• Tidak ada hasil yang ditemukan

Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN PEMBELAJARAN

PENILAIAN PEMBELAJARAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

(2)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

KBK mulai diberlakukan pada 2004 (

KBK mulai diberlakukan pada 2004 (

Kurikulum 2004

Kurikulum 2004

)

)

KBK: desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan

KBK: desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan

seperangkat kompetensi

seperangkat kompetensi

Tiga fokus KBK:

Tiga fokus KBK:

Penentuan kompetensi

Penentuan kompetensi

Pengembangan silabus

Pengembangan silabus

Pengembangan penilaian hasil belajar

Pengembangan penilaian hasil belajar

Penilaian menduduki peran penting

Penilaian menduduki peran penting

Sekolah dan guru diberi kebebasan kreativitas (MBS) dan (MBK)

Sekolah dan guru diberi kebebasan kreativitas (MBS) dan (MBK)

Kontrol nasional: standar kompetensi dan kompetensi dasar

Kontrol nasional: standar kompetensi dan kompetensi dasar

Kini BSNP (

Kini BSNP (

Badan Standar Nasional Pendidikan

Badan Standar Nasional Pendidikan

)

)

mengembangkan KTSP (

mengembangkan KTSP (

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;

Kurikulum 2007

Kurikulum 2007

): pengembangan Standar Kompetensi Lulusan

): pengembangan Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) dan Standar Isi (SI)

(SKL) dan Standar Isi (SI)

KTSP bukan pengganti KBK, tetapi merupakan operasinalisasi

KTSP bukan pengganti KBK, tetapi merupakan operasinalisasi

KBK di sekolah

(3)

Komponen Penilaian

Komponen Penilaian

Komponen penilaian:

Komponen penilaian:

(1) informasi, (2) pembuatan

(1) informasi, (2) pembuatan

pertimbangan,

pertimbangan,

dan

dan

(3) pembuatan keputusan

(3) pembuatan keputusan

Informasi

Informasi

: kemampuan, keterampilan, tingkah

: kemampuan, keterampilan, tingkah

laku, sikap subjek-belajar; informasi antara lain

laku, sikap subjek-belajar; informasi antara lain

diperoleh lewat pengukuran

diperoleh lewat pengukuran

Keakuratan informasi akan menjamin keakuratan,

Keakuratan informasi akan menjamin keakuratan,

objektivitas, dan ketepatan pembuatan

objektivitas, dan ketepatan pembuatan

pertimbangan dan pengambilan keputusan

pertimbangan dan pengambilan keputusan

Pertimbangan

Pertimbangan

: estimasi kondisi dan penampilan

: estimasi kondisi dan penampilan

kini dan prediksi kondisi dan penampilan

kini dan prediksi kondisi dan penampilan

mendatang

mendatang

Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan

: pemilihan di antara

: pemilihan di antara

sejumlah alternatif atau berbagai arah tindakan.

sejumlah alternatif atau berbagai arah tindakan.

(4)

Langkah Penilaian

Langkah Penilaian

 Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikan (ambil di Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikan (ambil di kurikulum)

kurikulum)

 Buat deskripsi bahan yang akan diujikanBuat deskripsi bahan yang akan diujikan

 Buat kisi-kisi pengujian (diikuti telaah oleh sejawat, Buat kisi-kisi pengujian (diikuti telaah oleh sejawat, revisi); kisi-kisi yang baik dapat dipergunakan sebagai revisi); kisi-kisi yang baik dapat dipergunakan sebagai pertanggungjawaban validitas alat tes (validitas isi) pertanggungjawaban validitas alat tes (validitas isi)  Tulis soal ujianTulis soal ujian

 Telaah soal ujian oleh sejawat (menggunakan lembar Telaah soal ujian oleh sejawat (menggunakan lembar pengamatan), revisi

pengamatan), revisi

 Uji coba alat evaluasi atau pelaksanaan tesUji coba alat evaluasi atau pelaksanaan tes

 PenyekoranPenyekoran

 Telaah hasil uji coba per indikator per kompetensi dasar Telaah hasil uji coba per indikator per kompetensi dasar  Analisis hasil ujian: analisis butir soal dan penghitungan Analisis hasil ujian: analisis butir soal dan penghitungan

indeks reliabilitas indeks reliabilitas

 Tindak lanjut: -revisi alat tes (uji coba, analisis, soal jadi, Tindak lanjut: -revisi alat tes (uji coba, analisis, soal jadi, bank soal)-remidial, pengayaan, akselerasi

(5)

PENILAIAN

PENILAIAN

BERBASIS KOMPETENSI

BERBASIS KOMPETENSI

Penilaian Berbasis Kompetensi Dasar

Kompetensi: pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai

dasar yang terrefleksi dalam berpikir dan bertindak

Kompetensi: seperangkat tindakan cerdas untuk

berpikir dan bertindak

Standar kompetensi: batas dan arah kemampuan yang

harus dikuasai

Kompetensi dasar: kemampuan minimal yang harus

dikuasai dan dijabarkan langsung dari standar

kompetensi

(6)

Pengembangan Indikator

Pengembangan Indikator

Indikator:

dijabarkan langsung dari kompetensi dasar

ciri, perbuatan, tanggapan yang ditunjukkan siswa

berupa kata-kata kerja operasional

petunjuk tingkah laku bukti hasil belajar

cakupan bahan lebih sempit dibanding kompetensi dasar

pengembangannya diserahkan kepada kreativitas guru

untuk menilai pencapaian kompetensi dasar

sebagai dasar membuat soal, tugas, pertanyaan, atau

perintah

(7)

Sistem Pengujian Berkelanjutan

Sistem Pengujian Berkelanjutan

Pengujian berbasis kompetensi menganut sistem

pengujian berkelanjutan

Sistem pengujian berkelanjutan: semua indikator harus

ada soalnya, hasil ujian dianalisis, dan ada tindak lanjut

(selama ini hal ini masih menjadi kendala para guru baik

karena kemauan maupun kemampuan)

Perlu dikembangkan kisi-kisi untuk rencana pengujian

satu semester/tahun

(8)

Telaah Soal

Telaah soal dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas alat tes yang telah disusun sehingga dapat

dipertanggungjawabkan sebagai sebuah alat ukur

Telaah soal dilakukan dengan mencermati berbagai aspek (materi, konstruksi, bahasa) untuk menemukan berbagai kekurangan/kekeliruan untuk kemudian merevisinya

Untuk keperluan telaah soal telah tersedia rambu-rambu yang dapat dijadikan acuan

Rambu-rambu yang dimaksud berbeda untuk tiap bentuk tes (pilihan ganda, penjodohan, isian singkat, uraian)

Namun, pada prinsipnya kesemuanya terdiri atas unsur materi, konstruksi, dan bahasa

Sebuah butir soal dinyatakan baik (layak diujikan) jika kesemua butir instrumen analisis (subranah) memenuhi persyaratan

Jika ada satu atau sejumlah subranah yang tidak memenuhi persyaratan, butir soal yang bersangkutan harus direvisi

(9)

Contoh Telaah Soal Bentuk Pilihan Ganda

Butir Soal

Jenis Persyaratan 1 2 ... n

A. Materi 1. Butir soal sesuai dengan indikator √ √

2. Hanya ada satu kunci jawaban benar √

3. Isi materi sesuai dgn tujuan pengukuran √

4. Isi materi sesuai dgn tk kelas/jenj. pend. √

5. Butir pengecoh berfungsi dengan baik

-B. Konstruksi 6. Pokok soal dirumuskan dengan jelas √

7. Pilihan jawaban dirumuskan dengan jelas √

8. Pokok soal tdk mengarah ke jawbn benar √

9. Tidak ada bentuk negatif ganda √

10. Pilihan jawaban homogen √

11. Panjang pilihan jawbn kurang lebih sama √

12. Antarbutir soal tdk brgntng satu sama lain √

13. Pilihan dlm bentuk angka/waktu diurutkan √

C. Bahasa 14. Rumusan bahasa komunikatif √

15. Kalimat gramatikal √

(10)

Telaah Hasil Pengukuran

Untuk keperluan tindak lanjut pembelajaran, hasil pengukuran harus dianalisis (: sistem pengujian berkelanjutan)

Analisis dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dasar (artinya juga: indikator) mana saja yang sudah dikuasai

siswa dan mana yang belum

Berdasarkan hasil telaah itu dapat ditentukan tindak lanjut yang perlu diambil: perlu program remidial,

penguatan/pengayaan, atau yang lain (akselerasi)

Sebuah indikator dan KD dinyatakan dikuasai oleh siswa jika tingkat penguasaannya minimal 75%

Indikator-indikator (KD) tertentu yang masih rendah tingkat ketercapaiannya haruslah kembali “dibelajarkan” lewat

program remidial

Siswa yang tingkat pencapaiannya masih di bawah standar minimal harus diberi program remidial, sedang yang sudah memenuhi diberi program pengayaan

(11)

Lanjutan…

Telaah hasil pengukuran dilakukan dengan cara

menghitung jmlah jawaban benar per soal, per

indikator, dan per kemampuan dasar

Contoh:

KD 1 ada 7 soal, yang terdiri dari 3 indikator yang masing-masing dengan jumlah 2, 3, dan 3 butir soal

Jumlah jawaban benar 3 indikator masing-masing adalah: 2, 2, 2 sehingga semuanya 6 buah

Untuk KD tersebut ada 6 buah jawaban yang benar, atau sebesar 75%

Jadi, pencapaian kompetensi terhadap KD tersebut telah memenuhi persyaratan minimal, dan karenanya siswa dapat dianggap telah menguasainya

Namun, terhadap 2 buah jawaban yang salah perlu juga mendapat perhatian, misalnya ditingkatkan dengan

memberikan tugas-tugas remedial

(12)

Contoh Telaah Hasil Pengukuran Seorang

Siswa

No. Kemampuan

Dasar Indikator(Jml Soal) Jumlah Butir (KD)

Jumlah

Betul Persentase Capaian Pengua-saan Keterangan

1. 1) 2 2) 3 3) 3

8 6 75

2.

..

(13)

Analisis Butir Soal (

Item Analysis

)

 Analisis butir soal adalah estimasi kualitas butir-butir soal sebuah alat

tes; menguji efektivitas butir-butir soal

 Alat tes yang baik didukung oleh butir-butir yang baik, efektif, dapat

dipertanggungjawabkan

 Ada kesejajaran antara tinggi rendahnya indeks reliabilitas (teknik

konsistensi internal) dan jumlah butir soal yang baik

 Indeks reliabilitas yang tinggi, pasti akan tinggi pula jumlah butir yang

baik; juga sebaliknya

 Kerja analisis butir soal bisa mengikuti teori pengukuran klasik atau

teori pengukuran modern (teori respon butir)

 Dalam teori pengukuran klasik, analisis butir soal menyangkut tiga

macam hal: tingkat kesulitan, daya beda, dan efektivitas distraktor

 Dalam teori respon butir juga ada tiga hal: tingkat kesulitan (model satu

parameter), tingkat kesulitan dan daya beda (model dua parameter), dan kedua hal itu ditambah unsur tebakan (model tiga parameter)

 Teori pengukuran klasik mempunyai banyak kelemahan, tetapi

persyaratan ringan dan praktis

(14)

a. Analisis Tingkat Kesulitan Butir

Kerja analisis ini menghasilkan indeks tingkat kesulitan (ITK,

I

tem Difficulty, Item Facility

)

ITK menunjukkan seberapa sulit (mudah) sebuah butir soal

bagi kelompok siswa yang dikenai uji coba

ITK diperoleh dengan menghitung proporsi jawaban benar;

dapat dihitung secara manual, tabel (

item analysis table

),

tetapi secara mudah dapat dihitung dengan komputer:

program

Iteman

ITK berkisar antara 0,00 ─ 1,00; indeks 0,00 berarti semua

siswa menjawab salah (soal amat sulit), 1,00 berarti semua

menjawab benar (soal amat mudah)

ITK yang diterima: 0,20 ─ 0,80; di luar indeks itu sebuah butir

soal ditolak karena terlalu sulit atau mudah

Kategori ITK: 0,20 ─ 0,40: sulit; 0,41 ─ 0,60: sedang; dan

0,61 ─ 0,80: mudah

Jumlah butir soal yang terbanyak dalam sebuah alat tes

(15)

b. Indeks Daya Beda

 Kerja analisis ini menghasilkan indeks daya beda (IDB, Item

Discrimination)

 IDB merupakan sebuah estimasi yang menunjukkan seberapa

besar sebuah butir soal mampu membedakan siswa kelompok tinggi dengan kelompok rendah

 IDB dapat dihitung dengan rumus secara manual, tabel, atau

dengan komputer program Iteman bersamaan dengan ITK

 IDB berkisar antara -1,00 ─ 1,00; indeks -1,00 berarti semua

siswa kelompok rendah menjawab benar sebuah butir soal dan siswa kelompok tinggi semua menjawab salah; demikian

sebaliknya

 IDB yang diterima minimal 0,25; untuk tes buatan sendiri dan

dipakai untuk menguji siswa sendiri IDB 0,20 masih ditoleransi

 Butir soal yang IDB-nya negatif harus didrop karena menyalahi

logika (siswa kelompok tinggi menjawab salah, sedang kelompok rendah malah menjawab benar)

 Sebuah butir soal dinyatakan layak (oke) jika ITK dan IDB

(16)

Penilaian Proses dan Produk

Penilaian Proses dan Produk

KBK (KTSP) menekankan pentingnya penilaian proses

dan produk sekaligus

Penilaian proses: penilaian yang dilakukan ketika

pembelajaran masih berlangsung

Penilaian proses juga disebut sebagai penilaian kelas

Contoh penilaian proses: kuis, pertanyaan lisan di kelas,

pemberian tugas di kelas, latihan-latihan, PR, ulangan

harian

Penilaian produk: penilaian yang dilakukan di akhir

program: ujian sistem blok, ulangan umum bersama,

ujian nasional

Penilaian produk lazimnya dilakukan secara tertulis

Penilaian kinerja sebaiknya dilakukan di tengah proses

(17)

RANAH PENILAIAN HASIL

BELAJAR

Tiga ranah penilaian: kognitif, afektif, psikomotorik

Ketiganya ditemukan dalam hasil belajar semua mata

pelajaran: beda intensitas

Mata pelajaran teoretis menekankan hasil ranah

kognitif, mata pelajaran praktik menekankan

psikomotorik

Dalam ranah kognitif dan psikomotorik selalu

terkandung afektif

Penilaian hasil belajar harus melibatkan ketiga ranah

dengan intensitas yang sesuai dengan karakteristik

tiap mata pelajaran

(18)

Lanjutan ranah…

Lanjutan ranah…

 Dalam kurikulum sebelumnya, penilaian terlihat ditekankan pada Dalam kurikulum sebelumnya, penilaian terlihat ditekankan pada

ranah kognitifdan agak mengabaikan dua ranah yang lain

ranah kognitifdan agak mengabaikan dua ranah yang lain

 KTSP menekankan penilaian capaian performansi, kinerjaKTSP menekankan penilaian capaian performansi, kinerja

 Siswa mampu melakukan apa setelah berakhirnya satu program Siswa mampu melakukan apa setelah berakhirnya satu program

pembelajaran

pembelajaran

 Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran BSI: siswa mampu Hal ini juga berlaku untuk mata pelajaran BSI: siswa mampu

berbuat apa dengan bahasa dan sastra Indonesia

berbuat apa dengan bahasa dan sastra Indonesia

 Bahasa adalah sarana berkomunikasi, maka capaian kinerja itu Bahasa adalah sarana berkomunikasi, maka capaian kinerja itu

harus berupa kemampuan berbahasa Indonesia (kompetensi

harus berupa kemampuan berbahasa Indonesia (kompetensi

komunikatif)

komunikatif)

 Sastra adalah sarana pembentukan afeksi, maka capaian Sastra adalah sarana pembentukan afeksi, maka capaian

kinerja itu haruslah berupa kemampuan bersastra (kompetensi

kinerja itu haruslah berupa kemampuan bersastra (kompetensi

literer)

literer)

 Capaian kognitif penting, tetapi itu hanyalah menjadi sarana Capaian kognitif penting, tetapi itu hanyalah menjadi sarana

untuk dapat melakukan kinerja agar kompetensi berbahasa

untuk dapat melakukan kinerja agar kompetensi berbahasa

dan bersastra benar

dan bersastra benar

 Capaian hasil belajar kognitif berupa pengetahuan tentang Capaian hasil belajar kognitif berupa pengetahuan tentang

sistem bahasa (kompetensi linguistik), sedang capaian kinerja

sistem bahasa (kompetensi linguistik), sedang capaian kinerja

berupa kemampuan berbahasa (kompetensi komunikatif)

berupa kemampuan berbahasa (kompetensi komunikatif)

 Capaian hasil belajar sastra kognitif berupa pengetahuan Capaian hasil belajar sastra kognitif berupa pengetahuan

tentang kesastraan, sedang yang kinerja berupa kemampuan

tentang kesastraan, sedang yang kinerja berupa kemampuan

berapresisi

(19)

Pengembangan Alat

Pengembangan Alat

Evaluasi Ranah Kognitif BSI

Evaluasi Ranah Kognitif BSI

Ranah kognitif berkaitan dengan daya berpikir,

Ranah kognitif berkaitan dengan daya berpikir,

kemampuan berlogika, pengetahuan teoretis

kemampuan berlogika, pengetahuan teoretis

tentang sistem bahasa dan sastra

tentang sistem bahasa dan sastra

Ada enam jenjang berpikir: hafalan, pemahaman,

Ada enam jenjang berpikir: hafalan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (C1-C6)

penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (C1-C6)

Jenjang 1-3: kognitif tingkat sederhana, 4-6: kognitif

Jenjang 1-3: kognitif tingkat sederhana, 4-6: kognitif

tingkat tinggi yang mengandalkan proses berpikir

tingkat tinggi yang mengandalkan proses berpikir

Pengembangan alat evaluasi harus disesuaikan

Pengembangan alat evaluasi harus disesuaikan

dengan tingkat perkembangan kognitif siswa

dengan tingkat perkembangan kognitif siswa

Siswa SMP/MTs: fokus jenjang ingatan sampai

Siswa SMP/MTs: fokus jenjang ingatan sampai

analisis (1-4); siswa SMA/MA: fokus jenjang

analisis (1-4); siswa SMA/MA: fokus jenjang

pemahaman sampai evaluasi (2-6)

pemahaman sampai evaluasi (2-6)

Bentuk soal: objektif (B-S, PG, penjodohan, isian

Bentuk soal: objektif (B-S, PG, penjodohan, isian

singkat), uraian-objektif, dan uraian (esai

(20)

Lanjutan Ranah Kognitif…

Lanjutan Ranah Kognitif…

 Aspek kognitif kebahasaan dan kesastraan penting, tetapi Aspek kognitif kebahasaan dan kesastraan penting, tetapi

yang lebih penting lagi adalah aspek kinerja

yang lebih penting lagi adalah aspek kinerja

 Ingat: tujuan pembelajaran BSI di SMP adalah tercapainya Ingat: tujuan pembelajaran BSI di SMP adalah tercapainya

kompetensi komunikatif dan bukan kompetensi linguistik

kompetensi komunikatif dan bukan kompetensi linguistik

 Maka, jumlah soal kognitif harus dibatasi dan tidak boleh Maka, jumlah soal kognitif harus dibatasi dan tidak boleh

menyamai jumlah soal/tugas kinerja

menyamai jumlah soal/tugas kinerja

 Soal-soal ranah kognitif sebaiknya diintegrasikan atau Soal-soal ranah kognitif sebaiknya diintegrasikan atau

selalu terkait langsung dengan soal kinerja bahasa/sastra

selalu terkait langsung dengan soal kinerja bahasa/sastra

sepanjang hal itu dimungkinkan

sepanjang hal itu dimungkinkan

 Sebab, pada kenyataannya aspek kinerja Sebab, pada kenyataannya aspek kinerja

kebahasaan/kesastraan juga lebih didominasi atau

kebahasaan/kesastraan juga lebih didominasi atau

diprasyarati oleh kemampuan berpikir

diprasyarati oleh kemampuan berpikir

 Misalnya, soal-soal tentang struktur bahasa dan kosakata Misalnya, soal-soal tentang struktur bahasa dan kosakata

terkait dengan teks bacaan yang untuk soal kinerja

terkait dengan teks bacaan yang untuk soal kinerja

membaca

membaca

 Soal-soal sedikit tentang pengetahuan sastra juga terkait Soal-soal sedikit tentang pengetahuan sastra juga terkait

dengan teks-teks kesastraan secara langsung

dengan teks-teks kesastraan secara langsung

 Demikian pula halnya dengan soal/tugas menyimak, Demikian pula halnya dengan soal/tugas menyimak,

berbicara, dan menulis

(21)

Langkah Pengembangan Alat

Langkah Pengembangan Alat

Evaluasi Ranah Kognitif

Evaluasi Ranah Kognitif

Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikanTentukan kompetensi dasar yang akan diujikan

Buat deskripsi bahan yang akan diujikanBuat deskripsi bahan yang akan diujikan

Kembangkan indikator-indikatorKembangkan indikator-indikator

Tentukan lama waktu ujian dan jumlah soalTentukan lama waktu ujian dan jumlah soal

Buat kisi-kisi pengujianBuat kisi-kisi pengujian

Tulis butir-butir soalTulis butir-butir soal

Telaah soal oleh sejawat dan diikuti revisiTelaah soal oleh sejawat dan diikuti revisi

Ujikan di kelasUjikan di kelas

Telaah hasil ujian: indikator (KD) mana yang sudah Telaah hasil ujian: indikator (KD) mana yang sudah

dan belum dikuasai siswa; tingkat penguasaan dan belum dikuasai siswa; tingkat penguasaan minimal 75%

minimal 75%

Kembangkan bahan remidial dan pengayaanKembangkan bahan remidial dan pengayaan

Hitung pula Indeks tingkat kesulitan (ITK) dan daya Hitung pula Indeks tingkat kesulitan (ITK) dan daya

(22)

Pengembangan

Alat

Evaluasi Ranah Kinerja BSI

 Ranah performansi, kinerja (psikomotor) berkaitan dan atau

melibatkan aktivitas fisik

 Semua mata pelajaran mengandung ranah ini, hanya beda

intensitas

 Mata pelajaran BSI: kinerja kebahasaan lazimnya dikaitkan

dengan empat kemampuan berbahasa: menyimak dan membaca reseptif) dan berbicara dan menulis (aktif-produktif)

 Tes/tugas-tugas kinerja/performansi BSI:

tes/kinerja/performansi keempat kemampuan berbahasa dan bersastra

 Di dalam lima macam kinerja tersebut sebenarnya faktor

kognitif juga amat berperan, baik dalam hal kebahasaan maupun nonkebahasaan (misal: gagasan)

 Kinerja bahasa yang paling intensif adalah berbicara

 Bagi siswa TK + SD: membaca dan menulis juga intensif

(23)

Lanjutan alat

evaluasi…

 Tugas-tugas kinerja kebahasaan dan kesastraan akan lebih

praktis jika pengukuran capaiannya dilakukan dalam tes proses

 Pengukuran keempat kemampuan berbahasa dan bersastra

sebaiknya tidak bersifat diskret atau saling terpisah satu dengan yang lain

 Tes kinerja bahasa harus secara konkret bertujuan menunjang

fungsi komunikatif bahasa

 Dalam satu kali tes kemampuan berbahasa, sebaiknya ada

satu atau lebih kemampuan lain yang juga terlibat

 Misalnya, dalam tes/tugas menyimak juga dilibatkan kinerja

kemampuan berbicara (“menceritakan kembali apa yang

didengar”) dan menulis (“menuliskan saripati yang didengar”)

 Hal yang sama juga berlaku untuk tes kemampuan bersastra

yang mesti diikuti oleh unjuk kerja kemampuan berbahasa

 Tes kemampuan aktif-produktif potensial untuk menghasilkan

bahasa yang otentik, yang merupakan bahasa produk siswa sendiri

 Tes bahasa otentik merupakan salah satu hal penting dalam

(24)

Tes Kemampuan

Menyimak

 Kemampuan menyimak adalah kemampuan memahami

gagasan yang disampaikan secara lisan oleh pihak lain, baik langsung maupun lewat media tertentu

 Maka, tes menyimak harus memberi tugas siswa untuk

benar-benar mendengarkan bahasa dan siswa diminta menampilkan kemampuannya

 Kemampuan apa yang diungkap tergantung indikator yang

dikembangkan dan itu mesti lewat saluran (kinerja) lisan dan tertulis

 Tes menyimak dalam proses menjadi bagian dari strategi

pembelajaran, misalnya yang berupa pemberian latihan-latihan tertentu

 Tes menyimak untuk ujian khusus (misalnya untuk ujian

akhir semester) harus disiapkan sedemikian rupa, mulai

dari wacana, bentuk soal/tugas, bagaimana cara menjawab, dll sampai managemen waktu dan cara koreksi

 Penentuan jawaban benar siswa haruslah dilihat dari

(25)

Tes Kemampuan

Membaca

 Kemampuan membaca adalah kemampuan memahami

gagasan yang disampaikan secara tertulis

 Tes/tugas membaca mengharuskan siswa untuk

benar-benar membaca teks dan memahami gagasan yang ada

 Jawaban benar soal tes/tugas hanya dapat diketahui setelah

siswa membaca, maka tidak benar memilih wacana-tes yang isinya telah diketahui umum

 Tes/tugas membaca dalam proses menjadi bagian integral

dari PBM yang berupa latihan-latihan; hal itu dapat

diintegrasikasikan dengan tugas berbicara dan menulis

 Tes/tugas membaca dalam ujian akhir perlu disiapkan mulai

dari pemilihan wacana, bentuk soal, bentuk jawaban, yang sesuai dengan indikator, sampai dengan cara koreksi,

penyekoran, dan managemen waktu, serta tindak lanjut

 Dalam sebuah tes membaca, sebaiknya terdapat sejumlah

wacana (pendek) yang diteskan dan berbeda karakteristiknya (ragamnya)

 Tugas/ujian membaca juga mencakup membaca nyaring,

(26)

Tes Kemampuan

Berbicara

 Kemampuan berbicara adalah kemampuan mempergunakan

bahasa lisan dengan baik dan benar; untuk keperluan pembelajaran tekanan pada produksi bahasa yang benar

 Tugas ini potensial menghasilkan bahasa otentik, maka siswa

harus benar-benar diberi kesempatan untuk berbicara

 Penilaian haruslah melibatkan komponen kebahasaan dan

gagasan; untuk keperluan pembelajaran tekanan masih pada aspek kebahasaan

 Ujian bahasa lazimnya tertulis, maka harus ada waktu

khusus untuk mengukur kemampuan berbicara karena membutuhkan waktu lama

 Misalnya, ujian berbicara dilakukan sebelum ujian tertulis

diselenggarakan

 Perlu persiapan khusus mulai dari bentuk tes berbicara,

urutan siswa per siswa berbicara, pedoman

pengamatan/penyekoran, managemen waktu, dll

 Perlu ada pedoman khusus untuk menilai kinerja berbicara

(27)

Contoh Pedoman Penilaian Kemampuan

Contoh Pedoman Penilaian Kemampuan

Berbicara

Berbicara

No.

No. Nama Nama Siswa Siswa

Aspek yang Dinilai Aspek yang Dinilai

Jumlah Jumlah Skor Skor Keakuratan Keakuratan Informasi

Informasi Hubungan Antar-Hubungan Antar-informasi informasi Ketepatan Ketepatan Struktur Struktur & & Kosakata Kosakata Kelan-caran

caran Kewajaran Urutan Kewajaran Urutan Wacana Wacana Gaya Gaya Pengu-capan capan 1.

1. 2020 2020 3030 1010 1010 1010

2.

2.

3.

(28)

Tes Kemampuan

Menulis

 Kemampuan menulis adalah kemampuan membahasakan

gagasan secara tertulis dengan ejaan yang benar

 Tugas ini potensial menghasilkan bahasa otentik, maka

siswa harus benar-benar diberi kesempatan untuk menulis

 Ada banyak model tugas yang harus dikerjakan siswa, a.l:

menulis suatu wacana dengan ejaan yang benar (model tugas dapat bervariasi, misalnya dengan menuliskan kembali sebuah wacana dan memperbaiki ejaan yang sengaja dibuat salah)

membuat kalimat dengan pola-pola tertentu membuat jenis-jenis paragraf tertentu

membuat berbagai jenis surat

membuat rangkuman dan ikhtisar bacaan

menuliskan kembali isi suatu acara tertentu yang ditayangkan televisi

(29)

Lanjutan Tes Kemamapuan

Menulis

 Penilaian haruslah melibatkan komponen kebahasaan dan

gagasan; untuk keperluan pembelajaran tekanan masih pada aspek kebahasaan

 Misalnya untuk tugas-tugas sehari-hari mulai dari menulis

pendek sampai membuat laporan dan mengarang bebas

 Perimbangan besaran perbandingan antara komponen

gagasan/isi dan bahasa untuk membuat laporan dan atau mengarang bebas tergantung level pendidikan (SMP, SMA, S1, S2, S3)

 Misalnya, gagasan : bahasa = 30:70; 35:65; 40:60; 50:50;

60:40; 70:30; 75:25

 Perlu ada pedoman khusus untuk menilai hasil tugas

menulis siswa, dan untuk keperluan itu ada banyak model

 Pemilihan suatu model terserah kepada guru, tetapi

(30)

Contoh Salah Satu Model Penyekoran Karangan

(Juga untuk Portofolio)

Karangan ke-:

No.

Nama Siswa

Skor dan Aspek yang Dinilai

Isi

Organisasi

Isi Struktur Bahasa Pilihan Kata Ejaan Jumlah Skor

1. 20 15 30 20 10

(31)

Langkah Pengembangan Alat Evaluasi

Langkah Pengembangan Alat Evaluasi

Kinerja Bahasa

Kinerja Bahasa

• Tentukan kompetensi dasar yang akan diujikan

(dari standar kompetensi)

• Buat deskripsi bahan

• Kembangkan indikator-indikator kinerja bahasa

dan bersastra yang dimaksud

• Buat tugas, perintah, atau pertanyaan yang harus

dilakukan atau dijawab oleh siswa; sebaiknya

dibiasakan dibuat secara tertulis dan kemudian

disuruh baca sejawat sebagai reviewer

• Buat pedoman pengamatan atau penilaian yang

sesuai dengan tugas untuk memberikan skor

(32)

Penilaian Model Portofolio

Penilaian Model Portofolio

• KBK menekankan pentingnya penilaian model portofolio

• Portofolio adalah kumpulan karya siswa: karangan, laporan, karya kreatif, analisis karya, esai, dan tugas-tugas lain

• Jadi, portofolio kinerja bahasa juga, tetapi dalam bentuk tertulis

• Kinerja dan portofolio juga mensyaratkan kemampuan berpikir logis

• Portofolio memperlihatkan perkembangan kemampuan menulis siswa

• Untuk memudahkan penilaian portofolio dikelompokkan ke dalam tugas-tugas tertentu: kelompok karangan, laporan, karya kreatif, esai, dan tugas-tugas lain

• Portofolio untuk siswa juga bisa dibuat oleh guru, misalnya yang menyangkut unsur afektif

(33)

Langkah Penilaian Portofolio

Tentukan kompetensi-kompetensi dasar yang akan

diukur tingkat capaian dan kemajuannya

Buat deskripsi bahan pembelajaran

Kembangkan indikator-indikator pencapaian kinerja

bahasa dan bersastra

Buat tugas atau perintah yang harus dikerjakan

siswa secara tertulis

Buat pedoman penilaian yang sesuai dengan tugas

Bandingkan skor-skor siswa untuk tiap karya

berikutnya untuk melihat kemajuan yang dicapai

(34)

Tes Kemampuan Bersatra

Tes Kemampuan Bersatra

 Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa Sebagaimana halnya dengan tes kemampuan berbahasa

yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan

yang menekankan unjuk kerja bahasa, tes kemampuan

bersastra di sekolah juga menekankan kemampuan

bersastra di sekolah juga menekankan kemampuan

“berhubungan”, “memperlakukan”, dan “menyikapi”

“berhubungan”, “memperlakukan”, dan “menyikapi”

teks-teks kesastraan

teks kesastraan

 Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak semata-Walau bermediakan bahasa, teks kesastraan tidak

semata-mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur

mata berurusan dengan bahasa, karena ada unsur-unsur

lain, mislanya keindahan, yang mesti juga diapresiasikan

lain, mislanya keindahan, yang mesti juga diapresiasikan

 Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau Unsur-unsur lain itu hanya dapat diperoleh, dirasakan, atau

dinikmati jika kita/siswa membaca secara langsung teks

dinikmati jika kita/siswa membaca secara langsung teks

kesastraan

kesastraan

 Maka, tugas dan tes yang berkaitan dengan pengetahuan Maka, tugas dan tes yang berkaitan dengan pengetahuan

kesastraan, walau sudah perlu dikenalkan, haruslah dibatasi

kesastraan, walau sudah perlu dikenalkan, haruslah dibatasi

 Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut Tugas dan tes harus ditekankan pada hal-hal yang menuntut siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks

siswa untuk benar-benar “memperlakukan” teks-teks

kesastraan

kesastraan

 Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi: Istilah memperlakukan dapat dioperasionalkan menjadi: membaca, memahami, memparafrase, menganalisis,

membaca, memahami, memparafrase, menganalisis,

menuliskan kembali, membuat, dll tergantung indikator yang

menuliskan kembali, membuat, dll tergantung indikator yang

dibuat

(35)

Lanjutan Tes…

Lanjutan Tes…

 Namun, berbagai teks kesastraan lazimnya panjang shg tidak Namun, berbagai teks kesastraan lazimnya panjang shg tidak

mudah “memperlakukan”-nya di sekolah, kecuali puisi yang

mudah “memperlakukan”-nya di sekolah, kecuali puisi yang

umumnya singkat

umumnya singkat

 Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen, Untuk itu, tugas-tugas yang “memperlakukan” novel, cerpen,

certa klasik, dll yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di

certa klasik, dll yang relatif panjang sebaiknya dilakukan di

luar jam pelajaran sebagai tugas rumah

luar jam pelajaran sebagai tugas rumah

 Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks Tugas yang diberikan harus jelas: harus mengapakan teks

kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai

kesastraan itu dan sedapat mungkin melibatkan berbagai

genre (fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)

genre (fiksi, puisi, cerita lama, teks drama)

 Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis Misalnya: meringkas cerita/membuat sinopsis, menganalisis

unsur karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan

unsur karakter/moral, membuat parafrase, menulis dengan

sudut pandang lain, dll, termasuk menghadiri pementasan

sudut pandang lain, dll, termasuk menghadiri pementasan

drama atau baca puisi di tempat tertentu

drama atau baca puisi di tempat tertentu

 Hasil kerja siswa harus dibaca dan diberi tanggapanHasil kerja siswa harus dibaca dan diberi tanggapan

 Tanggapan tidak menyalahkan siswa karena akan mematikan Tanggapan tidak menyalahkan siswa karena akan mematikan

motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasi

motivasi, tetapi lebih mempertanyakan argumentasi

 Ujian/tes di sekolah haruslah sedapat mungkin diusahakan Ujian/tes di sekolah haruslah sedapat mungkin diusahakan

yang berkadar apresiatif tinggi atau paling tidak sedang

yang berkadar apresiatif tinggi atau paling tidak sedang

walau dengan bentuk ujian objektif (PG)

(36)

Pengembangan Alat Evaluasi Ranah

Pengembangan Alat Evaluasi Ranah

Afektif

Afektif

 KBK (KTSP) mementingkan penilaian ranah afektif, maka KBK (KTSP) mementingkan penilaian ranah afektif, maka

ranah ini juga haruslah mendapat perhatian

ranah ini juga haruslah mendapat perhatian

 Ranah afektif mencakup banyak dimensi, a.l.: watak perilaku Ranah afektif mencakup banyak dimensi, a.l.: watak perilaku

perasaan, sikap, minat, emosi, motivasi, kecenderungan

perasaan, sikap, minat, emosi, motivasi, kecenderungan

nilai-nilai, dll

nilai, dll

 Tiap siswa adalah pribadi yang unik, dan itu harus dihargaiTiap siswa adalah pribadi yang unik, dan itu harus dihargai

 Keberhasilan belajar didukung oleh faktor afeksi: afeksi tinggi Keberhasilan belajar didukung oleh faktor afeksi: afeksi tinggi

akan memberi peluang untuk lebih berhasil dan optimal

akan memberi peluang untuk lebih berhasil dan optimal

 Perlu dilakukan inventori (pengukuran/penjajagan) afektifPerlu dilakukan inventori (pengukuran/penjajagan) afektif

 Inventori ranah afektif lewat pengamatan, wawancara, angketInventori ranah afektif lewat pengamatan, wawancara, angket

 Hasil inventori afektif juga merupakan salah satu wujud Hasil inventori afektif juga merupakan salah satu wujud

portofolio yang bermanfaat untuk kepentingan pembelajaran

portofolio yang bermanfaat untuk kepentingan pembelajaran

 Misal, untuk memotivasi siswa agar lebih berminat dan Misal, untuk memotivasi siswa agar lebih berminat dan

termotivasi belajar lebih baik sehingga capaiannya lebih

termotivasi belajar lebih baik sehingga capaiannya lebih

optimal

optimal

 Atau, untuk mengetahui minat, motivasi, sikap, Atau, untuk mengetahui minat, motivasi, sikap,

kecenderungan nilai-nilai, dll yang penting diketahui

(37)

Langkah Pengembangan

Langkah Pengembangan

Instrumen Inventori Afektif

Instrumen Inventori Afektif

Tentukan komponen ranah afektif yang akan diinventori Tentukan komponen ranah afektif yang akan diinventori

(misal: sikap, minat, motivasi, watak perilaku perasaan)

(misal: sikap, minat, motivasi, watak perilaku perasaan)Tentukan cara inventori data afektif: pengamatan, Tentukan cara inventori data afektif: pengamatan,

wawancara, atau angket

wawancara, atau angket

Buat kisi-kisi pengujian dan indikator (pertanyaan) tiap Buat kisi-kisi pengujian dan indikator (pertanyaan) tiap

komponen afektif

komponen afektif

Tentukan rentangan skala penilaian (skala Likert), Tentukan rentangan skala penilaian (skala Likert),

misalnya 1-5: 5 (sangat tinggi) dan 1 (sangat rendah)

misalnya 1-5: 5 (sangat tinggi) dan 1 (sangat rendah)Buat dan berikan daftar pertanyaan kepada siswa; Buat dan berikan daftar pertanyaan kepada siswa;

sebelumnya berikan kepada sejawat dahulu untuk

sebelumnya berikan kepada sejawat dahulu untuk

dibaca

dibaca

Lakukan penyekoran; misalnya ada 15 pertanyaan: skor Lakukan penyekoran; misalnya ada 15 pertanyaan: skor

tertinggi 75 dan terendah 15

tertinggi 75 dan terendah 15

Buat pedoman posisi afektif siswa, misalnya: 66 – ke Buat pedoman posisi afektif siswa, misalnya: 66 – ke

atas: tinggi; 36-65: sedang; 15-35: rendah

atas: tinggi; 36-65: sedang; 15-35: rendah

Kelompokkan siswa ke dalam capaian skor dan diikuti Kelompokkan siswa ke dalam capaian skor dan diikuti

tindak lanjut

(38)

Contoh Pertanyaan dan Penilaian Siswa untuk

Mata Pelajaran BSI lewat Angket

No. Pernyataan Skala Penilaian

1. Saya senang pada mata pelajaran BSI 5 4 3 2 1 2. Saya merasa rugi jika tidak ikut mata

pelajaran BSI

3. Saya selalu menyediakan waktu belajar untuk mata pelajaran BSI

4. Saya berusaha baik untuk memahami pelajaran BSI

5. Saya berusaha untuk memperoleh buku-buku pelajaran BSI

6. Saya merasakan adanya manfaat yang besar dari mata pelajaran BSI

(39)

Contoh Penilaian Kecenderungan Berperilaku

Siswa untuk Mata Pelajaran BSI lewat

Pengamatan

No. Indikator Perilaku Skala Penilaian

1. Mengikuti pelajaran dengan tekun 5 4 3 2 1

2. Suka mengajak kawan-kawannya untuk berdiskusi dan belajar bersama

3. Ramah dan suka membantu kawannya

4. Menyerahkan tugas-tugas selalu tepat waktu

5. Berdisiplin dan tidak pernah datang terlambat

6. Mengerjakan tugas dan ujian dengan jujur

(40)

Akhirul kalam,

Selamat Berjuang dan

Berkarya

Semoga Allah Meridloi

Referensi

Dokumen terkait

Observasi mengenai alat dan media dilakukan untuk mengetahui fasilitas yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pada observasi yang dilaksanakan tanggal 28

Tools, workbenches, environments Single-method workbenches General-purpose workbenches Multi-method workbenches Language-specific workbenches Programming Testing Analysis and

[r]

Bagian tipis lengkung henle yang merupakan lanjutan tubulus kontortus proksimal tersusun atas sel gepeng dan inti menonjol ke dalam lumen.. Cairan urin ketika berada dalam loop

Indikator Kinerja Utama (IKU) RS

[r]

Third, considering all young men or those with a high school diploma or more education, both weighted and unweighted 2SLS estimates con fi rm that the growth in young men’s

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru pendidikan olahraga dan kesehatan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengenai pembelajaran pendidikan jasmani