• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI PENGEMBANGAN WANAFARMA PADA HUTAN RAKYAT DAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI KABUPATEN BANYUMAS / Subarudi dan Lud

Dalam dokumen ABSTRAK HASIL PENELITIAN TAHUN 2004 0 (Halaman 33-35)

Mauludi. -- Info Sosial Ekonomi Vol. 4 (1) 2004: 9-21

Hambat an ut ama dalam pembangunan hut an rakyat dan hut an kemasyarakat an di Indonesia adalah nilai produksi kayu yang t idak cukup unt uk dij adikan sumber penghasilan ut ama pet ani dalam membiayai kebut uhan hidupnya. Tet api hut an rakyat cukup pot ensial unt uk dit anami t anaman obat -obat an (wanaf arma) yang sesuai dengan karakt erist ik wilayah. Oleh karena st udi t ent ang karakt erist ik dan nilai ekonomi dari t anaman obat -obat an dibut uhkan dan dilaksanakan di Kabupat en Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Hasil st udi menunj ukkan bahwa hut an rakyat dan hut an kemasyarakat an saat ini didominasi oleh j enis Sengon (Par aser i ant hes f al cat ar i a), mahoni (Swi t eni a mahagoni), dan j at i (Tect ona gr andi s) dan mempunyai pot ensi yang t inggi unt uk dikembangkan menj adi wanaf arma dengan t anaman obat -obat an sepert i Jahe (zinzer sp), Kencur (Keempf eria sp) dan Temu-t emuan (Cur cuma sp). Ada 7 ( t uj uh) but ir st rat egi unt uk dit erapkan secara konsist en oleh inst it usi t erkait dengan pengembangan wanaf arma di Kabupat en Banyumas sehingga program wanaf arma dapat dij adikan sumber ut ama penghasilan pet ani unt uk meningkat kan kesej aht eraannya. Pr ogam ini dapat dipert imbangkan sebagai yang t erbaik diant ara program-program pengent asan kemiskinan yang diluncurkan oleh pemerint ah daerah.

Kat a Kunci:

Hut an rakyat dan hut an kemasyarakat an, wanaf arma, dan t anaman obat -obat an.

POLA TATA NIAGA GAHARU DI PROPINSI RIAU = T rading Syst em of Gaharu in Riau Province /

Subarudi dan Karyono. -- Info Sosial Ekonomi Vol. 4 (1) 2004: 27-36

Gaharu is a part of wood or root f rom cert ain wood species t hat has been chemically or physically modif ied by a f ungi-t ype t hrough inf ect ious areas. There is a big demand of gaharu in abroad every year. However, t he gaharu price has a signif icant f luct uat ion due t o lack of it s market ing syst em. Up t o now t he publicat ion on gaharu t rading syst em is very limit ed.

Theref ore, t he research on t rading syst em of gaharu is required. This research was conduct ed in Riau province as a big gaharu producer in Sumat era Island. The result s of st udy f ound t hat gaharu t rading syst em is usually conduct ed t hrough a dist ribut ion channel f rom gaharu seeker – gaharu collect ors – gaharu t rader/ export ers. The prof it magin obt ained among t he part ies involved in gaharu t rading syst em is not f airly dist ribut ed. The highest percent age of prof it margin is received by t rader (75%) and f ollowed by collect ors (20%) and t he gaharu sekeers (5%). Theref ore, f or a bet t er t rading syst em and conserving gaharu sources, t he government should monit or and cont rol t he t rading of gaharu and t ry t o f orce t he gaharu businessmen f or cult ivat ing gaharu in order t o improve t he supply of gaharu and provide j ob opport unit ies f or local people. The success of gaharu cult ivat ion in t he near f ut ure will help local government (especially f or provinces t hat have been known as pot ent ial gaharu producers) f or gat hering local incomes and improving t he prosperit y of it s local people.

Key wor ds:

Di st r i but i on channel , mar ket i ng, gahar u, and pr of i t mar gi n

88.

Sianturi, Apul

HUTAN DAN PRODUKSI KAYU BULAT INDONESIA DARI TAHUN 1961 SAMPAI 2001 = Indonesian Forest and Roundwoods Production from 1961 to 2001 / ApulSianturi. -- Jurnal Sosial Ekonomi

Kehutanan Vol. 1(1) 2004 : 4 5 - 5 4

Hut an produksi merupakan bagian t erbesar dari hut an Indonesia. Luas hut an produksi sebesar 58 j ut a hekt ar yang t erdiri dari hut an produksi t erbat as sel uas 23 j ut a hekt ar dan hut an produksi sel uas 35 j ut a hekt ar , dan berada di Pul au Jawa sel uas 2 j ut a hekt ar, dan si sanya berada di l uar Pul au Jawa. Hut an di l uar Pul au Jawa t ersebut didominasi oleh j enis pohon yang sangat bernilai dari f amili dipt erocarp.

Sebel um t ahun 1967 produksi kayu bul at Indonesia didominasi dari produk hut an dari pulau Jawa yang t elah lebih dahulu mendapat perhat ian dan pengelolaan. Baru sesudah t ahun 1968 produksi kayu bulat mulai beralih ke hut an-hut an di luar pulau Jawa, dan sej ak it u produsi kayu bulat indust ri meningkat secara drast is, walaupun produksi kesel uruhan kayu bul at menurun t erut ama produksi kayu bakar menurun secara t erus menerus.

Dengan luas hut an produksi yang 58 j ut a hekt ar sert a asumsi riap sat u m3 per hekt ar per t ahun maka pr oduksi yang t er j adi sej ak t ahun 1961 sampai sekar ang j auh mel ampaui bat as maksi mum pr oduksi hut an. Jadi adal ah t i dak mengher ankan kal au kondi si hut an di Indonesi a ber t ambah r usak kar ena t i dak di i mbangi dengan peni ngkat an pr odukt i vi t as hut an.

Unt uk menj aga kel ast ar i an hut an maka seyogyanya pengur angan t ebangan di l akukan sesuai dengan kemampuan hut an dan di bar engi dengan peni ngkat an produkt ivit as hut an perlu mendapat priorit as, di samping pemeliharaan dan perlindungan hut an. Hal ini dilakukan secara t erus menerus sampai pemanenan kayu dan produkt ivit as hut an dapat dipert ahankan pada level yang lest ari.

Kat a kunci:

Hut an produksi, hut an lest ari, kayu bulat , kayu bul at indust ri, kayu bakar, kayu gergaj ian, kayu lapis

89.

Syahadat, Epi

UPAYA PENANGANAN ILLEGAL LOGGING DI PROPINSI KALIMANTAN TENGAH / Epi Syahadat Dan Hendro Prahasto. -- Info Sosial Ekonomi Vol. 4 (1) 2004: 49-60

Kegiat an illegal logging t elah mencapai t ingkat yang membahayakan dengan dampak menurunkan kualit as sumber daya hut an, keaneka ragaman j enis dan lingkungan sert a

menimbulkan masalah-masalah sosial ekonomi. Sist em pembalakan yang t idak t erkendali t elah menyebabkan laj u degradasi hut an meningkat dan hilangnya keaneka ragaman hayat i. Namun demikian illegal logging bukan semat a-mat a produk akhir t et api hasil pemupukan (r esul t ant e) dari berbagai akt ivit as manusia di dalam mengel ola sumber daya hut an. Masalah illegal logging di propinsi Kalimant an Tengah disebabkan ol eh beberapa f akt or : (1) ket idak seimbangan ant ara suplai dan diman dimana permint aan bahan baku kayu (demand) selalu lebih besar dari kemampuan produksinya (supply), (2) sist em peredaran kayu bulat belum t ert at a dengan baik, (3) mekanisme pengawasan peredaran yang t idak berj alan ef ekt if , (4) proses pemut ihan kayu

baik kayu bulat (log) maupun kayu olahan di pelabuhan t uj uan, (5) ket erbat asan akses pasar masyarakat , (6) konsist ensi pemerint ah dalam pemanf aat an kayu pada proyek-proyek pemerint ah dan (7) supremasi hukum. Oleh karena it u upaya penanganan masalah illegal logging yang ef ekt if dan ef isien seharusnya dikembalikan kepada f akt or-f akror ut ama penyebabnya.

Kat a Kunci :

kayu bulat , illegal logging, sist em pemant auan, peredaran kayu, supremasi hukum

90.

Syahadat, Epi

STRATEGI PEMASARAN KAYU GERGAJIAN SENGON DI KABUPATEN TASIKMALAYA / Epi Syahadat, Triyono Puspitoj ati dan Lukas Rumboko. -- Info Sosial Ekonomi Vol. 4 (1) 2004: 73-84

Sej alan dengan program pemerint ah bahwa kayu sengon sangat berpot ensi unt uk dikembangkan dimasyarakat dan merupakan salah sat u produk kayu rakyat , di Kabupat en Tasikmalaya kayu sengon sudah cukup berkembang dengan luas hut an rakyat pada t ahun 2000 seluas 22. 604, 35 Ha, dengan j umlah anggot a sebanyak 90. 450 orang dan mampu memproduksi kayu bulat sebanyak 56. 608 bat ang at au 9. 169. 066 M³ . Walaupun demikian pada kenyat aannya bahwa indust ri-indust ri penggergaj ian yang ada mendapat kendala at au masalah dalam memperoleh pasokan bahan baku kayu sengon yang berdiamet er layak unt uk diproduksi menj adi kayu gergaj ian sebagai pasokan unt uk dikonsumsi set empat yait u indust ri barang j adi. Adapun pelaku pemasarannya adalah : a) Pet ani, b) Pedagang Pengumpul, c) Indust ri penggergaj ian dan d) Indust ri Barang Jadi, dengan melakukan st rat egi pemasaran unt uk set iap pelaku pemasaran dalam meningkat kan nilai t ambah Kat a kunci : Kayu Sengon, Pasokan, Pelaku Pemasaran, St rat egi Pemasaran, Nilai Tambah. St rat egi yang dilakukan di t ingkat pet ani yakni menj ual kayu berdasarkan besar pohon berdiri, di t ingkat pedagang pengumpul dengan menj ual berdasarkan kelas diamet er kayu, di t ingkat indust ri penggergaj ian menj ual berdasarkan ukuran kayu dan di t ingkat indust ri barang j adi menj ual daun pint u dan bare core. Kat a kunci :

Kayu Sengon, Pasokan, Pelaku pemasaran, St rat egi Pemasaran, Nilai Tambah.

91.

Achmad, Budiman

KAJIAN TATA NIAGA KAYU RAKYAT Dl KABUPATEN KUNINGAN / Budiman Achmad, Soleh Mulyana, U. Supriyadi dan Dani Supriyadi Rachmat . -- Prosiding Ekspose Terpadu Hasil Penelitian: Menuj u Pembangunan Hutan Tanaman Produktivitas Tinggi dan Ramah Lingkungan Yogyakarta, 11-12 Oktober 2004: 119-131

Keberhasilan pembangunan hut an rakyat t idak cukup dilihat dari berkurangnya lahan krit is karena t elah dit anami t anaman kehut anan oleh masyarakat , t et api lebih pent ing adalah t ersedianya pasar yang dapat menampung hasil dalam j umlah besar dengan harga yang layak. Rent abilit as usaha pengelolaan hut an rakyat diduga sebagian besar t idak dit erima pet ani, t et api dit erima oleh pedagang perant ara sebab skenario t at aniaga masih dikendalikan oleh pedagang dan j aringannya. Penelit ian ini dilakukan unt uk menget ahui pola pemasaran kayu rakyat di Kabupat en Kuningan yang ada saat ini dan kemungkinan pengembangannya sehingga persoalan yang t erkait dengan in-ef i siensi t at aniaga bisa diminimalkan.

Pada alur t at aniaga menunj ukkan bahwa pengepul masih memegang kunci pent ing yang mengendalikan dan mendominasi nilai t ambah yang seharusnya bisa dinikmat i oleh pet ani. Karena karakt er masyarakat Kuningan yang mobilit asnya t inggi, sebagian pet ani t elah berhasil mengakses pasar secara langsung ke Kabupat en Cirebon sehingga mampu menguasai st rat egi pemasaran dengan memperpendek rant ai t at aniaga dan sekaligus menikmat i nilai t ambah. Lembaga pet ani yang kuat dan berf ungsi sangat diperlukan segera guna lebih mengant isipasi perkembangan pasar yang lebih kompet it if dan memperkuat posisi t awar pet ani sert a mngendalikan harga sehingga lembaga lain t ermasuk lembaga ekonomi (BPR) bersedia menj adi ut it ra usaha yang saling mengunt ungkan dengan pet ani. Peran pemerint ah daerah unt uk segera mnet apkan harga dasar kayu dit ingkat pet ani yang lebih rasional dan part isipasi pengguna kayu (Indust ri) dan j asa air di daerah hilir melalui sist em insent if dari dana kompensasi hulu-hilir merupakan f akt or yang bisa mendorong penguat an posisi t awar dan peningkat an pendapat an pet ani sehingga ef isiensi pemasarannya bisa dit ingkat kan.

Kat a kunci:

Pola t at aniaga, kayu rakyat , nilai t ambah, margin keunt ungan, Kab. Kuningan

92.

Adinugraha, Hamdan Adma

PENGARUH NAUNGAN DAN ASAL SCION TERHADAP KEBERHASILAN SAMBUNGAN JENIS

Dalam dokumen ABSTRAK HASIL PENELITIAN TAHUN 2004 0 (Halaman 33-35)