Oleh :
Widya Isnaini Harahap NIM. 408111105
Program Studi : Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan berkah-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada penulis
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan
Menerapakan Strategi Active Learning Tipe Index Card Match (ICM) pada Materi
Persamaan Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 8 Medan T.A. 2012/2013”. Adapun
tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Unimed.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Drs.
Asrin Lubis, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, Ibu Dra. Katrina
Samosir, M.Pd dan Bapak Mulyono, S.Si, M.Si selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
selesai penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Sahat Siahaan,
M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku rektor Universitas
Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan,
M.Sc., Ph.D, selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di fakultas, Bapak Prof. Dr.
Mukhtar, M.Pd, selaku ketua Jurusan Matematika beserta seluruh Bapak dan Ibu
dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah membantu penulis.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Sudirman, SP. M.Si, selaku
kepala SMA Negeri 8 Medan, Bapak H. Manurung, S.Pd., selaku pembantu SMA
v
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Mama, Nurdewina
Nasution yang telah banyak memberikan dukungan, do’a, semangat, bantuan
moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di
Unimed, terkhusus juga kepada Abang Ade Zakaria Harahap, Amd dan Adik M.
Ridho Harahap. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sahabat
dikala suka dan duka Sonya, Wira, Dela, dan Ulfah ,teman-teman seperjuangan
pendidikan matematika kelas A angkatan 2008 (Wenni, Oktyn, Habibi, Lilis, Kak
Ana, Kiki, dll).
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dra. Siti Darlina Nst dan
Burhanuddin, S.H. Hsb dan seluruh sanak saudara yang merupakan keluarga dan
orangtua penulis selama diperantauan. Penulis tidak pernah merasa kekurangan
kasih sayang keluarga berkat kalian.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Semoga Allah
SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Medan, Pebruari 2013 Penulis,
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menerapakan Strategi Active Learning Tipe Index Card Match (ICM)
pada Materi Persamaan Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 8 Medan T.A. 2012/2013
Widya Isnaini Harahap (NIM 408111105)
ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami siswa kelas X SMAN 8 Medan dalam memahami materi persamaan kuadrat pada saat proses pembelajaran dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi persamaan kuadrat di kelas X SMAN 8 Medan melalui strategi active learning tipe index card match (ICM).
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMAN 8 Medan Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 40 orang. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan Tes Hasil Belajar I dan Tes Hasil Belajar II yang berbentuk uraian. Tes Hasil Belajar I berjumlah 5 soal, dan Tes Hasil Belajar II berjumlah 5 soal.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes essay yang telah diujicobakan dan dinyatakan valid serta menggunakan lembar pengamatan (observasi) sebanyak dua kali pertemuan. Penelitian ini juga menggunakan LKS untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran.
Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil analisisnya : (1) Tes hasil belajar I di siklus I diperoleh 25 orang (62,5%) telah mencapai tingkat ketuntasan belajar (yang mendapat nilai minimal 65) dan 15 orang (37,5%) yang belum mencapai ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar65,875. (2) Tes hasil belajar II di siklus II diperoleh 35 orang (87,5%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 5 orang (12,5%) belum mencapai ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74,75. Maka terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I dan siklus II sebesar 25% dan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 8,875. (3) hasil observasi pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran persamaan kuadrat dengan menerapkan strategi active learning tipe index card match (ICM) berjalan dengan sangat baik.
vi
2.1.3. Pembelajaran Matematika ... 10
2.1.4. Hakekat Strategi Pembelajaran ... 11
2.1.5. Strategi Pembelajaran Active Learning ... 12
2.1.6. Strategi Pembelajaran Active Learning Tipe ICM ... 13
2.1.7. Kelebihan dan Kelemahan ... 15
2.1.8. Materi Persamaan Kuadrat ... 16
2.1.8.1. Pengertian Persamaan Kuadrat ... 16
2.1.8.2. Penyelesaian Persamaan Kuadrat ... 16
2.1.8.3. Diskriminan Persamaan Kuadrat ... 21
2.1.8.4. Rumus Jumlah dan hasil Kali Akar Persamaan Kuadrat ... 22
2.1.9. Pembelajaran Persamaan Kuadrat dengan Strategi Active Learning tipe ICM ... 23
2.2.Kerangka Konseptual ... 25
3.5. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 30
3.5.1. Tes Hasil Belajar ... 30
3.5.1.1. Reliabilitas Tes ... 32
3.5.1.2. Validitas Tes... 33
3.5.1.2. Tingkat Kesukaran Tes ... 34
3.5.1.2. Daya Pembeda Tes ... 35
3.5.2. Lembar Observasi ... 36
3.5.2. Wawancara ... 37
3.6. Teknik Analisis Data ... 37
3.6.1. Reduksi Data ... 37
3.6.2. Paparan Data ... 37
3.6.3. Simpulan Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1. Hasil Penelitian ... 40
4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus I ... 40
4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus II ... 58
4.2. Temuan Penelitian ... 68
4.3. Pembahasan Penelitian ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
5.1. Kesimpulan ... 72
5.2. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kartu Soal ... 24
Gambar 2.2 Kartu Jawaban ... 24
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Awal ... 31
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I ... 31
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II ... 32
Tabel 3.4 Validitas Item Soal Tes Awal ... 34
Tabel 3.5 Validitas Item Soal Tes Hasil Belajar ... 34
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Awal ... 35
Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Awal ... 36
Tabel 3.8 Daya Pembeda Soal Tes Awal ... 36
Tabel 3.9 Daya Pembeda Soal Tes Hasil Belajar ... 36
Tabel 3.10 Tingkat Penguasaan Siswa ... 38
Tabel 3.11 Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran ... 39
Tabel 4.1 Data Kesalahan Siswa pada Tes Awal Soal Nomor 1 ... 40
Tabel 4.2 Data Kesalahan Siswa pada Tes Awal Soal Nomor 2 ... 41
Tabel 4.3 Data Kesalahan Siswa pada Tes Awal Soal Nomor 3 ... 41
Tabel 4.4 Data Kesalahan Siswa pada Tes Awal Soal Nomor 4 ... 42
Tabel 4.5 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ... 51
Tabel 4.6 Data Kesalahan Siswa pada Tes Belajar I Soal Nomor 3 ... 53
Tabel 4.7 Data Kesalahan Siswa pada Tes Belajar I Soal Nomor 4 ... 54
Tabel 4.8 Data Kesalahan Siswa pada Tes Belajar I Soal Nomor 5 ... 55
Tabel 4.9 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II ... 65
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I ... 76
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II ... 82
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III ... 88
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV ... 94
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 ... 100
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) 2 ... 105
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) 3 ... 109
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) 4 ... 112
Lampiran 9 Kisi-Kisi Tes Awal ... 115
Lampiran 10 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I ... 116
Lampiran 11 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II ... 117
Lampiran 12 Tes Awal ... 118
Lampiran 13 Tes Hasil Belajar I ... 119
Lampiran 14 Tes Hasil Belajar II ... 120
Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Awal ... 121
Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I ... 123
Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II ... 127
Lampiran 18 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II ... 130
Lampiran 19 Lembar Validitas Tes Awal ... 133
Lampiran 20 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I ... 136
Lampiran 21 Nama-Nama Validator ... 139
Lampiran 22 Perhitungan Validitas Tes ... 140
Lampiran 23 Perhitungan Reliabilitas Tes ... 145
Lampiran 24 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 149
Lampiran 25 Perhitungan Daya Pembeda Soal ... 150
Lampiran 26 Paparan Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Awal ... 152
Lampiran 27 Paparan Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ... 153
Lampiran 29 Paparan Observasi Langkah Pembelajaran Siklus I ... 155
Lampiran 30 Paparan Observasi Langkah Pembelajaran Siklus II ... 156
Lampiran 31 Lembar Observasi Langkah Pembelajaran ... 157
Lampiran 32 Lembar Penilaian Langkah Pembelajaran ... 161
Lampiran 33 Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 169
Lampiran 34 Pedoman Penskoran Penyelesaian Tes Awal ... 173
Lampiran 35 Pedoman Penskoran Penyelesaian Tes Hasil Belajar I ... 174
Lampiran 36 Pedoman Penskoran Penyelesaian Tes Hasil Belajar II ... 176
Lampiran 37 Daftar Nama Siswa Kelas X-II SMAN 8 Medan ... 178
Lampiran 38 Pedoman wawancara ... 179
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap
individu, secara langsung disiapkan untuk menopang dan mengikuti laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan yang sejalan dengan proses belajar mengajar. Hamalik (1994:3)
menjelaskan bahwa :
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan itu sudah banyak dilakukan
oleh pemerintah diantaranya perbaikan sarana dan prasarana pendidikan,
pembaharuan kurikulum, penggunaan metode mengajar, melaksanakan penelitian
serta meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan ajar. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan Boediono (dalam http://news.detik.com) yaitu : “Pembangunan
rehabilitas kelas sejauh ini sudah baik, program pembangunan ruang kelas
SD-SMP yang tahun ini kita targetkan semuanya baik swasta maupun negeri itu
sebanyak 173.000 ruang kelas”. Namun upaya tersebut masih banyak mendapat
kritikan dari media massa yang mengatakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia
masih rendah. Hal yang sama dikemukakan oleh Ammar (dalam
http://edukasi.kompasiana.com), bahwa : “Masalah yang serius dalam
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di
berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal”. Oleh
karena itu pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan
mutu suatu bangsa. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari kemajuan
bidang matematika bangsa tersebut.
Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang
disebabkan karena matematika sangat penting, baik dalam pendidikan formal
maupun dalam kehidupan sehari-hari. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:252)
menjelaskan alasan pentingnya siswa belajar matematika:
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang
memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena
matemaika sebagai salah satu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis
dan sistematis. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengungkapkan
bahwa: ”Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis, sarana untuk
memecahkan masalah sehari-hari, sarana mengenal pola hubungan dan
generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, serta sarana
untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.
Namun pada kenyataanya hasil pembelajaran matematika masih
memprihatinkan. Berdasarkan hasil The Program for International Student
Assessment 2010 (dalam http://repository.upi.edu), bahwa ”Posisi Indonesia
mengenaskan, yaitu hanya juara ketiga dari bawah. Indonesia hanya lebih baik
daripada Kirgistan dan Panama”. Selain itu, dalam lomba tingkat Internasional
yakni IMO (Internationla Mathematic Olympied) 2009 prestasi siswa Indonesia
juga tidak terlalu menggembirakan. Hal ini terlihat dari perolehan medali dan
peringkat siswa Indonesia di bandingkan Negara Asia Tenggara, yakni Indonesia
berada di urutan 43. Disamping itu, dalam IMO 2010 (51st International
Mathematical Olympiad July 2-14, 2010), Indonesia berada di urutan ke-30 dari
98 negara peserta (http://www.imo-official.org)
Salah satu faktor yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika
adalah kebanyakan siswa tidak menyukai matematika karena matematika
dianggap sebagai mata pelajaran yang paling sulit dan menakutkan sehingga
3
(2003:252) menjelaskan: “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,
matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa
baik yang berkesulitan belajar maupun bagi yang tidak berkesulitan belajar”.
Sejalan dengan itu Iwan (dalam Fuadi, 2010:1) berpendapat bahwa:
Penyebab siswa takut matematika diantaranya mencakup penekanan yang berlebihan dan penghafalan semata, penekanan pada kecepatan berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi pada proses belajar mengajar matematika, serta penekanan berlebihan pada prestasi individu. Karena itu untuk mengatasi masalah ini, peranan guru sangatlah penting, sebab kesulitan dan ketakutan siswa dalam belajar matematika akan menyebabkan rendahnnya hasil belajar matematika siswa.
Disamping itu belum digunakannya pembelajaran yang variatif, interaktif,
dan menyenangkan akan memicu siswa tidak menyukai matematika dan
menganggap matematika sebagai momok yang menakutkan. Pembelajaran lebih
terpusat pada guru (teacher-centered) sehingga siswa menjadi pasif. Guru
mendominasi pembelajaran, sementara siswa hanya menjadi pendengar dan
pencatat yang baik. Hal ini berdampak pada sikap siswa yang kurang mandiri,
tidak berani mengungkapkan pendapat sendiri, selalu meminta bimbingan guru
dan kurang gigih mencoba menyelesaikan masalah matematika, sehingga
pengetahuan yang dipahami siswa hanya sebatas yang diberikan guru.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Turmudi (2008:10) menjelaskan bahwa:
Ilmu pengetahuan (matematika) yang selama ini disampaikan menggunakan system transmission knowledge (bagaikan menuangkan air dari poci ke dalam gelas), siswa disuruh diam dengan “manis”, mendengarkan expository (uraian dan penjelasannya) guru, menirukan ucapan guru, mengimitasikan proses menggambarnya guru, mengkopi apa yang diberikan guru didepan kelas. Dengan kata lain semuanya adalah aktivitas pasif.
Hal ini menyebabkan pengajaran matematika menjadi tidak menarik, sehingga
siswa tidak tertarik untuk belajar matematika yang pada akhirnya mengakibatkan
penguasaan siswa terhadap matematika menjadi relatif rendah.
Persamaan kuadrat merupakan salah satu materi di kelas X SMA semester
ganjil. Prasyarat yang diperlukan untuk mempelajari materi persamaan kuadrat
persamaan kuadrat adalah (1) Bentuk umum persamaan kuadrat, (2)
Menyelesaikan persamaan kuadrat, (3) Jenis-jenis akar persamaan kuadrat, (4)
Menyusun persamaan kuadrat yang diketahui akar-akarnya, dan (5) Penerapan
persamaan kuadrat dalam kehidupan sehari-hari.
Materi ini merupakan materi lanjutan dari materi persamaan kuadrat yang
telah dipelajari di kelas IX SMP. Akan tetapi masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam mempelajari, memahami dan menyelesaikan soal-soal
persamaan kuadrat. Seperti yang diungkapkan oleh Haryanto (dalam
http://petrusharyanto.wordprees.com) bahwa:
Materi persamaan kuadrat kurang dipahami oleh siswa, mereka kesulitan dalam memfaktorkan bentuk persamaan kuadrat, memecahkan masalah persamaan kuadrat. Kesulitan siswa dalam pemecahan masalah dapat terjadi pada langkah memahami soal, menulis apa yang diketahui dari apa yang ditanyakan dalam kalimat matematika, serta membuat penyelesaian soal. Penyebab kesulitan dapat berupa kelemahan dalam pemahaman konsep dan prinsip, tidak terampil melaksanakan prosedur dan algoritma yang diperlukan.
SMA Negeri 8 Medan adalah salah satu sekolah yang berdomisili di Kota
Medan, Sumatera Utara. Sekolah ini masih memiliki masalah dalam proses dan
produk pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Matematika. Hal ini
berdasarkan pada hasil wawancara dengan salah satu guru bidang studi
matematika.
Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk dipahami dan
dimengerti oleh siswa. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah
materi persamaan kuadrat. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian matematika
siswa kelas X-1 pada materi persamaan kuadrat, yaitu: dari 35 siswa ada 21 atau
60% siswa yang memperoleh nilai 65 ke bawah atau tidak tuntas belajar.
Kesulitan siswa pada materi persamaan kuadrat terletak pada sub materi
menentukan jenis-jenis akar persamaan kuadrat, menyusun persamaan kuadrat
baru dan penerapan persamaan kuadrat dalam kehidupan sehari-hari. Diperoleh
sebanyak 57,2% siswa kesulitan menentukan jenis-jenis akar persamaan kuadrat,
5
diketahui, dan 80% siswa mengalami kesulitan jika dihadapkan pada soal cerita
yang berhubungan dengan persamaan kuadrat.
Rendahnya hasil belajar matematika juga dipengaruhi oleh strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Dari hasil observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti di SMA Negeri 8 Medan menunjukkan bahwa pada saat
pembelajaran matematika guru yang bersangkutan hanya memberikan teori/
definisi/ teorema, dilanjutkan dengan pemberian contoh dan terakhir diberikan
latihan soal. Selain itu para siswa juga tidak melakukan aktivitas belajar lain
selain hanya duduk, diam dan mendengarkan penjelasan gurunya. Siswa hanya
dijadikan objek pembelajaran bukan subjek dalam pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008:132) :
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
Menyadari hal tersebut, perlu adanya suatu pembaharuan dalam strategi
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat mempelajari materi
pelajaran lebih mudah, lebih cepat dimengerti, lebih bermakna, efektif dan
menyenangkan sebagai upaya meningkatkan nilai mata pelajaran matematika.
Salah satunya adalah strategi pembelajaran aktif tipe index card match.
Menurut Zaini (2008:14), “Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran
yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif”. Pembelajaran aktif
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki
oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Pembelajaran
ini pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan
respon anak didik dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi hal
yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka.
Menurut Silberman (2006:250), “Index Card Match adalah salah satu
strategis (strategi pengulangan)”. Tipe Index Card Match ini berhubungan dengan
cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji
pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan teknik mencari pasangan
kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep
atau topik dalam suasana menyenangkan. Dalam strategi pembelajaran ini siswa
dituntut untuk menguasai dan memahami konsep melalui pencarian kartu indeks
yang terdiri dari dua bagian yaitu kartu soal dan kartu jawaban. Setiap siswa
memiliki kesempatan untuk memperoleh satu buah kartu. Dalam hal ini siswa
diminta mencari pasangan dari kartu yang diperolehnya. Siswa yang mendapat
kartu soal mencari siswa yang memiliki kartu jawaban, demikian sebaliknya. Lalu
mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh siswa
bersama pasangannya. Karena pembelajaran ini dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan, maka diharapkan dapat meningkatkan semangat dan aktivitas
siswa dalam belajar matematika sehingga hasil belajarnya akan lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka strategi pembelajaran aktif tipe index
card match sepertinya tepat diterapkan pada pembelajaran persamaan kuadrat di
kelas X SMA Negeri 8 Medan. Selain itu, strategi pembelajaran aktif tipe index
card match belum pernah diterapkan pada pembelajaran Matematika di SMA
Negeri 8 Medan baik itu pada materi persamaan kuadrat maupun pada materi
lainnya.
Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan
7
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
2. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa.
3. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar Matematika khususnya pada materi
Persamaan Kuadrat.
4. Masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
5. Proses pembelajaran cenderung terpusat pada guru.
1.3. Pembatasan Masalah
Karena luasnya ruang lingkup permasalahan dan agar penelitian menjadi
lebih efektif, jelas dan terarah, masalah dibatasi pada penggunaan strategi active
learning tipe index card match (ICM) sebagai upaya dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi Persamaan Kuadrat di kelas X SMA Negeri 8 Medan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas yang menjadi rumusan masalah
adalah :
1. Kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi persamaan
kuadrat di kelas X SMAN 8 tahun ajaran 2012/2013?
2. Upaya - upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi persamaan kuadrat di SMAN 8 Medan melalui strategi active
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui kesulitan siswa dalam mempelajari materi persamaan
kuadrat di kelas X SMAN 8 Medan tahun ajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi persamaan kuadrat di kelas X SMAN 8 Medan
tahun ajaran 2012/2013 melalui strategi active learning tipe index card match
(ICM).
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi
persamaan kuadrat.
2. Bagi guru, sebagai sumber informasi dalam menentukan alternatif model
pembelajaran pada materi persamaan kuadrat.
3. Bagi siswa, untuk meningkatkan aktifitas, prestasi, dan kemampuan
memecahkan suatu masalah matematika.
4. Bagi penelitian sejenisnya, sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang
71 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Kesulitan siswa dalam memahami persamaan kuadrat adalah :
a. Siswa kurang memahami materi prasyarat yaitu operasi aljabar.
b. Siswa kesulitan dalam mencari akar-akar persamaan kuadrat dengan
menggunakan metode memfaktorkan, melengkapkan kuadrat sempurna
dan menggunakan rumus.
c. Siswa kesulitan memahami kalimat soal cerita dan mengubahnya menjadi
kalimat matematika.
d. Siswa kurang hati-hati dalam mengerjakan soal sehingga terjadi kesilapan
perhitungan.
2. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa tersebut adalah :
a. Memberikan kata-kata sugesti yang dapat menambah semangat, motivasi
dan konsentrasi siswa seperti: “Tidak ada mata pelajaran yang sulit,
kecuali kemalasan akan mempelajari mata pelajaran tersebut”.
b. Membantu siswa memahami materi prasyarat (operasi aljabar) dengan cara
memberikan contoh-contoh sesuai dengan fakta yang berkaitan dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Melatih kemampuan siswa menyelesaikan soal- soal mengenai materi
persamaan kuadrat yang harus diselesaikan dan didiskusikan dengan
kelompok yang telah ditentukan untuk mengetahui kemampuan mereka
dalam memecahkan masalah dengan cara mendatangi, mengajak siswa dan
agar mau memberikan pendapat mereka dan kemudian mengarahkan
jawabannya kearah yang benar.
d. Guru melibatkan siswa dalam belajar dengan cara bekerja sama dan
merangsang diskusi kelas dengan membagikan LKS untuk didiskusikan
e. Memperhatikan kerja setiap siswa dan memberikan bimbingan dan
bantuan secukupnya dengan menghampiri dan bertanya langsung tentang
kesulitan yang dialami siswa.
Dengan melakukan upaya-upaya yang sejalan dengan kesulitan-kesulitan
siswa dalam memahami materi persamaan kuadrat, diperoleh ketuntasan
klasikal tes hasil belajar I mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 25%
(87,5% – 62,5%) dan rata-rata tes hasil belajar I juga mengalami peningkatan
pada sikluk II sebesar 8,875 (74,75 – 65,875).
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Disarankan kepada guru mata pelajaran matematika, khususnya guru
matematika SMA Negeri 8 Medan untuk menerapkan Strategi Active
Learning Tipe Index Card Match (ICM) dengan materi pelajaran yang
disesuaikan karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa dan
meningkatkan hasil belajarnya.
2. Dalam menerapkan Strategi Active Learning Tipe Index Card Match (ICM)
diharapkan guru untuk lebih memperhatikan keaktifan seluruh siswa agar
berjalan sesuai yang diharapkan.
3. Kepada siswa diharapkan agar lebih aktif, lebih kritis dalam berpikir agar
diperoleh hasil belajar yang lebih baik.
4. Kepada peneliti yang ingin meneliti hal yang sama dalam batasan yang lebih
luas diharapkan dapat memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam
penelitian ini serta dapat memodifikasinya dengan metode belajar yang
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2007), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Boediono, (2012), Pendidikan Adalah Investasi, http://news.detik.com/read/2012/03/25
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B. dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Surabaya.
Eveline dan Hartini, (2010), Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia, Jakarta.
FMIPA UNIMED, (2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. FMIPA, Medan.
Fuadi, Ihsan, (2010), Penerapan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas V SD 060851 Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Hamalik, Oemar, (1994), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Handayani, (2009), Stategi Belajar Aktif dengan ICM, http://pelawiselatan.blogspot.com/2009/04/stategi-belajar-aktif.html
(diakses 29 Agustus 2011)
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Jakarta, Depdikbud.
Nurhafsari, Asri, (2012), Permasalahan Pendidikan Matematika dan Alternatif Solusinya. http://asrinurhafsari.blogspot.com/2012/01/from-kajimat.html
Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana Media Group, Bandung.
Silberman, Melvin L., (2009), Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Terjemahan, Sarjuli, dkk. 2007. Judul asli: Active Learning: 101
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito,Bandung.
Sudjana, Nana., (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Rosdakarya.
Sugiyono, (2009), Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Suryosubroto, B., (1997), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Rhineka Cipta, Jakarta.
Suyitno, (2004), Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajaran Matematika I, Semarang.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.
Turmudi, (2008), Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika, Penerbit Leuser Cita Pustaka, Jakarta.
Unjianto, Bambang, (2012), Mutu Pendidikan Matematika di Indonesia Rendah, http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/02/26