DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
I.1. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan ... 1
I.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN)………... 2
I.3. Landasan Yuridis Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi ………... 4
I.4. Nilai-Nilai KESDM Sebagai Landasan Filosofis Road Map Reformasi Birokrasi 8 BAB II. GAMBARAN BIROKRASI DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN ... 9
II.1. Kemajuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi …………... 9
A. Manajemen Perubahan... 9
B. Penguatan Pengawasan ... 9
C. Penguatan Akuntabilitas... 9
D. Penataan dan Penguatan Kelembagaan ...10
E. Penataan Tata Laksana ... 10
F. Penataan Sistem Manajemen SDM ... 10
G. Penataan Peraturan Perundang-Undangan ...11
H. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik...11
II.2. Kebutuhan dan Harapan Pemangku Kepentingan……...11
A. Manajemen Perubahan...12
B. Penguatan Pengawasan ... 12
C. Penguatan Akuntabilitas...12
D. Penataan dan Penguatan Kelembagaan ... 12
E. Penataan Tata Laksana ...13
F. Penataan Sistem Manajemen SDM ... 13
G. Penataan Peraturan Perundang-Undangan ...13
A. Manajemen Perubahan...14
B. Penguatan Pengawasan ... 15
C. Penguatan Akuntabilitas...15
D. Penataan dan Penguatan Kelembagaan ... 15
E. Penataan Tata Laksana ...15
F. Penataan Sistem Manajemen SDM ... 15
G. Penataan Peraturan Perundang-Undangan ...16
H. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik...16
BAB III. AGENDA REFORMASI BIROKRASI ………...17
A. Manajemen Perubahan...18
B. Penguatan Pengawasan ... 18
C. Penguatan Akuntabilitas...19
D. Penataan dan Penguatan Kelembagaan ... 21
E. Penataan Tata Laksana ... 21
F. Penataan Sistem Manajemen SDM ... 22
G. Penataan Peraturan Perundang-Undangan ... 23
H. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik...24
I. Quick Wins ………...26
BAB IV. MONITORING DAN EVALUASI ………..………... 27
BAB V. PENUTUP ………..………... 29
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan menyatakan bahwa tenaga listrik mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional yang berkelanjutan sehingga penyediaannya perlu terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan pembangunan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar. Penyediaan tenaga listrik sebagai salah satu usaha yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak sesuai dengan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 sangat diperlukan dalam meningkatkan kemakmuran rakyat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdasarkan kehidupan bangsa. Salah satu indikator terwujudnya keadilan dan kemakmuran rakyat sesuai dengan tujuan pembangunan nasional adalah terpenuhinya kebutuhan tenaga listrik.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2015 tentang KESDM menjadi perwujudan dari amanat pasal 33 UUD 1945. Dengan Peraturan Presiden ini, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan mengemban tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan, pengusahaan, keteknikan, keselamatan kerja, dan lingkungan di bidang ketenagalistrikan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan pengusahaan, keteknikan, keselamatan kerja, dan lingkungan di bidang ketenagalistrikan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan pengusahaan, keteknikan, keselamatan kerja, dan lingkungan di bidang ketenagalistrikan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan pengusahaan, keteknikan, keselamatan kerja, dan lingkungan di bidang ketenagalistrikan;
d. pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan pengusahaan, keteknikan, keselamatan kerja, dan lingkungan di bidang ketenagalistrikan;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan pengusahaan, keteknikan, keselamatan kerja, dan
Misi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan adalah Terwujudnya Penyediaan Tenaga Listrik yang Efisien, Berkelanjutan, Aman, Mengandalkan Kemampuan Sendiri dan Berwawasan Lingkungan untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat.
Sedangkan Misi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan adalah: 1. Meningkatkan Keandalan Pasokan Tenaga Listrik.
2. Menyelenggarakan Pembangunan Infrastruktur Penyediaan Tenaga Listrik. 3. Mendorong Diversifikasi Energi Primer untuk Pembangkit Tenaga Listrik.
4. Melaksanakan Pengaturan Keselamatan dan Lindungan Lingkungan
Ketenagalistrikan.
5. Mendorong Penyediaan Subsidi Listrik yang Tepat Sasaran serta Rasionalisasi Harga Energi Listrik.
6. Menciptakan Iklim Investasi Sub Sektor Ketenagalistrikan yang Kondusif.
7. Melaksanakan Pengaturan Usaha Penyediaan dan Usaha Penunjang Tenaga Listrik.
8. Mewujudkan Manajemen, Birokrasi dan SDM Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan yang Efektif, Efisien, Bersih dan Profesional.
I.2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
Rasio Elektrifikasi adalah perbandingan antara jumlah rumah tangga yang berlistrik dengan jumlah keseluruhan rumah tangga Indonesia. Rasio elektrifikasi pada tahun 2015 direncanakan sebesar 87,35% dan ditargetkan menjadi sebesar 97% tahun 2019.
Beberapa infrastruktur dan kegiatan yang diperlukan dalam rangka mendorong rasio elektrifikasi pada tahun 2015-2019, antara lain:
a. Pembangkit listrik, dengan rencana penyelesaian proyek sekitar 42,9 GW selama 5 tahun, terdiri dari 35,5 GW proyek baru dan 7,4 GW proyek yang sudah berjalan. Dengan adanya tambahan pembangunan pembangkit tersebut maka kapasitas terpasang pembangkit pada tahun 2015 direncanakan menjadi sebesar 57 GW dan pada tahun 2019 meningkat menjadi sekitar 95 GW. b. Transmisi listrik, dengan rencana pembangunan sekitar 46 ribu kms selama 5
Tabel 1.1.
RPJM Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Tahun 2015 s.d. 2019
Sumber: Renstra KESDM 2015 – 2019
Pangsa energi primer BBM untuk pembangkit listrik, diarahkan untuk terus diturunkan sehingga Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik juga dapat menurun, mengingat BBM merupakan sumber energi primer pembangkit yang paling mahal. Porsi BBM dalam bauran energi pembangkit tahun 2015 direncanakan sebesar 8,85% sebagaimana APBN-P 2015 dan terus diturunkan menurun menjadi sekitar 2,04% pada tahun 2019 seiring dengan ditingkatkannya porsi batubara melalui PLTU dan EBT melalui PLTP, PLT Bioenergi, PLTA, PLTMH, PLTS, dan PLTBayu.
Untuk mencapai target rencana pembangunan jangka menengah tersebut, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan sebagai salah satu unit dari Kementerian ESDM perlu melaksanakan reformasi birokrasi. Reformasi Birokrasi berperan penting untuk memperbaiki proses pencapaian hasil yang terdiri atas upaya penanganan krisis, akselerasi eksekusi program-program strategis serta sinergi dan penguatan kelembagaan sehingga dapat memberi nilai tambah bagi para pemangku kepentingan. Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 2015 - 2019 dimaksudkan sebagai gambaran dalam melakukan menyiapan program-pragram yang good governance.
I.3. LANDASAN YURIDIS PENYUSUNAN ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
Road Map Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Tahun 2015 - 2019 disusun berdasarkan Surat Edaran Menteri ESDM Nomor: 2.E/70/MEM/2016 tanggal 21 Januari 2016 tentang Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 tingkat Eselon I di Lingkungan Kementerian ESDM serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2015 dan mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025. Road Map Reformasi Birokrasi yang disusun dan dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali merupakan rencana rinci pelaksanaan Reformasi Birokrasi berkelanjutan dari satu tahapan ke tahapan berikutnya sehingga target kinerja dan kegiatan tahun per tahun akan jelas dan terukur seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1. berikut.
Gambar 1.1.
Tahapan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Indonesia
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi periode 2015 - 2019 telah memasuki tahapan pemerintahan berbasis kinerja (performance based bureaucracy) dengan ciri utama:
1. Penyelenggaraan pemerintahan berorientasi pada prinsip efektif, efisien, dan ekonomis;
2. Kinerja difokuskan pada upaya untuk mewujudkan outcomes (hasil);
3. Menerapkan manajemen kinerja yang didukung dengan penerapan sistem berbasis elektronik untuk memudahkan pengelolaan data kinerja;
4. Setiap individu pegawai memiliki kontribusi yang jelas terhadap kinerja organisasi pada setiap level.
Penerapan performance based bureaucracy berimplikasi pada pergeseran sasaran Reformasi Birokrasi 2015 - 2019 seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2. berikut.
Gambar 1.2.
Perubahan sasaran strategis Reformasi Birokrasi
Sumber: Road Map KESDM 2015 - 2019
Substansi Road Map Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 2015 - 2019 terdiri atas sasaran Reformasi Birokrasi dan strategi implementasinya yang meliputi 8 area perubahan, quick wins, program-program dan rencana aksi yang berkaitan dengan arah kebijakan pembangunan nasional serta sasaran Reformasi Birokrasi seperti ditunjukkan pada Gambar 1.3. Reformasi Birokrasi lingkup Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menekankan pada penciptaan terobosan baru, membiasakan berfikir di luar kebiasaan/rutinitas yang ada serta mengurai sumbatan-sumbatan birokrasi dengan upaya luar biasa pada aspek pelayanan publik, tatalaksana, dan akuntabilitas publik.
Gambar 1.3.
Kerangka Keterkaitan Arah Kebijakan dan Road Map Reformasi Birokrasi
Sumber: Road Map RB KESDM 2015 - 2019
Selain penyempurnaan di atas, terdapat pula tambahan sasaran dan indikator keberhasilan Reformasi Birokrasi sebagai sarana penguatan birokrasi pemerintah 2015 - 2019 sesuai dengan Permen PAN-RB Nomor 11 Tahun 2015. Untuk melihat keberhasilan upaya pencapaian sasaran Reformasi Birokrasi, telah ditetapkan ukuran-ukuran kuantitatif keberhasilan pelaksanaan program Reformasi Birokrasi secara nasional termasuk yang akan dijadikan acuan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dalam menyusun Road Map Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Tahun 2015 - 2019 dengan indikator- indikator seperti ditunjukkan pada Tabel 1.2 sebagai berikut:
Tabel 1.2.
Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi 2015 - 2019
Sasaran Indikator Satuan Baseline Target 2019
Birokrasi yang bersih dan akuntabel
1. Opini WTP atas Laporan Keuangan
% 74 95
2. Tingkat Kapabilitas APIP
Skor 1- 5 1 3
3. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP
Skor 1- 5 1 3
4. Instansi Pemerintah yang akuntabel
% 39,3 85
5. Penggunaan E-Procurement terhadap belanja pengadaan
% 30 80
Birokrasi yang efektif dan efisien
1. Indeks Reformasi Birokrasi Rata-Rata nasional
Skor 1 - 100 47 75
2. Indek
Profesionalisme ASN
Skor 1 - 100 76 86
3. Indeks e-government Nasional
Skor 0 - 4 2,66 3,4
Birokrasi yang memiliki Pelayanan Publik berkualitas
1. Indeks Integritas Nasional
Skor 0 -10 7,22 9
2. Survei Kepuasan Masyarakat (SKM)
% 80 95
3. Persentase kepatuhan pelaksanaan UU Pelayanan Publik (Zona Hijau)
% 64 100
I.4. NILAI-NILAI KESDM SEBAGAI LANDASAN FILOSOFI ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
Nilai-nilai merupakan prinsip yang dianggap benar secara bersama, menjadi jati diri individu dalam keseluruhan organisasi, menimbulkan rasa bangga dan menggugah semangat yang akan membimbing organisasi menjadi terus bertumbuh. Dalam sebuah organisasi, nilai-nilai memiliki keterkaitan yang erat dengan visi-misi organisasi. Dengan adanya nilai-nilai ini, maka akan menjadi bahan pendorong bagi setiap elemen di organisasi untuk melakukan Reformasi Birokrasi guna mencapai visi dan misi organisasi.
Dalam rangka mencapai visi dan misi KESDM serta menjadikan KESDM sebagai institusi pemerintah yang profesional, berkualitas, bermartabat, terpercaya, dihormati, dan disegani, maka KESDM telah menyusun dan menerbitkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1808.K/07/MEM/2015 tanggal 18 Agustus 2015 tentang Nilai-nilai KESDM. Nilai-Nilai-nilai KESDM terdiri atas:
1. Jujur
Memiliki makna berpikir, berperilaku, bertindak dengan amanah, transparan, penuh integritas, memegang teguh kode etik, dan loyal kepada bangsa dan negara.
2. Profesional
Memiliki makna bekerja dengan semangat, cermat, akuntabel, disiplin, akurat, dan tuntas atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab, komitmen yang tinggi, membangun sinergi internal dan eksternal, serta mampu melihat perkembangan jauh ke depan.
3. Melayani
Memiliki makna memberikan layanan prima dengan memahami kebutuhan pemangku kepentingan, dilakukan dengan sepenuh hati, proaktif, profesional, simpel, efisien, dan tepat waktu dalam rangka memenuhi kepuasan internal dan publik.
4. Inovatif
Memiliki makna berwawasan terbuka, selalu belajar untuk peningkatan diri, memiliki ide baru yang bermanfaat, mampu membuat solusi alternatif dalam pekerjaan untuk mempercepat tercapainya target kinerja.
5. Berarti
Memiliki makna menjadi manusia yang memanusiakan manusia, memberi manfaat bagi diri sendiri, orang lain, KESDM, masyarakat, bangsa dan negara sehingga menjadi teladan, tempat bertanya, mampu memimpin dan memecahkan masalah.
BAB II
GAMBARAN BIROKRASI
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN
II.1. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
A. Manajemen Perubahan
Kemajuan yang telah dicapai pada program manajemen perubahan (mental perilaku aparatur) sebagai berikut:
1. Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, SK Dirjen Ketenagalistrikan 335 K/73/DJL.1/2015 tentang Tim Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, yang ditetapkan setiap tahun.
2. Telah dibentuk Tim Manajemen Perubahan, SK Dirjen Ketenagalistrikan No. 35 K/05/DJL.1/2013 tentang Tim Manajemen Perubahan Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
3. Sosialisasi budaya kerja organisasi telah dilaksanakan pada tanggal 26 s.d. 28 Nopember 2014
4. Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi dan Anti KKN oleh Irjen KESDM, KPK, dan Bareskrim Polri, telah dilaksanakan pada tanggal 25 Nopember 2015
5. Sosialisasi Nilai-Nilai KESDM melalui Banner
B. Penguatan Pengawasan
Kemajuan yang telah dicapai dalam penguatan pengawasan adalah:
1. Pembentukan Satgas pelaksana sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP), SK Dirjen No 3 K/07/DJL.1/2015 tgl 2 Januari 2015 tentang Satuan Tugas pelaksana Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
2. Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, dan
3. Penilaian Resiko di lingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
C. Penguatan Akuntabilitas
Kemajuan yang telah dicapai dalam hal penguatan akuntabilitas kinerja adalah:
2. Telah disusun Perjanjian Kinerja TA. 2015 yang ditandatangani oleh Eselon I dan Eselon II
D. Penataan Dan Penguatan Kelembagaan
Kemajuan yang telah dicapai pada penataan dan penguatan kelembagaan adalah sebagai berikut:
1. Telah diusulkan Struktur, Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
2. Usulan perubahan hanya nama jabatan struktural eselon III dan IV untuk memperkuat Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
E. Penataan Tata Laksana
Kemajuan yang telah dicapai dalam penataan Tatalaksana adalah sebagai berikut: 1. Telah disusun dan ditetapkan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (SOP AP) Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, SK Dirjen Ketenagalistrikan Nomor: 7 K/80/DJL.1/2014 tentang SOP AP dilingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, sebanyak 104 SOP
2. Telah disusun dan ditetapkan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (SOP AP) Pelayanan Internal Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, SK Dirjen Ketenagalistrikan Nomor: 8 K/80/DJL.1/2014 tentang SOP AP Pelayanan Internal dilingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, sebanyak 56 SOP.
3. Implementasi tata persuratan dinas online di lingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (appsurat.djk.esdm.go.id)
F. Penataan Sistem Manajemen SDM
Kemajuan yang telah dicapai dalam hal penataan sistem manajemen sumber daya manusia aparatur adalah:
1. Analisis jabatan untuk setiap jabatan struktural maupun fungsional umum. Pelaksanaan analisa jabatan dilakukan melalui observasi, wawancara, maupun pengolahan data dalam rangka penyusunan peta jabatan dan informasi jabatan 2. Evaluasi Jabatan telah menghasilkan informasi faktor jabatan dan kelas
jabatan yang tercantum dalam jabatan pada peta jabatan
3. Pemetaan kompetensi pegawai fungsional umum dan fungsional tertentu, melalui kegiatan assesment (baru sebanyak 146 PNS)
5. Pengembangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bidang Ketenagalistrikan Pusat maupun Daerah dengan bekerjasama dengan Polri 6. Peningkatan pelayanan kesehatan pada poliklinik umum, poliklinik gigi, serta
laboratorium analis medis.
G. Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Kemajuan yang telah dicapai dalam penataan Peraturan Perundangan-Undangan adalah telah diterbitkan peraturan perundang-undangan di sektor Ketenagalistrikan 2014-2015, antara lain:
- 1 Peraturan Pemerintah - 3 Peraturan Presiden
- 14 Peraturan Menteri ESDM - 4 Keputusan Menteri ESDM
H. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Kemajuan yang telah dicapai dalam peningkatan kualitas pelayanan publik adalah: 1. Pendelegasian kewenangan pelayanan publik di BKPM dengan Permen ESDM No. 35 Tahun 2014 tentang Pendelegasian wewenang pemberian izin usaha ketenagalistrikan dalam rangka pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu kepada kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
2. Pelaksanaan Coffee Morning yang dihadiri para stakeholders untuk mensosialisasikan peraturan terbaru serta mendapatkan masukan tentang Ketenagalistrikan
3. Pelayanan publik antara lain:
a. Sistem Registrasi Sertifikasi Laik Operasi (SLO Online)
b. Sistem Informasi Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (SI SKTTK Online);
c. Sistem Informasi Sertifikasi Badan Usaha (e-SBU Online; d. Pengaduan Konsumen Listrik;
e. KIOSK Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
f. Dashboard Sistem Manajemen Informasi Ketenagalistrikan g. Informasi SNI bidang Ketenagalistrikan
II.2. KEBUTUHAN DAN HARAPAN PEMANGKU KEPENTINGAN
A. Manajemen Perubahan
Harapan pemangku kepentingan terkait manajemen perubahan antara lain:
1. Terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel; dan
2. Birokrasi yang mampu bekerja secara efektif dan efisien sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat
B. Penguatan Pengawasan
Harapan pemangku kepentingan terkait dengan perubahan pengawasan antara lain:
1. Memperoleh opini WTP dari BPK;
2. Instansi pemerintah dengan kriteria WBK;
3. Peningkatan kapasitas manajemen pengawasan; dan 4. Penguatan kebijakan pengawasan.
C. Penguatan Akuntabilitas
Harapan pemangku kepentingan terkait dengan perubahan Akuntabilitas antara lain:
1. Penyempurnaan SAKIP sebagai pilar manajemen kinerja;
2. Penyelarasan kebijakan perencanaan, penganggaran, dan pelaporan kinerja; 3. Pelaksanaan pelaporan kinerja instansi pemerintah secara terbuka;
4. Perumusan dan penetapan kebijakan penerapan sistem reward and punishment dalam penerapan manajemen kinerja;
5. Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah berbasis teknologi informasi;
6. Perumusan kebijakan mengenai evaluasi kinerja; dan
7. Perumusan kebijakan mengenai pengukuran kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi.
D. Penataan dan Penguatan Kelembagaan
Harapan pemangku kepentingan terkait dengan penataan dan penguatan organisasi antara lain:
1. Meningkatnya kualitas pelaksanaan agenda Reformasi Birokrasi;
2. Meningkatnya ketepatan ukuran, ketepatan fungsi dan sinergi antar unit di lingkungan Kementerian ESDM;
3.. Meningkatnya kejelasan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota; dan
E. Penataan Tata Laksana
Harapan pemangku kepentingan terkait dengan perubahan tatalaksana antara lain: 1. Terwujudnya sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,
terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance; 2. Sosialisasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan SOP;
3. Meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan;
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada publik;
5. Mentransformasi hubungan antara pejabat publik dengan masyarakat
F. Penataan Sistem Manajemen SDM
Harapan pemangku kepentingan terkait dengan perubahan Sumber Daya Manusia Aparatur antara lain:
1. Meningkatnya tunjangan kinerja pegawai sesuai dengan meningkatnya nilai Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi (PMPRB);
2. Meningkatnya profesionalisme SDM aparatur;
3. Meningkatnya motivasi, kinerja, kesejahteraan dan kesehatan pegawai; 4. Terwujudnya penataan jumlah dan distribusi PNS;
5. Terciptanya pengembangan kompetensi pegawai; 6. Terwujudnya pengelolaan mutasi pegawai yang ideal; 7. Terciptanya penataan sistem rekrutmen pegawai; 8. Terbentuknya penyusunan pola karir;
9. Terciptanya penetapan kinerja individu yang ideal; 10. Terwujudnya penegakan disiplin pegawai yang baik; 11. Terciptanya peningkatan integritas pegawai; dan
12. Pembangunan dan pengembangan database pegawai.
G. Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Harapan pemangku kepentingan terkait dengan penataan peraturan perundang-undangan antara lain:
1. Tersedianya peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholders);
2. Semakin berkurangnya jumlah peraturan perundang- undangan yang berlaku yang tidak harmonis, tumpang tindih dan tidak sinkron;
3. Meningkatnya peran serta publik dalam perumusan kebijakan dan peraturan perundang-undangan;
4. Meningkatnya dukungan publik terhadap penerapan kebijakan pemerintah dan peraturan perundang- undangan;
6. Meningkatnya kualitas peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang mampu melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpang tindih dan mendorong iklim usaha yang kondusif bagi publik.
H. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Harapan pemangku kepentingan terkait dengan pelayanan publik antara lain: 1. Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat;
2. Kemudahan akses informasi dan pelayanan yang memadai;
3. Optimalisasi pengelolaan pengaduan dan melakukan Survei pengaduan masyarakat untuk melihat keinginan masyarakat;
4. Mempercepat pelayanan perizinan melalui pelayanan terpadu satu pintu (PTSP);
5. Penerapan sistem informasi secara online sebagai langkah percepatan pelayanan publik;
6. Peningkatan kemampuan bagi pegawai untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat;
7. Penegakan reward and punishment secara tegas untuk mendukung upaya peningkatan kualitas pelayanan;
8. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan publik secara terpadu;
9. Mengembangkan sistem informasi pelayanan investasi sektor
Ketenagalistrikan berbasis web secara online; dan 10. Melakukan survei kepuasan pengguna layanan.
II.3. TANTANGAN DAN PERMASALAHAN PELAKSAAN REFORMASI BIROKRASI
Berdasarkan hasil pelaksanaan Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 2010-2014 maka tantangan dan permasalahan pada delapan area perubahan adalah sebagai berikut:
A. Manajemen Perubahan
Pada area manajemen perubahan/ mental aparatur tantangan dan permasalahan utama adalah sebagai berikut:
1. Belum disusunnya target, sasaran dan area kerja perubahan sebagai pedoman dalam membantu pengukuran keberhasilan perubahan;
2. Belum disusunnya strategi perubahan dan strategi komunikasi dalam mewujudkan program manajemen perubahan;
3. Belum disusunnya instrumen (tools) pengukuran perubahan dalam membantu menganalisis keberhasilan; dan
B. Penguatan Pengawasan
Pada area pengawasan tantangan dan permasalahan utama adalah Penguatan peran SPIP belum efektif karena satuan tugas yang dibentuk belum seluruhnya dapat melaksanakan tugasnya.
C. Penguatan Akuntabilitas
Pada area akuntabilitas tantangan dan permasalahan utama adalah sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan pemerintahan belum sepenuhnya mencerminkan
penyelenggaraan yang bersih dan bebas KKN. Peran Aparat Pengawas Internal masih belum sepenuhnya mendorong penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN;
2. Manajemen kinerja masih belum sepenuhnya diterapkan.
D. Penataan dan Penguatan Kelembagaan
Kelembagaan birokrasi pemerintahan masih belum efektif, yaitu:
1. Perubahan pola penataan organisasi kementerian pada setiap pergantian kabinet;
2. Adanya perkembangan isu maupun tuntutan peningkatan pelayanan yang memerlukan unit organisasi sesuai dengan beban kerjanya; dan
3. Perubahan kebijakan yang berdampak pada perlunya penataan kelembagaan.
E. Penataan Tata Laksana
Pada area tatalaksana tantangan dan permasalahan utama adalah sebagai berikut:
1. Belum ditetapkannya proses bisnis KESDM khususnya Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan sebagai acuan dalam penyusunan SOP;
2. SOP belum dipahami secara menyeluruh oleh personil yang terkait sehingga pelaksanaan belum efektif;
3. Perubahan kebijakan tidak dibarengi dengan perubahan SOP
F. Penataan Sistem Manajemen SDM
Pada area SDM Aparatur tantangan dan permasalahan utama,
1. Belum berkembangnya beberapa jabatan fungsional tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan;
G. Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Perubahan peraturan perundang-undangan di sektor Ketenagalistrikan dilakukan karena adanya permasalahan yang harus diselesaikan, sebagai berikut:
1. Adanya keterbatasan jumlah aparatur pada jabatan fungsional penyusunan peraturan perundang- undangan sektor ketenagalistrikan; 2. Belum lengkapnya peraturan perundang-undangan yang dibutuhkan untuk
memenuhi amanat peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, baik Undang- Undang maupun Peraturan Pemerintah;
3. Beberapa peraturan perundang-undangan sektor Ketenagalistrikan belum harmonis dengan peraturan perundangan-undangan lainnya yaitu Undang-Undang Pemerintahan Daerah
H. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Peningkatan Pelayanan Publik bertujuan untuk memberikan Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat.
Pada area pelayanan publik tantangan dan permasalahan utama adalah sebagai berikut:
1. Belum seluruh jenis layanan dapat memberikan layanan yang terbaik, sehingga masih terus dilakukan upaya- upaya untuk penyempurnaan dan perbaikan baik sarana, prasarana, prosedur maupun sistem layanan;
BAB III
AGENDA REFORMASI BIROKRASI
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan sebagai salah unit di lingkungan Kementerian ESDM mempunyai kegiatan yang strategis demi mewujudkan kemakmuran rakyat. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan mengharuskan terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik dan responsif, serta berorientasi kepada pelayanan publik yang berkualitas.
Sasaran Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan periode 2015 - 2019, yaitu:
1. Birokrasi yang bersih dan akuntabel.
a. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif.
b. Penerapan pengawasan yang independen, profesional, dan sinergis.
c. Peningkatan kualitas pelaksanaan dan integrasi antara sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja.
d. Peningkatan fairness, transparansi, dan profesionalisme dalam pengadaan barang dan jasa.
2. Birokrasi yang efektif dan efisien
a. Penataan bisnis proses yang sederhana, transparan, partisipatif, dan berbasis e-government.
b. Penerapan manajemen ASN yang transparan, kompetitif, dan berbasis merit untuk mewujudkan ASN yang profesional dan bermartabat.
c. Peningkatan kualitas kebijakan publik.
d. Pengembangan kepemimpinan untuk perubahan dalam birokrasi untuk mewujudkan kepemimpinan yang visioner, berkomitmen tinggi, dan transformatif.
e. Peningkatan efisiensi (belanja aparatur) penyelenggaraan birokrasi.
f. Penerapan manajemen kearsipan yang handal, komprehensif, dan terpadu.
3. Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas 1. Integritas dan kualitas SDM Pelayanan
2. Budaya pelayanan
3. Penguatan Monev Kinerja 4. Sistem Pengaduan
Rencana perubahan tersebut direpresentasikan ke dalam 8 (delapan) area perubahan:
A. Manajemen Perubahan
Program kegiatan yang akan dilakukan dalam Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan khususnya pada area manajemen perubahan terdiri dari 3 (tiga) program utama yaitu penataan pola pikir dan budaya kerja, penguatan Reformasi Birokrasi, serta penataan dan internalisasi budaya pelayanan. Strategi pelaksanaan dalam area ini adalah dengan menyusun strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi, pengembangan dan penyempurnaan Road Map RB Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, pemantauan dan evaluasi Reformasi Birokrasi, dan membentuk aparatur sipil negara yang berorientasi pelayanan publik. Hasil yang diharapkan adalah adanya perubahan pola pikir dan budaya kerja, terinternalisasinya program Reformasi Birokrasi serta meningkatnya kualitas pelayanan publik di Lingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan. Ukuran keberhasilan dari program ini adalah peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat, Indeks integritas, Indeks Reformasi Birokrasi, dan Indeks Kepuasan Masyarakat.
Gambar 3.1
Program pada area manajemen perubahan dari tahun 2015 - 2019
B. Penguatan Pengawasan
Program kegiatan dalam area pengawasan merupakan lanjutan dari program Reformasi Birokrasi periode sebelumnya. Program kegiatan di area ini terdiri dari 2 (dua) program yaitu penguatan kebijakan pengawasan dan penguatan pengawasan pelayanan publik. Hasil yang diharapkan dari program ini adalah:
2015
Menyusun Road Map RB Ditjen Ketenagalistrikan Membentuk Tim RB Ditjen Ketenagalistrikan
Mapping Stakeholder Ketenagalistrikan Monitoring, Evaluasi,
dan Pelaporan RB Ketenagalistrikan
2016
Pembentukan Agen Perubahan Ketenagalistrikan Membentuk Tim RB Ditjen Ketenagalistrikan
Sosialisasi dan Internalisasi Road Map Internalisasi Nilai-Nilai
KESDM
2017
Pembentukan Agen Perubahan Ketenagalistrikan Membentuk Tim RB Ditjen Ketenagalistrikan
Sosialisasi dan Internalisasi Road Map Internalisasi Nilai-Nilai
KESDM
2018
Pembentukan Agen Perubahan Ketenagalistrikan Membentuk Tim RB Ditjen Ketenagalistrikan
Sosialisasi dan Internalisasi Road Map
Internalisasi Nilai-Nilai KESDM
2019
Pembentukan Agen Perubahan Ketenagalistrikan Membentuk Tim RB Ditjen Ketenagalistrikan
Menyusun Road Map RB Ditjen Ketenagalistrikan Internalisasi Nilai-Nilai
KESDM
Sosialisasi Budaya kerja dan Motivasi Kerja
Sosialisasi Budaya kerja dan Motivasi Kerja
Sosialisasi Budaya
1. Memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK);
2. Terciptanya Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi 3. Bersih dan Melayani (WBBM);
4. Penanganan benturan kepentingan; 5. Whistle Blowing System (WBS);
Ukuran keberhasilan dalam area pengawasan diukur dengan:
1. Adanya opini WTP atas LKT Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan; 2. Peningkatan unit kerja yang berpredikat menuju WBK/WBBM 3. Tingkat penanganan benturan kepentingan yang baik; dan 4. Berkurangnya KKN.
Gambar 3.2
Program pada area pengawasan dari tahun 2015 - 2019.
C. Penguatan Akuntabilitas
Program kegiatan dalam area akuntabilitas dilakukan dengan strategi penguatan akuntabilitas kinerja. Kinerja Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan merupakan catatan tentang hasil-hasil yang dicapai dari fungsi kegiatan selama kurun waktu tertentu yang diukur melalui pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU menjadi ukuran atau indikator yang memberikan informasi tingkat keberhasilan organisasi dalam mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Akuntabilitas menjadi kata kunci sebagai perwujudan dari kewajiban Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan sektor ketenagalistrikan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah maka Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan telah menerapkan SAKIP yang merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran,
2015
Penetapan SPIP Komitmen menuju
WBK/WBBM
Sosialisasi WBS Online Komitmen Penanganan
Benturan Kepentingan
2016
Evaluasi SPIP
Penyiapan best practise WBK/WBBM
Sosialisasi WBS Online
Sosialisasi penanganan benturan kepentingan
2017
Evaluasi SPIP
Ketenagalistrikan
Penyiapan best practise WBK/WBBM
Kuesioner pelaksanaan WBS ke
stakeholder Sosialisasi penanganan
benturan kepentingan
2018
Evaluasi SPIP
Ketenagalistrikan
Pelaksanaan best practise WBK/WBBM
Penguatan WBS Sosialisasi penanganan
benturan kepentingan
2019
Evaluasi SPIP
Ketenagalistrikan
Pelaksanaan best practise WBK/WBBM
Penguatan WBS Monitoring penanganan
benturan kepentingan
Sosialisasi Anti KKN
Sosialisasi Anti KKN Sosialisasi Anti KKN
Ketenagalistrikan
pengumpulan data, pengklarifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan untuk menghasilkan sebuah laporan kinerja yang berkualitas sesuai dengan tahapan sebagai berikut:
1. Rencana Strategis
Rencana strategis merupakan dokumen perencanaan instansi pemerintah dalam periode 5 (lima) tahunan. Rencana strategis ini menjadi dokumen perencanaan untuk arah pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi landasan dalam penyelenggaraan SAKIP.
2. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program atau kegiatan disertai dengan indikator kinerja.
3. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan langkah untuk membandingkan realisasi kinerja dengan sasaran (target) kinerja yang dicantumkan dalam dokumen perjanjian kinerja dalam rangka pelaksanaan APBN tahun berjalan.
4. Pengelolaan Kinerja
Pengelolaan kinerja merupakan proses pencatatan, penatausahaan dan penyimpanan data kinerja serta pelaporan data kinerja.
5. Pelaporan Kinerja
Pelaporan kinerja adalah proses menyusun dan menyajikan laporan kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan.
6. Reviu dan Evaluasi Kinerja
Reviu dan evaluasi kinerja merupakan langkah untuk meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan kepada pimpinan.
Hasil yang diharapkan dari program penguatan akuntabilitas kinerja adalah semakin meningkatnya kinerja Direktorat Jenderal Ketenagalisrikan. Tolok ukur keberhasilan program dapat dilihat dari peningkatan penilaian akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dengan kategori ‘Baik’.
Gambar 3.3
Program pada area akuntabilitas dari tahun 2015 - 2019.
2015
Penguatan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Penyusunan Renstra 2015 - 2019
2016
Peningkatkan Keterbukaan Sistem
Pelaporan
Pelaksanaan dan Evaluasi Renstra
2017
Peningkatkan Keterbukaan Sistem
Pelaporan
Pelaksanaan dan Evaluasi Renstra
2018
Peningkatkan Keterbukaan Sistem
Pelaporan
Pelaksanaan dan Evaluasi Renstra
2019
Peningkatkan Keterbukaan Sistem
Pelaporan
Penyusunan Renstra 2020 - 2024 Pelaksanaan dan
D. Penataan dan Penguatan Kelembagaan
Program kegiatan dalam area kelembagaan dilakukan dengan strategi melakukan penguatan organisasi di unit eselon 1 dengan tujuan agar terwujud lembaga yang tepat ukuran, tepat fungsi, tidak tumpang tindih, dan bersinergi sehingga mampu mendorong upaya perwujudan tatakelola KESDM yang lebih baik. Ukuran keberhasilan diukur dengan peningkatan nilai Indeks Penguatan Kelembagaan.
Gambar 3.4
Program pada area penataan dan penguatan organisasi dari tahun 2015 - 2019
E. Penataan Tata Laksana
Sistem tatalaksana yang baik akan mendorong proses pelayanan publik menjadi lebih cepat. Percepatan Reformasi Birokrasi di instansi pemerintah dapat dilakukan dengan penerapan e-government melalui pemanfaatan Information Communication Technology (ICT) yang dapat membuat sistem administrasi menjadi semakin efektif, efisien dan terintegrasi. Kegiatan yang dilakukan pada area tatalaksana terdiri dari 3 (tiga) program yaitu penguatan tatalaksana, pengembangan e-government, dan penerapan open government.
Hasil yang diharapkan dari program penguatan tatalaksana ini adalah:
1. Terwujudnya sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terintegrasi, terukur dan sesuai dengan prinsip- prinsip good governance;
2. Meningkatnya penerapan sistem pengadaan barang dan jasa secara online; 3. Meningkatnya nilai indeks e-government (PeGI); dan
4. Penerapan open government yang berkualitas.
Ukuran keberhasilan dalam area penguatan tatalaksana ini adalah:
1. Penguatan kebijakan e-goverment, infrastruktur aplikasi, jaringan, informasi, pengelolaan dan layanan informasi publik;
2. Indeks persepsi korupsi;
3. Integritas pelayanan publik; dan 4. Indeks e-government;
2015
Penataan Kelembagaan sesuai Perpres 68/2015
Evaluasi Kelembagaan
2016
Audit Kelembagaan
Evaluasi Kelembagaan
2017
Penataan Kelembagaan
Evaluasi Kelembagaan
2018
Penataan Kelembagaan
Ketenagalistrikan
Evaluasi Kelembagaan
2019
Audit Kelembagaan
Gambar 3.5.
Program pada area tatalaksana dari tahun 2015 – 2019
F. Penataan Sistem Manajemen SDM
Program kegiatan yang akan dilaksanakan dalam area perubahan sumber daya manusia (SDM) aparatur mempunyai sasaran terwujudnya birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, efisien dan terintegrasi, serta memiliki pelayanan publik berkualitas melalui program percepatan dan penguatan sistem manajemen SDM Aparatur. Program area perubahan SDM aparatur dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pendidikan dan pelatihan SDM Aparatur; 2. Pengembangan standar kompetensi; 3. Pengembangan karir;
4. Pola mutasi dan promosi SDM Aparatur; 5. Survei kompetensi SDM Aparatur; 6. Pengembangan standar kompetensi 7. Assessment SDM Aparatur;
8. Implementasi Sistem Informasi Kepegawaian dan pemutakhiran data SDM Aparatur;
9. Pengembangan SDM Aparatur berbasis kinerja; 10. Analisis beban kerja;
11. Analisis jabatan;
12. Pengembangan PPNS Ketenagalistrikan; 13. Pembinaan Inspektur Ketenagalistrikan; 14. Peningkatan kesejahteraan SDM Aparatur.
2015
Percepatan Pengadaan Barang dan Jasa Peningkatan kapasitas jaringan dan data center
Penetapan SOP AP Penggunaan Tata Persuratan Dinas online
2016
Percepatan Pengadaan Barang dan Jasa Peningkatan Sistem keamanan informasi, kapasitas jaringan dan
data center
Inventarisasi SOP AP dan Peta Proses Busines
Penggunaan Tata Persuratan Dinas online
2017
Percepatan Pengadaan Barang dan Jasa Peningkatan Sistem keamanan informasi, kapasitas jaringan dan
data center
Evaluasi SOP AP
Ketenagalistrikan Penggunaan Tata Persuratan Dinas online
2018
Percepatan Pengadaan Barang dan Jasa Peningkatan Sistem keamanan informasi, kapasitas jaringan dan
data center
Evaluasi SOP AP
Ketenagalistrikan Penggunaan Tata Persuratan Dinas online
2019
Percepatan Pengadaan Barang dan Jasa Ketenagalistrikan Peningkatan Sistem keamanan informasi, kapasitas jaringan dan
data center
Evaluasi SOP AP Penggunaan Tata Persuratan Dinas online
Pemutakhiran Informasi Publik
Pemutakhiran Informasi Publik
Pemutakhiran Informasi Publik
Pemutakhiran Informasi Publik Pemutakhiran Informasi
Publik
Pengintegrasian Aplikasi yang memiliki fungsionalitas sama
Pengintegrasian Aplikasi yang memiliki fungsionalitas sama
Ketenagalistrikan
Hasil yang diharapkan dari area perubahan SDM aparatur adalah meningkatnya kompetensi SDM aparatur. Ukuran keberhasilan program ini diukur dengan Nilai Indeks Kinerja dan Profesionalitas.
Gambar 3.6
Program pada area perubahan SDM aparatur dari tahun 2015 - 2019
G. Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Program kegiatan dalam area perubahan penataan perundang-undangan mempunyai sasaran terciptanya birokrasi efektif, efisien dan terintegrasi dengan program penguatan peraturan perundangan. Program ini dilakukan dengan strategi implementasi kebijakan/program reformasi birokrasi yang mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi melalui evaluasi, kajian, deregulasi, peningkatan kualitas perumusan kebijakan, pemanfaatan ICT dalam perumusan peraturan perundang- undangan atau kebijakan. Hasil yang diharapkan dari adanya program ini adalah:
1. Meningkatnya keterlibatan publik dalam proses perumusan peraturan perundang-undangan dan kebijakan; dan
2. Meningkatnya kualitas regulasi yang melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpang tindih dan mendorong iklim kondusif bagi publik.
Ukuran keberhasilan program penataan perundang-undangan diukur dengan indeks reformasi birokrasi dengan kriteria keberhasilan sebagai berikut:
2015
Identifikasi Diklat dan Pengembangan SDM Implementasi SIPEG &
Pemutakhiran Data
Diklat dan Pembinaan PPNS Ketenagalistrikan
Asessment Pegawai
2016
Identifikasi Diklat dan Pengembangan SDM Implementasi SIPEG &
Pemutakhiran Data
Diklat dan Pembinaan PPNS Ketenagalistrikan
Asessment Pegawai
2017
Identifikasi Diklat dan Pengembangan SDM Implementasi SIPEG &
Pemutakhiran Data
Diklat dan Pembinaan PPNS Ketenagalistrikan
Analisis Jabatan dan Beban Kerja
2018
Identifikasi Diklat dan Pengembangan SDM Implementasi SIPEG &
Pemutakhiran Data
Diklat dan Pembinaan PPNS Ketenagalistrikan
Analisis Jabatan dan Beban Kerja
2019
Identifikasi Diklat dan Pengembangan SDM Implementasi SIPEG &
Pemutakhiran Data
Diklat dan Pembinaan PPNS Ketenagalistrikan
Analisis Jabatan dan Beban Kerja
Pembinaan Inspektur Ketenagalistrikan
Pembinaan Inspektur Ketenagalistrikan
Pembinaan Inspektur Ketenagalistrikan
Pembinaan Inspektur Ketenagalistrikan Pembinaan Inspektur
Ketenagalistrikan
Penetapan Standar Kompetensi Jabatan Penetapan Standar
Kompetensi Jabatan
1. Tersusunnya daftar identifikasi perundang-undangan yang dikeluarkan atau ditetapkan atau diundangkan oleh Kementerian/ Lembaga dan sektor terkait dalam bentuk kerangka legislasi dan regulasi sektor Ketenagalistrikan;
2. Kesesuaian rancangan peraturan perundang-undangan terhadap peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau sejajar baik secara vertikal maupun horisontal yang telah mengakomodasi aspirasi masyarakat;
3. Tersusunnya rancangan peraturan perundang-undangan dalam bentuk Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Rancangan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral;
4. Diundangkannya Peraturan perundang-undangan dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden/Keputusan Presiden, dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral; dan
5. Teridentifikasinya permasalahan pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.
Gambar 3.7
Program pada area penataan perundang-undangan dari tahun 2015 - 2019
H. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Pelayanan publik merupakan aspek lain yang selalu menjadi sorotan masyarakat. Penerapan sistem manajemen pelayanan belum sepenuhnya mampu mendorong peningkatan kualitas pelayanan yang cepat, murah, berkekuatan hukum, nyaman, aman, jelas, dan terjangkau serta menjaga profesionalisme para petugas pelayanan. Karena itu perlu dilakukan penguatan terhadap sistem manajemen pelayanan publik agar mampu mendorong perubahan profesionalisme para penyedia pelayanan serta peningkatan kualitas pelayanan publik.
Program kegiatan peningkatan kualitas pelayanan dilakukan melalui 5 (lima) strategi yaitu:
2015
Evaluasi berkala Peraturan Per UUan
Penyempurnaan Peraturan PerUUan
2016
Evaluasi berkala Peraturan Per UUan
Penyempurnaan Peraturan PerUUan
Pemangkasan peraturan yang menghambat
proses bisnis
2017
Evaluasi berkala Peraturan Per UUan
Penyempurnaan Peraturan PerUUan
Pemangkasan peraturan yang menghambat
proses bisnis
2018
Evaluasi berkala Peraturan Per UUan
Ketenagalistrikan Penyempurnaan Peraturan PerUUan
Aplikasi pemanfaatan TIK dalam penyusunan
Per UUan Pemangkasan peraturan
yang menghambat proses bisnis
2019
Evaluasi berkala Peraturan Per UUan
Penyempurnaan Peraturan PerUUan
Aplikasi pemanfaatan TIK dalam penyusunan
Per UUan Pemangkasan peraturan
1. Peningkatan kualitas implementasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik secara konsisten;
2. Modernisasi sistem manajemen pelayanan publik yang meliputi SDM, TIK, dan standar pelayanan;
3. Monitoring dan supervisi kinerja pelayanan publik;
4. Membuka ruang partisipasi publik melalui citizen charter; dan 5. Penguatan integritas dalam pelayanan publik.
Ukuran keberhasilan dari program terdiri atas 4 (empat) indikator yaitu: 1. Peningkatan kualitas pelayanan publik;
2. Survei kepuasan masyarakat;
3. Persentase kepatuhan pelaksanaan UU pelayanan publik (zona hijau);
4. Terjaminnya pelayanan investasi sektor Ketenagalistrikan secara terpadu, efisien, transparan, kepuasan penerima layanan, serta penyediaan sistem pendataan yang akurat dan mutakhir
Hasil yang diharapkan dari program ini terdiri atas 3 (tiga) hal yaitu:
1. Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik; 2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan
masyarakat; dan
3. Meningkatnya profesionalitas aparatur.
Gambar 3.8
Program pada area pelayanan publik dari tahun 2015 - 2019.
2015
pelayanan terpadu secara elektronik
Pendelegasian kewenangan pelayanan
publik
Evaluasi Coffee Morning Evaluasi Pengaduan
Konsumen Listrik
2016
pelayanan terpadu secara elektronik
Ketenagalistrikan Pendelegasian kewenangan pelayanan
publik
Evaluasi Coffee Morning Evaluasi Pengaduan
Konsumen Listrik
2017
pelayanan terpadu secara elektronik
Ketenagalistrikan Pendelegasian kewenangan pelayanan
publik
Evaluasi Coffee Morning
Ketenagalistrikan Evaluasi Pengaduan
Konsumen Listrik
2018
Evaluasi pelayanan terpadu secara elektronik
Pendelegasian kewenangan pelayanan
publik
Evaluasi Coffee Morning
Ketenagalistrikan Evaluasi Pengaduan
Konsumen Listrik
2019
Penyempurnaan pelayanan terpadu secara elektronik
Ketenagalistrikan Pendelegasian kewenangan pelayanan
publik
Evaluasi Coffee Morning Evaluasi Pengaduan
Konsumen Listrik
Inovasi Pelayanan Publik
Inovasi Pelayanan Publik
Inovasi Pelayanan Publik
Inovasi Pelayanan Publik Inovasi Pelayanan
I. Quick Wins
Program quick wins Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan merupakan program unggulan yang ditetapkan dan dilaksanakan terutama yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat. Tujuan dari program quick wins diharapkan perubahannya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Gambar 3.9.
Pogram quick wins Reformasi Birokrasi 2015 - 2019.
2015 2016 2017 2018 2019
Coffee Morning dalam rangka forum
sosialisasi dan konsultasi publik dalam penyusunan regulasi dan kebijakan
Coffee Morning dalam rangka forum sosialisasi dan konsultasi publik dalam penyusunan regulasi dan kebijakan
Coffee Morning dalam rangka forum sosialisasi dan konsultasi publik dalam penyusunan regulasi dan kebijakan
Coffee Morning dalam rangka forum sosialisasi dan konsultasi publik dalam penyusunan regulasi dan kebijakan
Coffee Morning dalam rangka forum
sosialisasi dan konsultasi publik dalam penyusunan Publik berbasis Teknologi Informasi
Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi Pelaksanaan
Aplikasi Tata Persuratan Dinas Online
Pengembangan Aplikasi Tata Persuratan Dinas Online
Pengembangan Aplikasi Tata Persuratan Dinas Online
Pengembangan Aplikasi Tata Persuratan Dinas Online
Pengembangan Aplikasi Tata Persuratan Dinas Online Penyederhanaan
SOP Pelayanan Publik
Evaluasi Pelaksanaan SOP Pelayanan Publik Survei Kepuasan
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dilakukan untuk memastikan semua aktifitas kegiatan Reformasi Birokrasi berjalan dengan lancar dan dicatat dengan baik. Monitoring dilaksanakan bertujuan untuk:
1. Mendapatkan informasi yang tepat terhadap pelaksanaan program dan kegiatan Reformasi Birokrasi;
2. Mengetahui perkembangan pelaksanaan program Reformasi Birokrasi bila dikaitkan dengan rencana yang telah disusun;
3. Mendorong terciptanya transparansi dalam proses pelaksanaan program Reformasi Birokrasi;
4. Memperbaiki proses pelaksanaan program.
Kegiatan yang dilakukan pada monitoring meliputi:
1. Observasi, pengawasan, verifikasi, dan validasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan;
2. Memastikan bahwa pelaksanaan setiap aktifitas Reformasi Birokrasi sesuai dengan Road Map yang telah disetujui;
3. Mengolah hasil monitoring;
4. Memberikan masukan guna perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan;
5. Laporan hasil monitoring disusun paling lama setiap 1 (satu) tahun sekali.
Evaluasi adalah sebuah proses untuk menilai secara obyektif efektivitas dan efisiensi pelaksanaan suatu kegiatan. Dalam sebuah evaluasi, dilakukan pengukuran hasil capaian dan dampak yang diakibatkan dari sebuah pelaksanaan kegiatan dimaksud sehingga didapat sebuah rekomendasi sebagai umpan balik untuk melakukan perbaikan.
Evaluasi dilaksanakan bertujuan:
1. Menguji suatu kegiatan terkait faktor pendukung dan faktor penghambat kegiatannya;
2. Menguji pelaksanaan kegiatan terkait perlu tidaknya dilanjutkan; dan 3. Memberi masukan bagi perencanaan selanjutnya.
BAB IV PENUTUP
Road Map reformasi birokrasi Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan 2015 – 2019 menjadi arah (guidance) untuk pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan periode 2015 – 2019. Road Map ini merupakan kelanjutan dari pelaksanaan Road Map Reformasi Birokrasi KESDM periode 2010 – 2014. Dalam proses penyusunannya, Road Map ini mengacu kepada Road Map Reformasi Birokrasi KESDM periode 2015 – 2019 yang mengakomodir arahan dan masukan dari Menteri ESDM, Para pimpinan unit Eselon I, serta dukungan data dan informasi terkait implementasi Reformasi Birokrasi tahun-tahun sebelumnya, menyelaraskan dengan rencana strategi (Renstra) KESDM tahun 2015 - 2019, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015.
Reformasi bukanlah sebuah perjalanan yang terputus (discontinue) namun suatu proses yang terus-menerus dan berkesinambungan dengan memperhatikan berbagai capaian-capaian yang telah diperoleh dari pembenahan saat ini serta dengan melihat perspektif masa depan (lima tahun). Dalam perjalanan pelaksanaannya, dokumen Road Map ini merupakan “living document” yang dinamis dan dapat disempurnakan kembali jika ada perubahan strategis untuk mencapai tujuan Reformasi Birokrasi.
Keberhasilan Reformasi Birokrasi ini memerlukan komitmen yang tinggi, kesabaran, keteguhan, konsitensi dan tanggung jawab pimpinan serta seluruh jajaran aparatur Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan. Namun demikian, Reformasi Birokrasi ini tidak akan optimal bila tidak didukung oleh para pemangku kepentingan yang terkait dengan sektor ketenagalistrikan, baik aparatur pemerintah lainnya, masyarakat, maupun para pelaku bisnis.
LAMPIRAN RENCANA AKSI
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DIREKTORAT JENDERAL
KETENAGALISTRIKAN
Lampiran 1 : Road Map Refomasi Birokrasi 2015-2019 Area Manajemen Perubahan Pelaksanaan RB
Hasil yang bersih dan
akuntabel
Mental Aparatur
Penataan pola pikir dan budaya kerja (Manajemen Perubahan)
Menyusun strategi manajemen perubahan dan
strategi komunikasi
Indeks kepuasan masyarakat dan indeks integritas,
meningkat
Indeks Kepuasan Masyarakat dan
Indeks integritas, Meningkat
Membentuk tim pelaksana reformasi birokrasi Ditjen Ketenagalistrikan Menyusun
dan menetapkan
Nilai-nilai KESDM
Pembentukan agen perubahan, internalisasi Nilai-Nilai KESDM
Menyusun budaya
kerja KESDM
Kode Etik, dan Kode Perilaku KESDM
Birokrasi yang efektif
dan
Tersusun dan terinternalisasi nya
program RB
Nilai Indeks Reformasi
Sosialisasi dan internalisasi road map RB 2015-2019
Menyusun draft road map RB 2020-2025 Pemantauan dan
evaluasi reformasi
birokrasi
Pelaksanaan reformasi birokrasi
berjalan dengan baik
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program RB
Pelayanan publik yang berkualitas
Penataan budaya pelayanan
Membentuk Aparatur Sipil
Negara yang berorientasi pelayanan publik
Meningkatnya kualitas pelayanan
publik KESDM
Indeks Budaya kerja dan Motivasi Kerja
Sosialisasi Budaya kerja dan Motivasi
Kerja publik yang
prima publik yang
Lampiran 2 : Roadmap Refomasi Birokrasi 2015-2019 Area Perubahan Pengawasan
2015 2016 2017 2018 2019
Birokrasi yang bersih dan
akuntabel
1. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif 2. Penerapan
pengawasan yang independen, profesional, dan sinergi
Memperoleh Opini WTP dari
BPK
Opini WTP
Peningkatan peran APIP dalam laporan keuangan dan pelaporan keuangan
Meningkatkan sinergi sistem perencanaan, penganggaran dan pelaporan kinerja
Meningkatkan sinergi sistem perencanaan, penganggaran dan pelaporan kinerja
Instansi Pemerintah dengan kriteria Wilayah Bebas Korupsi (WBK)
Unit kerja yang berpredikat best practise WBK/WBBM
Penyiapan best practise WBK/WBBM
Pelaksanaan best practise WBK/WBBM
Pelaksanaan best practise WBK/WBBM
Evaluasi SPIP Evaluasi SPIP Evaluasi SPIP Evaluasi SPIP
3. Peningkata n fairness, transparansi, dan profesionalisme dalam pengadaan barang dan jasa
Penanganan kepentingan di lingkungan di lingkungan Ditjen kepentingan di lingkungan Ditjen Ketenagalistrik an
Whistleblowin g System (WBS)
Berkurangnya Tingkat Pengaduan
Sosialisasi
WBS Online Sosialisasi WBS Online
Kuesioner yang Bebas KKN
Berkurangnya KKN
Sosialisasi Anti KKN
Sosialisasi Anti KKN
Sosialisasi Anti KKN
Sosialisasi Anti KKN
Lampiran 3: Road Map Refomasi Birokrasi 2015-2019 Area Perubahan : Penguatan Akuntabilitas
2015 2016 2017 2018 2019
Birokrasi yang bersih dan akuntabel akuntabilitas kinerja
Meningkatnya kinerja yang baik
Menyusun keuangan dan
kinerja
Penguatan akuntabilitas kinerja
Perencanaan strategis sektor Ketenagalistrikan KESDM 2015
- 2019
Pelaksanaan dan evaluasi
renstra
Pelaksanaan dan revisi
Renstra
Pelaksanaan dan evaluasi
Renstra
Lampiran 4 : Roadmap Refomasi Birokrasi 2015-2019 Area Perubahan Kelembagaan Sasaran
Reformasi Birokrasi
Area Perubahan
Program- program
Strategi Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
Hasil yang diharapkan
Ukuran Keberhasilan
Kegiatan
2015 2016 2017 2018 2019
Birokrasi yang efektif dan efisien
Kelembaga an
Penguatan kelembagaan
Penataan kelembagaan instansi pemerintah yang tepat ukuran, tepat fungsi, dan sinergis.
Terwujudnya kelembagaan pemerintahan yang
tepat ukuran, tepat fungsi, tidak tumpang
tindih dan bersinergi antar
instansi, sehingga mampu mendorong upaya
perwujudan tata pemerintahan yang
baik.
Nilai Indeks Penguatan kelembagaan
Baik
Penataan kelembagaan
sesuai Perpres 68 Tahun 2015
Audit/ reviu kelembagaan
Penataan kelembagaan
Penyempurnaan desain kelembagaan pemerintah
Lampiran 5 : Road Map Refomasi Birokrasi 2015-2019 Area Perubahan Tatalaksana
2015 2016 2017 2018 2019
Birokrasi yang Efektif dan
Efisien
Tatalaksan a
Pembangun an atau pengemban
gan e- penyelenggar aan
manajemen
Pengintegrasian aplikasi yang memiliki fungsionalitas yang sama
Penguatan infrastruktur
jaringan
Peningkatan kapasitas data center
Persiapan
Penyediaan dan peningkatan infrastruktur jaringan
Penguatan infrastruktur
informasi
Peningkatan sistem manajemen keamanan informasi
Penerapan open government
Meningkatnya pengelolaan dan
pelayanan informasi
Penerapan open government yang
berkualitas
Penguatan pengelolaan informasi publik
Penetapan dan pemutakhiran secara berkala daftar informasi publik
Evaluasi atas pelaksanaan publikasi informasi
Penguatan layanan informasi publik
Penyediaan dan pemberian informasi publik
Penguatan Tatalaksana
(SOP)
Penguatan sinergi antar lembaga
baik pusat maupun
daerah
Terwujudnya sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai
dengan prinsip- prinsip good
Indeks Reformasi
Birokrasi
Penggunaan Tata Persuratan Dinas Online
Penyempurnaan tata naskah dinas dan kearsipan
Inventarisasi barang dan
jasa
Meningkatny a penerapan sistem
pengadaan barang/jasa secara elektronik
Indeks Persepsi Korupsi dan
Integritas Pelayanan
Publik
Percepatan pelaksanaan barang dan jasa
Percepatan pelaksanaan
Lampiran 6: Road Map Refomasi Birokrasi 2015-2019 Area Perubahan : Sumber Daya Manusia Aparatur
2015 2016 2017 2018 2019
Birokrasi yang efektif dan
efisien SDM Aparatur
Pengembangan Pegawai
Meningkatnya profesionalisme SDM Aparatur
Nilai Indeks kinerja dan Profesionalitas
Identifikasi Diklat dan Pengembangan
SDM
Identifikasi Diklat dan Pengembangan
SDM
Identifikasi Diklat dan Pengembangan
SDM
Identifikasi Diklat dan Pengembangan
SDM
Identifikasi Diklat dan Pengembangan
SDM Pembinaan PPNS
Ketenagalistrikan
Pembinaan PPNS Ketenaga listrikan
Pembinaan PPNS Ketenaga listrikan
Pembinaan PPNS Ketenaga listrikan
Pembinaan PPNS Ketenaga listrikan
Assessment SDM Aparatur
Sistem Informasi Kepegawaian
Implementasi SIPEG dan Pemutakhiran data
SDM
Analisis Jabatan dan Beban Kerja
Analisis Jabatan dan Beban Kerja
Lampiran 7 : Road Map Refomasi Birokrasi 2015-2019 Area Penataan Peraturan Perundang-Undangan efektif dan efisien kebijakan/ program reformasi birokrasi yang mempercepat
pelaksanaan reformasi birokrasi
melalui evaluasi, kajian, deregulasi,
peningkatan kualitas perumusan
kebijakan, pemanfaatan TIK dalam perumusan
peraturan
Meningkatnya keterlibatan publik
dalam proses perumusan kebijakan
Nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik
Melakukan upaya penyempurnaan atau mengubah peraturan perundang- undangan sektor Ketenagalistrikan yang dipandang tidak relevan lagi, tumpang tindih, atau disharmonis dengan peraturan perundang-undangan lain baik secara
vertikal maupun horisontal
Meningkatnya kualitas regulasi yang melindungi,
berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpang tindih dan
mendorong iklim kondusif bagi
publik .
Evaluasi secara berkala berbagai peraturan perundang-undangan pada sektor Ketenagalistrikan melalui pemutakhiran data dan penelaahan peraturan
peraturan perundang-undangan Pemangkasan
peraturan yang menghambat proses bisnis
bidang proses bisnis
bidang dan kebijakan
Ditjen undangan dan
kebijakan Ditjen Ketenagalistrik
an
Lampiran 8 : Roadmap Refomasi Birokrasi 2015-2019 Area Pelayanan Publik
2015 2016 2017 2018 2019
Birokrasi yang bersih dan
akuntabel
Pelayanan publik
Peningkatan kualitas pelayanan publik
Peningkatan kualitas implementasi UU
25/2009
Meningkatnya sistem monitoring
dan evaluasi terhadap kinerja pelayanan publik
Peningkatan publik di BKPM dengan Permen ESDM No. 35 Tahun 2014
Pendelegasian kewenangan pelayanan publik di BKPM dengan Permen ESDM No. 35 Tahun 2014
Pendelegasian kewenangan pelayanan publik di BKPM dengan Permen ESDM No. 35 Tahun 2014
Pendelegasian kewenangan pelayanan publik di BKPM dengan Permen ESDM No. 35 Tahun 2014
Pendelegasian kewenangan pelayanan publik di BKPM dengan Permen ESDM No. 35 Tahun 2014 Modernisasi sistem
manajemen pelayanan publik
(SDM, ICT, Standar
Pelayanan)
Monitoring dan supervisi kinerja pelayanan publik
Meningkatnya kualitas pelayanan
publik sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat
Persentase kepatuhan pelaksanaan UU Pelayanan
Publik efektif dan
efisien
Pelayanan publik
Peningkatan kualitas pelayanan publik
Membuka ruang partisipasi publik melalui citizen
charter
Meningkatnya kualitas pelayanan
publik sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat
Terjaminnya pelayanan investasi sektor Ketenagalistrika
n secara terpadu, efisien, dan transparan,
Coffee Morning kepada para stakeholders
Coffee Morning kepada para stakeholders
Coffee Morning kepada para stakeholders
Coffee Morning kepada para stakeholders integritas dalam pelayanan publik
Meningkatny a profesionalita s
aparatur
Peningkatan kualitas pelayanan publik survey
kepuasan masyarakat
Peningkatan kompetensi, profesionalisme dan integritas penyelenggara pelayanan publik
Inovasi Pelayanan Publik