• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerimaan Diri pada Narapidana Remaja Rumah Tahanan Negara Kelas II B Salatiga : Studi Kasus T1 132010030 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerimaan Diri pada Narapidana Remaja Rumah Tahanan Negara Kelas II B Salatiga : Studi Kasus T1 132010030 BAB V"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis mengenai

Penerimaan Diri pada Narapidana Remaja Rutan Negara Kelas II B Salatiga,

maka dapat dirumuskan suatu kesimpulan untuk menjawab permasalahan

penelitian. Adapun kesimpulannya sebagai berikut :

5.1.1 Individu Mampu Menerima Diri Tanpa Syarat

Berdasarkan data yang diperoleh pada aspek pertama USA

terdapat satu dari enam indikator yang menunjukkan penerimaan diri

tak bersyarat yaitu penerimaan terhadap diri ketika individu mampu

berperilaku sempurna atau tidak. Subyek tidak menuntut dirinya

untuk dapat berperilaku sempurna. Sebagaimana Ellis (dalam Bernard,

2013), mengungkapkan penerimaan individu terhadap diri sebaiknya

bukan karena ketidaksempurnaan perilakunya tetapi semata-mata

karena individu eksis atau hidup di dunia.

5.1.2 Individu Menyadari Kemanusiaannya

Berdasarkan data yang diperoleh pada aspek kedua USA

semua indikator menunjukkan penerimaan diri subyek secara tak

bersyarat. Subyek menyadari sebagai manusia yang rentan melakukan

kesalahan, memiliki kekurangan diri atau tidak sempurna, dan

(2)

masih berada di Rutan maupun ketika nanti telah bebas. Ellis (2006),

menggambarkan individu yang menerima diri adalah individu yang

mengenal diri dan individualitasnya. Dalam hal ini individu

menyadari esensi kemanusiaannya yang tidak bisa senantiasa

berperilaku benar namun dapat melakukan kesalahan kapan saja.

5.1.3 Individu Tidak Memberi Penilaian pada Harga Diri Secara Global

Berdasarkan data yang diperoleh pada aspek ketiga dari USA

dua indikator pada aspek ini menunjukkan penerimaan diri yang tak

bersyarat. Subyek tidak memberi penilaian negatif dan positif

terhadap dirinya secara menyeluruh. Subyek menilai perilakunya

melanggar hukum sebagai tindakan yang salah namun subyek masih

mampu melihat sisi positif dirinya demikian sebaliknya ketika

menemukan hal positif dalam dirinya subyek tidak menyatakan

dirinya sebagai pribadi tertentu secara global. Ellis dan Bernard

(dalam Bernard, 2013), menyatakan bahwa kemampuan individu

menyadari diri sebagai ciptaan yang memiliki kualitas baik dan

beberapa kualitas tidak baik akan menolong individu merubah pola

pikir yang merendahkan nilai diri kepada penerimaan diri.

5.1.4 Individu Menghargai Diri Sebagai Pribadi

Berdasarkan data yang diperoleh pada aspek keempat USA,

(3)

bersyarat. Subyek kurang mampu menghargai dirinya dengan

kesalahan dan kegagalannya. Subyek juga belum menyadari bahwa

harga dirinya semata-mata karena subyek hidup bukan karena

perbuatan baik atau prestasi.

Secara keseluruhan dari empat aspek penerimaan diri terdapat dua

aspek menunjukkan penerimaan diri tak bersyarat, yaitu aspek kedua dan

ketiga dan dua aspek menujukkan penerimaan diri yang bersyarat yaitu aspek

kesatu dan keempat.

Penerimaan diri tak bersyarat subyek yaitu pada aspek-aspek yang

sifatnya lebih terkait dengan individualitasnya, yang tidak dipengaruhi oleh

keberadaan orang lain. Sebagai contoh yaitu kemampuan subyek menerima

dirinya karena kemanusiaan subyek yang tidak sempurna di mana

ketidaksempurnaaan itu bukan disebabkan oleh campur tangan orang lain tapi

dibawa sejak lahir oleh subyek. Penerimaan diri bersyarat yaitu pada

aspek-aspek yang lebih terkait dengan keberadaan orang lain di mana keberadaan

orang lain turut mempengaruhi penerimaan diri subyek. Sebagai contoh yaitu

subyek mampu menerima dirinya jika orang lain menghargainya. Dalam hal

ini ada pengaruh keberadaan orang lain dalam kemampuan subyek menerima

dirinya.

Penerimaan diri memang tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya

aspek sosial. Individu tidak dapat berfungsi secara ideal jika salah satu

(4)

1999), menerima diri sendiri dengan segenap kekuatan dan kelemahannya

adalah salah satu ciri ideal human functioning.

Adanya kebutuhan keselarasan antara dimensi individual dan sosial

dalam diri individu, maka aspek sosial diri manusia dibahas secara khusus

dalam psikologi sosial. Manusia saling mempengaruhi satu sama lainnya.

Subyek mampu menerima diri jika ada penerimaan dari significant person

yaitu orang-orang yang berpengaruh bagi subyek dan penerimaan dari

lingkungan masyarakat.

Erikson (dalam Feist, 2011), menegaskan bahwa dalam mencari

identitas diri, individu usia remaja menarik beragam gambaran diri dari

lingkungannya lalu memutuskan apa yang diinginkan dan diyakininya. Dari

lingkungan juga remaja mempelajari nilai-nilai yang ditunjukkan oleh orang

dewasa. Penyimpangan yang dilakukan remaja menurut Erikson adalah

bentuk penjelajahan untuk menemukan jati diri.

Subyek dalam usahanya untuk dapat diterima kembali oleh

masyarakat, melakukan identifikasi diri terhadap masyarakat. Subyek

mengevaluasi nilai-nilai yang dipegangnya melalui introspeksi diri yaitu

menilai tingkah lakunya yang sesuai atau tidak sesuai dengan norma di

masyarakat lalu mencoba mengintegrasikan diri. Disinilah diperlukan

dukungan masyarakat bagi subyek untuk dapat berintegrasi kembali ke dalam

masyarakat. Beberapa bagian individualitas subyek adalah produk dari

(5)

diperlukan lingkungan yang bersedia menerima subyek secara tidak bersyarat

sebagai mantan narapidana dan memperlakukannya sebagai manusia yang

berharga bukan berdasarkan tingkah lakunya.

5.2Saran

5.2.1 Bagi Orangtua

1. Memahami perkembangan remaja yang sedang dalam fase idealis dan

secara sosial sedang lebih mementingkan aturan kelompok daripada

norma yang berlaku baik di keluarga maupun di masyarakat dalam

rangka mencari identitas diri.

2. Mengajarkan penerimaan diri tak bsersyarat pada remaja yaitu dengan

memisahkan antara koreksi terhadap perilaku yang salah dengan

tindakan menghakimi diri secara keseluruhan atas dasar perbuatan

benar atau salah.

3. Mempraktekkan penerimaan tak bersyarat kepada remaja yaitu

penerimaan karena individu eksis di dunia bukan karena hal lain.

4. Menerima narapidana remaja tanpa syarat

5.2.2 Bagi Masyarakat

1. Memahami bahwa fase remaja adalah fase kehidupan individu yang

sedang mencoba mengintegrasikan diri dengan masyarakat di mana

remaja mencontoh perilaku orang dewasa untuk dapat menyesuaikan

diri sehingga konsep penerimaan diri juga akan dipelajari melalui

(6)

2. Menunjukkan penerimaan tak bersyarat kepada remaja-remaja yang

sedang mencari jati diri dengan tidak memberi penilaian-penilaian

menyeluruh terhadap diri remaja berdasarkan perilakunya tapi

memandang individu sebagai manusia yang berharga semata-mata

karena individu ada di dunia.

3. Menyediakan lingkungan sebagai sarana pembelajaran penerimaan tak

bersyarat bagi remaja-remaja yang sedang belajar mengintegrasikan

diri dengan masyarakat untuk menumbuhkan penerimaan diri tak

bersyarat pada dirinya dan orang lain.

5.2.3 Bagi Pihak Rutan Negara Kelas II B Salatiga

Memasukkan pengajaran dan latihan USA dalam kegiatan

pembinaan, pembimbingan, dan perawatan untuk warga binaan atau dalam

program konseling agar warga binaan mampu menerima diri tanpa syarat

dan menerima orang lain tanpa syarat.

5.2.4 Bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling

1. Memasukkan latihan USA dalam mata kuliah Pengembangan Pribadi

Konselor untuk menumbuhkan penerimaan diri mahasiswa Bimbingan

dan Konseling.

2. Mengintegrasikan USA dengan kehidupan akademik untuk

menciptakan lingkungan yang sejahtera secara emosi yaitu lingkungan

yang berpotensi untuk menumbuhkembangkan penerimaan diri secara

(7)

5.2.5 Bagi Narapidana Remaja

1. Mengembangkan pemahaman mengenai penerimaan diri yang tidak

berdasarkan pada kemampuan berperilaku cerdas, tepat, tidak adanya

kesalahan atau karena adanya pengakuan dan penghargaan dari orang

lain tapi satu-satunya karena individu hidup di dunia.

2. Melakukan latihan penerimaan diri setiap hari

5.2.6 Bagi Peneliti Pihak yang Ingin Meneliti Penerimaan Diri Narapidana Remaja

1. Dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi penelitian

sesuai konteks penelitiannya

2. Menindaklanjuti penelitian ini dengan menyelenggarakan latihan

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan penelitian, telah diperoleh hasil-hasil yang telah diperoleh hasil-hasil yang telah diungkapkan dari pengaruhkelincahan, keseimbangan, koordinasi

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap pada tanah yang belum bersertifikat berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Negara

[r]

Roof structure recognition is performed using topology graphs, which describe the topological relation between roof planes (Verma et al., 2006). Building graph

Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan menjelaskan hasil diskusi tentang bilangan akar pangkat dua dengan bimbingan guru.. Guru memberikan pembenaran

variabel kont inu dipeoleh dari pengukuran, nilainya bisa pecahan bisa bilangan bulat... Dat

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

− Prototipe sistem SDR skala lab dengan frekuensi maksimal RF 50 MHz dengan daya RF kurang dari 1 mW menggunakan daughterboard Basic Tx-Rx dapat dikembangkan untuk sebuah