Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
oleh
Ardiansyah Yudasmara NIM. 07208241013
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
vi 1. Bapak, Ibu, dan Kakak saya.
2. Para Sahabat.
viii
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri ... 14
2. Minat Belajar Musik ... 15
a. Pengertian tentang Minat Belajar ... 16
b. Pengertian Belajar Seni Musik ... 18
c. Pengertian Minat Belajar Seni Musik ... 20
d. Aspek-aspek Minat Belajar Seni Musik ... 21
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Seni Musik ... 25
B. Kerangka Pikir ... 27
C. Hipotesis ... 30
ix
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31
C. Tempat dan Waktu Penelitian….. ... ……… 31
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 32
1. Angket Efikasi Diri ... 32
2. Angket Minat Belajar Seni Musik ... 34
E. Uji Coba Instrumen ... 36
1. Validitas ... 36
2. Reliabilitas ... 38
F. Hasil Uji Coba ... 38
G. Teknik Analisis Data ... 39
1. Analisis Deskriptif ... 39
2. Uji Hipotesis ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian ... 44
B. Pelaksanaan Penelitian ... 44
C. Hasil Penelitian ... 45
1. Deskripsi Data Penelitian ... 45
2. Uji Hipotesis Penelitian ... 47
D. Pembahasan ... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 52
B. Saran ... 52
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket Uji Coba ... 56
Lampiran 2 : Data Uji Validitas dan Reliabilitas Efikasi Diri ... 65
Lampiran 3 : Data Uji Validitas Angket Minat ... 67
Lampiran 4 : Hasil Uji Efikasi Diri ... 69
Lampiran 5 : Hasil Uji Minat ... 73
Lampiran 6 : Angket Penelitian ... 77
Lampiran 7 : Data Penelitian Efikasi ... 86
Lampiran 8 : Data Penelitian Minat ... 89
Lampiran 9 : Tabel F dan Hasil Korelasi ... 92
Lampiran 10 : Foto Penelitian ... 100
Lampiran 11 : Surat Permohonan Izin Penelitian ... 102
Lampiran 12 : Surat Keterangan Penelitian ... 105
xi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri dengan minat belajar seni musik pada siswa SMP Negeri 2 Kebumen. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi tentang hubungan efikasi diri dengan minat belajar seni musik pada siswa.
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kebumen yang berjumlah 120 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran angket. Angket tersebut disusun berdasar Skala Likert, suatu skala psikometerik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasional kuantitatif yaitu analisis statistik yang berusaha untuk mencari hubungan antara dua buah variabel atau lebih.
Hasil penelitian menunjukan efikasi diri mempunyai korelasi sebesar 0,667 dengan minat belajar seni musik. Sesuai pedoman interpretasi koefisien korelasi nilai 0,667 termasuk dalam kategori tingkat hubungan yang kuat. Adapun uji signifikan �!"#$%&= 94,524 lebih besar dari �!"#$%= 3,94. Berdasarkan taraf
signifikan yang digunakan 5% ( =0,05) dengan kriteria pengujian jika �!"#$%&
lebih besar dari �!"#$%, maka Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara efikasi diri dengan minat belajar seni musik pada siswa SMP N 2 Kebumen.
Kata kunci: Efikasi Diri, Minat Belajar, Korelasi.
1
A. Latar Belakang Penelitian
Sumber daya manusia yang berkualitas selalu dibutuhkan untuk
memenuhi tuntutan kehidupan di segala bidang yang semakin kompleks.
Manusia yang cerdas, terampil, terlatih, kreatif, dan mau bekerja keras, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, serta memiliki sifat positif terhadap etos kerja
diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional saat ini. Persaingan
hidup akan semakin nampak nyata dan jelas, sehingga dibutuhkan optimalisasi
pengembangan sumber daya manusia.
Pendidikan merupakan hal sangat penting dalam pembangunan nasional.
Melalui pendidikan, negara dapat menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 disebutkan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Manusia perlu berusaha keras dan menentukan langkah yang tepat dalam
mencapai tujuan hidupnya. Berbagai faktor dapat mempengaruhi tiap individu
salah satunya adalah efikasi diri. Efikasi diri sebagai salah satu wujud
pengetahuan tentang diri untuk menentukan perbuatan yang akan dihadapi
dalam mencapai tujuan hidup. Selain itu, efikasi diri dapat mewujudkan
kepemimpinan pada diri manusia untuk bertahan hidup serta menghadapi
berbagai kesulitan. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa efikasi diri
yang tinggi sangat penting dimiliki setiap siswa.
Menurut Pevin & John (Bandura, 1997) Efikasi diri yang tinggi
ditunjukkan dengan bertahan untuk penyelesaian tugas, berusaha sekuat tenaga
mengatasi berbagai hambatan dan menggunakan segala potensinya untuk
menemukan pemecahan masalah serta tidak mudah putus asa. Efikasi diri
tersebut erat kaitannya dengan ekspektasi. Orang yang ekspektasi efikasinya
tinggi, maka orang itu akan bekerja keras. Hal ini dapat diartikan bahwa siswa
yang memiliki efikasi yang tinggi adalah siswa yang tetap selalu berusaha
belajar dengan keras ketika mengalami kesulitan memahami materi dan selalu
berusaha menyelesaikan tugas yang sulit sebaik mungkin. Sebaliknya, siswa
yang memiliki efikasi yang rendah tidak akan berusaha belajar dengan keras
dalam memahami materi pelajaran atau menyelesaikan tugas yang sulit. Sikap
yang menunjukkan efikasi diri yang rendah ini terlihat oleh sebagian besar siswa
dalam bidang seni musik terutama dalam mengerjakan tugas atau soal seni
musik.
Seni musik menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
jenjang menengah pertama. Penanaman konsep seni musik perlu diberikan pada
musik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari seni musik diharapkan
siswa dapat mengembangkan kemampuan intelektual, imajinasi, ekspresi, dan
kreativitas. Sudah menjadi pendapat umum bahwa seni musik adalah mata
pelajaran yang menarik bagi sebagian besar siswa. Akan tetapi, berbagai
pandangan negatif mengenai mata pelajaran seni musik masih melekat di benak
siswa, mulai dari pelajaran yang tidak penting, teori musik yang sulit, dan
identik dengan rasa percaya diri yang tinggi ketika harus praktek. Oleh karena
itu, perlu suatu cara untuk mengenalkan seni musik kepada siswa. Salah satu
cara tersebut yaitu dengan memberikan informasi yang akurat tentang seni
musik dan membangkitkan kepercayaaan diri pada siswa terhadap mata
pelajaran seni musik.
Minat merupakan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri individu
yang menarik perhatian individu terhadap sesuatu. Minat berperan penting
dalam pembelajaran. Apabila siswa menaruh minat terhadap mata pelajaran seni
musik, maka siswa tersebut akan merasa senang dan tertarik dalam belajar seni
musik.
Mata pelajaran seni musik di SMP merupakan sub mata pelajaran Seni
Budaya dan Ketrampilan. Akan tetapi, masih banyak ditemukan siswa yang
menganggap seni musik merupakan mata pelajaran yang tidak penting. Hal itu
dapat dilihat dari beberapa macam sikap yang diperlihatkan siswa saat menerima
suatu tugas atau soal seni musik untuk dikerjakan. Sebagian besar siswa
mengeluh, bila guru memberikan soal untuk dikerjakan, baik tugas tersebut
berusaha mencoba mengerjakannya karena merasa malas. Ada siswa yang
berusaha mengerjakannya, tetapi menyerah saat menemui kesulitan. Siswa
dengan efikasi diri yang rendah akan menghindari banyak tugas, khususnya
yang menantang dan sulit, sedangkan murid dengan tingkat efikasi diri yang
tinggi mau mengerjakan tugas-tugas seperti itu. Siswa dengan efikasi diri yang
tinggi lebih mungkin untuk berusaha menguasai tugas pembelajaran dibanding
siswa yang berlevel rendah.
Hal tersebut dapat ditarik benang merah, bahwa siswa yang menaruh
minat besar terhadap seni musik akan memusatkan perhatian yang lebih besar
dari pada siswa lainnya dalam pelajaran seni musik, terdorong untuk belajar
lebih giat sehingga mencapai prestasi yang optimal, sedangkan siswa yang
memiliki efikasi diri yang rendah, cenderung malas untuk belajar seni musik.
Rasa malas tersebut memicu ketidak tertarikan siswa pada mata pelajaran seni
musik sehingga minat belajar seni musiknya pun rendah.
Minat belajar seni musik pada siswa memang beraneka ragam. Para siswa
terlihat berbeda-beda dalam menerima dan mengikuti pelajaran seni musik.
Masih banyak siswa yang bermalas-malasan, kurang antusias, mengantuk,
berbicara sendiri dengan teman, dan tidak memperhatikan selama mengikuti
pelajaran seni musik yang berupa teori. Banyak anggapan dari siswa bahwa seni
musik adalah mata pelajaran yang kurang begitu penting sehingga dalam
pembelajaran mereka kadang tidak serius. Faktor kurangnya ketersediaan guru
yang sesuai dengan bidangnya juga berpengaruh. Apabila guru yang bukan dari
sasaran. Apalagi di jenjang SMP sekarang mata pelajaran seni budaya dan
ketrampilan ditanggung oleh satu guru saja. Ketika guru di bidang seni rupa
harus mengajar musik, tentu saja dapat berdampak negatif pada murid. Siswa
dengan minat belajar seni musik yang besar tetapi guru kurang berkompeten di
bidangnya maka bisa jadi siswa tidak dapat mengembangkan minatnya dengan
tepat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh efikasi diri terhadap minat belajar seni musik. Peneliti merasa
perlu melakukan sebuah penelitian dengan judul “Hubungan Efikasi Diri
Dengan Minat Belajar Seni musik pada Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini dilakukan karena adanya kecenderungan rendahnya minat
belajar seni musik siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen. Penelitian ini akan
mencari pemecahan masalah dengan memperhatikan beberapa faktor yang
diduga mempengaruhi minat belajar seni musik. Masalah yang diidentifikasi
yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini yaitu:
1. Sebagian besar siswa memandang seni musik sebagai ilmu yang tidak
penting.
2. Sebagian siswa merasa kurang percaya diri saat praktik seni musik.
3. Setiap siswa memiliki minat belajar yang berbeda-beda.
5. Mayoritas siswa terlihat kurang yakin dalam menyelesaikan tugas-tugas seni
musik dengan mandiri.
6. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di
atas, penelitian ini dibatasi pada hubungan efikasi diri dengan minat belajar seni
musik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan di muka,
maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah
hubungan efikasi diri dengan minat belajar seni musik pada siswa kelas VII di
SMP N 2 Kebumen?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi
tentang pentingnya pengaruh efikasi diri terhadap minat belajar seni musik.
Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai literatur dalam
pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Pihak Sekolah
1) Siswa
Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi diri dalam mengikuti proses
belajar mengajar serta menumbuhkan kesadaran akan arti penting
efikasi diri dan minat belajar seni musik dalam rangka meningkatkan
kualitas belajar dan memaksimalkan potensi yang dimiliki.
2) Guru
Dapat dijadikan acuan untuk mengatasi minat belajar seni musik
yang kurang pada siswa dan untuk mencari cara-cara yang dapat
meningkatkan minat belajar seni musik melalui penanaman efikasi
diri siswa dalam bidang seni musik.
3) Kepala Sekolah
Dapat dijadikan acuan kepala sekolah dalam menghimbau para wali
di dalam mengatasi permasalahan minat belajar seni musik melalui
penanaman efikasi diri siswa dalam mata pelajaran seni musik.
b. Pihak Orang Tua
Dapat memberikan pengarahan kepada putra-putrinya agar dapat
meningkatkan efikasi diri siswa sehingga minat belajar seni musik
meningkat.
c. Pihak Dinas Pendidikan
Sebagai bahan pertimbangan dan memberikan bimbingan bagi para guru
dan kepala sekolah dalam hal menghadapi siswa yang mengalami
masalah minat belajar seni musik yang disebabkan rendahnya efikasi diri
9 1. Efikasi Diri
a. Pengertian Efikasi Diri
Efikasi diri oleh Albert Bandura (1997: 3) diartikan sebagai
keyakinan pada kemampuan individu untuk mengatur dan melaksanakan
tindakan yang diperlukan dalam mencapai suatu tujuan yang ditentukan.
Alwisol (2004: 360), efikasi diri adalah penilaian diri, apakah dapat
melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau
tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Sementara
itu, Ghufron & Risnawati S. (2010: 77) mendefinisikan efikasi diri adalah
keyakinan seseorang mengenai kemampuan-kemampuannya dalam
mengatasi beraneka ragam situasi yang muncul dalam hidupnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa efikasi diri
adalah keyakinan individu mengenai kemampuan yang dimilikinya dalam
melaksanakan tugas atau tindakan untuk mencapai hasil tertentu. Efikasi
diri tidak berkaitan dengan kecakapan yang dimiliki, tetapi berkaitan
dengan keyakinan individu mengenai hal yang dapat dilakukan dengan
kemampuan yang dimilikinya. Keyakinan bahwa individu dapat
melaksanakan suatu tugas dengan baik akan menentukan perilaku atau
usaha yang akan dilakukannya dan seberapa besar ketahanan perilakunya
untuk menyelesaikan tugasnya atau mengatasi hambatan.
Ghufron & Risnawati S. (2010: 75-76) mengatakan bahwa
seseorang dengan efikasi diri yang tinggi percaya bahwa mereka mampu
melakukan sesuatu untuk mengubah kejadian-kejadian di sekitarnya,
sedangkan seseorang dengan efikasi diri rendah menganggap dirinya pada
dasarnya tidak mampu mengerjakan segala sesuatu yang ada di
sekitarnya. Dalam keadaan yang sulit, orang dengan efikasi yang rendah
cenderung akan mudah menyerah sementara orang dengan efikasi diri
yang tinggi akan berusaha lebih keras untuk mengatasi tantangan yang
ada. Dengan demikian, bahwa efikasi diri dapat membawa pada perilaku
yang berbeda di antara individu dengan kemampuan yang sama karena
efikasi diri mempengaruhi pilihan tujuan, pengatasan masalah, dan
kegigihan dalam berusaha.
b. Aspek-Aspek Efikasi Diri
Bandura (1997: 42-43) mengemukakan bahwa efikasi diri terdiri
dari tiga aspek yaitu:
1) Tingkat Kesulitan (Level)
Aspek ini berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas yang dibebankan.
Jika individu dihadapkan pada tugas-tugas yang disusun menurut
tingkat kesulitannya, maka efikasi diri individu mungkin akan
tugas-tugas yang paling sulit. Dengan demikian, siswa yang efikasi dirinya
rendah akan berharap menemukan tugas dengan tingkat kesulitan
yang rendah dan siswa yang efikasi dirinya tinggi akan berharap
menemukan tugas dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
2) Tingkat Kekuatan (Strength)
Aspek ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau
pengharapan. Keyakinan atau harapan yang kuat dapat mendorong
individu semakin gigih dalam berupaya mencapai tujuan.
3) Generalisasi (Generality)
Aspek ini berkaitan dengan luas cakupan bidang tugas atau tingkah
laku yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya.
Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, aspek-aspek
efikasi diri meliputi level (tingkat kesulitan), strength (tingkat kekuatan)
dan generality (generalisasi).
c. Sumber-Sumber Efikasi Diri
Bandura (1997: 80-107) mengatakan bahwa efikasi diri itu
didapatkan, dikembangkan, atau diturunkan melalui satu atau kombinasi
dari empat sumber berikut:
1) Pengalaman tentang Penguasaan (Enactive Mastery Experience)
Pengalaman tentang penguasaan dapat juga disebut pengalaman
keberhasilan yang pernah dicapai pada masa yang telah lalu. Sumber
ini adalah sumber yang paling berpengaruh bagi efikasi diri.
Pengalaman keberhasilan pada masa lalu akan meningkatkan efikasi
diri individu, sedangkan pengalaman kegagalan akan menurunkan
efikasi.
Bandura (Alwisol, 2004: 361) menyatakan bahwa mencapai
keberhasilan akan memberi dampak efikasi diri yang berbeda-beda,
tergantung proses pencapaiannya:
a) Keberhasilan dalam menghadapi tugas atau situasi yang sulit akan
membuat efikasi diri semakin tinggi. Misalnya, seorang siswa
hanya akan mendapat efikasi diri yang kecil jika mampu
mengalahkan nilai seni musik temannya yang peringkatnya jauh
di bawahnya, tetapi siswa tersebut akan mendapatkan efikasi diri
yang tinggi jika mampu mengalahkan nilai seni musik temannya
yang peringkat pertama di kelas.
b) Keberhasilan/kesuksesan yang dikerjakan sendiri, lebih
meningkatkan efikasi diri dibandingkan hasil kerja kelompok atau
dibantu orang lain. Misalnya, siswa dapat mengerjakan tugas
rumah sendiri dengan benar akan mendapat efikasi diri lebih
besar daripada siswa yang dibantu kakaknya dalam mengerjakan
tugas tersebut.
c) Kegagalan tampaknya berpengaruh banyak menurunkan efikasi
mungkin, sebaliknya kegagalan karena tidak berupaya maksimal
tidak begitu menurunkan efikasi diri. Misalnya, ada siswa yang
mendapat nilai 6 sewaktu ulangan padahal siswa tersebut merasa
sudah berusaha belajar keras efikasi diri siswa tersebut dapat
turun jauh lebih banyak dibandingkan siswa yang mendapai nilai
6 tetapi tidak belajar.
d) Kegagalan dalam situasi emosional/stress, dampaknya tidak
seburuk kalau kondisinya optimal.
e) Bagi orang yang memiliki ekspetasi kesuksesan yang tinggi,
kegagalan hanya memiliki efek yang kecil saja bagi efikasi diri.
2) Pengalaman orang lain (Vicarious Experiences)
Diperoleh melalui model sosial atau mengamati
pengalaman-pengalaman orang lain. Efikasi diri seseorang akan meningkat ketika
mengamati keberhasilan orang lain yang memiliki kemampuan
sebanding dengan dirinya. Sebaliknya, efikasi akan menurun jika
mengamati orang lain yang kemampuannya kira-kira sama dengan
dirinya ternyata gagal. Apabila kemampuan yang dimiliki figur yang
diamati berbeda dengan diri si pengamat, maka pengaruhnya tidak
begitu besar. Sebaliknya, ketika mengamati kegagalan yang dialami
oleh figur yang setara dengan dirinya, bisa jadi si pengamat tidak mau
mengerjakan apa yang pernah gagal dikerjakan figur yang diamatinya
dalam jangka waktu yang lama.
Efikasi diri ini juga dapat diperoleh, diperkuat atau dilemahkan
melalui persuasi sosial. Dampak dari sumber ini terbatas, tetapi pada
kondisi yang tepat persuasi dari orang lain dapat mempengaruhi
efikasi diri. Kondisi itu adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi
dan sifat realistik dari apa yang dipersuasikan.
4) Kondisi Fisik dan Emosi (Physical and Emotional State)
Keadaan emosi yang mengikuti suatu kegiatan akan mempengaruhi
efikasi di bidang kegiatan itu. Emosi yang kuat, takut, cemas, stress,
dapat mengurangi efikasi diri. Namun bisa terjadi, peningkatan emosi
yang tidak berlebihan dapat meningkatkan efikasi diri. Misalnya,
siswa yang merasa cemas dan takut ketika menghadapi ulangan dapat
menurunkan efikasi diri saat mengerjakan soal-soal ulangan tersebut.
d.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri
Menurut Bandura (Laura Andini, 2008: 7-8) efikasi diri dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain:
1) Sifat tugas yang dihadapi. Situasi atau jenis tugas tertentu menuntut
kinerja yang lebih sulit dan berat daripada situasi tugas yang lain.
Semakin sulit tugas dapat semakin meningkatkan atau melemahkan
efikasi diri.
2) Insentif internal. Reward atau insentif yang diterima merefleksikan
tugas tertentu. Semakin besar reward yang diterima, akan semakin
meningkatkan efikasi dirinya.
3) Status atau peran individu dalam lingkungan. Derajat status sosial
mempengaruhi penghargaan dari orang lain dan rasa percaya diri yang
dimiliki. Semakin besar penghargaan yang diterima semakin besar
pula rasa percaya diri yang dimiliki dan rasa percaya diri akan
meningkatkan efikasi diri yang dimiliki.
4) Informasi tentang kemampuan diri. Efikasi diri seseorang akan
meningkat atau menurun sesuai dengan informasi yang positif atau
negatif yang diterimanya berkaitan dengan kemampuannya dalam
menyelesaikan tugas tertentu.
Berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa efikasi diri
dipengaruhi oleh faktor sifat tugas yang dihadapi, insentif internal yang
didapat, status sosial individu dalam lingkungannya dan informasi yang
didapat individu berkaitan dengan kemampuan dirinya.
2. Minat Belajar Seni musik
a. Pengertian tentang Minat Belajar
Minat belajar dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar
peserta didik. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang
besar artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang
lain karena keinginanan yang kuat untuk menaikkan martabat atau
memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia
Hadis (2006: 65). Slameto (2003: 180), minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minat.
Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegiatan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu Muhibbin Syah (2003:
136). Minat atau interest menurut Crow & Crow (Abd.Rahman Abror,
1993: 112) bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita
cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan.
Hurlock (1978: 114) menyatakan bahwa minat merupakan sumber
motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu
akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian
mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang minat pun berkurang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pengertian minat
sebagai suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang yang
menyebabkan ketertarikan dan perhatian kepada seseorang, suatu objek
atau aktifitas yang dirasa bermanfaat bagi dirinya dan dilakukan dengan
penuh konsentrasi dan kesadaran yang menguasai individu secara
Belajar merupakan kegiatan yang berproses, berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran
bergantung pada interaksi belajar mengajar antara guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran di kelas, Hadis (2006: 59). Beberapa ahli
mengemukakan definisi belajar, antara lain Slameto (2003: 2)
mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik, Djamarah (2002: 13).
Ahmadi (1991: 121) mendefinisikan belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dan interaksi dengan lingkungan.
Sesuai dengan pengertian mengenai belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu yang terjadi secara bertahap dan bersifat relatif menetap sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan pengertian minat dan belajar, maka pengertian minat
belajar dapat diartikan sebagaidorongan yang timbul dalam individu yang
memunculkan perasaan suka atau tertarik sehingga individu termotivasi
untuk mempelajari sesuatu. Semakin tinggi minat belajar maka semakin
tinggi pula dorongan dalam diri individu untuk mempelajari sesuatu.
b. Pengertian Belajar Seni musik
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
menyebutkan bahwa pendidikan seni musik merupakan salah satu
aspek dalam pendidikan Seni Budaya. Di sekolah umum, pendidikan
seni musik merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum
sekolah. Masunah (2003: 282) menyebutkan bahwa “Tujuan
pendidikan seni adalah untuk menumbuhkan kemampuan
mengapresiasi seni dan budaya bagi peserta didik, dan meningkatkan
perkembangan fisik dan psikis peserta didik melalui pendidikan seni
musik.”
Materi pelajaran Seni Musik tidak terlepas dari unsur-unsur
musik. Jamalus (1988: 1) menyebutkan unsur-unsur musik terdiri dari
irama, melodi, harmoni dan ekspresi. Irama merupakan rangkaian
gerak yang menjadi unsur dasar dalam musik dan tari yang terbentuk
dari sekelompok bunyi dan diam dengan bermacam-macam lama
waktu atau panjang-pendeknya, membentuk pola irama, bergerak
menurut pulsa dalam ayunan birama, Jamalus (1988: 9). Melodi
adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang
gagasan, Jamalus (1988: 16). Harmoni adalah keselarasan atau
persesuaian pada bagian-bagian lagu, birama, irama sehingga timbul
suatu sifat atau suasana yang merupakan kesatuan, Jamalus (1988:
30). Ekspresi adalah ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup
semua nuansa dari tempo, dinamik dan warna nada dari unsur-unsur
pokok musik, dalam pengelompokan frase yang diwujudkan oleh
seniman musik, penyanyi dan disampaikan kepada pendengarnya,
Jamalus (1988: 38).
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu
yang terjadi secara bertahap dan bersifat relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan pengertian
belajar dan seni musik, maka penulis menjabarkan pengertian belajar seni
musik sebagai suatu proses yang dilakukan untuk mengekspresikan
perasaan yang dituangkan dalam unsur unsur pokok seni musik kepada
pendengarnya.
c. Pengertian Minat Belajar Seni musik
Pengertian minat belajar dapat diartikan sebagai dorongan yang
timbul dalam individu yang menarik perhatian individu terhadap proses
belajar. Minat belajar dapat memunculkan perasaan suka atau tertarik
sehingga individu termotivasi untuk mempelajari sesuatu. Minat belajar
berkaitan dengan keterlibatan siswa dalam proses belajar. Semakin siswa
terhadap kegiatan-kegiatan atau mengerjakan tugas-tugas berkaitan
dengan pelajaran tersebut.
Purwanto (1990: 106) berhasil atau tidaknya seseorang dalam
belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil
belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar (internal) dan ada
pula dari luar dirinya (eksternal). Faktor internal dijabarkan menjadi
aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik yang berpengaruh terhadap hasil
belajar adalah panca indera dan kondisi fisik umum. Beberapa aspek
psikologi yang berpengaruh terhadap aspek hasil belajar meliputi; minat,
motivasi, kemampuan kognitif, bakat, dan intelegensia. Faktor eksternal
dijabarkan menjadi aspek instrumental dan lingkungan. Aspek
instrumental terdiri dari; kurikulum/bahan pelajaran, sarana dan
perlengkapan belajar, guru/pengajar, serta administrasi/manajemen.
Aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap hasil belajar yaitu alam
dan sosial. Dari pendapat-pendapat tersebut, terlihat bahwa minat
mempunyai peranan dalam proses maupun hasil belajar.
Pengertian minat belajar bila dikaitkan dengan pengertian belajar
seni musik dapat disimpulkan pengertian minat belajar seni musik
sebagai ketertarikan, perhatian dan rasa senang terhadap objek seni
musik yang mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan belajar
seni musik sehingga siswa memiliki kemampuan mempelajari seni musik
d. Aspek-aspek Minat Belajar Seni musik
Hurlock (1978: 116-117) menyatakan bahwa semua minat
mempunyai dua aspek yaitu:
1) Aspek kognitif
Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak
mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang
membangun aspek kognitif minat didasarkan atas pengalaman pribadi
dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan
masyarakat serta dari berbagai jenis media massa.
2) Aspek afektif
Aspek afektif dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang
ditimbulkan minat. Minat berkembang dari pengalaman pribadi dari
sikap orang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang
dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap
kegiatan itu.
Abror (1993: 112) menyatakan minat mengandung aspek- aspek:
1) Kognisi (Mengenal)
Kognisi dalam arti, minat didahului oleh pengetahuan dan informasi
yang dimiliki mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut. Siswa
semakin banyak pengetahuan dan informasi mengenai pelajaran seni
musik yang dimengerti atau dipahami siswa.
2) Emosi (Perasaan)
Emosi merupakan perasaan yang dirasakan seseorang. Dalam
partisipasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu
(biasanya perasaan senang atau suka). Pada umumnya siswa yang
memiliki minat tinggi untuk mempelajari seni musik maka semakin
menyukai pelajaran seni musik. Rasa senang pada pelajaran seni
musik, tentu nantinya akan berpengaruh besar terhadap belajar siswa.
3) Konasi (Kehendak)
Konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi dan unsur emosi
yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk
melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan yang diselenggarakan
sekolah. Siswa yang memiliki minat terhadap mata pelajaran seni
musik berarti siswa tersebut memiliki kemauan atau hasrat untuk
belajar seni musik sehingga tumbuh kesadaran untuk belajar seni
musik tanpa ada paksaan dan berusaha menyelesaikan semua tugas
seni musik.
Crow dan Crow (Prima Dwi Utama, 2009: 15) mengemukakan
aspek-aspek minat terdiri:
Ketertarikan timbul karena objek tersebut dirasakan bermakna bagi
diri individu yang bersangkutan. Rasa senang pada
pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap belajar
siswa, jika materi yang dipelajari tidak sesuai maka siswa tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak adanya daya tarik
baginya untuk mempelajarinya. Artinya ketertarikan terhadap seni
musik akan berpengaruh besar jika siswa merasa bahwa mempelajari
seni musik akan sangat berguna bagi dirinya.
2) Perhatian.
Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam
hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari
lingkungannya, Slameto (2003: 105). Artinya siswa yang memiliki
minat terhadap seni musik akan memusatkan seluruh perhatiannya
pada semua hal yang berhubungan dengan pelajaran seni musik.
3) Kesadaran.
Kesadaran adalah suatu aspek kognitif dalam diri individu untuk
mengikuti kegiatan belajar tanpa paksaan serta mengetahui apa yang
dirasakan dan menggunakan perasaannya untuk memandu dalam
pengambilan keputusan dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya dalam kegiatan belajar. Siswa yang memiliki minat
tinggi terhadap pelajaran seni musik akan menumbuhkan kesadaran
memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya untuk mempelajari
seni musik.
4) Konsentrasi.
Konsentrasi adalah memusatkan semua pikiran yang tertuju pada
objek tertentu yang berkaitan dengan kegiatan belajar. Siswa yang
memiliki minat terhadap seni musikakan berusaha mengesampingkan
semua masalah atau pikiran yang bisa mengganggu konsentrasinya
dalam mempelajari seni musik.
Berbagai uraian di atas dapat disimpulkan aspek-aspek minat
meliputi aspek kognitif dan afektif sebagaimana yang telah diungkapkan
oleh Hurlock (1978: 116-117) atau kognisi, emosi, konasi, yang telah
diungkapkan Abror (1993: 112) serta ketertarikan, perhatian, kesadaran
dan konsentrasi sebagaimana yang diungkapkan oleh Crow dan Crow
(Prima Dwi Utama, 2009: 15).
Djiwandono (2002: 365) menyatakan ada sejumlah cara untuk
mengetahui minat siswa. Jalan paling langsung adalah menanyakan
kepada siswa sendiri, bisa dengan angket, atau berbicara dengan mereka.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aspek-aspek minat
belajar dapat diketahui melalui pengamatan sikap yang suka dilakukan
siswa saat proses belajar, bertanya atau berbicara langsung kepada siswa
sendiri, angket atau meminta subjek diminta untuk menjawab pernyataan-
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Seni musik
Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai
pengaruh cukup besar terhadap sikap dan perilaku individu. Hurlock (1978:
139) mengemukakan kondisi yang dapat mempengaruhi minat anak belajar
di sekolah yaitu:
1) Pengalaman dini sekolah. Anak yang secara fisik dan intelektual telah
siap untuk di kelas satu mempunyai sikap lebih positif terhadap sekolah
dibandingkan anak yang belum siap untuk sekolah. Pengalaman di
taman kanak-kanak menjadikan pengalaman dini di sekolah lebih
menyenangkan.
2) Pengaruh orang tua. Orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap
pentingnya pendidikan, belajar, berbagai mata pelajaran dan para guru.
3) Sikap saudara kandung. Saudara kandung yang lebih besar mempunyai
pengaruh yang sama pada sikap anak terhadap sekolah seperti orang
tua.
4) Sikap teman sebaya. Minat dan sikap terhadap sekolah secara umum
dan terhadap berbagai kegiatan sekolah sangat diarahkan oleh teman
sebaya. Untuk diterima oleh kelompok teman sebaya, anak belajar
bahwa ia harus menerima minat dan nilai kelompok.
5) Penerimaan oleh kelompok teman sebaya. Karena bagian hari-hari
6) Keberhasilan akademik. Besarnya pengaruh keberhasilan akademik
pada sikap anak terhadap sekolah bergantung pada besarnya nilai
keberhasilan akademik dalam kelompok teman sebaya. Bila
keberhasilan ini merupakan ini merupakan lambang status, maka ia
akan meningkatkan status anak dengan prestasi akademik baik dalam
kelompok teman sebaya.
7) Sikap terhadap pekerjaan. Pada umunya anak tidak suka ketika dituntut
untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
8) Hubungan guru dan murid. Banyak atau sedikitnya minat anak terhadap
sekolah dipengaruhi sikapnya terhadap guru. Jika anak membawa
konsep yang tidak positif terhadap guru ke sekolah maka anak merasa
takut atau tidak suka bila harus belajar di sekolah.
9) Suasana emosional sekolah. Suasana emosional di sekolah dipengaruhi
sikap guru dan jenis disiplin yang digunakan. Para guru yang
mempunyai hubungan baik dengan murid dan menggunakan disiplin
yang demokratis mendorong sikap yang lebih positif pada murid.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi minat belajar seni musik dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1) Faktor intern adalah faktor yang bersumber dari dalam individu yang
meliputi, kondisi fisik atau jasmaniah, kematangan individu, usia, dan
2) Faktor ekstern adalah faktor yang bersumber dari luar individu, yaitu
faktor guru, proses pembelajaran, sarana, situasi lingkungan sekolah
dan sosial siswa, pengaruh dari orang tua, saudara maupun dari teman
sebaya.
B. Kerangka Pikir
Siswa akan menunjukkan aktivitas positif dalam kegiatan belajar seni
musik, tergantung bagaimana siswa tersebut dapat menilai kemampuan dirinya
dengan aktivitas yang akan dilakukannya. Efikasi diri memiliki peran yang besar
dalam tingkah laku atau pola belajar dalam diri siswa khususnya dalam belajar
seni musik. Siswa yang memiliki efikasi yang tinggi cenderung semakin
bersemangat dan tekun berusaha bila menghadapi suatu kesulitan dalam belajar,
sebaliknya siswa yang memiliki efikasi diri rendah akan terganggu dengan
perasaan ragu-ragu terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan tugas atau
menghadapi kesulitan dalam belajarnya. Efikasi diri merupakan keyakinan
individu mengenai kemampuan yang dimilikinya dalam melaksanakan tugas atau
tindakan untuk mencapai hasil tertentu.
Salah satu faktor yang mempengaruhi belajar seni musik adalah minat.
Minat belajar dapat memunculkan perasaan suka atau tertarik sehingga individu
termotivasi untuk mempelajari sesuatu. Semakin tinggi minat belajar maka
semakin tinggi pula dorongan dalam diri individu untuk mempelajari sesuatu.
Tanpa adanya minat, siswa tidak akan terdorong/tergerak hatinya untuk belajar
senang terhadap objek seni musik yang mendorong siswa untuk aktif terlibat
dalam kegiatan belajar seni musik sehingga siswa memiliki kemampuan
mempelajari seni musik dan memahami materi seni musik.
Minat belajar pada materi-materi yang sulit terutama seni musik tidak
hanya dipengaruhi oleh intelegensia tetapi dipengaruhi beberapa faktor lain, ada
kemungkinan salah satunya adalah efikasi diri. Dalam kaitannya dengan minat
belajar seni musik, siswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi dimungkinkan
akan memiliki minat belajar seni musik yang tinggi. Sedangkan siswa yang
dengan efikasinya rendah dimungkinkan akan memiliki minat belajar seni musik
yang rendah.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya pembuktian secara ilmiah
melalui penelitian. Penelitian ini akan dilakukan penulis untuk membuktikan ada
tidaknya hubungan efikasi diri dengan minat belajar seni musik siswa kelas VII
SMP N 2 Kebumen.
Pola hubungan antara variabel efikasi diri dengan minat belajar seni musik
adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Paradigma Penelitian
Keterangan:
X : Efikasi Diri
Y : Minat Belajar Seni Musik
C. Hipotesis
Berdasarkan uraian kajian teori dan kerangka berpikir dimuka, maka
hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu:
1. H! : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri
dengan minat belajar seni musik pada siswa SMP N 2 Kebumen.
2. H! : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi
diri dengan minat belajar seni musik pada siswa SMP N 2
31
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional kuantitatif yaitu analisis
statistik yang berusaha untuk mencari hubungan antara dua buah variabel atau
lebih. Dalam analisis korelasional ini, variabel dibagi ke dalam dua bagian,
yaitu:
1. Variabel bebas (Independent Variable), yaitu variabel yang keberadaannya
tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah efikasi diri.
2. Variabel terikat (Dependent Variable), yaitu variabel yang keberadaannya
dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah minat belajar seni musik.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kebumen. Waktu pelaksanaan
penelitian pada Agustus 2015.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP N 2 Kebumen.
2. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP N 2 Kebumen
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penyebaran angket. Alat pengumpul data tentang efikasi diri dan minat belajar
seni musik siswa berupa angket. Angket tersebut disusun berdasar Skala Likert.
Angket ini berisi serangkaian pernyataan yang akan direspon oleh responden.
Respon yang diberikan oleh responden adalah taraf kesesuaian dan ketidak
sesuaian dalam variasi empat pilihan jawaban: sangat sesuai (SS), sesuai (S),
tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Dalam angket, isi pernyataan ada
yang searah (mendukung) teori yang mendasari yang dipersoalkan dan ada yang
tidak searah (tidak mendukung) teori yang mendasari hal yang dipersoalkan.
Pernyataan yang mendukung disebut pernyataan mendukung atau favourable
statement dan yang tidak mendukung disebut pernyataan tak mendukung atau
unfavourable statement, Suryabrata (2005: 186). Penggunaan teknik ini
didasarkan pada anggapan bahwa subyek adalah orang yang paling tahu
mengenai dirinya, apa yang dinyatakan oleh subyek adalah benar dan dapat
dipercaya, Hadi (2004: 157).
Adapun alat pengumpul data dalam penelitian ini yaitu:
1. Angket Efikasi Diri
Penyusunan angket efikasi diri dibuat berdasarkan aspek-aspek dari teori
Bandura (1997: 42-43) sebagai berikut:
a. Tingkat Kesulitan (Level). Berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas yang
b. Tingkat Kekuatan (Strength). Berkaitan dengan kekuatan penilaian
terhadap kemampuan yang dimiliki.
c. Generalisasi (Generality). Berkaitan dengan cakupan bidang tugas atau
perilaku.
Mempertimbangkan keseimbangan jumlah aitem pada setiap aspek
serta kemungkinan adanya item yang gugur setelah uji coba maka angket
efikasi diri terdiri dari 60 aitem. Aspek efikasi diri diuraikan dalam bentuk
item yang di distribusikan pada tabel 2.
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Efikasi Diri Sebelum Uji Coba.
Aspek Butir Favorable Butir Unfavorable Jumlah
a. Tingkat
Tabel 3. Alternatif Jawaban Angket Efikasi Diri.
Favorable Skor Unfavorable
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 Sangat Sesuai (SS)
Tidak Sesuai (TS) 2 Sesuai (S)
Sesuai (S) 3 Tidak Sesuai (TS)
Sangat Sesuai (SS) 4 Sangat Tidak Sesuai (STS)
2. Angket Minat Belajar Seni musik
Angket minat belajar dibuat berdasarkan aspek-aspek menurut teori
Abror (1993: 112) sebagai berikut:
a. Kognisi (mengenal). Semakin tinggi minatnya terhadap mata pelajaran
seni musik maka semakin banyak pengetahuan dan informasi mengenai
pelajaran seni musik.
b. Emosi (perasaan). Semakin tinggi minat siswa untuk mempelajari seni
musik maka siswa semakin menyukai pelajaran seni musik.
c. Konasi (kehendak). Siswa yang memiliki minat terhadap mata pelajaran
seni musik berarti siswa tersebut memiliki kemauan atau hasrat untuk
belajar seni musik sehingga tumbuh kesadaran untuk belajar seni musik
tanpa ada paksaan dan berusaha menyelesaikan semua tugas seni musik.
Mempertimbangkan keseimbangan jumlah item pada setiap aspek serta
belajar seni musik terdiri dari 60 item. Aspek minat belajar seni musik
diuraikan dalam bentuk item yang didistribusikan pada tabel 4.
Tabel 4. Kisi-kisi Angket Minat Belajar Sebelum uji coba.
Aspek Butir Favorable Butir Unfavorable Jumlah
a.Kognisi
alternatif jawaban sebagai berikut:
Tabel 5. Alternatif Jawaban Angket Minat Belajar Seni musik.
Favorable Skor Unfavorable
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 Sangat Sesuai (SS)
Tidak Sesuai (TS) 2 Sesuai (S)
Sesuai (S) 3 Tidak Sesuai (TS)
E. Uji Coba Instrumen
Sebelum melakukan penelitian sesungguhnya, peneliti melakukan uji coba
dahulu terhadap angket yang akan digunakan untuk penelitian guna mengukur
validitas dan reliabilitas angket. Uji coba dilaksanakan terhadap 120 siswa kelas
VII di SMP N 1 Kebumen. Angket diujicobakan pada siswa kelas VII SMP N 1
Kebumen karena kelompok tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan
kelompok subjek penelitian. Karakteristik yang sama tersebut meliputi akreditasi
sekolah, jumlah siswa, kondisi dan letak sekolah serta rata-rata nilai seni musik.
Pelaksanaan uji coba dilakukan terhadap siswa kelas VII. Subjek ujicoba
mengisi angket efikasi diri dan minat belajar seni musik. Pengisian angket
dilakukan secara langsung oleh masing-masing subjek dan setelah selesai
dikumpulkan kembali. Selanjutnya hasil uji coba ini dianalisa untuk mengetahui
validitas dan reliabilitasnya.
1. Validitas
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi
(content validity) yaitu validitas yang menunjukkan sejauh mana item-item
dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau
mewakili aspek-aspek yang hendak diukur, Azwar (2009: 45). Secara teknis
pengujian validitas isi dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen.
Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur
dan nomor butir pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari
indikator. Pengujian dapat dilakukan dengan mudah dan sistemastis dengan
dalam skala efikasi diri yaitu kesulitan, kekuatan, generalisasi dan
aspek-aspek dalam angket minat belajar seni musik meliputi kognisi (mengenal),
emosi (perasaan), konasi (kehendak). Setelah angket diujicobakan dan
dihitung validitas untuk menentukan aitem-aitem yang valid. Uji validitas
penelitian ini menggunakan korelasi product moment.
�!"=
!∑!"!(∑!)(∑!)
!∑!!!!∑! ! !∑!! ∑!!
Sumber: Arikunto (2010: 213)
Keterangan:
�!" =Koefisien korelasi antara X dan Y
X = Skor butir
Y = Skor total
N = Jumlah subyek
�! = Jumlah kuadrat nilai X
�!= Jumlah kuadrat nilai Y
Kriteria pengambilan keputusan item yang dianggap valid atau gugur
dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.00 for windows dan
ketentuan pengujian dengan taraf signifikasi 5%.
Jika � !"#$%&≥ � !!"#$, maka dianggap valid.
Jika � !"#$%& < � !"#$%, maka dianggap gugur.
2. Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan pada item-item yang telah terpilih. Teknik
yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah koefisien Alpha Cronbach
�!!= !
!!! 1−
∑!!! !!!
Sumber: Arikunto (2010: 239)
Keterangan:
�!! = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑�!! = jumlah varian butir
�!! = varian total
Sedangkan Riyanto (2009: 46) menyatakan, untuk mengetahui
reliabilitas caranya adalah membandingkan nilai r hasil dengan nilai
konstanta (0.6). Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah Alpha.
Ketentuannya adalah bila � !"#$% > konstanta (0.6) maka instrumen
dinyatakan reliabel.
F. Hasil Uji Coba
Hasil uji coba penelitian digunakan untuk mengetahui validitas item dan
reliabilitas angket pada angket efikasi diri dan angket minat belajar seni musik.
Uji validitas item digunakan untuk menyeleksi item. Item yang valid akan
digunakan untuk angket penelitian, sedangkan yang gugur tidak diikutkan dalam
angket penelitian. Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah angket
memiliki konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur. Uji validitas instrumen
Alpha Cronbach. Perhitungan analisis menggunakan aplikasi SPSS 17.0 for
windows.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Data yang diperoleh dari angket digunakan untuk mencari harga rerata,
simpangan baku, nilai minimum dan nilai maksimum dari variabel efikasi
diri dan minat belajar seni musik. Harga rerata, simpangan baku, nilai
minimum dan nilai maksimum diperoleh dengan menggunakan bantuan
program komputer SPSS 17.0 for windows.
Untuk mengetahui kecenderungan hasil pengukuran dapat dengan
menetapkan kriteria-kriteria kategorisasi. Hasil pengukuran dari masing-
masing variabel dibedakan menjadi tiga kategori sebagai berikut.
Tabel 12. Kategorisasi Skor
Pedoman Kategori
(Mi+1SDi) ≤ X Tinggi
(Mi-1SDi) ≤ X < (Mi+1SDi) Sedang
X<(Mi-1SDi) Rendah
Sumber: Hadi (2002: 135)
Keterangan:
X = Skor
Mi = Rata-rata ideal
Menghitung besarnya rerata ideal (Mi) digunakan rumus
Mi= !
! (Nb+Na), dimana Nb adalah nilai harapan terendah dan Na adalah nilai
harapan tertinggi, sedangkan untuk mengukur besarnya Standar Deviasi (SD)
ideal menggunakan rumus SDi= !
! (nilai maksimum-nilai minimum).
2. Uji Hipotesis
Pengaruh efikasi diri terhadap minat belajar seni musik merupakan
hubungan yang fungsional maka menggunakan analisis regresi linier
sederhana. Tugas pokok dalam analisis regresi meliputi mencari korelasi
antara kriterium dengan prediktor, menguji apakah korelasi itu signifikan
ataukah tidak, mencari persamaan garis regresinya, menemukan sumbangan
efektif. Ukuran statistik yang dapat menggambarkan hubungan antara suatu
variabel dengan variabel lain adalah koefisien korelasi dan koefisien
determinasi.
a. Analisis Korelasi
Ukuran statistik yang dapat menggambarkan hubungan antara suatu
variabel dengan variabel lain adalah koefisien korelasi dan koefisien
determinasi.
1) Koefisien Korelasi (r)
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan
hubungan antara dua variabel yaitu antara efikasi diri dan minat
belajar seni musik. Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan
�!"=
!∑!"!(∑!)(∑!)
!∑!!!!∑! ! !∑!! ∑!! Sumber: Sugiyono (2005: 250)
Keterangan:
�!" =Koefisien korelasi antara X dan Y
X = Skor butir
Y = Skor total
N = Jumlah subyek
�! = Jumlah kuadrat nilai X
�!= Jumlah kuadrat nilai Y
Apabila hasil �!"#$%& lebih besar dari �!"#$% untuk taraf
signifikasi 5% maka terdapat hubungan positif antara efikasi diri dan
minat belajar seni musik. Untuk dapat memberikan penafsiran
terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil,
maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel
berikut.
Tabel 13. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
BesaInterval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat Kuat
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Kuat
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Sedang
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Tak Berkorelasi
2) Koefisien Determinasi (�!)
Besarnya koefisien determinasi dapat dicari dengan mengkudratkan
koefisien korelasi, secara matematis dengan menggunakan rumus �!.
b. Uji Signifikan
Untuk mengetahui signifikan atau tidak, korelasi tersebut maka harus
diuji F. Untuk mengetahui nilai �!"#$"%& dapat menggunakan rumus
menurut Nurgiyantoro dkk (2009: 308) yaitu:
F= !! !!!!! !!!!!
Keterangan:
N = jumlah subyek (cacah kasus)
m = Jumlah variabel prediktor
Taraf signifikan yang digunakan 5% (
α
=0,05) dengan kriteriapengujian jika Fhitung ≥Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
c. Persamaan Garis Regresi
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah
Y= a + bX
Keterangan:
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel dependen.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu.
Sugiyono (2010: 244)
44
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Kebumen Kecamatan Kebumen
Kabupaten Kebumen. Kecamatan Kebumen termasuk bagian dari wilayah
Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen,
Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Jumlah sampel subyek penelitian ini
adalah 120 siswa, untuk siswa laki-laki berjumlah 60 siswa dan perempuan 60
siswa. Objek penelitian ini adalah efikasi diri dan minat belajar seni musik siswa
kelas VII SMP N 2 Kebumen, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen,
Provinsi Jawa Tengah.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan SMP N 2 Kebumen Kecamatan Kebumen, Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah pada bulan Agustus 2015. Sampel penelitian adalah
sebagian siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen, Kabupaten Kebumen yang
terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016. Proses pengumpulan data dilakukan
dengan menyebarkan angket efikasi diri dan minat belajar seni musik kepada
responden pada saat jam belajar di sekolah. Jumlah responden yang datang pada
waktu pengambilan data mencapai 100 persen, sehingga dapat terpenuhi dan
tidak ada data yang hilang. Pada waktu pengisian angket, terlebih dahulu peneliti
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian
Data yang diperoleh dari angket ditabulasikan untuk mencari harga
rerata, simpangan baku, nilai minimum dan nilai maksimum dari variabel
minat dan efikasi. Harga rerata, simpangan baku, nilai minimum dan
maksimum diperoleh dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS
17.0.
Untuk mengetahui kecenderungan hasil pengukuran digunakan rerata
harapan sebagai kriteria bandingan yang dibedakan menjadi tiga kategori
sebagai berikut :
(Mi + 1 SDi ) < X = kategori tinggi
(Mi – 1 SDi) < X ≤ (Mi + 1 SDi) = kategori sedang
X < (Mi – 1 SDi) = kategori rendah
Untuk menghitung besarnya rerata ideal (Mi) digunakan rumus Mi =
½(Nb+Na), dimana Nb adalah nilai harapan terendah dan Na adalah nilai
harapan tertinggi, sedangkan untuk menghitung standar besarnya Standar
Deviasi (SD) ideal digunakan rumus SDi = 1/6 (nilai maksimum-nilai
minimum). Atas dasar nilai rata-rata dan standar deviasi maka dapat disusun
kategori untuk masing-masing indikator, yaitu dengan jalan membandingkan
skor rata-rata observasi dengan norma yang telah ditentukan masing-masing
indikator. Berikut ini disajikan hasil penghitungan statistik deskriptif untuk
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Variabel Efikasi
Kategori Interval skor Range f %
Tinggi (Mi + 1 SDi ) < X 162 < x 40 33,3
Sedang (Mi – 1 SDi) < X ≤ (Mi + 1 SDi) 108 < x ≤ 162 79 65,8
Rendah X < (Mi – 1 SDi) X < 108 1 0,8
Jumlah 120 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 40 orang (33,3%)
mempunyai efikasi diri yang tinggi, sebanyak 79 orang (65,8%)
mempunyai efikasi diri yang sedang dan sebanyak 1 orang (0,8%)
mempunyai efikasi diri rendah. Dari penggolongan tersebut dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai efikasi
diri yang sedang.
b. Variabel Minat Belajar Seni musik
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Variabel Minat
Kategori Interval skor Range f %
Tinggi (Mi + 1 SDi ) < X 156 < x 38 31,7
Sedang (Mi – 1 SDi) < X ≤ (Mi + 1 SDi) 104 < x ≤ 156 80 66,7
Rendah X < (Mi – 1 SDi) X < 104 2 1,6
Jumlah 120 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 38 orang (31,7%)
mempunyai minat belajar seni musik yang tinggi, sebanyak 80 orang
(66,7%) mempunyai minat belajar seni musik yang sedang dan sebanyak 2
orang (1,6%) mempunyai minat belajar seni musik rendah. Dari
penggolongan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini mempunyai minat belajar seni musik yang sedang.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana.
diri terhadap variabel terikat yaitu minat belajar seni musik. Dalam analisis ini
perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.
a. Korelasi
Korelasi digunakan untuk melihat arah hubungan antara dua variabel
atau lebih. Adapun korelasi antara efikasi diri dengan minat belajar seni
musik ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 16. Hasil Uji Korelasi
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil korelasi antara efikasi diri
dengan minat belajar seni musik mempunyai arah korelasi yang positif,
sedangkan nilai korelasinya sebesar 0,667 menunjukan tingkat korelasi yang
kuat dan signifikan pada level 5% maupun 1%.
b. Koefisien Determinasi ( R2 )
Tabel 17. Hasil Koefisien Determinasi
Model R �!"#$%&
1 0,667 0,445
Sumber : Data primer yang diolah
1 .667**
Nilai R2 disebut juga sebagai koefisien determinasi yang dalam hal ini,
�!"#$%& = 0,445 merupakan pengkuadratan dari nilai R (0,667 x 0,667 =
0,445). Nilai 0,445 → ( 0,445 x 100 = 44,5) berarti 44,5 % minat belajar seni
musik dipengaruhi oleh efikasi diri siswa, sedangkan sisanya sebesar 55,5%
dipengaruhi atau dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.
c. Uji Signifikan
Hasil uji analisis regresi didapatkan nilai �!"#$%& sebesar 94,524 dan nilai
signifikan 0,000. Pada taraf signifikansi 5% dengan ��! = 1 dan ��!= 118
diperoleh �!"#$% = 3,94. Nilai �!"#$%& > �!"#$% (94,524 > 3,94) yang berarti
hipotesis alternatif (H!) yaitu efikasi diri berhubungan positif terhadap minat
belajar seni musik pada siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen diterima,
sedangkan hipotesis nihil (H!) ditolak.
d. Persamaan Regresi Linier Sederhana
Dari hasil analisis regresi linier sederhana didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 18. Hasil Regresi Linier Sederhana
Variabel Regression Coefficients
X 0,821
Constanta = 48,606 Standart Error = 10,286
Adjusted R Square = 0,440 R Square = 0,445
F hitung = 94,524 Signifikansi F = 0,000
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh persamaan regresi linier
sederhana sebagai berikut:
Y = 48,606 + 0,638X
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan seperti di bawah ini:
1) Konstanta sebesar 48,606. Hal ini memberikan arti bahwa ada efikasi diri
dari siswa maka minat belajar seni musik bernilai positif 48,606.
2) Nilai b sebesar 0,638 mengandung arti bahwa setiap kali variabel efikasi
diri bertambah satu satuan maka rata-rata variabel minat belajar seni
musik bertambah 0,638.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dengan menggunakan kategori skor,
sebagian besar subjek penelitian memiliki efikasi diri dan minat belajar seni
musik pada tingkat sedang. Untuk variabel efikasi diri diketahui bahwa sebanyak
40 orang (33,3%) mempunyai efikasi diri yang tinggi, sebanyak 79 orang
(65,8%) mempunyai efikasi diri yang sedang dan sebanyak 1 orang (0,8%)
mempunyai efikasi diri rendah. Untuk variabel minat belajar seni musik
diketahui bahwa sebanyak 38 orang (31,7%) mempunyai minat belajar seni
musik yang tinggi, sebanyak 80 orang (66,7%) mempunyai minat belajar seni
musik yang sedang dan sebanyak 2 orang (1,6%) mempunyai minat belajar seni
musik rendah.
Hasil penelitian dengan analisis regresi liner sederhana diperoleh
nilai �!"#$%&= 94,524 > �!"#$%= 3,94 dengan signifikansinya F sebesar = 0,000.
Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis ada hubungan positif dan signifikan
antara efikasi diri terhadap minat belajar dalam mata pelajaran seni musik pada
siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen dapat diterima. Dengan kata lain, siswa yang
memiliki efikasi yang tinggi, memiliki minat belajar seni musik yang kuat.
Sebaliknya, siswa yang memiliki efikasi yang rendah cenderung mudah putus
asa dan merasa tidak mampu ketika menghadapi tugas seni musik sehingga siswa
tersebut merasa tidak tertarik untuk berusaha menyukai dan menguasai pelajaran
seni musik. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Dale Schunk (John W.
Santrock, 2008: 523) yang menyatakan bahwa murid dengan self efficacy rendah
akan menghindari banyak tugas belajar, khususnya yang menantang dan sulit,
sedangkan murid dengan self efficacy tinggi mau mengerjakan tugas-tugas
seperti itu. Murid dengan self efficacy tinggi lebih tekun berusaha menguasai
tugas pembelajaran ketimbang murid yang berlevel rendah. Hal yang sama
dikemukakan oleh Zimmerman & Schunk (John W. Santrock, 2008: 289) bahwa
dibandingkan dengan murid yang meragukan kemampuan belajarnya, murid
yang merasa mampu menguasai suatu keahlian atau melaksanakan suatu tugas
akan lebih siap untuk berpartisipasi, bekerja keras, lebih ulet dalam menghadapi
kesulitan dan mencapai level yang lebih tinggi.
Hubungan efikasi diri terhadap minat belajar seni musik sebesar 44,5%
menjelaskan bahwa efikasi diri cukup besar hubungannya terhadap peningkatan
minat belajar siswa pada mata pelajaran seni musik. Sisanya sebesar 55,5%
lebih lanjut dengan melibatkan beberapa ubahan lain yang diduga mempengaruhi