DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA
SKRIPSI
Oleh : FITRIYA WATI NIM : C04213023
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
iv
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ABSTRAK
Pegadaian Syariah adalah badan usaha milik negara yang berperan dalam bidang keuangan syariah yang fokus pada sistem gadai syariah. Nilai taksiran emas menjadi tolak ukur nasabah untuk memilih menggadaikan perhiasan emasnya di suatu lembaga gadai syariah. Secara umum faktor-faktor yang memutuskan nasabah untuk menggunakan jasa gadai syariah tidak lain karena tingginya nilai taksiran emas yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu. Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan untuk menjawab pertanyaan apakah terdapat pengaruh nilai taksiran emas terhadap keputusan nasabah menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan sampel sebanyak 50 nasabah gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner dan wawancara. Alat analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, dan analisis regresi sederhana dengan uji t pada program SPSS.
Dari regresi sederhana didapat hasil Y= 6,070 + 0,651X. Kemudian dari hasil
analisis determinasi diperoleh koefisien determinasi yaitu Adjusted R2 (R Square) sebesar
0,323 yang memiliki arti bahwa pengaruh variabel nilai taksiran emas (X) terhadap keputusan nasabah (Y) adalah sebesar 32,3% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini sebesar 67,8%. Dari hasil pengujian t menunjukkan bahwa variabel nilai taksiran emas (X) nilai t hitung sebesar 4,938 > nilai t tabel 2,011 dan nilai p = 0,000 < 0,05
maka menyatakan H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara nilai taksiran emas terhadap keputusan nasabah menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM i
PERNYATAAN KEASLIAN ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
PENGESAHAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TRANSLITERASI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 7
D. Kegunaan Hasil Penelitian 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 9
A. Landasan Teori 9
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan 26
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
D. Hipotesis 31
BAB III METODE PENELITIAN 33
A. Jenis Penelitian 33
B. Waktu dan Tempat Penelitian 33 C. Populasi dan Sampel Penelitian 34
D. Variabel Penelitian 36
E. Definisi Operasional 38
F. Uji Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas Data 39
G. Data dan Sumber Data 43
1. Jenis Data 43
2. Sumber Data 44
H. Teknik Pengumpulan Data 44
I. Teknik Analisis Data 46
BAB IV HASIL PENELITIAN 48
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 48 B. Deskripsi Umum Subjek Penelitian 56
C. Analisis Data 64
BAB V PEMBAHASAN 73
BAB VI PENUTUP 79
A. Kesimpulan 79
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA 82
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Tabel STL Emas Perhiasan 53
4.2 Tabel STL Emas Logam Mulia 54
4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 56 4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia 57 4.5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan 59 4.6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan 60 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Nilai Taksiran Emas 61 4.8 Tanggapan Rsponden Terhadap Variabel Keputusan Nasabah 63 4.9 Hasil Uji Validitas Nilai Taksiran Emas 65 4.10 Uji Validitas Variabel Keputusan Nasabah 65
4.11 Uji Reliabilitas 66
4.12 Persamaan Regresi 69
4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana 70
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Keputusan Pembelian 18
2.2 Proses Pembelian Model Lima Tahap 20
2.3 Skema Operasional Gadai Syariah 25
2.4 Kerangka Konseptual 31
4.1 Aplikasi Gadai Syariah di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya 53 4.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 57 4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia 58 4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan 59 4.5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan 60
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh manusia sehari-hari
tidak pernah terlepas dari alat tukar menukar yang bernama uang. Uang
sangatlah berperan penting bagi perekonomian manusia sehari-hari
sebagai alat untuk membeli atau membayar berbagai kebutuhannya. Bagi
mereka yang memiliki barang berharga, akan tetapi mengalami kesulitan
dalam pendanaannya maka alternatif yang mereka gunakan yakni
menjualnya atau menjaminkan barang berharganya, sehingga jumlah uang
yang mereka inginkan dapat terpenuhi.
Semakin berkembangnya permintaan masyarakat untuk
memperoleh pinjaman uang secara praktis dan cepat dan kian diterimanya
jasa gadai di indonesia. Masyarakat mulai banyak memanfaatkan jasa
gadai sebagai alternatif dalam menyelesaikan masalah keuangannya.
Dalam Islam praktik gadai sangatlah dianjurkan, sebagaimana dalam
firman Allah SWT dalam kitabNya sebagai berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. 2 Al Baqarah 283)1
Ayat ini menjelaskan bahwa diperbolehkan meminjam hendaknya
memberikan jaminan kepada yang berpiutang. Fungsi jaminan, utamanya
adalah untuk menjaga kepercayaan bersama, antara pihak yang berhutang
dengan pihak yang memberikan hutang.
Dewasa ini, 90% masyarakat di Surabaya lebih memilih
menggadaikan perhiasan dan emasnya sebagai solusi untuk memenuhi
kebutuhan dananya tanpa rasa canggung datang ke kantor pegadaian
syariah terdekat.2 Masyarakat yang ingin menggadaikan perhiasan emas
tentunya memilih usaha gadai yang mempunyai nilai taksiran emas yang
tinggi. Guna untuk memperoleh jumlah pinjaman yang tinggi pula.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Nilai taksiran emas dapat menjadi tolak ukur nasabah untuk
memilih menggadaikan perhiasan emasnya di suatu lembaga gadai
syariah.3 Sehingga beberapa lembaga keuangan yang berfokus pada usaha
gadai memiliki ketetapan nilai taksiran emas tersendiri sebagai bentuk
promosi mereka dalam menarik nasabah yang akan menggunakan jasa
gadainya.
Saat ini, usaha gadai mulai diminati oleh berbagai kalangan
masyarakat dalam memulai bisnisnya. Ditunjukkan banyaknya lembaga
perbankan yang menawarkan gadai emas syariah di kota Surabaya seperti
BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Jatim Syariah,
BSM (Bank Syariah Mandiri), hal ini ditunjukkan pada Undang-Undang
Perbankan Syariah Pasal 19 ayat 1 huruf q tentang diperbolehkannya
perbankan syariah melakukan kegiatan usaha syariah seperti gadai emas.4
Dan mulai maraknya lembaga keuangan yang menawarkan pinjaman pada
masyarakat ternyata tetap membuat tren penggunaan layanan pegadaian
itu tinggi.5 Dengan adanya persaingan seperti ini, maka lembaga usaha
gadai lainnya melakukan beragam cara dan inovasi dalam produk gadai
yang mereka hasilkan, khususnnya pada nilai taksiran emas yang
ditetapkan oleh lembaga-lembaga lainnya. Hal seperti ini sangatlah
digunakan bagi lembaga gadai tentunya, karena semakin banyak nasabah
3Damanhur dan Leni Darwina, “Pengaruh Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman terhadap Laba
Bersih pada Perum Perum Pegadaian Syari’ah Kota lhokseumawe”, Jurnal Aplikasi Manajemeni,
No.2, Vol. 4 (Maret 2011), 500.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang melakukan gadai maka akan menambah omset bagi lembaga
tersebut khususnya pada Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.6
Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya adalah perusahaan
milik negara yang berperan dalam bidang keuangan syariah yang fokus
pada sistem gadai syariah. Dengan membangun citra sebagai sebuah
lembaga keuangan yang profesional dengan mengusung motto:
“Mengatasi masalah tanpa masalah”. Demikian pula kalangan
nasabahnya, tidak terlepas dari golongan ekonomi menengah ke bawah
tapi telah menjangkau pula kalangan ekonomi atas. Secara umum
lembaga pegadaian syariah ini di maksudkan sebagai suatu lembaga yang
memfasilitasi warga untuk dapat memperoleh pinjaman dengan praktis
dan cepat. Pegadaian syariah tidak menekankan pada prinsip bunga dari
barang yang digadaikan. Namun Pegadaian Syariah memperoleh
keuntungan dari barang gadai sesuai yang sudah diatur oleh Dewan
Syariah Nasional (DSN), yaitu memberdayakan biaya pemeliharaan dari
barang yang digadaikan. Dalam prinsip pegadaian syariah biaya dihitung
dari nilai taksiran barang bukan dari jumlah pinjaman, dan nilai taksiran
yang diberikan oleh Pegadaian Syariah yakni 92-95% dari nilai taksiran
emas.7 Berbeda dengan pegadaian konvensional, yakni biaya yang dibayar
sejumlah dari yang dipinjamkan.
6 Zainuddin, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta:Sinar Grafika, 2008, cet.1), 8.
7 Data diperoleh dari hasil observasi langsung dengan berbagai media promosi seperti brosur/flyer
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Alasan penulis tertarik menggunakan objek penelitian di
Pegadaian Syariah Cabang Blauran adalah nilai taksiran emas yang
diberikan oleh Pegadaian Syariah berkisar 92-95% dari nilai taksiran.
Sedangkan nilai taksiran yang diberikan oleh PT. Titipan Emas pada Unit
Solusi Tunai yakni ≥ 100% dari nilai taksiran.8 Menurut teori mengenai
manajemen pemasaran jasa menjelaskan bahwa jika nilai taksirannya
tinggi, maka mampu mendorong nasabah untuk melakukan transaksi
gadainya di lembaga tersebut.9
Meski pada nyatanya terdapat lembaga gadai swasta yang
memberikan nilai taksiran lebih besar daripada nilai taksiran yang
diberikan Pegadaian Syariah, namun jumlah nasabah aktif gadai di
Pegadaian Syariah jauh lebih besar dibandingkan Unit Solusi Tunai yang
memberikan taksiran lebih tinggi. Dibuktikan dengan adanya data jumlah
nasabah aktif gadai di Pegadaian Syariah antara bulan September 2016
sebesar 4.618 nasabah gadai dan jumlah nasabah aktif gadai di Unit
Solusi Tunai berjumlah 209 orang.
Dalam permasalahan ini terdapat celah antara nilai taksiran yang
tinggi maka mampu mendorong nasabah untuk menggunakan jasa gadai
di lembaga tersebut, namun berbeda dengan di Pegadaian Syariah meski
terdapat lembaga gadai swasta yang memberikan nilai taksiran tinggi
8 Data diperoleh dari hasil observasi langsung dengan berbagai media promosi seperti brosur/flyer
yang ada.
9 Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta: Salemba Empat, 2009),
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id akan tetapi minat nasabah untuk menggadaikan emasnya di Pegadaian
Syariah sangatlah banyak.
Hal ini muncul ketertarikan dari penulis untuk mengetahui
tanggapan dari nasabah yang menggadaikan emas di Pegadaian Syariah
Cabang Blauran Surabaya, apakah nilai taksiran emas berpengaruh
terhadap keputusan nasabah dalam menggadaikan ataukah nilai taksiran
emas tidak berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam
menggadaikan emas di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.
Dengan penjabaran di atas mengenai pengaruh nilai taksiran emas
di Pegadaian Syariah Cabang Blauran, menurut pengamatan awal
memang ada potensi untuk terjadi masalah, antara nilai taksiran emas
dengan keputusan nasabah yang menggadaikan emas. Dengan subjek
penelitian ini adalah nasabah gadai emas di Pegadaian Syariah Cabang
Blauran Surabaya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Nilai
Taksiran Emas Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Menggunakan
Produk Gadai di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya.”
B. Rumusan Masalah
Dari pokok permasalahan di atas penulis mengidentifikasikan
masalah, sehingga dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Apakah nilai taksiran emas berpengaruh terhadap keputusan
nasabah dalam menggunakan poduk gadai di Pegadaian Syariah
Blauran Surabaya?
C. Tujuan Penilitian
Dari rumusan masalah di atas memiliki berbagai tujuan yang ingin
dicapai oleh peneliti, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui nilai taksiran emas di PT. Pegadaian Syariah.
2. Untuk menganalisis nilai taksiran emas berpengaruh atau tidak
terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan produk gadai di
Pegadaian Syariah Blauran Surabaya.
D. Kegunaan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang akan disusun ini diharap dapat
memberikan manfaat, meliputi:
1. Bagi Akademisi
Diharap penelitian ini menjadi referensi bagi akademisi
selanjutnya, untuk dijadikan rujukan dalam mengembangkan
pengetahuan pada lembaga keuangan islam non bank dan lebih
utamanya bagi mahasiswa Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel
Surabaya untuk memperluas intelektual dan pemahaman terhadap
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Kegunaan Teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan tentang gadai syariah dan perhitungan nilai taksiran
serta hal-hal yang mempengaruhi keputusan pembelian nasabah
yang sesuai dengan konsep ekonomi syariah.
3. Kegunaan Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan solusi
terhadap usaha gadai lainnya dalam menentukan nilai taksiran
emas yang sesuai syariah guna meningkatkan profitabilitas
9
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Nilai Taksiran Dalam Prespektif Islam
a. Pengertian Nilai Taksiran
Nilai taksiran adalah nilai/harga perkiraan tertentu yang akan
dijadikan jaminan yang didasarkan pada harga jadi, pasar dan
peraturan yang berlaku pada masa tertentu. Dalam menentukan nilai
taksiran tidak boleh melebihi dari harga pasar atau nilai taksiran tidak
boleh rendah dari harga pasar.1
Menurut Rambat Lupiyoadi nilai taksiran yang tinggi mampu
mendorong keputusan nasabah menggunakan jasa pegadaian. Nasabah
akan merespon positif apabila nilai yang dihasilkan dari produk atau
jasa mampu memenuhi manfaat bagi kebutuhannya.2
Nilai taksiran yang digunakan merupakan acuan pencairan
dana yang diberikan untuk mengurangi resiko dikemudian hari.
Dikhawatirkan apabila terdapat nasabah yang tidak dapat melunasi
pinjaman atau hanya membayar jasa simpanan, maka pegadaian
syariah melakukan pelelangan terhadap barang jaminan tersebut.
1 Damanhur, Pengaruh Jumlah Taksiran dan Uang Pinjaman Terhadap Laba Bersih Pada Perum Pegadaian Syariah Kota Lhokseumawe, Volume 9 Nomor 2 (Maret, 2011), 501.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Apabila ada kelebihan antara nilai penjualan dengan pokok pinjaman,
jasa simpanan, dan pajak maka kelebihan tersebut merupakan hak
nasabah. Dan nasabah diberikan kesempatan mengambil kelebihan
tersebut dalam jangka waktu satu tahun. Jika nasabah tidak
mengambil sampai habisnya jangka waktu pengambilan, maka
kelebihan dana tersebut akan di serahkan kepada Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) sebagai dana ZIS.3
Sebelum menentukan nilai taksiran, penaksir harus terlebih
dahulu mengetahui berapa tingkat kadar karat emas yang akan
dijaminkan. Dalam kandungan emas memiliki berbagai jumlah kadar
karat dari 24 karat sampai 18 karat. Semakin tinggi jumlah kadar
karat yang dimiliki maka semakin tinggi pula harganya. Menurut
Standart Nasional Indonesia (SNI) No: SNI 13-3487-2005:4
1) 24 K 99,00% - 99,99%
2) 23 K 94,80% - 98,89%
3) 22 K 90,60% - 94,79%
4) 21 K 86,50% - 90,59%
5) 20 K 82,30% - 86,49%
6) 19 K 78,20% - 82,29%
7) 18 K 75,40% - 78,19%
Standart kadar karat pada perhiasan pada umumnya berkisar
pada 18 K – 22 K. Hal ini dimaksudkan supaya perhiasan emas tak
3 Nurul Huda, dkk., Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), 281
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id gampang rusak, sebab emas murni mempunyai tingkat kelenturan
yang tinggi. Emas murni sebenarnya mudah patah atau rusak, maka
dibutuhkan logam lain untuk memperkuat.
Terdapat beberapa teknik pengujian yang dilakukan oleh
penaksir untuk mengetahui kadar emas tersebut. Tujuan menguji
emas adalah untuk memastikan suatu barang benar-benar emas,
selanjutnya jika telah diyakini bahwa barang tersebut adalah emas
maka perlu diketahui berapa kemurnian emasnya. Kemurnian ini
disebut juga kadar karatase, dalam bahasa sederhana disebut karat.
Berikut tiga teknik dalam pengujian emas:5
1) Pengujian Sederhana
Pengujian ini dilakukan tanpa alat ukur atau alat bantu lain.
Penaksir emas biasanya memakai beberapa ciri fisik yang
dijadikan acuan antara lain berat jenis (merasa berat benda dan
membandingkan dengan ukurannya), warna dan baunya sangat
dipengaruhi jenis dan kadar logam campuran pada emas.
2) Pengujian Kimia
Pengujian ini dilakukan menggunakan alat bantu berupa
bahan kimia, bahan yang dimaksud yakni H2SO4 dan NaOH.
Berikut prosedur dalam pengujian kimia:
a) Barang uji emas digoreskan beberapa kali ke batu hitam RX.
5Jezias Dhioka Bromm, “Tanggung Jawab penaksir Akibat Salah Taksiran Objek Gadai Dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b) Sebagian goresan pada batu di teteskan larutan H2SO4 dan
akan terjadi reaksi kimia, tunggu beberapa detik kemudian
dikeringkan dengan kapas. Maka terdapat kemungkinan yang
terjadi pada warna goresan, yakni:
(1) Hilang sama sekali, maka barang dinyatakan bukan emas.
(2) Sedikit pudar, maka barang dinyatakan emas berkadar di
bawah 16 karat.
(3) Warna tetap sama, maka dinyatakan emas berkadar di atas
16 karat.
c) Selanjutnya, pada goresan emas sisi lainnya diteteskan larutan
NaOH, dan terdapat tiga reaksi kimia yang terjadi pada warna
goresan:
(1) Pudar sekali, maka kadar emas di bawah 23 karat, di atas
16 karat.
(2) Sedikit pudar, maka kadar emas berkisar 23 karat atau 22
karat.
(3) Warna tetap sama, maka emas tersebut berkadar 24 karat
(emas murni).
3) Pengujian Fisika
Pengujian ini adalah pengujian dengan menerapkan ilmu-ilmu
fisika. Yaitu dengan mengukur berat jenis barang uji. Alat bantu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id memilki ketelitian yang cukup tinggi), segelas air serta benang
(tali rafia yang disobek tipis, dipilih karena tidak menyerap air).
Berikut prosedur pengujian fisika untuk mengetahui kadar
karat emas:
a) Emas ditimbang. Sebagai contoh emas tersebut ditimbang
hasilnya 10 gr. Hasilnya disebut dengan berat kering.
b) Kemudian segelas air diletakkan di atas timbangan, karena
angka pada timbangan berubah maka perlu direset dengan
menekan tombol sehingga angka menjadi nol kembali.
c) Emas uji diikat benang plastik kemudian dimasukkan ke
dalam air di atas timbangan, diamkan sampai angka pada
timbangan stabil.
d) Selanjutnya menghitung massa jenis yaitu berat kering/berat
basah.
e) Kadar karatase emas diketahui dengan mencocokkan massa
jenis emas uji dengan tabel massa jenis karatase.
b. Pedoman Dasar Penaksiran
Dalam prespektif hukum ekonomi islam pedomaan dasar
penaksiran yang digunakan agar penaksiran atas suatu barang dapat
sesuai dengan nilai sebenarnya. Pedoman penaksiran yang
dikelompokkan atas dasar jenis barangnya. Terdapat 2 kategori
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1) Taksiran Wajar
Taksiran wajar merupakan taksiran yang sesuai dengan hasil
perhitungan dari ketentuan penaksiran yang telah ditetapkan atau
dapat dikatakan tidak ada biaya penyimpanan.
2) Taksiran Tinggi
Taksiran tinggi adalah taksiran yang melebihi dari kriteria atau
batas toleransi dari taksiran wajar karena kesengajaan penaksir
untuk memenuhi loyalitas nasabah. Kriteria barang jaminan
taksiran tinggi adalah:
a) Untuk golongan A/B disebut taksiran tinggi jika perbedaan
taksiran mencapai 16% -20%.
b) Untuk golongan C/D disebut taksiran tinggi jika perbedaan
taksiran mencapai 11%-15%.6
c. Simulasi Perhitungan Nilai Taksiran Emas dan Perhitungan
Pemberian Pinjaman
Dalam penentuannya penaksir memiliki hal pertama yang
dilakukan oleh penaksir emas adalah menentukan nilai taksiran,
berikut rumusnya:7
6Iwan Setiawan, “Penerapan gadai Emas Pada Bank Syariah Prespektif Hukum Ekonomi Islam”, Al-Daulah: Jurnal Hukum Dan Perundangan Islam, No.1 Vol. 6 (April 2016), 193.
7Muhammad, Hadi, Sholikul, Pegadaian Syariah, (Jakarta:Salemba Diniyah, 2003), 250.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Setelah nilai taksiran diketahui langkah selanjutnya adalah
menentukan nilai pembiyaan dengan rumus:8
Menurut rumus perhitungan taksiran di atas maka dapat
diilustrasikan sebagai berikut:
Nasabah N memiliki emas seberat 1 gram dengan tingkat
karatase 20 karat. N ingin menggadaikan emas tersebut. standart
harga di lembaga gadai yang dipilih sebesar Rp. 483.237. Pembiayaan
yang dapat diperoleh nasabah N adalah sebagai berikut:
1) Perhitungan pemberian pembiayaan
Nilai taksiran = Tabel Harga STL x Berat Emas
= 483.237 x 1 gram
= Rp. 483.237,-
2) Pembiayaan yang didapatkan nasabah
Nilai pembiayaan = Taksiran x prosentase sesuai nilai
taksiran yang diberikan
= Rp. 483.237 x 95%
= Rp. 459.075,-
Jadi berdasarkan perhitungan nilai taksiran dan nilai
pembiayaan yang akan diterima nasabah sebesar Rp. 459.075,-
setelah dilakukan pembualatan angka.
8 Ibid., 251.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Teori Keputusan Nasabah
a. Pengertian Keputusan Nasabah
Menurut Kotler, keputusan nasabah adalah proses
pengambilan keputusan yang dilakukan nasabah sebelum
mengambil suatu produk. Pengambilan keputusan nasabah
ditentukan berdasarkan persepsi konsumen tentang produk
tersebut.9
Menurut Swastha dan Irawan, keputusan nasabah adalah
pemahaman nasabah tentang keinginan dari kebutuhan akan suatu
produk dengan menilai sumber-sumber yang ada dengan
menetapkan tujuan pembelian serta mengidentifikasi alternatif
sehingga pengambilan keputusan untuk membeli yang disertai
dengan perilaku setelah melakukan pembelian.10
Keputusan nasabah dalam mengambil produk adalah suatu
tindakan memilih satu alternatif dari serangkaian alternatif yang
ada. Keputusan nasabah dalam mengambil adalah pemilihan dari
dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pengambilan produk,
artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah
tersedia alternatif lainnya.11 Berdasarkan pendapat ini, maka
dapat disimpulkan bahwa keputusan nasabah adalah suatu proses
9 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 1, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2005),
208.
10 Supranto, Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran (Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis),
(Jakarta: Mitra wacana Media, 2011), 211.
11 Griffin, J., Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang dilakukan nasabah pada saat mengambil produk tertentu,
kemudian nasabah memilih satu alternatif dari beberapa alternatif
yang ada.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan
nasabah, diantaranya:
1) Sikap orang lain
Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang
disukai seseorang, pengurangan alternatif tersebut akan
bergantung pada dua hal yaitu:
a) Intensif sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang
disukai nasabah.
b) Motivasi nasabah untuk mengikuti keinginan orang lain.
Karena semakin besar sikap negatif orang lain, maka akan
semakin besar pula nasabah akan mengubah keputusan
pembeliannya. Sebaiknya, persepsi seseorang terhadap
suatu produk akan meningkat jika seseorang juga menyukai
produk yang dia inginkan.12
2) Situasi yang tidak terduga
Situasi seperti ini yang dapat muncul dan mengubah niat
keputusan pembelian nasabah, keputusan nasabah untuk
menunda atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat
dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Resiko yang dirasakan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id nasabah sangatlah berbeda-beda menurut besarnya uang yang
dipertaruhkan, dan besarnya kepercayaan diri konsumen.
Untuk mengurangi resiko-resiko tersebut, maka konsumen
mengembangkan rutinitas tertentu seperti penghindaran
keputusan, pengumpulan informasi dari teman-teman dan
perferensi atas merek dalam negeri. Dalam konteks ini
pemasar harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan
adanya resiko dalam diri nasabah dan memberikan informasi
serta dukungan untuk mengurangi resiko yang dirasakan.13
Berikut bagan yang menjelaskan tentang alur keputusan
pembelian.
Gambar 2.1 Keputusan Pembelian14
Perilaku setelah pembelian nasabah merupakan tahap
proses keputusan pembelian nasabah melakukan tindakan
lebih lanjut, setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan
atau ketidakpuasan nasabah akan produk tersebut. Yang
menentukan nasabah puas atau tidak puas terhadap pembelian
13 Ibid., 4
14 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 357.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terletak pada hubungan antara harapan konsumen dan kinerja
produk yang dirasakan. Jika produk jauh dibawah harapan
nasabah, maka nasabah akan merasa kecewa, dan sebaliknya
jika produk memenuhi harapan nasabah, maka nasabah akan
merasa puas dan senang.15
b. Tahap – Tahap Proses Pengambilan Keputusan
Suatu perusahaan yang bagus adalah perusahaan yang
melakukan riset atas produk yang mereka miliki melalui proses
pengambilan keputusan nasabahnya. Mereka melakukan riset
tentang kapan nasabah pertama kali mengenal produk tersebut,
serta seperti apa yang menjadi keyakinan nasabah akan produk
tersebut, seberapa besar mereka terlibat dengan produk yang
bersangkutan, bagaimana nasabah melakukan pemilihan merek
(lembaga), dan seberapa puas nasabah atas produk tersebut setelah
melakukan proses pembelian.
Terdapat metode yang menggambarkan tahap-tahap dalam
proses pengambilan keputusan, sebagai berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Gambar 2.2 Proses Pembelian Model Lima Tahap16
Gambar 2.2 menunjukkan sebuah model tahapan proses
pembelian dalam pengambilan keputusan. Nasabah dalam proses
ini melewati lima tahap, yakni: pengenalan masalah, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku
pascapembelian. Namun, urutan itu tidak berlaku, terutama atas
pembelian dengan keterlibatan yang rendah. Seperti konsumen
yang membeli produk pasta gigi yang biasa digunakannya
langsung mulai dari kebutuhan akan pasta gigi yang menuju
keputusan pembelian. Namun penulis menggunakan Gambar 2.2
karena model tahap tersebut mencangkup selruh cakupan
16 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Jilid 1, (Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2005),
210.
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alernatif
Keputusan Pembelian
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pertimbangan yang muncul saat nasabah mengahadapi pembelian
produk baru dengan keterlibatan yang tinggi.17
c. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemecahan Masalah
Pengambilan keputusan sebagai pemecahan masalah
berfokus pada tujuan nasabah untuk memenuhi apa yang mereka
inginkan.18 Seorang nasabah memersepsikan suatu masalah karena
konsekuensi terhadap keinginan atau kenutuhannya belum
tercapai seperti contoh: saya sangat kekurangan dana/uang untuk
membayar uang sekolah anak saya, maka saya ingin
menggadaikan perhiasan emas saya untuk membayar
kekurangannya. Nasabah mengambil keputusan mengenai perilaku
yang akan ditunjukkan demi meraih berbagai tujuan mereka,
dengan demikian pengambilan keputusan nasabah merupakan
proses penyelesaian masalah yang terarah pada tujuan.
Penyelesaian masalah nasabah adalah suatu aliran timbal
balik yang berkesinambungan diantara faktor lingkungan, proses
kognitif dan afektif, serta tindakan perilaku.19 Dalam hal ini
proses pembelian atau penggunaan suatu produk dimulai saat
nasabah mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan
17Ibid., 211.
18Doni Hariadi, “Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Distribusi Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen pada Produk Project Microvision”, Jurnal Ilmu dan Riset manajemen, Vol. 1 No. 1, (Januari,2013), 6.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tersebut dapat disimpulkan oleh rangsangan faktor internal
maupun eksternal:
1) Faktor Internal
Hal pertama yang dilakukan nasabah, sesuai dengan
kebutuhan umum seseorang dalam membutuhkan dana
menjadi alasan utama yang timbul adanya kebutuhan.20
2) Faktor Eksternal
Kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal.
Yang tertarik akan promosi yang diberikan oleh lembaga
untuk melakukan akad gadai syariah dengan nilai taksiran
yang tinggi.21
Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu
kebutuhan terentu. Dengan mengambil informasi ke berbagai
nasabah, peneliti mengidentifikasi rangsangan apa yang dapat
membangkitkan nasabah dalam mengambil suatu keputusan
pembelian produk, untuk mengembangkan startegi pemasaran
yang memicu keputusan pembelian nasabah.
20 Ibid., 344
21 Yazid Afandi, Fiqih Muamalah dan Implementasi dalam Lembaga Keuangan Syariah,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3. Teori Gadai Syariah
a. Pengertian Gadai Syariah
Gadai dalam fiqh disebut Rahn, yang menurut bahasa
adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan.
Sedangkan menurut syara’ artinya menyerahkan sejumlah harta
yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil
kembali sebagai tebusan.22
Menurut Muhammad Syafi’i Antonio, gadai syariah
(Rahn) adalah menahan salah satu harta miik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan
tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang
menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali
seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat
dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan hutang atau
gadai.23
Dalam buku lain juga didefinisikan bahwa rahn adalah
menahan suatu dengan hak yang memungkinkan pengambilan
manfaat darinya atau menjadikan sesuatu yang bernilai ekonomis
pada pandangan syari’ah sebagai kepercayaan atas hutang secara
keseluruhan atau sebagian dari barang tersebut.24
22 Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press Anggota IKAPI, 2005), 13
23Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dan Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2001), 128.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Konsep pada pegadaian syariah harus mengacu pada
syariah islam yang bersumber dari Al-Quran dan Hadist Nabi
SAW. Adapun landasan yang digunakan yakni:
Q.S. 2 Al Baqarah 28
ِّدَؤُ يْلَ ف ًاضْعَ ب مُكُضْعَ ب َنِمَأ ْنِإَف ٌةَضوُبْقَم ٌناَِرَف ًابِتاَك ْاوُدََِ َََْو ٍرَفَس ىٰلَع ْمُتنُك نِإَو
ْلَ ق ٌِِآ ُهَنِإَف اَهْمُتْكَي ْنَمَو َةَداَهَشلا ْاوُمُتْكَت َاَو ُهَبَر َه ِقَتَ يْلَو ُهَتَ ناَمَأ َنُُِْؤا يِذَلا
ُهُب
ٌميِلَع َنوُلَمْعَ ت اَِِ ُهَو
Artinya:
jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.25
Gadai Syariah (Ar-Rahn) adalah menahan salah satu harta
milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang
diterimanya dan barang yang ditahan memiliki nilai ekonomis atau
barang berharga seperti perhiasan emas. Dengan demikian pihak
yang menahan memperoleh jaminan untuk mengambil kembali
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id seluruh piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn
adalah semacam jaminan hutang atau gadai.26
b. Mekanisme Gadai Emas Dalam Konsep Ekonomi Islam
Mekanisme pegadaian syariah (rahn) cukup mudah
dipahami. Adapun melalui akad rahn nasabah memberikan barang
jaminan dan selanjutnya pihak pegadaian akan menyimpan barang
jaminan ditempat yang sudah disediakan. Jangka waktu
penyimpanan barang dan pinjaman ditetapkan maksimum empat
bulan dari hari transaksi tersebut. Dalam hal ini pihak pegadaian
diperbolehkan untuk mengenakan biaya sewa kepada pihak
nasabah dengan jumlah sesuai kesepakatan bersama sehingga
pihak pegadaian mendapatkan keuntungan dari biaya sewa tempat
dan bukan bunga dari besarnya uang yang dipinjamkan.
Gambar 2.3 Skema operasional gadai syariah27
2. Pemberian utang
Akad transaksi
Penyerahan marhun
26 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah:Deskripsi dan Ilustrasi, cetakan kedua
(Yogyakarta: Ekonisis,2012), 55.
27 Nur lailah, Lembaga Keuangan Islam Non Bank, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013),
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id B. Penelitian Terdahulu
Dari hasil penelusuran yang dilakukan terhadap penelitian tentang
“Pengaruh Nilai Taksian Emas Terhadap Keputusan Nasabah
Menggunakan Produk Gadai di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya”,
berikut penelitian sebelumnya yang membahas mengenai nilai taksiran
dan gadai emas, yaitu:
1. Penelitian yang ditulis oleh Yalisma Dewi, dari UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta pada tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Nilai Taksiran,
Promosi, Dan Pelayanan Terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan
Jasa Pembiayaan Gadai Emas Syariah (Studi Kasus Pada PT. Bank
BNI Syariah Cabang Kusuma Negara, Yogyakarta)”, hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor nilai
taksiran, promosi, dan pelayanan secara bersama-sama pengaruh
signifikan terhadap keputusan nasabah. Hasil pengujian parsial
menyimpulkan bahwa faktor nilai taksiran dan pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah.
Sedangkan faktor promosi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan nasabah pengguna jasa pembiayaan gadai emas
syariah di PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Kusuma Negara,
Yogyakarta.
Dalam penelitian ini perbedaannya terletak pada variabel yang
digunakan oleh penulis yang berbeda dengan penelitian sebelumnya,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id lembaga yang diteliti oleh penulis sebelumnya merupakan lembaga
perbankan yang respondennya tidak sama dengan responden lembaga
keuangan syariah jika dlihat dari segi karakteristiknya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Samsul Arifin, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun
2013 dengan judul “Pengaruh Faktor Nilai Taksiran, Biaya-Biaya
dan Pelayanan Terhadap Keputusan Nasabah Menggunakan Produk
Emas Tunai Hebat (ETH) di Solusi Tunai Cabang Krian Sidoarjo”.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk mengatahui
pengaruh faktor nilai taksiran, biaya-biaya dan pelayanan
berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan nasabah
menggunakan produk Emas Tunai Hebat (ETH) di solusi tunai
cabang krian sidoarjo. Hasil pengujian parsial menyimpulkan bahwa
dari ketiga faktor tersebut, variabel biaya-biaya yang memiliki nilai
signifikan kurang dari 5%(sig=0,008), merupakan variabel yang
paling dominan dalam mempengaruhi keputusan nasabah
menggunakan produk Emas Tunai Hebat (ETH) di solusi tunai
cabang krian sidoarjo.
Perbedaannya penelitian ini terletak pada variabel yang
digunakan, lokasi penelitian, dan terletak pada rumusan masalah
yang digunakan, karena pada penelitian ini belum dijelaskan tentang
perhitungan dalam menetapkan nilai taksiran emas pada produk gadai
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menjelaskan tentang pedoman PT. Pegadaian Syariah dalam
menetapkan nilai taksiran untuk menentukan jumlah taksiran yang
akan diberikan kepada nasabah yang akan melakukan pembiayaan
gadai emas syariah.
3. Penelitian selanjutnya ditulis oleh Leni Darwina, dari Fakultas
Ekonomi Universitas Malikussaleh NAD pada tahun 2008, dengan
judul “Pengaruh Jumlah Taksiran Dan Uang Pinjaman Terhadap Laba
Bersih Pada Perum Pegadaian Syariah Kota Lhokseumawe”. Hasil
yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara
pengujian hipotesis secara parsial terbukti bahwa jumlah taksiran
tidak mempengaruhi laba bersih, hal ini sesuai dengan perolehan nilai
t –hitung sebesar 0,601 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t-tabel
yaitu sebesar 2,1604 dan tingkat signifikasi 0,558. Sedangkan uang
pinjaman berpengaruh signifikan terhaap laba bersih pada Perum
Pegadaian Syari’ah Kota Lhokseumawe dengan nilai t-hitung sebesar
10,437 dan tingkat signifikansi 0,000.
Perbedaan penelitian ini terletak pada segi variabel (X) yang
berganda dan variabel terikat (Y) nya menggunakan laba bersih,
sedangkan penulis selanjutnya menggunakan variabel keputusan
nasabah. Dalam penelitian sebelumnya jumlah taksiran yang
dimaksud belum terspesikasi, sedangkan penulis menggunakan
penelitian terhadap pengaruh nilai taksiran emas yang lebih
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4. Penelitian yang ditulis oleh Nita Ainul Khasanah, dari Fakultas
Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2014. Dengan judul
“Pengaruh Promosi, Harga Taksiran Barang, dan Prosedur Pencairan
Pinjaman Terhadap Minat Nasabah Non Muslim dalam pemilihan
Produk Gadai Emas di PT. Bank BRI Syariah KCP Gateway-Waru.”
Hasil dari analisis penelitian menunjukkan bahwa faktor promosi,
harga taksiran barang, dan prosedur pencairan pinjaman memiliki
pengaruh positif dan signifikan pada α 5% terhadap minat nasabah
non-muslim dalam pemilihan produk gadai emas di PT. Bank BRI
Syariah setelah data itu di identifikasi outlier. Dengan demikian, dari
ketiga faktor tersebut, faktor prosedur pencairan pinjaman merupakan
faktor yang paling utama atau dominan dalam mempengaruhi minat
nasabah non-muslim dalam pemilihan produk Gadai Emas di PT.
Bank BRI Syariah KCP gateway-Waru.
Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel (X) yakni dalam
peneliian ini penulis sebelumnya menggunakan variabel promosi,
harga taksiran barang, dan prosedur pencairan pinjaman. Dan variabel
(Y) yang digunakan yakni minat nasabah non-muslim, sedangkan
penulis selanjutnya menggunakan penelitian dengan variabel (X) nilai
taksiran emas dan variabel (Y) keputusan nasabah menggunakan
produk gadai syariah.
5. Penelitian yang ditulis oleh Mas ‘adatin dari UIN Sunan Ampel
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id (ujrah) dan Denda Keterlambatan Pelunasan Produk Gadai Emas
Terhadap Kepuasan Nasabah Gadai Emas di BPRS Bhakti Sumekar
Kantor Kas Guluk-Guuk Kabupaten Sumenep.” Hasil dari analisis
penelitian ini menunjukkan bahwa biaya penitipan (ujrah) dan denda
keterlambatan pelunasan produk gadai emas berpengaruh secara
simultan dan parsial terhadap kepuasan nasabah gadai emas. Secara
simultan, diketahui dengan perolehan nilai signifikasi pada pengujian
uji f adalah 0,000 < 0,05 dan juga diketahui dari perolehan fhitung
25.595 > ftabel 3.13. Sedangkan secara parsial diketahui bahwa nilai
signifikan pada X1 adalah 0.005 dan X2 0.001, dimana keduanya <
0.05 dan juga pada perolehan thitung pada X1 2.938 dan X2 3.518 >
ttabel 1.996.
Perbedaan pada penilitian ini terletak pada variabel (X) dan
variabel (Y) yang digunakan serta lokasi penelitian yang diteliti.
Dalam penelitian ini penulis sebelumnya menganalisis masalah
tentang biaya penitipan (ujrah) dan denda keterlambatan pelunasan
produk gadai emas yang berpengaruh kepada kepuasan nasabah di
lembaga yang diteliti. Dalam penelitian selanjutnya penulis tidak
menganalisis variabel yang digunakan oleh penulis sebelumya yakni
menganalisis pengaruh dari nilai taksiran emas terhadap keputusan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id C. Kerangka Konseptual
Nilai taksiran adalah penentuan harga taksiran emas yang akan
digadaikan nasabah untuk mendapatkan dana pinjaman. Dalam
menentukan nilai taksiran tidak boleh melebihi dari harga pasar atau nilai
taksiran tidak boleh rendah dari harga pasar. Pegadaian Syariah
mempunyai pedoman tersendiri terhadap Harga Dasar taksiran Emas
(HDE) sebagai simulasi perhitungan pembiayaan yang akan didapatkan
oleh nasabah.
Keputusan nasabah adalah tahap akhir yang dilakukan oleh
nasabah untuk menggunakan produk gadai syariah atas adanya pengaruh
variabel nilai taksiran emas pada produk gadai di Pegadaian Syariah
Cabang Baluran Surabaya.
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan langkah dalam penelittian setelah
penulis mengemukakan kerangka berfikir. Hipotesis adalah Perumusan
kesimpulan atau jawaban sementara dari permasalahan penelitian yang
akan dibuktikan dengan data empiris.28 Berdasarkan tinjauan pustaka dan
28 Hendri Tanjung, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramata Publishing, 2013),
97.
Nilai Taksiran Emas (X)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara nilai taksiran emas
terhadap keputusan nasabah menggunakan produk gadai di
Pegadaian Syariah Blauran Surabaya.
H1 : Terdapat pengaruh signifikan antara nilai taksiran emas terhadap
keputusan nasabah menggunakan produk gadai di Pegadaian
33
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk
menganalisis pengaruh nilai taksiran emas terhadap keputusan nasabah
menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya. Data
diperoleh menggunakan kuesioner kepada nasabah yang menggunakan
produk gadai emas serta melakukan analisis data dengan prosedur
statistik. Pendekatan ini berangkat dari data yang diproses menjadi
informasi dan membuktikan teori, sehingga dapat menjadi barang
berharga dalam pengambilan keputusan. Pemrosesan data mentah
menjadi informasi yang bermanfaat, inilah yang dimaksud dengan analisis
kuantitatif.1
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada :
Waktu : 13 September-12 Oktober 2016
Tempat penelitian : Pegadaian Syariah CPS Blauran yang berlokasi di
Jalan Blauran No. 74-76 Surabaya Jawa Timur.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik
kesimpulannya.2 Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau objek
yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal yang
membentuk masalah pokok dalam suatu penelitian.3 Populasi dalam
penelitian ini adalah nasabah yang menggadaikan emas pada bulan
September tahun 2016 di Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya sebesar 4.618 nasabah aktif.4 Dari data tersebut populasi
masyarakat Surabaya yang menggadaikan emas di Pegadaian Syariah
CPS Blauran Surabaya perharinya adalah ± 500 pelanggan.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi yang akan kita teliti tersebut.5 Pengambilan
sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari
populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dapat menemukan
2 Benny Kurniawan, Metodologi Penelitian, (Tangerang: Jelajah Nusa, 2012), 59.
3 Muhammad, Meodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada, 2008),
161.
4 Data didapat dari Laporan Portofolio Bulan September 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id karakteristik tersebut pada elemen populasi.6 Teknik pengambilan
sampel yang digunakan oleh peneliti adalah Purposive Sampling.
Purposive sampling adalah teknik nonprobability sampling yang
mencangkup responden, subjek atau elemen yang dipilih karena
karakteristik atau kualitas tertentu, dan mengabaikan mereka yang
tidak memenuhi kriteria yang ditentukan. Purposive sampling atau
sampel terpilih sering pula disebut dengan judgemental sampling yang
didefinisikan sebagai tipe penarikan sampel nonprobabilitas yang
mana unit yang hendak diamati atau diteliti dipilih berdasarkan
pertimbangan peneliti, dalam hal unit yang mana dianggap paling
bermanfaat dan representatif.7
Penulis memilih kategori responden nasabah gadai dengan kriteria
nasabah gadai emas di Pegadaian Syariah untuk dijadikan sampel
dalam penelitian ini, karena memiliki sangkut paut erat dengan
ciri-ciri yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Menurut Gay dan Diehl, ukuran sampel penelitian dibedakan menjadi
4 (empat) yaitu:
a. Penelitian deskriptif, jumlah sampel minimum adalah 10% dari
populasi.
b. Penelitian korelasi, jumlah sampel minimum adalah 30 subjek.
c. Penelitian kausal perbandingan, jumlah sampel minimum adalah
30 subjek per group.
6 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2012), 147.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id d. Penelitian eksperimental, jumlah sampel minimum adalah 15
subjek per group.8
Diketahui populasi dalam penelitian ini sebanyak ±500 nasabah
gadai perharinya, karena penilitian ini merupakan jenis penelitian
korelasi yang jumlah sampel minimumnya adalah 30 subjek, maka
penulis mengambil 10% dari jumlah sampel yakni sebanyak 50
nasabah yang dianggap cukup memadai untuk memperoleh data
penelitian yang mencerminkan (representatif) keadaan populasi.9 Data
50 nasabah dari sampel purposif tersebut dianggap sudah bisa
menggambarkan atau menjawab apa yang menjadi tujuan dan
permasalahan penelitian.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga dapat diperoleh informasi segala hal
yang dapat ditarik kesimpulannya.10 Menurut Arikunto “variabel adalah
objek penelitian, atau segala hal yang menjadi fokus perhatian dari
penelitian.11
Variabel penelitian ini akan membahas mengenai nilai taksiran
emas serta keputusan nasabah dalam menggunakan produk gadai di
8 Morissan, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: Kencana, 2014), 143. 9 Ibid., 144.
10 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2006), 77.
11 Arikunto, prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI), (Jakarta: PT. Rineka
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pegadaian Syariah CPS Blauran Surabaya. Variabel penelitian ini
menggunakan variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen
(variabel terikat). Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel
dependen (variabel terikat).12 Sedangkan variabel dependen (variabel
terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas.13 Sering kali variabel ini disebut sebagai variabel
output, kriteria, dan konsekuen.
Dari penjelasan di atas, maka variabel independen dan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel independen (variabel bebas)
Dalam peneltian ini yang dimaksud variabel independen adalah
nilai taksiran emas (X) yang dapat mempengaruhi atau menjadi sebab
timbulnya keputusan nasabah (Y) dalam menggunakan produk gadai
di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.
2. Variabel dependen (variabel terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan nasabah
(Y) yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya nilai taksiran
emas (Y) di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id E. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan
kepada suatu veriabel atau konstruk dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut.
Untuk lebih menspesifikkan penelitian agar dapat mengukur
konstruk atau variabel tersebut, maka peneliti akan memberikan beberapa
penjelasan mengenai masalah yang akan dibahas, diantaranya :
1. Nilai taksiran emas (X)
Nilai taksiran berkaitan tentang menaksir emas yang akan
digadaikan pihak nasabah kepada pihak Pegadaian Syariah untuk
mendapatkan dana pinjaman.
Berikut indikator-indikator yang digunakan dalam pembuatan
kuesioner :
a. Pengetahuan
b. Informasi
c. Keyakinan
2. Keputusan Nasabah (Y)
Keputusan nasabah berarti proses yang dilakukan nasabah pada
saat menggunakan produk gadai di Pegadaian Syariah Cabang Blauran
Surabaya berdasarkan nilai taksiran emas.
Berikut indikator-indikator yang digunakan dalam pembuatan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Evaluasi alternatif
b. Kepercayaan
c. Penyelesaian masalah
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel
yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh
peneliti.14
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Untuk mengatahui tinggi rendah validitas suatu
kuesionenr dihitung dengan menggunakan metode Person’s
Product Moment Correlation, yaitu dengan menghitung korelasi
antara skor item pertanyaan dengan skor total. Dalam penelitian ini
perhitungan validitas item dianalisis dengan menggunakan komputer
program SPSS.
Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan critical value
pada nilai rtabel dengan taraf signifikan 0.05 (5%) pada jumlah sampel
yang ada. Apabila hasil perhitungan korelasi produk moment lebih
besar dari critical value, maka instrumen ini dinyatakan valid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Sebaliknya, apabila skor item kurang dari critical value maka
instrumen ini dinyatakan tidak valid.15
Berdasarkan hasil uji validitas didapat pada variabel Nilai
Taksiran Emas (X) dan variabel Keputusan Nasabah (Y)
menunjukkan bahwa masing-masing item pertanyaan memiliki nilai
rhitung lebih besar dari rtabel (0,279) sehingga dapat dikatakan bahwa
masing-masing item pertanyaan dapat dikatakan valid yaitu mampu
mengukur variabel nilai taksiran emas dan dapat memberikan hasil
yang sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian
untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai
alat pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang
sebenarnya di lapangan.16 Reliabilitas juga didefinisikan sebagai alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
pengubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika
jawaban responden terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu.17 Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat
stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.18 Pengukuran yang
memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat
15 Husein Umar, Research Methode in Finance and Banking, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2000), 127.
16 Supranto, Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah Untuk Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi,
(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012), 63.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menghasilkan data yang reliabel. Reliabilitas dalam penelitian ini
diukur dengan teknik Cronbach Alpha. Teknik ini digunakan untuk
menghitung reliabilitas suatu tes yang tidak mempunyai pilihan
“benar” atau “salah” maupun “ya” atau “tidak” melainkan digunakan
untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau
perilaku.19
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan rumus Cronbach
Alpha, berikut rumusnya:
Dimana :
r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = jumlah varian butir
σt2 = varians total
Untuk menghitung reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
koefisien Croanbach Alpha.20 Menurut Umar, pengambilan keputusan
untuk uji reliabilitas sebagai berikut:
a. Croanbach Alpha 0,6 = reliabilitas buruk
b. Croanbach Alpha 0,6 – 0,79 = reliabilitas diterima
c. Croanbach Alpha 0,8 = reliabilitas baik21
19 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian…, 163. 20 Husein Umar, Research Methode in…., 135.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Instrumen untuk mengukur masing-masing variabel dikatakan
reliabel jika memiliki Croanbach Alpha > 0,60.22
Berdasarkan hasil uji reliabilitas didapat dua output dari variabel
Nilai Taksiran Emas (X) dan vriabel Keputusan Nasabah (Y)
masing-masing variabel memiliki nilai > 0,60. Maka dapat disimpulkan bahwa
alat ukur dalam penelitian ini dikatakan reliabel.
3. Uji Normalitas Data
Uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data kita
memilki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik
parametik (statistik inferensial).23 Tingkat kenormalan data sangat
dibutuhkan, karena dengan data yang terdistribusi normal, maka data
tersebut dianggap mewakili populasi. Cara mendeteksinya dengan
melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik normal
P-P P-Plot of Regression Standardized Residual sebagai dasar dalam
pengambilan keputusannya, jika menyebar sekitar garis dan mengikuti
garis diagonal maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi
secara normal.24
Dari hasil grafik dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar
sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka residual pada model
regresi terdistribusi secara normal.
22 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, (Semarang: Badan
Penerbit UNDIP, 2005), 41-45.
23 Supranto, Statistik: teori dan aplikasi, (Jakarta: Erlangga, 2008), 94.
24 Dwi Priyanto, Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS, (Yogyakarta: Mediakom, 2013),
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id G. Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder. Berikut penjelasannya :
a. Data primer, adalah data yang bersumber dari data kuesioner. Data
primer ini diperoleh dari responden secara langsung yakni bagi
nasabah yang menggadaikan emas di Pegadaian Syariah Blauran
Surabaya dengan cara mengisi lembar kuesioner yang diberikan
oleh peniliti dengan seputar pertanyaan mengenai pengaruh nilai
taksiran emas terhadap keputusan nasabah menggunakan produk
gadai di Pegadaian Syariah Blauran Surabaya.
b. Data sekunder, data ini bersumber dari data yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau
literatur misalnya dokumentasi perusahaan, buku-buku atau
pustaka yang berhubungan dengan topik bahasan, jurnal, internet,
dan sebagainya.25
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Sumber data dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut:
25 Dermawan Wibisono, Riset Bisnis Bagi Praktisi dan Akademi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id a. Sumber data primer, adalah data yang diperoleh dari responden
melalui kuesioner, observasi, dan hasil wawancara peneliti dengan
narasumber di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya.26
b. Sumber data sekunder, adalah sumber data yang diperoleh dari
dokumentasi perusahaan, laporan portofolio produk perusahaan,
dan data yang dipublikasikan oleh pihak atau instasi yang terkait
dan langsung dimanfaatkan oleh peneliti, seperti brosur, company
profil Pegadaian Syariah.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data
yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.27
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dngan
memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden
dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.
Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, yaitu jika jawaban tidak
ditentukan sebelumnya oleh peneliti dan dapat bersifat tertutup, yaitu
alternatif jawaban telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Dalam
penelitian ini data yang diperoleh berdasarkan skala likert untuk
merumuskan sejumlah pernyataan mengenai suatu topik tertentu, dan
26