sedikit melambat. sedikit melambat.
sedikit melambat. Di sisi investasi bangunan, indikasi bahwa investasi bangunan sedikit tumbuh melambat antara lain tercermin pada perlambatan pertumbuhan konsumsi semen sesuai dengan hasil Survei Penjualan Eceran yang terlihat menurun. Sementara itu, di sisi investasi non bangunan, sejalan dengan dampak krisis yang sudah mulai kuat dirasakan, telah mendorong sebagian dunia usaha untuk menahan ekspansi, bahkan sebagian mengurangi penggunaan kapasitas. Terbatasnya pertumbuhan investasi swasta tercermin pula dari impor barang modal seperti mesin, peralatan industri dan suku cadang yang arahnya melambat.
%, y-o-y %, y-o-y
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 121 2 4 6 8 10 12 -90
-40 10 60 110 160
g.PDRB Investasi Jkt g.Volum Tertimbang Impor Brg Modal (rhs)
Machinery & transport eqp Particels industries Road Vehicles Power generating General industrial mach.&eqp %, y-o-y -100 -50 0 50 100 150 200 250 300
2006 2007 2008
Dari sisi pembiayaan, relatif masih tingginya peningkatan investasi juga didukung Dari sisi pembiayaan, relatif masih tingginya peningkatan investasi juga didukung Dari sisi pembiayaan, relatif masih tingginya peningkatan investasi juga didukung Dari sisi pembiayaan, relatif masih tingginya peningkatan investasi juga didukung Dari sisi pembiayaan, relatif masih tingginya peningkatan investasi juga didukung oleh pembiayaan kredit investasi perbankan.
oleh pembiayaan kredit investasi perbankan. oleh pembiayaan kredit investasi perbankan. oleh pembiayaan kredit investasi perbankan.
oleh pembiayaan kredit investasi perbankan. Pembiayaan investasi yang berasal dari dana perbankan yang berlokasi di Jakarta meningkat 57,96% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (52,9%). Sementara itu, di sisi
Grafik I.18 Grafik I.18Grafik I.18 Grafik I.18 Grafik I.18 Survei Penjualan Eceran
Grafik I.19 Grafik I.19 Grafik I.19 Grafik I.19 Grafik I.19 Unit Perkantoran Tersedia
%, y-o-y %, y-o-y
4 5 6 7 8 9 10
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 -100
-50 0 50 100 150 200
g.PDRB Investasi Jkt (lhs) g.Bahan konstruksi Grafik I.20 Grafik I.20 Grafik I.20 Grafik I.20 Grafik I.20 Ekspektasi Kegiatan Usaha
Rp miliar 0 4.000 8.000 12.000 16.000 20.000 2007 2008
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 Obligasi Saham Pasar Modal
Grafik I. 21 Grafik I. 21Grafik I. 21 Grafik I. 21 Grafik I. 21
Kredit Investasi Berdasarkan Lokasi Proyek
Grafik I.22 Grafik I.22Grafik I.22 Grafik I.22 Grafik I.22 IPO Saham dan Obligasi
%, y-o-y %, y-o-y
2 3 4 5 6 7 8 9 10
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-20
-10 0 10 20 30 40 50 60 70 80
g.PDRB Investasi Jkt g.kredit investasi Jkt (rhs)
Rp miliar 0 4.000 8.000 12.000 16.000 20.000 2007 2008
pembiayaan yang berasal dari pasar modal sampai dengan akhir bulan Desember 2008 belum tercatat Initial Public Offering (IPO) saham maupun obligasi baru.
3. Kegiatan Ekspor-Impor
Kegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan IV-2008 masih menunjukkan net Kegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan IV-2008 masih menunjukkan net Kegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan IV-2008 masih menunjukkan net Kegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan IV-2008 masih menunjukkan net Kegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan IV-2008 masih menunjukkan net ekspor yang negatif, yaitu dari -31,1% menjadi -34,1%.
ekspor yang negatif, yaitu dari -31,1% menjadi -34,1%. ekspor yang negatif, yaitu dari -31,1% menjadi -34,1%. ekspor yang negatif, yaitu dari -31,1% menjadi -34,1%.
ekspor yang negatif, yaitu dari -31,1% menjadi -34,1%. Di satu sisi impor sejalan dengan permintaan domestik yang masih relatif tumbuh meningkat, sedangkan ekspor tumbuh lebih rendah.
Impor Jakarta tumbuh 14,5%, naik dibandingkan dengan triwulan III 2008 (7,7%). Impor Jakarta tumbuh 14,5%, naik dibandingkan dengan triwulan III 2008 (7,7%). Impor Jakarta tumbuh 14,5%, naik dibandingkan dengan triwulan III 2008 (7,7%). Impor Jakarta tumbuh 14,5%, naik dibandingkan dengan triwulan III 2008 (7,7%). Impor Jakarta tumbuh 14,5%, naik dibandingkan dengan triwulan III 2008 (7,7%). Faktor utama yang mempengaruhi masih tingginya pertumbuhan impor antara lain adalah konsumsi dan investasi yang masih tumbuh tinggi. Di samping itu, ketergantungan terhadap bahan baku dan barang modal untuk kegiatan proses produksi yang menghasilkan barang konsumsi juga relatif tinggi. Bahkan kebutuhan bahan baku impor bagi industri-industri yang berlokasi di luar Jakarta sebagaian di impor melalui pelabuhan Jakarta. Di sisi perdagangan antar propinsi, Jakarta seperti kota besar lainnya merupakan pasar yang besar dan potensial serta menjadi hub perdagangan yang cukup besar dari provinsi/daerah lain.
Impor dari luar negeri, baik di sisi nilai maupun volumenya masih didominasi oleh Impor dari luar negeri, baik di sisi nilai maupun volumenya masih didominasi oleh Impor dari luar negeri, baik di sisi nilai maupun volumenya masih didominasi oleh Impor dari luar negeri, baik di sisi nilai maupun volumenya masih didominasi oleh Impor dari luar negeri, baik di sisi nilai maupun volumenya masih didominasi oleh impor bahan baku.
impor bahan baku. impor bahan baku. impor bahan baku.
impor bahan baku. Faktor yang mempengaruhi tingginya impor bahan baku terutama adalah tingginya ketergantungan penggunaan bahan baku impor di dalam proses produksi oleh sebagian besar industri berada di Jakarta. Akibatnya, kenaikan permintaan domestik memberikan dampak pada peningkatan impor bahan baku dan barang modal. Dalam beberapa bulan terakhir, peningkatan impor
Grafik I. 23 Grafik I. 23 Grafik I. 23 Grafik I. 23 Grafik I. 23 Nilai Impor Jakarta
Grafik I.24 Grafik I.24 Grafik I.24 Grafik I.24 Grafik I.24
Perkembangan Volume Impor
Juta USD %, y-o-y
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
2005 2006 2007
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11-40
-20 0 20 40 60 80 Total Impor Jakarta
g. Total impor Jkt (rhs)
%, y-o-y
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
2006 2007 2008
-80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140
barang modal di Jakarta lebih disebabkan oleh peningkatan permintaan dari sektor transportasi dan komunikasi.
Ekspor beberapa komoditas hasil manufaktur masih menunjukkan peningkatan. Ekspor beberapa komoditas hasil manufaktur masih menunjukkan peningkatan.Ekspor beberapa komoditas hasil manufaktur masih menunjukkan peningkatan. Ekspor beberapa komoditas hasil manufaktur masih menunjukkan peningkatan. Ekspor beberapa komoditas hasil manufaktur masih menunjukkan peningkatan. Meskipun krisis keuangan global mulai merambah ekonomi Indonesia, permintaan barang manufaktur dari Jakarta relatif belum terlalu dalam mengalami tekanan. Salah satu penyebabnya adalah order barang yang diekspor pada umumnya telah dilakukan kontrak di awal tahun untuk pengiriman barang dalam jangka waktu setahun. Nilai ekspor produk manufaktur Jakarta mencapai 90% dari total nilai ekspor Jakarta. Komoditi tersebut antara lain adalah produk barang kimia, mesin dan perlengkapan transportasi, pakaian, alas kaki dan barang-barang manufaktur lainnya. Dari sisi pasar, ekspor tersebut tersebar di negara Amerika, Asia dan Eropa. Asia menjadi pasar yang terbesar, dengan porsi 60%, selanjutnya diikuti pasar Eropa (14% - 20%).
Grafik I.27 Grafik I.27 Grafik I.27 Grafik I.27 Grafik I.27
Komposisi Ekspor Jakarta Berdasarkan Komoditi
Grafik I.28 Grafik I.28 Grafik I.28 Grafik I.28 Grafik I.28
Pertumbuhan Nilai Ekspor Komponen Utama Jakarta
Grafik I. 25 Grafik I. 25Grafik I. 25 Grafik I. 25 Grafik I. 25 Perkembangan Nilai Ekspor
Grafik I.26 Grafik I.26 Grafik I.26 Grafik I.26 Grafik I.26
Perkembangan Volume Ekspor
Jutaan USD %, y-o-y
0 200 400 600 800 1.000 -40 -20 0 20 40 60 80
2006 2007 2008
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 Total Ekspor
g.Total Ekspor (rhs)
Juta Kg %, y-o-y
0 50 100 150 200 250 300 350 400 -40 -20 0 20 40 60 80 100
2006 2007 2008
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 Total Ekspor
g.Total Ekspor (rhs)
Pertanian 0.8% Tambang 0.0% Manufaktur 99,2% %, y-o-y %, y-o-y
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
2006 2007 2008
-100 -50 0 50 100 150 200 250 -1000 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
B. SISI PENAWARAN
Walaupun secara keseluruhan perekonomian tumbuh masih cukup tinggi, namun Walaupun secara keseluruhan perekonomian tumbuh masih cukup tinggi, namunWalaupun secara keseluruhan perekonomian tumbuh masih cukup tinggi, namun Walaupun secara keseluruhan perekonomian tumbuh masih cukup tinggi, namun Walaupun secara keseluruhan perekonomian tumbuh masih cukup tinggi, namun sebagian besar sektor ekonomi tumbuh sedikit melambat.
sebagian besar sektor ekonomi tumbuh sedikit melambat.sebagian besar sektor ekonomi tumbuh sedikit melambat. sebagian besar sektor ekonomi tumbuh sedikit melambat.
sebagian besar sektor ekonomi tumbuh sedikit melambat. Sektor ekonomi yang pertumbuhannya melampaui triwulan sebelumnya adalah sektor bangunan, listrik, pertanian dan pertambangan. Sektor unggulan yang lain, seperti sektor industri, perdagangan, keuangan dan komunikasi secara perlahan namun pasti mulai terimbas oleh dampak krisis keuangan global yang semakin parah dan sudah mulai berdampak pada perekonomian nasional. Secara keseluruhan permintaan internasional dan permintaan nasional yang melemah mulai berpengaruh pada sektor-sektor unggulan di Jakarta.
* angka sementara Sumber : BPS, diolah
Tabel I.3
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Jakarta (%, y-o-y)
D K I Q1-2008 Q2-2008 Q3-2008* Q4-2008* Kontribusi
Q4-2008
Kontribusi Pertumbuhan 2008 2008*
Pertanian 1,4 -0,3 0,7 1,4 0,0 0,8 0,0
Pertambangan 1,5 0,9 1,4 1,5 0,0 1,3 0,0
Industri 4,1 4,0 4,1 3,9 0,7 4,0 0,6
Listrik 6,8 7,0 5,2 6,3 0,0 6,3 0,1
Bangunan 7,5 7,6 7,8 8,2 0,8 7,8 0,9
Perdagangan 6,8 6,2 6,2 6,0 1,3 6,3 1,3
Pengangkutan 15,2 14,9 15,0 14,8 1,4 15,0 1,3
Keuangan 4,1 4,1 4,1 3,8 1,1 4,0 1,2
Jasa-jasa 6,4 6,0 5,9 5,8 0,7 6,0 0,8
PDRB 6,3 6,1 6,1 6,1 6,1 6,2 6,2
1. Bangunan
Sektor bangunan pada triwulan IV-2008 tumbuh sebesar 8,2%, meningkat Sektor bangunan pada triwulan IV-2008 tumbuh sebesar 8,2%, meningkat Sektor bangunan pada triwulan IV-2008 tumbuh sebesar 8,2%, meningkat Sektor bangunan pada triwulan IV-2008 tumbuh sebesar 8,2%, meningkat Sektor bangunan pada triwulan IV-2008 tumbuh sebesar 8,2%, meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III-2008 (7,8%).
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III-2008 (7,8%). dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III-2008 (7,8%). dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III-2008 (7,8%).
Pembangunan beberapa proyek infrastruktur di Jakarta masih terus berlanjut. Pembangunan beberapa proyek infrastruktur di Jakarta masih terus berlanjut.Pembangunan beberapa proyek infrastruktur di Jakarta masih terus berlanjut. Pembangunan beberapa proyek infrastruktur di Jakarta masih terus berlanjut. Pembangunan beberapa proyek infrastruktur di Jakarta masih terus berlanjut. Proyek Banjir Kanal, realisasi lahan yang dibebaskan telah mencapai 58%, dengan perkembangan pembangunan mencapai 31% yang antara lain berupa pengerjaan galian dan pembangunan 1 jembatan dari rencana 25 jembatan. Rumah susun bersubsidi di Jakarta Timur dan Jakarta Utara telah terbangun 17 blok. Sementara itu, pembangunan beberapa proyek masih berlangsung diantaranya: pembangunan JORR 2, pembangunan beberapa taman di Jakarta Selatan dan restorasi stasiun Tanjung Priok. Di sisi lain, proyek infrastruktur yang dibiayai non APBD antara lain adalah proyek penambahan dan peninggian ruas tol Bandara Sukarno Hatta yang sudah memasuki tahapan uji coba jalur lalu-lintasnya.
Kegiatan pembangunan gedung perkantoran, apartemen, properti komersial Kegiatan pembangunan gedung perkantoran, apartemen, properti komersialKegiatan pembangunan gedung perkantoran, apartemen, properti komersial Kegiatan pembangunan gedung perkantoran, apartemen, properti komersial Kegiatan pembangunan gedung perkantoran, apartemen, properti komersial maupun hunian di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya masih berlanjut. maupun hunian di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya masih berlanjut.maupun hunian di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya masih berlanjut. maupun hunian di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya masih berlanjut. maupun hunian di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya masih berlanjut. Pembangunan gedung komersial dan hunian oleh pihak swasta terutama adalah pembangunan apartemen, pusat perkantoran, retail dan residensial. Beberapa
Grafik I. 29 Grafik I. 29 Grafik I. 29 Grafik I. 29 Grafik I. 29 Konsumsi Semen Jakarta
Grafik I. 30 Grafik I. 30Grafik I. 30 Grafik I. 30 Grafik I. 30
Pembangunan Apartemen di Jakarta
%, y-o-y %, y-o-y
Sumber : CEIC, diolah 6 6,5 7 7,5 8 8,5
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 g.PDRB Bangunan Jkt
g.Semen Jkt(rhs)
Ribuan meter2 %, y-o-y
Sumber : CII, diolah
45 50 55 60 65
III IV I II III IVp
2007 2008 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 Unit Tersedia g.Unit Tersedia (rhs)
Grafik I. 31 Grafik I. 31 Grafik I. 31 Grafik I. 31 Grafik I. 31
Kredit Lokasi Proyek Sektor Bangunan
%, y-o-y %, y-o-y
4 5 6 7 8 9
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 120
10 20 30 40 50 60 70 80
g.PDRB Bangunan Jkt g.kredit Bangunan (rhs)
Rp miliar %
0 500 1.000 1.500 2.000 2.500
2006 2007 2008
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 110
2 4 6 8 10 12 14 16
Nominal NPL Bangunan Jakarta NPL Bangunan Jakarta (rhs)
proyek besar gedung perkantoran swasta yang diperkirakan selesai tahun 2008 antara lain adalah : City Tower, Boutique Office, Talavera, Grand Kebon Sirih, Arcadia Tower dan The Boulevard, Nirvana Boutique Residence, dan Essence Darmawangsa1.
Meningkatnya kinerja sektor bangunan didukung oleh pembiayaan kredit yang Meningkatnya kinerja sektor bangunan didukung oleh pembiayaan kredit yang Meningkatnya kinerja sektor bangunan didukung oleh pembiayaan kredit yang Meningkatnya kinerja sektor bangunan didukung oleh pembiayaan kredit yang Meningkatnya kinerja sektor bangunan didukung oleh pembiayaan kredit yang meningkat.
meningkat. meningkat. meningkat.
meningkat. Outstanding kredit perbankan di sektor bangunan yang berlokasi di Jakarta pada posisi akhir November 2008 mencapai Rp 26,5 triliun, naik 45,4% (y-o-y). Sementara itu resiko kredit di sektor bangunan sebagaimana tercermin pada besaran NPLs relatif rendah dan masih dalam tren yang relatif menurun (2,6%).
2. Industri
Pada triwulan IV-2008, sektor industri tumbuh sedikit melambat 3,9%, Pada triwulan IV-2008, sektor industri tumbuh sedikit melambat 3,9%, Pada triwulan IV-2008, sektor industri tumbuh sedikit melambat 3,9%, Pada triwulan IV-2008, sektor industri tumbuh sedikit melambat 3,9%, Pada triwulan IV-2008, sektor industri tumbuh sedikit melambat 3,9%, dibandingkan triwulan sebelumnya (4,1%).
dibandingkan triwulan sebelumnya (4,1%). dibandingkan triwulan sebelumnya (4,1%). dibandingkan triwulan sebelumnya (4,1%).
dibandingkan triwulan sebelumnya (4,1%). Faktor yang mempengaruhi pelemahan pertumbuhan di sektor industri antara lain adalah penurunan permintaan dunia dan permintaan nasional sebagai dampak dari krisis ekonomi global yang mendorong dunia usaha mengurangi volume produksi. Namun demikian, perlambatan pada sektor industri ini tidak separah dibandingkan dengan provinsi-provinsi yang lebih mengandalkan sektor perkebunan dan pertambangan. Hal ini disebabkan produk-produk di sektor industri, khususnya yang berorientasi ekspor harganya relatif stabil dan pasar juga lebih terdiversifikasin.
Perlambatan di sektor industri terindikasi pada penurunan penggunaan energi Perlambatan di sektor industri terindikasi pada penurunan penggunaan energi Perlambatan di sektor industri terindikasi pada penurunan penggunaan energi Perlambatan di sektor industri terindikasi pada penurunan penggunaan energi Perlambatan di sektor industri terindikasi pada penurunan penggunaan energi dan turunnya indeks produksi beberapa industri.
dan turunnya indeks produksi beberapa industri. dan turunnya indeks produksi beberapa industri. dan turunnya indeks produksi beberapa industri.
dan turunnya indeks produksi beberapa industri. Konsumsi energi industri (BBM dan listrik) cenderung turun. Indeks produksi industri (total) juga turun. Secara individual indeks produksi industri yang turun adalah industi mesin dan industri makanan. Sementara itu indeks produksi industri tekstil masih cukup tinggi yang antara lain terkait dengan pemenuhan kontrak yang telah dilakukan di awal tahun. Beberapa anekdotal menyebutkan bahwa pada tahun 2009 prospek sebagian industri tekstil di Jakarta dan nasional pada umumnya, khususnya garmen masih mempunyai prospek yang baik, antara lain terkait dengan adanya pengalihan order dari RRC dan Vietnam yang pada saat ini sedang dihadapkan pada kenaikan biaya produksi.
Meskipun Meskipun Meskipun Meskipun
Meskipun risk profilerisk profilerisk profilerisk profilerisk profile sektor industri relatif tinggi, pembiayaan perbankan terhadap sektor industri relatif tinggi, pembiayaan perbankan terhadap sektor industri relatif tinggi, pembiayaan perbankan terhadap sektor industri relatif tinggi, pembiayaan perbankan terhadap sektor industri relatif tinggi, pembiayaan perbankan terhadap sektor ini masih meningkat.
sektor ini masih meningkat. sektor ini masih meningkat. sektor ini masih meningkat.
sektor ini masih meningkat. Peningkatan pembiayaan perbankan di sektor industri Grafik I. 33
Grafik I. 33 Grafik I. 33 Grafik I. 33 Grafik I. 33 Pemakaian Listrik Industri
Grafik I. 34 Grafik I. 34Grafik I. 34 Grafik I. 34 Grafik I. 34 Konsumsi BBM Industri
Grafik I. 35 Grafik I. 35 Grafik I. 35 Grafik I. 35 Grafik I. 35 Indeks Produksi Industri
Grafik I. 36 Grafik I. 36Grafik I. 36 Grafik I. 36 Grafik I. 36 Indeks Produksi Tekstil
%, y-o-y %, y-o-y
Sumber : PLN, diolah
2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6
4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2006 2007 2008
-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
g.PDRB Industri Jkt g.Kons Listrik Industri (rhs)
%, y-o-y %, y-o-y
Sumber : Pertamina, diolah 0 1 2 3 4 5 6 7
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 g.PDRB Industri Jkt
g.Kons. BBM Industri (rhs)
Sumber : CEIC, diolah
%, y-o-y %, y-o-y
0 1 2 3 4 5 6
2006 2007 2008
1 2 34 5 6 7 8 91011121 23 4 5 6 7 8 91011121 2 34 5 6 7 8 9101112-15 -10 -5 0 5 10 15 20
g.PDRB Industri Jkt g.Industrial Production Index(rhs)
%, y-o-y Indeks
Sumber : CEIC, diolah
0 20 40 60 80 100 120
2006 2007 2008
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 23 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 78 9 -40
-30 -20 -10 0 10 20 30 40 IPI Tekstil g.IPI Tekstil (rhs)
Grafik I. 37 Grafik I. 37 Grafik I. 37 Grafik I. 37 Grafik I. 37 Indeks Produksi Mesin
Grafik I. 38 Grafik I. 38 Grafik I. 38 Grafik I. 38 Grafik I. 38 Indeks Produksi Makanan Sumber : CEIC, diolah
%, y-o-y %, y-o-y
0 1 2 3 4 5 6
2006 2007 2008
1 2 34 5 6 7 8 91011121 23 4 5 6 7 8 91011121 2 34 5 6 7 8 9101112-15 -10 -5 0 5 10 15 20
g.PDRB Industri Jkt g.Industrial Production Index(rhs)
%, y-o-y Indeks
Sumber : CEIC, diolah
0 20 40 60 80 100 120
2006 2007 2008
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 23 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 78 9 -40
masih sekitar 50,5%, dengan outstanding kredit lokasi proyek di sektor industri Jakarta pada posisi akhir bulan November mencapai Rp 83,6 triliun. Resiko kredit relatif turun meskipun masih di atas ambang aman sebagaimana tercermin pada NPLs (6,9%).
Grafik I. 39 Grafik I. 39 Grafik I. 39 Grafik I. 39 Grafik I. 39
Kredit Lokasi Proyek Sektor Industri
Grafik I. 40 Grafik I. 40 Grafik I. 40 Grafik I. 40 Grafik I. 40 NPLs Kredit Industri
%, y-o-y %, y-o-y
0 1 2 3 4 5 6 7
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 -20
-10 0 10 20 30 40 50 60
g.PDRB Industri Jkt g.kredit Industri (rhs)
Rp miliar %
0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
2006 2007 2008
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 110
2 4 6 8 10 12 14 16 18
Nominal NPL Industri Jakarta NPL Industri Jakarta (rhs)
3. Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan IV-2008 tumbuh Sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan IV-2008 tumbuh Sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan IV-2008 tumbuh Sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan IV-2008 tumbuh Sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan IV-2008 tumbuh sebesar 6,0% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan III-2008 (6,2%). sebesar 6,0% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan III-2008 (6,2%). sebesar 6,0% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan III-2008 (6,2%). sebesar 6,0% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan III-2008 (6,2%). sebesar 6,0% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan III-2008 (6,2%). Melambatnya kinerja perdagangan, walaupun tidak signifikan, dipengaruhi oleh kecenderungan peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan laporan lebih banyak dilakukan untuk konsumsi non barang, sejalan dengan libur panjang yang ada di triwulan laporan. Sementara itu, sektor hotel dan restoran tumbuh relatif normal.
Secara keseluruhan Secara keseluruhan Secara keseluruhan Secara keseluruhan
Secara keseluruhan, pertumbuhan subsektor perdagangan yang sedikit melambat pertumbuhan subsektor perdagangan yang sedikit melambat pertumbuhan subsektor perdagangan yang sedikit melambat pertumbuhan subsektor perdagangan yang sedikit melambat pertumbuhan subsektor perdagangan yang sedikit melambat berpengaruh pada perlambatan pada sektor perdagangan/hotel/restoran.
berpengaruh pada perlambatan pada sektor perdagangan/hotel/restoran. berpengaruh pada perlambatan pada sektor perdagangan/hotel/restoran. berpengaruh pada perlambatan pada sektor perdagangan/hotel/restoran.
berpengaruh pada perlambatan pada sektor perdagangan/hotel/restoran. Indikator-indikator yang mendukung perlambatan pertumbuhan di sektor perdagangan diantaranya arus bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok, konsumsi listrik sektor bisnis, pertumbuhan indeks penjualan eceran2. Di sisi lain, occupancy rate
persewaan untuk sektor retail3 sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya
menjadi 88,75%. Sementara untuk pasar tradisional, sekitar 13,95% kios masih kosong4.
2 Survei Penjualan Eceran-BI
Subsektor hotel dan restoran diperkirakan memberikan kontribusi yang tidak terlalu Subsektor hotel dan restoran diperkirakan memberikan kontribusi yang tidak terlaluSubsektor hotel dan restoran diperkirakan memberikan kontribusi yang tidak terlalu Subsektor hotel dan restoran diperkirakan memberikan kontribusi yang tidak terlalu Subsektor hotel dan restoran diperkirakan memberikan kontribusi yang tidak terlalu tinggi terhadap pertumbuhan sektor perdagangan.
tinggi terhadap pertumbuhan sektor perdagangan.tinggi terhadap pertumbuhan sektor perdagangan. tinggi terhadap pertumbuhan sektor perdagangan.
tinggi terhadap pertumbuhan sektor perdagangan. Jumlah wisman yang masuk Grafik I. 41
Grafik I. 41 Grafik I. 41 Grafik I. 41 Grafik I. 41
Jumlah Arus Barang di Pelabuhan Tanjung Priok (BPS)
Grafik I. 42 Grafik I. 42 Grafik I. 42 Grafik I. 42 Grafik I. 42
Jumlah Arus Bongkar Muat Pelabuhan Tj. Priok (CEIC)
Ribu ton %, y-o-y
2006 2007 2008
600 1100 1600 2100 2600 3100
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 -30
-20 -10 0 10 20 30 40 50 Unloaded Loaded g_unloaded (rhs) g_loaded (rhs) %, y-o-y %, y-o-y
Sumber : BPS, diolah
0 2 4 6 8 10
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-30
-20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70
g.PDRB Perdagangan Jkt g.Brg Tnjg. Priok (rhs)
Grafik I. 43 Grafik I. 43 Grafik I. 43 Grafik I. 43 Grafik I. 43
Konsumsi Listrik Sektor Bisnis
Grafik I. 44 Grafik I. 44Grafik I. 44 Grafik I. 44 Grafik I. 44 Survei Penjualan Eceran
%, y-o-y %, y-o-y
Sumber : PLN, diolah
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2006 2007 2008
4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-10
0 10 20 30
g.PDRB Perdagangan Jkt g.Kons Listrik Bisnis (rhs)
%, y-o-y %, y-o-y
4 5 6 7 8 9 10
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-40
-20 0 20 40 60
g.PDRB Perdagangan Jkt g.SPE (rhs)
Grafik I. 45 Grafik I. 45 Grafik I. 45 Grafik I. 45 Grafik I. 45
Arus wisatawan mancanegara
Grafik I. 46 Grafik I. 46 Grafik I. 46 Grafik I. 46 Grafik I. 46
Tingkat Hunian Hotel di Jakarta
Ribuan orang Ribuan orang
Sumber : CEIC 30 50 70 90 110 130 150 170
2006 2007 2008
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 910112 3 4 5 6 7 8 9 Kedatangan di Empat Pintu Utama Jakarta Kedatangan di Tanjung Priok(rhs)
% Hari
Sumber : CEIC
40 45 50 55 60 65
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 100
1 2 3 4
melalui bandara Sukarno Hatta dan menginap di Jakarta relatif normal. Libur panjang yang terjadi di triwulan IV 2008, diperkirakan justru mendorong penduduk Jakarta melakukan perjalanan ke luar provinsi.
Sementara itu, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini masih kuat dengan Sementara itu, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini masih kuat denganSementara itu, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini masih kuat dengan Sementara itu, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini masih kuat dengan Sementara itu, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini masih kuat dengan perfomance
perfomanceperfomance perfomance
perfomance kredit yang baik. kredit yang baik. kredit yang baik. kredit yang baik. kredit yang baik. Outstanding kredit lokasi proyek yang disalurkan di sektor ini tumbuh tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada posisi akhir November 2008, jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp 75,7 triliun, naik 28,3% (y-o-y). Sementara itu, performance kredit yang tercermin pada NPLs tetap berada di level yang rendah (3,3%).
4. Keuangan, Persewaan dan Jasa
Pada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa tumbuh 3,8%, Pada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa tumbuh 3,8%, Pada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa tumbuh 3,8%, Pada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa tumbuh 3,8%, Pada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa tumbuh 3,8%, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,1%.
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,1%. melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,1%. melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,1%.
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,1%. Dampak krisis keuangan global secara langsung hanya sedikit berdampak pada sektor keuangan, antara lain karena rendahnya portofolio instrumen keuangan asing bermasalah yang dimiliki lembaga keuangan domestik. Dampak yang lebih dalam justru disebabkan oleh melemahnya kinerja di sektor riil yang melemah sebagai akibat krisis global yang pada gilirannya telah menyebabkan risk exposure di sektor riil dan juga daya beli masyarakat terganggu. Hal ini menyebabkan lembaga keuangan semakin meningkatkan kehati-hatian. Risiko tersebut antara lain direfleksikan oleh peningkatan suku bunga kredit dan juga persyaratan untuk memperoleh pembiayaan yang semakin ketat.
Sementara itu, di subsektor persewaan dan jasa pada triwulan diperkirakan masih Sementara itu, di subsektor persewaan dan jasa pada triwulan diperkirakan masih Sementara itu, di subsektor persewaan dan jasa pada triwulan diperkirakan masih Sementara itu, di subsektor persewaan dan jasa pada triwulan diperkirakan masih Sementara itu, di subsektor persewaan dan jasa pada triwulan diperkirakan masih tumbuh moderat.
tumbuh moderat. tumbuh moderat. tumbuh moderat.
tumbuh moderat. Permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan sewa Grafik I. 47
Grafik I. 47 Grafik I. 47 Grafik I. 47 Grafik I. 47
Kredit Lokasi Proyek Sektor Perdagangan
Grafik I. 48 Grafik I. 48 Grafik I. 48 Grafik I. 48 Grafik I. 48 Perkembangan NPLs
% Hari
Sumber : CEIC 40 45 50 55 60 65
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 100 1 2 3 4 Tingkat hunian hotel Jakarta Lama tinggal turis di Jakarta (rhs)
%, y-o-y %, y-o-y
4 5 6 7 8 9
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 -10 0 10 20 30 40 g.PDRB Perdagangan Jkt
Grafik I. 49 Grafik I. 49 Grafik I. 49 Grafik I. 49 Grafik I. 49
Perkembangan NTB Bank di Jakarta
Grafik I. 50 Grafik I. 50 Grafik I. 50 Grafik I. 50 Grafik I. 50
Perkembangan Kegiatan Lembaga Keuangan Bukan Bank
Rp Triliun %, y-o-y
0 4 8 12 16 20
2006 2007 2008
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 -80
-40 0 40 80 120
Nilai Tambah Bank g.NTB (rhs)
Rp Triliun %, y-o-y
0 20 40 60 80 100 120 140 160
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 100
10 20 30 40 50 60 Total Pembiayaan g.Total Pembiayaan (rhs)
Grafik I. 51 Grafik I. 51 Grafik I. 51 Grafik I. 51 Grafik I. 51
Tingkat Hunian dan Persediaan Perkantoran
Grafik I. 52 Grafik I. 52 Grafik I. 52 Grafik I. 52 Grafik I. 52 Tingkat Hunian Apartemen
Source : Colliers International Indonesia - Research Department Supply Demand Occupancy Rate 5.500.000 5.000.000 4.500.000 4.000.000 3.500.000 3.000.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 70% 73% 76% 79% 82% 85% 88% 91% 94% 97% 100% 2000
20012002200320042005200620072008p2009p2010p
%
Source : Colliers International Indonesia - Research Department 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 3Q08
Apartment Non Service Apartment Service Average Occupancy Rate
*) s.d. November 2008
Tabel I.4
Perkembangan Kegiatan Bank
Jakarta DPK Rp Miliar 717.000,7 765.022,5 785.919,1 840.976,1
Pertumbuhan (%, y-o-y) 15,7 15,8 15,2 20,5
Kredit Lokasi Bank Rp Miliar 524.871,4 577.897,6 633.266,8 689.768,4
Pertumbuhan (%, y-o-y) 32,5 34,8 40,5 42,5
Kredit Lokasi Proyek Rp Miliar 374.904,6 408.253,9 450.225,6 490.886,5
Pertumbuhan (%, y-o-y) 33,7 39,3 41,1 43,9
LDR (%) 73,2 75,5 80,6 82,0
NPL (%) 3,9 3,8 3,6 3,8
1 2 3 4*
untuk perkantoran, apartemen dan retail diperkirakan masih mengalami peningkatan pertumbuhan. Persewaan gedung perkantoran meningkat 1% menjadi 89,6% sementara persewaan apartemen meningkat 2% menjadi 71,4%5.
5. Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan dan komunikasi tetap tumbuh pada level yang tinggi Sektor pengangkutan dan komunikasi tetap tumbuh pada level yang tinggi Sektor pengangkutan dan komunikasi tetap tumbuh pada level yang tinggi Sektor pengangkutan dan komunikasi tetap tumbuh pada level yang tinggi Sektor pengangkutan dan komunikasi tetap tumbuh pada level yang tinggi (14,8%), meskipun sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan III-2008 (15%). (14,8%), meskipun sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan III-2008 (15%). (14,8%), meskipun sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan III-2008 (15%). (14,8%), meskipun sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan III-2008 (15%). (14,8%), meskipun sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan III-2008 (15%). Pertumbuhan yang tinggi diperkirakan terutama terjadi di subsektor komunikasi, tercermin dari jumlah pelanggan seluler yang tumbuh tinggi (diatas 50%). Peningkatan kapasitas oleh beberapa provider seluler yang diikuti dengan inovasi produk, serta tarif yang kompetitif mampu meningkatkan kinerja subsektor komunikasi.
5 Berdasarkan publikasi Collier International Indonesia,
Grafik I. 53 Grafik I. 53 Grafik I. 53 Grafik I. 53 Grafik I. 53
Perkembangan Telepon Seluler
Grafik I. 54 Grafik I. 54 Grafik I. 54 Grafik I. 54 Grafik I. 54
Jumlah Penumpang KA Jabodetabek
Sumber : CEIC dan Pers Release
Jumlah pelanggan (juta orang) %, y-o-y
0 20 40 60 80 100 120 140
2004 2005 2006 2007 2008
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 0
10 20 30 40 50 60 70
Cellular (telkomsel + Indosat + ProXL) g.Cellular (rhs)
%, y-o-y %, y-o-y
Sumber : BPS, diolah
0 2 4 6 8 10 12
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-10
-5 0 5 10 15 20 25 30
g.PDRB Transpor Bntn g.Pnpg KA Jabodetabek (rhs)
Sementara itu, kinerja di subsektor pengangkutan turun cukup tinggi. Sementara itu, kinerja di subsektor pengangkutan turun cukup tinggi. Sementara itu, kinerja di subsektor pengangkutan turun cukup tinggi. Sementara itu, kinerja di subsektor pengangkutan turun cukup tinggi.
Sementara itu, kinerja di subsektor pengangkutan turun cukup tinggi. Indikator yang mendukung terjadinya perlambatan di sub sektor ini antara lain adalah penurunan pertumbuhan konsumsi BBM transportasi dan penurunan jumlah penumpang di Bandara Soekarno Hatta. Sedangkan di angkutan darat, jumlah penumpang kereta api Jabodetabek tumbuh relatif moderat.
Dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini cukup tinggi dengan resiko Dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini cukup tinggi dengan resiko Dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini cukup tinggi dengan resiko Dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini cukup tinggi dengan resiko Dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini cukup tinggi dengan resiko kredit yang kecil
kredit yang kecil kredit yang kecil kredit yang kecil
Grafik I.55 Grafik I.55 Grafik I.55 Grafik I.55 Grafik I.55
Jumlah Penumpang Udara di Bandara Soekarno Hatta Grafik I.56 Grafik I.56 Grafik I.56 Grafik I.56 Grafik I.56
Konsumsi BBM Sektor Transportasi Jakarta
per posisi akhir bulan November 2008 tercatat sebesar Rp 45,7 triliun, naik 104,7%. Peningkatan kredit ini diikuti dengan kualitas kredit yang semakin baik (NPLs sebesar 2,1%).
%, y-o-y %, y-o-y
Sumber : BPS, diolah
0 2 4 6 8 10 12
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 -20
-10 0 10 20 30 40 50
g.PDRB Transpor Bntn g.Pnpg Soeka (rhs)
%, y-o-y %, y-o-y
Sumber : Pertamina, diolah 0 4 8 12 16 20 -20 -10 0 10 20
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 g.PDRB Transport Jkt
g.Kons. BBM Transport (rhs)
Grafik I.57 Grafik I.57 Grafik I.57 Grafik I.57 Grafik I.57
Kredit Lokasi Proyek Sektor Transportasi
Grafik I.58 Grafik I.58 Grafik I.58 Grafik I.58 Grafik I.58 NPLs Sektor Transportasi
%, y-o-y %, y-o-y
8 9 10 11 12 13 14 15 16
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-20
0 20 40 60 80 100 120 140
g.PDRB Transport Jkt g.Kredit Transport (rhs)
Rp miliar %
0 500 1.000 1.500 2.000 2.500
2006 2007 2008
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 110
2 4 6 8 10 12 14 16
Nominal NPL Transport Jakarta NPL Transport Jakarta (rhs)
6. Listrik, Gas dan Air Bersih
Sektor listrik tercatat tumbuh 6,3% (y-o-y), naik dibandingkan triwulan sebelumnya Sektor listrik tercatat tumbuh 6,3% (y-o-y), naik dibandingkan triwulan sebelumnyaSektor listrik tercatat tumbuh 6,3% (y-o-y), naik dibandingkan triwulan sebelumnya Sektor listrik tercatat tumbuh 6,3% (y-o-y), naik dibandingkan triwulan sebelumnya Sektor listrik tercatat tumbuh 6,3% (y-o-y), naik dibandingkan triwulan sebelumnya (5,2%)
(5,2%)(5,2%) (5,2%)
Pembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnya relatif kecil namun Pembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnya relatif kecil namun Pembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnya relatif kecil namun Pembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnya relatif kecil namun Pembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnya relatif kecil namun meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitas kredit yang membaik
meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitas kredit yang membaik meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitas kredit yang membaik meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitas kredit yang membaik
meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitas kredit yang membaik. Kenaikan kredit antara lain terkait dengan peningkatan investasi di subsektor listrik dan air bersih, antara lain digunakan untuk penggantian pipa tua dan sambungan baru. Jumlah kredit di sektor ini naik 164,1% dengan outstanding kredit per November 2008 Rp 10,5 triliun. Kualitas kredit di sektor listrik relatif baik dengan NPLs sebesar 0,1 %.
Grafik I.59 Grafik I.59Grafik I.59 Grafik I.59Grafik I.59
Konsumsi BBM Sektor Listrik Jakarta-Tangerang
%, y-o-y %, y-o-y
Sumber : Pertamina, diolah
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2006 2007 2008
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-150
-100 -50 0 50 100 150 200 250 300 350
g.PDRB Listrik Jkt g.Kons. BBM Listrik (rhs)
Grafik I.60 Grafik I.60 Grafik I.60 Grafik I.60 Grafik I.60
Kredit Lokasi Proyek Sektor Listrik
Grafik I.61 Grafik I.61Grafik I.61 Grafik I.61Grafik I.61 NPLs Sektor Listrik
%, y-o-y %, y-o-y
0 1 2 3 4 5 6 7 8
2006 2007 2008
4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-100
-50 0 50 100 150 200
g.PDRB Listrik Jkt g.kredit Listrik (rhs)
Rp miliar %
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
2006 2007 2008
1 2 3 4 5 6 7 8 910111 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 910110
2 4 6 8 10 12 14 16 18
Nominal NPL Listrik Jakarta NPL Listrik Jakarta (rhs)
7. Sektor Jasa-Jasa
Pertumbuhan sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2008 sebesar 5,8%, sedikit Pertumbuhan sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2008 sebesar 5,8%, sedikit Pertumbuhan sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2008 sebesar 5,8%, sedikit Pertumbuhan sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2008 sebesar 5,8%, sedikit Pertumbuhan sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2008 sebesar 5,8%, sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%)
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%)
melambat menyebabkan masyarakat lebih menahan diri dan sebagian penduduk Jakarta menghabiskan libur panjangnya di luar kota. Lokasi rekreasi di Jakarta yang mengalami pertumbuhan namun relatif terbatas diantaranya : Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Kebun Binatang Ragunan dan Ancol. Sementara berdasarkan hiburan live music, selama triwulan IV 2008 sedikitnya terdapat 4 artis mancanegara dan 2 festival musik yang melakukan konser di Jakarta.
Grafik I.62 Grafik I.62Grafik I.62 Grafik I.62Grafik I.62
Kredit Lokasi Proyek Sektor Jasa
Grafik I.63 Grafik I.63 Grafik I.63 Grafik I.63 Grafik I.63 NPLs Sektor Jasa
%, y-o-y %, y-o-y
0 1 2 3 4 5 6 7 8
2006 2007 2008
4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12-100
-50 0 50 100 150 200
g.PDRB Listrik Jkt g.kredit Listrik (rhs)
Rp miliar %
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
2006 2007 2008
1 2 3 4 5 6 7 8 910111 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 910110
2 4 6 8 10 12 14 16 18
Nominal NPL Listrik Jakarta NPL Listrik Jakarta (rhs)
Di sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggi dengan resiko kredit Di sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggi dengan resiko kreditDi sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggi dengan resiko kredit Di sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggi dengan resiko kredit Di sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggi dengan resiko kredit yang membaik
yang membaikyang membaik yang membaik
Boks I
Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta
Menghadapi Krisis Keuangan Global
1Gambaran Umum
Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi risiko yang meningkat seiring masih berlangsungnya krisis keuangan global.
meningkat seiring masih berlangsungnya krisis keuangan global. meningkat seiring masih berlangsungnya krisis keuangan global. meningkat seiring masih berlangsungnya krisis keuangan global.
meningkat seiring masih berlangsungnya krisis keuangan global. Krisis global telah berimbas terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Imbas tersebut akhir-akhir ini semakin dirasakan baik melalui pasar barang dan pasar uang (pasar modal dan perbankan). Di pasar barang, indikasinya terlihat dari adanya pembatalan kontrak ekspor, penundaan pengiriman barang dan kelancaran pembayaran yang sebagian terganggu, khususnya dalam rangka ekspor. Kondisi ini diperparah dengan harga komoditas yang turun, sehingga mempengaruhi nilai ekspor dan disisi lain menjadi potensi masuknya barang impor dengan harga yang relatif murah ke pasar domestik. Di pasar modal, IHSG mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi awal tahun. Sementara itu, pembiayaan ekspor-impor melalui perbankan terganggu terkait dengan memburuknya kepercayaan, terutama terhadap bank-bank internasional yang berskala besar. Namun demikian, untuk kegiatan pembiayaan domestik masih relatif aman, walaupun kewaspadaan tetap harus ditingkatkan. Ekspor yang terganggu, harga komoditas yang turun, sistem pembayaran yang terganggu, dan kinerja di pasar modal yang terkoreksi menurun akan dapat mengganggu perkembangan di sektor riil. Di sisi lain, rentetan dari perlambatan tersebut pada gilirannya menurunkan pula pendapatan pelaku ekonomi yang bermuara pada tekanan daya beli sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu pertumbuhan domestic demand. Di samping itu, sudah mulai muncul kekhawatiran bahwa PHK, khususnya pada sektor industri yang berorientasi ekspor, akan meningkat dalam periode ke depan.
Di sisi daerah, perekonomian daerah akan menghadapi problem yang sama Di sisi daerah, perekonomian daerah akan menghadapi problem yang sama Di sisi daerah, perekonomian daerah akan menghadapi problem yang sama Di sisi daerah, perekonomian daerah akan menghadapi problem yang sama Di sisi daerah, perekonomian daerah akan menghadapi problem yang sama namun dengan tingkat pengaruh yang bervariasi terhadap ekonomi di namun dengan tingkat pengaruh yang bervariasi