• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pointer Dewas Dir PPK BLU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pointer Dewas Dir PPK BLU"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

1

TUGAS DEWAN PENGAWAS BLU

DAN EVALUASI LAPORAN DEWAN

PENGAWAS BLU

KEMENTERIAN KEUANGAN DITJEN PERBENDAHARAAN DIREKTORAT PEMBINAAN PK BLU

(2)
(3)

3

pasal 1 PP no. 23/2005

PENGERTIAN BLU

Instansi di lingkungan

Pemerintah yang dibentuk

untuk memberikan

pelayanan kepada

masyarakat berupa

penyediaan barang

dan/atau jasa yang dijual

tanpa mengutamakan

mencari keuntungan dan

dalam melakukan

kegiatannya didasarkan

pada prinsip efisiensi dan

produktivitas.

Instansi di lingkungan

Pemerintah yang dibentuk

untuk memberikan

pelayanan kepada

masyarakat berupa

penyediaan barang

dan/atau jasa yang dijual

tanpa mengutamakan

mencari keuntungan dan

dalam melakukan

kegiatannya didasarkan

pada prinsip efisiensi dan

(4)

Pasal 2 PP No. 23/2005

TUJUAN BLU

Meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat dalam rangka memajukan

kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa

melalui:

Fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi, efisien,

efektif dan produktivitas.

Penerapan praktek bisnis yang sehat.

(5)

5

MANFAAT BLU

Memberikan pelayan yang prima dengan

berorientasi pada kepuasan konsumen.

Memberikan pelayan yang prima dengan

berorientasi pada kepuasan konsumen.

Mengoptimalkan PNBP dan mengefisienkan

belanja BLU.

Mengoptimalkan PNBP dan mengefisienkan

belanja BLU.

Mereformasi birokrasi BLU dan mewujudkan

good governance

dengan melaksanakan

prinsip efisien, efektif, ekonomis, produktif,

transparan dan akuntabel.

Mereformasi birokrasi BLU dan mewujudkan

good governance

dengan melaksanakan

prinsip efisien, efektif, ekonomis, produktif,

transparan dan akuntabel.

Melakukan pengelolaan keuangan yang

mandiri dan otonom.

(6)

KARAKTERISTIK BLU

Berstatus hukum tetap sebagai instansi vertikal

K/L.

Berstatus hukum tetap sebagai instansi vertikal

K/L.

Menghasilkan semi barang/jasa (quasi public goods) yg dijual

kepada masyarakat. Menghasilkan semi barang/jasa (quasi public goods) yg dijual

kepada masyarakat.

Tidak mengutamakan mencari keuntungan

(laba).

Tidak mengutamakan mencari keuntungan

(laba).

Dikelola dengan melaksanakan prinsip

good governance

(ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan

akuntabel) dan produktivitas serta ala

korporasi. Dikelola dengan melaksanakan prinsip

good governance

(ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan

akuntabel) dan produktivitas serta ala

korporasi.

Rencana

kerja/anggaran dan pertanggungjawaban dikonsolidasikan pada kementerian/lembaga

induknya. Rencana

kerja/anggaran dan pertanggungjawaban dikonsolidasikan pada kementerian/lembaga

induknya.

Memiliki fleksibilitas dlm pengelolaan

keuangan.

Memiliki fleksibilitas dlm pengelolaan

(7)

7

FLEKSIBILITAS BLU (1)

Pendapatan diajukan ke KPPN paling

lambat diajukan ke KPPN paling

lambat triwulanan.

Pengelolaan belanja PNBP dpt dilakukan melebihi pagu

sepanjang masih dalam

ambang batas (flexible

budget).

Pengelolaan belanja PNBP dpt dilakukan melebihi pagu

sepanjang masih dalam

ambang batas (flexible

budget).

Pengelolaan kas dgn investasi

jangka investasi

jangka piutang, dan menghapus piutang, dan menghapus

(8)

FLEKSIBILITAS BLU (2)

Pengelolaan utang jangka pendek dan

jangka panjang . Pengelolaan utang jangka pendek dan

jangka panjang .

Pengelolaan Barang yang meliputi penghapusan barang inventaris dgn alasan

efisiensi dan efektivitas, dan melakukan kerja sama

aset tetap dalam rangka TUSI BLU

(termasuk ATM/ kantor kas bank,

kantin dan cafe, parkir, sewa

aula/training center, sewa sarana olah

raga, dan sewa wisma/guest house).

Pengelolaan Barang yang meliputi penghapusan barang inventaris dgn alasan

efisiensi dan efektivitas, dan melakukan kerja sama

aset tetap dalam rangka TUSI BLU

(termasuk ATM/ kantor kas bank,

kantin dan cafe, parkir, sewa

aula/training center, sewa sarana olah

raga, dan sewa wisma/guest house).

Pengelolaan surplus sebagai saldo kas,

dapat digunakan untuk biaya operasional (Bel

barang maupun Modal) pada tahun anggaran berikutnya.

Pengelolaan surplus sebagai saldo kas,

dapat digunakan untuk biaya operasional (Bel

(9)

9

KEWAJIBAN BLU (1)

Menyusun Rencana Strategis Bisnis Menyusun Rencana Strategis Bisnis

Menyusun Rencana Kerja/Anggaran Satker

Menyusun Rencana Kerja/Anggaran Satker

Menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)

Menyusun Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)

Membuka Rekening BLU dgn izin Menkeu

Membuka Rekening BLU dgn izin Menkeu

Pengajuan SP3B utk pertanggung jawaban

Pengajuan SP3B utk pertanggung jawaban

Menyusun Laporan Keuangan ( SAK dan SAP )

(10)

KEWAJIBAN BLU (2)

Membuat Sistem Akuntansi Keuangan yg ditetapkan oleh menteri teknis bersangkutan

Membuat Sistem Akuntansi Keuangan yg ditetapkan oleh menteri teknis bersangkutan

Mengusulkan tarif perjenis layanan kpd Menkeu melalui Menteri/Pimpinan Lembaga

Mengusulkan tarif perjenis layanan kpd Menkeu melalui Menteri/Pimpinan Lembaga

Membentuk Satuan Pemeriksaan

Membuat SOP pengelolaan keuangan

(11)

II. TUGAS DAN PERAN DEWAS

(12)

Pasal 34 PP no. 23/2005

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN BLU (1)

Pembinaan teknis BLU dilakukan oleh

Menteri K/L.

Pembinaan teknis BLU dilakukan oleh

Menteri K/L.

Pembinaan keuangan BLU dilakukan

oleh Menteri Keuangan.

Pembinaan keuangan BLU dilakukan

oleh Menteri Keuangan.

Untuk pelaksanaan pembinaan

tersebut dibentuk Dewan Pengawas.

Untuk pelaksanaan pembinaan

tersebut dibentuk Dewan Pengawas.

Dewan Pengawas dibentuk dengan

keputusan Menteri K/L atas

persetujuan Menteri Keuangan.

Dewan Pengawas dibentuk dengan

keputusan Menteri K/L atas

(13)

Dewan Pengawas (Dewas) BLU adalah

organ BLU yang bertugas melakukan

pengawasan terhadap pengelolaan

BLU.

Dewan Pengawas melakukan

pengawasan pengelolaan BLU yang

dilakukan oleh pejabat pengelola BLU

terhadap pelaksanaan Rencana

Strategis Bisnis (RSB), Rencana Bisnis

dan Anggaran (RBA), RKA K/L, DIPA dan

kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan.

PMK 109/PMK.05/2007

13

(14)

Untuk

menjamin

agar

kegiatan

pemberian layanan umum satker BLU

bersangkutan

dapat

dilaksanakan

sesuai tujuan pembentukan BLU.

Untuk menjamin agar fleksibilitas

pengelolaan keuangan BLU dapat

dipertanggungjawabkan.

Untuk

menjamin

agar

semua

kewajiban

satker

BLU

dapat

(15)

Dewas dibentuk dalam rangka pelaksanaan

pengawasan BLU.

Dewas dibentuk dengan Keputusan

Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua Dewan

Kawasan atas persetujuan Menteri Keuangan.

Dewas terdiri atas unsur-unsur pejabat dari

Kementerian Negara/Lembaga/Dewan Kawasan

dan Kementerian Keuangan, serta tenaga ahli

sesuai dengan kegiatan BLU.

Masa jabatan anggota Dewas 5 tahun, dan

dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa

jabatan.

PEMBENTUKAN DEWAS (1)

(16)

Persyaratan Pembentukan Dewas:

Realisasi omzet tahunan menurut LRA

tahun terakhir, minimum sebesar

Rp15.000.000.000,- (lima belas miliar

rupiah), dan/atau

Nilai aset menurut neraca, minimum

sebesar

Rp 75.000.000.000,- (tujuh puluh lima

miliar rupiah).

(17)

Persyaratan Keanggotaan Dewas:

Memiliki integritas, dedikasi, itikad baik, dan rasa

tanggung jawab.

Memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan

kegiatan BLU.

Berpendidikan serendah-rendahnya S-1 atau yang

sederajat.

Dapat menyediakan waktu yang cukup untuk

melaksanakan tugas.

Bukan merupakan pegawai BLU.

Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris

atau Dewas yang dinyatakan bersalah dan

menyebabkan suatu badan usaha pailit, atau tidak pernah dihukum.

Tidak sebagai Kepala Pemerintahan Daerah, anggota

legislatif, penasehat menteri, dan staf khusus menteri.

Penilaian calon anggota Dewas dilakukan melalui fit

and proper test.

PEMBENTUKAN DEWAS (3)

(18)

Persyaratan

Jumlah Anggota Nilai Omzet

Tahunan (sesuai LRA)

Nilai Aset (sesuai Neraca) Rp15 - 30 milyar Rp75 - 200

milyar 3 orang:1 dari kementerian teknis 1 dari kementerian

keuangan

1 dari tenaga ahli/profesional

>Rp 30 milyar > 200 milyar 3 orang tsb di atas, atau

5 orang: 2 dari kementerian teknis

2 dari kementerian keuangan

1 dari tenaga ahli/profesional

Jumlah Keanggotaan Dewas

(19)

Sekretaris Dewas

Organ Dewas yang membantu

pelaksanaan tugas, kewajiban dan hak

Dewas di bidang kesekretariatan.

Sekretaris Dewas diangkat oleh

Pemimpin BLU, atas persetujuan

Dewas.

Persyaratan Sekretaris Dewas dengan

kriteria:

memiliki integritas, dedikasi, itikad

baik, dan rasa tanggung jawab.

dapat menyediakan waktu yang

cukup untuk melaksanakan tugas.

tidak pernah dihukum karena

melakukan tindak pidana yang

merugikan keuangan negara.

Mempunyai kemampuan di bidang IT

dan memiliki pengetahuan di bidang

layanan satker BLU bersangkutan

dan keuangan.

19

(20)

Usulan pengangkatan Anggota Dewas

disertai dengan informasi kompetensi paling

sedikit terdiri atas:

Daftar Riwayat Hidup.

Salinan/fotocopy ijazah terakhir yang

disahkan oleh pejabat berwenang.

Salinan/fotocopy surat keputusan

pengangkatan dalam jabatan

struktural/fungsional pada K/L

(21)

21

KEWAJIBAN DEWAS (1)

Menelaah RKA K/L dan RBA serta kebenaran pencantuman saldo awal dan saldo akhir pada RBA dan DIPA.

Menelaah RKA K/L dan RBA serta kebenaran pencantuman saldo awal dan saldo akhir pada RBA dan DIPA.

Menadatangani RBA selaku pihak yang mengetahui RBA. Menadatangani RBA selaku pihak yang mengetahui RBA.

Memberikan pendapat dan saran kepada Menteri/ Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan mengenai RSB dan RBA.

Memberikan pendapat dan saran kepada Menteri/ Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan mengenai RSB dan RBA.

Melaporkan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan jika terjadi gejala penurunan kinerja BLU.

Melaporkan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan jika terjadi gejala penurunan kinerja BLU.

Mengikuti perkembangan kegiatan BLU, memberikan pendapat dan saran kepada Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan. Mengikuti perkembangan kegiatan BLU, memberikan pendapat dan

(22)

PMK 109/PMK.05/2007

KEWAJIBAN DEWAS (2)

Memberikan masukan, saran, atau tanggapan

atas laporan keuangan dan laporan kinerja BLU

kepada pejabat pengelola BLU.

Memberikan masukan, saran, atau tanggapan

atas laporan keuangan dan laporan kinerja BLU

kepada pejabat pengelola BLU.

Memberikan masukan, saran, atau tanggapan

atas kelayakan, kualitas, jumlah dan harga

barang yang dibeli.

Memberikan masukan, saran, atau tanggapan

atas kelayakan, kualitas, jumlah dan harga

barang yang dibeli.

Mengawasi dan memberikan nasehat

pelaksanaan pengelolaan keuangan BLU dan

kapatuhan terhadap peraturan.

Mengawasi dan memberikan nasehat

(23)

Memberikan persetujuan penghapusan

secara bersyarat terhadap piutang BLU

dengan jumlah lebih dari Rp.200 juta

s.d. Rp.500 juta per penanggung utang.

PMK 230/PMK.05/2009

Memberikan persetujuan atas pinjaman

jangka pendek untuk peminjaman yang

bernilai di atas 10% s.d. 15% dari

jumlah pendapatan BLU TA sebelumnya

yang tidak bersumber dari APBN dan

hibah terikat.

PMK 77/PMK.05/200723

(24)

Menyiapkan penyelenggaraan rapat Dewas,

termasuk menyiapkan undangan dan

bahan-bahan rapat Dewas.

Menghadiri rapat Dewas dan rapat gabungan

Dewas dengan Pejabat Pengelola BLU.

Mengelola, memutakhirkan dan menyimpan

dokumen dan informasi yang terkait dengan

pelaksanaan tugas Dewas.

Menyusun notulen rapat.

Mengumpulkan data atau informasi yang relevan

dengan pelaksanaan tugas Dewas.

Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Dewas

secara berkala.

Membantu Dewas dalam menyusun program

kerja, laporan, pendapat, kajian dan saran

Dewas.

Melaksanakan kegiatan lain yang mendukung

KEWAJIBAN SEKRETARIS DEWAS

(25)

Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua Dewan

Kawasan berwenang memberhentikan dan

mengganti Anggota Dewas dari unsur pejabat

Kementerian Negara/Lembaga/Dewan Kawasan

dan unsur tenaga ahli.

Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua Dewan

Kawasan dapat mengusulkan pemberhentian

dan penggantian anggota Dewas dari unsur

pejabat Kementerian Keuangan.

Menteri Keuangan berwenang memberhentikan

dan mengganti Anggota Dewas dari unsur

pejabat Kementerian Keuangan.

Pemberhentian dan penggantian Dewas dapat

berupa:

Pemberhentian dan Penggantian Antar Waktu.

Pemberhentian karena berakhir masa jabatan.

Pemberhentian karena penerapan pengelolaan

keuangan BLU berakhir.

PENGGANTIAN DEWAS (1)

(26)

Pemberhentian dan Penggantian Antar Waktu dapat

dilakukan apabila Anggota Dewas tidak dapat meneruskan masa jabatannya karena:

tidak melaksanakan tugas dengan baik;

tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan;terlibat dalam tindakan yang merugikan BLU;

dipidana penjara; berhalangan tetap;

mengundurkan diri; atau

menduduki jabatan lain yang berakibat terjadi

benturan kepentingan dalam pengawasan BLU atau munculnya halangan yang menganggu kemampuan untuk bertindak secara bebas dalam pengawasan BLU.

Masa Jabatan Anggota Dewas Pengganti Antar Waktu

ditetapkan selama sisa masa jabatan Anggota Dewas

(27)

Dewas harus melaporkan tugasnya kepada

Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri

Keuangan paling sedikit satu kali dalam

satu semester.

(Psl 5 ayat 4 PMK : 109/PMK.05/2007)

Pedoman Penyusunan Laporan Dewas

Satker BLU merupakan acuan dalam

penyusunan laporan

(Perdirjen 08/PB/2008)

27

(28)

Ruang Lingkup Evaluasi :

Ketepatan Waktu

Semester pertama paling lambat 30 hari

setelah semester berakhir

Semester kedua paling lambat 40 hari

setelah tahun anggaran berakhir

Keakuratan

Penilaian terhadap Renstra, RBA dan

pelaksanaannya

Penilaian terhadap kinerja pelayanan,

keuangan dan lainnya

Penilaian ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan

Penilaian permasalahan pengelolaan BLU

dan solusinya

Penilaian Saran dan rekomendasi

Penyajian

28

(29)

KETEPATAN WAKTU

(30)

Angka yang ada di laporan dewas

berbeda dengan Laporan Keuangan

Satker BLU

Data realisasi keuangan yang

disampaikan tidak mencakup satu

periode, misalnya laporan Dewas

Semester II tapi data realisasi keuangan

hanya sampai dengan bulan Nopember.

Memperbandingkan data antara periode

yang tidak setara, misalnya Juni-Juni,

Desember-Desember.

(31)

Format laporan pada umumnya sudah mengacu ke

Perdirjen 08/PB/2008, tetapi masih terdapat materi

yang belum diungkapkan terutama tindak lanjut atas

laporan dewas periode sebelumnya.

Realisasi Pencapaian belum di bandingkan dengan

target pada RBA

Pada umumnya RBA disebutkan sudah sesuai

dengan ketentuan, tetapi tidak diungkapkan secara

jelas kesesuaiannya dengan Rencana Strategi Bisnis

maupun dengan Visi dan Misi yang akan dicapai

Data SDM, Sarana /Prasara sudah ada,tetapi tidak

diungkapkan

kesenjangannya

dengan

yang

seharusnya dibutuhkan oleh satker BLU.

PENYAJIAN LAPORAN

(32)

PERMASALAHAN UTAMA SATKER BLU

Masih terdapat satker BLU yang belum tertib

dalam mengajukan pertanggungjawaban berupa SP3B BLU.

Masih terdapat satker BLU yang belum tertib

dalam mengajukan pertanggungjawaban berupa SP3B BLU.

Sebagian besar satker BLU terlambat

menyampaikan Laporan Keuangan (SAK dan SAP). Sebagian besar satker BLU terlambat

menyampaikan Laporan Keuangan (SAK dan SAP).

Sebagian besar BLU belum mempunyai Sistem Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Menteri K/L

(33)

33

PERMASALAHAN UTAMA SATKER BLU

Masih banyak satker BLU yg mempunyai tarif per jenis layanannya tapi belum

ditetapkan oleh Menkeu.

Masih banyak satker BLU yg mempunyai tarif per jenis layanannya tapi belum

ditetapkan oleh Menkeu.

Masih terdapat satker BLU yang belum menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern melalui SPI dengan efektif.

Masih terdapat satker BLU yang belum menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern melalui SPI dengan efektif.

Masih banyak pengukuran kinerja

keuangan dan layanan belum dilakukan dengan konsisten dan memadai.

Masih banyak pengukuran kinerja

keuangan dan layanan belum dilakukan dengan konsisten dan memadai.

Masih banyak pemanfaatan BMN yang dimiliki belum memiliki dasar hukum

yang kuat. Masih banyak pemanfaatan BMN yang dimiliki belum memiliki dasar hukum

(34)

1. Rencana Strategis Bisnis (RSB)

a) Dewas harus memastikan RSB yang ada masih berlaku/tidak daluwarsa.

b) Dewas harus memastikan bahwa Standar Pelayanan Minimal (SPM) sudah diadopsi ke dalam RSB.

c) Dewas harus memastikan bahwa RSB sesuai dengan Renstra K/L dan realistis untuk diwujudkan dalam jangka 5 tahun.

d) Perubahan dalam RSB harus disetujui terlebih dahulu oleh Dewas, sebelum disampaikan kepada Menteri teknis dan Menteri Keuangan.

e) Dewas harus mengevaluasi target kinerja yang terdapat di dalam RSB dibandingkan dengan capaian pada tahun berjalan.

(35)

35

2.

Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)

a)

Dewas harus memastikan RBA berdasarkan pagu

indikatif/sementara dan pagu definitif telah

dievaluasi dan disahkan olehnya sebelum dikirim

kepada Menteri teknis.

b)

Dewas

mengevaluasi

kesesuaian

program/kegiatan

dalam

RBA

yang

akan

dilakukan dengan RSB dan peraturan yang

berlaku.

c)

Dewas mengevaluasi penggunaan standar biaya,

kesesuaian belanja antara RBA dan RKA satker,

kelayakan belanja, dan hal-hal lain untuk

memastikan efisiensi belanja telah dilakukan.

d)

Dewas mengevaluasi target pendapatan yang

akan dicapai dengan melihat progress PNBP yang

telah dicapai oleh satker BLU dalam beberapa

tahun terakhir.

(36)

e)

Dewas memberikan masukan/saran kepada

pemimpin

BLU

apabila

terdapat

ketidakpatuhan terhadap alokasi belanja

satker BLU.

f)

Dewas membuat kertas kerja penelaahan

RBA/Revisi

RBA

dan

dapat

memberitahukannya kepada Menteri teknis

apabila

terdapat

indikasi

pelanggaran

terhadap ketentuan yang berlaku.

g)

Dewas

memonitor

ketepatan

waktu

penyampaian RBA Definitif (7 hari kerja

setelah tahun anggaran berjalan) kepada

Kementerian Keuangan.

h)

Dewas

mengevaluasi

efektivitas

pelaksanaan RBA tahun sebelumnya dan

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

(37)

Dokumen

perencanaan

bisnis

dan

penganggaran satker PK BLU

Pedoman pelaksanaan kegiatan satker PK

BLU

Dokumen yang menggambarkan pencapaian

kinerja satker PK BLU

Dokumen yang menggambarkan proyeksi

keuangan satker PK BLU

 RBA adalah untuk kepentingan satker PK BLU

37

(38)

A. Pendapatan yang akan diperoleh dari

layanan yang diberikan kepada

masyarakat

B. Hibah tidak terikat dan/ atau hibah

terikat yang diperoleh dari masyarakat

atau badan lain,

C. Hasil kerja sama BLU dengan pihak lain

dan/ atau

hasil usaha lainnya

,

D. Penerimaan lainnya yang sah dan/ atau

E. Penerimaan anggaran yang bersumber

dari APBN

Pendapatan

Jasa Lemb Keu

Hasil penjualan

Aset Tetap

Pendapatan

Sewa

(39)

39

1. Tarif Layanan

a.Dewas harus memastikan akuntabilitas seluruh pungutan kepada masyarakat harus telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan. Sebagai catatan, saat ini baru Universitas Hasanuddin yang memiliki PMK tarif layanan.

b.Dewas mengevaluasi tarif layanan yang dikenakan agar memenuhi aspek kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan, dan kompetisi yang sehat. Tarif layanan yang ditetapkan tidak boleh terlalu mahal yang mengakibatkan tidak terjangkau oleh masyarakat, namun juga harus mempertimbangkan kelangsungan BLU untuk melayani masyarakat dan berinvestasi.

c.Dewas dapat mengevaluasi besaran tarif layanan yang dikenakan kepada masyarakat, dan menyarankan kepada pemimpin BLU untuk mengajukan perubahan tarif layanan kepada Menteri Keuangan.

(40)

2. Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU

a. Dewas harus memastikan bahwa BLU minimal sekali dalam setiap triwulannya telah mengajukan Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP3B) BLU kepada KPPN. Saat ini masih terdapat satker BLU yang belum menyampaikan SP3B BLU sesuai

ketentuan.

b. Dewas harus menyampaikan bahwa ketepatan waktu penyampaian SP3B BLU merupakan salah satu

indikator kinerja keuangan satker BLU.

c. Dewas dapat mengevaluasi efektivitas pelaksanaan SOP pengelolaan keuangan intern satker BLU dengan memperhatikan waktu penyampaian SP3B BLU.

d. Dewas dapat menilai kinerja satker berdasarkan pada penyerapan dana BLU dan pendapatan BLU yang diterima sesuai SP3B BLU.

e. Untuk belanja yang bersumber dari RM APBN,

pertanggungjawabannya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(41)

41

3. Pengelolaan Kas

a. Dewas harus memastikan satker BLU telah memiliki SOP Pengelolaan Pendapatan dan Belanja BLU atas dana yang berasal dari PNBP.

b. Dewas harus memastikan bahwa satker BLU telah memiliki ijin pembukaan rekening dari Menteri Keuangan (cq Kuasa BUN Pusat) atas Rekening Operasional BLU, Rekening Dana Kelolaan BLU, dan Rekening Pengelolaan Kas BLU yang dimiliki.

c. Dewas memberikan nasehat kepada satker BLU dalam hal uang yang mengendap dalam deposito (idle money) melebihi kebutuhan operasional dalam 6 bulan ke depan agar dapat digunakan untuk kepentingan belanja investasi atau hal lainnya yang berdaya guna.

d. Dewas mengingatkan kepada BLU bahwa dana idle

hanya boleh diinvestasikan untuk jangka pendek (tidak lebih dari 12 bulan) pada instrumen yang aman dan tidak boleh digunakan untuk investasi jangka panjang tanpa seijin Menteri Keuangan.

(42)

4. Pengelolaan BMN

a.Dewas harus memastikan bahwa pengadaan barang/jasa yang dilakukan telah memenuhi ketentuan Perpres 54/2010 jo. Perpres 70/2012 agar akuntabilitasnya dapat terjaga.

b.Dewas memberikan nasehat bahwa pemanfaatan BMN dapat dilakukan oleh BLU hanya dalam rangka tupoksi/menunjang tupoksi dan hasilnya merupakan PNBP BLU.

c.Dewas harus memastikan bahwa tarif layanan pemanfaatan BMN untuk menunjang tupoksi telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan dalam PMK tarif layanan.

d.Dewas memberikan nasehat dalam rangka penghapusan barang inventaris yang dimiliki oleh BLU.

e.Dewas menjelaskan bahwa pemanfaatan BMN di luar tupoksi harus mendapatkan ijin dari Pengelola BMN.

(43)

43

5. Pengelolaan Utang

a.

Dewas harus memastikan bahwa satker BLU

memiliki SOP Pengelolaan Utang yang baik.

b.

Dewas menyampaikan kepada BLU bahwa

utang yang diperbolehkan hanyalah utang

jangka pendek (utang dagang) untuk

kepentingan operasional satker BLU. Utang

berupa pinjaman uang tidak diperkenankan.

c.

Dewas menyampaikan bahwa utang jangka

panjang tidak diperkenankan berasal dari

bank umum, kecuali yang berasal dari BUN.

d.

Dewas memberikan pertimbangan kepada

BLU sebelum melakukan utang/pinjaman

kepada pihak lain.

(44)

6. Pengelolaan Piutang

a.

Dewas harus memastikan bahwa satker BLU

memiliki SOP Pengelolaan Piutang yang berisi

mekanisme penentuan kualitas piutang.

b.

Dewas harus memberikan persetujuan atas

penghapusan piutang bersyarat BLU untuk

nilai piutang Rp 200 s.d. 500 juta per

individu.

c.

Dewas

harus

menjelaskan

bahwa

penghapusan

piutang

bersyarat

hanya

menghapusbukukan piutang BLU, bukan

menghapuskan hak tagih sehingga BLU tetap

harus mengelola piutang dimaksud.

d.

Dewas menyampaikan bahwa piutang yang

diberikan dalam bentuk piutang dagang,

bukan uang.

(45)

45

7. Penilaian Kinerja

a.

Dewas harus mengawasi dan memberikan

nasehat kepada satker mengenai kinerja

keuangan dan kinerja teknis/layanan BLU.

b.

Kinerja keuangan BLU terdiri dari aspek

keuangan (rasio kas, rasio lancar, periode

penagihan piutang, perputaran aset tetap,

return of asset, return of equity, dan rasio

belanja operasional terhadap pendapatan

operasional) dan aspek kepatuhan (RBA

definitif, laporan keuangan SAK, SP3B BLU,

tarif layanan, sistem akuntansi, persetujuan

rekening dan SOP).

c.

Sementara kinerja layanan terdiri dari biaya

pelayanan (

cost of service

), penggunaan

(

utilization

), kualitas dan standar pelayanan

(

quality and standards

), cakupan pelayanan

(

coverage

), kepuasan (

satisfaction

)

.

(46)

8. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

a.

Satker BLU harus memiliki sistem akuntansi

BLU yang ditetapkan oleh Menteri teknis.

b.

Dewas menjelaskan kepada satker BLU

untuk menyampaikan LK berdasarkan SAK

dan SAP. LK SAK dihasilkan dari sistem

akuntansi keuangan BLU, sementara LK SAP

sesuai dengan ketentuan yang berlaku

mengenai SAP.

c.

Dewas dapat melakukan penilaian kinerja

keuangan berdasarkan LK SAK dan

memberikan nasehat bagi perbaikannya ke

depan.

(47)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DIREKTORAT PEMBINAAN PK BLU

TERIMAKASIH

Referensi

Dokumen terkait

Agar dapat menjalankan tugas ini, pendamping harus memiliki kemampuan: mengidentifikasi dan menyediakan jenis-jenis informasi dari luar yang berhubungan dengan komunitas

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Handout ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi terkait pengaruh pemberian berbagai konsentrasi hormon auksin pada media kultur jaringan anggrek terhadap pertumbuhan

Pada penelitian ini difokuskan pada regenerasi secara langsung melalui multiplikasi tunas aksilar sengon laut sebagai sumber eksplan, dimana diperbanyak

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. FORMULIR

Jumlah nilai produksi Industri kecil,menengah dan besar (Rp. Triliun) - Dinas Perindag Provinsi Jambi Laporan hasil inventarisasi Laporan Dinas Instansi terkait

Berbagai jurnal mengenai electronic word of mouth mengacu pada definisi yang dijelaskan oleh Hening Thurau, dalam Jalilvand (2012:43), electronic word of mouth adalah

Demikian pengumuman ini untuk diketahui, atas perhatiannya diucapkan