PENGEMBANGA KAWASAN WISATA BAHARI PULAU PASOSO KECAMATAN BALAESANG TANJUNG KABUPATEN DONGGALA
Oleh :
JULHAM
ABSTRAK
Pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso yang mengandalkan potensi sumberdaya alamnya dengan berbagai atraksi wisata dan memiliki taman laut, berbagai keindahan lainnya menjadikan daerah ini salah satu Objek Daya Tarik Wisata (ODTW). Pengembangan ini terintegrasi dengan prasarana dan sarana pariwisata yang mengacu pada potensi sumberdaya yang ada di kawasan Pulau Pasoso, sehingga menjadi acuan untuk pengembangan potensi pariwisata yang ada di Kecamatan Balaesang Tanjung.
Ruang lingkup penelitian ini adalah konsep pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso. Dalam teknik analisis data penelitian menggunakan teknik analisis kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu menggambarkan potensi wilayah penelitian. Pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso, dalam hal ini, terkait dengan penelitian yang dilakukan guna mengambarkan potensi yang ada, dilakukan dengan berbagai pendekatan, melalui pendekatan Spasial
(Keruangan) dengan teknik overlay dan scoring yang mengacu pada analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan analisis SWOT, kemudian dianalisis berdasarkan kebijakan pemerintah guna mendukung konsep pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang khas dapat dikembangkan pada wilayah studi adalah karakteristik alamnya yang masih alami. Secara umum konsep pengembangan berdasarkan kesesuaian lahan dibagi dalam 2 (dua) kawasan yaitu: kawasan darat dan kawasan laut. Dalam hal ini, terkait dengan prasarana dan sarana guna menunjang potensi sumber daya yang ada di kawasa Pulau Pasoso.
1. PENDAHULUAN
“Kabupaten Donggala merupakan Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, secara geografis terletak di 0045’ 00” LU dan 01027’ 03” LS, serta 119025’ 23”- 1200 12’ 11” BT dengan batas wilayah, sebelah Utara barbatasan
dengan Kabupaten Toli-toli, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Parimo, Kota Palu, sebelah Selatan berbatasan dengan Sulawesi Barat, dan
sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makasar”. (Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Donggala 2010-2029).
Berdasarkan data yang dimiliki, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Donggala Tahun 2010-2029, daerah ini mempunyai potensi
sumberdaya alam yang cukup besar diantaranya: sektor perkebunan, sektor
industri, sektor pariwisata, sektor perikanan, sektor pertambangan, dan
kawasan hutan. Keanekaragaman sumberdaya alam yang dimiliki
Kabupaten Donggala menjadikan daerah ini kaya akan sumberdaya alam
salah satunya adalah kawasan wisata.
Melihat uraian potensi sumberdaya alam yang ada di Kabupaten
Donggala, kawasan parawisata harus dikembangkan guna untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya, hal ini ditunjang berdasarkan
UURI NO. 10 Tahun 2009 Tentang Keparawisataan Pasal 1 No. 10 sebagai
tindak lanjut pemerintah daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
Berdasarkan observasi Pulau Pasoso merupakan pulau yang terletak di
kawasan perairan Kecamatan Balaesang Tanjung dengan luas kawasan
wilayah Pulau Pasoso ± 525.407 m2 dan panjang pantai ±1000 m, dan
secara topografi barkisar dari datar sampai dengan pegunungan. Kekayaan
sumberdaya alam Pulau Pasoso, menjadikan lokasi ini memiliki daya tarik
yang besar bagi wisatawan pencinta wisata bahari. Pulau Pasoso dengan
keunikannya selain areal wilayah konservasi penyu hijau dan keindahan
alam bawah laut, Pulau Pasoso juga memiliki daya tarik sebagai kawasan
jambul putih, burung gosong, kepiting kenari, pada lokasi tersebut kita juga
dapat menikmati matahari terbit(sunrise)dan matahari terbenam(sunset).
“Wisata pantai dan laut Pulau Pasoso yang telah ditetapkan pemerintah daerah Kabupaten Donggala merupakan Pulau-Pulau Kecil
Terluar (PPKT) yang memiliki taman laut dan sumberdaya alam yang besar,
baik yang ada di daerah daratan maupun perairan”. (Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Donggala Tahun
2009-2013).
Berdasarkan data yang dimiliki Pemerintah Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Propinsi Sulawesi Tengah Tahun (2009), Pulau Pasoso secara
ekonomis mempunyai potensi yang sangat kaya akan perairan yang relatif
luas, sumberdaya laut dan sumberdaya pariwisata. Jika berhasil
dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan, Pulau Pasoso bukan saja
akan menjadi sumber pertumbuhan baru, melainkan sekaligus akan
mengurangi kesenjangan pembangunan antara wilayah dan kelompok sosial.
Sebagai kawasan yang memiliki kecirian khusus, pengelolaan Pulau
Pasoso memerlukan format yang sedikit berbeda dengan wilayah regional
lain, khususnya yang ada di daratan (mainland). Pengembangan pulau-pulau kecil memiliki karakteristik khusus dalam pengelolaannya. Pulau Pasoso
pada umumnya memiliki sumberdaya alam yang berbeda dengan wilayah
lain, baik aspek lingkungan dan budaya yang khas sehingga wilayah ini
potensial untuk dikembangkan sebagai objek wisata bahari.
Pesona alam bawah laut Pulau Pasoso yang memberikan panorama
alam yang bervariasi dengan berbagai macam terumbu karang dan jenis ikan
dapat dijumpai di daerah ini dengan melakukan pemancingan, snorkling, dan diving. Menurut informasi masyarakat yang tinggal dan menjaga kelestarian Pulau Pasoso daerah ini sering dijadikan objek pemancingan
bahkan Pulau Pasoso sudah 2 (dua) kali didatangi oleh salah satu tim
TRANS TV yang menjadikan daerah ini lokasi pemancingan, Mancing
Mania. Dengan keunggulan dan kekayaan sumberdaya alam yang dimiliki
mendukung untuk wisata bahari. Dalam hal ini pembangunan yang
dimaksud adalah perbaikan infrastruktur, karena infrastruktur yang ada saat
ini seperti penginapan/cottage, dermaga pelabuhan, listrik, dan penyulingan air untuk masyarakat maupun wisatawan yang datang, belum tersedia untuk
mendukung pengembangan kawasan parawisata Pulau Pasoso, sehingga
membutuhkan prasarana dan saran terkait infrastruktur yang ada seperti
penginapan/cottage yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), perkapalan/transportasi yang di khususkan untuk wisatawan yang datang di
Pulau Pasoso, jaringan listrik serta penyediaan air bersih dan sarana
informasi terkait sumberdaya alam, sebagai sarana utama untuk mendukung
pengembangan kawasan wisata bahari yang ada di Pulau Pasoso.
METODOLOGOI
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu menggambarkan potensi
wilayah penelitian. Pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso,
dalam hal ini, terkait dengan penelitian yang dilakukan guna mengambarkan
potensi yang ada, dilakukan dengan berbagai pendekan, melalui pendekatan
Spasial (Keruangan) dengan melakukan teknik overlay dan scoring yang mengacu pada analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan merumuskan
langkah-langkah strategis, pengembangannya dilakukan dengan analisis
SWOT (Strenghts,Weaknesses,Opportunities, dan Threadsatau Kekuatan, Kelemahan,Peluang, dan Ancaman), kemudian dianalisis berdasarkan
kebijakan pemerintah guna mendukung konsep pengembangan kawasan
wisata bahari Pulau Pasoso.
2. HASIL DAN PEMBAHSAN A. Kawasan Daratan
1) Klasifikasi Kemiringan Lereng
Pulau Pasoso merupakan daerah yang memiliki beberapa variasi
permukaan lahan dengan topografi datar sampai dengan dataran-dataran
rendah yang kemiringannya dibagi menjadi tiga kelas lereng yaitu kelas 0-3
8.391 m2, kelas 3%-16% merupakan daerah yang memiliki relief landai/ berombak dengan luas kawasan ± 118.206 m2, kelas 16-67% merupakan
daerah yang memiliki relief bergelombang dengan luas
kawasan ± 398.810 m2.
2) Penggunaan Lahan
Pulau Pasoso yang terletak di Kecamatan Balaesang Tanjung
Kabupaten Donggala, merupakan kawasan yang memiliki luas wilayah ±
525.407 m2, Pulau Pasoso yang terdiri dari sebagian besar lahannya terdapat hutan lindung dan semak belukar yang menjadi tempat hidupnya habitat
setempat. Pulau Pasoso selain kawasan hutan lindung dan daerah konservasi
juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai daerah perkebunan
kelapa dengan luas kawasan yang mencapai ± 92.458 m2, sebagianya lagi sebagai area permukiman yang merupakan hamparan pasir putih yang
menjadi tempat bertelurnya penyu hijau dengan luas kawasan ± 10.467 m2. Kawasan ini di tumbuhi berbagai jenis tumbuhan yang terdiri dari Formasi Baringtonia dan Formasi Pescaprae.(SAKADA BQD, 1995 Dalam Yayasan Ibnu Klaldum 2001:32)
B. Kawasan Perairan
1) Klasifikasi Kedalaman Laut
Pulau Pasoso memiliki kedalam laut yang bervariasi, hal ini
disebabkan oleh posisi Pulau Pasoso yang letaknya di sebelah Utara Pulau
Pasoso yang dibatasi oleh Selat Makasar yang mana selat tersebut memiliki
kedalaman yang bervariasi antara 0-2.718 m sedangkan sebelah Selatan
Pulau Pasoso dibatasi oleh Teluk Tambu yang mana kedalamannya terdiri
dari 0-371 m. Pesisir Pantai Pulau Pasoso yang merupakan area penyelaman
baik diving maupun snorkling yang memiliki kedalaman 5-23 m dengan tutupan terumbu karang yang berfariasi dengan berbagai jenis biota-biota
2) Klasifikasi Meteri Dasar Permukaan Laut
Kondisi umum materi dasar Pulau Pasoso di dominasi oleh karang
keras dengan tutupan terumbu 40%-80% sepanjang perairan Pulau Pasoso
diantaranya jenis karang tersebut merupakan jenis karang; Acropora cervionis, Acropora elegantula, Acropora acuminate, Acropora micropthalma, Acropora latistella, terumbu karang bentuk lembaran daun, berbentuk meja (tabulata), karang lunak, encrusting (merayap) tutupan terumbu karang tersebut tersebar di sepanjang pesisir Pulau Pasoso berada
pada kedalaman 3 meter sampai dengan 30 meter.
3) Kecepatan Arus Laut
Pergerakan kecepatan arus di perairan wilayah penelitian merupakan
pergerakan arus sedang, hal tersebut dibuktikan dengan melakukan
pengukuran diberbagai titik pada lokasi Penelitian. Adapun titik tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Titik pengukuran kecepatan arus pertama, pada jam 07.49 Wita,
dengan kedalaman lokasi 515 cm, jarak 10 m dan kecepatan arus 1.10
meter/detik
2. Titik pengukuran kecepatan arus kedua, pada jam 08-20 Wita, dengan
kedalaman lokasi 470 cm, jarak 10 m dan kecepatan arus 1.25
meter/detik
3. Titik pengukuran kecepatan arus ketiga, pada jam 09-00 Wita, dengan
kedalaman lokasi 507 cm, Jarak 10 m dan kecepatan arus 1.5
meter/detik
4. Titik pengukuran kecepatan arus keempat, pada jam 09, 30 Wita,
dengan kedalaman 615 cm, jarak 10 m dan kecepatan arus 1.40
meter/detik
5. Titik pengukuran kecepatan arus kelima, pada jam 15.00, dengan
kedalaman 630 cm, jarak 10 m dan kecepatan arus 1.46 meter/detik
Kecepatan arus perairan Pulau Pasoso dengan kondisi gelombang dan
arus perairan kawasan pantai Pulau Pasoso relatif sedang hingga besar, yang
Tambu. Keberadaan pantai ini, di beberapa bagian pantainya yang
berhadapan langsung dengan laut lepas mengakibatkan wilayah pantai ini
rentan terkena proses abrasi oleh gelombang, khususnya pantai sebelah
Utara Pulau Pasoso.
4) Klasifikasi Kecerahan Air Laut
Kecerahan air laut Pulau Pasoso dalam penelitian ini dinyatakan
dalam satuan meter. Pengukuran dan pengamatan dalam penelitian
dilakukan dengan membagi 3 (tiga) titik jarak. Dalam pengukuran dan
pengamatan titik jarak yang dipakai adalah 20m, dalam 1 titik. Pengukuran
dan pengamatan tingkat kecerahan air laut di mulai dari garis pantai pada
saat posisi air laut pasang, hal ini dilakukan guna melihat tingkat kecerahan
air laut yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang menyababkan tingkat
kecerahan air laut berubah. Dalam pengukuran ini menggunakan alat ukur,
berupa tali senar yang dipakai memancing dengan menggunakan pemberat
dan dibungkus dengan plastik yang berwarna putih dan dilakukan pada
titik-titik tertentu yang berdasarkan kedalaman.
Kecerahan air laut yang ada di perairan Pulau Pasoso tergolong sangat
baik, tingkat sedimentasi terhadap pencemaran tergolong rendah, hal ini
diperkirakan oleh jarak Pulau Pasoso dengan daratan terbilang cukup jauh,
karena untuk mencapai Pulau Pasoso dibutuhkan waktu ±1 jam dari desa
yang terdekat yaitu Desa Manimbaya.
C. Hasil Analisis Sistem Informasi Geografi (SIG)
Tahapan ini mengacu pada tahapan analisis terhadap kondisi fisik
Pulau Pasoso yang berdasakan parameter yang digunakan guna mengukur
kesesuaian lahan sebagai kawasan pengembangan kawasan pariwisata.
Tahapan analisis pengembangan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso
berdasarkan kawasan yang ditentukan yang terdiri dari daratan dan lautan.
Dalam tahapan ini peta yang diperlukan adalah peta penggunaan lahan,peta kemiringan lereng, peta kedalaman laut, peta klasifikasi materi dasar bawah
laut, peta kecepatan arus, dan peta klasifikasi kecerahan air laut. Setelah
mengetahui nilai kemampuan lahan masing-masing dengan menggunakan
software ArcGis sebagai perangkat lunak komputer yang diciptakan untuk keperluan pemetaan. ArcGis yang merupakan produk dari ESRI (Environmental Systems Research Institute) yang berdiri pada Tahun 1968, adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perangkat lunak sistem
informasi geografis. ArcGis terbagi menjadi beberapa program yaitu;
ArcCatalog 10, ArcGis Administrator, ArcGlobe 10, ArcMap 10, dan
ArcScene 10yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Dalam penelitian yang dilakukan hanya mengunakan tiga program
yaitu AcrMap 10, ArcCatalog dan ArcBruTile 0.3.3. ArcMap digunakan
untuk membuka data spasial atau peta yang telah ada, selain itu ArcMap
juga digunakan sebagai alat untuk meraktifikasi data rester sehingga dapat
menunjukan referensi spesial, ArcCatalog digunakan untuk membuat peta tema(Shapefile)yang baru dan akan diberi penilaian serta di tumpang susun bersama-sama peta lain, dan ArcBruTile 0.3.3 sebagai program tambahan dalam pemetaan yang berfungsi untuk mendapatkan potongan gambar dari
citra satelit.
Analisis kesesuaian lahan kawasan wisata bahari Pulau Pasoso,
sehubungan dengan pengembangan kawasan, terkait infrastruktur dan
Dari hasil Analisis kesesuaian lahan dapat diketahui dibeberapa
kawasan yang sesuai dan tidak sesuai, kawasan ini terdiri dari kawasan
daratan dan kawasan lautan. Teknik Scoring dan Overlay yang digunakan dalam penelitian ini, sehubungan dengan pengembangan kawasan wisata
bahari Pulau Pasoso diperoleh beberapa kelas kesesuaian lahan yang dibagi
berdasarkan kawasan yaitu kawasan darat terdiri dari kelas S 1, S 2, N dan
kawasan laut terdiri dari kelas S 1, dan S 2.
Kawasan daratan Pulau Pasoso yang merupakan daerah
pengembangan infrastruktur pariwisata yang memiliki luas kawasan ± 525
m2 terdiri dari kawasan hutan lindung, kebun kelapa, hamparan pasir putih,
permukiman dan air payau, kawasan ini memiliki kelas kesesuaian lahan,
kelas S 1 dengan luas kawasan ± 8.346 m2 kawasan tersebut merupakan kawasan permukiman dan tempat bertelurnya penyu hijau, kelas S 2 dengan
luas kawasan ± 95.250 m2, kawasan ini merupakan daerah pengembangan infrastruktur yang terkakait dengan sarana dan prasarana pariwisata Pulau
Pasoso sedangkan kelas N dengan luas kawasan ± 421.811m2 menunjukan daerah kawasan hutan lindung yang merupakan tempat hidupnya habitat di
daerah tersebut, kawasan ini juga merupakan daerah tujuan wisata karena
memiliki jenis habitat dataran rendah yang tidak kalah menarik dengan
wilayah lain disekitarnya sehingga baik untuk berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan pariwisata. Kawasan laut Pulau Pasoso yang
merupakan daerah selam dan memancing serta berbagai kegiatan lainnya,
memiliki kriteria kesesuaian lahan yang terdiri dari kelas S 1 dengan luas
kawasan ± 3.495.262 m2 yang merupakan daerah kawasan selam seperti
diving dan snorkling yang merupakan tujuan utama pelaku wisata selain memancing, sedangkan kelas kesesuaian lahan S 2 dengan luas kawasan ±
D. Hasil Analisis SWOT
Tahapan analisis SWOT adalah melakukan identifikasi terhadap
faktor-faktor internal dan faktor eksternal di kawasan Pulau Pasoso yang
dianggap berpengaruh secara positif maupun secara negatif dalam
merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerah. Berbagai potensi
dan masalah yang dihadapi dapat dipilah-pilah berdasarkan sumbernya baik
secara eksternal maupun internal. Berbagai potensi yang dihadapi Pulau
Pasoso secara eksternal dan internal disajikan dalam tebel berikut ini:
Taber 1 : Berbagai potensi dan masalah yang dihadapi Pulau Pasoso secara eksternal dan internal.
POTENSI KENDALA
EKTERNAL
(Faktor pengaruh dari luar kawasan Pulau Pasoso)
Oportunities/Peluang (O)
1. Pengembangan kawasan pariwisata Pulau Pasoso Sebagai Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), tercermin dari Visi, Misi dan Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Donggala.
2. Mempromosikan berbagai potensi yang ada di Pulau Pasoso, salah satunya adalah potensi wisata, kemasyarakat secara umum.
3. Sudah tersediannya RTRW Kab. Donggala
4. Sudah tersedianya kebijakan pemerintah terkait pengembangan pariwisata pulau-pulau kecil.
Treats/Tantangan (T)
1. Persaingan dengan kawasan lain. 2. Manusia/Nelayan
3. Pembangunan pariwisata berpusat di ibukota kabupaten.
INTERNAL
(Faktor pengaruh dari luar kawasan Pulau Pasoso)
Strength/Kekuatan (S)
1. Potensi sumberdaya alam sangat memungkinkan (SDA).
2. Berfungsi sebagai kawasan konservasi dan memiliki taman laut, pantai, terumbu karang dan potensi ikan yang banyak sehingga menjadi salah satu spot pemancingan yang menarik.
3. Memilki habitat hutan tropis darataran rendah, pemandangan di pagi hari (Sunrise), dan Pemandangan di sore hari(Sunset).
Weakness/Kelemahan (W)
1. Sumberdaya Manusia masih sangat rendah (tercermin dari tingkat pendidikan dan keterampilan. 2. Aksesibitas pariwisata,
Infrasruktur pariwisata dan Sarana informasi pariwisata yang belum tersedia dengan baik. 3. Kurangnya perhatian pemerintah
daerah, terkait pariwisata Pulau Pasoso.
Berdasarkan matriks potensi dan permasalahan wisata bahari Pulau
Pasoso pada tabel diatas maka dapat dikembangkan strategi pengembangan
dengan metode matriks analisis SWOT, maka dapat dihasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategi yang akan dihadapi dalam pengembangan
wisata bahari Pulau Pasoso, yaitu: dengan memetakan komponen-komponen
“Kekuatan (S)”, dan “Kelemahan (W)” kepada faktor “Peluang (O)”, dan “Tantangan (T)” sehingga hasil pemetaan tersebut adalah.
a. Strategi S-O
1. Pengembangan kawasan pariwisata Pulau Pasoso Sebagai Objek
Daya Tarik Wisata (ODTW), yang berpedoman pada Visi, Misi
dan Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Donggala. (O
1,2-S1,2,3).
2. Meningkatkan prasarana dan sarana guna menunjang pembangunan
pariwisata Pulau Pasoso (O2-S1,2).
b. Sterategi O2-W 2
1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan penguasaan
IPTEK masyarakat yang tinggal di kawasan Pulau Pasoso guna
mewujutkan rencana dan strategi pembangunan daerah, khususnya
kawasan pariwisata dengan berbagai pendidikan dan pelatihan. (O
2-W2).
2. Mencari solusi terbaik untuk memecahkan masalah pembangunan
pariwisata Pulau Pasoso ke arah yang lebih baik lagi (O2-W1,3).
c. Strategi S-T
1. Merumuskan kebijakan yang mengatur tahapan pencapaian sektor
pariwisata yang handal dan mampu bersaing dengan kawasan
pariwisata lain (S1,2,3-T1,3).
2. Merumuskan kebijakan yang mengatur pembangunan sektor
pariwisata dengan tetap menjaga kelestarian daya dukung potensi
SDA dan kelestarian lingkungan hidup (S1-T2,3)
d. Strategi T-W
3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis di atas maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1) Zona Pariwisata Pulau Pasoso terdiri dari 3 (tiga) objek kawasan wisata
yaitu, (Wisata Alam) Habitat dataran rendah seperti Burung Gosong,
Burung Kakatua Jambul Putih, Kepiting Kenari, Burung Migran dan
lainya, (Wisata Bahari), Panorama bawah laut dan panorama pantainya,
(Wisata Budaya) Kegiata nelayan;
2) Berdasarkan kesesuaian lahan pengembangan kawasan wisata bahari
Pulau Pasoso dibagi menjadi 2 (dua) kawasan yaitu. Kawasan darat dan
kawasan laut;
3) Zona Konservasi Pulau Pasoso merupakan kawasan yang dilindungi
keberadaan ekosistemnya, terdiri dari kawasan daratan dan kawasan
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, 2009. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Donggala Tahun (2010-2029).
. 2009. Undang-Undang Repoblik Indonesia No.10 Tentang Kepariwisataan Tahun (2009)
. 2009. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Donggala Tahun (2009-2013).
. 2009. Visit Indonesia, (2009). Buku Data Objek Wisata Sulawesi Tengah. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Tengah.