2. TEORI KUALIFIKASI
2. TEORI KUALIFIKASI
LEX CAUSAE
LEX CAUSAE
PENDUKUNG :
PENDUKUNG :
PENGERTIAN
PENGERTIAN
SETIAP KUALIFIKASI SEBAIKNYA SETIAP KUALIFIKASI SEBAIKNYA
DILAKUKAN SESUAI DENGAN SISTEM DILAKUKAN SESUAI DENGAN SISTEM SERTA UKURAN DARI KESELURUHAN SERTA UKURAN DARI KESELURUHAN
HUKUM YANG BERSANGKUTAN DENGAN HUKUM YANG BERSANGKUTAN DENGAN
PERKARA. PERKARA.
TUJUAN KUALIFIKASI : UNTUK TUJUAN KUALIFIKASI : UNTUK
MENENTUKAN KAIDAH HPI MANA DARI MENENTUKAN KAIDAH HPI MANA DARI
LEX FORI YANG PALING ERAT KAITANNYA LEX FORI YANG PALING ERAT KAITANNYA
DENGAN KAIDAH HUKUM ASING YANG DENGAN KAIDAH HUKUM ASING YANG
LANJUTAN
LANJUTAN
Menurut Sunaryati hartono :
Menurut Sunaryati hartono :
dalam hal kualifikasi dilakukan
dalam hal kualifikasi dilakukan
berdasarkan lex causae, maka
berdasarkan lex causae, maka
kesulitan akan timbul apabila suatu
kesulitan akan timbul apabila suatu
sistim hukum asing tertentu ternyata
sistim hukum asing tertentu ternyata
memiliki sistem kualifikasi yang
memiliki sistem kualifikasi yang
lengkap, atau tidak mengenai
lengkap, atau tidak mengenai
lembaga hukum yang dihadapi dalam
lembaga hukum yang dihadapi dalam
lanjutan
lanjutan
Dalam menghadapi kekosongan
Dalam menghadapi kekosongan
hukum semacam itu, hakim
hukum semacam itu, hakim
biasanya melakukan konstruksi
biasanya melakukan konstruksi
konstruksi hukum analogi), dengan
konstruksi hukum analogi), dengan
memperhatikan cara cara
memperhatikan cara cara
penyelesaian sengketa hukum yang
penyelesaian sengketa hukum yang
serupa atau sejenis pada sistem
serupa atau sejenis pada sistem
sistem hukum yang dianggap
sistem hukum yang dianggap
mempunyai dasar yang sama.
lanjutan
lanjutan
Bila cara itu belum juga dapat
Bila cara itu belum juga dapat
membantu penyelesaian perkara,
membantu penyelesaian perkara,
maka barulah kualifikasi dilakukan
maka barulah kualifikasi dilakukan
berdasarkan Lex Fori.
berdasarkan Lex Fori.
Menurut G.C. Cheshire : hakim tidak
Menurut G.C. Cheshire : hakim tidak
boleh terikat secara kaku pada
boleh terikat secara kaku pada
konsep dan kategori Lex Fori saja.
konsep dan kategori Lex Fori saja.
Kasus yang diselesaikan
Kasus yang diselesaikan
dengan teori kualifikasi
dengan teori kualifikasi
Lex Causae
Lex Causae
PRETTY vs NICOLS
PRETTY vs NICOLS
Kasus posisi :
Kasus posisi :
1. Sepasang suami isteri Warganegara
1. Sepasang suami isteri Warganegara
Prancis.
Prancis.
2. Pernikahan mereka dilakukan di
2. Pernikahan mereka dilakukan di
Prancis, tanpa ada perjanjian tentang
Prancis, tanpa ada perjanjian tentang
4. Suami – isteri itu pindah ke Inggris.
4. Suami – isteri itu pindah ke Inggris.
Suami meninggal di inggris,dengan
Suami meninggal di inggris,dengan
meninggalkan testamen yang isinya
meninggalkan testamen yang isinya
mengabaikan semua hak isteri atas
mengabaikan semua hak isteri atas
harta perkawinan.
harta perkawinan.
5. Isteri mengajukan Gugatan ke
5. Isteri mengajukan Gugatan ke
pengadilan Inggris untuk menuntut
pengadilan Inggris untuk menuntut
Jalannya proses
Jalannya proses
penyelesaian perkara
penyelesaian perkara
Menurut
Menurut
kaidah hukum Inggris,
kaidah hukum Inggris,
hak
hak
milik atas benda bergerak sepasang
milik atas benda bergerak sepasang
suai isteri harus diatur dengan sebuah
suai isteri harus diatur dengan sebuah
kontrak (tegas atau diam-diam).
kontrak (tegas atau diam-diam).
Bila kontrak semacam itu tidak ada,
Bila kontrak semacam itu tidak ada,
maka hukum yang berlaku adalah
maka hukum yang berlaku adalah
hukum dari tempat perkawinan itu
hukum dari tempat perkawinan itu
dilangsungkan (
dilangsungkan (
Lex Loci Celebrationis
Lex Loci Celebrationis
),
),
dalam hal ini hukum Prancis.
lanjutan
lanjutan
Dalam hukum material Perancis Dalam hukum material Perancis
ditetapkan bahwa harta yang ada dalam ditetapkan bahwa harta yang ada dalam
suatu perkawinan menjadi harta bersama suatu perkawinan menjadi harta bersama
(
(
Communaute des Blens
Communaute des Blens
), bila diantara ), bila diantara para pihak tidak dibuat perjanjian secara para pihak tidak dibuat perjanjian secarategas. tegas.
Dalam hal diatas, Dalam hal diatas, hakim harus hakim harus
menentukan terlebih dahulu apakah menentukan terlebih dahulu apakah gugatan itu dikualifikasikan sebagai gugatan itu dikualifikasikan sebagai
masalah pewarisan ataukah masalah masalah pewarisan ataukah masalah
lanjutan
lanjutan
Hukum Intern Inggris mengkualifikasikan
Hukum Intern Inggris mengkualifikasikan
masalah itu sebagai masalah pewarisan
masalah itu sebagai masalah pewarisan
(
(
Testamentary Rights
Testamentary Rights
),
),
sebab kenyataan
sebab kenyataan
bahwa tidak ada kontrak yang dibuat
bahwa tidak ada kontrak yang dibuat
para pihak mengenai harta bersama.
para pihak mengenai harta bersama.
Berdasarkan
Berdasarkan
titik tolak
titik tolak
tersebut hakim
tersebut hakim
menarikm kesimpulan sebagai berikut :
menarikm kesimpulan sebagai berikut :
1. harta perkawinan itu adalah harta
1. harta perkawinan itu adalah harta
Lanjutan
Lanjutan
2. walaupun tidak ada kontrak yang
2. walaupun tidak ada kontrak yang
tegas mengenai status harta
tegas mengenai status harta
perkawinan, tetapi karena harta
perkawinan, tetapi karena harta
perkawinan itu merupakan harta
perkawinan itu merupakan harta
bersama, maka hal itu dapat
bersama, maka hal itu dapat
dianggap sebagai
dianggap sebagai
suatu kontrak
suatu kontrak
diam-diam
diam-diam
yang diadakan oleh
yang diadakan oleh
para pihak.
Keputusan hakim
Keputusan hakim
1.
1.
Testamen sang suami yang
Testamen sang suami yang
mengabaikan hak-hak isteri atas
mengabaikan hak-hak isteri atas
harta bersama dianggap batal.
harta bersama dianggap batal.
2.
2.
Suami hanya berhak ½ bagian dari
Suami hanya berhak ½ bagian dari
seluruh harta kekayaan.
seluruh harta kekayaan.
3.
3.
Sang janda berhak atas ½ bagian
Sang janda berhak atas ½ bagian
dari harta kekayaan.
dari harta kekayaan.
4.
4.
Permohonan sang janda
Permohonan sang janda
dikabulkan.
3. TEORI KUALIFIKASI
3. TEORI KUALIFIKASI
BERTAHAP
BERTAHAP
Tokoh : Adolph Schnitzer
Tokoh : Adolph Schnitzer
Pendukung : Sunaryati Hartono
Pendukung : Sunaryati Hartono
Keberatan terhadap teori Lex
Keberatan terhadap teori Lex
Causae
Causae
Menurut teori ini kualifikasi harus
Menurut teori ini kualifikasi harus
1. Kualifikasi Tahap
1. Kualifikasi Tahap
Pertama
Pertama
Kualifikasi tahap ini dilakukan dalam Kualifikasi tahap ini dilakukan dalam rangka menemukan
rangka menemukan
Lex Causae.
Lex Causae.
Kualifikasi dilakukan berdasarkan Kualifikasi dilakukan berdasarkan
Lex Fori
Lex Fori
.. Kaidah-kaidah HPI Lex Fori harus Kaidah-kaidah HPI Lex Fori harusditentukan melalui kualifikasi yang juga ditentukan melalui kualifikasi yang juga didasarkan pada kaidah-kaidah internal didasarkan pada kaidah-kaidah internal
dari
dari
Lex Fori.
Lex Fori.
Pada tahap ini orang berusaha mencari Pada tahap ini orang berusaha mencari kepastian ttg pengertian hukum,
kepastian ttg pengertian hukum, kemudian menetapkan “
kemudian menetapkan “
Choice of Law
Choice of Law
Rule
2. Kualifikasi Tahap
2. Kualifikasi Tahap
Kedua
Kedua
Kualifikasi ini dilakukan setelah hakim Kualifikasi ini dilakukan setelah hakim
menetapkan sistem hukum yang merupakan menetapkan sistem hukum yang merupakan
Lex Causae. Lex Causae.
Kualifikasi pada tahap ini harus dilakukan Kualifikasi pada tahap ini harus dilakukan berdasarkan Lex causae yang telah
berdasarkan Lex causae yang telah ditetapkan.
ditetapkan.
Pada tahap ini, semua fakta dalam perkara Pada tahap ini, semua fakta dalam perkara harus dikualifikasikan kembali berdasarkan harus dikualifikasikan kembali berdasarkan
sistem kualifikasi yang ada pada Lex causae sistem kualifikasi yang ada pada Lex causae itu dalam rangka menentukan kaidah hukum itu dalam rangka menentukan kaidah hukum
intern apa dari lex causae yang akan intern apa dari lex causae yang akan
Contoh kasus :
Contoh kasus :
Pewaris meninggal dunia dan Pewaris meninggal dunia dan
meninggalkan sejumlah harta peninggalan, meninggalkan sejumlah harta peninggalan,
baik yang berupa benda tetap atau benda baik yang berupa benda tetap atau benda
bergerak dan yang terletak di berbagai bergerak dan yang terletak di berbagai
negara yang berbeda. negara yang berbeda.
Si pewaris adalah warganegara Si pewaris adalah warganegara
Swiss,tetapi berdomisili dterakhir di Inggris Swiss,tetapi berdomisili dterakhir di Inggris
dan meninggal dunia di Inggris. dan meninggal dunia di Inggris.
Perkara pembagian warisan diajukan ke Perkara pembagian warisan diajukan ke
Yang menjadi
Yang menjadi
pertanyaan adalah :
pertanyaan adalah :
Berdasarkan hukum mana hakim
Berdasarkan hukum mana hakim
Swiss harus menyelesaikan proses
Swiss harus menyelesaikan proses
pewarisan ?.
pewarisan ?.
Jawab :
Jawab :
Bila hakim menggunakan Teori
Bila hakim menggunakan Teori
Kualifikasi bertahap,
Kualifikasi bertahap,
maka
maka
prosedur berpikirnya akan tampak
prosedur berpikirnya akan tampak
sebagai berikut :
TAHAP PERTAMA
TAHAP PERTAMA
1. Dengan mendasarkan diri pada hukum Intern 1. Dengan mendasarkan diri pada hukum Intern
Swiss, hakim terlebih dahulu menentukan Swiss, hakim terlebih dahulu menentukan Kategori Yuridik dari sekumpulan fakta yang Kategori Yuridik dari sekumpulan fakta yang dihadapinya. Di sini kualifikasi dilakukan
dihadapinya. Di sini kualifikasi dilakukan berdasarkan Lex Fori (hukum Swiss).
berdasarkan Lex Fori (hukum Swiss).
2. Seandainya kaidah HPI swiss menganggap bahwa 2. Seandainya kaidah HPI swiss menganggap bahwa
peristiwa hukum ybs dikualifikasikan sebagai peristiwa hukum ybs dikualifikasikan sebagai masalah pewarisan, maka langkah berikutnya masalah pewarisan, maka langkah berikutnya adalah menetapkan kaidah HPI apa dari lex fori adalah menetapkan kaidah HPI apa dari lex fori yang harus digunakan untuk menetapkan lex yang harus digunakan untuk menetapkan lex causae dalam proses pewarisan ini. Jadi tahap causae dalam proses pewarisan ini. Jadi tahap penentuan lex causae ini dilakukan berdasarkan penentuan lex causae ini dilakukan berdasarkan lex fori.
Lanjutan..
Lanjutan..
3. Seandainya kaidah HPI Swiss
3. Seandainya kaidah HPI Swiss
menetapkan bahwa pewarisan
menetapkan bahwa pewarisan
harus diatur oleh hukum dari
harus diatur oleh hukum dari
tempat tinggal terakhir, tanpa
tempat tinggal terakhir, tanpa
membedakan status bendanya
membedakan status bendanya
(bergerak atau tetap), hal ini berarti
(bergerak atau tetap), hal ini berarti
Kaidah HPI (
Kaidah HPI (
choice of law rule
choice of law rule
) Swis
) Swis
menunjuk ke arah Hukum Inggris
menunjuk ke arah Hukum Inggris
(
Tahap kedua
Tahap kedua
1.
1.
Dengan mendasarkan diri pada
Dengan mendasarkan diri pada
kaidah-kaidah hukum Inggris ( lex
kaidah-kaidah hukum Inggris ( lex
Causae), hakim kemudian harus
Causae), hakim kemudian harus
menetapkan bagian-bagian mana
menetapkan bagian-bagian mana
dari harta peninggalan yang harus
dari harta peninggalan yang harus
dikategorikan sebagai benda tetap
dikategorikan sebagai benda tetap
atau benda bergerak. Jadi tindakan
atau benda bergerak. Jadi tindakan
Lanjutan..
Lanjutan..
2. Setelah itu, berdasarkan kaidah
2. Setelah itu, berdasarkan kaidah
kaidah HPI Inggris ( sbg Lex
kaidah HPI Inggris ( sbg Lex
Causae) hakim menetapkan
Causae) hakim menetapkan
aturan hukum apa ( dari hukum
aturan hukum apa ( dari hukum
intern Inggris) yang harus
intern Inggris) yang harus
digunakan untuk mengatur
digunakan untuk mengatur
Hukum Inggris menetapkan bahwa : Hukum Inggris menetapkan bahwa :
- Untuk benda-benda bergerak, pewarisan - Untuk benda-benda bergerak, pewarisan
dilakukan berdasarkan hukum dari tempat dilakukan berdasarkan hukum dari tempat
pewarisan berdomisili pada saat pewarisan berdomisili pada saat
meninggalnya. Jadi dalam hal ini,hakim harus meninggalnya. Jadi dalam hal ini,hakim harus
menggunakan hukum intern Inggris. menggunakan hukum intern Inggris.
- Untuk benda-benda tetap, kaidah HPI Inggris - Untuk benda-benda tetap, kaidah HPI Inggris
menetapkan bahwa hukum yang berlaku menetapkan bahwa hukum yang berlaku adalah hukum dari tempat dimana benda adalah hukum dari tempat dimana benda
terletak/berada (
terletak/berada (lex Rei Sitaelex Rei Sitae), jadi , ), jadi ,
seandainya pewaris meninggalkan sebidang seandainya pewaris meninggalkan sebidang
tanah di Perancis, maka tidak mustahil bahwa tanah di Perancis, maka tidak mustahil bahwa
hukum intern Perancislah yang harus hukum intern Perancislah yang harus
digunakan untuk mengatur pewarisan benda digunakan untuk mengatur pewarisan benda
4. Teori Kualifikasi
4. Teori Kualifikasi
Analitis / Otonom
Analitis / Otonom
Ernst Rabel & Becket.Ernst Rabel & Becket.
Teori ini dasarnya menggunakan metode Teori ini dasarnya menggunakan metode perbandingan hukum untuk membangun perbandingan hukum untuk membangun suatu sistem kualifikasi HPI yang berlaku suatu sistem kualifikasi HPI yang berlaku
secara Universal. secara Universal.
Menurut para penganut teori ini, tindakan Menurut para penganut teori ini, tindakan kualifikasi terhadap sekumpulan fakta
kualifikasi terhadap sekumpulan fakta harus dilakukan secara terlepas dari harus dilakukan secara terlepas dari
kaitannya terhadap suatu sistem hukum kaitannya terhadap suatu sistem hukum
Lanjutan
Lanjutan
Artinya :Dalam HPI seharusnya ada
Artinya :Dalam HPI seharusnya ada
pengertian pengertian (
pengertian pengertian (
begrip
begrip
) hukum
) hukum
yang khas dan berlaku umum serta
yang khas dan berlaku umum serta
mempunyai makna yang sama di
mempunyai makna yang sama di
manapun di dunia.
manapun di dunia.
Tujuanya: menciptkan suatu sistem HPI
Tujuanya: menciptkan suatu sistem HPI
yang utuh dan sempurna serta yang
yang utuh dan sempurna serta yang
berisi konsep-konsep dasar yang
berisi konsep-konsep dasar yang
Idea yang menarik
Idea yang menarik
dalam praktek sulit
dalam praktek sulit
diwujudkan , sebab:
diwujudkan , sebab:
a.
a. Menemukan dan menetapkan pengertian-Menemukan dan menetapkan
pengertian-pengertian hukum yang dapat dianggap pengertian hukum yang dapat dianggap sebagai pengertian yang berlaku umum, sebagai pengertian yang berlaku umum,
adalah pekerjaan yang sangat sulit. adalah pekerjaan yang sangat sulit.
b.
b. Hakim yang hendak menggunakan cara Hakim yang hendak menggunakan cara
kualifikasi / sistem kualifikasi ini harus kualifikasi / sistem kualifikasi ini harus
mengenal semua sistem hukum di dunia mengenal semua sistem hukum di dunia
agar dapat menemukan konsep-konsep agar dapat menemukan konsep-konsep
lanjutan
lanjutan
Prof Sudargo Gautama beranggapan
Prof Sudargo Gautama beranggapan
walaupun teori kualifikasi ini sulit dijalankan,
walaupun teori kualifikasi ini sulit dijalankan,
tetapi hal yang dapat ditarik sebagai
tetapi hal yang dapat ditarik sebagai
pelajaran adalah: cara pendekatan/ sikap
pelajaran adalah: cara pendekatan/ sikap
seperti itu perlu dibina dalam HPI, walaupun
seperti itu perlu dibina dalam HPI, walaupun
seseorang berdasarkan Lex Fori sekalipun.
seseorang berdasarkan Lex Fori sekalipun.
Artinya , konsep-konsep HPI jangan
Artinya , konsep-konsep HPI jangan
ditafsirkan hanya berdasarkan pengertian lex
ditafsirkan hanya berdasarkan pengertian lex
fori belaka, tetapi harus juga disandarkan
fori belaka, tetapi harus juga disandarkan
pada prinsip prinsip yang dikenal secara
pada prinsip prinsip yang dikenal secara
5.Teori kualifikasi hukum
5.Teori kualifikasi hukum
perdata
perdata
Internasional (kualifikasi
Internasional (kualifikasi
HPI )
HPI )
Tokohnya G. Kegel
Tokohnya G. Kegel
Teori ini bertitik tolak dari
Teori ini bertitik tolak dari
pandangan bahwa: setiap kaidah
pandangan bahwa: setiap kaidah
HPI harus dianggap memiliki suatu
HPI harus dianggap memiliki suatu
tujuan tertentu yang hendak
tujuan tertentu yang hendak
dicapai. Apapun tujuan yang
dicapai. Apapun tujuan yang
hendak dicapai oleh suatu kaidah
hendak dicapai oleh suatu kaidah
HPI haruslah diletakan di dalam
HPI haruslah diletakan di dalam
konteks kepentingan HPI yaitu :
lanjutan
lanjutan
-
Keadilan dalam pergaulan
Keadilan dalam pergaulan
internasional
internasional
-
Kepastian hukum dalam pergaulan
Kepastian hukum dalam pergaulan
internasional
internasional
-
Ketertiban dalam pengaulan
Ketertiban dalam pengaulan
internasional
internasional
-
Kelancaran lalu lintas pergaulan
Kelancaran lalu lintas pergaulan
internasional.
Lanjutan...
Lanjutan...
Karena itu, pada dasarnya masalah bagaimana Karena itu, pada dasarnya masalah bagaimana proses kualifikasi harus dijalankan tidaklah dapat
proses kualifikasi harus dijalankan tidaklah dapat
ditetapkan setelah penentuan kepentingan HPI
ditetapkan setelah penentuan kepentingan HPI
apa yang hendak dilindungi oleh suatu kaedah
apa yang hendak dilindungi oleh suatu kaedah
HPI tertentu.
HPI tertentu.
Kepentingan-kepentingan itu dapat meliputi, Kepentingan-kepentingan itu dapat meliputi, misalnya; kepentingan para pihak dalam suatu
misalnya; kepentingan para pihak dalam suatu
hubungan HPI , kepastian hukum dalam lalu
hubungan HPI , kepastian hukum dalam lalu
lintas pergaulan internasional, ketertiban umum,
lintas pergaulan internasional, ketertiban umum,
atau keadilan dalam pergaulan internasional.