• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perporma dan Biaya Operasional Mesin Pencacah Pelepah Sawit Rancangan UPT Mekanisasi Pertanian Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perporma dan Biaya Operasional Mesin Pencacah Pelepah Sawit Rancangan UPT Mekanisasi Pertanian Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Mengukur dan menggambar dimensi alat Mulai

Pengujian Alat

Pengukuran Parameter

Analisis Data

Selesai Data

(2)

Lampiran 2. Kapasitas Alat

Ulangan

Berat pelepah tiap

ulangan Efektif Alat

(Kg/jam)

Kapasitas alat rata-rata = Banyaknya pelepah dicacah (Kg) Waktu pencacahan (jam)

= 40,22 Kg

0,14 jam

(3)

Lampiran 3. Rendemen Pencacahan

Ulangan

Banyak pelepah dicacah

(Kg)

Banyak hasil cacahan pelepah

(Kg)

Rendemen Hasil Cacahan

Rendemen hasil cacahan rata-rata = Banyaknya hasil cacahan (Kg)

Banyaknya pelepah dicacah (Kg)

×

100%

= 37,86 Kg

40,22 Kg

×

100%

(4)

Lampiran 4. Persentase bahan tertinggal

Ulangan

Banyak pelepah dicacah

(Kg)

Banyak cacahan pelepah tertinggal

(Kg)

Persentase bahan tertinggal

Persentase bahan tertinggal = Banyaknya cacahan tertinggal (Kg)

Banyaknya pelepah dicacah (Kg) ×100%

= 2,1 Kg

40,22 Kg

×

100%

(5)

Lampiran 5. Bahan Bakar Digunakan

Ulangan

Waktu pencacahan

(jam)

Banyak bahan bakar digunakan

(mL)

Banyak bahan bakar digunakan

(L)

Bahan bakar digunakan

Bahan bakar digunakan

Bahan bakar digunakan rerata = Banyaknya bahan bakar (L) Waktu pencacahan (jam)

= 0,062 L

0,14 jam

(6)

Lampiran 6. Biaya Pokok

I. Unsur Produksi

1. Biaya pembuatan alat = Rp. 16.000.000 2. Umur ekonomis (n) = 5 tahun

3. Nilai akhir alat (S) = Rp. 1.600.000

4. Jam Kerja = 6 jam/hari

5. Produksi/ jam = 287,29 Kg/jam

6. Biaya operator = Rp. 5.250/jam/orang (Rp. 42.000/hari sesuai data penghasilan buruh tani di BPS dengan jam kerja efektif 8 jam/hari)

7. Jumlah operator = 2 orang

8. Bahan bakar (solar) = Rp. 6.900/ liter ( Juni 2015) 9. Jam kerja alat per tahun = 1.764 jam/tahun (asumsi 294 hari

efektif kerja tahun 2015)

II. Perhitungan Biaya Pokok 1. Biaya Tetap (BT)

- Biaya Penyusutan (Metode Sinking Fund)

Dt = (P-S) (A/F; i; n) (F/P; i; t-1) (P-S) = Rp. 16.000.000 – Rp. 1.600.000

(7)

N (F/P;5,5%;t-1) Dt (Rp/tahun)

Nilai Mesin tiap akhir tahun (Rp)

0 0 0 16.000.000

- Bunga modal dan asuransi

i = i (P) (n+1) Total Biaya Tetap (BT)

Tahun 1 = Rp. 2.580.480/thn + Rp. 528.000/thn + Rp. 160.000/thn = Rp. 3.268.480/tahun

Tahun 2 = Rp. 2.772.406/thn + Rp. 528.000/thn + Rp. 160.000/thn = Rp. 3.460.406/tahun

(8)

= Rp. 3.560.074/tahun

Tahun 4 = Rp. 3.029.483/thn + Rp. 528.000/thn + Rp. 160.000/thn = Rp. 3.717.483/tahun

Tahun 5 = Rp. 3.197.214/thn + Rp. 528.000/thn + Rp. 160.000/thn = Rp. 3.885.214/tahun

2. Biaya Tidak Tetap (BTT)

- Biaya perbaikan alat (reparasi)

= 1,2% (P-S) 1.764 jam

= 1,2% (16.000.000-1.600.000) 1.764 jam

= Rp. 97,96 / jam - Biaya operator

= Rp. 5.250/jam × 2 operator = Rp. 10.500/jam

- Biaya bahan bakar

= 0,44 L/ jam × Rp. 6.900/L = Rp. 3.306/ jam

Total Biaya Tidak Tetap (BTT)

= Biaya reparasi + Biaya operator + Biaya bahan bakar = Rp. 97,96/jam + Rp. 10.500/jam + Rp. 3.306/jam = Rp. 13.633,96/jam

(9)

Maka, biaya pokok:

= Biaya tetap + Biaya tidak tetap

Tahun I = Rp. 3.268.480/tahun + Rp. 24.050.305/ tahun = Rp. 27.318.785/tahun

= Rp. 15.486,84/jam = Rp. 53,9/Kg

Tahun II = Rp. 3.460.406/tahun + Rp. 24.050.305/ tahun = Rp. 27.510.711/tahun

= Rp. 15.595,64/jam = Rp. 54,29/Kg

Tahun III = Rp. 3.560.074/tahun + Rp. 24.050.305/ tahun = Rp. 27.610.379/tahun

= Rp. 15.652/jam = Rp. 54,48/Kg

Tahun IV = Rp. 3.717.483/tahun + Rp. 24.050.305/ tahun = Rp. 27.767.788/tahun

= Rp.15.741/jam = Rp. 54,79/Kg

Tahun V = Rp. 3.885.214/tahun + Rp. 24.050.305/ tahun = Rp. 27.935.519/tahun

(10)

Lampiran 7. Break even point (BEP)

Biaya tidak tetap (V) = Rp. 13.632,32/jam (1 jam=287,29 Kg/jam) = Rp. 47,45/Kg

Penerimaan dari tiap Kg = Rp. 100/Kg (asumsi penerimaan di lapangan)

(11)

N V = Rp. 3.885.214/tahun Rp. 100/Kg - Rp. 47,46/Kg

= 73.947 Kg/tahun

Produksi mengalami titik impas (break even point) saat mesin menghasilkan cacahan pelepah kelapa sawit sebanyak:

N I = 62.209 Kg/tahun

N II = 65.862 Kg/tahun

N III = 67.759 Kg/tahun

N IV = 70.755 Kg/tahun

(12)

Lampiran 8. Net present value (NPV)

Investasi = Rp. 16.000.000 Nilai akhir = Rp. 1.598.343 Keuntungan yang diharapkan (5,5%) Keuntungan yang diprediksi (7%) Umur alat = 5 tahun

Pendapatan = Penerimaan × produksi/jam × jam kerja

= Rp. 100/Kg × 287,29 Kg/jam × 1764 jam/tahun = Rp. 50.677.956/tahun

Pembiayaan = BTT ×jam kerja

= Rp. 13.633,96/jam × 1764 jam/tahun = Rp. 24.050.305/ tahun

PWB (present worth of benefit) 5,5%

- Pendapatan = Rp. 50.677.956/tahun (P/A, 5,5%, 5) = Rp. 50.677.956/tahun. 4,2703

(13)
(14)

PWC = Rp. 16.000.000 + Rp. 98.611.062 = Rp. 114.611.062

NPV 7% = PWB - PWC

= Rp. 208.929.374 - Rp. 114.611.062 = Rp. 94.318.312

(15)

Lampiran 9. Internal rate of return (IRR)

Discount rate diharapkan (p) = 5,5%

Discount rate diprediksi (q) = 7%

Karena keduanya positif, maka digunakan persamaan (11).

IRR = q% + X

X − Y (q% - p%)

= 7% + Rp. 98.930.948

Rp. 98.930.948 - Rp. 94.318.312 (7% - 5,5%)

(16)

Lampiran 10. Tabel Suku Bunga

Tabel 1. Tingkat suku bunga dengan hubungan P/F

Tahun Tingkat suku bunga

5,5 % 6 % 6,5 % 7 %

1 0.9479 0.9434 0.9390 0.9346

2 0.8985 0.8900 0.8817 0.8734

3 0.8516 0.8396 0.8278 0.8163

4 0.8072 0.7921 0.7773 0.7629

5 0.7651 0.7473 0.7299 0.7130

... ... ... ... ...

Tabel 2. Tingkat suku bunga dengan hubungan P/A

Tahun Tingkat suku bunga

5,5 % 6 % 6,5 % 7 %

1 0.948 0.9434 0.9390 0.9346

2 1.846 1.8334 1.8206 1.8080

3 2.698 2.6730 2.6485 2.6243

4 3.505 3.4651 3.4258 3.3872

5 4.270 4.2124 4.1557 4.1002

(17)

Lampiran 11. Standard SNI

Persyaratan unjuk kerja mesin pencacah bahan pupuk organic

Parameter Satuan

Persyaratan mesin pencacah bahan organic

Kelas A Kelas B Kelas C Kapasitas mesin

pencacah Kg/jam <600 600-1500 >1500

Panjang cacahan

maksimum mm 50

Persentase panjang

cacahan minimum % 80

Konsumsi bahan bakar L/jam <2 2-3 >3

Bahan konstruksi mesin pencacah bahan pupuk organik

Komponen utama Komponen Jenis bahan Persyaratan Kerangka utama a. Kerangka

tegak b. Dinding

Baja lunak Baja lunak

Tebal min 4 mm Tebal min 1,5 mm Bagian

pencacahan

a. Penutup atas b. Poros

pencacah c. Pisau

pencacah d. Bilah pisau e. Landasan

Baja lunak Baja keras Baja keras Baja keras Baja bulat

Tebal min 2mm Diameter min 80 mm Kekerasan min 45 HRC

Jarak renggang min 50 mm

Diameter min 10 mm Bagian

pengumpan bahan

a. Penguat meja pengumpan b. Meja

pengumpan

Besi siku Baja lunak

4 mm x 4 mm, tebal min 2,5 mm

Tebal min 2 mm dengan kemiringan max 10◦ dengan kemiringan maks 60◦

Dudukan motor penggerak

(18)

Lampiran 11. Proses Penelitian

1. Pelepah Kelapa Sawit

2. Rendemen Hasil Cacahan Pelepah Kelapa Sawit

(19)

Ulangan 3

(20)

3. Persentase bahan tertinggal

Ulangan 1 Ulangan 2

(21)

Lampiran 12. Gambar Alat

Mesin Pencacah Pelepah Kelapa Sawit Tampak Samping

(22)

Pisau pencacah

(23)

Gambar

Tabel 2. Tingkat suku bunga dengan hubungan P/A

Referensi

Dokumen terkait

Seharusnya, Maniam perlu merangsang ego supaya berfikiran positif dengan membaiki keadaan dengan cara yang betul, namun ego yang kalah dengan tuntutan id memakan diri

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa banyaknya responden dengan usia reproduktif, paritas antara 1-2, serta berat bayi yang dilahirkan

Menurut PP Nomor 60 Tahun 2014, Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja

Oleh karena yang diamati adalah organisasi sektor publik atau entitas pemerintahan, maka penyerapan anggaran disini dapat diartikan sebagai pencairan atau realisasi anggaran

Dari hasil identifikasi menggunakan fault tree analisys maka didapat beberapa akar masalah yang menyebabkan tingginya defect product diantaranya : kurangnya

Apakah bahasa yang digunakan dalam media dapat Anda pahami secara jelas sehingga mempermudah penggunaan media. Apakah kejelasan pemaparan materi media membantu Anda

Analisis pada data RAK tidak dapat dilakukan dengan menggunakan analisis variansi jika terdapat outlier yang menyebabkan tidak signifikannya pengaruh perlakuan dan pengaruh

Dengan di temukannya gejala-gejala penyakit pada gigi dan mulut dan metode inferensi yang digunakan forward chaining yang timbul atau tampak maka akan mempermudah dalam