• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Bilangan DAN PENGKODEAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Bilangan DAN PENGKODEAN"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM BILANGAN

DAN

PENGKODEAN

ORGANISASI SISTEM KOMPUTER

2

Oleh :

(2)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

yang umum digunakan dalam sistem digital adalah :

Sistem Bilangan Desimal

0,1,2,3,4,5,6,7,8,9

Sistem Bilangan Biner

0,1

Sistem Bilangan Oktal

0,1,2,3,4,5,6,7

Sistem Bilangan Heksadesimal

(3)

KATAGORI BILANGAN

KATAGORI BILANGAN

Dari segi koma desimal (

point) :

Bilangan Bulat

(Integer Number/Fixed-point Number)

1971

Bilangan Pecahan

(Floating-point Number)

.

(4)

KATAGORI BILANGAN

KATAGORI BILANGAN

Dari segi tanda :

Bilangan Tak Bertanda

(

Unsigned Number)

Bilangan Bertanda

(5)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Disebut juga sistem bilangan basis 10

atau radiks 10 karena mempunyai 10

digit.

Disusun dari 10 angka atau lambang.

D = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }

Ciri penulisan

Contoh:

(6)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Representasi bilangan desimal bulat

m

digit adalah:

(d

m-1

… d

i

…d

2

d

1

d

0

)

dengan

d

i

D

(7)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Contoh :

Bilangan 357

10

357 = 3 X 10

2

+ 5 X 10

1

+ 7 X 10

0

= 300 + 50 + 7

Digit 3 mempunyai arti paling besar di antara tiga

digit yang ada. Digit ini bertindak sebagai digit

paling berarti (

Most Signifcant Digit, MSD).

(8)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Untuk bilangan desimal pecahan,

representasi nilainya adalah :

(d

m-1

… d

i

…d

2

d

1

, d

0

d

-1

...d

n

)

dengan

d

i

D

Sehingga suatu bilangan desimal pecahan

(9)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Merupakan sistem bilangan basis 2 atau

radix 2.

Hanya dikenal dua lambang, yaitu:

B = { 0, 1 }

Ciri penulisan

Contoh:

(10)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Representasi bilangan biner bulat

m

digit adalah:

(b

m-1

… b

i

…b

2

b

1

b

0

)

dengan

b

i

B

Sehingga suatu bilangan biner

m

digit

akan mempunyai nilai:

(11)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Representasi bilangan biner pecahan adalah:

(b

m-1

… b

i

…b

2

b

1

, b

0

b

-1

...b

n

)

dengan

b

i

B

Sehingga suatu bilangan biner

m

digit akan

mempunyai nilai:

Bit paling kiri sebagai bit paling berarti (Most Signifiant

Bit, MSB),

bit paling kanan sebagai bit palingtidak berarti (Least

Signifiant Bit, LSB).

Persamaan tersebut dapat digunakan untuk mengonversi

suatu bilangan biner ke bilangan desimal.

(12)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

 dilakukan dengan menjumlahkan hasil perkalian semua bit

biner dengan bobotnya.

Contoh :

 Bilangan 10100112

10100112 = 1x26 + 0x25 + 1x24 + 0x23 + 0x22 + 1x21 + 1x20

= 64 + 0 + 16 + 0 + 0 + 2 + 1 = 8310

 Bilangan 111,012

111,012 = 1x22 + 1x21 + 1x20 , 0x2-1 + 1x2-2 = 4 + 2 + 1 , 0 + 0,25

(13)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

Konversi Bilangan Desimal Bulat ke Biner

(14)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

Konversi dilakukan dengan cara memisahkan antara

bagian bulat dan bagian pecahannya.

Konversi bagian bulat dapat dilakukan seperti cara

sebelumnya.

Sedangkan konversi bagian pecahan dilakukan

dengan mengalikan pecahan tersebut dengan 2. Kemudian bagian pecahan dari hasil perkalian ini dikalikan dengan 2. Langkah ini diulang hingga didapat hasil akhir 0.

Bagian bulat dari setiap hasil perkalian merupakan bit

(15)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

Contoh:

625,1875des = ... Bin

625,1875 = 625 + 0,1875

62510 = 10011100012

0,1875des = ... Bin 0,1875 x 2 = 0,3750 0,3750 x 2 = 0,7500 0,7500 x 2 = 1,5000 0,5000 x 2 = 1,0000 0,187510 = 0,00112

(16)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Sistem bilangan oktal merupakan sistem

bilangan basis 8 atau radix 8.

terdapat delapan lambang, yaitu:

O = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 }

Ciri penulisan

Contoh:

(17)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Representasi bilangan oktal bulat

m

digit

adalah:

(o

m-1

… o

i

…o

2

o

1

o

0

)

dengan

o

i

∈ O

Sehingga suatu bilangan biner

m

digit akan

mempunyai nilai:

Representasi bilangan oktal pecahan adalah:

(o

m-1

… o

i

…o

2

o

1

, o

0

o

-1

...o

n

)

dengan

o

i

∈ O

Sehingga suatu bilangan biner

m

digit akan

mempunyai nilai:

(18)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

Konversi bilangan oktal ke desimal dilakukan dengan

menjumlahkan hasil perkalian semua digit oktal dengan bobotnya.

Contoh:

1161okt = …des

11618 = 1x83 + 1x82 + 6x81 + 1x80

= 512 + 64 + 48 + 1 = 62510

Contoh :

13,6okt = …des

13,610 = 1x81 + 3x80 + 6x8-1

(19)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

dilakukan dengan membagi secara

berulang-ulang suatu bilangan desimal dengan 8.

Sisa setiap pembagian merupakan digit oktal

yang didapat

.

Contoh:

625

des

= ...okt

625/8 = 78

sisa

1

78/8 = 9

sisa

6

9/8

= 1

sisa

1

1/8

= 0

sisa

1

(20)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

dilakukan dengan cara hampir sama

dengan konversi bilangan desimal

pecahan ke biner, yaitu dengan

mengalikan suatu bilangan desimal

pecahan dengan 8.

Bagian pecahan dari hasil perkalian ini

dikalikan dengan 8. Langkah ini diulang

hingga didapat hasil akhir 0.

Bagian bulat dari setiap hasil perkalian

(21)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

contoh :

0,75

des

= …okt

0,75 x 8 = 6,00

0,75

10

= 0,6

8

Contoh :

0,1

des

= ... Okt

0,1 x 8 = 0,8

0,8 x 8 = 6,4

0,4 x 8 = 4,8

(22)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

Konversi bilangan oktal ke biner lebih mudah

dibandingkan dengan konversi bilangan oktal ke

desimal.

Satu digit oktal dikonversi ke 3 bit biner.

Contoh:

1161

okt

= … bin

0,064

okt

= … bin

1 1 6 1 0 6 4

001 001 110 001 000 110 100

1161

8

= 1001110001

2

0,064

8

=

(23)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

Untuk bagian bulat, kelompokkan setiap tiga bit biner dari paling kanan, kemudian konversikan setiap

kelompok ke satu digit oktal.

Dan untuk bagian pecahan, kelompokkan setiap tiga bit biner dari paling kiri, kemudian konversikan setiap kelompok ke satu digit oktal.

Contoh:

1001110001bin = …okt 0,000110100bin = …okt

1 001 110 001 000 110 100

1 1 6 1 0 6 4

10011100012 = 11618 0,0001101002 =

(24)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Merupakan sistem bilangan basis 16 atau radix

16.

Terdapat enam belas lambang, yaitu:

H = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E,

F }

Ciri Penulisan

Contoh:

271

heks

= 271

16

= 271H

Penerapan format heksadesimal banyak digunakan pada penyajian lokasi memori, penyajian isi memori, kode instruksi dan kode yang merepresentasikan

(25)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Representasi bilangan heksadesimal bulat

m

digit

adalah:

(h

m-1

… h

i

…h

2

h

1

h

0

)

dengan

h

i

∈ H

Sehingga suatu bilangan heksadesimal

m

digit

akan mempunyai nilai:

Representasi bilangan heksadesimal pecahan

adalah:

(h

m-1

… h

i

…h

2

h

1

, h

0 h-1

...h

n

)

dengan

h

i

∈ H

Sehingga suatu bilangan heksadesimal

m

digit

akan mempunyai nilai:

(26)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

Konversi dilakukan dengan menjumlahkan hasil

perkalian semua digit heksadesimal dengan bobotnya.

Contoh:

271heks = …des

27116 = 2x162 + 7x161 + 1x160

= 512 + 112 + 1 = 62510

Contoh:

0,Cheks = …des

0,C16 = 0x160 + 12x16-1

(27)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

Konversi bilangan desimal bulat ke

heksadesimal

dilakukan dengan membagi secara berulang-ulang

suatu bilangan desimal dengan 16.

Sisa setiap pembagian merupakan digit

heksadesimal yang didapat.

Contoh:

625

des

= …heks

625/16 = 39 sisa 1

39/16 = 2 sisa 7

2/16 = 0 sisa 2

(28)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

Satu digit heksadesimal dikonversi ke 4 bit biner

Contoh:

271heks = …bin

2 7 1

0010 0111 0001

27116 = 0010011100012

0,19heks = …bin

0 1 9

0000 , 0001 0101

(29)

KONVERSI BILANGAN

KONVERSI BILANGAN

Untuk bagian bulat, kelompokkan setiap empat bit biner

dari paling kanan, kemudian konversikan setiap kelompok ke satu digit heksadesimal.

Dan untuk bagian pecahan, kelompokkan setiap empat

bit biner dari paling kiri, kemudian konversikan setiap kelompok ke satu digit heksadesimal.

Contoh :

1001110001bin = …heks 0,00011001bin = …

heks

10 0111 0001 0 , 0001 1001

2 7 1 0 , 1 9

(30)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Sistem bilangan BCD hampir sama dengan sistem bilangan biner.

Pada sistem bilangan ini, setiap satu digit desimal diwakili secara tersendiri ke dalam bit-bit biner.

Karena pada sistem bilangan desimal terdapat 10 digit, maka dibutuhkan 4 bit biner untuk mewakili setiap

digit desimal.

Setiap digit desimal dikodekan ke sistem bilangan biner tak bertanda.

Sistem bilangan BCD biasanya digunakan untuk

(31)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Contoh :

625

des

= 0110 0010 0101

BCD

6 2 5

0110 0010 0101

Konversi bilangan desimal dari 0 sampai

15 ke bilangan biner, oktal,

(32)

Table 2.1

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN

Desimal Biner Oktal desimalHeksa BCD

(33)

SISTEM BILANGAN

SISTEM BILANGAN

Pengkodean bilangan desimal menjadi

bilangan biner format 4 bit, sehingga

terdapat 6 nilai biner yang bukan

merupakan format sistem bilangan BCD

karena tidak mewakili nilai desimal.

Keenam bilangan biner tersebut adalah :

1010, 1011, 1100, 1101, 1110 dan 1111.

Dalam praktek keempat bilangan biner

(34)

Sistem

Sistem

Pada sistem bilangan biner tak

bertanda, hanya dikenal bilangan biner

posisif dan tidak diijinkan adanya

bilangan biner negatif.

Di sini semua bit digunakan untuk

merepresentasikan suatu nilai.

Contoh:

Bilangan biner 4 bit 1100.

A

3

A

2

A

1

A

0

(35)

Sistem

Sistem

Pada bilangan biner tak bertanda di

atas, nilai bilangan dihitung dari A

3

…A

0

.

Sehingga,

(36)

Sistem

Sistem

Pada bilangan biner bertanda, bit paling kiri

menyatakan tanda negatif atau positif nilai

yang diwakilinya.

Pada sistem ini, tanda positif diwakili oleh bit

0 dan tanda negatif diwakili oleh bit 1.

Contoh Bilangan biner 4 bit 1100.

A

3

A

2

A

1

A

0

(37)

Sistem

Sistem

Nilai bilangan dihitung dari A2 ... A0.

1100

bin

= - (1x2

2

+ 0x2

1

+ 0x2

0

)

(38)

Sistem

Sistem

Contoh :

Bilangan biner

0110100

A

6

A

5

A

4

A

3

A

2

A

1

A

0

0 1 1 0 1 0 0 = +52

des

Bit tanda

(+)

52

des

Bilangan ini merupakan bilangan biner

positif karena

A

6

= 0

, dengan nilai

(39)

Sistem

Sistem

Contoh :

Bilangan biner

1110100

A

6

A

5

A

4

A

3

A

2

A

1

A

0

1 1 1 0 1 0 0 = +52

des

Bit tanda

(-)

52

des

Bilangan ini adalah negatif karena

A

6

= 1

. Nilai

bilangan yang diwakili adalah

110100

2

= 52

10

,

sehingga bilangan yang diwakilinya adalah

-52

.

Pada sistem bilangan biner bertanda, karena bit paling

(40)

Bilangan

Bilangan

Dengan cara ini, untuk mengubah bilangan

positif ke negatif cukup dilakukan dengan

mengubah bit

0 ke 1

dan

bit 1 ke 0

pada setiap

bit suatu bilangan biner.

contoh:

101101

merupakan bilangan biner dengan nilai

45

. Maka

-45

sama dengan

010010

.

1 0 1 1 0 1

bilangan biner asli

(41)

Bilangan

Bilangan

Jika P merupakan suatu bilangan positif,

bilangan komplemen satu n bit –P juga

dapat diperoleh dengan mengurangkan P

dari 2

n

–1. Atau, bilangan komplemen

satunya menjadi (2

n

–1) – P.

Contohnya adalah jika

P = 45,

P = 45

des

= 101101

bin

Dalam komplemen satu

–P = (2

6

– 1) – 45

= 111111 – 101101

(42)

Bilangan

Bilangan

-P (Sistem bilangan komplemen satu jarang

digunakan karena tidak memenuhi satu kaedah

matematis, yaitu :

jika suatu bilangan dijumlahkan dengan

negatifnya, maka akan dihasilkan bilangan nol.

1 0 1 1 0 1

+ 0 1 0 0 1 0

1 1 1 1 1 1

(43)

Bilangan

Bilangan

Penegatifan suatu bilangan dilakukan dengan

mengubah bit 0 ke 1 dan bit 1 ke 0 pada setiap bit

suatu bilangan biner, kemudian menambahkannya

dengan satu.

Komplemen dua = komplemen satu + 1

Contoh,

101101

merupakan bilangan biner dengan

nilai

45

. Maka

-45

sama dengan

010011

.

1 0 1 1 0 1

bilangan biner asli

0 1 0 0 1 0

bilangan biner komplemen satu

+ 1

(44)

Bilangan

Bilangan

Sebaliknya, pengubahan bilangan biner

negatif menjadi bilangan biner positif

dilakukan dengan mengurangi bilangan

tersebut dengan satu kemudian mengubah

bit 0 ke 1 dan bit 1 ke 0 pada setiap bitnya.

Contoh:

0 1 0 0 1 1

bilangan biner komplemen dua

- 1

0 1 0 0 1 0

bilangan biner komplemen satu

(45)

Bilangan

Bilangan

Jika P merupakan suatu bilangan positif,

bilangan komplemen dua n bit –P juga

dapat diperoleh dengan mengurangkan

P dari 2

n

. Atau, bilangan komplemen

duanya menjadi 2

n

– P.

Contohnya adalah jika

P = 45

,

P = 45

des

= 101101

bin

(46)

Bilangan

Bilangan

Sistem bilangan biner komplemen dua banyak

digunakan dalam sistem digital dan komputer karena memenuhi kaedah matematis, yaitu

jika suatu bilangan dijumlahkan dengan negatifnya, maka akan dihasilkan bilangan nol.

1 0 1 1 0 1 + 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0

bawaan 1 tidak digunakan

Pada penjumlahan tersebut, bit 1 paling depan

merupakaan bit bawaan dan tidak digunakan.

(47)

Bilangan

Bilangan

Pada suatu bilangan biner komplemen dua, harus

diperhatikan bit tandanya.

Jika bit tanda sama dengan 0, maka bit sesudahnya

merupakan bentuk bilangan biner asli.

Namun jika bit tanda sama dengan 1, maka bit

sesudahnya merupakan bentuk bilangan biner komplemen dua-nya.

0 1 0 1 1 0 1 = +45des

Bit tanda (+) Biner asli

1 0 1 0 0 1 1 = -45des

(48)

Bilangan

Bilangan

Terdapat kasus khusus pada sistem bilangan biner komplemen dua.

Jika suatu bilangan biner mempunyai bit tanda sama dengan 1, namun bit di belakangnya 0 semua, maka nilai bilangan tersebut

adalah -2N, dengan N merupakan jumlah bit yang mewakili suatu nilai.

Atau sama dengan -2M-1 , dengan M merupakan panjang bit bilangan

biner tersebut.

Contoh:

10bin (panjang 2 bit, 1 bit yang mewakili nilai) = -21 = -2des.

1000bin (panjang 4 bit, 3 bit yang mewakili nilai) = -23 = -8des.

(49)

Bilangan Biner

Komplemen Dua

 jangkauan nilai sistem

bilangan biner

komplemen -dua 4 bit sebagai berikut,

(50)

FORMAT BILANGAN BINER

FORMAT BILANGAN BINER

Bilangan biner biasanya diformat dengan panjang

bit tertentu. Panjang bit yang biasa digunakan

adalah 2, 4, 8, 16 ... dan seterusnya, atau

menurut aturan 2

n

dengan n bilangan bulat

positif.

Pengubahan format bilangan biner komplemen

dua dari panjang n-bit menjadi m-bit dengan

n<m mengikuti aturan berikut,

Pengubahan format bilangan biner

(51)

FORMAT BILANGAN BINER

FORMAT BILANGAN BINER

Contoh:

4 = 0100 format 4 bit 0000 0100  format 8 bit

0000 0000 0000 0100  format 16 bit

Pengubahan format bilangan biner komplemen dua negatif

dilakukan dengan menambahkan bit 1 di depannya.

Contoh:

-4 = 1100  format 4 bit 1111 1100  format 8 bit

1111 1111 1111 1100  format 16 bit

Perlu diingat pada contoh di atas bahwa bit paling depan

Gambar

Table 2.1KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN

Referensi

Dokumen terkait

[Seri 2010] Distribusi PDB Seri 2010 Triwulanan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2010-2017. Triwulan

Agar tubuh dapat berfungsi dengan baik, berbagai fungsi faali dalam tubuh harus diatur dan dikoordinasikan. Misalnya, proses pengaturan suhu tubuh agar tetap normal, proses

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak tiga siswa yang diambil dari kelas X MIA 2 yaitu masing-masing satu siswa dengan gaya belajar visual, auditorial dan

Berdasarkan Survei Data Kependudukan Indonesia (SDKI) 2012, di beberapa daerah didapatkan bahwa sepertiga dari jumlah pernikahan yang didata dilakukan oleh pasangan usia di bawah

Tujuan Para siswa dapat membuat keputusan, merancang tujuan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meraih tujuan.. Kompetensi Dasar (P/S8.11.40)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pendidikan dialogis dalam Al- Qur‟an s urah Ash-Shaffat ayat 102. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui kajian ini adalah:

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat bertanggung jawab dan berwenang untuk melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan Rencana

[r]