Model
Audit Kinerja
Gurulembogto profesi pendidik,
pdnsip-prinsipdosor
SKPPtsU, penyusunonloporon
kinerjo
guru,
sistem
oudil
kineriq
guru
dolom
koitonnyo
dengon
sertifikosipendidik, pelolihon oudifor
kinerio
guru bogi
yong
memenuhi persyoroton (dolom
hol ini
unluk mendopoikon
sertifikqttipe-Cl
otqu C2, yong
bersongkuton
hqrus memiliki serlifikqtA
don
Bsesuoi birdongnyo), sertq uii serlifikosi
bogi
guru
yong
tebh
memenuhipersyorolon unfuk mendopolkon funiongon profesi pendidik yqng
memodoi.
Jiko
hosil penel$lon kebiiokon
tqhun
2O07
ini
dilindokloniuli
untuktohun
berikutnyo,
moko okon
dopot
membonfu
longkoh-longkoh kebiiokon
yong
hqrusdiombil oleh
Bolilbong Depdiknos
Rldolom
mendukung
proglom
serlilikosi
pendldik
di
otqs.
Meskipxrndisodqri
bohwc
untuk
mewuiudkcn
longkoh ket$iokon
tersebut perludidukung
dengon dono yqng
memodoi.
Tim Penelili
Irlgtodirin
Selbwan,
dkk
NhfM-
&*^
Bidang
llmu
PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN
LAPORAN
PEf\ffiLITXAI{
I{IBAF{
BERSAIITG
TAF{TJN
KE
TMOI}E
L
PE
IYDIDIKAI\
KE
WIRAIJSAHAAN
BtrRBASIS
MASYARAKAT
PEDESAAI'.{
SEEAGAI
USAI{A
PtrI{GEI.{TASA}I
KEMISK{IYAI{
il{
WLAYAFI
KABtrJPATEF{
GUI{UI{GKIDIJL
DAERAH ISTIME WA
YOGYAKARTA
NAMA PENELITI:
Prof.
Dr.Aliyah
Rasyid Baswedan
D
rs'N
ga dffi
::::il1?
sE., lvrs'
DE
PARTEMEN
PEND
IDIILAN
NASIOI{AL
UNWE.RSITAS
NEGERI
YOGYAKARTA
NOPEMBER
2OO7Dibiayaioleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional,Model P endidikan Kew iraus ahaan B erbas is Masyarakst P edes aan
H82007
RINGKASAN DAN SUMMARY
MODEL PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN BERBASIS
MASYARAKAT
PEDESAAN
SEBAGAI USAHA PENGENTASAN
KEMISKINAN
DI
WILAYAH
KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH
ISTIMEWA
YOGYAKARTA
OIeh
Aliyah
Rasyid
Baswedan,Ngadirin
Setiawan,dan
SisrvantoPermasalahan
pokok
penelitian
ini
adalah masih terdapat banyak
masyarakatmiskin
yang
mempunyai
anak
putus
sekolah
tingkat
SD,
SLTP,
SLTA
akibatkekuarangan biaya dan fasilitas pendidikan yang disediakan oleh pemerintah
di
wilayah kecamatanKarangmojo
dan
kecamatanPonjong
kabupatenGunungkidul.
Anak-anak putus sekolah atauyang
tidak
melanjutkanpendidikan yang
lebih tinggi
dari
keluargamiskin
perlu mendapatkan perhatian khusus agartidak
menambahjumlah
penganggurandan permasalahan sosial lainnya.
Penelitian
ini
menawarkansuatu alternative
model
pendidikan
kewirausahaan bagi anak remaja putus sekolah berbasis masyarakat pedesaan dalam rangka memasuki dunia kerja dan mengembangkan usahamandiri
yang disesuaikan dengan potensi desa.Terdapat
lima
komponen
yang
dikembangkan
dalam
penelitian
ini,
yaitu
(1) pengorganisasiankader dan
peserta
program,
(2)
pengembanganpendanaan,
(3) pelaksanaanprogram
aksi
danuji
cobarnodel,
(4)
evaluasi dantindak
lanjut,
dan (5) pembinaan berkelanj utan.Tujuan umum
penelitian
ini
adalah
untuk
meningkatkan
pengetahuan,ketrampilan, sikap
dan
menumbuhkanmotivasi bagi
anak remajaputus
sekolah untuk memilikijiwa
kewirausahaandi
bidang tertentu sesuai dengan bakat dan rninatnyayang
disesuaikandengan potensi desa, sehingga mereka
memiliki
kemampuan
untuk bekerja/berkaryayang
dapat
mendatangkan penghasilanyang layak
guna
memenuhi kebutuhanhidupnya. Adapun tujuan
secara
khusus adalah
memberikan
pelayanan pendidikan kewirausahaan kepada anak remaja putus sekolah agarmemiliki
beberapa hal sebagaiberikut: (a)
memiliki
ketrampilan dan
jiwa
kewirausahaan sehingga mampu mengembangkandiri
dan
berkarya
untuk
dapat
mendatangkan penghasilan
yang memadai,(b)
memiliki
motivasi
dan etos kerja yangtinggi
dalam menjalankan kegiatanMode I P endidikon Kewiraus ahaan B erbas is Masyarakat p e des aan
H82007
kewirausahaan, (c)
memiliki
pengetahuan dan ketrampilan serta sikap kemandirian sesuaidengan kebutuan dunia kerja, (d)
memiliki
kemampuan untuk menangkap peluang usahayang dapat
dikembangkandi
desanya sehinggadapat
memperoleh penghasilanyang layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Secara spesifik luaran yang akan dihasilkan dalam penelitian
ini
adalah sebagaiberikut:
l'
Tahun pertama(2007)
luaran yang dihasilkan adalah:(a)
diperoleh data dasar potensidesa
miskin
di
wilayah
kecamatanKarangmojo
dan
kecamatan
ponjong
yang berkaitan dengan permasalahan dan penunjang pendidikan kewirausahaanbagi anak remaja
putus
sekolahdi
pedesaan,(b)
dapatdiperoleh
data dasar angka prevalensi anak putus sekolah dari tingkat pendidikan dasar dan menengah serta penyebarannyaguna mendapat layanan pendidikan
kewirausahaan,
(c)
dapat diketahui
need assessmentdari
anak remaja putus sekolah yang berhasildijaring
dan teridentifikasi, (d) dapat disusunkurikulum
atau modul atau bahan pelatihan ketrampilan atau bahanpendidikan
kewirausahaanyailg
sesuai dengankebutuhan anak
putus
sekolahdi
pedesaan, dan(e)
dapat disusuntim
kader atau penggerak serta pelaksana kegiatanprogram pendidikan
keuirausahaan terutama berasaldari
remaja/pemuda potensialdan atau
dari
tokoh
masyarakatatau
aparatur pemerintah desa
setempat yangberwawasan sinergi pemberdayaan potensi masyarakat pedesaan.
2'
Tahunkedua (2008),
meliputi
sebagaiberikut: (a)
Memberikan pelatihan
lanjutan terhadaptim
kader atau penggerak sebanyak 10-40 orang dalam bidang manajemen kewirausahaanmandiri
yang meliputi 4 desa sample penelitian yang berorientasi pada kerjarnandiri
dan atau kelompok,(b)
Memberikan bantuan teknis kepadatim
kaderModel Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Masyarakat
Pedesaan
H82007Manfaat Penelitian.
Secara
umum
manfaat penelitian
ini
adalah
untuk menurunkan tingkat pengangguran danjumlah
warga miskin terutama bagi remaja putus sekolahmelalui
peningkatan kemampuan dan ketrampilan pendidikan kewirausahaan di wilayah Kecamatan Karangmojo dan Kecamatan Ponjong.Sedangkan
secara
khusus denganpenelitian
ini
memiliki
beberapa manfaat,yaitu
antaralain:
(l)
meningkatkan kesempatankerja
khusunyabagi
anak remaja putus sekolahdari
keluargamiskin
di pedesaan,(2)
mencegah urbanisasi
yang
berlebihan
dan
tidak
bermanfaat, (3) meningkatkan pendapatanasli
daerah,
(4)
memperkuat pelaksanaan otonomi daerahmelalui peningkatan mutu/kualitas sumberdaya manusia, dan
(5)
tenvujudnya keadilan pendidikan bagi masyarakat miskin dan kurang mampu di pedesaan.Penelitian pada tahun
pertama
Q007)
yang
masih
menitikberatkan pada identifikasi masalah dan needs assessment, menggunakan pendekatan penelitian survey dengandidukung
metode pengumpulan datamelalui
angket, interview, observasi, dan partipatoriaktip.
Penelitian tahun kedua (2008) yang memfokuskan pada program aksi, menggunakan pendekatan penelitian tindakan (action research) dan penelitian evaluasi, dengan didukung metode pengumpulan data eksperimen, demonstrasi/pemberian tugas,observasi, dan interv;ew.
Lokasi penelitian Hibah Bersaing
ini
dilaksanakandi
kecamatan Karangmojo dan kesamatanPonjong
wilayah
kabupatenGunungkidul,
Daerahlstimewa
Yogyakarta. Kedua kecamatan tersebutdipilih
atas dasar pertimbangan bahwa berdasarkan studi pendahuluanbanyak
Citemukan anak remajaputus
sekolahdari tingkat SD
sampaidengan
SLTA,
terdapat banyakjumlah
kepala keluarga penerima RASKIN, dan terdapatbeberapa desa dalam katagori Desa Tertinggal
(tDT).
Setiap wilayah kecamatandipilih
dua desa sampel berdasarkan kriteria desa yang tergolongIDT,
dan temuan awal tentang kondisi anak remaja putus sekolah yang memerlukan pendidikan kewirausahaan, sertahasil konsultasi dengan pihak pemerintah setempat (terutama pemerintah kecamatan dan
aparat desa) sesuai dengan persyaratan-persyaratan tertentu
yang
ditetapkan menurut pertimbangan metodologis. Berdasarkan pertimbangan tersebut kemudian masing-masing kecamatanditetapkan
dua
desa sampel,
sehinggajumlah
lokasi
penelitian
untuk perintisan dan pengembangan model pendidikan kewirausahaan bagi anak remaja putussekolah adalah empat desa sampel, yaitu masing-masing sebagai
berikut
(l)
kecamatanModel P e
ndidikan
Kew iraus ahaan B erbas i s Masyarakat P ede s aanH82007
Karangmojo ditetapkan dua desa sampel yaitu: (a) desa Ngipak, dan (b) desa Jatiayu; dan (2) kecamatan Ponjong, ditetapkan dua desa sampel yaitu: (a) desa Kenteng, dan (b) desa Sawahan.
Hasil Penelitian Tahun
I
(2007) adalah sebagai berikut:l.
Latar belakangpendidikan
RPSinforman
untuk masing-masing desa adalah sebagaiberikut: (1)
DesaNgipak
terdapat 40% lulusan SLTP, dan sisanya 60% lulusan/tamatSMK/SMA.
Darijumlah
tersebut baruterdapat2
orang yang pemahmengikuti diklat
untuk
usahamandiri, yaitu di
bidang petemakan dan ketrampilanotomotif.
Mereka umumnya mengatakan bahwa kegiatandiklat
yang pernahdiikuti
sangat membantumeningkatkan ketrampilan mereka
sesuai
bidang
diklat,
namun kendala
yangdihadapi adalah
setelahmengikuti diklat tidak
ada pembinaanyang
berkelanjutan sehingga merakatidak
mampu untuk membuka peluang usaha secaramandiri.
Faktor penyebabutama
adalah keterbatasanmodal kerja
dan perencanaanawal
membuka usaha.Di
samping
factor
penyebab utama tersebut merekaumwnnya
merasakan adanya rasatakut
gagal akibat peluang pasar yang kurang mendukung dan berakibat terhadapkerugian
dana/modal;(2)
DesaJatiayu
ierdapat 50oZlulusan SLTP,
dan sisanya 50oZ lulusan/tamatSMMMA.
Darijumlah
tersebut terdapat5
orang yang pemahmengikuti diklat
untuk
usahamandiri, yaitu
di
bidang pembuatan kuekripik
singkongdan ketrampilan
otomotif.
Mereka umunmya mengatakan bahwa kegiatandiklat
yang pemahdiikuti
sangat membantu meningkatkan ketrampilan mereka sesuai bidangdiklat,
namun kendala yang dihadapi adalah setelah merrgikutidiklat tidak
adapembinaan
yang
berkelanjutan sehingga meraka
tidak
mampu untuk
membukapeluang usaha secara
mandiri. Untuk
mempralcikkan
kegiatan usaha
setelahmengikuti
diklat
terdahulu
tidak
diberikan
bantuan
modal
baik
dalam
bentuk peralatanmaupun
modal
uang.Faktor
penyebab utama adalah keterbatasan modalkerja
dan
perencanzurnawal
membuka usaha.Di
sampingfactor
penyebab utama tersebut merekaumunnya
merasakan adanya rasatakut
gagal akibat peluang pasarModel Pendidikan Kewirausahaan Berbasis Masyarakat Pedesaan H82007
untuk mengikuti
diklat
yang dilaksanakan oleh lembaga/instansi berwenang rata-rata yang sudah berusiadi
atas
18tahun.
Mereka mengatakan sangattertarik
untuk mengikuti kegiatanpendidikan ketrampilan yang akan
dilaksanakandi
desaini.
Mereka beranggapanbahwa
kegiatan.diklat
KWU
yang akan
diikuti
sangatmembantu meningkatkan ketrampilan
mereka sesuai
bidang
diklat,
dan mengharapkan adanya bantuan permodalan untuk melakukan kegiatan usaha. dan (4)Desa
Sawahanterdapat 50% lulusan SLTP,
dan
sisanya
5oo/o lulusan/tamat SMK/SMA.Darijumlah
tersebut baru terdapat 3 orang yang pernah mengikutidiklat
untuk usahamandiri,
yaitu
di
bidang ketrampilan kerajinan bambu, membuat kuekipik
pisang,dan
perbengkelan.Mereka
umumnya mengatakanbahwa
kegiatan diklat yang pernahdiikuti
sangat membantu meningkatkan ketrampilan mereka sesuaibidang diklat, namun kendala yang dihadapi adalah setelah mengikuti diklat tidak ada
pembinaan
yang
berkelanjutan
sehingga merakatidak
mampu
untuk
membuka peluang pemasaranhasil
produksi
yang lebih baik-
Saatini
kerajinan
anyaman bamboo masihdilakukan
secaratradisional
dengan peralatan sederhana.Jika
adabantuan
permodalan
atz;uperalatan
yang
lebih
modem
maka
akan
mampu meningkatkan proses produksinya. Kendala yang dihadapi lainnya adalah kurangnya pembinaan berkelanjutan dari pihak terkait terutama dalam pemasaran produknya.2.
Kegiatan usahaproduktif
yang menjadi harapan RPS informan untuk masing-masing desa sample agak bervariasi.Untuk
desaNgipak
cenderung usahaproduktif
yang diharapkan adalah bidang petemakan sapi,kambing
atau ayam potong. Namun usaha di bidang peternakanini
memerlukan modal yang besar. Menyadari akan hal tersebut akhimya diputuskanuntuk
desaNgipak
usahaproduktif
yangdiinginkan
adalahdi
bidang
ternak ayam
(sebagaiuji
coba) dan
usaha pangkas rambut.Alasan
untuk bidangternak ayam
karena mereka mendasarkan pada usahaternak ayam
yang pernahdilakukan
oleh pihak
penduduk
setempat
yang
padaumumnya
mampu mendapatkantambahan penghasilan
yang cukup
memadai
untuk
memenuhi kehidupansehari-hari.
Sedangkanusaha
di
bidang
pangkasrambut
(l
orang), mendasarkan pada pertimbangan bahwa bidang usaha pangkas rambutdi
desaini
masih belum ada dan
memiliki
peluang pasar yangbai(
di
samping itujumlah
modal kerja yang diperlukan relativetidak
begitu besar, serta resiko kerugian sangat kecil.Mo de I P e ndi dikan Kew iraus ahaan B er b as i s
Untuk
desa Jatiayu,prioritas
utamauntuk kegitan
usahaproduktif
adalah dibidang pembuatankue
(kue
basah,kering, dank has
lokal)
dan
pembuatanbatco
atau
perbengkelan.
Untuk
desa Kenteng
cenderung
dalam bidang
usaha
produktif
ketrampilanjahit
pakaian dan ternakkambing.
Sedangkan Desa Sawahan cenderung mengusulkan kerajinan anyaman bamboo dan pembuatan kue.3.
Dari hasilkajian indentifikasi
menunjukkan bahwa permasalahan RpSdi
desa samplememiliki
masalahyang cukup kompleks.
Dari
hasil identifikasi
permasalahan RpS dapatdikelompokkan
menjadi2
golongan,yaitu
aspek internal dan eksternal. Aspek internal berasaldari
dalamdiri
RPSitu
sendiri,
seperti;latar
belakang pendidikan,pengetahuan,
pengalaman,
usia putus
sekolah, kepercayaan
diri,
motivasi berwirausaha,etos kerja,
mental,
wawasanke
depan, ketrampilan
yang dimiliki,
kebiasaankerja dan
keadaan
ekonomi. Aspek ekstemal seperti, potensi
desa,lingkungan
tempat tinggal,
potensi pasar,
persaingan usaha, keterbatasan modalusaha, dan sejenisnya.
4.
Darihasil
survey dan wawancara kepada anak remaja putus sekolah (RpS) informandiperoleh
hasil
penilaian
bahawa
penilaian
kebutuhan
(needs
assessment) RpSinforman
tergolong
cukup
bervariasi,
hal ini
disebabkan
karena
beberapa pertimbanganyang diajukan oleh
masing-masing peserta program dan kadersesuai
dengan
karekteristik dan potensi
desanya. Setelah
mempertimbangkan berbagai masukandari
pihak-pihak
terkait
terutamaunsur
perangkat desadan
ketrampilan yangdimiliki
oleh
pesertaprogftrm maka diperoleh
kesepakatan bahwa kebutuhan ketrampilanpendidikan
kewirausahaan diarahkan pada berbagai bidang usaha yang masing-masing desa sample ditetapkan duajenis
usahaprioritas,
yaitu:
untuk
DesaNgipa bidang
usahaternak ayam dan
gunting
rambut,
untuk
DesaJatiayu
bidang usaha pembuatankue
dan bataco;untuk
desa Ketnteng bidang usahamenjahit
dan ternakkambing,
danuntuk
Desa Sawahanbidang
usaha pembuatankue
khas lokaldan kerajinan anyaman bamboo.
Model P endidikan Kew irausahaan B erb as is Masyaraknt P edes aan H82007
sekolah dalam memotivasi tumbuhnya
jiwa
kemandirian untuk meningkatkan etos kerja dan mencari peluang usaha.6.
Pembahasantentang strategi
pemberdayaanprogram
aksi.
Strategi
pemberdayaanyang dilakukan
melalui
penemuan masalahdan penilaian
kebutuhan remaja putus sekolah dengan metodepartisipatori.
Hal
ini
dimaksudkan agarprogram
kegiatan yangdilakukan
sesuai dengan apayang merekainginkan.
Metodeini
ternyata cukupefektif
karena mereka umumnya
sangat
aktif
untuk
mengikuti program
yangdirencanakan. Jumlah kader
yang
awalnya ditetapkan sebanyakl0
orang, ternyata mencapai 40 orang.i.
Konseptualisasi tentang metode dan prosedur-prosedur dalam pengembanganmo{el
pendidikan kewirausahaan berbasis masyarakat pedesaan adalah sebagaiberikut:
(a)metode
partisipatori
aktif
dan
interfensi
program aksi
sesuai potensi
desa serta bantuan pembinaan teknis berkelanjutanlebih
cocokuntuk
diterapkan,(b)
prosedur-prosedurprogram
aksi meliputi; (1)
identifikasi
permasalahan secara seksam4 (2) menurnuskan needs assessment sesuai potensi desa,(3)
membentuktim
kacier yangmemiliki
komitmen bersama,(3)
pelatihan kewirausahaan dengan menekanLan padamotivasi kemandirian,
(4)
keterpaduan
program dengan
pemerintah
desa,
(5) penyusunanmodul yang
relevan,(6)
uji
cobarintisan program
usaha terbatas, (7) bantuan teknis dan permodalan dengan system kebersamaan, (8) membentuk program usahamandiri dan
atau kelompok
usahaproduktif,
(9)
monitoring,
evaluasi, danpelaporan serta
pemantapanuji
coba
model,
dan
(10)
pembinaan
berkelanjutan termasuk membantu mencari peluang pasar.Dari
beberapapokok
temuandan hasil
pembahasandi
atas dapat disimpulkan batrwa langkah-langkah pengembangan model pendidikan kewirausahaan bagi anak putus sekolah pada tahap awal telah dapat dilaksanakan denganbaik
dan marnpu memberikanmotivasi
bagi anak
remaja
putus
sekolah dalam
membangunjiwa
kemandirian
dan mencaripeluang
usahadi
desanya.Kegiatan
awal yang baik
ini
perlu
mendapatkan perhatian khusus dengan cara melakukantindakan
dan pembinaan selanjutnya kea rah yang lebih operasional dalam bentuk mengembangkan kelompok usahaproduktif
lainnyabaik
secaraberkelompok maupun
secaramandiri
sesuai
potensi
daerah,
sehingga diharapkanmampu
untuk
memabantu mengentaskankemiskinan
masyarakat pedesaanMode I P e ndidikan Kew irau s ahaan Berbas is Masyarakat P edes aan
H82007
termasuk anak remaja putus sekolah.
Jika
kegiatan
ini
dilanjutkan pada tahap
kedua (2008)maka akan
sangat membantubagi
tim
kader
maupun pesertaprogram
dalam merealisasikan beberapaprogram
kegiatan usahaproduktif yang
sudah direncanakan bersama sebagaimanayang telah diinventarisir
pada analisa kebutuhandi
atas sesuaidengan potensi yang ada
di
desanya masing-masing.Adapun target luaran yang akan dihasilkan pada penelitian tahun kedua (2008) adalah
sebagai
berikut: (1)
Memberikan
pelatihan lanjutan terhadaptim
kader atau penggerak sebanyak 10-40 orang dalam bidang manajemen kewirausahaanmandiri
yangmeliputi
4desa sample
penelitian
yang
berorientasi padakerja
mandiri
dan atau kelompok,
(2) Memberikan bantuanteknis
kepadatim
kader atau penggerakdi
masing-masing desauntuk
menrbentuk
Kelompok
Usaha
Produktif
(KUP)
mandiri
sebagai
upayapengembangan
rintisan
kegiatan usahayang
sudah dilaksanakanpada tahun
pertama.Bagi desa
yang belum
melaksanakankegiatan
usaharintisan maka
kegiatan
KUP disesuaikan denganbidang
kerja
dan
ketrampilanyang
dikuasainya,dan
(3)
Evaluasiakhir
untuk
mengetahui
keberhasilan,kendala,
efektifitas model, dan
tindali
lanjut pelaksanaanpendidikan
kewirausahaanbagi anak putus
sekolah
atau
remaja
putussekolah, dalam hal
ini
termasuk remaja yang tidak mampu melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebihtinggi.
Dalam penelitian
ini
juga
menghasilkankonseptualisasi
tentang metode
dan prosedur-prosedurdalarn
pengembanganmodel pendidikan
kewirausahaan berbasis masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut: (a) metodepartisipatori
aktif
dan interfensi programaksi
sesuaipotensi
desa serta bantuan pembinaanteknis
berkelanjutan lebih cocokuntuk
diterapkan,
(b)
prosedur-prosedurprogram
aksi meliputi; (1)
identifikasi
permasalahan secara seksama"(2)
merumuskan needs assessment sesuai potensi desa (3) membentuktim
kader yang
memiliki
komitmen
bersama,(3)
pelatihan
kew'irausahaan denganmenekankan
pada motivasi
kemandirian,
(4)
keterpaduanprogram
dengan pemerintah desa (5) penyusunan modul yang relevan, (6)uji
coba rintisan progftlm usaha