R
R
A
A
P
P
A
A
T
T
K
K
O
O
O
O
R
R
D
D
I
I
N
N
A
A
S
S
I
I
P
P
E
E
M
M
A
A
N
N
T
T
A
A
P
P
A
A
N
N
F
F
O
O
R
R
U
U
M
M
D
D
A
A
S
S
d
d
i
i
R
R
E
E
G
G
I
I
O
O
N
N
A
A
L
L
I
I
I
I
Pada tanggal 22 dan 23 Oktober 2009 di Solo, Provinsi Jawa Tengah, Pusat
Pengendalian Pembangunan Kehutanan telah menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pemantapan
Forum DAS di Regional I I . Latar belakang dilaksanakan Rapat Koordinasi tersebut adalah
banyaknya Forum DAS yang dibentuk tetapi belum dapat beroperasi secara efektif, walaupun di
sejumlah Provinsi telah berjalan dengan baik.
Rapat Koordinasi ini merupakan media
berbagi pengalaman dan informasi
(information and knowledge sharing) para
pihak terkait untuk mendorong kinerja dan
operasional Forum DAS secara efektif dan
efisien.
Rapat Koordinasi dihadiri 9 Forum DAS
(Provinsi Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah,
Yogyakarta, Solo, Bali, NTB dan NTT), Dinas Kehutanan Provinsi dan Kepala BPDAS di Regional
I I serta dilakukan pemaparan dan diskusi tentang beberapa hal, antara lain :
1. Keberadaan Forum DAS sebagai media koordinasi antar sektor dalam mewujudkan
pengelolaan DAS secara terpadu (keynote speech Dirjen RLPS);
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan Forum DAS (Dir. Pengelolaan DAS, Ditjen RLPS);
3. Kebijakan BAPPENAS dalam peningkatan efektifitas pengelolaan DAS secara terpadu
(BAPPENAS);
4. Kontribusi program OMOT (One Man One Tree) bagi peningkatan efektifitas pengelolaan
DAS (Dit. Bina RHL, Ditjen RLPS), serta
5. Rencana dan Operasionalisasi Forum DAS NTT, Cidanau (Banten) dan Jawa Tengah.
Beberapa issue yang telah didiskusikan dan dirumuskan oleh peserta Rapat Koordinasi
antara lain menyangkut hal-hal sebagai berikut :
1. Diperlukan pemantapan kelembagaan Forum DAS baik di tingkat Nasional, Provinsi
maupun Kabupaten/ Kota sehingga (1) memiliki posisi yang strategis dalam perencanaan
dan pengendalian pembangunan wilayah, serta (2) memperkuat dan mendukung tugas
2. BAPPENAS dan BAPPEDA diharapkan berperan aktif agar dan APBN/ APBD/ DAK yang
terkait dengan pengelolaan DAS dapat disinergikan/ dipadukan guna menghindari
tumpang tindih program dan kegiatan antar sektor.
3. BAPPENAS dan Departemen Kehutanan serta instansi terkait di pusat perlu mempercepat
pembentukan Forum DAS tingkat Nasional untuk mendukung mantapnya operasionalisasi
forum-forum DAS di daerah yang memiliki pembagian peran dan tanggung jawab yang
lebih jelas.
4. Perlunya langkah strategis agar Forum DAS dapat beroperasi secara efektif.
5. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Direktorat Pengelolaan DAS Direktorat RLPS,
antara lain :
a. Segera mensosialisasikan kepada BPDAS se-I ndonesia dan stakeholders di daerah
(PEMDA, BAPPEDA, Dinas-dinas teknis terkait di Provinsi dan Kabupaten) mengenai
kesepakatan bersama dengan Dewan Sumber Daya Air Nasional. Hal ini
dimaksudkan untuk mendorong persamaan persepsi berbagai pihak tentang
keberadaan dan peran Forum DAS baik di pusat maupun di daerah yang tidak
bertentangan dengan Dewan Sumber Daya Air maupun TKPSDA-nya.
b. Membangun jaringan electronic on line sebagai sarana komunikasi dan koordinasi
antar Forum DAS dalam rangka lesson learn, information sharing, conflict
resolution, etc.
c. Pelaksanaan OMOT diharapkan memperhatikan kondisi DAS dan pola tanam
sehingga mampu berfungsi secara efektif untuk mengurangi erosi dan air limpasan
disamping untuk pengurangan emisi karbon.