1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setelah ratusan tahun lamanya menguasai Indonesia, akhirnya kekuasaan Belanda diserahkan kepada Jepang. Jepang menduduki Indonesia selama 3,5 tahun. Meskipun relatif singkat, Pendudukan Jepang di Indonesia cukup membuat goresan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia (Hendri F. Isnaeni dan Apid, 2008:24). Masa pendudukan Jepang dari bulan Maret 1942 sampai bulan Agustus 1945 merupakan suatu pengalaman berat dan pahit bagi kebanyakan orang di Indonesia. Kedatangan Jepang dengan propaganda dan janji-janji manisnya yang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia merupakan kebohongan belaka. Karena sebenarnya kedatangan dan pendudukan Jepang di Indonesia hanyalah untuk menguras kekayaan alam Indonesia yaitu bahan-bahan mentah untuk industrinya, terutama industri perangnya. Apalagi saat itu bersamaan dengan Perang Pasifik sehingga Jepang sangat membutuhkan minyak bumi untuk angkatan perangnya. Lama kelamaan pada periode 1942-1945 dalam sejarah Indonesia dikenal sebagai masa pendudukan Jepang.
2 menggantikan “mentalitas kolonial”-nya dengan pandangan pribumi yang
lebih bersemangat dan penuh keyakinan. Jepang tidak mempunyai maksud yang sungguh-sungguh untuk me-Nipponkan rakyat Indonesia, walaupun secara terbatas ada usaha Jepang untuk mengajarkan dasar-dasar bahasanya dan menanamkan sebagian nilai-nilai kebudayaannya. Indonesia yang didudukinya akan menjadi negara boneka yang percaya pada diri sendiri ( Colin Wild dan Peter Carey, 1986:83-85).
Dalam gerakannya di Indonesia, pada tanggal 14 Februari 1942 tentara Jepang menurunkan pasukan payung di Palembang. Dengan jatuhnya Palembang, terbukalah pulau Jawa bagi tentara Jepang. Jepang segera menyusun Pemerintahan Balatentara Jepang di Jawa dan Madura di bawah Angkatan Darat. Semenjak berdirinya pemerintah militer Jepang, maka semua pegawai harus menandatangani surat pernyataan setia kepada Pemerintahan Bala Tentara Dai Nippon dan diharuskan memakai ban lengan putih dengan bendera merah di tengah (bendera Jepang). Asisten Residen Solotigo Nuson masih diwajibkan kerja kurang lebih 1 bulan lamanya sampai akhirnya semua pemerintahan Hindia Belanda dihapuskan dan nama seluruh jawatan diubah dengan istilah-istilah Jepang (Handjojo, 1973:18).
3 memperkenalkan kebijakan ekonomi yang sangat memeras masyarakat pribumi. Sasaran utama eksploitasi di Jawa adalah hasil-hasil pertanian dan tenaga kerja. Salatiga tidak lepas dari pendudukan Jepang yang mengakibatkan kemerosotan, kekacauan ekonomi dan penderitaan bagi masyarakat Salatiga. Hal ini membuat penulis tertarik meneliti tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat Salatiga masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat Salatiga masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat Salatiga masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945. D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipertimbangkan sebagai bahan masukan untuk:
1. Memperkaya pengetahuan tentang bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat Salatiga masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945. 2. Memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan sejarah pada
4 b. Manfaat Praktis
1. Memberi informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat Salatiga masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945.
2. Sarana menanamkan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme pada masyarakat Salatiga pada umumnya dan generasi muda pada khususnya.