• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Bimbingan Belajar Berdasarkan Analisis Kebiasaan Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga T1 132007067 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Bimbingan Belajar Berdasarkan Analisis Kebiasaan Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga T1 132007067 BAB II"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan kebutuhan pokok yang harus diperoleh

setiap peserta didik karena dengan bimbingan belajar yang baik di sekolah

akan membantu siswa untuk lebih mengetahui fungsi dan makna tujuan

bidang bimbingan belajar.

2.1.1 Pengertian Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan bagian dari bimbingan dan konseling di

sekolah. Bersama-sama dengan bagian-bagian yang lainnya bimbingan

belajar dilaksanakan dalam program bimbingan dan konseling melalui

pelaksanaan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung. Bimbingan

dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara

perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara

optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui

berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma

yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995).

Dalam pola umum bimbingan di sekolah bimbingan belajar

merupakan salah satu dari keempat bidang bimbingan. Bimbingan belajar

(2)

masalah-masalah belajar, untuk memperoleh penyesuaian diri yang

sebaik-baiknya, antara kemampuan siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan

hidupnya, untuk memperoleh keberhasilan dan perwujudan dari seluruh

perjalanan hidup.

Bimbingan belajar merupakan usaha membantu siswa

mengembangkan diri dan kebiasaan belajar untuk menguasai pengetahuan

dan keterampilan serta menyiapkan kelanjutan pendidikan pada tingkat yang

lebih tinggi. Sukardi (2002) mengemukakan bimbingan belajar adalah

bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat dalam memilih

program studi yang sesuai dan dapat mengatasi kesukaran-kesukaran yang

timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di suatu lembaga pendidikan,

sedangkan cara-cara belajar yang salah mengakibatkan masalah dan

kegagalan.

Menurut Santoso dan Prayitno (1994), mengemukakan bimbingan

belajar sebagai berikut : “Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk

layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah”. Pengalaman

menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar

tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi,

kegagalan itu terjadi disebabkan siswa tidak mendapatkan layanan yang

memadahi.”

Demikian yang dimaksud bimbingan belajar ialah proses bantuan

(3)

siswa dengan segala kemampuannya dapat mengatasi segala masalah yang

dihadapi dengan memilih keputusan yang baik dalam proses belajar yang

diberikan oleh guru, agar prestasi belajar siswa menjadi lebih baik dan

memuaskan.

2.1.2 Tujuan Bimbingan Belajar

Tujuan bimbingan belajar menurut Walgito (2004) adalah:

1. Tujuan dalam bimbingan dan konseling dalam pembelajaran adalah

untuk memberi bantuan kepada anak didik agar dapat menemukan

caranya sendiri dalam belajar dengan metode yang lebih mudah dan lebih

efesien.

2. Disamping itu agar anak didik mengenal diri, yaitu mengetahui

kekurangan dan kekuatan dalam mempelajari dalam setiap pelajaran

sehingga ia berangsur-angsur mampu menyesuaikan diri dengan jenis

studi apa yang setepat-tepatnya bagi dirinya itu pada waktu yang akan

datang.

3. Untuk membantu anak didik dalam membentuk wataknya sebagai jalan

pembentukan kepribadian yang berpancasila.

Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan bimbingan belajar adalah

untuk membantu mengarahkan kegiatan belajar siswa sehingga dapat

(4)

pemahaman tentang potensi diri termasuk motivasi, minat, bakat,

pengetahuan , keterampilan sikap, dan nilai.

2.1.3 Manfaat Bimbingan Belajar

Banyak manfaat yang bisa diperoleh siswa dengan mengikuti

bimbingan belajar. Mereka akan terbantu untuk memahami pelajaran yang

belum begitu dipahami atau dikuasainya. Seperti yang kita tahu bahwa

waktu pengajaran setiap mata pelajaran dibatasi. Misalnya, mata pelajaran

Matematika hanya diberikan waktu 1 x 45 menit dalam setiap tatap muka.

Ini menjadi penyebab siswa dan guru tidak dapat berdiskusi panjang lebar.

Jadi dengan mengikuti bimbingan belajar siswa dapat bertanya dan

berdiskusi tentang segala sesuatu yang dirasa masih membingungkannya.

Disini mereka juga akan mendapatkan jawaban-jawaban yang praktis.

Praktis disini maksudnya adalah cara sederhana yang lebih menyingkat

waktu untuk menjawab soal-soal tersebut. Selain itu bimbingan belajar juga

bagus untuk siswa yang akan menempuh ujian kelulusan dan ujian masuk

perguruan tinggi. Disini mereka akan diberikan materi-materi yang biasa

diujikan pada ujian-ujian tersebut. Cara menjawab soal-soal tersebut pun

menggunakan “cara praktis”. Dengan mengikuti Bimbingan belajar banyak

siswa dapat lulus ujian (Gyzcha, 2009).

Manfaat bimbingan belajar bagi siswa adalah tersedianya kondisi

belajar yang nyaman, terperhatikannya karakteristik pribadi siswa, dan

(5)

bagi guru atau konselor adalah membantu menyesuaikan program

pembelajaran agar sesuai dengan karakteristik siswa dan memudahkan

dalam pengembangan potensi siswa secara menyeluruh.

2.2 Kebiasaan Belajar

Sebelum membahas pengertian dari kebiasaan belajar terlebih dahulu

penulis akan membahas tentang definisi kebiasaan dan belajar. Kebiasaan

adalah perilaku yang sudah berulang-ulang dilakukan sehingga menjadi

otomatis, artinya berlangsung tanpa dipikirkan lagi (Hutabarata, 1995).

Sedang menurut Natawijaya (1991) bahwa kebiasaan merupakan perbuatan

atau tindakan yang dilakukan seseorang secara tetap, seragam, dan dengan

sendirinya (otomatis). Menurut Djaali (2000), kebiasaan merupakan cara

bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada

akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Dengan demikian dari

penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebiasaan adalah

kegiatan yang dilakukan secara tidak sadar yang menetap dan bersifat

otomatis.

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan

perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah

(6)

apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa

reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru

tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk

diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat

diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh

guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat

diamati dan diukur. Menurut Gagne (Dimyati, 1994), belajar merupakan

kegiatan yang kompleks.

Dari penjelasan tentang belajar tersebut diatas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa belajar merupakan proses kegiatan yang dilakukan

seseorang yang pada akhirnya menghasilkan suatu tindakan perubahan pada

diri seseorang tersebut yang berupa pengetahuan, kemampuan, keterampilan

serta sikap. R. Gagne (Slameto) dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor

yang mempengaruhinya, memberikan dua definisi belajar, yaitu:

1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

diperoleh dari instruksi. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat

disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas

dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi

akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di

(7)

kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami

kegagalan di dalam proses belajar. Adapun Ciri-ciri belajar adalah :

1) Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri

individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau

kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta

keterampilan (psikomotor);

2) Perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku

yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya

dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan

psikis;

3) Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.

2.2.1 Pengertian Kebiasaan Belajar

Kebiasaaan belajar bukanlah bakat alamiah atau pembawaan kelahiran

yang dimiliki siswa sejak kecil, melainkan perilaku yang dipelajari secara

sengaja atau pun tidak sadar dan selalu diulang-ulang, sehingga pada

akhirnya dilakukan secara spontan dan otomatis.

Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penunjang tercapainya

prestasi belajar siswa. Dalam rangka mencapai prestasi belajar yang

diharapkan, maka dalam kegiatan belajarnya, siswa hendaknya mempunyai

sikap dan cara belajar yang sistematis. Cara belajar yang baik adalah suatu

kecakapan yang dimiliki oleh setiap siswa dengan jalan latihan dalam usaha

(8)

Menurut Dr. Rudolf Pintner dalam Purwanto (2000), cara belajar yang baik

yaitu:

1. Membaca dengan metode keseluruhan kepada bagian

2. Membaca dengan metode keseluruhan kepada lawan bagian

3. Membaca dengan metode campuran antara keseluruhan dan bagian

4. Membaca dengan metode resitasi

5. Jangka waktu belajar

6. Pembagian waktu belajar

7. Membatasi kelupaan

8. Menghafal

9. Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan.

Dengan memiliki kebiasaan belajar yang baik maka setiap usaha

belajar akan memberikan hasil yang memuaskan. Ilmu yang sedang dituntut

dapat dimengerti dan dikuasai dengan sempurna serta ujian-ujian dapat

dilalui dengan berhasil sehingga akhirnya dapat meraih prestasi yang

optimal. Kebiasaan belajar yang baik itu haruslah dipupuk dan

dikembangkan. Demikian pula kebiasaan belajar itu bukan sesuatu yang

telah ada, namun sesuatu yang harus dibentuk. Sedangkan apabila memiliki

kebiasaan belajar yang tidak sesuai atau kurang tepat maka akan

memperoleh hasil yang tidak optimal sehingga akan mempengaruhi prestasi

belajar siswa yang bersangkutan.

Kebiasaan belajar yang tidak sesuai dapat mempersulit siswa dalam

(9)

belajar siswa dan pada akhirnya akan mengalami kegagalan dalam

berprestasi. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar

yang kurang baik. Menurut Dimyati (2002), kebiasaan belajar yang kurang

baik antara lain berupa:

a) Belajar pada akhir semester

b) Belajar tidak teratur

c) Menyia-nyiakan kesempatan belajar

d) Bersekolah hanya untuk bergengsi

e) Datang terlambat

f) Bergaya jantan seperti merokok, sok menggurui teman lain.

Upaya mengembangkan kebiasaan belajar dapat melakukan berbagai

aspek kebiasaan belajar yang dapat mempengaruhi belajar diantaranya:

pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, mengulangi bahan pelajaran,

mengerjakan tugas, membaca buku dan membuat catatan (Slameto, 1988).

Hal tersebut ditegaskan oleh Djaali (2000) bahwa kebiasaan belajar sebagai

cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima

pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk

menyelesaikan kegiatan.

2.2.2 Konsep Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar perlu sekali dilakukan dengan cara-cara yang baik

sehingga siswa dapat menjadi yang unggul dan mempunyai watak yang baik

(Gie, 2004). Cara-cara yang baik tersebut jika dipahami, dikuasai, dan

(10)

dan Holtzman yang dikutip oleh Widyatmaka (2005), membagi kebiasaan

belajar menjadi dua bagian yaitu:

a. Delay Avoidance (DA) yang menunjuk pada:

1. Ketepatan waktu penyelesaikan tugas-tugas akademik

Dengan ketepatan waktu menyelesaikan tugas-tugas akademik

ini dapat terlihat bahwa sisiwa mempunyai kebiasaan belajar yang

baik, hal ini dapat ditunjukkan dengan tidak menghindari mengerjakan

tugas, tidak menunda dalam mengerjakan tugas, mengerjakan tugas

sampai selesai dan mengumpulkan tugas tepat pada waktu yang telah

ditentukan.

2. Menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya

penyelesaian tugas

Kebiasaan yang baik dapat dilihat dari bagaimana siswa bisa

menghindari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian

tugas, misalnya menyusun catatan dengan baik agar mudah dalam

belajar, bertanya pada guru bila ada penjelasan yang tidak jelas,

membiasakan belajar teratur dengan menepati jadwal yang telah

dibuat, menggunakan jam-jam kosong untuk belajar dan belajar cukup

diluar jam sekolah.

3. Menghilangkan rangsangan yang akan menganggu konsentrasi belajar

Untuk mencapai kebiasaan belajar yang baik siswa harus bisa

menghilangkan rangsangan yang akan menganggu konsentrasi dalam

(11)

menghilangkan kebiasaan melamun jika itu menganggu konsentrasi,

mengatur kamar dengan menyingkirkan benda-benda yang

mengganggu konsentrasi, mencari tempat belajar yang tenang,

mengurangi kegiatan ekstrakulikuler bila mengganggu belajar dan

mengurangi belajar bersama dengan orang lain apabila itu tidak

bermanfaat.

b. Work Methods (WM) yang menunjuk pada penggunaan cara (prosedur)

belajar yang efektif dan efisien dalam mengerjakan tugas akademik dan

keterampilan belajar.

Kebiasaan belajar siswa yang tidak terbentuk dengan baik

dikarenakan kurang dipahami, dikuasai dan dilaksanakannya cara belajar

yang baik dan keterampilan-keterampilan belajar yang ada, karena

terbentuknya kebiasaaan belajar yang baik adalah dengan melakukan

keterampilan-keterampilan belajar dengan baik dan dengan

terus-menerus. Cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang penting dalam

belajar dan harus dikuasai bila ingin membentuk kebiasaan belajar yang

baik adalah keterampilan membaca, keterampilan berfikir, keterampilan

bahasa, keterampilan mengikuti pelajaran di kelas, keterampilan

mencatat bacaan, keterampilan memanfaatkan perpustakaan,

keterampilan menempuh ujian, keterampilan memusatkan pikiran

(konsentrasi), keterampilan menghafal pelajaran, keterampilan mengelola

waktu, keterampilan mengatur diri, keterampilan mengarang karya

(12)

2.3 Model Bimbingan Belajar

Model produk yang digunakan dalam bimbingan belajar ini adalah

produk yang disusun dalam satuan layanan (Satlan). Satuan layanan (Satlan)

merupakan suatu perencanaan layanan bimbingan dan konseling terhadap

siswa. Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah sehari-hari, sepanjang

semester dan bahkan sepanjang tahun diwarnai sepenuhnya oleh

diselenggarakannya program-program satuan layanan dan kegiatan

pendukung.

Komponen-komponen dalam Satlan antara lain:

A.Topik permasalahan, berisi nama/topik yang akan diajarkan (Wibowo,

1997)

B.Bidang bimbingan, mencakup seluruh upaya bantuan yang meliputi

bimbingan pribadi sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier

(Sukmadinata, 2007)

C.Jenis layanan, berupa layanan dasar bimbingan, layanan responsif,

perencanaan individual, dan dukungan sistem. (Rambu-rambu

penyelenggarakan BK dalam jalur pendidian formal, 2008)

D.Fungsi layanan, berupa Pemahaman yaitu fungsi untuk membantu peserta

didik memahami diri dan lingkungannya. Pencegahan yaitu fungsi untuk

membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari

berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.

Pengentasan yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi

(13)

untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan

berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya. Advokasi, yaitu

fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak

dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian (Sukardi,

2008)

E. Kompetensi dasar, adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai

peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan

indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. (Sudianto dan Nurihsan,

2005)

F. Tujuan yang ingin dicapai. Tujuan layanan berisi penguasaan

kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana

pelaksanaan layanan. Tidak hanya mencakup aspek pengetahuan, tetapi

sikap, perilaku dan psikomotor. Tujuan layanan dirumuskan dalam

bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila

rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang

dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran (Winkel, 2006)

Perumusan tujuan layanan juga memperhatikan materi pendidikan

karakter. Pendidikan karakter, merupakan bagian dari pengembangan

diri. Pada setiap satuan pendidikan, pengembangan diri menjadi bagian

(14)

Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah antara lain:

1. Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah

agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur adalah perilaku didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan, dan pekerjaan.

3. Adil adalah cara bersikap dan berbuat yang menunjukan

keseimbangan antara menuntut hak dan melaksanakan kewajiban,

serta selalu berpihak kepada yang benar dan berpegang pada

kebenaran dalam mengambil keputusan.

4. Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbadaan

agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang

berbeda dari dirinya.

5. Disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan.

6. Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

7. Rajin belajar adalah sikap dan tindakan suka melakukan,

sungguh-sungguh dan selalu berusaha dengan giat dalam belajar.

8. Giat bekerja adalah usaha dan tindakan yang menunjukan aktif, rajin,

bergairah dan bersemangat dalam melaksanakan pekerjaan.

9. Kreatif adalah berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

10. Ulet adalah sikap dan tindakan tidak mudah putus asa yang disertai

kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita.

11. Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

12. Demokratis adalah cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai

(15)

13. Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajarinya, dilihat dan didengar.

14. Semangat kebangsaan adalah cara berfikir, bertindak dan

berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di

atas kepentingan diri dan kelompok.

15. Cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap dan berbuat yang

menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan

politik bangsa.

16. Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat

dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

17. Bersahabat atau komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan

rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja sma dengan orang lain.

18. Cinta damai adalah sikap, perkataan dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran

dirinya.

19. Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam

yang sudah terjadi.

20. Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi

bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

21. Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan

(16)

G.Uraian kegiatan

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan

langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Langkah-langkah-langkah minimal yang

harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai

berikut: (Syadiashare, 2008)

1. Pendahuluan/pembuka

Kegiatan pendahuluan. (10% dari Total Alokasi Waktu )

Dalam kegiatan pendahuluan merupakan langkah untuk mendorong

kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran. Langkah-langkah

ini berisi kegiatan:

a. Curah pendapat, apersepsi atau menghubungkan materi baru

dengan yang sudah dikuasai;

b. Pengkondisian kelas berisi penciptaan situasi dan pemberian

motivasi;

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

dicapai;

d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan

sesuai dengan silabus.

2. Kegiatan inti terdiri atas, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (75%

(17)

EKSPLORASI

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang

topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip

alam tak ambang jadi guru dan tempat belajar dari aneka sumber;

b. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran dan sumber belajar lain;

c. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa

dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya;

d. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;

e. Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio

atau lapangan.

ELABORASI

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui

tugas-tugas tertentu yang bermakna;

b. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain

untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis

dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

c. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah dan bertindak tanpa rasa takut;

d. Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan

(18)

e. Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual

maupun kelompok;

f. Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival produk

yang dihasilkan.

KONFIRMASI

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk

lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa;

b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi

siswa melalui berbagai sumber;

c. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan;

d. Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang

bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

e. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab

pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan, dengan

menggunakan bahasa yang baku dan benar;

f. Membantu menyelesaikan masalah;

g. Memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil

eksplorasi;

h. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; dan

i. Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum

(19)

3. Kegiatan penutup.

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran;

b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau

memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai

dengan hasil belajar siswa;

e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

H.Strategi penyajian berupa klasikal (Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi

atau menggunakan film, gambar cerita, diskusi dan lain sebagainya),

kelompok (Bimbingan kelompok), individual (Konsultasi individu),

papan bimbingan, diintegrasikan pada mata pelajaran, dan internet.

(Sukmadinata, 2007)

I. Materi merupakan isi atau subtansi bahan yang akan diajarkan, yang

menunjang penguasaan kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran.

Materi pembelajaran ini hanya memuat garis-garis besar bahan ajaran

yang merupakan rincian dari topik pembelajaran. (Sukmadinata, 2007)

J. Sasaran layanan yaitu siswa asuh yang akan dikenai kegiatan layanan

(20)

K.Tempat penyelenggaraan layanan, dapat dilaksanakan diruang kelas,

halaman sekolah, aula sekolah dan lain-lain. (Wibowo, 1997)

L. Alokasi waktu yaitu waktu yang diperlukan dalam setiap kali layanan.

(Wibowo, 1997)

M.Penyelenggara layanan adalah guru bimbingan konseling (Winkel, 2006)

N.Pihak yang diikutsertakan dan peranannya adalah pihak-pihak yang dapat

menjadi nara sumber layanan seperti dokter, polisi, mantan narkoba dan

lain-lain (Wibowo, 1997)

O.Alat dan perlengkapan, alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk

membantu memperjelas atau mempermudah penguasaan materi atau

kompetensi yang ingin dicapai. Media yang digunakan disini

menggunakan Microsoft Power Point yang akan dibuat untuk

melengkapi satlan (Winkel, 2006)

P. Rencana penilaian dijabarkan atas

1. Penilaian proses: Dilakukan dengan observasi saat kegiatan layanan

berlangsung

2. Penilaian hasil, dapat berupa: Penilaian segera (Laiseg) yang

diberikan setelah layanan diberikan dengan memberikan pertanyaan

kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap meteri

yang telah disampaikan. Penilaian jangka pendek (Laijapen) dilakukan

dengan memantau perilaku siswa terkait dengan materi yang sudah

diberikan. Penilaian jangka panjang (Laijapang), melakukan observasi

(21)

menilai pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diberikan

(Wibowo, 1997)

Q.Rencana tindak lanjut adalah kegiatan (konseling pribadi, bimbingan

kelompok dan konseling kelompok) untuk membuat dan mengenali apa

yang harus dilakukan dimasa yang akan datang apabila masih ada siswa

yang bermasalah. (Wibowo, 1997)

2.4 Media Microsoft PowerPoint

Microsoft PowerPoint merupakan software produk Microsoft yang

dikhususkan untuk pembangunan atau pembuatan slide untuk presentasi

Microsoft PowerPoint memiliki beberapa alat bantu (tools) yang membantu

perancang slide untuk mendesain slide sehingga tampil lebih menarik dan

mudah dikendalikan saat melakukan presentasi.

Presentasi merupakan kegiatan yang penting dalam

mengkomunikasikan suatu gagasan kepada orang lain dengan berbagai

tujuan, misalnya untuk menarik audiens (siswa) agar mereka lebih tertarik,

lebih memahami dengan materi yang sedang dibahas. Salah satu alat peraga

yang dapat digunakan untuk mendukung presentasi adalah komputer.

Adapun salah satu perangkat lunak yang dapat dipakai adalah PowerPoint

yang merupakan bagian dari Microsoft Office. Dengan menggunakan

software ini seseorang dapat menuangkan ide cemerlangnya dalam bentuk

visual yang menarik dalam waktu yang singkat. PowerPoint menawarkan

kemudahan-kemudahan dalam membuat bahan presentasi yang berbentuk

(22)

komponen-komponen multimedia yang meliputi: Teks, Gambar, dan Grafis,

Foto, Suara, Film. PowerPoint juga memungkinkan komunikasi dengan

software lain, seperti Microsoft Word atau Microsoft Excel. Seseorang bisa

menyiapkan bahan presentasi melalui Word lalu memolesnya melalui

PowerPoint, bisa juga dengan Excel dan menyisipkannya ke PowerPoint.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk Kegiatan Non Fisik Pada Kantor Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya

Dalam penelitian ini dikaji pengaruh faktor-faktor densitas arus, pH dan konsentrasi ion Cl terhadap konsentrasi amonia sisa, konversi serta efisiensi faraday pada

[r]

PANITIA LELANG PEMBANGUNAN JALAN WILAYAH I, II, III, IV DAN V, REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN (DAK) DAN OPTIMALISASI FUNGSI JARINGAN IRIGASI YANG TELAH DIBANGUN (DAK)

Akan tetapi, kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran listrik dan elektronika dasar.. masih

Disebutkan bahwa Laporan Keberlanjutan ini meski dibuat terpisah namun tidak dapat dipisahkan dari laporan kinerja perusahaan selama satu tahun operasional yang

aratan Peser pengadaan a Elektronik k Bidang Pe n kimia, dan sanaan Peng adaan ini adaan Sec //lpse.kampa. al Pelaksanaa t

Analisis Perlakuan Akuntansi dan Pelaporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Studi Kasus PT. PLN Persero Distribusi Jawa Timur); Aditya Priyanto Putra,..