• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE HARGA POKOK PROSES dalam akuntansi biaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "METODE HARGA POKOK PROSES dalam akuntansi biaya "

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

METODE HARGA POKOK PROSES

(Tidak memperhitungkan persediaan awal)

1. Pengertian Metode Harga Pokok Proses

Metode harga pokok proses merupakan metode

pengumpulan biaya produksi yang digunakan

oleh perusahaan yang mengolah produknya

secara massa.

Didalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan

untuk setiap proses selama jangka waktu

tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung

dengan cara membagi total

biaya produksi

dalam periode tertentu dengan

jumlah satuan

produk yang dihasilkan dari proses tersebut

selama jangka waktu yang bersangkutan

.

2. Karakteristik Usaha Perusahaan Yang

Berproduksi Secara Massa.

Produk yang dihasilkan merupakan produk

standar.

Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan

adalah sama.

Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya

(2)

3. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses.

Pengumpulan biaya produksi per departemen

produksi per periode akuntansi.

Perhitungan HPP per satuan dengan cara

membagi total biaya produksi yang dikeluarkan

selama periode tertentu dengan jumlah satuan

produk yang dihasilkan selama periode yang

bersangkutan.

Penggolongan biaya produksi langsung dan tak

langsung seringkali tidak diperlukan.

Elemen yang digolongkan dalam BOP terdiri dari

biaya produksi selain biaya bahan baku dan

biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja

(baik yang langsung maupun tidak langsung).

BOP dibebankan berdasarkan biaya yang

sesungguhnya terjadi.

4. Pengaruh Terjadinya Produk yang Hilang Dalam

Proses terhadap Harga Pokok Produksi per

Satuan.

a.

Hilang Awal Proses

(3)

METODE HARGA POKOK PROSES

(Memperhitungkan Adanya Persediaan Produk

Dalam Proses Awal)

Persediaan Produk Dalam Proses Awal

Dalam suatu departemen produksi, produk yang

belum selesai diproses pada akhir periode akan

menjadi persediaan produk dalam proses pada

awal periode berikutnya.

Produk dalam proses awal periode ini akan

membawa harga pokok persatuan yang berasal

dari periode sebelumnya, yang kemungkinan

akan berbeda dengan harga pokok per satuan

yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang

bersangkutan dalam periode sekarang. Dengan

demikian jika dalam periode sekarang dihasilkan

produk selesai yang ditransfer ke gudang atau ke

departemen berikutnya , harga pokok yang

melekat pada persediaan produk dalam proses

awal akan menimbulkan masalah dalam

penentuan harga pokok produk selesai tersebut.

(4)

Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk

dalam proses awal ditambahkan dengan biaya

produksiyang dikeluarkan periode sekarang

dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk

menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang.

Harga pokok produk yang dihasilkan oleh

departemen setelah departemen pertama

merupakan harga pokok kumulatif,yaitu

merupakan penjumlahan harga pokok dari

departemen satu ditambahkan dengan depar

temen berikutnya yang bersangkutan.

Metode Masuk Pertama Keluar Pertama

Dalam metode ini, menganggap biaya produksi

periode sekarang pertama kali digunakan untuk

menyelesaikan produk yang pada awal periode

masih dalam proses, baru kemudian sisanya

digunakan untuk mengolah produk yang

dimasukkan dalam proses periode sekarang.

Oleh karena itu dalam perhitungan unit

ekuivalensi tingkat penyelesaian persediaan

produk dalam proses awal harus diperhitungkan.

Dalam departemen setelah departemen I, produk

(5)

periodesebelumnya digunakan pertama kali

untuk menentukan harga pokok produk yang

ditransfer ke departemen berikutnya atau ke

gudang.

Tambahan Baku Setelah Departemen Produksi I

Tambahan baku ini mempunyai 2 kemungkinan :

1. Tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan

Tambahan initidak terpengaruh terhadap

perhitungan unit ekuivalensi produk yang

dihasilkan, sehingga tidak mempengaruhi

perhitungan HPP per satuan yang diterima dari

departemen produksi sebelumnya.

2. Menambah jumlah produk yang dihasilkan

(6)

1.

Pengaruh Produk yang hilang, Rusak dan Cacat

2.

Nilai Jual Produk Rusak Diperlakukan Sebagai pengurang

Biaya Produksi.

3.

Nilai Jual Produk Rusak Diperlakukan Sebagai Pendapatan

di Luar Usaha.

METODE HARGA POKOK PROSES

(Memperhitungkan Adanya Persediaan Produk

Dalam Proses Awal)

Persediaan Produk Dalam Proses Awal

Dalam suatu departemen produksi, produk yang

belum selesai diproses pada akhir periode akan

menjadi persediaan produk dalam proses pada

awal periode berikutnya.

Produk dalam proses awal periode ini akan

(7)

bersangkutan dalam periode sekarang. Dengan

demikian jika dalam periode sekarang dihasilkan

produk selesai yang ditransfer ke gudang atau ke

departemen berikutnya , harga pokok yang

melekat pada persediaan produk dalam proses

awal akan menimbulkan masalah dalam

penentuan harga pokok produk selesai tersebut.

Metode Rata-Rata Tertimbang

Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk

dalam proses awal ditambahkan dengan biaya

produksiyang dikeluarkan periode sekarang

dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk

menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang.

Harga pokok produk yang dihasilkan oleh

departemen setelah departemen pertama

merupakan harga pokok kumulatif,yaitu

merupakan penjumlahan harga pokok dari

departemen satu ditambahkan dengan depar

temen berikutnya yang bersangkutan.

Metode Masuk Pertama Keluar Pertama

Dalam metode ini, menganggap biaya produksi

(8)

menyelesaikan produk yang pada awal periode

masih dalam proses, baru kemudian sisanya

digunakan untuk mengolah produk yang

dimasukkan dalam proses periode sekarang.

Oleh karena itu dalam perhitungan unit

ekuivalensi tingkat penyelesaian persediaan

produk dalam proses awal harus diperhitungkan.

Dalam departemen setelah departemen I, produk

telah membawa harga pokok dari

periodesebelumnya digunakan pertama kali

untuk menentukan harga pokok produk yang

ditransfer ke departemen berikutnya atau ke

gudang.

Tambahan Baku Setelah Departemen Produksi I

Tambahan baku ini mempunyai 2 kemungkinan :

2. Tidak menambah jumlah produk yang

dihasilkan

Tambahan initidak terpengaruh terhadap

perhitungan unit ekuivalensi produk yang

dihasilkan, sehingga tidak mempengaruhi

perhitungan HPP per satuan yang diterima dari

departemen produksi sebelumnya.

(9)

Hal ini akan berakibat diadakannya penyesuaian

HPP per satuan yang diterima dari departemen

produksi sebelumnya.

HARGA POKOK PROSES LANJUTAN

I. Adanya Persediaan Awal Barang Dalam Proses

Apabila pada awal periode terdapat persediaan awal barang dalam proses maka timbul

masalah untuk menentukan harga pokok barang jadi. Hal ini tiimbul karena persediaan

barang dalam proses tersebut telah mempunyai harga pokok yang berasal dari periode

sebelumnya.

Untuk menentukan harga pokok barang jadi terdapat 3 metode yaitu :

1) Metode Harga Pokok Rata-rata (Weighted Average)

Di departemen – Pertama :

a. Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya produksi, yaitu : biaya bahan, biaya

tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dengan cara biaya yang melekat pada persediaan

barang dalam proses awal ditambah biaya-biaya periode berjalan.

b. Dihitung jumlah unit ekuivalen produksi yang dihasilkan dalam periode yang

bersangkutan : Barang jadi (yang ditransfer ke departemen berikutnya) ditambah barang

dalam proses akhir menurut unit ekuivalen. Harga pokok rata-rata kemudian dihitung

berdasarkan total biaya dibagi jumlah unit ekuivalen.

Di departemen – Lanjutan :

a. Dihitung harga pokok rata-rata yang berasal dari departemen sebelumnya. Harga pokok

tersebut terdiri dari : Harga pokok persediaan awal dan harga pokok yang diterima pada

periode yang bersangkutan.

(10)
(11)

e. Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung sebesar elemen biaya yang

c.

Harga pokok produk hilang tersebut diperhitungkan ke harga pokok produk selesai yang

ditransfer dari departemen produksi yang bersangkutan ke departemen produksi

(12)

ini dipakai apabila biaya overhead pabrik dibebankan ke produk atas dasar tarif yang

ditentukan dimuka.

c. Niali jual produk rusak dicatat sebagai pendapatan di luar usaha, produk rusak tetap

diperhitungkan dalam unit ekuivalen.

1. Apabila tambahan bahan baku tersebut tidak menambah unit produk maka tambahan

bahan baku itu hanya dicatat menambah biaya produk tanpa mempengaruhi perhitungan

unit ekuivalen departemen bersangkutan.

2. Apabila tambahan bahan baku tersebut mengakibatkan bertambahnya unit produk di

departemen yang bersangkutan, maka akan mengakibatkan diadakannya penyesuaian

terhadap harga pokok produksi per satuan dari departemen sebelumnya.

VI. Adanya Bahan Sisa Proses Produksi (Scrap Matreial)

(13)

Kalkulasi Biaya Rata - Rata VS Kalkulasi Biaya Fifo

Kalkulas biaya rata - rata dan biaya Fifo masing - masing mempunyai keunggulan

tersendiri. Tidak layaklah untuk menyatakan bahwa metode yang satu lebih sederhana

atau lebih akurat daripada metode lain. Pemilihan salah satu metode itu akan tergantung

seluruhnya pada sikap manajemen mengenai prosedur penentuan biaya yang dapat

memberikan angka - angka yang andal bagi pedoman manajerial.

(14)
(15)
(16)
(17)

BDP - BOP Dept.II 680.000

dipindahkan ke Dept. B untuk diproses menjadi produk jadi yang siap digunakan. Pada Dept. A terjadi produk hilang awal proses dan di Dept. B terdapat produk yang rusak bersifat normal dan tidak laku dijual. Data produksi dan biaya dalam bulan Desember 1996 adalah sebagai berikut :

(18)
(19)
(20)
(21)

BDP - BTK Dept. B Rp. 910.800 — BDP - BOP Dept. B Rp. 1.113.200 — Gaji dan upah — Rp. 910.800 Berbagai jenis biaya — Rp. 10113.200

b) Mencatat transfer produk jadi ke gudang

Persediaan Produk Jadi Rp. 3.866.300 — Persediaan produk dalam proses awal — Rp. 750.000

BDP - BBB Dept. B — Rp. 1.476.300 1]

BDP - BTK Dept. B — Rp. 738.000 2]

BDP - BOP Dept. B — Rp. 902.000 3]

c) Mencatat persediaan produk dalam proses akhir

Persediaan PDP Dept. B Rp. 850.200 — BDP - BBB Dept. B — Rp. 466.200 BDP - BTK Dept. B — Rp. 172.800 BDP - BOP Dept. B — Rp. 211.200

1] [ ( 2.100 - 300 ) + 100] x 777

Referensi

Dokumen terkait

Jika bahan baku tersebut menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen yang bersangkutan, tambahan bahan baku tersebut akan berakibat terhadap penyesuaian harga pokok

Untuk menghitung harga pokok produk jadi departemen B yang ditransfer gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses di departemen B pada akhir bulan Januari 20X1,

 BOP pada Metode Harga Pokok Proses adalah biaya produksi selain biaya bahan baku, biaya bahan penolong, dan biaya tenaga kerja, baik langsung maupun

Jurnal untuk mencatat Harga Pokok Produk dalam proses yang belum selesai diolah Dep. B pada akhir bulan

Jika metode penentuan harga pokok produk dengan variable costing atau direct costing digunakan oleh perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan ,maka sistim

dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok per satuan produk yang dihasilkan untuk pokok per satuan produk yang dihasilkan untuk

dipindahkan ke gudang atau departemen berikutnya dan harga pokok produk yang belum selesai pada akhir periode. (persediaan

Pada akhir kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami metode harga pokok proses untuk produk yang diolah melalui lebih dari satu departemen