• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU DALAM MENUMBUHKAN AKTIVITAS BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN DIBIDANG PAI SMP NEGERI 29 SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN GURU DALAM MENUMBUHKAN AKTIVITAS BELAJAR BACA TULIS AL-QUR’AN DIBIDANG PAI SMP NEGERI 29 SURABAYA."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

NUR RIF’ATUL MAHMUDAH

D31211092

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)
(3)
(4)
(5)

Proses pendidikan dalam sistem sekolahan kita, umumnya belum seberapa penerapan perhatian penuh terhadap proses pembelajaran yang mengacu pada AKTIVITAS belajar siswa secara keseluruhan, yaitu prestasi pada aspek kognitif, psikomotor, dan efektif siswa. Dan aktivitas belajar siswa itu juga sangat dipengaruhi oleh strategi dalam pembelajaranya. Oleh karena itu bila berbicara tentang rendahnya daya serap atau prestasi belajar, maka salah satunya adalah karena belum terwujudnya ketrampilan pembelajaran siswa aktif. Masalah Aktivitas dalam belajar menyangkut masa depan lebih-lebih bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar dan belum tahu untuk apa manfaat pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan metode observasi, wawancara (interview) dan dokumenstasi. Kemudian data dianalisa dengan langkah-langkah reduksi data, display data, verifikasi dan simpulan agar mendapatkan hasil penganalisaan data secara aktual dan mendalam sesuai dengan topik penelitian.

Srategi pembelajaran yang tepat yaitu Aktivitas belajar adalah salah satu usaha dalam pendidikan yang bertujuan untuk memotivasi siswa mencapai penguasaan tujuan terhadap kompetensi khususnya bidang pendidikan Agama Islam disekolah adalah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pengetahuan, penghayatan, dan pengalaman peserta didik sehingga menjadi manusia muslim yang bertaqwa, berbangsa dan bernegara.

(6)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI MOTTO ... ii

PERSEMBAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 13

D. Definisi Operasional ... 13

E. Kehadiran Peneliti ………... 15

F. Metode Penelitian ……… 16

G. Sistematika Pembahasan ……….. 21

(7)

ix

A. Aktivitas Pembelajaran Baca tulis Al-Qur’an

1. Pengertian guru ... 23

2. Syarat Guru ... 23

3. Sifat-sifat Guru ………. 26

4. Tugas Guru Dalam Islam ……….. 35

B. Peran Tugas, dan Tanggung Jawab Guru Agama 1. Peran Guru ... 37

2. Tugas dan Tangung Jawab Guru ... 41

3. Belajar ... 44

4. Pembelajaran ... 46

C. Tinjauan Dari Aktivitas Belajar Siswa ... 49

D. Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an ... 52

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Model Penelitian ... 59

B. Jenis Dan Sumber Data ... 64

C. Teknik Penentuan Subjek Dan Objek Penelitian ... 65

D. Tehnik Dan Instrumen Pengumpulan Data ... 66

E. Teknik Analisis Data ... 71

F. Pengecekan Keabsahan Data ... 73

(8)

x

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Objek ... 75

2. Sajian Dan AnalisisData ……….. 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 100 B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia dengan cara mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka, secara detail, dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1

bahwa pendidikan didefinisikan “sebagai usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengadilan diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya masyarakat bangsa dan Negara.”1

Sekolah merupakan salah satu tempat belajar dan lembaga pendidikan yang melaksanakan pelajaran agama yang bertanggung jawab atas perkembangan perkembangan siswanya. Khususnya yang berkaitan dengan agama. Karena pendidikan agama adalah salah satu aspek sasaran pembangunan yang menempati dasar dalam usaha pendidikan, serta bertujuan untuk membentuk pribadi yang luhur dan utuh.

1

(10)

Tugas dan peranan guru sebagai pendidikan profesional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas pada saat interaktif edukatif didalam kelas, yang lazim disebut proeses belajar mengajar guru juga bertugas sebagai administrator dan evaluator. Dalam interaksi edukatif unsur guru dan anak didik harus aktif, tidak mungkin terjadi proses edukatif bila hanya satu unsure yang aktif, Aktif dalam arti sikap, mental dan perbuatan. Dalam sistem pengajaran dengan pendekatan ketrampilan proses, anak didik harus lebih aktif daripada guru. Guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.2

Ada beberapa tujuan yang harus dimiliki sekolah sebagai lembaga pendidikan tujuan-tujuan ini dapat disebutkan secara berurutan yakni tujuan pendidikan nasional. Sekolah sebagai suatu lembaga formal, sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik, diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan yang dicita-citakan, lingkungan tersebut disusun didata dalam suatu kurikulum, yang pada gilirannya dilaksanakan pada bentuk proses pembelajaran.3

Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

2

Isjoni, Cooperatif Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 11

3

(11)

berlangsung dalam situasi eduktif untuk mencapai tujuan tertentu.4 Yaitu tujuan dalam dunia pendidikan untuk menjadikan manusia seutuhnya. Manusia yang sesuai dengan kodrat dan hakikatnya.

Belajar adalah perubahan prilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. Manusia adalah makluk yang berbudaya, berfikiran modern, cekatan pandai, dan bijaksana deperdapat melalui proses membaca, melihat, mendengar, dan meniru.5 Belajar merupakan proses orang mempeoleh kecakapan, ketrampilan dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang.

Rasullah SAW, menyatakan dalam salah satu haditsnya:” bahwasanya

manusia harus belajar sejak dari ayunana hingga liang lahat” orang tua wajib

membelajarkan anak-anaknya agar kelak dewasa ia mampu hidup mandiri dan mengembangkan dirinya, demikian juga sebuah sya’ir Islam dalam baitnya

berbunyi” belajar sewaktu kecil ibarat melukis diatas batu.6

Belajar baca tulis Al-Qur’an ini penting bagi semua orang muslim maka dari sini kita harus belajar baca tulis Al-Qur’an dengan baik dan fasikh, dan kita harus bisa menepatkan tajwid dan makhradnya.

Salah satu aspek penting dalam proses belajar mengajar adalah model model pembelajaran yang dipakai oleh seorang guru. Model pembelajaran

4

Usman Uzer Moh, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 2006)

5

Martinis Yatim, Paradigma Pendidikan Konstruktivitas (Implementasi KTSP dan UU no. 14 th. 2005 Tentang Guru dan Dosen), (Jakarta: Gaung Persada Prees, 2008), h. 122

6

(12)

adalah suatu perencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.7

Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruan, yang harus dapat perhatian senrtal, pertama dan utama, figure yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan srategis ketika membicarakan masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam system pendidikan. Guru memang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselengarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan pesrta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.8

Istilah model pembelajaran mempunyai makana yang lebih luas dari pada strategi metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Cirri-ciri tersebut adalah 1) rasional teoritik logis yang disusun oleh pencipta atau pengembangannya, 2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa

7

Trianto, Model Pembelajaran Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: prestasi Pustaka, 2007), h. 1

8

(13)

belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat dicapai.9

Dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam khususnya dalam aktivitas, untuk mencapai hasil baca tulis Al-Qur’an yang baik sesuai dengan harapan, perencanaan pembelajaran merupakan sesuatu yang mutlak harus dipersiapkan oleh guru setiap akan melaksanakan proses baca tulis Al-Qur’an. Permintaan yang berbeda dari rencana yang sudah dipersiapkan, khususnya tentang strategi dan metode yang sifatnya operasional.10

Adanya metode dalam sistem pembelajaran juga harus diperhatikan penggunaannya dan Efektivitasannya harus diterapkan dengan sebaik-baiknya. Guru juga harus dituntut untuk bisa melakukan beraneka ragam metode dalam pembelajaran. Agar semua siswa bisa beraktivitas dalam bidang pendidikan agama Islam contohnya dalam baca tulis Al-Qur’an. Dan guru harus bisa membuat metode yang praktis dan jelas agar siswa lebih menyukai dengan metode tersebut dan agar bisa beraktivitas dengan baik , dan metode yang beraneka ragam dan yang sesuai dengan pola pikir anak dalam belajar membuat anak menjadi semangat di dalam belajar dan

9

Ibid, h. 5

10

(14)

melaksanakannya dan bisa menerima materi yang telah diberikan oleh guru. Berbeda halnya jika guru hanya menggunakan suatu metode yang monoton, seperti dalam satu pelajaran hanya menggunakan metode ceramah saja atau metode resitasi saja, maka ini akan mengakibatkan siswa menjadi bosan serta malas untuk mempelajarinya dan akibatnya juga materi tersebut akan di anggap sebagai materi yang sulit untuk dipelajari, apalagi jika siswa diminta untuk menghafal maka siswa akan merasa telah diberi beban yang sangat berat oleh seorang guru tersebut.11

Realitas yang banyak terjadi saat ini adalah komunikasi antara guru dan murid kurang keakrapannya sebagai aksi semata, guru masih menggunakan para digma lama, guru mendominasi pembelajaran dan siswa dikondisikan pasif menerima pengetahuan dan siswa sebagai penyerap pengetahuan.

Suasana yang mestinya tercipta dalam proses pembelajaran adalah bagaimana siswa yang belajar di bidang PAI itu benar-benar bisa beraktivitas dan menerapkannya dengan baik dalam belajar. Tidak jarang ditemukan bahwa pembelajaran disekolah terkesan ibarat seorang yang menuangkan air dalam ceret ke gelas, bahkan ada juga yang sudah tumpah tetap di isi, lalu air itu di minum. Dalam kasus yang lain ada cerek ada sumbatan sehingga air sulit keluar, kalau tetap keluar akibat sumbatan itu, maka artinya mengalir kea

11

(15)

rah lain buka kegelas. Ilustrasi ini memberikan gambaran terjadinya proses pembelajaran kita.

Keberhasilan pencapaian kompetensi satu mata pelajaran bertergantung kepada beberapa aspek . salah satu aspek yang mempengaruhi adalah bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kecenderungan pembelajaran saat ini berpusat pada guru dengan bercerita berceramah. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kecenderungan pembelajaran saat ini berpusat pada guru dengan bercerita atau berceramah. Siswa kurang telibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran rendah. Disamping itu, media jarang digunakan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kering dan kurang bermakna. Akibat bagi guru melakukan pembelajaran tidak lebih hanya sekedar megugurkan kewajiban. Asal tugasnya sebagai guru dalam melakukan perintah yang terjadwal sesuai waktu yang telah di laksanakan tanpa peduli apa yang telah di ajarkan itu bisa dimengerti atau tidak.12

Tidaklah tepat bila guru membatasi guru diri pada satu model, guru hendaknya memilih model yang menurut mereka cocok dengan falsafah dan metode mengajarnya, yang menentukan hasil guna (keaktifan) suatu model

12

(16)

adalah bagaimana model itu digunakan dan bukan penggunaanya semata.13 Seorang guru perlu mengatasi masalah tersebut, tugas guru bukanlah member informasi pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi siswa yang mengiringi siswa untuk bertanya, mengamati, menemukan fakta dan konsep sendiri dengan cara mengembangkan strategi pembelajaran yang mengarahkan siswa kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa untuk belajar aktif baik secara fisik maupun sosial.

Pendidikan merupakan suatu rekayasa untuk mengendalikan learning guna pencapai tujuan yang direncanakan secara efektif dan untuk menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan pada anak didik meliputi bentuk kemampuan. dengan kawan-kawannya di klasifikasi dalam tiga domain yaitu kognitif, yaitu kognitif efektif dan psikomotorik dengan demikian peranan teaching amat penting, karena merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mentranfer pengetahuan, keterampilan dan nilai kepada siswa sehingga apa yang di transfer memiliki makna bagi diri sendiri dan masyarakat.

Keberadaan guru merupakan faktor condisio sine quanon yang tidak mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dahulu, terlebih lagi bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang semakin canggih dan segala

13

(17)

perubahan nilai sosial yang cenderung member nuansa kehidupan menurut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.14

Dalam proses belajar mengajar keberhasilan anak seluruhnya di tentukan oleh guru, dan hal ini merupakan tanggung jawabnya. Guru harus dapat membawa anak didiknya ke staf kematangan tertentu, terutama pendidikan yang membentuk pribadi anak, yakni pendidikan agama islam. Mengingat tanggung jawab guru itu maka dalam mengemban tugasnya harus disertai dengan dedikasi yang tinggi dan diwarnai keprofesionalan yang tinggi dan yang penuh kewibawaan.

Guru agama harus dapat mengarahkan anak didiknya dan menumbuhkan Aktivitas belajar dalam bidang baca tulis Al-Qur’an dan dalam bidang agama Islam yaitu dengan menumbuhkan rasa keimanan yang tinggi. Disamping itu juga diharapkan murid setelah mengalami proses pendidikan dan pengajaran diharapkan telah menjadi manusia dewasa yang sadar akan tanggung jawabnya terhadap diri sendiri, masyarakat dan kepada tuhan Yang Maha Esa, manusia yang dapat berdikari, wiraswata, kepribadian, bermoral dan mandiri.

Berkaitan dengan masalah pendidikan ini peran guru PAI ini peran guru agama Islam di SMP 29 Surabaya besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan agama Islam. Hal tersebut merupakan tentangan pertama dalam menumbuhkan keaktifan

14

(18)

dalam belajar bidang PAI serta membantu memecahkan kesulitan siswa terutama dalam kegiatan.

Tugas guru agama sebagai pendidik tidak hanya terbatas pada penyampaian materi atau pengetahuan agama kepada siswa, tetapi guru juga mempunyai tangung jawab dalam membimbing dan mengarahkan siswanya serta mengetahui keadaan siswa dengan kepekaan untuk memperkirakan kebutuhan siswanya.

Merupakan tugas pokok para pendidik atau guru untuk menumbuhkan Aktivitas belajar baca tulis Al-Qur’an siswa dalam kegiatan belajar mereka, baik itu belajar yang bersifat formal yaitu proses belajar yang dilaksanakan di sekolah ataupun informal yaitu proses belajar yang dilaksanakan di luar sekolah.

(19)

Namun demikian, karena meningkatkan keaktifan belajar agama Islam bukanlah hal yang mudah, melainkan msih banyak problem-problem yang dihadapi guru agama Islam, maka kreatifitas dan profesional guru agama dan ketekunan serta keuletan dengan berbagai usaha yang dapat mengantarkan pada tumbuhnya aktifitas belajar dalam pendidikan agama islam.

Dalam implementasi SMP negeri 29 Surabaya juga tidak terlepas dari upaya sistematis pembelajaran baca tulis Al-qur’an, setiap siswa pada prinsipnya berhak memperoleh peluang untuk pencapai kenerja akademik yang memuaskan, namun, namun dalam realitas sehari-hari tampak jelas bahwa siswa memiliki perbedaan dalam hal kemampuan yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya berkaitan, dalam mempelajari baca tulis Al-qur’an sehingga menyebabkan adanya implikasi serius pada proses pembelajaran.

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran Guru Pendidikan agama Islam di SMP 29 surabaya ? 2. Bagaimana Aktifitas Belajar Baca Tulis Al-Qur’an Bidang Studi

Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 29 Surabaya?

3. Bagaimana peran Guru dalam menumbuhkan Aktifitas belajar Baca tulis Al-Qur’an di bidang Pendidikan agama islam?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana peran guru di SMP Negeri 29 Surabaya. 2. Untuk mengetahui bagaimana peran guru PAI dalam menumbuhkan

Aktifits dalam Belajar baca tulisn Al Qur’an di Bidang Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 29 Surabaya.

3. Untuk mengetahui bagaimana Aktifitas belajar baca tulis Al-qur’an Dalam Belajar Bidang Pendidikan Agama Islam.

D. Kegunaan Penelitian

(21)

Dalam penelitian ini, setidaknya akan dapat memberikan kontribusi pemikiran tentang peran guru pendidikan agama islam PAI dalam menuhbuhkan Aktifitas belajar baca tulis Alqur’an siswa menjadi lebih baik.

2. Manfaat secara praktis

Bagi para pendidik agar lebih memahami tentang makna peran guru secara kompleks tidak hanya dari satu segi saja, sehingga dalam proses pelaksanaan belajar mengajar akan akan berjalan sesuai yang diharapkan.

E. Definisi Oprasional

Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atau sifat-sifat hal yang di definisikan yang dapat diamati atau diobservasikan atau di teliti. Konsep ini sangat penting karena hal yang diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain untuk melakukan hal yang serupa. Sehingga apa yang dilakukan oleh penulis terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.15

Operasional merupakan salah satu instrumen dari riset karena merupakan salah satu tahapan dalam proses pengumpulan data. Definisi dari operasional menjadikan konsep yang masih bersifat abstrak menjadi operasional yang memudahkan pengukuran variabel tersebut. Sebuah definisi

15

(22)

operasional juga bisa dijadikan sebagai batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan penelitian.

Sebagaimana uraian sebelumnya telah disebutkan bahwa yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah “Peran Guru Dalam Menumbuhkan

Aktifitas Belajar baca tulis Al-qur’an siswa Dalam Bidang PAI di SMP Negeri 29 Surabaya. Maka perlu pembatasan dalam pembahasan agar tidak terjadi kesimpangsiuran dengan menetapkan obyek kajian sebagai berikut.

1) Peranan

Adalah suatu yang menjadi suatu bagian atau memegang pimpinan yang penting (terjadinya satu perintah).16 Dalam penulisan ini peranan dimaksudkan adalah suatu yang harus dilakukan oleh seseorang guru dalam menumbuhkan minat belajar siswa di SMP 29 Surabaya.

2) Guru

Guru dalam bahasa jawa adalah menunjukkan pada seorang yang harus di gugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu adalah segala sesuatu yang di sampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid, sedangkan ditiru adalah seorang Guru harus menjadi suri tauladan bagi semua muridnya. Dan guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan

16

(23)

berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimah hanya saja ruang lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan mengajar disekolah Negeri atau Swasta.17

3) Pendidikan agama Islam

adalah usaha untuk membimbing kearah pembentukan kepribadian peserta didik secara sistematis dan progmatis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran islam sehingga terjalin kebahagiaan dunia dan akhirat.

4) Aktivitas belajar

keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri untuk melakukan segala aktivitas. Dalam hal ini, dikatakan aktif apabila siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, diantaranya membaca, mengemukakan suatu fakta, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat, mencari informasi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pertanyaan melakukan eksperimen.18

17

muhammad, Nurdin, kiat menjadi guru profesional, (Yogyakarta: AR. Ruzz Media group, 2010),

hal, 120-121

18

(24)

Belajar adalah perubahan prilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, berfikiran modern, cekatan, pandai, dan bijaksnaterdapat melalui proses membaca, melihat, mendengar, dan meniru.

F. Kehadiran Peneliti

Peneliti dalam penelitian model kualitatif ini bertindak sebagai instrument utama. Oleh karena itu, kehadiran peneliti dilapangan mutlak diperlukan. Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai perencana, pelaksanaan, pengumpul data, analisis data, pada akhirnya peneliti disini menjadi pelapor hasil penelitiannya.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu jalan untuk memperoleh kembalai pemecahan terhadap segala permasalahan19 karena penelitian ini berbentuk penelitian lapangan maka metode yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif, yang secara definisi meruapakan prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku

19

(25)

yang dapat diamatai.20 Untuk menyelesaikan penelitian ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Data dan Sumber Data a. Data

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.21 Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu :

1) Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugasnya) dari sumber pertamanya.22 Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru PAI di SMP Negeri 29 Surabaya.

2) Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.23 Dalam penelitian ini, buku-buku (literatur) dan dokumen-dokumen yang ada merupakan sumber data sekunder.

b. Sumber Data

Data dalam penelitian ini dapat diperoleh dari :

20

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1996) 4.

21

Suharsimi Arikunto, Preosedur, h. 129.

22

Sumadi Suryabrata, Metode, h. 93.

23

(26)

1) Person yaitu sumber data yang dapat memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara yaitu kepada kepala sekolah dan guru PAI.

2) Place atau tempat adalah sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak dan keadaan keduannya objek untuk penggunaan metode observasi.

c. Teknik Pengumpulan Data

Yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Skripsi ini ditulis berdasarkan studi lapangan dan studi perpustakaan. Metode ini digunakan dengan menarik kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta khusus menuju kesimpulan yang bersifat umum.24 Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian, adapun teknik penelitian yang penulis digunakan dalam penelitian ini yaitu diantaranya:

1. Observasi

Yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki baik yang dilakukan langsung maupun tidak langsung.25

24

Nana Sudjana, Menyusun Karya Tulis Ilmiah, Untuk Mmeperoleh Angka Kredit, (Bandung: Sinar Baru, 1992), 7.

25

(27)

Observasi yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan disertai penelitian secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki. Teknik ini dimaksudkan untuk mendekati kenyataan praktis yang berlangsung di lokasi penelitian, karena itu teknik ini akan diarahkan untuk melihat gambaran umum lokasi penelitian. Selain itu akan diteliti pula berbagai masalah yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.

2. Metode interview atau Wawancara

Metode interview atau wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan jalan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan dan dibandingkan dengan tujuan penelitian.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang latar belakang sejarah berdirinya dan berkembanya sekolah serta untuk mendapatkan informasi tentang usaha-usaha guru agama islam dalam menumbuhkan aktivitas belajar baca tulis Al-qur’an PAI dalam hal ini yang menjadi responden adalah Guru PAI dan Negeri 29 Surabaya.

(28)

a. Teknis Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori menjabarkan kedalam unit-unit melakukan sistensis, menyusun kedalam pola memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri dan orang lain.26 Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen bahwa analisi data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.27

Sedangkan analisis data telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian analisis menjadi pegangan bagi peneliti selanjutnya sampai jika mungkin teori yang grounded, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data.28

26

Sugiyono, memahami penelitian kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), h, 89

27

Lexi J, Metodologi, 248.

28

(29)

Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengambarkan kejadian, yang faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang terjadi selama penelitian dilakukan di SMP Negeri 29 Surabaya secara sitematis.

Penerapan teknis analisis deskriptif dilakukan melalui tiga tahapan yaitu:

H. Sistematika Pembahasan

BAB Satu: pendahuluan, berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, hipotesis penelitian, devinisi oprasional, metode penelitian, sistematika pembahasan.

BAB Dua : landasan teori berisikan pengertian guru agama, syarat-syarat guru agama, pengertian teori belajar dan pembelajaran, Aktivitas belajar baca tulis Al-qur’an siswa, pendidikan agama Islam.

BAB Tiga: merupakan bab metodoligi penelitian, bersisikan populasi dan sampel, jenis data dan sumber data metode pengumpulan data, dan metode analisis data.

(30)

Negri 29 surabaya, keadaan guru, karyawan dan siswa penyajian data dan analisis data.

(31)

23 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembahasan Tentang Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) 1. Pengertian Guru

Istilah “guru” sering disamakan dengan istilah pendidik, karena pada

kedua istilah ini mengacu pada profesi yang sama, atau mengajar dan mendidik. Oleh karena itu, pendefinisian guru juga berlaku bagi pendidik.

Guru di sini adalah sebagai seorang pendidik dan merupakan sosok manusia yang menjadi panutan bagi anak didiknya dan merupakan sebagai penentu arah kemajuan suatu bangsa. Hal ini sebagaimana dijelaskan bahwa guru adalah orang yang memiliki kemampuan untuk mengajar atau orang yang pekerjaannya mengajar. 1

Pendidik ialah orang yang memikul pertanggungan jawab untuk mendidik. Yang dimaksudkan pendidik disini adalah hanya manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si terdidik.2

1

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h.330

2

(32)

Kata guru sering di artikan dengan “di gugu dan ditiru” pada

umumnya menunjukkan kepada kita bahwa peran serta kedudukan guru adalah sangat penting dalam masyarakat kita. Bahkan belum tahun puluhan. Masih kita rasakan betapa kedudukan sosial guru menempati posisi terhormat didalam Negara kita. Guru adalah suri tauladan, tempat bertanya, dan guru merupakan motor pengerak ke arah kemajuan didalam lingkungannya.3

Arti secara umum guru adalah pendidikan professional, karena secara implicit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru atau sekolah karena tidak sembarang orang dapat menjadi guru4.

Agama islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan (guru / ulama), sehingga hanya meraka sajalah yang pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Firman allah dalam Q.S. Al Mujadalah ayat 11 berbunyi:

3

Drs. Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Pustaka Setia Bandung, 1998), 136

4

(33)



















Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Guru agama atau guru agama islam adalah orang yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan secara sadar terhadap pesrta didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama islam.5

Berdasarkan hadits Nabi SAW tersebut dapat dipahami bahwa siapapun dapat menjadi pendidik agama islam, asalkan dia memiliki pengetahuan (kemampuan) lebih, mampu mengimplisit nilai relevan (dalam pengetahuan itu). Yakni sebagai penganut dengan yang patut di contoh dalam agama yang di ajarkan, dan bersedia menularkan pengetahuan serta nilainya kepada orang lain.

Namun demikian, pendidikan agama ternyata tidak hanya menyangkut masalah yang kompleks. Dalam arti, setiap kegiatan pembelajaran pendidikan agama akan terhadap dengan permasalahan yang kompleks,

5

(34)

misalnya masalah peserta didik dengan berbagai latar belakangnya, dalam kondisi dan situasi apa ajaran itu diberikan, saran apa yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan pendidikan agama, bagaimana cara atau pendekatan apa yang di gunakan dalam pembelajarannya, bagaimana mengorganisasikan dan mengelola pembelajaran agama itu, hasil apa yang diharapkan dari kegiatan pendidikan agama itu, serta usaha-usaha apa yang di lakukan untuk menimbulkan daya tarik bagi peserta didik dan sebagainya.

Atas dasar itulah untuk menjadi guru agama tidaklah mudah. Guru merupakan tokoh yang akan ditiru dan diteladani, dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, ia harus tabah dan tau cara memecahkan berbagai kesulitan dalam tugasnya sebagai pendidik, ia juga mau dan rela serta memecahkan berbagai kesulitan dalam tugasnya sebagai pendidik. Terutama masalah yang langsung berhubungan dengan proses belajar.

2. Syarat Guru

(35)

Berdasarkan sistem ini semua guru di sekolah Dasar adalah pemimpin karena disamping memiliki sifat umum sebagai guru, ia wajib memiliki syarat kepemimpinan seperti kepala sekolah.

Saejono (1982 : 63-65) menyatakan bahwa syarat guru adalah sebagai berikut:

a) Tentang umur, harus sudah dewasa

Tugas mendidik adalah tugas yang amat penting karena menyangkut nasib seseorang. Oleh karena itu, tugas itu harus dilakukan secara bertanggung jawab. Itu hanya dapat dilakukan oleh yang telah dewasa, anak-anak dimintai tangung jawab.

b) Tentang Kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani

Jasmani yang tidak sehat akan menghambat pelaksanaan pendidikan, bahkan dapat membahayakan anak didik bila mempunyai penyakit menular. Dari segi rohani, orang gila berbahaya jika bila ia mendidik. Orang idiot tigak mungkin mendidik karena ia tidak akan mampu bertanggung jawab.

c) Tentang kemampuan mengajar, ia harus ahli

(36)

dirumah. Karena seringkali terjadi kelainan pada anak didik disebabkan oleh kesalahan pendidikan di dalam rumah tangga. d) Harus berkesusilaan dan berdediksi tinggi

Syarat ini amat penting dimiliki untuk melaksanaan tugas-tugas mendidik selain mengajar. Dedikasi tinggi tidak hanya diperlukan dalam mendidik selain mengajar, dedikasi tinggi diperlukan juga dalam meningkatkan mutu mengajar.6

e) Harus bekepribadian muslim.

Syarat guru agama tersebut dapat ditetapkan dalam pengelolaan pendidikan islam. Masalah umur dapat dibuktikan dengan akte kelahiran, kesehatan dapat dibuktikan dengan memperlihatkan surat keterangan dokter keahlian mengajar dapat dibuktikan dengan ijazah atau keterangan lain, kepribadian muslim dapat dilihat pada keterangan agama dalam kartu tanda penduduk (KTP). Kedewasaan dimasukkan dalam persyaratan, karena tugas pendidik adalah tugas yang amat penting dan menyangkut masalah perkembangan seseorang. Oleh karena itu, tugas tersebut harus dilaksanakan secara bertanggung jawab.7

6

Dr. Amad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Rosdakarya Bandung, 1991), hal 80

7

(37)

Seorang guru agama dituntut memiliki kepribadian muslim, karena mereka bertugas untuk mentransfer pengetahuan keislaman dan membentuk kepribadian muslim yang sebenar-benarnya.

Dalam “Ihya Ulumuddin”. Al ghazali berpendapat bahwa:

Seorang guru mengamalkan ilmunya, lalu perkataannya jangan membohongi perbuatannya. Karena sesungguhnya ilmu itu dapat dilihat dengan kata hati, sedangkan perbuatan dapat dilihat dengan kata hati, sedangkan perbuatan dapat dilihat dengan mata kepala. Padahal yang mempunyai mata kepala adalah lebih banyak.8

Dari pendapat diatas dapat diambil suatu interpretasi bahwa amal perbuatan, prilaku akhlak dan kepribadian seorang pendidik adalah lebih penting daripada ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Karena kepribadian seorang pendidik akan diteladani dan ditiru oleh anak didiknya, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam pelaksanaan pendidikan agama islam seorang guru hendanya memperlakukan semua anak didiknya dengan keadilan dan persamaan, tidak boleh dibedakan antara anak orang kaya dengan anak orang miskin.9

Hal ini terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 8, yang berbunyi:

8

Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan Dari Alghazali, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), hal, 56.

9

(38)













Artunya: “hai orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah karena adil itu dekat lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan”.10

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa dengan bersikap adil, anak didik akan merasa aman dan tentaram karena guru mereka tidak memihak pada siapapun serta mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk. Dengan begitu anak didik akan menaruh perhatian dan kepercayaan kepada gurunya.

3. Sifat-Sifat Guru

Sifat guru yang dimaksudkan adalah pelengkap dari syarat-syarat guru diatas sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat maksimal. Sifat ini tidak harus terbukti secara empiris pada saat penerimaan guru, tetapi sifat yang baik harus dimiliki oleh seorang guru.

10

(39)

Al-Abrasyi menyebutkan bahwa guru dalam Islam sebaiknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

a) Zuhud: tidak mengutamakan materi, mengajar dilakukan karena mencari keridlaan Allah

b) Bersih tubuhnya: jadi, penampilan lahiriyahnya menyenangkan c) Bersih jiwanya: tidak mempunyai dosa besar

d) Tidak ria: ria akan menghilangkan keihlasan e) Tidak memendam rasa dengki dan iri hati f) Tidak menyenangi permusuhan

g) Ikhlas dalam melaksanakan tugas h) Sesuai perbuatan dengan perkataan i) Tidak malu mengakui ketidak tahuan j) Bijaksana

k) Tegas dalam perkataan dan perbuatan, tetapi tidak kasar l) Rendah hati (tidak sombong)

m) Lemah lembut n) Pemaaf

o) Sabar, tidak marah karena hal-hal kecil p) Berkepribadian

q) Tidak merasa rendah diri

(40)

s) Mengetahui karakter murid, mencakup pembawaan, kebiasaan , perasaan, dan pemikiran. 11

Menurut F.W. Hart sifat guru yang disenangi siswanya ada sepuluh cirri utama yaitu :

1. Guru senang membantu siswa dalam pekerjaan sekolah dan mampu menjelaskan isi pengajarannya secara mendalam dengan menggunakan bahasa yang efektif

2. Guru yang berperangai riang, berperasaan humor, dan rela menerima lelucon atas dirinya

3. Bersikap bersahabat, merasa seorang anggota dari kelompok kelas atau sekolahnya

4. Penuh perhatian kepada perorangan siswanya, berusaha memahami keadaan siswanya, dan menghargainya

5. Bersikap korektif dalam tindak keguruannya dan mampu membangkitkan semanagat serta keuletan belajar siswanya

6. Bertindak tegas, sanggup menguasai kelas, dan dapat membangkitkan rasa hormat dari siswa kepada gurunya

7. Guru tidak pilih kasih dalam pergaulan dengan siswanya dan dalam tindak keguruannya

11

(41)

8. Guru tidak senang mencela, menghinakan siswa, dan bertindak sarkastis

9. Siswa merasai dan mengakui belajar sesuatau yang bermakna dari gurunya

10.Secara keseluruhan, guru hendaknya berkepribadian yang menyenangkan siswa dan pantas menjadi panutan para siswa

Sifat-sifat guru di atas sekaligus menjadi indicator bagi guru yang bermutu.12

Sementara itu, Mahmud Junus menyebutkan macam-macam sifat yang harus dimiliki oleh guru muslim sebagai berikut:

1. Kasih sayang pada murid 2. Senang memberi nasehat 3. Senang memberi peringatan

4. Senang melarang murid melakukan hal yang tidak baik

5. Bijak dalam memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan lingkungan murid

6. Hormat pada pelajaran lain yang bukan pegannya

7. Bijak dalam memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan taraf kecerdasan

8. Mementingkan berpikir dan berijtihad

12

(42)

9. Jujur dalam keilmuan 10. Adil

Pada hakikatnya sifat guru yang disebut oleh Mahmud Junus tidaklah berbeda dari sifat guru yang disebut sebelumnya. Sifat-sifat diatas merupakan cirri guru muslim yang ideal dan dapat dijadikan pedoman oleh pengelola sekolah islami dalam program peningkatan mutu guru. Sifat guru yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut:

1. Kasih sayang kepada anak didik 2. Lemah lembut

3. Rendah hati

4. Menghormati ilmu yang bukan pegangannya 5. Adil

6. Menyenangi ijtihad

7. Konsekuen, perkataan sesuai dengan perbuatan 8. Sederhana

Dari sifat-sifat yang disebutkan diatas, penulis muslim amat menekankan pentingnya sifat kasih sayang kepada anak didik. Pendapat ini

didasarkan atas sabda Rasul SAW, yang artinya, “sesungguhnya saya dan

(43)

“tidak beriman kamu bila tidak mengasihi saudaramu seperti mengasihi

dirimu sendiri”.13

Bila guru telah memiliki kasih sayang yang tinggi kepada muridnya, maka guru tersebut akan berusaha sekuat-kuatnya untuk meningkatkan keahliannya karena ia ingin memberikan yang terbaik kepada muridnya. Kasih sayang itu menghasilkan suatu bentuk hubungan guru murid dalam Islam yang khas.

4. Tugas Guru dalam Islam

Tugas guru secara umum adalah mendidik. Mendidik itu sebagian dilakukan dalam bentuk mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, dan lain-lain. Dalam literatur barat, tugas-tugas guru selain mengajar yaitu tugas membuat persiapan mengajar, tugas mengevaluasi hasil belajar, dan lain-lain yang selalu bersangkutan dengan pencapaian tujuan pengajaran.

Ag. Soejono merinci tugas pendidik (guru) sebagai berikut:

a) Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai cara seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket dansebagainya

13

(44)

b) Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk

c) Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai bidang kahlian, keterampilan, agar anak didik memilihnya dengan tepat

d) Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik

e) Memberikan bimbingan dari penyuluhan ketika anak didik menemui kesulitan dalam mengembangkan potensinya.

Dalam teori pendidikan barat, tugas guru tidak hanya mengajar, mereka juga bertugas mendidik dengan cara selain mengajar sama seperti tugas guru dalam pendidikan Islam.

Dikutip dari buku Al-Abrasyi, para ahli pendidikan Islam menyebutkan tugas guru sebagai berikut:

1. Guru harus mengetahui karakter murid

2. Guru harus selalu berusaha meningkatkan keahliannya, baik dalam bidang yang diajarkannya maupun dalam cara mengajarkannya

3. Guru harus mengamalkan ilmunya, jangan berbuat berlawanan dengan ilmu yang diajarkannya.14

14

(45)

Tugas-tugas guru yang disebutkan oleh para tokoh Muslim diatas dapat ditambahkan dengan tugas-tugas guru yang disebutkan oleh Soejono tadi. Selain yang disebutkan oleh para ahli, tugas lain pendidik ialah pendidik harus pula memiliki pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan, pengetahuan keagamaan adalah yang terutama disamping lain-lainnya. Tugas pendidik tidaklah mudah, ia memiliki tanggung jawab berat tetapi luhur. Seperti Firman Allah:

Q.S Ali Imran:104

Dari beberapa tugas guru yang disebutkan diatas, secara singkat dapat disimpulkan bahwa tugas guru dalam Islam adalah mendidik muridnya, dengan cara mengajar dan dengan cara-cara lainnya menuju tercapainya perkembangan maksimal sesuai dengan nilai-nilai Islam.

B. Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Guru Agama 1) Peran Guru

(46)

usaha mencapai keberhasilan proses belajar mengajar apabila guru mau menempatkan dan menjadikan posisi tersebut sebagai pekerjaan profesional. Dengan demikian, guru akan di sanjung di agungkan dan di kagumi, karena peranannya yang sangat penting di arahkan kearah yang dinamis yaitu menjadi pola relasi antara guru dan lingkungannya terutama murudnya.15

Mengenai peran guru akan di uraikan beberapa pendapat yaitu: yang dikutip oleh Piet A. sahertian peran adalah sebagai tokoh terhormat dalam masyarakat sebab ia Nampak sebagai orang yang berwibawa, sebagai penilai, sebagai seorang sumber karena karena ia member ilmu pengetahuan, sebagai pembantu, sebagai wasit, sebagai detektif, sebagai obyek identifikasi sebagai penyangga rasa takut, sebagai orang yang menolong memahami diri, sebagai pemimpin kelompok, sebagai orang tua atau wali sebagai orang yang membina dan member layanan, sebagai kawan sekerja dan sebagai pembawa rasa ksih saying 16

Pandangan modern yang dikemukakan oleh Adam dan Dickey bahwa peranan guru sangat luas, meliputi:

a. Guru sebagai pengajar

15

Dedi supriyadi, memgamgkat citra dan martabat guru , (Yogyakarta: adicita karya nusa, 1999), h, 334

16

(47)

Guru bertugas memberikan pengajaran didalam kelas. Ia menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pemngetahuan yang telah disampaikan. Selain itu berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi dan sebagainya melalui pelajaran yang diberikan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka guru perlu memahami pengetahuan yang akan menjadi tanggung jawabnya dan menguasai metode mengajar dengan baik.

1. Guru sebagai pembimbing

Harus dipahami bahwa pembimbing yang terdekat dengan murid adalah guru. Oleh karena itu guru berkewajiban untuk memberikan bantuan kepada murid agar mereka menemukan dan memecahkan masalah sendiri, mengenal diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2. Guru sebagai Ilmuan

Guru dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan. Dia bukan saja berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada murid, tetapi njuga berkewajiban mengembangkan dan menumpuk pengetahuannya secara terus menerus.

(48)

Sebagai pribadi seorang guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh murid-muridnya, orang tua dan oleh masyarakat. Sifat-sifat itu sangat diperlukan agar ia dapat melaksanakan pelajaran secara efektif.

4. Guru sebagai penghubung

Sekolah berdiri diantara duan lapangan, yakni disatu pihak mengemban tugas menyampaikan dan mewariskan ilmu, teknologi serta kebudayaan, dan dilain pihak ia bertugas menampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat, dan tuntutan masyarakat. Diantara kedua lapangan inilah sekolah memegang peranan sebagai penghubung dimana guru sebagai pelaksana untuk menghubungkan sekolah dan masyarakat, dan sebagainya. Karena itu keterampilan guru dalam tugas-tugas senantiasa perlu dikembangkan.

5. Guru sebagai pembaharu

Guru memegang peranan sebagai pembaharu, melalui kegiatan guru menyampaikan ilmu dan teknologi, contoh-contoh yang baik dan lain-lain, maka akan menanamkan jiwa pembaharuan dikalangan murid.

(49)

Sekolah dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat dengan melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat itu.

7. Mengadakan Evaluasi

Setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan baik.

Dalam hal ini semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.

2) Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Tugas guru agama berbeda dengan tugas-tugas guru pada umumnya, akan tetapi tugas seorang guru agama lebih ditekankan pada pembinaan akhlak dan mental terhadap anak didik, seperti yang telah di tetapkan dalam tujuan pendidikan agama islam disekolah. Adapun tugas guru agama dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Guru agama sebagai informator

(50)

seperti VCD agama, tata cara sholat, mengerti dan memahami fungsi mushollah.

2. Guru agama sebagai organisator

Guru agama sebagai organisator, pengola kegiatan keagamaan, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain. Komponen komponen yang terkait dengan belajar mengajar, semuanya mampu untuk diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektifitas dan dan efesien dalam belajar pada diri siswa.

3. Guru agama sebagai motivator

Guru agama sebagai motivator memiliki peranan strategi dalam upaya mengembangkan minat serta kegairahan pada diri siswa. Guru memiliki kemampuan merangsang serta memberikan dorongan. Sehingga siswa dalam pembelajrannya akan menumbuh kembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran.

4. Guru agama sebagai pengarah

Jiwa dan kepemimpinan bagi guru agama dalam tugasnya lebih menonjol. Guru dalam hal ini dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan beljar siswa sesuai dengan apa yang di inginkan.

5. Guru agama sebagai inisiator

(51)

mampu mensosialisasikan ide-idenya secara kontinyu, sehingga dapat mencapai proses belajar yang optimal. Ide kreatif itu setidaknya mampu mengembangkan pengalaman religious siswa. 6. Guru agama sebagai fasilitator

Guru agama dalam hal ini memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, supaya menciptakan suasana yang kondusif sehingga proses interaksi belajar siswa terjamin dengan baik.

7. Guru agama sebagai evaluator

Guru memiliki otoritas untuk menilai prestasi anak dalam bidang keagamaanya. Evaluasi bagi guru agama setidaknya mencakup evaluasi intrinsik yang meliputi kegiatan siswa dari hasil belajar agama, misalnya prilaku dan nilai dalam kehidupan sehari-hari.17 Sedangkan menurut peters yang dikutip oleh Nana Sudjana mengatakan bahwa ada 3 tugas dan tanggung jawab guru, yakni:

a. Guru sebagai pengajar

Guru sebagai pengajar lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran.

b. Guru sebagai pembimbing

17

(52)

Guru sebagai pembimbing mempertekanan kepada tugas, memberi bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya.

c. Guru sebagai administrator

Guru merupakan jalinan antara keterlaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya.18

3) Teori Belajar dan Pembelajaran a. Belajar

Dalam pengertian belajar, para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing pengertian belajar tersebut yaitu:

Menurut Janes O.Whittaker, sebagaimana dikutip oleh syaiful Bahri Djamarah merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku di timbulkan atau diubah melalui latian atau pengalaman.

Menurut Cronbach sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah Berpendapat bahwa learning in sho by change in behavior as result of experience. Belajar sebagai suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

18

(53)

Kemudian menurut Drs. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.19

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif dan psikomotorik.

Untuk melengkapi pengertian mengenai makna belajar perlu, kiranya dikemukakan prinsip-prinsip yang penting untuk diketahui antara lain :

1. Berpusat pada siswa 2. Belajar dengan melakukan

3. Mengembangkan kemampuan sosial

4. Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah 5. Meningkatkan keaktivitas siswa

6. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi

7. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga Negara yang baik

19

(54)

8. Belajar sepanjang hayat

9. Perpaduan antara kompetisi, kerjasama, dan solidaritas.20

Dalam perspektif keagamaan, belajar merupakan kewajiban setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat hidup manusia itu sendiri, sebagaimana telah disebutkan dalam firman Allah SWT dalam Q.S Al- mujadalah: 11

b. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat ,serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi

20

(55)

kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang membantu.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala, 2011: 62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran11 adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Konsep pembelajaran menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011: 61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

(56)

utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.

2. Komponen pembelajaran

Interaksi merupakan ciri utama dari kegiatan pembelajaran, baik antara yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman12 temannya, tutor, media pembelajaran, atau sumber-sumber belajar yang lain. Ciri lain dari pembelajaran adalah yang berhubungan dengan komponen-komponen pembelajaran. Sumiati dan Asra (2009: 3) mengelompokkan komponen-komponen pembelajaran dalam tiga kategori utama, yaitu: guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan terciptanya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

c. Tujuan Pembelajaran

(57)

Meager (Sumiati dan Asra, 2009: 10) memberi batasan yang lebih jelas tentang tujuan pembelajaran, yaitu maksud yang dikomunikasikan melalui peenyataan yang menggambarkan tentang perubahan yang diharapkan dari siswa.

Menurut H. Daryanto (2005: 58) tujuan pembelajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. B. Suryosubroto (1990: 23) menegaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa sesudah ia melewati kegiatan pembelajaran yang 13 bersangkutan dengan berhasil. Tujuan pembelajaran memang perlu dirumuskan dengan jelas, karena perumusan tujuan yang jelas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri.

4) Tinjauan Dari Aktivitas Siswa a) Pengertian Aktivitas

(58)

yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedang menurut padangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.

Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan obyek yang sedang dipelajari seluas mungkin, karena dengan demikian proses konstruksi pengetahuan yang terjadi akan lebih baik. Aktivitas Belajar diperlukan aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Dari uraian diatas dapat diambil pengertian aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. b) Aktivitas belajar

(59)

set belajar yang dipilih. Berikut ini kemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam benberapa situasi:

1) Mendengarkan

Dalam kehidupan sehari-hari kita bergaul dengan orang lain. Dalam pergaulan itu terjadi komunikasi verbal berupa percakapan. Percakapan member situasi tersendiri bagi orang-orang yang terlibat ataupun yang tidak terlibat tetapi secara tidak langsung mendengar informasi.

2) Mengingat

Mengingat dengan maksud agar ingat tentang sesuatu belum termasuk sebagai aktivitas belajar. Meninggat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut adalah termasuk aktivitas belajar, apalagi jika mengingat itu berhubungan dengan aktivitas-aktivitas belajar lainnya.

3) Berpikir

Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir, orang memperoleh penemuan baru, setidaknya-setidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antar sesuatu.

(60)

Latihan atau praktek adalah termasuk aktivitas belajar. Orang yang melaksanakan kegiatan berlatih tentunya sudah mempunyai dorongan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat mengembngkan sesuatu aspek pada dirinya. Orang yang berlatih atau berpraktek sesuatu tentunya menggunakan set tertentu sehingga setiap gerakan atau tindakannya terarah kepada suatu tujuan. Dalam berlatih atau berpraktek, segenap tindakan subyek terjadi secara integrative dan terarah kesuatu tujuan. Hasil daripada latian atau praktek itu sendiri akan berupa pengalaman yang dapat menggubah dari subyek serta mengubah lingkungannya. Lingkungan berubah dalam diri anak.21

5. Pengertian baca tulis Al-qur’an

Secara etimologi kata “baca” adalah bentuk kata benda dari kata

kerja “membaca” dan “tulis” menurut kamus umum bahasa Indonesia,

membaca diartikan melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu,22 sementara menulis diartikan membuat huruf atau

21

Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hal, 125-130

22

(61)

angka, melahirkan pikiran atau gagasan”.23

Melahirkan pikiran atau perasaan tidak dapat dilukiskan tanpa membaca sesuatu yang menjadi sarana atau objek tulisan.

Membaca dalam hal berkenan dengan Al-qur’an dapat diartikan melihat tulisan yang terdapat pada Al-qur’an dan melesaikannya. Akan tetapi membaca Al-qur’an bukan hanya melisankan huruf, tetapi mengerti apa yang diucapkan meresapi isinya, serta mengamalkannya. Imam Al-Ghazali mengungkapkan sebagai berikut:

“Adapun kalau menggerakkan lidah saja, maka akan makin sedikit

yang diperolehnya, karena yang dinamakan membaca harus ada perpaduan antara lidah, akal dan hati, pekerjaan lidah adalah membenarkan bunyi huruf dengan jalan tartil (membaca perlahan lahan dan teratur). Pekerjaan akal mengenang makna dan tujuannya, sedangkan pekerjaan hati adalah menerima nasihat dan peringatan dari apa yang dipahaminya.24

Sementara itu, dalam hal kemampuan menulis terhadap dua pendekatan, yaitu, proses dan produk setiap siswa pada prinsipnyaberbeda baik dari segi kemampuan, minat, kebutuhan, gaya belajar dan sebagainya. Pendekatan proses memandang kegiatan menulis harus dilaksanakan berdasarkan perbedaan tersebut. Hal mana siswa membentuk sendiri topic dan gaya menulis. Sedangkan pada pendekatan siswa diberi rambu-rambu oleh guru.

23

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an: Tafsir maudu’I atas berbagai persoalan umat, (Bandung: Mizan, 1997) hal, 5

24

(62)
[image:62.612.151.530.229.507.2]

Menulis bukan hanya Aktivitas melukiskan lambing-lambang grafik melainkan proses berpikir. Tulisan dapat menolong manusia dalam melatih dan berfikir kritis untuk menumbuhkan budaya menulis siswa pada Al-qur’an dapat dilakukan dengan mengajarkan kepada siswa bagaimana bentuk bentuk tulisan yang benar.

Jadi baca tulis Al-qur’an merupakan kegiatan seseorang dalam melisankan serta melambangkan huruf-huruf Al-qur’an. Sementara kompetensi baca tulis Al-qur’an merupakan kesanggupan seseorang dalam melisankan dan atau membunyikan serta melambanagkan huruf-huruf

Al-qur’an.

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pendidikan

Al-qur’an merupakan salah satu materi atau bahan pelajaran dalam

pendidikan agama islam untuk mengarahkan siswa kepada kemampuan mambaca, menulis, memahami, dan menghayati Al-qur’an menjadikannya sebagai pedoman hidupnya.

a. Manfaat Baca Tulis Al-qur’an

(63)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa membaca Al-qur’an merupakan kegiatan mulia dan terdapat banyak manfaat serta keuntungan sehingga akan merugi orang-orang yang

mengabaikannya membaca Alqur’an adalah jalan untuk

mengingat Allah, memuja, memuji dan memohonkan do’a

kepadanya, kerana dalam membaca Al-qur’an terjadi hubungan rohani antara manusia dengan tuhannya.

b. Tujuan

1) Memperkokoh aqidah melalui pemberian, pamupukan dan pengembangan.

2) Meningkatkan pemahaman dan pengamalan peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang berkembang keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

3) Meningkatkan kompetensi membaca, menulis dan menghafal Al-qur’an.

4) Menumbuhkan peserta didik untuk gemar membaca

Al-qur’an.

5) Memberikan habituasi kepada peserta didik untuk mengamalkan isi kandungan Al-qur’an.

(64)

Ruang lingkup program BTQ Pendidikan Agama Islam meliputi Aspek kompetensi sebagai berikut:

Kompetensi (competency) menuruit bahasa adalah kemampuan atau kecakapan. Menurt istilah artinya seperangkat pengetahuan , kemampuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh seseorang dalam pelaksanaan tugasnya. Kompetensi yang dimaksud dalam baca tulis Al-qur’an ialah kemampuan, ketampilan dan prilaku yang harus dikuasai, dihayati oleh peserta dalam membaca, menulis dan menghafal Ayat-ayat Al-qur’an.

1. Kompetensi membaca

Standar kompetensi baca tulis

Gambar

grafik melainkan proses berpikir. Tulisan dapat menolong manusia dalam

Referensi

Dokumen terkait

Analisis kurikulum dilakukan untuk melihat cakupan materi, tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran, dan strategi pembelajaran bahasa Indonesia

[r]

Mean Lower Upper 95% Conf idence. Interv al of the Dif f erence Paired Dif

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan, mengenai metode pembinaan agama islam yang dilakukan pembina di panti werdha hargo dedali surabya ini, menggunakan

Titik I1 menunjukkan bahwa pengeluaran investasi dipengaruhi tingkat suku bunga , tanpa dipengaruhi oleh ekspektasi investor terhadap keuntungan dimasa yang akan datang.

Hasil studi empiris yang dilakukan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2014 menunjukkan bahwa Rasio Likuiditas yang di proxy oleh

 Dan untuk bagian pecahan , kelompokkan setiap tiga bit biner dari paling kiri, kemudian konversikan setiap kelompok ke satu digit oktal..

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan anugerahNya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul