Lampiran II :
Keputusan Bupati Barito Kuala Nomor 188.44/ 123 /KUM/2015 Tanggal 23 Maret 2015
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DAN OPERASIONAL TERMINAL JASA BONGKAR MUAT BARANG CV. USAHA BERSAMA DI DESA BATIK RT. 02. RW. 01,KECAMATAN BAKUMPAI, KABUPATEN BARITO KUALA TELAAHAN SEBAGAI DASAR ARAHAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
Berdasarkan hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak yang muncul akibat kegiatan Pembangunan dan Operasional terminal jasa bongkar muat barang CV. Usaha Bersama yang terletak di Jalan Desa Batik Rt. 02, Rw. 01, Kecamatan Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena dampak tersebut meliputi komponen lingkungan fisik–kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan sifat dampak akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu dengan komponen yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi ,tahap operasi dan tahap pasca operasi.
Pembangunan dan Operasional terminal jasa bongkar muat barang yang dimaksud berupa dermaga semi permanen yang disediakan oleh CV. Usaha Bersama ini untuk melayani bongkar muat berbagai jenis barang, sesuai dengan pesanan dari perusahaan sekitar Kabupaten Barito Kuala mulai dengan barang padat hingga barang cair.
dan Operasional terminal jasa bongkar muat barang CV. Usaha Bersama berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar, baik berupa dampak positif maupun dampak negatif, untuk meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu kegiatan tersebut maka perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan usaha kegiatan. Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan berubah akibat adanya suatu aktivitas/kegiatan manusia, maka dilakukan perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non formal dengan menggunakan kriteria atau standar baku mutu lingkungan yang ada sehingga perlu dilakukan arahan pengelolaan dan pemantauan. Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak positifnya. Dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini berdasarkan rona lingkungan dan dampak yang ditimbulkan maka pengelolaan yang dilakukan berdasarkan sumber dampak dan jenis dampak baik pada tahap pra konstruksi, tahap kontruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi, maka program kegiatan yang dilakukan adalah :
A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI, KONSTRUKSI, OPERASI DAN PASCA OPERASI
1. Pengelolaan Dampak Terhadap Pengadaan dan Pembebasan Lahan
demikian akan berpotensi menyebabkan munculnya persepsi negatif pada tahapan kegiatan selanjutnya yang akan berdampak lanjutan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.
kegiatan pembebasan lahan yang tidak berdasarkan peraturan yang berlaku dan tidak mengedepankan musyawarah dapat menimbulkan disharmoni sosial, apalagi menyangkut harga tanah/ganti rugi tanah yang tidak sesuai. Hal ini rentan menimbulkan ketidakharmonisan antara pihak perusahaan dengan masyarakat maupun antara sesama masyarakat sehingga akan merubah sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap perusahaan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Memberikan nilai ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Melakukan sosialisasi secara terbuka dan jujur hingga kelapisan masyarakat paling bawah (level desa) terutama masyarakat yang areal dampak.
• Melakukan sosialisasi secara berkelanjutan sesuai dengan tahapan kegiatan yang melibatkan masyarakat.
• Dilaksanakan berdasarkan peraturan yang berlaku dengan melibatkan stake holder terkait, terutama menyangkut harga tanah atau ganti rugi tanah/lahan, mengedepankan musyawarah dan mufakat, serta menggunakan pendekatan persuasive.
2. Pengelolaan Dampak Terhadap Perencanaan dan Sosialisasi
Untuk Kegiatan Perencanaan dan Sosialisasi pada Pembangunan dan Operasional terminal jasa bongkar muat barang CV. Usaha Bersama, merupakan bentuk ketaatan pemrakarsa terhadap peraturan yang berlaku, hal ini bisa berdampak positif bagi pengembangan Kabupaten dan dapat menimbulkan persepsi positif dari masyarakat dan kelompok masyarakat.
tentang rencana usaha dan atau kegiatan perusahaan dari awal sampai akhir kegiatan. Kegiatan sosialisasi diharapkan akan mengurangi kerawan sosial dan dapat mendeteksi lebih awal berbagai permasalahan lingkungan yang akan muncul sehingga bisa dilakukan antisipasi atau pencegahan.
Dari besaran dampak Sosial ekonomi, sikap dan persepsi masyarakat serta kamtibmas setelah Kegiatan Perencanaan dan Sosialisasi dibandingkan dengan rona awal. Mengingat Kegiatan Perencanaan dan Sosialisasi masih dalam tahapan proses, maka dampak kegiatan mempunyai intensitas yang kecil dan dapat menimbulkan persepsi positif dari masyarakat.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Melakukan sosialisasi secara terbuka dan jujur hingga kelapisan masyarakat paling bawah (level desa) terutama masyarakat areal dampak.
• Melakukan sosialisasi secara berkelanjutan sesuai dengan tahapan kegiatan yang melibatkan masyarakat.
3. Pengelolaan Dampak Terhadap pembersihan dan pematangan lahan
Pekerjaan pembersihan dan pematangan lahan dengan penutupan vegetasi galam dan jenis vegetasi rawa lainya, karena luas lahan yang cukup kecil maka keseluruhan dilakukan secara mekanis yaitu dengan mendorong vegetasi menggunakan bulldozer selanjutnya diurug dengan tanah penutup.
Kegiatan pembukaan lahan dengan menghilangkan areal yang tadinya bervegetasi (semak belukar dan rawa) menjadi areal terbuka akan mengakibatkan terjadinya perubahan iklim mikro, yaitu terjadi penurunan kelembaban dan peningkatan suhu, kualitas air dan tanah.
perairan, sehingga akan mempengaruhi kualitas perairan. Bahan organik dan anorganik ini selanjutnya akan menyebar ke badan air yang ada disekitarnya melalui aliran air. Parameter fisika air yang diperkirakan akan terpengaruh oleh kegiatan pembersihan lahan adalah kandungan total padatan tersuspensi (TSS), padatan terlarut (TDS) dan kekeruhan. Sedangkan parameter kimia air adalah peningkatan kadar bahan organik, amoniak, nitrit, nitrat dan sulfat serta penurunan kadar oksigen terlarut (DO) dan pH perairan. Disamping itu pembukaan lahan memungkinkan terangkatnya lapisan tanah yang banyak mengandung Fe ke perairan sehingga kandungan besi di perairan meningkat dan terjadi peningkatan derajat keasaman. Sehingga pembukaan lahan akan menyebabkan penurunan kualitas air menjadi tercemar berat.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Segera melakukan penanaman dan pemeliharaan berbagai jenis pepohonan cepat tumbuh dan perindang pada tempattempat yang terbuka di sekitar areal, kiri dan kanan jalan pada pembukaan lahan.
• Menyisahkan sekitar 110 % dari luas 3.960 m2 untuk areal tanaman baik sebagai taman maupun sebagai ruang terbuka hijau dipinggirpinggir pagar dan lainlain, yang mampu mempertahankan dan sebagai kontrol kesuburan dilingkungaTerminal.
4. Pengelolaan Dampak Terhadap Konstruksi Fisik dermaga Semi Permanen
Kegiatan pembangunan operasional terminal jasa bongkar muat barang tidak ada bangunan permanen yang akan dibangun, pada bagian ujung dermaga atau pada sisi sungai hanya membuat siring, berupa susunan batu memanjang diikat dengan kawat sebagai perekat.
pembangunan siring sehingga kemungkinan kecelakaan kerja sangat kecil.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Menyediakan dan wajib memakai APD untuk para pekerja. • Pekerja dibina agar terhindar terhadap Kecelakaan kerja. • Pemberi bantuan pengobatan bagi karyawan yang sakit.
5. Pengelolaan Dampak Terhadap Kegiatan Mobilisasi Tenaga Kerja operasional
Tenaga kerja pada tahap operasi nantinya seoptimal mungkin akan mempergunakan tenaga kerja yang berdekatan dengan lokasi kegiatan, sehingga efesiensi dan efektivitas ekonomi dapat dicapai dan tentunya akan disesuaikan dengan keahlian ataupun skil yang dibutuhkan oleh pihak manajemen CV. Usaha Bersama pada tahap operasi. Estimasi tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tahap kegiatan operasi berjumlah lebih dari 100 orang, antara lain terdiri dari, administrasi kantor pengawas, security, dan tenaga kerja bongkar muat.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Merekruetmen tenaga kerja local sesuai kemampuan dan lowongan kerja yang ada.
• Memberikan gaji/upah kepada karyawan sesuai UMP/UMR. • Memasukan karyawan sebagai peserta jamsostek.
6. Pengelolaan Dampak Terhadap Pengangkutan Barang
Dermaga atau terminal jasa bongkar muat barang CV. Usaha Bersama melayani berbagai macan jenis barang mulai dari barang padat hingga barang cair, sesuai dengan pesanan perusahaan sekitar Kabupaten Barito kuala, melalui jalur sungai, baik yang disediakan oleh pihak CV. Usaha Bersama sendiri maupun permintaan dari pihak lain yang akan mengangkut barangnya.
sementara untuk menunggu kondisi yang stabil, selanjutnya akan segera dikapalkan sehingga tidak ada barang yang menumpuk terlalu lama.
Bahan material, seperti tanah dan pasir akan terjadi ceceran atau jatuhan tanah menuju sungai, dan saat kapal manuver, akan terjadi peningkatan kekeruhan, yang selanjutnya menrubah parameter lain seperti, TSS, TDS, BOD, COD, DO, serta pH perairan, selanjutnya akan mengganggu kehidupan biota perairan disekitar lokasi, seperti ikan, plankton dan benthos pada dasar perairan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Melakukan peyiraman lahan di lokasi kegiatan sesuai keperluan • Truk pengangkut bahan material ditutup terpal
• Menggunakan peralatan atau alat berat yang masih layak pakai dan melakukan perawatan peralatan secara berkala
• Tidak mengisi muatan berlebihan. • Menutup bak truk dengan terpal.
• Melakukan manuver kapal pada kedalaman yang stabil atau bukan ditempat yang masih dangkal.
• Tidak mengisi muatan berlebihan • Menutup bak truk dengan terpal.
• Melakukan manuver kapal pada kedalaman yang stabil atau bukan ditempat yang masih dangkal.
7. Pengelolaan Dampak Terhadap Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat/CSR
secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat secara luas. Artinya ada tanggung jawab sosial perusahaan untuk berkontribusi bagi pembangunan ekonomi secara berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, masyarakat lokal dan masyarakat luas dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan.
Kualitas kehidupan mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarkat untuk dapat menanggapi keadaan sosial yang ada, dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup termasuk perubahanperubahan yang ada sekaligus memeliharanya. Dengan kata lain CSR merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada masyarakat.
Masyarakat sekitar lokasi perusahaan harus mendapatkan manfaat dari keberadaan aktivitas Pembangunan dan Operasional terminal jasa bongkar muat barang CV. Usaha Bersama. Dilihat dari sudut pandang yang luas, pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat merupakan tantangan yang cukup berat bagi perusahaan. Hal tersebut disebabkan begitu kompleksitasnya kepentingan masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan. Oleh karena itu diperlukan suatu model yang sistematis dalam perencanaan program. Keterkaiatan antara implementasi dan apa yang menjadi harapan serta kebutuhan masyarakat sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Merekrut tenaga kerja lokal di sekitar proyek dengan system pengupahan yang layak sesuai standar Upah minimum Provinsi (UMP).
• Memberikan pelatihan keterampilan tertentu kepada masyarakat sekitar. Melakukan pembinaan kelembagaan ekonomi masyarakat melalu program CSR dan pola kemitraan.
Pemutusan hubungan kerja akan mengakibatkan hilangnya sumber mata pancaharian masyarakat, apabila program kemandirian tidak berjalan dengan baik selama tahap operasional perusahaan maka dengan pemutusan hubungan kerja akan menyebabkan keresahan di masyarakat yang selanjutnya menyebabkan munculnya sikap dan persepsi negatif masyarakat.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan hal yang tidak bisa dihindari pada saat berakhirnya kegiatan Pembangunan dan Operasional terminal jasa bongkar muat barang CV. Usaha Bersama akan dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan operasional di lapangan.
Terhadap karyawan CV. Usaha Bersama akan diberikan dua pilihan alternatif yaitu :
pemutusan hubungan kerja berdasarkan Undangundang ketenagkerjaan yang berlaku;
Penempatan karyawan yang ada ke perusahaan lainnya yang dimiliki oleh perusahaan dengan mempertimbangkan skala prioritas pekerjaan yang tersedia dan kualifikasi karyawan itu sendiri.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Melakukan sosialisasi secara terbuka dan jujur hingga kelapisan masyarakat paling bawah (level desa) terutama masyarakat yang areal dampak.
9. Pengelolaan Dampak Terhadap Kegiatan penanganan aset perusahaan.
Pemutusan hubungan kerja akan mengakibatkan hilangnya sumber mata pancaharian masyarakat, apabila program kemandirian tidak berjalan dengan baik selama tahap operasional perusahaan maka dengan pemutusan hubungan kerja akan menyebabkan keresahan di masyarakat yang selanjutnya menyebabkan munculnya sikap dan persepsi negatif masyarakat.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak yang ditimbulkan adalah :
• Melakukan sosialisasi secara terbuka dan jujur hingga kelapisan masyarakat paling bawah (level desa) terutama masyarakat yang areal dampak.
B. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak penting, maka kegiatan Pembangunan dan Operasional terminal jasa bongkar muat barang CV. Usaha Bersama di Jalan Desa Batik Rt. 02, Rw. 01, Kecamatan Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala dapat dinilai layak dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut : 1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan kegiatan Pembangunan
dan Operasional terminal jasa bongkar muat barang CV. Usaha Bersama di Jalan Desa Batik Rt. 02, Rw. 01, Kecamatan Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala tidak menyalahi aturan pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan nomor 9 tahun 2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan Tahun 20002015 dan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala nomor 6 tahun 2012. 2. Aspek teknis kegiatan Pembangunan dan Operasional Terminal
Jasa Bongkar Muat Barang CV. Usaha Bersama di Jalan Desa Batik Rt. 02, Rw. 01, Kecamatan Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala telah didesain sedemikian rupa sehingga terjamin keamanannya dan akan dibangun sesuai dengan prosedur perijinan yang akan diperoleh.
3. Penanganan dampak terhadap lingkungan dapat ditangani dengan segera dan tidak memerlukan teknologi yang sangat canggih namun lebih bersifat penanganan yang dilakukan secara umum bila memang dampak tersebut terjadi. Dari dampak yang timbul telah diberikan rancangan dan rumusan tindakan yang bersifat mudah dilakukan baik melalui pendekatan teknis, pendekatan sosialekonomibudaya maupun pendekatan institusi.
dampak langsung telah dapat dilakukan komunikasi dan pendekatan atau sosialisasi bersama yang menguntungkan kedua belah pihak sehingga proses pengelolaan dampak pada aspek adanya gesekan atau ketidaksepahaman dengan masyarakat sekitar dapat segera diminimalisir.
Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kegiatan Pembangunan dan Operasional Terminal Jasa Bongkar Muat Barang CV. Usaha Bersama di Jalan Desa Batik Rt. 02, Rw. 01, Kecamatan Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala layak bagi lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA,