• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /enm/images/dokumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /enm/images/dokumen"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Bertahan di Tengah Krisis Pangan & Energi:

Merajut Inovasi dan Knowledge-Based Economy

Prof. Dr. Bustanul Arifin

(2)

Kenaikan Harga

Komoditas Strategis

• Fenomena “supply constraints” beberapa komoditas penting; • Jatuhnya Dollar AS (relatif terhadap mata uang lain di dunia)

• “Pergeseran aset” karena ketidakpastian pasar keuangan global. • Pasar minyak mentah dunia menipis sejak pertengahan 2007,

bahkan berlanjut sampai kuartal-3 dan 4. Sangat tidak biasa.

• Faktor gangguan cuaca dan angina topan di Meksiko dan North Sea juga berpengaruh terhadap suplai minyak dunia,

(3)

Harga Minyak dan Pangan

Makin Liar

Sub-Indeks Harga Pertanian

Indeks Harga Nominal US$ (1990=100)

Indeks Harga Komoditas Penting

Indeks Harga Nominal US$ (1990=100)

(4)

Determinan Eskalasi Harga Pangan

1. Fenomena perubahan iklim yang mengacaukan

ramalan produksi pangan strategis,

2. Peningkatan permintaan komoditas pangan

karena konversi terhadap biofuel, dan

(5)

Biodiesel 11.75bn litres (est) (2007), % global production, by crop

Soya 43%

Rapeseed 34% Sunflow er

8%

Callow 4%

Waste oil 4%

Palm 7%

Bio-diesel dunia: Kedelai & Kanola

(6)

Bio-ethanol dunia: tebu dan jagung

Bioethanol 45bn litres (2006), % global production, by crop

sugar 50% corn/maize

36%

others 5%

wheat 9%

(7)

Real cereal price index

(All prices = 100 in 1960)

0 50 100 150 200 250 300

1905 1915 1925 1935 1945 1955 1965 1975 1985 1995 2005

Wheat Mai ze Ri ce

Data Source: Johnson, 1999; Chicago Board of Trade Website.

Biofuel Era

Climate Change

(8)

Kinerja Padi, Jagung, Kedelai 2006-2008

2007 2008

Kuantitas % Kuantitas % Padi

Luas Panen (ha) 11,786,430 12,124,827 2.87 12,299,391 1.44 Produktivitas (ton/ha) 4.62 4.71 1.84 4.74 0.68 Produksi (ton GKG) 54,454,937 57,051,679 4.77 58,268,296 2.13

Jagung

Luas Panen (ha) 3,345,805 3,629,052 8.47 3,769,291 3.86 Produktivitas (ton/ha) 3.47 3.66 5.51 3.68 0.61 Produksi (ton pipil kering) 11,609,463 13,286,173 14.44 13,883,194 4.49

Kedelai

Luas Panen (ha) 580,534 458,850 -20.96 535,135 16.63 Produktivitas (ton/ha) 1.29 1.29 0.25 1.31 1.17 Produksi (ton biji kering) 747,611 592,381 -20.76 698,939 17.99

Komoditas 2006

(9)

Produksi dan Konsumsi Daging, 2004-2006

Produksi (000 ton)

Konsumsi (kg/kapita)

2004 2005 2006 2004 2005 2006 Daging

1 Daging sapi 358.06 286.96 311.44 1.23 1.06 1.15 2 Daging kerbau 32.19 30.44 31.60 0.10 0.10 0.10 3 Daging kambing 45.71 40.48 42.62 0.14 0.14 0.14 4 Daging domba 52.85 37.86 41.52 0.16 0.12 0.13 5 Daging babi 176.98 157.88 163.13 0.51 0.55 0.56 6 Daging kuda 1.31 1.33 1.40 n/a n/a n/a 7 Daging ayam kampung 269.47 274.02 293.44 0.69 0.69 0.73 8 Daging ayam negeri 813.16 749.35 918.25 2.08 1.90 2.30 9 Daging bebek 20.19 19.41 20.27 0.05 0.05 0.05 10 Daging lain yg dimakan 250.44 219.27 246.58 1.33 1.16 1.27

No Komoditas

(10)

Produksi dan Konsumsi Telur dan Susu, 2004-2006

Produksi (000 ton)

Konsumsi (kg/kapita)

2004 2005 2006 2004 2005 2006

Telur

1 Telur ayam kampung 143.15 175.43 181.10 0.57 0.57 0.58

2 Telur ayam petelur 762.04 681.15 751.04 3.45 3.04 3.31

3 Telur bebek 173.22 194.90 201.70 0.66 0.73 0.75

Susu

1 Susu segar domestik 549.95 535.96 577.63 2.14 2.06 2.19

2 Susu segar impor 0.00 0.00 0.00 7.33 7.26 7.16

No Komoditas

(11)

Cadangan Pangan dalam

PP 68/2002

• Pasal 1: Cadangan pangan nasional adalah persediaan pangan di seluruh wilayah untuk konsumsi manusia, bahan baku industri, dan untuk menghadapi keadaan darurat

• Pasal 5: Cadangan pangan pemerintah: pangan tertentu yang bersifat pokok. Tugas pemerintah: (a) menginventarisasi

cadangan pangan; (b) melakukan prakiraan kekurangan pangan dan/atau keadaan darurat; (c) menyelenggarakan pengadaan, pengelolaan dan penyaluran cadangan pangan.

• Pasal 8: Masyarakat mempunyai hak dan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan cadangan pangan

(12)

Cadangan Pangan Era Otonomi Daerah

• Ketahanan pangan adalah urusan wajib seluruh pemerintahan daerah (PP 3/2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah dan PP 38/2007 tentang Pembagian Kewenangan Pemerintahan Daerah);

• Pemerintah daerah dapat memulai menjalankan urusan wajib ketahanan pangan ini dengan memperkuat cadangan pangan

pemerintah (dan melakukan pemantauan secara berkala terhadap cadangan masyarakat) untuk merumuskan kebijakan

penanggulangan masalah ketahanan pangan di daerahnya • Apabila terdapat dispute kebijakan di daerah, maka langkah

pertama adalah mengembalikan argumen hakikat pangan sebagai kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

(13)

Kinerja Produksi Minyak Mentah

Sumber: Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral

900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500

Series1 1,414.10 1,340.60 1,249.40 1,146.80 1,094.40 1,062.10 1,005.60 966.7

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

(14)

Kebijakan Biofuels:

Di Persimpangan?

• Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi

• Instruksi Presiden (Inpres) 1/2006 tentang Penyediaan dan pemanfaatan bakar nabati (BBN). Tema instruksi: “mengambil langkah-langkah untuk melaksanakan percepatan penyediaan pemanfaatan bahan bakar nabati sebagai bahan bakar lain” • Peraturan Presiden No 5/2006 tentang Pengembangan Bahan

Bakar Nabati, yang memfokuskan pada diversifikasi energi untuk memenuhi permintaan energi dalam jangka panjang. • Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 2

Tahun 2004 tentang Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi, yang menekankan pada biomasa,

(15)

Kebijakan Percepatan Biofuels

NATIONAL ENERGY POLICY

National Energy Mix 2025 (Presidential Decree No. 5/2006)

Presidential Decree No. 10/ 2006 on National Team on BIOFUELS

Development

Presidential Instruction No. 1/ 2006 to 13 Gov’t Institutions & Regional

Gov’t on BIOFUELS Supply and Utilization as an Alternative Energy

BLUEPRINT, ROADMAP, RECOMMENDATION IMPLEMENTATION Gas 30% Oil 20% Coal 33% BIOFUELS 5% Geothermal 5% Biomass, Nuclear, Hydro Solar Energy,

Wind Pow er 5% Coal Liquefaction

2% RE

(16)

Esensi dari kebijakan biofuel

• Berdasarkan blue-print kebijakan energi nasional (2006):

bio-diesel ditargetakan 2 persen dari total konsumsi

diesel (solar) pada tahun 2010

• Bio-diesel dari kelapa sawit adalah prioritas, dengan

target 62.000 kiloliters (atau equivalen 62.000 ton);

• Pemerintah mencoba berbagai instrumen kebijakan

dalam CPO: (1) domestic market obligation (DMO); (2)

areal tertentu kebun kelapa sawit untuk biofeul;

• Prioritas kedua adalah pohon jarak (

Jatropha curcas

)

yang telah dikenal luas oleh masyarakat dan tidak

(17)

Target Nasional Biofuels

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010

Konsumsi Diesel 12,438 13,184 13,975 14,814 15,713

Suplai Biodiesel

¾ Blue-print Energi Nasional 50 100 300 500 702

¾ Minyak sawit 62 125 349 593 471

¾ Jatropha curcas 0 7 70 148 341

Alokasi lahan biodiesel untuk:

¾ Minyak sawit 18 36 100 169 135

¾ Jatropha curcas 40 341 345 360 375

(Kiloliter)

(18)

Bulog pengelola cadangan pangan?

• Bulog mengelola cadangan pangan pemerintah dengan realisasi sampai Mei 2008 sekitar 1,4 juta ton beras. Rata-rata pengadaan per hari mencapai 30 ribu ton, suatu peningkatan siginikan dari beberapa tahun terakhir;

(19)

Kenaikan Harga

Komoditas Pertanian

• Laju kenaikan harga komoditas pertanian telah semakin berkurang, walau masih meningkat dengan 1.4% pada Mei 2008 (laju pada bulan Maret 2008 adalah 5.5 %)

• Permintaan yang tinggi terhadap biofuel dan penurunan produksi kedelai AS, Brazil dan Argentina telah semakin

menipiskan volume perdagangan minyak dan lemak dunia. • Harga daging melonjak sampai 12 persen, karena permintaan

impor daging Australia dari Rusia meningkat drastis. Produksi daging Rusia menurun secara signifikan.

• Harga minyak kelapa dan minyak sawit (CPO) 7,5% karena volume perdagangan memang menipis,

• Harga karet alam naik 8% karena kenaikan harga minyak mentah dunia, sebagai bahan baku karet sintetis; Indonesia terlambat melakukan peremajaan pohon-pohon karet tua

(20)

Harga Produk Perkebunan:

Peluang Besar

(21)

Dualisme Pembiayaan

• Agribisnis modern agak mudah mengakses kredit perbankan, tapi pertanian rakyat masih cukup sulit; • Perbankan menganggap sektor pertanian berisiko tinggi (sebenarnya juga high returns), berbiaya transaksi tinggi, supply-response lambat dsb; • Alokasi kredit sektor

pertanian hanya 5.6%, kontraksi 3.6% per tahun dalam lima tahun terakhir. • Pembiayaan pertanian

(22)

Penutup:

Ekonomi Basis Pengetahuan

• Langkah awal: Pemanfaatan & penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT), dari usaha besar

sampai usaha mikro dan kecil adalah keniscayaan • Di tingkat akar rumput, pemberian dan penguatan

akses informasi sebagai basis intervensi dalam KBE. • Inovasi dalam pemberdayaan dan kreativitas

konsumen dalam dunia pertanian, terutama dalam hal pengembangan SDM, tingkat pendidikan dsb. • Jangka panjang: basis R&D harus ditingkatkan,

misalnya untuk menghasilkan inovasi baru yang sesuai dengan karakter ekonomi Indonesia yang

(23)

Merajut inovasi kebijakan

pangan

• Peningkatan produksi pangan strategis wajib menjadi acuan kebijakan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

• Jangka pendek: perbaikan manajemen keadaan darurat,

penanggulangan kemiskinan, dan bantuan langsung yang dapat pula memberdayakan dan mewirausahakan masyarakat.

• Fokus pada empat komoditas pangan strategis: beras, jagung, kedelai dan gula yang sedang diperjuangkan Indonesia dalam G-33 di WTO, dengan memberikan perlindungan kepada petani. • Kemudian dukungan infrastruktur dari tingkat desa, daerah dan

provinsi perlu dijadikan fixed variable, dalam setiap perumusan, organisasi dan implementasi kebijakan ketahanan pangan.

(24)

Merajut inovasi kebijakan

energi

• Insentif investasi sumber energi alternatif & terbarukan:

panas bumi, biomasa mini/mikro-hidro, matahari, angin

• Lebih tegas terhadap masa depan pengembangan

biofuels di Indonesia, PLUS ketegasan dalam kebijakan

harga energi, bahan bakar minyak (BBM) dll.

• Intervensi langsung dan pengembangan industri

pedesaan, pasca panen dan pengolahan, jasa dan

perdagangan, termasuk jasa lingkungan hidup dan

perdagangan karbon, yang menjadi insentif berharga

untuk konservasi sumberdaya alam (dan energi).

Referensi

Dokumen terkait

Bagi kajian akan datang dharapkan dapat menambah bilangan item dari pelbagai aspek untuk dinilai bagi meningkatkan mutu kualiti produk yang dibangunkan dan juga boleh

kapasitas pertukaran udara dan tingkat hemoglobin darah dapat membatasi VO 2 Max pada sebagian orang. 2) metabolisme otot aerobik, selama latihan oksigen benar-benar

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari adanya media internal “IntraPAS” terhadap pemenuhan kebutuhan informasi bagi

dan panitia harus mengisi semua field yang terdapat pada form yang disediakan, jika sudah maka klik tombol “ Publish ”, kemudian sistem akan menampilkan form untuk

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan taufik, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Akibat

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan

Beberapa penelitian dan pengertian di atas, menunjukkan jika sarana prasarana dan kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar

Penelitian ini terdiri dari 7 perlakuan yaitu ekstrak segar tanaman daun nimba, ekstrak segar tanaman daun tephorisa, ekstrak segar daun mahoni, ekstrak