• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isi Karya Tulis Sorgum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Isi Karya Tulis Sorgum"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia pasti membutuhkan makanan sebagai sumber energi untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Sumber energi utama pada makanan terletak pada makanan pokok itu sendiri. Makanan pokok yang sudah sangat lumrah kita makan sehari-hari adalah beras. Namun, selain beras, banyak makanan pokok lainnya seperti jagung, sagu,singkong, ubi jalar dan yang belum banyak dikenal masyarakat, yaitu Sorgum.

Di Indonesia, ketergantungan bahan makanan pokok akan komoditi beras sangatlah tinggi. Rata-rata konsumsi beras nasional sebagai makanan pokok dan penunjang hingga saat ini mencapai 139,15 Kg perkapita pertahun (Ditjen Tanaman Pangan, 2010), sehingga pemerintah harus menyediakan beras sebanyak 26-29 juta ton per tahunnya. Pesatnya laju pertumbuhan penduduk Indonesia berpengaruh pada kebutuhan. Tingginya konsumsi beras dapat berakibat pada rentannya ketahanan pangan masyarakat bila kemampuan penyediaan beras terganggu. Ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan nasional sangat riskan jika mengandalkan satu komoditas saja, yaitu beras. Oleh karena itu, upaya pengembangan pangan alternatif seperti umbi-umbian, tanaman pohon atau biji-bijian sangatlah penting.

(2)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Pembudidayaan Tanaman Sorgum?

1.2.2 Apa Manfaat dan Kelebihan Tanaman Sorgum dibandingkan Tanaman biji-bijian lainnya?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Memberikan informasi tentang tanaman Sorgum dan cara budidaya tanaman sorgum.

1.3.2 Menjelaskan manfaat dan kelebihan tanaman Sorgum. 1.4 Manfaat penulisan

Dengan penulisan karya ilmiah ini, kami berharap dapat memberikan beberapa informasi tentang Budidaya Tanaman Sorgum yang nantinya akan berguna bagi setiap kalangan yang membaca karya tulis ini.

BAB II

LANDASAN TEORI

(3)

di antaranya berasal dari Meksiko. Tanaman ini dibudidayakan di Eropa Selatan, Amerika Tengah dan Asia Selatan. Sorgum merupakan tanaman dari keluarga Poaceae dan marga Sorghum. Sorgum sendiri memiliki 32 spesies. Diantara spesies-spesies tersebut, yang paling banyak dibudidayakan adalah spesies Sorghum bicolor (japonicum). Tanaman yang lazim dikenal masyarakat Jawa dengan nama “Cantel” ini sekeluarga dengan tanaman serealia lainnya seperti padi, jagung, hanjeli dan gandum serta tanaman lain seperti bambu dan tebu. Dalam taksonomi, tanaman-tanaman tersebut tergolong dalam satu keluarga besar Poaceae yang juga sering disebut sebagai Gramineae (rumput-rumputan). Terdapat banyak jenis tanaman sorgum lainnya, antara lain :

1). Sorgum berumur pendek/semusim (Sorghum vulgare) 2). Sorgum makanan ternak

Varietas sachartum batangnya banyak mengandung gula yang dapat dipakai untuk membuat sirup. Ditanam juga untuk menghasilkan pakan ternak.

3). Sorgum penghasil biji non saccharing

Jenis sorgum ini diantaranya kafir, feteria dan heigari batangnya tidak mengandung gula dan bijinya mengandung karbohidrat, protein dan lemak, daun untuk pakan ternak.

4). Sorgum sapu

Jenis tanaman sorgum ini menghasilkan malai yang panjang tangkainya (30-90 cm) untuk dijadikan sapu dan sikat.

5). Sorgum rumput (Sorgum vulgare sudanense)

Jenis ini dikenal dengan sebagai rumput sunda, mempunyai sifat tahan kering dan tahan kekurangan air. Jenis ini dapat tumbuh dengan baik di tempat Rumput Benggala dan Paspalum. Rumput ini dapat mencapai ketinggian 1,5 meter.

6). Sorgum tahunan (Sorgum helepensis)

Jenis sorgum ini merupakan nenek moyang Sorgum vulgare, dimana jenis sorgum ini tidak menghasilkan biji, namun dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. Diluar negeri dikenal sebagai rumput Johnson.

BAB III

METODE PENULISAN

(4)

Data-data yang dipergunakan dalam karya tulis ini sebagian bersumber dari referensi dan media lainnya yang sebanding dengan topik permasalahan yang dibahas. Dari data referensi dan media yang digunakan dapat dipertanggung jawabkan. Jenis data yang diperoleh berupa data empiris yang menampilkan data sesuai dengan apa yang dibahas.

3.2 Pengolahan Data

Metode pengolahan data dijelaskan melalui fakta yang ada, bersifat objektif, akurat. Gagasan pengolahan data dibangun secara sistematis dan logis, sehingga tidak bersifat argumentatif, tetapi menghadirkan kesimpulan umum.

3.3 Cara Menarik Kesimpulan

Setelah beberapa proses dilakukan dengan menggabungkan dan menghubungkan rumusan masalah, tujuan penulisan serta pembahasan yang dilakukan. Kemudian ditarik kesimpulan secara umum dan direkomendasikan.

(5)

Teknik budidaya yang diperlukan dalam penanaman tanaman sorgum tidak jauh berbeda dengan tanaman serealia lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah sebagi berikut:

1. Persiapan Lahan

Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya, kemudian dicangkul atau dibajak 2 kali setelah itu baru digaru dan diratakan. Setelah tanah diratakan, dibuat saluran drainase di sekeliling atau di tengah lahan. Ukuran petakan disesuaikan dengan keadaan lahan. Untuk lahan yang hanya mengandalkan residu air tanah, pengolahan hanya dilakukan secara ringan dengan mencangkul tipis permukaan tanah untuk mematikan gulma. Pengolahan tanah secara ringan sangat efektif untuk menghambat penguapan air tanah sampai tanaman panen. Tanah yang sudah diolah sebaiknya diberikan pupuk organik, misalnya pupuk kandang atau kompos.

Pengolahan tanah ini bertujuan antara lain untuk memperbaiki struktur tanah, memperbesar persediaan air, mempercepat pelapukan, meratakan tanah dan memberantas gulma. Sebaiknya pengolahan tanah paling baik dilakukan 2 -4 minggu sebelum penanaman.

2. Pemilihan Varietas

Untuk mendapatkan hasil yang baik, yang harus diperhatikan adalah penanaman jenis varietas unggul yang cocok dan sesuai dengan lingkungan hidup setempat serta penerapan teknik budidaya yang tepat. Varietas unggul yang dianjurkan untuk ditanam harus memperhatikan kegunaan dan lingkungan tumbuhnya. Untuk keperluan konsumsi manusia (pangan) varietas yang dianjurkan antara lain UPCA S1, Keris, Badik dan Hegari Genjah. Karena varietas ini mempunyai keunggulan seperti berumur pendek, tinggi batang sedang, berbiji putih dengan rasa olah sebagai nasi cukup enak. Varietas Kawali dan Numbu yang dilepas tahun 2001 juga mempunyai rasa olah sebagai nasi cukup enak, namun umurnya relatif lebih panjang. Sedangkan untuk pakan ternak dipilih varietas sorgum yang tahan hama penyakit, tahan rebah, dan tahan disimpan.

(6)

Umumnya benih sorgum ditanam pada awal musim hujan, penentuan waktu tanam yang tepat berguna agar dapat memperhitungkan waktu masaknya biji yang jatuh pada musim kemarau. Hal ini untuk menghindari kerusakan pada saat pembungaan dan menghindari serangan cendawan(jamur).

4. Penanaman dan Pola Tanam

Lahan sebaiknya telah diolah/dipacul/dibajak/digaru sebelum dilakukan penanaman. Pemberian pupuk kandang (5-10 ton/ha) pada lahan yang siap tanam sangat dianjurkan.

Sorgum dapat ditanam secara monokultur (hanya tanaman sorgum yang ditanam di suatu lahan) ataupun dengan cara tumpang sari (menanam tanaman sorgum bersama-sama dengan tanaman lain). Untuk tanaman monokultur diperlukan benih 10-15 kg/ha, kebutuhan benih tergantung kepada jarak tanam dan pola tanam yang digunakan.

1) Jarak tanam untuk monokultur: 75 x 40 cm dengan 4 tanaman/lubang dan 75 x 20 cm: 2 tanaman/lubang.

2) Jarak tanam untuk tumpangsari: Stripcropping (1 baris): 200 x 25 cm dan Stripcropping (> 2 baris): 75 x 25 x 400 cm.

3) Benih ditanam cara tugal sedalam 4-5 cm (5-12 biji/lubang).

Setelah benih ditaruh dalam lubang sebaiknya ditutup dengan abu dan dilakukan pengairan untuk menjaga kelembaban tanah. Benih hanya akan dapat tumbuh bila tanah cukup lembab dan kandungan air cukup untuk proses perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman muda. Kelembaban tanah perlu terus dijaga sampai tanaman berumur 4 minggu (1 bulan) setelah tanam.

5. Pemeliharaan a) Sulam

(7)

tanam monokultur (75 x 20 cm: 2 tanaman/lubang), apabila dalam lubang hanya tumbuh satu tanaman saja maka layak untuk ditanami benih sorgum dengan tanaman sorgum yang memiliki umur yang sama dengan tanaman yang berada dalam satu lubang tersebut.

b) Pengairan

Tujuan pengairan adalah menambah air bila tanaman kekurangan air. Bila tidak kekurangan maka pengairan tidak perlu dilakukan. Sebaliknya, bila kebanyakan air justru harus segera dibuang dengan cara membuat saluran drainase. Sorgum termasuk tanaman yang tidak memerlukan air dalam jumlah yang banyak, tanaman ini tahan terhadap kekeringan, tetapi ada masa tertentu tanaman tidak boleh kekurangan air yaitu :

1) Tanaman berdaun empat, masa bunting waktu biji malai berisi, pada waktu tersebut tanaman tidak boleh kekurangan air.

2) Selama pertumbuhan pemberian air cukup dilakukan 3 s/d 6 kali setiap 4 s/d 10 hari sekali.

3) Pemberian air dilakukan pada pagi/sore hari, saat suhu tanah tidak terlalu tinggi.

c) Pemupukan

Pupuk yang diperlukan adalah urea dengan dosis 100 kg/ha, TSP dan KCl dengan dosis masing-masing 60 kg /ha. Masing-masing pupuk diberikan 3 kali yaitu 1/3 pada waktu tanam, 1/3 pada saat tanaman berumur 3 minggu, dan 1/3 pada saat tanaman berumur 7 minggu. Pupuk diberikan dalam larikan diantara baris tanaman, kemudian ditutup kembali dengan tanah. Pupuk majemuk (pupuk compound) juga baik untuk tanaman sorgum dan untuk dosis pemakaian dapat mengikuti anjuran seperti tertera pada kemasan pupuk yang bersangkutan.

d) Penjarangan Tanaman

(8)

kurang baik tersebut. Sehingga pada tiap lubang tersisa tanaman yang terbaik untuk dipelihara hingga panen.

e) Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan mencabut tumbuhan pengganggu (gulma) hingga akarnya secara hati-hati agar tidak mengganggu akar tanaman sorgum. Keberadaan gulma akan menjadi pesaing bagi tanaman utama dalam mendapatkan air dan unsur hara yang ada di dalam tanah atau bahkan menjadi tempat hama atau penyakit. Oleh sebab itu gulma harus secara rutin disiangi. Gulma yang telah dicabut sebaiknya ditampung atau dikubur di suatu tempat agar membusuk sehingga kemudian dapat dijadikan kompos.

f) Dangir atau Bumbun

Pembubunan dilakukan dengan cara menggemburkan tanah disekitar tanaman sorgum, kemudian menimbunkan tanah tersebut pada pangkal batang tanaman sorgum sehingga membentuk guludan-guludan kecil yang bertujuan untuk mengokohkan batang tanaman agar tidak mudah rebah dan merangsang terbentuknya akarakar baru pada pangkal batang.

g) Pemangkasan

Pemangkasan umunya dilakukan pada tanaman sorgum yang pada batangnya terdapat banyak jumlah daunnya. Dalam bidang pertanian istilah ini disebut sebagai defoloasi. Pengambilan daun pada bagian daun bawah yang brtujuan untuk mengarahkan translokasi fotosintat pada sink organ (biji sorgum), keamanan pemeliharaan, tambahan pakan ternak, dll.

h) Pengendalian Hama dan Penyakit

(9)

metode lain yang dapat dilakukan adalah penyungkupan, yaitu pembungkusan tangkai biji sorgum agar serangga dan burung tidak dapat menyerang.

Tanaman Sorgum termasuk tanaman yang sedikit terserang hama penyakit bila dibandingkan dengan tanaman lainnya. Namun terdapat beberapa hama dan penyakit tanaman sorgum yang utama seperti :

1. Lalat bibit (Atherigona exiqua Stein)

Lalat bibit ini menyerang tanaman di bagian pangkal batang tanaman dengan menggerek dan menyerang tanaman sorgum muda (berumur 3 minggu setelah tanam) sehingga menyebabkan berlubang kecil tidak teratur dan akhirnya tanaman menjadi layu kemudian mati mati. Pengendalian lalat bibit dapat dilakukan dengan melakukan pertanaman serempak dan menaburkan insektisida 10 kg Furadan 3 G per hektar pada saat tanam.

2. Ulat Tanah (Agrotis sp)

Ulat ini biasanya menyerang tanaman pada malam hari dengan sasaran tanaman sorgum stadium muda. Serangannya menyebabkan pangkal batang tanaman terpotong tepat diatas permukaan tanah sehingga bekas serangannya tampak terkulai. Cara pengendalian dengan menaburkan insektisida Furadan 3 G berdosis 20 s/d 30 kg/ha yang dilakukan bersamaan saat penanaman.

3. Hama bubuk

Disebabkan oleh serangan Sitophilus sp yang menyerang biji sorgum di gudang penyimpanan. Serangga ini menyerang biji sorgum yang berlubang-lubang dan keropos sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Pengendalian hama bubuk ini dengan cara menyimpan biji sorgum yang dicampur dengan serbuk daun putri malu (Mimosa pudica) dengan perbandingan 10 : 1. Hal ini disebabkan karena daun putri malu mengandung protein mimosan yang dapat merusak dan menghambat pertumbuhan larva hama bubuk.

(10)

Gejala serangannya adalah munculnya noda-noda kecil berwarna merah karat yang kemudian diikuti dengan timbulnya massa tepung berwarna coklat kekuning-kuningan yang menutupi permukaan daun. Pengendaliannya dengan cara memangkas daun yang terinfeksi berat dan melakukan pergiliran/rotasi tanaman.

5. Bercak daun

Ditandai dengan munculnya bercak bulat berukuran kecil dan berwarna kuning yang dikelilingi warna coklat pada daun yang terinfeksi. Pengendalian penyakit bercak dapat dilakukan dengan menanam varietas yang tahan (Mandau) dan disemprot dengan fungisida (Dithane M45 atau Antracol 70 WP). 6. Kapang Jelaga

Gejala serangan pada permukaan atas daun tertutup oleh lapisan yang berwarna hitam, kering dan tipis dan dapat dikendalikan dengan menyemprotkan kapur atau menghembuskan belerang.

3.2 PANEN

Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, waktu musim penanaman diusahakan tepat sehingga pada saat pemasakan biji sampai panen berada pada musim kering. Karena apabila pada waktu pemasakan pada musim hujan dikhawatirkan banyak biji yang busuk dan berkecambah. Kualitas dan kuantitas hasil panenan sorgum sangat ditentukan oleh ketepatan waktu (baik tanam maupun panen), cara panen dan penanganan pasca panen.

Hendaknya tanaman dipanen pada saat biji telah mencapai masak fisiologis, yaitu ditandai dengan hilangnya cairan dan berganti tepung saat biji dihancurkan dengan jari. Setelah itu beberapa malai diikat jadi satu dan digantung terbalik untuk proses pengeringan. Setelah kering biji dirontok dan dikeringkan lebih lanjut sampai kadar air biji mencapai 14 % untuk disimpan lama. Tanaman sorgum sudah dapat dipanen pada umur 3 s/d 4 bulan tergantung varietas. Penentuan saat panen sorgum dapat dilakukan dengan berpedoman pada umur setelah biji terbentuk atau dengan melihat ciri-ciri visual biji. Pemanenan juga dapat dilakukan setelah terlihat adanya ciri-ciri seperti daun-daun berwarna kuning dan mengering, biji-biji bernas dan keras serta berkadar tepung maksimal.

(11)

cukup tinggi. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada keadaan cuaca cerah/terang. Pada saat pemanenan sebaiknya pemotongan dilakukan pada pangkal tangkai/malai buah sorgum dengan panjang sekitar 15 s/d 25 cm. Untuk meningkatkan produksi sorgum dapat dilakukan budidaya lanjutan dengan cara ratun yaitu pemangkasan batang tanaman pada musim panen pertama yang dilanjutkan dengan pemeliharaan tunas-tunas baru pada periode kedua.

Adapun tata cara budidaya sorgum setelah panen musim pertama adalah sebagai berikut :

1) Seusai panen pada musim pertama segera dilakukan pemotongan batang yang tua tepat diatas permukaan tanah.

2) Tanah disekitar tanaman sorgum dibersihkan dari rumput liar/gulma.

3) Di buatkan larikan kecil sejauh 10 s/d 15 cm dari pangkal batang tanaman sorgum kemudian disebarkan pupuk yang terdiri dari 45 kg Urea + 100 kg TSP + 50 kg KCl per hektar. Satu bulan kemudian diberikan pupuk susulan berupa 90 kg Urea/ha.

4) Tanaman yang berasal dari tunas-tunas baru (ratun) dipelihara dengan baik seperti pada pemeliharaan tanaman periode pertama.

5) Pada stadium buah tua dilakukan panen musim kedua. Hal yang sangat perlu diperhatikan adalah tata cara pemotongan batang tanaman. Pemotongan harus tepat dilakukan diatas permukaan tanah agar tunas-tunas baru tumbuh dari bagian batang yang berada di dalam tanah.

3.3 PASCA PANEN

Setelah proses pemanenan adapun juga proses pasca panen yakni sebagai berikut :

1. Pengeringan

Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan dijemur dibawah sinar matahari atau dengan menggunakan mesin pengering. Lama penjemuran hingga biji sorgum berkadar air 12% s/d 14% adalah sekitar 60 jam.

(12)

Biji sorgum dirontokan dari malainya dengan cara diirik atau dapat pula dengan menggunakan mesin perontok. Biji sorgum dibersihkan dari kotoran atau limbah (sekam) kemudian dijemur ulang dengan disebarkan secara merata diatas lantai jemur.

3. Pewadahan dan Penyimpanan

Biji sorgum segera diwadahi dalam karung, tiap karung sebaiknya berkapasitas 25 kg 50 kg, kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan yang kering dan berventilasi baik.

4.2 Manfaat dan Kelebihan Tanaman Sorgum dibandingkan tanaman biji-bijian lainnya

Sorgum merupakan tanaman yang serbaguna. Tidak seperti padi, jagung, maupun gandum yang hanya diambil bijinya saja, tanaman sorgum dapat

dimaanfaatkan biji, daun, batang hingga akarnya. Biji sorgum merupakan sumber karbohidrat layaknya beras, jagung maupun gandum. Batangnya dapat

digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Daunnya digunakan sebagai pakan ternak hewan dan akarnya dapat digunakan sebagai obat. Secara garis besar itulah kelebihan dari tanaman sorgum. Berikut kami paparkan

manfaat dan kelebihan tanaman sorgum secara lebih terperinci. 1). Tanaman Sorgum Tahan kekeringan

Dibandingkan tanaman padi, jagung dan gandum, tanaman sorgum memiliki daya adaptasi yang luas dan memerlukan jumlah air yang relatif lebih sedikit dalam pertumbuhannya. Karena itu, Sorgum dapat ditanam di daerah yang kering. Sorgum merupakan tanaman alternatif pengganti padi di daerah sedikit air, dimana padi tidak dapat tumbuh dengan baik. Budidaya sorgum tidak memerlukan input tinggi dan dapat tumbuh pada lahan suboptimal yang tidak dapat ditanami oleh tanaman lainnya, sehingga tidak akan terjadi persaingan penggunaan lahan dengan komoditas tanaman pangan lainnya.

(13)

Tanaman Pangan lainnya.

[image:13.612.114.541.281.526.2]

Kandungan protein pada biji sorgum juga sangat tinggi, dibandingkan sumber pangan lain seperti beras, singkong dan jagung, sorgum mempunyai kadar protein yang paling tinggi. Dibandingkan beras, sorgum juga unggul dari segi kandungan mineral seperti Ca, Fe, P dan kandungan vitamin B1-nya. Kandungan nutrisi sorgum dibandingkan dengan produk serealia yang lain ditunjukkan oleh Tabel 1.

Tabel 1 : Kandungan nutrisi sorgum dalam 100 g bahan dibanding bahan pangan lainnya Bahan Pangan Kalori (kal) Protei n (g) Lema k (g) Karbohidra t (%) Air (%) Serat (mg) Ca (mg) P (mg) Fe (mg)

Sorgum 332 11 3,30 73 11,20 2,30 28 287 4,40

Beras 360 7 0,70 79 9,80 1 6 147 0,80

Jagung 361 9 4,50 72 13,50 2,70 9 380 4,60

Kentang 83 2 0,10 19 - 11 56 0,70

Ubi kayu

157 1,20 0,30 35 63 - 33 40 0,70

Ubi jalar

123 1,80 0,70 28 - - 30 49 0,70

Terigu 365 8,90 1,30 77 - - 16 106 1,20

Sumber: Beti et al. (1990).

Kandungan nutrisi sorgum yang begitu tinggi tersebut saat ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dikarenakan kurangnya pembudidayaan sorgum. Para petani enggan menanam sorgum karena nilai jual sorgum belum tinggi sebagaimana halnya produk serealia yang lain seperti beras, jagung, gandum dan kacang-kacangan. Pemanfaatan sorgum oleh petani sendiri masih terkendala dengan kelengkapan fasilitas yang diperlukan seperti mesin pemecah biji dan peralatan pengolahan pasca panen lainnya

(14)

Sebagai tanaman serealia (biji-bijian), sorgum memiliki manfaat yang multi guna. Selain bijinya digunakan sebagai bahan pangan, batang dan daunnya untuk pakan ternak, gula yang terkandung dalam biji dan cairan /nira batang sorgum manis (Sorghum Bicolor) dapat diproses menjadi etanol

(bioetanol). Industri bioetanol berbahan baku sorgum telah dikembangkan di banyak negara seperti Amerika Serikat, China, India dan Belgia. Sorgum manis mengandung gula yang dapat difermentasi dan hasilnya setara dengan 400-600 gallons etanol per acre, atau kira-kira dua kali lebih tinggi dibanding jagung.

Sebagai bahan bakar, Bioetanol sorgum digunakan dalam berbagai keperluan. Misalnya dicampur dengan bensin (premium) untuk kendaraan

bermotor atau yang lebih dikenal sebagai gasohol. Di India, selain untuk gasohol, bioetanol sorgum juga digunakan sebagai bahan bakar untuk lampu penerangan (pressurized ethanol lantern) disebut “Noorie” yang menghasilkan 1.250-1.300 lumens (kira-kira setara dengan bola lampu 100 W). Bioetanol sorgum juga digunakan sebagai bahan bakar kompor pemasak (pressurized ethanol stove) yang menghasilkan kapasitas panas 3 kW.

(15)

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa:

Dalam kehidupan di Indonesia masyarakat terlalu bergantung pada makanan pokok dalam hal ini adalah beras. Maka daripada itu diperlukannya pengetahuan tentang makanan-makanan pokok lainnya dalam hal ini adalah Tanaman Sorgum. Perlunya kita tahu tentang manfaat dan budidaya tanaman sorgum dalam kehidupan guna menambah keanekaragaman makanan pokok di Indonesia.

5.2 Saran

1. Seluruh warga masyarakat disarankan untuk membudidayakan tanaman sorgum guna meningkatkan pola hidup karena tanaman sorgum memiliki komposisi dan manfaat yang lebih banyak dibanding tanaman pokok lainnya. 2. Dari pihak pemerintah, khususnya yang bergerak dalam bidang ekonomi dan

Gambar

Tabel 1 : Kandungan nutrisi sorgum dalam 100 g bahan dibanding bahan panganlainnya

Referensi

Dokumen terkait

Potensi Tepung Jagung dan Sorgum sebagai Substitusi Terigu dalam Produk Olahan.. Jurnal Iptek

Beberapa bahan makanan yang ditumbuhi jamur dan ditemukan mycotoksik yaitu jagung, sorgum, barley, gandum, padi dan biji kapuk. Untuk mengatasi tumbuhnya jamur pada bahan makanan

Pada tahun 1980-2013 telah dilepas 13 varietas unggul sorgum dengan daya hasil cukup tinggi, berumur genjah, dan daya adaptasi yang luas telah berkontribusi dalam peningkatan

Tanaman yang tumbuh dari tunggul mempunyai diameter batang yang lebih besar pada awal pertumbuhan sorgum karena pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan

Pangan dan pakan di Indonesia selama ini didominasi oleh beras dan jagung, padahal sorgum sebagai tanaman serealia memiliki potensi yang besar untuk

Genotipe sorgum manis yang memiliki karakter bobot biomas batang dengan tingkat adaptasi paling luas pada lingkungan yang bervariasi dan berkorelasi tinggi terhadap produksi

Penggunaan dedak sorgum sampai dengan 20% sebagai substitusi jagung dan dedak padi dalam ransum tidak berpengaruh terhadap performa produksi dan kualitas daging ayam

Pati yang diperdagangkan diperoleh dari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi ; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot