Fokus Pagi MQ 92,3 FM Edisi Jum’at 19 februari 2010
Tema : Teknologi
Topik : Pro Kontra RPM Konten Multimedia
Sahabat MQ/ Kementerian Komunikasi dan Informatika/ dalam beberapa tahun terakhir telah menyiapkan Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika/ mengenai Konten Multimedia// Aturan tersebut/ nantinya akan mengatur jenis-jenis data yang dilarang untuk didistribusikan/ ditransmisikan/ dan dibuat oleh pengguna layanan informasi elektronik//
Di satu sisi/ RPM ini diakui memiliki niat baik dalam membantu hadirnya dunia cyber yang lebih sehat di Indonesia/ namun di sisi lain banyak kekhawatiran seputar keberadaannya sebagai 'tangan besi' sensor internet// Hal-hal yang dianggap memberatkan/ salah satunya adanya kewajiban melakukan penyaringan oleh penyelenggara jasa konten multimedia// Sehingga/ beberapa pihak menakutkan bahwa/ aturan tersebut dapat menjadi kepanjangan tangan penguasa/ dalam mengebiri hak-hak penduduk untuk menyampaikan pendapatnya//
Maka tidak dipungkiri/ Rancangan Peraturan Menteri (RPM) ini pun/ banyak menuai kritik dari sejumlah besar kalangan masyarakat/ terlebih lagi para penggiat dan penyelenggara konten// Beberapa pihak menilai/ bahwa aturan pada Rancangan Peraturan Menteri (RPM) tentang Konten Multimedia tersebut/ dianggap terlalu mengekang dan membuat gerah pelaku bisnis internet//
Terkait sanksi dari RPM tersebut/ antara lain disebutkan dalam bentuk sanksi administrative/ berupa teguran tertulis/ denda administrative/ pembatasan kegiatan usaha/ dan/atau pencabutan izin/ sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan// Nah/ sanksi pencabutan izin itulah yang paling merisaukan komunitas pers//
Sebab/ dalam Undang-Undang Pers No 40 tahun 1999/ secara tegas dinyatakan/ tidak terdapat sensor dan pemberedelan terkait pers// Oleh karena itu/ wajar saja apabila RPM tersebut mendapat penentangan dari banyak pihak/ seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia yang mengatakan bahwa/ Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika mengenai Konten Multimedia tersebut dapat berbahaya bagi kebebasan pers//
Sahabat MQ/ Managing Director Nusantara Online -Heru Nugroho juga mengatakan/ aturan yang tercermin dalam RPM Konten tersebut terlalu berlebihan// Bahkan pihaknya tidak menolak jika aturan tersebut/ kemudian disamakan dengan gaya pengekangan pemerintah otoriter di masa lalu// Dan jika sampai diterapkan/ pihaknya yakin akan muncul gerakan perlawanan// Meskipun di sisi lain Heru memahami/ bahwa aturan memang perlu ditegakkan/ dan dunia internet tanah air memang perlu disehatkan// Namun caranya/ harus melalui langkah yang persuasive//
Sahabat MQ/ Meski masih diperdebatkan/ Draft Rancangan Peraturan Menteri (RPM) Konten Multimedia ini/ ternyata dapat menjadi salah satu kunci pencegahan penculikan/ yang salah satunya melalui account pertemanan atau yang bisa disebut jejaring Facebook// Sekjen Kementerian Kominfo Basuki Yusuf Iskandar mengatakan/ account Facebook memang dapat disalahgunakan oleh siapa saja/ tidak hanya di Indonesia// Solusinya tidak hanya ditangan pemerintah/ tetapi masyarakat/ khususnya orang tua pun/ juga perlu melakukan langkah-langkah antisipatif//
Nah sahabat MQ/ Seperti apakah Rancangan Peraturan Menteri atau RPM Konten multimedia tersebut?/ Dimanakah letak kerancuannya/ sehingga banyak menimbulkan pro dan kontra di msayarakat?/ lantas bagaimana sikap akhir apa yang akan diambil pemerintah nantinya?// untuk itu dalam program fokus pagi MQ fm kali ini/ kita akan mendiskusikannya bersama dengan sejumlah nara sumber yaitu:
1. Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo –Gatot S. Dewa Broto
2. Kepala komisi Pengaduan Masyarakat Dewan Pers– Abdullah Alamudi
Narsum 1: 6.15
Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo –Gatot S. Dewa Broto
1. Bagaimana tanggapan anda mengenai RPM konten multimedia yang hingga
kini menuai pro dan kontra dari masyarakat ini?
2. Menurut anda/ tujuan utama dibuatnya RPM konten multimedia ini seperti
apa?
3. Sejauh ini kan masih uji public dari tgl 11-19 Februari 2010/ sepanjang
informasi yang masuk/ respon dari masyarakat sendiri bagimana?
4. Setelah uji public nanti berakhir/ yaitu hari ini tanggal 19 Februari/ apa yang akan dilakukan selanjutnya dengan RPM ini?
5. Apakah sebelumnya/ RPM ini juga telah dikonsultasikan kepada presiden/
anggota dewan/DPR dan lain sebagainya?
6. Tanggapan dari mereka terkait RPM ini seperti apa?
7. Banyak pihak menilai/ aturan ini justru akan menghalangi kebebasan pers
dalam memberikan informasi kepada masyarakat/ tanggapan anda?
8. Apakah anda yakin/ RPM ini akan berhasil mengurangi tindak kejahatan
dunia maya yang akhir-akhir ini marak terjadi?
Narsum 2: 6.45
Kepala komisi Pengaduan Masyarakat Dewan Pers– Abdullah Alamudi
1. Dewan pers jelas menolak adanya RPM konten multimedia ini/ alasannya
kenapa pak?
2. Hal-hal mana saja yang dikritik dan dianggap melanggar kebebasan pers?
3. Kami dengar/ dari dewan pers kemarin mengajukan surat keberatan
kepada Menkominfo/ isi suratnya kurang lebih seperti apa pak?
4. Tanggapan dari Menkominfo sendiri setelah menerima surat dari dewan
pers seperti apa?
5. Apakah telah terjadi perbincangan dan kesepakatan diantara dewan pers
dan menkominfo kemarin? Seperti apa hasilnya?
6. Pemerintah mengatakan bahwa RPM ini niatnya baik/ yakni mencegah dan
berusaha meminimalisir tindak2 kejahatan dunia maya/ komentar anda?
7. Lantas untuk meminimalisir dan akhirnya membatasi situs-situs yang dinilai
amoral yang dapat diakses berbagai kalangan dan umur/ tindakan konkret seperti apa yang harus dilakukan?
8. Jadi intinya/ dewan pers jelas menolak mentah-mentah RPM ini? Ataukah
setuju namun harus ada perbaikan dan kejelasan keterangan dari RPM ini?
Narsum 3:7.15
Pengamat Media/ Pengasuh MARKA –Ade Armando
1. Dibalik pro dan kontra yang terjadi/ anda sebagai pengamat media/ komentar anda seperti apa menyikapi RPM ini?
2. Apakah anda melihat perpanjangan tangan pemerintah/ dalam RPM ini yang secara tidak langsung berusaha mengekang kebebasan pers dan seseorang untuk berpendapat?
3. Banyak para penyedia jasa internet protes dengan adanya RPM ini/ apakah hal ini menunjukkan bahwa tujuan bisnis bermain kuat disana?
4. Menurut anda/ pasal atau bagian manakah dari RPM ini yang diubah/ diganti atau bahkan dihapus?
5. Jika memang RPM nanti diterapkan/ dampak seperti apa yang nantinya akan timbul di masyarakat?
6. Adakah kepentingan politik yang bermain disini/ seperti pengalihan isu dan sebagainya?
7. Menurut anda/ apakah dengan adanya RPM ini akan cukup efektif memberikan efek jera bagi mereka yang bertindak menyimpang dalam dunia IT?