• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERDA NOMOR 5 TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERDA NOMOR 5 TAHUN 2015"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 5 TAHUN 2015

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI

KEPENDUDUKAN DI KOTA PAYAKUMBUH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PAYAKUMBUH,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tertib administrasi

Kependudukan dan kewajiban memberikan

perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum atas setiap peristiwa penting yang dialami oleh penduduk dan/ atau Warga Negara Indonesia yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan

Administrasi Kependudukan kepada masyarakat dan

dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, maka perlu penyesuaian terhadap beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Payakumbuh;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Payakumbuh;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi kecil dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah jo Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970 tentang

pelaksanaan pemerintahan Kotamadya Solok dan Payakumbuh (Lembaran Daerah Tahun 1956 Nomor 19);

2. Undang-Undang nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

(2)

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan;

5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5587)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4749);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2008 tentang

Peraturan Pelaksana Undang Undang Nomor 23 Tahun 2006;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2009 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27

Tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan

Penduduk;

11. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang

persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

12. Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 Tentang

Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan secara Nasional;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007

tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2009

Tentang Standar dan Spesifikasi Perangkat Keras, Perangkat Lunak dan Blangko Kartu Tanda Penduduk berbasis NIK secara Nasional;

15. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 03 Tahun

(3)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PAYAKUMBUH

dan

WALIKOTA PAYAKUMBUH

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KOTA PAYAKUMBUH

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang penyelengaraan Administrasi Kependudukan di Kota Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2012 Nomor 02); diubah sebagai berikut :

1. Pasal 1 diubah dan ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Payakumbuh.

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Payakumbuh.

3. Walikota adalah Walikota Payakumbuh.

4. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah rangkaian

kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data

kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,

pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayan publik dan pembangunan sektor lain.

5. Instansi Pelaksana adalah perangkat Pemerintah Kota Payakumbuh yang

bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

6. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang masuk

secara sah serta bertempat tinggal di wilayah Indonesia.

7. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan

orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai Warga Negara Indonesia.

8. Orang asing adalah orang bukan Warga Negara Indonesia.

9. Pendaftaran penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan

atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk tentang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta penerbitan dokumen penduduk berupa identitas, Kartu Keluarga dan/ atau Kartu Tanda Penduduk.

10.Peristiwa kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang

harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan /atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.

11.Nomor Induk Kependudukan yang selanjutnya disingkat NIK adalah nomor

(4)

12.Kartu Keluarga selanjutnya disingkat dengan KK adalah kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta karakteristik anggota keluarga.

13.Kartu Tanda Penduduk yang selanjutnya disingkat KTP adalah bukti diri

sebagai legitimasi penduduk yang diterbitkan oleh Pemerintah Kota yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

14.Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang selanjutnya disingkat KTP-el

adalah Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi cip yang merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana.

15.Pencatatan Sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh

seseorang meliputi kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian,

pembatalan perkawinan pengakuan dan pengesahan anak, perubahan nama, perubahan kewarganegaraan pada register catatan sipil oleh unit kerja yang mengelola pendataan penduduk dan pencatatan sipil.

16.Akta Catatan Sipil adalah akta yang memuat peristiwa penting yang

dialami seseorang meliputi : kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian,

pembatalan perkawinan, pengangkatan anak, pengakuan anak,

pengesahan anak, perubahan nama, perubahan status kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya.

17.Izin Tinggal Terbatas adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asing

untuk tinggal di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu yang terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

18.Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asing

untuk tinggal menetap di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

19.Kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa adalah pernyataan dan

pelaksanaan hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keyakinan yang diwujudkan dengan perilaku ketaqwaan dan peribadatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara pengalaman budi luhur yang ajarannya bersumber dari kearifan lokal bangsa Indonesia.

20.Penghayatan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, selanjutnya

disebut Penghayatan Kepercayaan adalah setiap orang yang mengakui dan meyakini nilai-nilai penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

21.Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dan selanjutnya disingkat

dengan SIAK, adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil di tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan.

22.Petugas Rahasia Khusus adalah Petugas Reserse dan Petugas Intelijen yang

melakukan tugas khusus di luar daerah domisilinya.

23.Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh

Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

2. Ketentuan ayat (7) Pasal 14 dihapus, sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai

(5)

Pasal 14

Nomor Induk Kependudukan

(1) Setiap penduduk wajib memiliki NIK.

(2) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku seumur hidup dan

selamanya, yang diberikan oleh Pemerintah dan diterbitkan oleh Instansi Pelaksana (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Payakumbuh) kepada setiap penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata.

(3) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicantumkan dalam setiap

Dokumen Kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi, Nomor Pokok Wajib Pajak, Polis Asuransi, Sertifikat Hak Atas Tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya.

(4) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku seumur hidup tidak

berubah dan tidak mengikuti perubahan domisili.

(5) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan setelah dilakukan

pencatatan biodata penduduk sebagaimana dasar penerbitan KK dan KTP pada instansi pelaksana.

(6) Penerbitan NIK bagi yang lahir di luar daerah administrasi instansi

pelaksana, dilakukan setelah pencatatan biodata penduduk pada instansi pelaksana tempat domisili orang tuanya.

(7) Dihapus.

3. Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) Pasal 31 diubah sehingga Pasal 31 berbunyi

sebagai berikut :

Pasal 31

(1) Pelaporan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) yang

melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal kelahiran,

pencatatan dan penerbitan akta kelahiran dilaksanakan setelah

mendapatkan persetujuan Kepala Instansi Pelaksana.

(2) Pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun

dikenakan denda administrasi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pencatatan

kelahiran sebagaimana dimaksud ayat (1) tersebut diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota Payakumbuh.

4. Ketentuan ayat (1) Pasal 37 diubah sehingga Pasal 37 berbunyi sebagai

berikut :

Pasal 37

(1) Setiap Kematian wajib dilaporkan oleh Ketua Rukun Tetangga atau nama

lainnya didomisili penduduk kepada Instansi Pelaksana setempat, paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal kematian;

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat

Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kematian dan menerbitkan Kutipan Akta Kematian;

(3) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan

berdasarkan keterangan kematian dari pihak yang berwenang;

(4) Dalam hal terjadi ketidakjelasan keadaan seseorang karena hilang atau

(6)

(5) Dalam hal terjadi kematian seseorang yang tidak jelas identitasnya, Instansi Pelaksana melakukan pencatatan kematian berdasarkan surat keterangan dari Kepolisian.

5. Ketentuan ayat (2) Pasal 48 diubah sehingga Pasal 48 berbunyi sebagai

berikut :

Pasal 48

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin

Tinggal Tetap hanya diperbolehkan terdaftar dalam 1 (satu) KK;

(2) Perubahan susunan keluarga dalam 1 (satu) KK wajib dilaporkan kepada

Instansi Pelaksana selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya perubahan;

6. Ketentuan ayat (1), ayat (3), ayat (4), ayat (6) dan ayat (7) Pasal 49 diubah dan ayat (2) dan ayat (5) dihapus, sehingga Pasal 49 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 49

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin

Tinggal Tetap dan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin wajib memiliki KTP-el;

(2) Dihapus

(3) KTP-el sebagaimana dimaksud ayat (1) berlaku secara nasional.

(4) Penduduk wajib melaporkan perpanjangan masa berlaku KTP kepada

Instansi Pelaksanaan apabila masa berlakunya telah berakhir dan orang asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melaporkan perpanjangan masa berlaku atau mengganti KTP-el kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal masa berlaku izin tinggal tetap berakhir.

(5) Dihapus

(6) Penduduk yang telah memiliki KTP-el wajib membawa saat bepergian.

(7) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya memiliki 1 (satu)

KTP-el.

7. Ketentuan ayat (1) Pasal 50 diubah dan ayat (2) dihapus sehingga Pasal 50

berbunyi sebagai berikut :

Pasal 50

(1) Masa berlaku KTP-el :

a. Untuk Warga Negara Indonesia berlakunya seumur hidup;

b.Untuk Orang Asing masa berlakunya disesuaikan dengan masa

berlakunya Izin Tinggal Tetap. (2) Dihapus

8. Ketentuan ayat (1) huruf a Pasal 54 diubah, sehingga Pasal 54 berbunyi

(7)

Pasal 54

(1) Instansi pelaksana atau pejabat yang diberi kewenangan, sesuai tanggung

jawabnya wajib menerbitkan dokumen pendaftaran penduduk sebagai berikut:

a. KK dan KTP-el paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;

b.Surat Keterangan Pindah paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;

c. Surat Keterangan pindah datang paling lambat 14 (empat belas) hari

kerja;

d.Surat keterangan pindah ke Luar Negeri paling lambat 14 (empat belas)

hari kerja;

e. Surat Keterangan datang dari Luar Negeri paling lambat 14 (empat belas)

hari kerja;

f. Surat Keterangan tempat tinggal untuk orang asing yang memiliki izin

tinggal terbatas paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;

g. Surat keterangan kelahiran paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;

h.Surat keterangan lahir mati paling lambat 14 (empat belas) hari kerja;

i. Surat keterangan kematian paling lambat 3 (tiga) hari;

j. Surat keterangan pembatalan perkawinan paling lambat 7 (tujuh) hari

kerja;

k.Surat keterangan pembatalan perceraian paling lambat 7 (tujuh) hari,

sejak dipenuhinya semua persyaratan;

(2) Pejabat pencatatan sipil wajib mencatat pada register Akta Pencatatan Sipil

paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal dipenuhinya semua persyaratan.

9. Ketentuan ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Pasal 55 dihapus dan ditambah 2

ayat yaitu ayat (4) dan ayat (5), sehingga Pasal 55 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 55

(1) Dihapus;

(2) Dihapus;

(3) Dihapus;

(4) Dalam hal terjadi perubahan elemen data, rusak, atau hilang, Penduduk

pemilik KTP-el wajib melaporkan kepada Instansi Pelaksana untuk dilakukan perubahan atau penggantian;

(5) Dalam hal KTP-el rusak dan hilang, Penduduk pemilik KTP-el wajib

melapor kepada Instansi Pelaksana melalui camat atau lurah paling lambat 14 (empat belas) hari dan melengkapi surat pernyataan penyebab terjadinya rusak dan hilang;

10.Ketentuan Pasal 63 diubah dan ditambah 1 (satu) ayat, sehingga Pasal 63

berbunyi sebagai berikut :

Pasal 63

(1) Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan penyelenggaraan Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Payakumbuh.

(8)

11.Ketentuan Pasal 66 ayat (1) huruf f, huruf j dan huruf m dihapus dan ditambah dengan huruf n, huruf o dan huruf p sehingga Pasal 66 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 66

(1) Setiap penduduk dikenai sanksi administrasi berupa denda apabila

melampaui batas waktu pelaporan peristiwa penting :

a. Kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dikenakan

denda sebesar Rp 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah);

b. Perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) dikenakan

denda sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

c. Pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1)

dikenakan denda sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

d. Perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) dikenakan

denda sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

e. Pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1)

dikenakan denda sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

f. Dihapus

g. Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1)

dikenakan denda sebesar Rp 100.000,- (seraFtus ribu rupiah);

h. Pengakuan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (1)

dikenakan denda sebesar Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah);

i. Pengesahan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1)

dikenakan denda sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah);

j. Dihapus;

k. Perubahan status kewarganegaraan di Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) dikenakan denda sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

l. Peristiwa penting lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 44 ayat (2)

dikenakan denda paling sedikit Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah);

m. Dihapus;

n. Bagi masyarakat yang melanggar Pasal 48 ayat (2) dikenakan denda

sebesar Rp 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah);

o. Bagi masyarakat yang melanggar Pasal 49 ayat (6) dikenakan denda

sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)

p. Bagi masyarakat yang melanggar Pasal 55 ayat (4) dan ayat (5)

dikenakan denda sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah);

(2) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak Rp

1.000.000,- (satu juta rupiah) dan bagi Warga Negara Asing paling banyak Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah).

12.Ketentuan ayat (1) huruf a Pasal 67 dihapus dan penambahan huruf d,

sehingga Pasal 67 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 67

(1) Setiap pendudukan dikenai sanksi administrasi berupa denda apabila

melampaui batas waktu pelaporan peristiwa kependudukan dalam hal :

a. Dihapus ;

b. Pindah datang bagi orang asing yang memiliki izin tinggal terbatas atau

(9)

c. Pindah datang dari luar negeri bagi penduduk Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dikenakan denda sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

d. Pindah datang WNI dari luar daerah Kota Payakumbuh yang melampaui

batas waktu 30 (tiga puluh) hari dikenakan denda sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah.

(2) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada Pasal (1) paling banyak

Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).

13.Ketentuan Pasal 69 dihapus.

14.Diantara Pasal 71 dan Pasal 72 disisipkan Pasal 71A berbunyi sebagai

berikut :

Pasal 71A

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku semua singkatan “KTP”

sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Payakumbuh

harus dimaknai “KTP-el”.

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Payakumbuh.

Ditetapkan di Payakumbuh pada tanggal 29 Mei 2015

WALIKOTA PAYAKUMBUH,

dto

RIZA FALEPI

Diundangkan di Payakumbuh pada tanggal 29 Mei 2015

SEKRETARIS DAERAH KOTA PAYAKUMBUH,

dto

BENNI WARLIS

LEMBARAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2015 NOMOR 5

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Salt, (2000) menyatakan bahwa beberapa persyaratan tumbuhan sebagai indikator hiperakumulator logam berat antara lain: (1) toleran terhadap logam berat pada

Fungsi reflektor parabola karena sifat geometris dari bentuk paraboloidal: jika sudut datang ke permukaan dalam dari kolektor sama dengan sudut refleksi, maka

Berdasarkan hasil Analisis Komponen Utama terhadap karakter morfometrik dan meristik menunjukkan bahwa Ikan betok pada ketiga stasiun (rawa, sungai, dan danau)

(attractiveness), keahlian (expertise), dan dapat dipercaya (trustworthiness) celebrity endorser maka akan semakin tinggi pula niat beli produk sepatu basket

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang pengaruh perhatian orangtua terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri

Rasio red cell distribution width (RDW) terhadap jumlah trombosit (RPR=RDW to Platelet Ratio) merupakan model perhitungan prediksi derajat fibrosis hati pada penderita hepatitis

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa gen ketahanan terhadap penyakit powdery mildew terdeteksi di tanaman melon hasil

Sedangkan pada parameter luas daun tanaman jagung belum dipengaruhi oleh unsur Nitrogen yang dihasilkan tanaman kacang tanah karena hasil rerata luas daun tanaman