• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK HASIL PENELITIAN TAHUN 2004 0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ABSTRAK HASIL PENELITIAN TAHUN 2004 0"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

"ABSTRAK HASIL PENELITIAN“ TAHUN 2004

KATA PENGANTAR

Sebagai inf ormasi hasil-hasil penelit ian dalam ringkasan hasil penelit ian, t elah disusun dan dihimpun dalam “ Abst rak Hasil Penelit ian“ t ahun 2004.

“ Abst rak hasil penelit ian” dalam buku ini merupakan abst rak hasil penelit ian t ahun 2004 yang t elah dipublikasikan pada t ahun 2005 di lingkup Badan Penelit ian dan Pengembangan kehut anan besert a unit pelaksana t eknisnya (UPT).

Di dalam buku ini dilengkapi indeks penulis dan indeks kat a kunci sebagai ruj ukan.

Dengan t ersusunnya “ Abst rak Hasil Penelit ian” diharapkan dapat memberikan inf o ilmiah bagi pengembangan ilmu dan t eknologi kehut anan. Saran dan masukan sangat diharapkan dalam penyempurnaan penuangan abst rak di t ahun mendat ang.

Semoga bermanf aat bagi yang memerlukannya.

Sekret aris Badan, Tt d. Dr. Hadi Daryant o NIP. 080054819

1.

Abdurrohim, Sasa

KETERAWETAN 41 JENIS KAYU TERHADAP BAHAN PENGAWET CCB = T reat abilit y of 41 Wood Species wit h CCB Preservat ives Sasa Abdurrohim dan Didik Achmad Sudika. -- Jurnal Penelitian Hasil hutan Vol. 22(3) 2004: 175-182

Sebagian besar j enis kayu Indonesia mempunyai ket erawet an yang berbeda, sehingga dapat membat asi ef ekt ivit as hasil pengawet an pada campuran beberapa j enis kayu. Unt uk memenuhi kebut uhan t ersebut perlu dit ent ukan kl asif ikasi ket erawet an kayu Indonesia.

Dalam penelit ian ini digunakan 41 j enis kayu yang diawet kan secara sel penuh menggunakan bahan pengawet CCB (t embaga-khrom-boron). Cont oh kayu kering udara berukuran lebar 5 cm, t ebal 5 cm dan panj ang 10 cm diawet kan dengan konsent rasi 3%, dengan vakum awal dan akhir sebesar 500 mm Hg masing-masing selama 15 menit dan t ekanan hidrolik sebesar 10 at m selama 60 menit .

Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa 20 j enis kayu mempunyai ket erawet an mudah, 12 j enis sedang, 5 j enis sukar, dan 4 j enis sangat sukar. Nilai ret ensi beragam pada kelompok dengan kelas ket erawet an sama, sehingga dalam pengelompokkan perlu memperhat ikan ret ensinya.

Kat a kunci:

Ket erawet an, proses sel penuh, ret ensi, penet rasi, CCB (t embaga-khrom-boron)

2.

Basari, Zakaria

ANALISIS BIAYA PEMANENAN KAYU BULAT SISTEM KEMITRAAN HPH - KOPERASI DESA DI KALIMANTAN TENGAH = An Analysis of Forest Harvest ing Cost of Forest Concession in Collaborat ion wit h Communit y Wellf are Cooperat ive in Cent ral Kalimant an / Zakaria Basari. -- Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22(2) 2004: 113-122

Sebagai salah sat u cara unt uk menekan berkembangnya kegiat an ilegal loging di hut an alam produksi, sebuah perusahaan HPH di Kalimant an Tengah mengadakan usaha kemit raan dibidang pemanenan kayu bulat dengan Koperasi Desa seki t ar hut an. Tuj uan penelit ian ini adalah unt uk menget ahui kinerj a kemit raan HPH dengan Koperasi Desa meliput i aspek produkt ivit as

penyaradan, biaya operasi, pendapat an Koperasi Desa sert a penyaluran keuangan hasil usaha t ersebut .

Penelit ian dilaksanakan di areal HPH PT Tanj ung Raya Int iga (PT TRI) wilayah kerj a Cabang Dinas Kehut anan Barit o Hulu Puruk Cahu, Dinas Kehut anan Propinsi Kalimant an Tengah pada t ahun 2001.

(2)

99 m3 hm/ j am. Biaya operasi pengeluaran kayu rat a-rat a mencapai Rp 14. 227, 4/ m3. Hasil penj ualan kayu memperoleh Rp 31. 235. 950, - sedang biaya invest asi Rp 2. 901. 017, -. Sehingga pendapat an Koperasi mencapai Rp 28. 901. 017, -. Pendapat an uang Koperasi Desa t ersebut disalurkan kepada warga masyarakat desa sebesar 34%, pengurus koperasi 29%, kas dusun 4, 5%, administ rasi koperasi 5% dan aparat 27%.

Hasil kaj ian menunj ukkan, bahwa pengusaha lokal dan masyarakat sekit ar hut an sudah mulai merasakan adanya keadilan dalam menikmat i keberadaan hut an alam produksi. Dengan demikian, kerj asama pengelolaan hut an alam yang baik yang dit unj ang dengan iklim kemit raan yang kondusif t erbukt i mengunt ungkan ke dua belah pihak yait u pihak konsesi hut an dan Koperasi Desa. Sist em pemanenan hut an dengan cara ini perlu dikembangkan unt uk daerah lainnya.

Kat a kunci:

Biaya operasi, kayu bulat , koperasi, usaha kemit raan

3.

Basri, Efrida

PENGARUH UMUR DAN POSISI LETAK RUAS PADA BATANG TERHADAP SIFAT PENGERINGAN TIGA JENIS BAMBU = T he Ef f ect of Age and Posit ion of Culm on Drying Propert ies of T hree Bamboos Species / Efrida Basri dan Saefudin. -- Jurnal Penelitian Hasil hutan Vol. 22(3) 2004: 123-134

Bambu merupakan t anaman serbaguna yang pent ing di Indonesi a. Banyak digunakan dalam indust ri, konst ruksi, mebel, dan keperluan lainnya. Sepert i halnya dengan produk dari kayu, bambu sebagai bahan baku j uga perlu dikeringkan. Pengeringan bambu yang dilakukan dengan t epat dapat meminimalkan perubahan bent uk selama pemakaian, meningkat kan kekuat an, dan mengurangi kerusakan karena pengeringan. Tuj uan dari penelit ian adalah menguj i pengaruh umur dan let ak ruas pada bat ang t erhadap sif at pengeringan t iga j enis bambu, yait u mayan (Gi gant ochl oa r obust a Kurz), t ali (Gi gant ochl oa apus Kurz), dan hit am (Gi gant ochl oa

at r ovi ol acea). Penet apan suhu pengeringan yang opt imal unt uk mengeringkan t iga j enis bambu t ersebut j uga akan dilakukan dalam percobaan ini. Penet apan suhu pengeringan diawali dengan percobaan mengeringkan bambu pada suhu 80° C secara konst an dan pengamat an cacat -cacat yang muncul, selama pengeringan, sepert i pecah/ ret ak, dan mengerinyut at au kempis (kolap).

Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa sif at penger ingan set iap j enis bambu dipengaruhi oleh umur pohon dan let ak ruas pada bat ang. Makin t ua bambu dan makin ke uj ung let aknya penyusut annya makin rendah. Kecepat an pengeringan bambu muda lebih t inggi dibandingkan dengan bambu yang berumur lebih t ua, namun memiliki mut u yang rendah. Suhu pengeringan yang sesuai unt uk mengeringkan bambu-bambu t ersebut berkisar ant ara 30 – 50oC. Suhu pengeringan ini perlu diuj icobakan t erlebih dahulu sebelum dit erapkan dalam skala komersial.

Kat a kunci :

Bambu, umur, let ak ruas, sif at pengeringan, suhu pengeringan

4.

Dj arwanto

KETAHANAN TIGA JENIS KAYU UNTUK BANTALAN REL KERETA API TERHADAP JAMUR

PERUSAK KAYU SECARA LABORATORIS = T he Resist ance of T hree Wood Species f or Railway Sleeper Against Wood Dest roying Fungi in a Laborat ory Experiment / Dj arwanto dan Sihati Suprapti. – Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22 (4) 2004:

Kayu unt uk bant alan rel merupakan bahan yang belum dapat digant ikan dengan produk lain t erut ama pada sambungan, simpangan dan j embat an. Akan t et api , kayu yang t elah t erpasang unt uk bant alan rel umumnya rawan t erhadap serangan j amur pelapuk. Tiga j enis kayu yait u bangkirai (Shor ea l aevi s), merant i bat u (Shor ea pl at ycl ados) dan rasamala (Al t i ngi a exel sa) diuj i t erhadap j amur menggunakan st andar DIN 52176 yang dimodif ikasi dengan t uj uan unt uk menget ahui ket ahanan kayu t ersebut t erhadap j amur pelapuk di laborat orium.

Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa kayu bangkirai dan merant i bat u t ermasuk kelompok kayu resist en (kelas II), sedangkan kayu rasamala t ermasuk kelompok kayu agak-resist en (kelas III). Kehilangan berat kayu rasamala lebih t inggi dibandingkan dengan kehilangan berat kayu bangkirai dan merant i bat u. Kemampuan j amur unt uk melapukkan kayu beragam menurut j enis kayu yang digunakan dan j enis j amur yang menyerangnya. Kemampuan melapukkan kayu yang t inggi didapat kan pada Pycnopor us sangui neus HHB-324, Schi zophyl l um commune, Pol ypor us

sp. , Tr amet es sp. dan Tyr omyces pal ust r i s. Kehilangan berat t ert inggi t erj adi pada kayu rasamala yang dilet akkan pada biakan P. sangui neus (15, 89%) dan S. commune (15, 32%).

Kat a kunci:

Ket ahanan kayu, j amur pelapuk, kehilangan berat

(3)

HUBUNGAN SIFAT DASAR DAN SIFAT PENGERINGAN LIMA JENIS KAYU ANDALAN JAWA BARAT = The Relation Between Basic Properties and Drying Properties in Five Priority Wood Species from West Java / Efrida Basri dan Nurwati Hadj ib. -- Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22(3) 2004: 155-166

Tuj uan penelit ian ini adalah mempelaj ari sif at dasar kayu dalam hubungannya dengan sif at pengeringan lima j enis kayu andalan Jawa Barat , yait u pulai kongo (Al st oni a congensi s Engl .), kibawang (Azadi r acht a excel sa Jack. ), salamander (Gr evi l l ea r obust a A. Cunn), mahoni (Swi et eni a macr ophyl l a King) dan suren (Toona sur eni Merr. ). Penguj ian sif at dasar kayu meliput i berat j enis, penyusut an, ket eguhan pat ah, t ekan sej aj ar serat , kekuat an kayu, dan st rukt ur anat omi kayu. Sedangkan penguj ian sif at pengeringan meliput i lamanya pengeringan dan mut u kayu. Met ode pengeringan yang digunakan adalah met ode alami (suhu 29oC - 35oC) dan pengeringan suhu t inggi (suhu 100oC).

Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa berat j enis dan st rukt ur anat omi kayu mempengaruhi sif at pengeringan kayu. Berdasarkan mut u pengeringan dan sif at -sif at kayu, bagan pengeringan (suhu dan kelembaban) yang opt imal bagi kayu pulai kongo dan mahoni adalah 70oC - 95oC dan 29% - 75%; kayu kibawang 65oC - 88oC dan 29% - 78%; kayu suren 65oC - 90oC dan 29% - 78%;

dan kayu salamander 58oC - 83oC dan 27% - 82%. Skedul pengeringan ini perlu diuj icobakan t erlebih dahulu sebelum dit erapkan di indust ri. Berdasarkan berat j enis, kekuat an, dan nilai dekorat if nya, kayu kibawang, salamander, mahoni, dan suren cocok unt uk dij adikan bahan baku mebel indah.

Kat a kunci:

Jenis kayu andalan, sif at dasar kayu, sif at pengeringan.

6.

Endom, Wesman

KAJIAN PENGGUNAAN LAHAN HUTAN DAN PERUBAHANNYA MENGGUNAKAN DATA CITRA SPOT LANDSAT DAN RADAR = Assesment on Forest Land Use by Interpreting Input Data of Spot, Landsat, and Radar Satellite Imageries / Wesman Endom & Haryono. -- Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22(2) 2004: 95-111

Unt uk meningkat kan ef ekt ivit as evaluasi sumberdaya alam, penilaian kecenderungan

penggunaan lahan sert a dampaknya sangat pent ing. Hal ini diperlukan mengingat wilayah yang saling berint eraksi mencakup areal luas. Unt uk it u kaj ian menggunakan cit ra penginderaan j auh merupakan pilihan yang t epat . Pada kaj ian ini dilakukan evaluasi penggunaan lahan secara manual melalui cit ra landsat , spot dan radar. Hasil kaj ian memperoleh gambaran sebagai berikut .

1). Sampai dengan t ahun 1980-an, areal kaj ian PT Inhut ani I yang berada di wilayah Long Nah, Kalimant an Timur, umumnya masih berupa hut an dengan sedikit perkampungan kecil-kecil yang let aknya t ersebar.

2). Hasil penaf siran dari cit ra spot , cit ra landsat dan radar memperlihat kan masing-masing: (a) dari cit ra spot 64, 7% benar dan 35, 3% salah; (b) dari cit ra landsat yang benar 53, 3% sedang yang salah 46, 7%; (c) dari cit ra radar bulan Maret 1998 dan April 1998 yang benar 38, 1% sedang yang salah 61, 9%.

3). Perubahan penggunaan lahan hut an pada periode t ahun 1980-1998 t erj adi konversi dari hut an t anah kering dan sebagian hut an rawa menj adi hut an t anaman indust ri (HTI). Perubahan menj adi bent uk penggunaan lahan lainnya dit emukan sangat kecil (< 3%) karena lapisan t anahnya sangat t ipis dan masam, sehingga t idak cocok menj adi kegiat an usaha pert anian.

4). Unt uk mengurangi t ingginya commi si on er r or, maka sebaiknya pembuat an st rat a dalam penaf siran disesuaikan secukupnya, t idak usah t erlalu banyak.

Kat a kunci:

Penggunaan lahan, bat as hut an, cit ra sat elit dan pemant auan

7.

Endriana XE

TEKNIK PEMBUATAN PERNIS DARI DAMAR UNTUK USAHA KECIL = The Manufacture of Varnish from Shorea Resin for a Small-Scale Industry / E. Edriana, Erik Dahlian dan E. Suwardi Sumadiwangsa. – Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22 (4) 2004:

(4)

Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa pernis dari bahan baku damar yang berkualit as rendah dengan f ormula campuran 65% larut an damar, 25% alkyd sint et is, 8. 8% minyak t anah, 0. 3% cobalt kering, dan 0. 9% calcium kering menghasilkan kualit as pernis yang baik. Pernis yang dihasilkan memerlukan wakt u pengeringan selama 3 j am dengan daya kilap dan kesan raba yang baik. Pernis yang dihasilkan memiliki karakt erist ik set ara dengan pernis komersil, kecuali sif at pengent alan akibat kont aminasi udara relat if lebih cepat . Pernis yang dibuat dengan f ormula diat as memiliki biaya produksi lebih rendah daripada harga pernis dipasaran.

Kat a kunci:

Damar, pembuat an pernis, usaha kecil.

8.

Hidayat, Asep

PENGARUH PEMBUATAN TAKIK REBAH DAN TAKIK BALAS TERHADAP ARAH JATUH POHON : STUDI KASUS DI HUTAN TANAMAN DI PULAU LAUT, KALIMANTAN SELATAN = T he Effect of Making Undercut and Back cut on T ree Felling Direct ion : Case St udy at Forest Plant at ion in Pulau Laut , Sout h Kalimant an / Asep Hidayat & H. Hendalastuti R. . -- Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22(1) 2004: 51-55

Penelit ian unt uk menget ahui pengaruh pembuat an t akik rebah dan t akik balas t erhadap ket epat an arah j at uh pohon dan limbah t unggak dan limbah t eknis t elah dilakukan di hut an t anaman Pulau Laut , Kalimant an Selat an. Pohon cont oh diambil dengan cara purposif sebanyak 52 pohon. Dat a ket epat an dan limbah selanj ut nya dianalisis secara deskript if melalui persent ase. Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa kombinasi pembuat an ant ara t akik rebah benar at au salah dan t akik balas benar at au salah bukan sat u-sat unya f akt or yang mempengaruhi ket epat an arah j at uh pohon. Demikian j uga besar kecilnya limbah yang dihasilkan bukan semat a-mat a dit ent ukan ol eh ket epat an at au penyimpangan arah j at uh pohon.

Kat a kunci:

Penebangan, arah j at uh pohon, t akik rebah, t akik balas.

9.

Jasni

THE RESISTANCE OF TREATED RUBBERWOOD PARTICLEBOARD TO THE DRYWOOD TERMITE

Crypt ot ermes cynocephalus Light. = Ket ahanan Papan Part ikel T erhadap Serangan Rayap Kayu Kering Cryptotermes cynocephalus Light / Jasni & I. M. Sulastiningsih. -- Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22(2) 2004: 69-74

Papan part ikel banyak digunakan sebagai bahan mebel dan dalam j umlah t erbat as digunakan sebagai bahan bangunan yang t idak menyangga beban. Kelemahan papan part ikel sebagai bahan mebel dan bahan bangunan t ersebut adalah mudah diserang organisme perusak kayu, misalnya rayap karena bahan bakunya berasal dari kayu dengan kelas awet rendah. Oleh karena it u perlu dilakukan pencegahan serangan rayap pada papan part ikel dengan meningkat kan ket ahanannya. Tuj uan penelit ian ini adalah unt uk mendapat kan kadar bahan pengawet alf amet rin minimum yang dit ambahkan dalam ramuan perekat f enol f ormaldehida, yang cukup ef ekt if unt uk mencegah serangan rayap kayu kering pada papan part ikel.

Dalam penelit ian ini papan part ikel dibuat dari limbah serut an kayu karet yang dibedakan ant ara part ikel kasar dengan part ikel halus. Perekat yang digunakan adalah f enol f ormaldehida dengan kadar perekat 12% dari berat part ikel kering. Kedalam perekat f enol f ormaldehida cair dit ambahkan larut an bahan pengawet alf amet rin dengan kadar 0%; 0, 25%; 0, 50%; 0, 75%; dan 1%. Kandungan bahan akt if al f amet rin dalam larut an bahan pengawet yang digunakan adalah 15 g/ l. Penguj ian ket ahanan papan part ikel dilakukan t erhadap rayap kayu kering. Di samping it u dilakukan j uga penguj ian ket ahanan kayu karet ut uh sebagai pembanding. Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa kadar alf amet rin 0, 50% at au lebih dari berat f enol f ormaldehida cair pada pembuat an papan part ikel kasar maupun halus sudah cukup ef ekt if unt uk menahan serangan rayap kayu kering, mort alit as mencapai 100%, dan kelas ket ahanan papan part ikel meningkat dari kelas III menj adi kelas I. Papan part ikel t anpa bahan pengawet (kont rol) mempunyai kelas ket ahanan lebih t inggi (III) dari pada kelas ket ahanan kayu karet ut uh (IV).

Kat a kunci :

Papan par t kel , f enol f or mal dehi da, al f amet r i n, r ayap kayu ker i ng.

10.

Komarayati, Sri
(5)

Tulisan ini menyaj ikan hasil penelit ian sif at , kualit as dan manf aat arang serasah dan arang kulit kayu pinus. Tuj uan penelit ian unt uk menget ahui bahwa serasah dan kulit kayu pinus dapat digunakan sebagai bahan bakar, bahan kompos, campuran pada pembuat an arang kompos dan sebagai campuran media t umbuh. Penelit ian ini dilakukan karena selama ini serasah dan kulit kayu pinus t idak dimanf aat kan secara maksimal . Serasah pinus dibiarkan menumpuk di lant ai hut an dan kulit kayu pinus hanya digunakan sebagai bahan bakar.

Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa arang serasah pinus dan arang kulit kayu pinus mengandung kadar air 5, 23 – 7, 8% ; kadar abu 1, 88 – 13, 76% ; zat mudah menguap 26, 19 – 32, 60%; kadar karbon t erikat 53, 63 – 71, 93 % dan nilai kalor 7192 kal/ gr. Unsur hara makro arang kulit kayu pinus t ermasuk kisaran t inggi unt uk C organik dan nisbah C/ N; kisaran sedang unt uk N t ot al, P2O5, K2O dan pH H2O, sert a kisaran rendah unt uk CaO dan MgO. Kualit as kompos

dan arang kompos dari serasah dan kulit kayu pinus sudah memenuhi st andar ant ara lain : P 1, 12 – 1, 24% ; K 1, 47 – 1, 62%; Mg 0, 67 – 1, 05%; kadar air 55, 81 – 56, 21%; pH 6, 8 – 7, 2 dan nisbah C/ N 18, 89 – 20, 10.

Kat a kunci :

Ser asah, kul i t kayu, pi nus, bahan bakar .

11.

Komarayati, Sri

PENGGUNAAN ARANG KOMPOS PADA MEDIA TUMBUH ANAKAN MAHONI = T he Use of

Compost Charcoal on t he Growing Media of Mahoni Seedlings / Sri Komarayati. – Jurnal

Penelitian Hasil Hutan Vol. 22 (4) 2004:

Tulisan ini menyaj ikan hasil penelit ian t ent ang penggunaan dua j enis arang kompos t erhadap media t umbuh anakan mahoni (Swi et eni a macr ophyl l a King) selama 5 bulan dengan t uj uan unt uk menget ahui pengaruh pemberian arang kompos t erhadap respon pert umbuhan anakan mahoni.

Bahan yang digunakan adalah arang kompos serasah t usam (A1), arang kompos serasah campuran (A2) dan bibit mahoni. Hasil peneli t ian menunj ukkan bahwa dosis 30% arang kompos baik A1 maupun A2 dapat meningkat kan pert ambahan t inggi anakan mahoni sebesar 17, 67 – 25, 02 cm at au 2, 7 - 3, 8 kali lipat dibandingkan dengan kont rol. Pert ambahan diamet er sebesar 0, 16 – 0, 19 cm at au sekit ar 1, 8 – 2, 1 kali lipat dibandingkan dengan kont rol.

Namun demikian, pemberian arang kompos sebesar 40% baik pada A1 maupun A2 menunj ukkan pert ambahan t inggi dan diamet er yang lebih kecil dibandingkan dengan pemberian dosis 30%. Secara kumulat if , pemberian arang kompos dapat meningkat kan biomas anakan lebih dari 400%.

Kat a kunci :

Ser asah, ar ang kompos, anakan mahoni

12.

Krisdianto

PENGARUH PERLAKUAN PENDAHULUAN TERHADAP KECEPATAN PENGERINGAN KAYU MANGIUM = T he Ef f ect of Pre-t reat ment on Wood Drying Rat e of Acaciamangium Willd. /

Krisdianto dan Jamaludin Malik. -- Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22(3) 2004: 135-142

Salah sat u permasalahan yang dihadapi dalam pengolahan kayu mangium (Acaci a mangi um

Willd. )adalah rendahnya t ingkat kecepat an pengeringan. Perlakuan pendahuluan berupa pengukusan, perebusan dan pemanasan dengan mi cr owave t elah diuj i unt uk mempercepat wakt u pengeringan kayu mangium. Set elah melalui perlakuan pendahuluan, cont oh uj i kayu mangium dengan enam variasi ukuran dikeringkan dalam oven. Selama proses pengeringan t ersebut , cont oh uj i dit imbang set iap dua j am dalam 24 j am pert ama unt uk menget ahui laj u penurunan kadar air. Pemanasan dengan mi cr owave dan perebusan mempercepat laj u

pengeringan pada seluruh dimensi cont oh kayu yang diuj i, sedangkan perlakuan pemberian uap hanya ef ekt if pada cont oh uj i kayu mangium yang memiliki ket ebalan dibawah 5 cm. Perlakuan perebusan cont oh uj i mangium mengakibat kan t erj adinya cacat -cacat pengeringan sepert i: melengkung, melint ir dan ret ak permukaan, sedangkan perlakuan pemanasan dengan

mi cr owave dan pemberian uap sedikit menimbulkan cacat -cacat pengeringan.

Kat a kunci :

Mangi um, l aj u penger i ngan, per l akuan pendahul uan, pengukusan, per ebusan, pemanasan mi cr owave

13.

Mandang, Y. I
(6)

Karakt erist ik anat omi pepagan pulai put ih (Al st oni a schol ar i s R. Br. ), pulai hit am (Al st oni a angust i l oba Miq.) dan bint aro (Cer ber a manghas L.) sudah diamat i dan dipert elakan guna keperluan ident if ikasi j enis. Ket iganya diket ahui t elah lama digunakan sebagai sumber bahan baku obat t radisionil di Asia Tenggara. Pepagan ket iga j enis pohon t ersebut mengeluarkan get ah berwarna put ih pada wakt u dit et ak; bagi an dalam pepagan semuanya berwarna put ih; permukaan luar pepagan Al st oni a schol ar i s dan Cer ber a manghas berwarna kelabu dan biasanya mengandung lent isel; permukaan luar pepagan Al st oni a angust i l oba t anpa lent isel, berwarna coklat gelap, dan mengandung alur-alur longit udinal yang sempit dan dangkal. Komponen ut ama pepagan t erdiri dari f loem, parenkim, j ari-j ari, serat , sklereid dan periderm. Serat dij umpai berderet t angensial dekat kambium pada pepagan bat ang belia semua j enis kemudian t erdorong keluar oleh akt ivit as kambium dan t erpencar sej alan dengan meningkat nya usia pohon. Sklereid j arang dan berdinding t ipis t at kala pohon masih muda lalu bert ambah banyak dan menebal dindingnya sej alan dengan bert ambahnya usia pohon. Selanj ut nya, beda ut ama st rukt ur anat omi pepagan ket iga j enis pohon t ersebut adalah pada morf ologi sklereid. Sklereid A. schol ar i s berbent uk gemuk pendek, sklereid A. angust i l oba berbent uk panj ang gemuk, sedangkan sklereid Cer ber a manghas berbent uk panj ang langsing. Kunci ident if ikasi sement ara disaj ikan.

Kat a kunci:

Alst onia scholaris, Alst onia angust iloba, Cerbera manghas, anat omi pepagan

14.

Muslich, Mohammad

KETAHANAN 62 JENIS KAYU INDONESIA TERHADAP PENGGEREK KAYU DI LAUT = T he Resist ance of 62 Indonesian Wood Species Against Marine

Borers / Mohammad Muslich dan Ginuk Sumarni. -- Jurnal Penelitian Hasil hutan Vol. 22(3) 2004: 183-191

Enam puluh dua j enis kayu yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia diuj i sif at ket ahanannya t erhadap serangan penggerek laut . Masing-masing j enis kayu dibuat cont oh uj i berukuran 2, 5 cm x 5 cm x 30 cm, kemudian dirent eng dengan t ali plast ik, kemudian dipasang di perairan Pulau Rambut dan diamat i set elah 6 bulan. Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa set elah 6 bulan hampir semua cont oh uj i mendapat serangan berat oleh Mar t esi a st r i at a Linne dari f amili Pholadidae, Ter edo bar t chi Clapp. Di cyat hi f er manni Wright . dan Banki a ci eba

Clench. dari f amili Teredinidae. Sembilan dari 62 j enis kayu at au 14, 5% t ahan t erhadap penggerek di laut . Eusi der oxyl on zwager i T. et B. t ermasuk dalam kat agori sangat t ahan (t idak ada serangan), sedangkan Di ospyr os cel ebi ca Bakh, Mi musops el i ngi L. , Par i nar i cor ymbosa

Miq. , Tect ona gr andi s L. f . , Tr est ani a maengayi Dut hii. ,Tr est ani a whi t eana Grif f . , Vi t ex cof assus Reinw. dan Vi t ex pubescens Vahl. t ermasuk dalam kat agori t ahan (serangan ringan). Jenis-j enis kayu t ersebut cocok unt uk bangunan kelaut an.

Kat a kunci:

Ket ahanan, j enis kayu Indonesia, penggerek kayu di laut

15.

Novriyanti, Eka

PENGAWETAN BAMBU TALANG SECARA SEDERHANA = Preservat ion of Bamboo T alang in Simple Met hod / Eka Novriyanti dan Edi Nurrohman. – Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22 (4) 2004:

Penelit ian dilakukan unt uk menguj i ef ekt ivit as pengawet an dengan senyawa boron pada bambu t alang (Schi zost achyum br achycl adum). Pada penelit ian ini digunakan empat t ingkat an konsent rasi yait u 5, 10, 15, and 20%. Perlakuan pengawet an dilakukan dengan cara sederhana, yait u dengan memot ong bat ang bambu pada bagian bawah, kemudian dibuang bagian kulit nya sebelum direndam selama 1 minggu dalam larut an borax. Hasil penelit ian menunj ukan bahwa penet rasi longit udinal pada semua percobaan dapat mencapai 100%. Nilai ret ensi bervariasi menurut konsent rasi borax, namun konsent rasi 15% memberikan nilai ret ensi t ert inggi.

Kat a kunci :

Bambu, met ode seder hana, senyawa bor on, penet r asi , r et ensi

16.

Santoso, Adi

PENGARUH TEPUNG GAPLEK DAN DEKSTRIN SEBAGAI EKSTENDER PEREKAT UREA FORMALDEHIDA TERHADAP KETEGUHAN REKAT KAYU LAPIS KAPUR = T he Ef f ect of Cassava Flour and Dext rin as Ext ender of Urea Formaldehyde Glue on t he Bonding St rengt h of Kapur Plywood / Adi Santoso& Paribotro Sutigno. -- Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22(2) 2004: 61-68

(7)

penambahan ekst ender pada resin urea f ormal dehida t erhadap ket eguhan rekat kayu lapis kapur (Dryobalanops sp. ). Ekst ender yang digunakan adalah t epung gaplek dan dekst rin dengan 3 macam kadar, yait u 10 %, 30%, dan 50% masing-masing dari bobot perekat cair. Set iap macam ekst ender mempunyai kehalusan 100 dan 200 mesh.

Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa macam ekst ender t idak berpengaruh nyat a t erhadap ket eguhan rekat kayu lapis, sedangkan kadar ekst ender berpengaruh sangat nyat a. Semakin t inggi kadar ekst ender, ket eguhan rekat kayu lapis cenderung berkurang. Kadar ekst ender maksimum yang memenuhi persyarat an St andar Jepang adalah 30% masing-masing unt uk t epung gaplek maupun dekst rinnya.

Kat a kunci:

Ekst ender, urea f ormaldehida, kayu lapis, dekst rin, t epung gaplek

17.

Santoso, Adi

PENGARUH FUMIGASI AMONIUM HIDROKSIDA TERHADAP EMISI FORMALDEHIDA KAYU LAPIS DAN PAPAN PARTIKEL = T he Ef f ect of Fumigat ion by Ammonium Hydroxide on Formaldehyde Emission of Plywood and Part icleboard / Adi Santoso & Paribotro Sutigno. -- Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22(1) 2004: 9-16

Emisi f ormaldehida dari produk panel sepert i kayu lapis dan papan part ikel yang direkat dengan urea f ormaldehida (UF) dapat mengganggu kesehat an, t erut ama j ika digunakan di dalam ruangan dengan vent ilasi t erbat as. Unt uk mengurangi emisi f ormaldehida, produk t ersebut dapat dif umigasi dengan suat u bahan kimia. Dalam t ulisan ini dikemukakan pengaruh dari penggunaan f umigasi dengan amonium hidroksida 25% t erhadap emisi f ormaldehida kayu lapis dan papan part ikel yang masing-masing direkat dengan UF.

Pengaruh f umigasi dengan amonium hidroksida t erhadap emisi f ormaldehida kayu lapis dan papan part ikel masing-masing sangat nyat a. Semakin lama f umigasi dengan amonium hidroksida, emisi f ormaldehida dari kayu lapis dan papan part ikel semakin rendah. Pada f umigasi dengan amonium hidroksida selama 1 j am dan 1, 5 j am, kayu lapis dan papan part ikel memenuhi persyarat an emisi f ormaldehida St andar Jepang dengan nilai rat a-rat a 0, 632 mg/ l dan 0, 349 mg/ l unt uk kayu lapis, sert a 4, 594 mg/ l dan 2. 225 mg/ l unt uk papan part ikel. Sedangkan f umigasi pada papan part ikel selama 1, 5 j am, dan pada kayu lapis dengan semua perlakuan 0, 5 – 1, 5 j am, emisi f ormaldehidanya dapat memenuhi St andar Amerika dengan nilai rat a-rat a 0, 261 mg/ l unt uk papan part ikel dan 0, 154 – 0, 042 mg/ l unt uk kayu lapis. Unt uk memenuhi ket ent uan emisi f ormaldehida kedua St andar, disarankan agar melakukan f umigasi dengan amonium hidroksida 25% pada kayu lapis sekit ar 70 menit , dan pada papan part ikel sekurang-kurangnya 80 menit .

Kat a kunci :

Kayu l api s, papan par t i kel , emi si f or mal dehi da, f umi gasi , amoni um hi dr oksi da

18.

Santoso, Adi

PEMANFAATAN LIGNIN DARI LINDI HITAM UNTUK PEMBUATAN KOPOLIMER LIGNIN RESORSINOL FORMALDEHIDA SEBAGAI PEREKAT KAYU LAMINA = Black Liquor Lignin Ut ilizat ion for Producing Lignin Resorcinol Formaldehyde Co-polymer as Laminat ed Wood Adhesive / Adi Santoso. -- Jurnal Penelitian Hasil hutan Vol. 22(3) 2004: 143-154

Lindi hit am yang dihasilkan oleh pabrik pulp di Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari 2, 3 j ut a t on/ t ahun. Larut an ini sudah sej ak lama diupayakan pemanf aat annya sebagai bahan perekat unt uk keperluan indust ri kayu, t erut ama unt uk j enis perekat kempa dingin (coldset t ing). Dalam penelit ian ini lindi hit am diisolasi unt uk memperoleh isolat lignin dengan menggunakan met ode pengendapan berulang (represipit asi). Selanj ut nya pada isolat lignin dit ambahkan resorsinol dan f ormaldehida dengan nisbah mol Lignin (L) : Resorsinol (R) : Formaldehida (F) = 1 : 0. 5 : 2. Sif at f isis, mekanis, dan kimia perekat diuj i dan dievaluasi dengan menggunakan prosedur yang diuraikan dalam st andar Indonesia (SNI) dan Jepang (JAS).

Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa isolat lignin yang diperoleh dari lindi hit am mengandung gugus f ungsi khas, yait u hidroksif enolik dan met oksil. Kopolimer lignin resorsinol f ormaldehida yang dibuat dari lignin isolat t ersebut memiliki ciri khas pada bilangan gelombang spekt rof ot omet er inf ramerah (FTIR) yang mirip dengan ciri yang dimiliki oleh resin f enol resorsinol f ormaldehida.

(8)

Kat a kunci : Per ekat , l i gni n, kayu l ami na, l i ndi hi t am, kopol i mer i sasi

19.

Siagian, Rena M

SIFAT PULP SULFAT KAYU KURANG DIKENAL ASAL JAWA BARAT = T he Propert ies of Lesser Known Wood Species Sulphat e Pulp from West Java / Rena M. Siagian, Set yani B. Lest ari & Yoswit a. -- Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22(2) 2004: 75-86

Tulisan ini menyaj ikan hasil pembuat an pulp sulf at kayu kurang dikenal asal Jawa Barat unt uk kemungkinan pemanf aat annya sebagai sumber bahan baku pulp kert as dit inj au dari rendemen, sif at pengolahan dan sif at f isik lembaran pulp. Jenis kayu yang dit elit i adalah marasi (Hymenaea cour bar i l L.), asam j awa (Tamar i ndus i ndi ca L.), balobo (Di pl odi scus (?), kundang (Fi cus var i egat a Bl .) dan kendal (Ehr et i a acumi nat a R. Br .).

Kayu marasi (Hymenaea cour bar i l L.), asam j awa (Tamar i ndus i ndi caL.), kundang (Fi cus var i egat a Bl .) dan kendal (Ehr et i a acumi nat a R. Br .) menghasilkan pulp dengan rendemen yang umum diperoleh dari proses sulf at yait u berkisar ant ara 40 - 55%, sedangkan balobo(Di pl odi scus (?) menghasilkan rendemen t erendah, yait u di bawah 40%. Tingkat kemat angan pulp yang baik dengan bilangan Kappa rendah hanya diperoleh dari kayu asam j awa (Tamar i ndus i ndi ca L.), sedangkan empat j enis kayu lainnya menghasilkan t ingkat kemat angan yang rendah dengan bilangan Kappa t inggi.

Apabila dit inj au dari rendemen, bilangan Kappa pulp, dan konsumsi alkali hanya kayu asam j awa (Tamar i ndus i ndi ca L.) yang dapat digunakan unt uk membuat pulp put ih. Empat j enis kayu lainnya t idak sesuai unt uk menghasilkan pulp put ih. Jika akan menghasilkan pulp put ih dari keempat j enis kayu ini perlu diolah dengan meningkat kan kondisi pemasakan.

Sif at f isik lembaran pulp belum put ih dari kelima j enis kayu Jawa Barat yang dit elit i menghasilkan indeks t arik berkisar 42 - 61 Nm/ g, indeks sobek 6, 52Nm2/ kg - 12, 38 Nm2/ kg, indeks ret ak berkisar 2, 47 - 3, 20 KPa. m2/ g dan ket ahanan lipat berkisar 3, 64 - 8, 16 kali lipat .

Dit inj au dari sif at f isik lembaran pulp yang dihasilkan, yait u meliput i indeks t arik, ret ak dan sobek, maka kayu balobo(Di pl odi scus (?) menghasilkan sif at f isik paling t inggi diikut i kayu kundang (Fi cus var i egat a Bl.) dan marasi (Hymenaea cour bar i l L.), sedangkan kayu asam j awa (Tamar i ndus i ndi ca L.) dan kendal (Ehr et i a acumi nat a R. Br.) menghasilkan sif at f isik paling rendah.

Kat a kunci:

Kayu kurang dikenal, rendemen pulp, dan sif at pulp

20.

Suhartana, Sona

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI PENEBANGAN KAYU MANGIUM DI SATU PERUSAHAAN HUTAN TANAMAN DI PROPINSI JAMBI = Increasing Product ivit y and Felling Ef f iciency of Accacia mangium Willd at a T imber Est at e in Jambi / Sona Suhartana, Marolop Sinaga dan Ishak Sumantri. -- Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22(3) 2004: 175-182

Produkt ivit as dan ef isiensi penebangan di Hut an Tanaman Indust ri (HTI) perlu dit ingkat kan melalui penyempurnaan t eknik penebangan. Dalam penelit ian ini dilakukan evaluasi t erhadap bat asan diamet er dan t inggi t unggak yang umum dilakukan di sat u perusahaan HTI di Jambi. Tuj uan penelit ian ini adalah unt uk menget ahui pengaruh penebangan serendah mungkin t erhadap produkt ivit as dan ef isiensinya. Dat a yang dikumpulkan adalah wakt u kerj a, volume, produkt ivit as, ef f isiensi, t inggi t unggak dan biaya penebangan. Dat a dianalisis dengan menggunakan uj i-t .

Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa dengan menerapkan t eknik penebangan serendah mungkin : (1) Produkt ivit as penebangan meningkat sebesar 3, 177 m3/ j am; (2) ef isinsi penebangan meningkat sebesar 7, 4% at au set ara dengan 0, 003 m3 per pohon berasal dari cabang dan 11, 69 cm berasal dari t unggak; (3) biaya penebangan berkurang sebesar Rp 159, 11; dan (4) rat a-rat a t inggi t unggak yang dicapai dengan met ode penebangan serendah mungkin adalah 21, 14 cm, lebih rendah dibandingkan dengan cara konvensional sebesar 32, 83 cm.

Kat a kunci :

Tekni k penebangan, pr oduksi kayu, peni ngkat an pr oduksi , hut an t anaman

21.

Sumarni, Ginuk
(9)

Lima puluh dua j enis kayu yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia unt uk diuj i keawet annya. Jenis-j enis kayu di at as dibuat cont oh uj i yang berukuran 60 cm x 5 cm x 5 cm.

Penguj ian dilakukan di hut an percobaan Cikampek, dikubur secara vert ikal di lapangan t erbuka sedalam 50 cm di dalam t anah dan dibiarkan 10 cm t et ap t imbul di at as permukaan, dengan j arak ant ara masing-masing 15 cm. Masing-masing cont oh uj i diamat i set iap 6 bulan sekali sert a dinilai t ingkat serangan rayap dan kedalaman pelapukannya. Dari hasil penguj ian t ersebut dibuat klasif ikasi keawet an berdasarkan umur rat a-rat a cont oh uj i.

Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa sebagian besar cont oh uj i rusak berat akibat serangan rayap. Dari 52 j enis kayu yang dit elit i, 49 j enis yang diserang oleh rayap at au sekit ar 94%, sisanya yang 3 j enis diserang oleh j amur pelapuk yait u Gl ochi di on phi l i ppi cum Robins. ,

Bl umeodendr on kur zi i J. J. SM. dan Myr i st i ca l ogni f es Ward. Ket iga j enis kayu t ersebut t ermasuk kat agori dalam kelas awet V. Hasil penguj ian j uga menunj ukkan bahwa 33 j enis t ermasuk kelas V yait u sekit ar 63, 4%, 17 j enis t ermasuk kelas awet IV yait u 32, 6% dan 2 j enis t ermasuk kelas awet III yait u 3, 8%. Dengan demikian j enis-j enis kayu t ersebut di at as dalam pemakaian harus diawet kan lagi. Jenis-j enis kayu yang t ermasuk kelas awet III adalah rengas manuk (G. wal l i chi Hook f . Ding Hou) dan kempas (K. mal accensi s Maing. ).

Kat a kunci :

Keawet an, kayu Indonesi a, uj i kubur an, r ayap, j amur

22.

Suprapti, Sihati

KETAHANAN LIMA JENIS KAYU TERHADAP BEBERAPA JAMUR PERUSAK KAYU = T he Resist ance of Five Wood Species Against Several Wood Dest roying Fungi / Sihati Suprapti, Dj arwanto dan Hudiansyah. – Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22 (4) 2004:

Ket ahanan lima j enis kayu yang berasal dari Jawa Barat diuj i t erhadap j amur menggunakan st andar DIN 52176 yang dimodif ikasi. Cont oh uj i kayu dibagi dalam dua kelompok secara radial, yait u bagian t epi dan dalam dolok. Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa kayu bengkal (Naucl ea or i ent al i s L. ), mindi (Mel i a dubi a Cav. ) dan kayu bint aro (Cer ber a sp. ) t ermasuk kelompok kayu agak-resist an (kelas III), sedangkan kayu j aran (Lannea cor omandel i ca Merr. ) dan waru (Hi bi scus t i l i aceus L. ) t ermasuk kelompok kayu t idak-resist an (kelas IV). Kehilangan berat kayu bagian dalam umumnya lebih rendah dibandingkan dengan kayu bagian t epi. Kehilangan berat t ert inggi t erj adi pada kayu j aran bagian dalam yang dilet akkan pada biakan j amur Cor i ol us ver si col or (52, 26%). Sedangkan kehilangan berat t erendah t erj adi pada kayu waru bagian dalam yang dilet akkan pada biakan Pycnopor us sangui neus HHB-8149 (0, 53%). Kemampuan melapukkan kayu t ert inggi t erj adi pada C. ver si col or, kemudian diikut i P. sangui neus HHB-324, Tyr omyces pal ust r i s, dan Pol ypor us sp.

Kat a kunci :

Ket ahanan kayu, j amur per usak, kehi l angan ber at

23.

Winarni, Ina

PENGARUH TEMPAT TUMBUH, JENIS DAN DIAMETER BATANG TERHADAP PRODUKTIVITAS POHON PENGHASIL BIJI TENGKAWANG = T he Ef f ect of Growt h Sit e, Species, and St em Diamet er of T engkawang T rees on Seed Product ivit y / Ina Winarni, E. S. Sumadiwangsa & Dendy Set yawan. -- Jurnal Penelit ian Hasil Hut an Vol. 22(1) 2004: 23-33

Tengkawang merupakan komodit i andalan dari Kalimant an Barat yang dij ual dalam bent uk bij i kering yang umumnya unt uk ekspor dan sebagian hasil olahannya diimpor kembali oleh

Indonesia dalam bent uk bahan j adi dan set engah j adi unt uk aneka indust ri. Penelit ian ini bert uj uan unt uk menget ahui pengaruh lokasi (t empat t umbuh), j enis dan diamet er t erhadap produkt ivit as pohon penghasil bi j i t engkawang, sedangkan sasarannya adalah menghasilkan inf ormasi produkt ivit as dan daur t eknis yang dapat dipakai sebagai acuan pengembangan pengusahaan bij i t engkawang.

Penelit ian menunj ukkan bahwa produksi t engkawang t ert inggi dihasilkan dari pohon yang berdiamet er 60-90 cm yang menghasilkan bij i sebanyak 555, 7 kg/ pohon/ panen. Produkt ivit as rat a-rat a t ert inggi dihasilkan dari j enis Shor ea st enopt er a Burk di Sanggau yang menghasilkan bij i sebanyak 620, 9 kg/ pohon/ panen. Beberapa saran unt uk pengembangan budidaya

t engkawang adalah sepert i berikut : Shor ea st enopt er a Burk dapat dit anam di Sanggau dan di Sint ang, Shor ea st enopt er a Burk Forma Ardikusuma dapat di t anam di Sint ang dan Sanggau,

Shor ea pal embani ca Miq dapat dit anam di Sanggau dan di Sint ang.

Kat a kunci:

Tempat t umbuh, j enis, diamet er, bij i t engkawang, produkt ivit as.

(10)

PERCOBAAN PEMBUATAN PERNIS DARI KOPAL

ASAL PROBOLINGGO = AnExperiment on Varnish Making wit h Copal f rom Probolinggo / Totok K. Waluyo, Erik Dalian & Enen Edriana. -- Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22(1) 2004: 35-41

Pernis adalah suat u cairan yang komposisinya t ersusun dari resin oil, pelarut , pigmen, bahan pengering, adit if at au bahan t ambahan yang apabila diaplikasikan pada suat u permukaan bahan dapat membent uk lapisan kering, keras dan rekat pada permukaan.

Kopal merupakan salah sat u komodit as ekspor Indonesia yang menguasai 80% pasar dunia yang mana salah sat u daerah penghasi lnya adalah Probolinggo.

Dalam upaya pemanf aat an kopal di dalam negeri t elah dilakukan penelit ian pembuat an pernis dari kopal kualit as ut ama/ UT Probolinggo. Penelit ian ini bert uj uan unt uk menget ahui sif at -sif at pernis yang dihasilkan dengan menggunakan pelarut propanol-2 + Et yl acet at (1 : 2) dan dit ambahkan 0, 3% dry cobalt , 0, 9% dry calcium dan 18% synt het ic alkyd. Bahan-bahan t ersebut menghasilkan pernis dari kopal asal Sukabumi yang mempunyai sif at -sif at pernis sama dengan pernis komersial dan memenuhi st andar yang dipersyarat kan oleh ICI.

Hasil penelit ian menunj ukkan, bahwa pernis dari kopal Probolinggo sif at -sif at nya masih dibawah pernis komersial dan t idak memenuhi st andar yang dipersyarat kan oleh ICI yait u dalam hal lama mengering, kesan raba, warna, kekuat an geser dan kerat aan pelaburan. Hal ini disebabkan oleh kekent alan pernis yang dihasilkan t inggi (7, 5 cp) di at as st andar (6 – 7 cp).

Kat a kunci:

Pr opanol -2, et yl acet at , dr y cobal t , dr y cal ci um, synt het i c al kyd.

25.

Waluyo, Totok K

SIFAT-SIFAT KOPAL MANILA DARI PROBOLINGGO, JAWA T IMUR = Propert ies of Manila Copal Originat ed from Probolinggo, East Java / Totok Waluyo, E. S. Sumadiwangsa, Pudj i Hastuti & Evi Kusmiyati . -- Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22(2) 2004: 87-94

Kopal manila berasal dari get ah pohon Agat hi s sp. , yang keluar dengan cara disadap. Kopal manila dari Indonesia menguasai hampir 80% pasar dunia. Salah sat u daerah penghasil kopal manila di Indonesia yait u Probolinggo, Jawa Timur.

Sif at -sif at f isiko-kimia kopal manila Probolinggo kualit as UT/ Ut ama dan P/ Pert ama adalah sebagai berikut : warna 10 YR 8/ 3 (abu-abu muda) dan 2, 5 YR 6/ 1 (abu-abu kemerahan); kadar kot oran 9, 7% dan 23, 3%; t it ik lunak 144 ºC dan 149 ºC; kadar abu 0, 2% dan 9, 2%; bilangan asam 244 dan 209; bilangan penyabunan 309 dan 245 dan berat j enis 0, 91 dan 0, 88.

Kopal manila Probolinggo kualit asnya relat if rendah dan t idak t ermasuk dalam St andar Nasional Indonesia 01 XE "01" - 1681 - 1989, t erut ama disebabkan oleh kadar kot oran yang t inggi.

Kat a kunci:

Kopal manila, Agat his sp. , sif at f isiko-kimia

26.

Zulnelly

KOMPONEN AKTIF DUA PULUH JENIS TUMBUHAN OBAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN = Act ive Ingredient s of T went y Medicinal Plant Species Collect ed in Gunung Halimun Nat ional Park / Zulnely, E. S. Sumadiwangsa, Erik Dahlian dan Umi Kulsum. -- Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 22(1) 2004: 43-50

Hut an di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun merupakan salah sat u hut an t ropis Indonesia yang kaya dengan j enis t umbuhan obat . Pada penelit ian ini dilakukan ident if ikasi senyawa akt if dari dua puluh j enis t umbuhan obat .

Hasil uj i t oksisit as dengan met ode Br i ne Shr i mp diperoleh sebelas cont oh uj i t umbuhan obat yang berkhasiat obat karena bersif at t oksik. Semua cont oh uj i yang bersif at t oksik ini mengandung senyawa golongan saponin, sepuluh cont oh uj i mengandung f l avonoi d, st eroid dan t anin. Sedangkan t uj uh cont oh uj i mengandung t rit erpenoid dan dua cont oh uj i mengandung alkaloid.

Kat a kunci:

Tumbuhan obat , senyawa akt if , Taman Nasional Gunung Halimun

27.

Anggraeni, Illa

IDENTIFIKASI DAN PATOGENITAS PENYAKIT AKAR PADA Acacia mangium Willd. =

(11)

The occurrence of root disease has been f ound on one year old A. mangium plant at ion at Cikole Experiment al Garden, Lembang- Nort h Bandung. The plant at ion was drying and even killed in relat ively short t ime. Theref ore root disease on A. mangium needs at t ent ion especially during seedling up t o sapling levels. To ident if y ef f ect ive and ef f icient met hod of root disease prevent at ion and cont rol, basic research was necessary t o be carried out , covering t ypes of pat hogen and it s phat ogenicit y.

Obj ect ive of t his research was t o ident if y t he pat hogen as cause of root disease on A. mangium and it s pat hogenicit y on some age levels of seedlings.

Base on macroscopic appearance t hat covers sympt oms of host in t he f ield, Koch Post ulat e Test and microscopic observat ion i. e growt h colony on PDA medium, t hat can be used t o det ermine special charact erist ic of f ungi, t he cause of root disease on one year old A. mangium plant at ion was Cylindrocladium sp. f ungi.

Observat ion result on pat hogenicit y of Cylindrocl adium sp. f ungi, showed high virulence on 7, 14, 30 days old seedlings, t hat showed damping-of f sympt om, wit h mort alit y percent age of 100 %, 79 % and 56, 33 % respect ively. Due t o high mort alit y of 7 days old on seedlings t reat ment f or prevent ion and cont rol should be done since sowing of seeds up t o young plant at ion in t he f ield.

Kat a kunci :

Acaci a mangi um Willd., Pat ogenit as, Cyl i ndr ocl adi um sp. , Penyakit akar (Acacia mangium

Wi l l d., Pat hogeni ci t y, Cylindrocladium sp. , Root di sease)

28.

Anggraeni, Illa

SERANGAN PENYAKIT KARAT PADA Agat his borneensis Warb. DI AEK NAULI, SUMATERA UTARA = At t ack of Rust Disease on Agathis borneensis Warb. in Aek Nauli, Nort h Sumat era / Illa Anggraeni dan/and Rusli M. S. Harahap. -- Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 1(2) 2004: 167-174

Agat hi s bor neensi s Warb. (sinonim A. r homboi dal es Warb. ) di arboret um Balai Penelit ian Kehut anan Aek Nauli – Sumat era Ut ara umur enam t ahun t erserang penyakit karat . Tanaman t ersebut berasal dari bibit cabut an alam dari Sipagimbar, Tapanuli Selat an, Sumat era Ut ara. Tuj uan penelit ian ini adalah unt uk menget ahui j enis pat ogen karat , gej ala penyakit yang dit imbulkan dan persent ase serangan penyakit pada Agat hi s bor neensi s. Penelit ian dilakukan dengan cara observasi penyakit di lapangan yang dilanj ut kan dengan isolasi dan ident if ikasi pat ogen di laborat orium. Hasil pengamat an secara makroskopis dan mikroskopis pada pucuk A. bor neensi s dapat diket ahui bahwa penyebab penyakit karat pada t anaman t ersebut adalah j amur Aeci di um f r agi f or me. Gej ala awal dit unj ukkan dengan adanya bercak pada bagian pucuk daun kemudian bercak melebar dan menebal kemudian membengkak. Pada saat t erj adi bercak j amur membent uk t ubuh buah piknium (pikniospora) dan pada saat t erj adi pembengkakan j amur membent uk t ubuh buah aesium (aesiospora). Kej adian penyakit pada A. bor neensi s

berpucuk hij au sebesar 44, 78 % dan yang berpucuk merah sebesar 55, 22 %.

Kat a kunci : Agat his borneensis Warb. , penyakit karat , gej ala, persent ase serangan, Aecidium f ragif orme

29.

Bismark

PENGARUH SISTEM PENEBANGAN RAMAH LINGKUNGAN DAN TPTI DI HUTAN PRODUKSI TERHADAP KERAGAMAN JENIS IKAN = T he Impact of Logging Syst em of RIL and CNV in Product ion Forest t o t he Fish Diveersit y / M. Bismark, R. Sawitri dan/and Sofian Iskandar . -- Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 1(2) 2004: 147-155

Dampak penebangan hut an t erhadap ekosist em perairan dit unj ukkan oleh kualit as air sungai yang mempengaruhi kelimpahan dan keragaman ikan. Penelit ian ini dilakukan dengan met ode

(12)

Kat a kunci: Reduced Impact Logging (RIL), Convent ional Logging (CNV), kualit as air, ikan, sosial ekonomi

30.

Bismark

DAYA DUKUNG HABITAT DAN ADAPTASI BEKANTAN (Nasalis larvat us Wurmb. ) = T he Carrying Capacit y and Adapt at ion of Proboscis Monkeys (Nasalis larvatus Wurmb.) / M. Bismark. -- Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 1 (3) 2004: 309-320

Daya dukung habit at hut an riparian dan mangrove diant aranya diindikasikan oleh keberadaan populasi daya adapt asi sat wa arboreal, di ant aranya adalah bekant an (Nasalis larvat us Wurmb. ) yang hidup endemik di Kalimant an. Populasi bekant an dit elit i melalui sungai dan habit at mangrove di muara hingga habit at hut an dipt erocarpaceae di hut an sungai. Sedangkan pot ensi habit at dit elit i j umlah dan j enis t egakan sert a produkt ivit asnya dalam sist em j alur berpindah. Dari hasil penelit ian, t erlihat perbedaan populasi dan besar kelompok bekant an menurut t ipe dan daya dukung habit at hut an riparian. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan j enis t umbuhan dan kandungan mineral sumber pakan. Populasi bekant an di hut an riparian saat ini sudah t erpencar dalam bent uk sub populasi dengan j arak 18-20 km, dan semakin ke hulu sungai populasi dan besar kelompok menurun dibandingkan dengan populasi yang berada di hut an mangrove riparian. Daya dukung t erbesar adalah pada habit at mangrove riparian, yait u 84 individu/ km2, hut an riparian 8, 9 individu/ km2 dan di hulu sungai 0, 83 individu/ km2. Adapt asi bekant an t erhadap sumber pakan cukup baik. Di habit at yang sudah t erganggu bekant an dapat mengkonsumsi daun t umbuhan air di lant ai hut an. Kebut uhan kalori dari bekant an set iap hari adalah 120, 68 kcal per kg berat badan. Konsumsi kalori pada habit at hut an mangrove dengan biomasa populasi bekant an 778, 68 kg/ km² hanya membut uhkan 16, 5 persen produkt ivit as primer. Daya dukung hut an mangrove yang t inggi t erhadap populasi bekant an dit unj ukkan pula oleh t ingginya konsent rasi mineral dalam sumber pakan unt uk kebut uhan konsumsi bekant an.

Kat a kunci : Daya dukung, adapt asi, populasi, bekant an (Nasal i s l ar vat us Wur mb. )

31.

Bustomi, Sofyan

PENDUGAAN ISI POHON SENGON (Paraseriant hes f alcat aria Backer) DI KPH BANTEN = T ree Volume Est imat ion of Paraserianthes falcataria Backer in Forest Dist rict of Bant en / Sofwan Bustomi dan Rinaldi Imanuddin. -- Buletin Penelitian Hutan No. 645:101-109

The volume t able was developer f or t he t ree volume est imat ion of a f orest st and of Paraseriant hes f alcat aria Backer in f orest dist rict of Bant en t hrough f ield st udy on t he 36 sample t rees using purposive sampling met hod and analyzed by regression equat ions model t hat were used in const ruct ing t he volume t able are as f ollows:

1.

V = a Db

or log V = log a + b log D

2.

V = a Db

Tc or log V = log a + b log D + c log T

Where V = t he t ree volume (in m3), D = st em diamet er on t he breast height (in cm), T = t he

clearbole height (in m) and a, b and c = t he const ant a.

The result showed gave t hat t he regression equat ion wit h single independent variable (diamet er) not signif icant f act or f or t he t ree volume of Paraseriant hes f alcat aria Backer est imat ion. However, t he combinat ion f act or, diamet er and height shown in log V = -4, 0592 + 1, 6599 log D + 1, 1617 log T or V = 0, 00087 D1, 6599 T1, 1617 equat ion has more high accuracy in Paraseriant hes f alcat aria Backer t ree volume measurement.

Kat a kunci : isi pohon, pendugaan, sengon, Bant en (t ree volume, est imat ion, Paraseriant hes f alcat aria

Backer, Bant en)

32.

Durahim

KEMAMPUAN BIBIT SENGON (Paraserianthes falcataria (L. ) Fosberg) DALAM BERADAPTASI TERHADAP AIR PENYIRAMAN YANG MENGANDUNG GARAM = T he Adapt at ion Abilit y of Sengon (Paraseriant hes f alcat aria (L. ) Fosberg) t o Salt in Wat er Used f or Wat ering / Durahim dan Hendromono. -- Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 1 (3) 2004: 284-293

(13)

ppm garam (A3), 4000 ppm garam (A4). Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa pert umbuhan,

kualit as morf ologi dan persen j adi bibit sengon berpengaruh t erhadap air penyiraman yang mengandung garam. Bat as t oleransi air penyiraman yang mengandung garam t erhadap bibit sengon di rumah kaca adalah 500 ppm at au lebih rendah. Sedangkan unt uk penyiraman bibit sengon di bawah paranet dengan int ensit as naungan 30 % kandungan garam pada air penyiraman maksimum 2000 ppm.

Kat a kunci : Bibit sengon, Par aser i ant hes f al cat ar i a (L) Fosberg, garam, penyiraman, rumah kaca,

persemaian

33.

Gartesiasih, R

STUDI POTENSI BIOFISIK TAMAN HUTAN RAYA DJUANDA BANDUNG = St udy of Biophysic Pot ency in Dj uanda Grand Forest Park Bandung / R. Garsetiasih, Eman, Edi Laksana. -- Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 1(2) 2004: 203-213

Penelit ian ini bert uj uan unt uk menget ahui pot ensi biof isik dalam rangka pengelolaan Taman Hut an Raya (Tahura) Dj uanda Bandung. Pengamat an meliput i pot ensi veget asi dengan met ode j alur. Pengamat an sat wa dan kerusakan kawasan dilakukan pada j alur dan met ode yang sama dengan veget asi sert a dikombinasikan dengan met ode perj umpaan langsung dan t idak langsung. Sedangkan unt uk sat wa kera ekor panj ang dilakukan dengan met ode konsent rasi. Selain it u dilakukan analisis, baik kualit as maupun kuant it as sarana wisat a yang t ersedia dan hubungannya dengan j umlah pengunj ung. Tahura Dj uanda mempunyai luas 590 ha yang t erdiri dari blok perlindungan seluas 560 dan blok pemanf aat an 30 ha. Pada blok perlindungan veget asi pohonnya didominasi oleh pinus (Pi nus mer kusi i), sedangkan pada blok pemanf aat an didominasi oleh j enis pohon kimenyan (St yr ax benzai n), nant u (Pal aqui um obt esi f ol i um), mahoni (Swi t eni a mahagoni ), kolent ang (Mar i nga ol ei f er a) dan bayur (Pt er osper mum j avani cum). Jenis sat wa yang dij umpai t erdiri dari kelas aves (9 j enis), kelas mammalia (10 j enis), dan rept il (2 j enis). Dari hasil penelit ian didapat kan bahwa pengelolaan Tahura Dj uanda belum opt imal, hal ini dit unj ukkan dengan t idak t erpeliharanya sarana yang ada dan berakibat pada menurunnya wisat awan yang dat ang. Di blok perlindungan Tahura Dj uanda t erdapat masalah berupa enclave dan perambahan, hal ini j ika t idak segera dit anggulangi dikhawat irkan akan mempengaruhi f ungsi pokok kawasan.

Kat a kunci : Tahur a Dj uanda, pot ensi , pengel ol aan, per ambahan

34.

Gunawan, Hendra

PREFERENSI DAN KONSUMSI PAKAN ANAK BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo SAL. MULLER) DALAM MASA PENYAPIHAN = Food Pref erence and Consumpt ion of Maleo

Macrocephalon maleo SAL. MULLER Chick in Weaning period / Hendra Gunawan. -- Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 1 (1) 2004: 58-66

Burung maleo (Macr ocephal on mal eo SAL. MULLER)merupakan salah sat u sat wa endemik Sulawesi yang sedang t erancam kepunahan akibat eksploit asi berlebihan t erhadap t elurnya. Unt uk mengant isipasi penurunan populasi, di beberapa habit at t elah dibuat penet asan buat an secara in-sit u. Meskipun demikian, sej auh ini usaha t ersebut kurang berhasil. Di sat u sisi hampir 50 % t elur gagal menet as, di sisi lain banyak anak maleo yang t elah menet as t idak siap dilepaskan ke alam. Anak-anak maleo t ersebut memerlukan wakt u sat u at au dua hari unt uk memulihkan diri dan mengumpulkan t enaga agar siap bert ahan hidup di habit at alaminya. Penelit ian ini bert uj uan unt uk mempelaj ari pref erensi dan konsumsi pakan anak maleo selama dalam masa penyapihan. Enam anak maleo dit elit i di kandang penet asan di Tanj ung Bakiriang (Sulawesi Tengah) unt uk menget ahui pref erensinya t erhadap pakan yang diberikan. Penelit ian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Nilai-nilai t engah dibandingkan dengan uj i Beda Nyat a Terkecil. Neu’ s index digunakan unt uk merangking urut an pref erensi. Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa dalam lima hari pert ama set elah menet as anak maleo memiliki pref erensi t erhadap j enis pakan t ert ent u. Urut an pakan paling disukai adalah padi (Or yza sat i va) diikut i

oleh kacang t anah (Ar achi s hypogaea), j agung kuning (Zea mays), kacang ij o (Phaseol us r adi at us), kedelai (Gl yci ne max), dan daging kelapa (Cocos nuci f er a). Berat rat a-rat a pakan harian yang dikonsumsi adalah 88, 81 g per individu. Komposisi berat yang dikonsumsi dari kelima j enis pakan t ersebut adalah 38, 5 % beras, 16, 3 % kacang t anah, 14, 3 % j agung kuning, 12, 8 % kacang ij o, dan 6, 0 % daging kelapa. Energi met abolik yang dikonsumsi oleh seekor anak maleo dalam masa lima hari pert ama set elah menet as adalah 345, 04 kal/ hari.

Kat a kunci:

Maleo, Macrocephalon maleo SAL. MULLER, megapoda, penet asan, penyapi han, pr ef er ensi pakan

(14)

KOMPOSISI DAN PREFERENSI PAKAN BURUNG PERKICI DORA (T richoglossus ornat us

LINNE. 1758) DALAM PENANGKARAN = Feed Composit ion and Pref erence of Lorikeet Ornat e (Trichoglossus ornatus LINNE. 1758) In Captivity / Hendra Gunawan, Indra Ardie SLPP dan M. Azis Rakhman. -- Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 1 (1) 2004: 67-77

Burung paruh bengkok dari kawasan Indonesia Timur banyak diperdagangkan secara ilegal, salah sat u cont ohnya adalah perkici dora (Tr i chogl ossus or nat us LINNE 1758). Burung ini merupakan j enis endemik Sulawesi yang dilindungi karena populasinya semakin langka akibat dit angkap secara berlebihan unt uk diperdagangkan. Sebenarnya burung ini t idak boleh dit angkap dari alam unt uk perdagangan, t et api harus dari hasil penangkaran. Penelit ian ini merupakan st udi pendahuluan unt uk mempelaj ari kehidupan burung perkici dora dalam penangkaran. Aspek yang akan dit elit i komposisi dan pref erensi pakan. Dua macam ransum yait u: (1) lima j enis buah yang t erdiri at as pepaya (Car i ca papaya), semangka (Ci t r ul l us vul gar i s), j eruk (Ci t r us aur ant i um), j ambu (Eugeni a aquea), dan t omat (Sol anum l ycoper si cum); (2) lima variet as pisang (Musa par adi si aca) yait u variet as ambon, susu, manis, mas, dan kepok dicobakan kepada enam individu burung perkici dora. Penelit ian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Nilai-nilai t engah dibandingkan dengan uj i Beda Nyat a Terkecil. Neu’ s index digunakan unt uk meranking urut an pref erensi. Hasil penelit ian ini menunj ukkan bahwa komposisi pakan dari ransum pert ama adalah pepaya 40, 74 %, semangka 31, 86 %, j eruk 19, 19 %, j ambu 4, 87 %, dan t omat 3, 34 %. Dari ransum kedua adalah pisang ambon 25, 88 %, pisang susu 25, 44 %, pisang mas 21, 17 %, pisang manis 20, 28 %, dan pisang kepok hanya 7, 23 %. Jenis pakan buah paling disukai adalah pepaya, sedangkan pisang yang paling disukai adalah pisang ambon. Pref erensi t erhadap pepaya dan pisang ambon t idak signif ikan. Berat pakan harian yang dikonsumsi berkisar ant ara 65, 14–115, 71 g/ individu/ hari. Sedangkan konsumsi kalori harian berkisar ant ara 52, 07– 72, 20 kal/ individu/ hari.

Kat a kunci :

Par uh bengkok, Trichoglossus ornat us LINNE 1758, Psi t t aci dae, Tr i chogl ossus, pakan, pr ef er ensi , konsumsi , penangkar an

36.

Gunawan, Hendra

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG MANGROVE DI TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI, SULAWESI TENGGARA = Avifauna Diversit y of Mangrove in Rawa Aopa Wat umohai Nat ional Park, Sout h East Sulawesi / Hendra Gunawan dan/ and Chairil Anwar. -- Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 1 (3) 2004: 294-308

Penelit ian t erhadap burung-burung di hut an mangrove belum banyak dilakukan di Taman Nasional Rawa Aopa Wat umohai (TNRAW), padahal banyak burung yang sangat t ergant ung t erhadap hut an mangrove unt uk kelangsungan hidupnya. Tekanan t erhadap hut an mangrove yang sedang berlangsung dikhawat irkan dapat mengancam kelest arian burung-burung t ersebut . Penelit ian ini bert uj uan unt uk mempelaj ari keanekaragaman j enis burung di hut an mangrove sebagai langkah awal dalam rangka upaya konservasinya di masa mendat ang. Penelit ian dilaksanakan dari t anggal 12 sampai 18 November 2003 di komplek hut an Lonowulu, TNRAW. Dua belas t it ik pengamat an dengan met ode IPA (Indices Ponct uels d’ Abundance) di let akkan secara purposive. Penelit ian ini menemukan 76 j enis burung dari 30 f amili, 16 j enis di ant aranya adalah endemik Sulawesi dan 18 j enis dilindungi. Indeks keanekaragaman j enis adalah 3, 91 dan indeks kemerat aan j enis 0, 90. Dua puluh sembilan (38 %) j enis burung merupakan burung air, sedangkan sisanya (62 %) burung darat an. Lima puluh t uj uh persen burung-burung di hut an mangrove TNRAW merupakan karnivora, 17 % herbivora dan 26% merupakan omnivora. Di anat ara burung-burung karnivora, 35 j enis merupakan pemakan serangga, 16 j enis pemakan ikan, 10 j enis pemakan invert ebrat a dan empat j enis pemangsa vert ebrat a kecil.

Kat a kunci : Avi f auna, bur ung, mangr ove, keanekar agaman, t aman nasi onal , Rawa Aopa, Wat umohai ,

Sul awesi

37.

Heriyanto, N. M

PENGARUH PEMBERIAN SERBUK ARANG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT Acacia mangium

Willd. DI PERSEMAIAN = T he Ef f ect of Charcoaldust T reat ment on t he Growt h of Acacia mangium Willd. Seedlings in Nursery / N. M Heriyanto; Chairil anwar Siregar. -- Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. 1 (1) 2004: 78-88

Penelit ian pengaruh pemberian serbuk arang t erhadap pert umbuhan bibit Acaci a mangi um

Willd. dilakukan di pesemaian yang berlokasi di Pusat Penelit ian dan Pengembangan Hut an dan Konservasi Alam (P3H&KA), Jl. Gunung Bat u Bogor. Penelit ian dilakukan selama 6 bulan, yait u

(15)

unit percobaan t erdiri dari lima bibit yang masing-masing dit anam dalam kant ong plast ik yang berukuran lima lit er media. Cont oh t anah Podsolik Merah Kuning/ Ort hic Acrisol (sangat lembut , semiakt if , isohipert ermik, t ipe Paleudult ) diambil dari sub soil yang digunakan sebagai campuran media t umbuh. Perlakuan pemberian serbuk arang yait u 0 % (kont rol), 10 %, 15 %, dan 20 % (v/ v). Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa serbuk arang yang diberikan berpengaruh nyat a pada pert umbuhan bibit A. mangi um. Perlakuan t anah Ort hic Acrisol + 20 % serbuk arang (T3) memberikan respon pert umbuhan t ert inggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain.

Tet api pemberian serbuk arang 10 % sudah cukup memberikan pert umbuhan yang baik pada t anaman. Kualit as morf ologi yang t erbaik dihasilkan oleh perlakuan T1 (t anah Ort hic Acrisol +

10 % serbuk arang), t et api secara st at ist ik t idak berbeda nyat a dibandingkan dengan perlakuan yang lain.

Kat a kunci : Ser buk ar ang, Acacia mangium Wi l l d

38.

Harbagung

MODEL HASIL TEGAKAN HUTAN TANAMAN Acacia mangium Willd. DI DAERAH SEMARAS, PULAU LAUT, KALIMANTAN SELATAN = Yield Models for Acacia mangium Willd. Plant at ion St and in Semaras, Pulau Laut , Sout h Kalimant an / Harbagung. -- Buletin Penelitian Hutan No. 644 : 11-30

The yield models st udy was conduct ed based on t emporary sample plot s dat a collect ed f rom t he Acacia mangium Willd. f orest plant at ion in Semaras, Pulau Laut , Sout h Kalimant an. The models, result ed f rom t his st udy can be used f or developing preliminary yield t able. The models are:

Nha = Nsp . exp(0, 07959 – 0, 06416 A)

D = 2, 38963 + 7, 32155 (Ln A)1, 18374

H = 3, 42891 + 5, 28962 (Ln A)1, 56050

Ln Bha = -7, 88416 + 0, 89910 Ln Nha + 1, 70307 Ln D

Ln Vha = -1, 67757 + 2, 05943 Ln Bha + 0, 15047 Ln H

where Nha is number of t rees in 1 ha at A years old (t rees/ ha), Nsp is number of t rees in 1 ha

according t o init ial spacing (t rees/ ha), A is st and age (years), D is st and diamet er (cm), H is st and height (m), Bha is st and basal area in 1 ha (m2/ ha), and Vha is st and volume in 1 ha (m3/ ha),

Kat a kunci (Key wor ds) :

Acaci a mangi um Willd. , model hasil (yi el d model), t abel hasil sement ara (pr el i mi nar y yi el d t abl e)

39.

Harbagung

MODEL PENAKSIRAN ISI DOLOK UNTUK JENIS SENGON (Paraseriant hes f alcat aria Backer) DI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN KEDIRI, JAWA TIMUR = Logs Volume Est imat ion Model of sengon (Paraserianthes falcataria Backer) in Kediri Forest Dist rict , East Java / Harbagung. -- Buletin Penelitian Hutan No. 644:

The const ruct ion of logs volume t able of sengon (Paraseriant hes f alcat aria) in Kediri Forest Dist rict , East Java Province was aimed t o improve of t he logs volume assesment in order t o avoid losses by erroneous est imat ion. The linear regression equat ion model proposed were : (1). Log V = a + b log d and (2). Log V = a + b log d + c. 1/ log d, where : V = volume of logs, d = t op diamet er and a, b and c = const ant . The f irst linear regression equat ion model was f it f or log 1 and 2 met er in lengt h, where logs of more t han 3, 4, 5 and 6 met er in lengt h linear regression equat ion model gave more accurat e result . All regression equat ion had been st andard error (SE) of < 5 %, coef f icient det erminat ion (r2) of > 95 %, agregat ive deviat ion of < 1 % and mean deviat ion of < 8 %. It was concluded t hat t he all regression equat ion were considered ef f icient t o est imat e volume of sengon (Paraseriant hes f alcat aria).

Kat a kunci (Key wor ds) :

Isi (vol ume), Sengon (P. f al cat ar i a Backer), Kediri.

40.

Harbagung
(16)

The obj ect ive of t he research was t o const ruct t he yield models f or Acacia mangium Willd f orest plant at ion in Tungkal Ulu Sub-Dist rict , Dist rict of Tanj ung Jabung Barat , Jambi, Sumat era. The st udy area is locat ed in 103o26’ –103o29’ E0o58’ –1o01’ S, at 20-50 m asl. The soil t ype is podzolic, and t he annual rainf all is about 2327 mm.

Based on t emporary sample plot s dat a collect ed, t he models t hat result ed can be used f or developing preliminary yield t able. The models are:

Ln Bha = -9, 19139 + 0, 96827 Ln Nsha + 2, 00716 Ln D

Ln Vha = -5, 84266 + 1, 46391 Ln Bha + 2, 43310 Ln H

where Nsha is number of st ems per hect are (st ems/ ha), Nt hasp is number of t rees per hect are

according t o init ial spacing (seedlings/ ha), A is st and age (years), D is st and diamet er (cm), H is st and height (m), Bha is st and basal area per hect are (m2/ ha), and Vha is st and volume per hect are (m3/ ha).

Kat a kunci (Key wor ds) :

Acaci a mangi um Willd. , model hasil (yi el d model), t abel hasil sement ara (pr el i mi nar y yi el d t abl e).

41.

Harbagung

MODEL PENAKSIRAN VOLUME DOLOK JENIS Acacia mangium Willd. DI SANGGAU, KALIMANTAN BARAT = Logs Volume Est imat ion Model of Acacia mangium Willd. in Sanggau, West Kalimant an / Harbagung. -- Buletin Penelitian Hutan No. 645: 25-32

This research was aimed t o comput e f ast er and more accurat ely t he commercial volume of Acacia mangium logs in order t o prevent losses as caused by miscalculat ions.

The dat a were collect ed direct ly f rom f orest plant at ion st ands grown in Sanggau, West Kalimant an. The dat a were processed by using linear regression equat ion applying least square met hods, namely : log V = a + b log du + c log p or V = a. dub. pc. Where : V = volume of logs

(m3), du = t op diamet er (cm), p = lengt h of logs (m), a, c and c = const ant .

The result ing regression equat ion was :

Log V = -4, 05 + 2, 011686 l og du + 0, 798869 l og p or

V = 0, 0000886. du2, 011686. p0, 798869

The regression equat ion have st andard error = 10. 85 %; coef f icient correlat ion (r) = 0. 9925; coef f icient det erminat ion (r2) = 0. 9850; agregat ive deviat ion = 0. 495 % and mean deviat ion = 5. 23 % respect ively. The conclussion of t his research was regression equat ion accurat ely and ef f icient t o est imat e t he logs volume of A. mangium in Sanggau, West Kalimant an.

Kat a kunci (Key wor ds) :

Acaci a mangi um Willd. , volume dolok (Acacia mangium Wi l l d. , l ogs vol ume)

42.

Harbagung

KURVA TAPER BATANG Khaya ant hot heca C. DC. DI HUTAN PENELITIAN CIKAMPEK, JAWA BARAT = T he T aper Curve of Khaya anthotheca C. DC. St em i n Ci kampek Exper i ment al For est, West Java / Harbagung. --- Jur nal Penel i t i an Hut an dan Konser vasi al am Vol . 1 (1) 2004: 45-57

Penelit ian ini bert uj uan unt uk membuat gambaran secara kuant it at if bent uk bat ang Khaya ant hot heca C. DC. di hut an penelit ian Cikampek, Jawa Barat . Didasarkan analisis regresi t erhadap dat a 120 pohon cont oh, dihasilkan kuant if ikasi bent uk bat ang dalam persamaan t aper sebagai berikut :

dobh = 0, 86553 Dbh + 0, 35719 Hcb - 1, 22316 h + 0, 01091 h2

dimana dobh adalah diamet er bat ang dengan kulit pada h met er di at as t anah dalam sat uan

sent imet er, Dbh adalah diamet er set inggi dada (1. 30 m di at as t anah) dalam sat uan sent imet er,

Hcb adalah t inggi bat ang bebas cabang dalam sat uan met er, dan h adalah t inggi dobh di at as

(17)

Kat a kunci : Bent uk bat ang, kurva t aper, , Khaya ant hot heca C. DC. , Ci kampek

43.

Hendromono

PEMANFAATAN LIMBAH SABUT KELAPA SAWIT DAN SEKAM PADI SEBAGAI MEDIUM PERTUMBUHAN BIBIT MAHONI AFRIKA (Khaya ant hot heca C. DC.) = T he Usage of Oil palm

Husk Wast e and Rice Husk as Medium for t he Growt h of African Mahogany (Khaya

anthotheca C. DC. ) Seedlings) / Hendromono dan Durahim. -- Buletin Penelitian Hutan No. 644: 51-62

Growing medium is one of t he import ant f act ors af f ect ing t he growt h and qualit y of t ree seedlings. There is no single growing medium t hat can be used f or all species. Generally, organic mat erials as growing media have advant ages compare t o t op-soil. The purpose of t he experiment was t o prove t hat organic mat erials were bet t er t han t op-soil and t o invest igat e t he suit able growing media f or t he growt h and morphological qualit y of K. ant hot heca seedlings.

Six t ypes of media namely : pure t soil, pure oil palm husk, pure oil palm husk compost , t op-soil + oil palm husk = 1 : 1 (v/ v), t op-op-soil + oil palm husk compost = 1 : 1 (v/ v), and oil palm husk compost + rice husk = 1 : 1 (v/ v) were arranged in randomized complet ely block design wit h 6 replicat ions. Each replicat ion consist ed of 10 seedlings.

The result showed t hat t he growt h and morphological qualit y of K. ant hot heca seedlings were bet t er on organic media t han on pure Oxisol t op-soil medium. The ot her benef icial of using organic media was t he f ert ilit y degradat ion of t he land which was exploit ed it s t op-soil was minimized. The medium which could be used f or t he growt h of K. ant hot heca seedlings were oil palm husk compost + rice husk = 1 : 1 (v/ v), pure oil palm husk compost , pure oil palm husk or t op-soil + oil palm husk compost = 1 : 1 (v/ v). Those media were more suit able t han pure Oxisol t op-soil f rom t he aspect s of t he growt h, morf ological qualit y and t ransport at ion cost of K. ant hot heca seedlings.

Kat a kunci (Key wor ds) :

Mahoni af rika (Khaya ant hot heca C. DC. ), bibit , t op-soi l, sabut kelapa sawit , sekam padi.

(Af r i can mahogany, seedl i ng, t op-soil, oi l pal m husk, r i ce husk).

44.

Hendromono

PENYIAPAN LAHAN DAN UKURAN BIBIT YANG SESUAI UNTUK PENANAMAN MAHONI AFRIKA (Khaya ant hot heca C. DC. ) DI AREAL SEMAK BELUKAR = A Suit able Land Preparat ion and Seedling Size f or Plant ing of Af rican Mahogany (Khaya anthotheca C. DC. ) on a Shrub-bush Area / Hendromono. -- Buletin Penelitian Hutan No. 645: 49-59

The mainst ay t ree species in t he long t erm will be capable of compet ing wit h Acaci a or

Eucal ypt us species which has been plant ed widely. Af rican mahogany (K. ant hot heca ) is one of prominent t ree species in Cent ral Java necessary t o be expanded. The purpose of t he experiment is t o invest igat e t he suit able seedli ng size and land preparat ion wit hout burning f or af rican mahogany species in shrub-bush area of t ropical rain climat e.

A split -plot design was applied wit h land preparat ion (cont rol, st rip clear and t ot al clear) as a main plot and seedling size (smal l and medi um) as a sub plot . Each t reat ment combinat ion consist s of 20 plant s, replicat ed seven t imes.

Result s indicat ed t hat af rican mahogany seedlings of medium size (height and st em diamet er of 23 + 2 cm and 2. 3 + 0. 3 mm) were bet t er in growt h and survival t han t hose of small size (height and st em diamet er of 17 + 2 cm and 1. 8 + 0. 3 mm). Land preparat ion wit h t ot al clearing f or K. ant hot heca plant ing on shrub-bush area of t ropical rain climat e was more benef icial t han t hose st rip clearing or wit hout clearing. It was recommended t hat af rican mahogany plant ed in t he f ield should be cleaned f rom weed and liana minimum t hree t imes in t he f irst year and t wo t imes in t he second year af t er plant ing.

Kat a kunci (Key wor ds) :

mahoni af rika (Khaya ant hot eca C. DC. ), ukuran bibit , penyiapan lahan, semak belukar, iklim huj an t ropik (Af r i can mahogany (Khaya ant hot eca C. DC. ), seedl i ng si ze, l and pr epar at i on, shr ub-bush, t r opi cal r ai n cl i mat e).

45.

Heriyanto, N. M
(18)

St udy on t he dist ribut ion and p

Referensi

Dokumen terkait