Solusi
Berikut beberapa saran kepada pemerintah dan pihak-pihak terkait agar kelak guru menjadi pembelajar sehingga kompetensinya berangsur bagus.
Pertama, standardisasi fasilitas sekolah seperti laboratorium komputer dan perpustakaan sehingga sekolah bisa jadi pusat belajar siswa dan guru. Ada kesenjangan yang lebar antara sekolah negeri dengan sekolah swasta.
Pemerintah tidak mudah memberikan izin pendirian sekolah baru sambil mengembangkan sekolah swasta yang sudah ada. Di samping dana dari pemerintah, dana corporate social responsibility (CSR) perusahaan besar bisa diarahkan untuk pengadaan fasilitas sekolah.
Kedua, memperbaiki kesejahteraan guru. Sertifikasi guru tetap dijalankan, tetapi tidak dijadikan syarat guru memperoleh tunjangan profesi; semua guru tanpa terkecuali berhak memperoleh gaji sesuai standar upah minimum.
Gaji guru swasta masih jauh bila dibandingkan dengan gaji guru negeri. Sepanjang gaji guru swasta masih di bawah upah minimum akan sulit mengharapkan kompetensi dan profesionalisme guru.
Ketiga, mengurangi jam mengajar guru dari 24 jam per minggu menjadi 12 atau 18 jam. Di samping mengajar, guru diwajibkan mengikuti pelatihan, seminar, meneliti, dan menulis. Kewajiban menulis mendorong guru untuk membaca buku dan jurnal. Seperti dosen, beban kerja guru tidak hanya mengajar, tetapi juga meneliti dan mengabdi kepada masyarakat.
Keempat, memperbaiki kualitas fakultas pencetak guru sehingga 10 tahun ke depan input guru bagus. Persoalan kompetensi guru terkait dengan mutu lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) yang banyak saat ini, tetapi kualitasnya tidak terjamin. Belum lagi banyak guru yang belum sarjana dan mismatch.
sehingga tidak akan efektif. Pengembangan keprofesian berkelanjutan tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi semua pihak, terutama guru itu sendiri.
Dengan kemampuannya sendiri, guru harus kreatif dalam hal belajar agar kemampuannya terus meningkat dan tidak tergilas zaman. Menyerap pengetahuan yang melimpah ruah di abad ini membutuhkan rasa ingin tahu yang besar dari guru, bukan karena kemauan pemerintah atau siapa pun yang prihatin dengan kualitas guru. Para guru dan para pembelajar di mana pun, selamat menyambut dan mengisi Hari Hak untuk Tahu, 28 September 2016. Terus belajar adalah marwah guru dan setiap pendidik.