• Tidak ada hasil yang ditemukan

KHOTBAH JUM’AT PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KHOTBAH JUM’AT PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU PANDUAN

KHO

TBAH JUM’AT

PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB

PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2014

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... ii

TIM PENYUSUN ………... iii

SAMBUTAN-SAMBUTAN ………  Gubernur Jawa Tengah ……… iv

 Kepala Perwakilan BKKBN Prov. Jawa Tengah ……… v

 Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Tengah …….. vi

 Ketua MUI Jawa Tengah ………..…. vii

KATA PENGANTAR ………... BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ……….... 1

B. Tujuan ……….. 2

C. Ruang Lingkup ……… 2

D. Landasan Hukum …....……… 3

BAB II SELAYANG PANDANG PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA ……….. 6 BAB III MATERI KHOTBAH ……….. 10

1. PEMUDA MUSLIM BERKUALITAS SEBAGAI HARAPAN UMAT …...…… 10 2. MENGHINDARI PERGAULAN BEBAS ……… 16

3. MANUSIA SEBAGAI KHOLIFAH DI BUMI ………. 24

4. PENDIDIKAN ANAK SEBAGAI PILAR KELUARGA SAKINAH ... 30 5. KEWAJIBAN ORANG TUA MEMENUHI HAK-HAK ANAK …...… 36 6. ISLAM SANGAT MEMULIAKAN WANITA ……… …………...……...…. 42 7. MENGHORMATI ORANG TUA ……… 47

8. MENYIAPKAN DIRI SEBAGAI “ORANG TUA” ………

………...

52

9. DAMPAK NARKOBA DAN KIAT MENGHINDARINYA

……...

58

10. ISLAM MENGAJARKAN SEMANGAT KERJA ………

…………...

(3)

11. RUMAHKU SYURGAKU ………...……. 74

12. PENTINGNYA PERAN IBU DALAM MENYUSUI ANAK

…...…

80

(4)

TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN

PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA SEBAGAI MATERI KHOTBAH JUM’AT DI JAWA TENGAH

Biro Bina Sosial : : : :

Drs. SUDARYANTO, MSi Dra. BINTANG YS, M.Si Dra. RATNA ANDAMARI BUDI PRAMONO, S.Kom

BP3AKB : Drs. DJAROT SRI NUGROHO, M.Si

Biro Bina Mental : Drs. AAN JUMENO, MM

BKKBN : SUWARNO, SH, MM

Kanwil Kemenag : H. AGUS SURYOSURIPTO, S.Ag, MH

MUI : Drs. H.ANASOM,M.Hum

(5)
(6)
(7)

SAMBUTAN

(8)

SAMBUTAN

(9)

SAMBUTAN

(10)

KATA PENGANTAR

Provinsi Jawa Tengah memiliki berbagai tantangan dan permasalahan kependudukan, diantaranya dari sisi kuantitas dengan jumlah penduduk sebesar 32.382.657 jiwa (Sensus Penduduk 2010) yang menduduki peringkat ketiga setelah Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Timur.

Meskipun Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) terendah se-Indonesia yaitu 0,89% namun angka kelahiran total (TFR) cenderung mengalami peningkatan dari 2,3 (SDKI 2007) mencapai 2,5 (SDKI 2012). Sedangkan dari sisi kualitas yang ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Nilai IPM Provinsi Jawa Tengah sebesar 72,49 yang berada pada urutan ke-15 dari 33 provinsi.

Contraceptive Prevalence Rate (CPR) atau angka pemakaian kontrasepsi di Jawa Tengah pada tahun 2007 adalah 63% (SDKI 2007) kemudian meningkat menjadi 65% (SDKI 2012).

Sesuai dengan target MDG’s diharapkan pada tahun 2015 tercapai 70,60% perempuan menikah usia 15-49 tahun memakai kontrasepsi cara modern.

Sejalan dengan tujuan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 –

2018, program Kependudukan dan KB bertujuan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Provinsi Jawa Tengah di segala bidang, dengan sasaran meningkatnya keluarga kecil, berkualitas dan sejahtera.

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Indonesia (SDKI) Tahun 2012 menunjukkan bahwa hampir semua (99%) pasangan usia subur mengetahui tentang alat/ cara kontrasepsi (any methode), tetapi hanya 61,9 % yang memakai kontrasepsi (any method). Artinya, kurang lebih setengah diantaranya hanya sebatas tahu. Kondisi ini berdampak pada

pencapaian indikator kinerja program pembangunan

(11)

Untuk mempercepat target pencapaian indikator kinerja program pembangunan kependudukan dan kb pada RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2013-2018 serta tujuan pembangunan millennium (MDGs), perlu dilakukan upaya-upaya meningkatkan advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).

Akhirnya, semoga penerbitan Buku Panduan Program Kependudukan Dan Keluarga Berencana Sebagai Materi Khotbah

Jum’at Di Jawa Tengah ini, dapat menjadi pendorong peningkatan

advokasi dan KIE, sehingga program pembangunan

kependudukan dan kb dapat berhasil, demi kesejahteraan masyarakat.

Semarang, April 2014 Kepala Biro Bina Sosial Setda Provinsi Jawa Tengah

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jumlah penduduk Jawa Tengah pada tahun 2012 berdasarkan proyeksi Sensus Penduduk (SP) 2010 sebanyak 33.270.207 jiwa atau sekitar 13,52% dari jumlah penduduk Indonesia, terdiri dari laki-laki sebanyak 16.495.705 jiwa (49,58%) dan perempuan sebanyak 16.774.502 jiwa (50,42%), dengan sex ratio sebesar 98,34%. Sedangkan jumlah rumah tangga sebanyak 8.913.425 (tahun 2011) dengan rata-rata anggota rumah tangga sebesar 3,7 jiwa.

Jumlah peserta KB aktif dari tahun ke tahun cenderung meningkat, walaupun kenaikannya tidak begitu besar yaitu dari 4,9 juta pada tahun 2008 menjadi 5,4 juta pada tahun 2012. Persentase angka Drop Out (DO) peserta KB dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, dari 11,46% pada tahun 2008 meningkat menjadi 15,09% pada tahun 2012. Peningkatan tersebut dikarenakan antara lain masih rendahnya komitmen kabupaten/kota terhadap program KB, belum mantapnya kelembagaan, ratio PLKB terhadap desa/kelurahan yang ditangani belum proporsional. Disamping itu masih banyak akseptor menggunakan alat kontrasepsi non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

Unmet Need adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak ingin mempunyai anak lagi atau ingin menunda kelahiran berikutnya tetapi tidak menggunakan alat/cara KB atau kebutuhan KB yang tidak terpenuhi. Persentase Unmet Need KB masih cukup tinggi walaupun dari tahun ke tahun mengalami penurunan, yaitu sebesar 12,44% pada tahun 2008 menjadi 10,26% pada tahun 2012.

(13)

Oleh karena itu dalam rangka memperluas KIE program Kependudukan dan KB diperlukan inovasi baru dengan lebih memberdayakan keberadaan Tokoh Agama sebagai salah satu mitra program Kependudukan dan KB. Sasaran KIE program KKB yang telah berlangsung selama ini lebih terfokus pada ibu-ibu, sehingga diperlukan pemahaman program KKB kepada para bapak. Strategi yang dipandang efektif untuk mensosialisasikan program KKB kepada para bapak adalah dengan menyisipkan materi program KKB pada materi khotbah Jum’at di masjid-masjid. Diharapkan dengan adanya pemahaman yang sama antara ibu dan bapak terhadap program KKB, maka program KKB dapat lebih mudah diterima masyarakat.

Kedepan, dapat mendorong terwujudnya KB mandiri yang dilandasi atas kesadaran sendiri mengikuti program KB. Bahwa guna maksud tersebut perlu disusun Buku Panduan KIE Program

Kependudukan dan KB sebagai materi khotbah Jum’at di Jawa Tengah,

untuk dipedomani dalam pelaksanaannya di lapangan.

B. TUJUAN :

Dengan adanya Pedoman ini, diharapkan dapat :

1. Meningkatkan pemahaman dan menumbuhkan dukungan Tokoh

Agama tentang pentingnya pengendalian penduduk.

2. Menjadi panduan bagi Tokoh Agama dalam menyampaikan

kebijakan program Kependudukan dan KB kepada masyarakat.

3. Memperluas pemahaman masyarakat dalam porgram

Kependudukan dan KB.

4. Menumbuhkan kesadaran dan peran serta tokoh agama dalam

program KB.

5. Memperluas pemahaman sasaran/ masyarakat dalam program KB.

C. RUANG LINGKUP :

Buku panduan ini meliputi kondisi dan pentingnya kependudukan dan KB di Jawa Tengah, sebagai upaya menyamakan pemahaman dan bahan materi KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) kepada Tokoh Agama. Oleh karena itu buku panduan ini juga memuat contoh materi

khotbah bagi para Khotib pada sholat Jum’at yang memuat KIE tentang

program Kependudukan dan KB. Dari aspek penyebarannya, buku panduan ini disampaikan kepada para Khotib melalui Takmir Masjid

(14)

D. LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Provinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan

Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Sejahtera

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3475);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi

Kependudukan;

5. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1988 tentang Koordinasi

Kegiatan Instansi Vertikal Di Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 3373);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan

Tugas Dan Fungsi Kewenangan Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Lembaran Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kedudukan Tugas Dan Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Lembaran Pemerintah Non Departemen;

9. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana

(15)

Perubahan Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3 Tambahan Lembaran Daerah Nomor 9);

10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 17 Tahun 2013

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 17);

11. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 75 Tahun 2013 tentang

Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran Tahun 2014 (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 75);

12. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 Tahun 2013 Tentang

Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014 (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 76);

13. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor: 954/285/2013 tanggal

24 Desember 2013 tentang Penunjukan Pejabat Pengguna

Anggaran/Pengguna Barang, Pejabat Yang Berwenang

Mengesahkan SPJ, Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa

Pengguna Barang, Bendahara Penerimaan, Bendahara

Pengeluaran, Bendahara Pengeluaran Pembantu dan Bendahara Pengeluaran Pembantu Gaji pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014;

14. Keputusan Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 875.1/ 000169/ 2014 tanggal 2 Januari 2014 tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang Plt. Sekretaris

Daerah Provinsi Jawa Tengah Selaku Pengguna

Anggaran/Pengguna Barang Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2014;

(16)

16. DPA Biro Bina Sosial Setda Provinsi Jateng Nomor : 02614/ DPA/ 2014 tanggal 27 Desember 2013 tentang Kegiatan Peningkatan Koordinasi Pelayanan Keluarga Berencana (KB);

17. Keputusan Kepala Biro Bina Sosial Setda Provinsi Jawa Tengah Nomor : BS.68/PMPK/K/I/2014 tanggal 8 Januari 2014 Tentang

Pembentukan Tim Penyusun Buku Panduan Program

Kependudukan dan Keluarga Berencana Sebagai Materi Khotbah

Jum’at Di Provinsi Jawa Tengah;

18. Keputusan Kepala Biro Bina Sosial Setda Provinsi Jawa Tengah Nomor : BS.4a/SURAT/K/I/2014 tanggal 16 Januari 2014 Tentang Perubahan Lampiran Keputusan Kepala Biro Bina Sosial Setda Provinsi Jawa Tengah Nomor : BS.68/PMPK/K/I/2014 tanggal 8 Januari 2014 Tentang Pembentukan Tim Penyusun Buku Panduan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Sebagai Materi

(17)

BAB II

SELAYANG PANDANG PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KB

Berawal dari adanya peladakan kelahiran bayi (Baby Boom) pada akhir dekade 50-an atau awal 60-an yang belum dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang memadai mengakibatkan terjadinya angka kematian bayi dan ibu melahirkan sangat tinggi. Kondisi ini menggerakkan kalangan kesehatan khususnya yang menangani masalah kesehatan untuk dapat menekan angka kematian ibu, bayi dan anak. Sehingga pada waktu itu terbentuk perkumpulan dengan nama Perkumpulan Keluarga Berencana Nasional (PKBI). Perkumpulan tersebut bertujuan untuk mengatasi kesehatan

Ibu, bayi dan anak melalui “Pembatasan Kelahiran” dengan cara

mensosialisasikan alat kontrasepsi. Perkumpulan tersebut sampai saat ini masih eksis keberadaan.

Menyadari tujuan PKBI sangat bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan Negara di masa yang akan datang, maka pemerintah merasa perlu menangani secara serius permasalahan kependudukan ini dengan membentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian berubah menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang tugas utamanya adalah pengendalian penduduk. Terakhir dengan dikeluarkan UU No: 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional berubah menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan tugas dan tanggungjawab lebih luas.

(18)

hendak dicapai, yakni: 1) Penghapusan kemiskinan dan kelaparan; 2) Pendidikan dasar universal; 3) Promosi keadilan gender dan pemberdayaan perempuan; 4) Penurunan kematian anak; 5) Peningkatan kesehatan Ibu; 6) Penanggulangan HIV/Aids; 7) Pelestarian lingkungan hidup dan 8) Kemitraan global untuk pembangunan.

Pada operasionalnya, BKKBN memiliki Visi yang ingin dicapai yakni mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang Tahun 2015 dengan misi mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga kecil bahagia sejahtera. Pertumbuhan penduduk pada kondisi tumbuh seimbang memilki persyaratan yang harus dipenuhi yakni angka rata-rata wanita mimiliki anak (TFR) pada posisi 2.1 dan rata-rata anak yang dimiliki wanita (NRR) tersebut adalah 1 (kelamin perempuan).

Provinsi Jawa Tengah saat ini masih menghadapi tantangan yang cukup serius dalam Pembangunan Kependudukan dan KB. Walaupun laju pertumbuhan penduduk sudah dapat ditekan pada posisi 0.37%, namun jumlah penduduk sudah berkisaran 37 jutaan, dengan demikian laju pertumbuhan penduduk tetap akan bertambah secara segnifikan. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI 2012) kondisi TFR pada posisi 2.5, hal ini mengalami kenaikan dibanding posisi hasil SDKI 2002 (2.1) dan SDKI 2007 (2.3). Kondisi ini memilki makna adanya kecenderungan wanita di Jawa Tengah ingin mempunyai anak lebih dari dua.

Dalam upaya mencapai visi tersebut berbagai kegiatan dilaksanakan melalui:

1. Pembangunan Kependudukan

Kependudukan memiliki arti hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat.

Pembangunan yang dilaksanakan berbagai lintas sektor diharapkan memilki wawasan kependudukan. Adapaun cirri dari pembangunan berwawasan kependudukan adalah:

 Penduduk sebagai subyek dan obyek pembangunan

 Orientasi kesejahteraan penduduk secara keseluruhan;

 Memihak (pro) rakyat (penduduk);

 Pembangunan berkelanjutan;

(19)

 Sesuai dengan potensi dan kondisi penduduk (lokal);

 Kebijakan pembangunan yang “population-responsive” dan

“population-influencing”.

BKKBN selaku lembaga pemerintah dikhususnyakan menangani permasalahan kependudukan dalam kaitannya dengan kwantitas penduduk. Upaya yang dilakukan dalam program kependudukan antara lain:

a. Penyusunan parameter kependudukan

b. Menyusun profil kependudukan dan menghitung proyeksi penduduk

serta menganalisis dampak kependudukan

c. Mendorong lintas sektor untuk mengimplementasikan pembangunan

berwawasan kependudukan

d. Mensinergikan kebijakan penduduk pemerintahan kota/kabupaten

e. Publikasi terhadap isu-isu kependudukan

f. Memantapkan mitra kependudukan

2. Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi

Pengendalian penduduk bertujuan untuk menurunkan angka TFR menjadi 2.1 dan mempertahankan laju pertumbuhan penduduk 0.37% atau bahkan dapat menekan lebih rendah lagi dengan kegiatan-kegiatan sbb:

a. Sosialisasi pelayanan dan pembinaan keserta KB

b. Meningkatkan pelayanan KB baik dari segi kualitas maupun kuantitas

termasuk di dalamnya provider

c. Meningkatkan peran serta masyarakat dan jejaring kemitraan

d. Meningkatkan kesertan ber-KB

e. Meningkatkan promosi IMS, HIV/AIDs, kanker alat reproduksi,

pelayanan IUD plus Papsmear/IVA, dan penanggulangan infertilitas melalui pencegahan IMS dan HIV/AIDs.

3. Pembangunan Ketahanan Dan Kesejahteraan Keluarga

Kegiatan yang dilakukan dalam kaitannya pembangunan ketahanan keluarga adalah sbb:

a. Pembinaan ketahanan keluarga balita dan anak melalui kelompok

Bina Keluarga Balita (BKB);

b. Pembinaan ketahanan keluarga lansia dan rentan melalui kelompok

(20)

c. Pembinaan ketahanan ekonomi keluarga melalui kelompok Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS);

d. Sosialisasi dan advokasi program generasi muda berencana (GENRE).

4. Penggerakan Masyarakat

Penggerakan masyarakat ikut serta aktif berperan dalam membangun program kependudukan dan KB ini melalui kegiatan advokasi dan komunikasi informasi edukatif (KIE) ke semua sasaran. Adapun berbagai kegiatan antara lain:

a. Pengembangan materi advokasi dan KIE;

b. Seminar;

c. Pelaksanan lomba-lomba;

d. Peningkatan kemitraan/jejaring;

e. Bhakti sosial;

f. Pemilihan PLKB dan kader teladan;

g. Pelaksanaan berbagai pertemuan.

Demikian pentingnya pembangunan kependudukan dan

keluarga berencana, maka memerlukan komitmen yang kuat kepada semua pihak dalam melaksanakan program-programnya. Demikian pula peranserta aktif tokoh agama, tokoh formal, lembaga social kemasyarakatan, perguruan tinggi dan seluruh lapisan masyarakat untuk

(21)

BAB III MATERI KHOTBAH

1. PEMUDA MUSLIM BERKUALITAS SEBAGAI HARAPAN UMAT

ُ دْمَحْلَا

Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,Pada kesempatan khutbah ini saya

mengajak hadirin sekalian –pada umumnya– dan terutama pada diri saya

sendiri –khususnya– untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT dan terus

menerus berusaha meningkatkan ketakwaan itu dengan melaksanakan

perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, serta

mensyukuri semua kenikmatan dan karunia yang diberikan kepada kita dengan menggunakan dan menyalurkannya pada jalan yang diridhai oleh-Nya. Dengan demikian, semoga kita senantiasa mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Amin.

Hadirin Jamaah Jum’at yang berbahagia

Perubahan dan pergantian zaman merupakan sunnatullah.Oleh karena itu dalam kehidupan kita ini terjadi pergantian generasi dari suatu generasi ke memerintahkan agar kita mempersiapkan generasi atau pemuda dengan sebaik-baiknya.

(22)

40 pemuka Quraisy, yang merupakan tokoh-tokoh paling berpengaruh di masyarakat pada waktu itu. Pada pertemuan itu Rasulullah menyeru mereka untuk masuk Islam, tetapi mereka menolak seruan tersebut.Pada saat itu Ali ra.berdiri di sisi Rasulullah sembari memandang kepada semua yang hadir,

kemudian berkata : “Aku beriman kepadanya, dan aku menjadi penolongnya”. Arqam bin Abi Arqam, Usman bin Umair dan sebagainya. Ja’far bin Abi Thalib yang berani berdiri di depan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia) untuk mewakili dan membela kaum muslimin, padahal ketika itu ia baru berusia 20 tahun. Masih banyak lagi contoh pemuda pemudi muslim yang mampu memberikan konstribusi yang besar kepada Islam dan berprestasi tinggi semata-mata mencari ridha Allah SWT.

Perhatian Islam yang besar terhadap generasi muda menunjukkan bahwa masa muda merupakan masa yang sangat penting dan masa yang paling berharga.Generasi muda merupakan rahasia kekuatan suatu umat, tiangnya kebangkitan, kebanggaan dan kemuliaan. Di atas pundak merekalah masa depan umat terpikul, karena pemuda memiliki keistimewaan tersendiri, baik dari segi keberanian, kecerdasan, semangat, maupun dari kekuatan jasmaninya.

“Berikan 10 orang pemuda dan aku akan mampu memindahkan sebuah gunung dan berikan aku 100 orang pemuda maka aku akan dapat

menggerakkan dunia” pernyataan populer tersebut ditegaskan Bapak

Proklamator Republik Indonesia Bung Karno mengenai arti pentingnya posisi pemuda.

Sosok pemuda mempunyai nilai sejarah tersendiri.Peran pemuda Indonesia senantiasa ada pada lini terdepan dalam sejarah bangsa. Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamsi Kemerdekaan R.I 1945, Perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru 1966, dari Orde Baru ke Orde Reformasi 1988. Bahkan masyarakat Internasional menyadari arti penting dan nilai strategis pemuda sebagai agen perubahan (agent of change) dalam pembangunan.

Pada periode lahirnya syari’at Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad

(23)

menjadi tanggung jawab kita untuk menghasilkan generasi Islam yang berkualitas Islami.

Paling tidak, ada empat hal yang menjadi kriteria dari profil pemuda muslim yang berkualitas, yaitu :

Pertama, Pemuda yang memiliki aqidah yang benar. Akidah Islam tegak

berdasarkan peng-Esaan kepada Allah, mengakui-Nya sebagai Tuhan, penguasa, pencipta, pemberi rizki, pemilik langit, bumi dan seisinya serta satu-satunya Zat yang akan menghidupkan kembali yang akan memberikan

balasan kepada hamba-hamba-Nya, dan inti dari akidah adalah Tauhid.

Tauhid menjadi misi utama para nabi dan rasul serta para shalih terdahulu yang tidak boleh dilupakan.Apa yang dilakukan oleh Yaqub as ketika hampir wafat, patut kita teladani dalam mempersiapkan pemuda sebagai generasi penerus. Waktu itu, Yaqub bertanya kepada anak-anaknya, “Apa yang akan

kalian sembah sepeninggalanku?” semua anak-anaknya menjawab, kami

akan menyembah Tuhanmu, Tuhan bapak-bapakmu-Ibrahim, Ismail, Ishak yakni Allah SWT dan kami berserah diri kepada-Nya (kisah ini diabadikan dalam QS. 2 Al Baqarah : 133).

Demikian pula pengajaran Lukman kepada anaknya yang diabadikan dalam Al-Qur’an yang artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada

anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah

kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah)

adalah benar-benar kezaliman yang besar” (QS. 31 Lukman : 13).

Dasar pendidikan akhlak bagi seorang pemuda adalah akidah yang benar, karena akhlak tersarikan dari akidah dan pancaran darinya. Oleh karena itu jika seorang pemuda berakidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidahnya salah dan melenceng, maka akhlaknya pun akan tidak benar. Dalam satu hadits Rasulullah SAW bersabda :اًقالاخْماهانَس ْحَااًناَمْيِاَنْيِنِم ْؤامْل الَُمْكَا“ Mukmin yang sempurna

imannya, adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Turmudzi dari Abi

Hurairah).

Ciri Kedua, menempa diri dengan memiliki ilmu dan tsaqafah Islam. Kita

(24)

pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang artinya :

“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia)

dengan perantara kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya” (QS. 96 Al-‘Alaq : 1-4).

Betapa pentingnya ilmu bagi seorang pemuda, Rasul yang mulia senantiasa memotivasi umatnya untuk belajar dan membaca. Ada baiknya kita menelaah kembali kisah seorang pemuda yang usianya belum genap tiga belas tahun berjalan mendekati barisan pasukan muslim dengan membawa

sebilah pedang ia mendatangi Rasulullah dan berkata, “Ya Rasulullah, aku

membaktikan hidupku kepadamu. Izinkan aku untuk pergi bersamamu dan

memerangi musuh-musuh Allah di bawah panji-panjimu”.

Rasulullah yang mulia memandang anak tersebut dengan penuh kekaguman dan menepuk pundaknya. Beliau memuji keberaniannya, tetapi menolaknya untuk bergabung dengan pasukan muslim. Anak muda itu (Zaid bin Tsabit

ra.)Rasulullah pun kemudian memberikan tugas kepadanya.“Zaid pergilah

belajar tulisan Yahudi”.Zaid kemudian belajar bahasa Ibrani. Maka kemudian

ia sangat fasih berbahasa Ibrani dan menjadi sekretaris Rasulullah SAW. Rasulullah juga memerintahkan Zaid untuk belajar bahasa Syria.Demikian Zaid mempunyai fungsi penting ketika Rasulullah berunding dan berkomunikasi dengan bangsa-bangsa yang tidak bisa bahasa Arab.

Ketiga, dari ciri pemuda yang diharapkan di dalam Islam adalah memiliki

keterampilan dalam berbagai hal untuk dimanfaatkan dalam kebaikan dan kebenaran dalam upaya mencapai kemajuan diri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara.Pada masa Rasulullah SAW para sahabat telah menunjukkan kemampuan yang terampil dalam berbagai hal, ada yang terampil dalam berdagang, berperang dan sebagainya yang semua ini tentu saja amat berguna.

Kepada mereka yang memang terampil, Rasulullah SAW sendiri tidak segan-segan memberi penghargaan dan amanah guna mengembangkan keterampilannya itu. Maka ketika Usamah bin Zaid telah menunjukkan keterampilannya yang luar biasa dalam berperang, beliau tidak segan-segan mengangkatnya menjadi panglima perang meskipun umurnya baru 17 tahun,

sementara Mush’ab bin Umair yang terampil dalam dakwah, ditugaskan

(25)

Ciri keempat, memiliki tanggung jawab, Di antara bukti kebenaran dan kemuliaan nilai-nilai Islam adalah adanya tuntutan tanggung jawab dari setiap individu atas semua perbuatannya.Diferensiasi yang hakiki antara manusia adalah dengan mengukur rasa tanggung jawab serta kemauan untuk menanggung akibat dari perbuatan yang dilakukan.

Prinsip tanggung jawab ini merupakan salah satu prinsip yang ditetapkan

dalam Al Qur’an dalam sejumlah ayatnya :ٌ ةَنيِه َرْتَبَسَكاَمِبٍسْفَنُّلاك. “Tiap-tiap diri

bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya” (QS. 74 Al Mudatsir :

38).

Pada prinsipnya tanggung jawab ini mencakup kepada tiga hal, yaitu; tanggung jawab pemuda sebagai seorang individu, tanggung jawab sebagai anggota masyarakat, tanggung jawab sebagai bagian dari umat.Menunaikan kewajiban terhadap umat Islam yang tersebar di seluruh belahan dunia dan dalam setiap bidang kehidupan. Ketiga,tanggung jawab tersebut dengan segala cakupannya menurut DR. Ali Abdul Halim Mahmud mantan Syeikh Al Azhar dalam kitabnya At-Tarbiyah al-Khuluqiyah dengan edisi Indonesia

“Akhlak mulia” menegaskan bahwa meninggalkan ketiga kewajiban ini

merupakan keburukan yang dicela oleh Islam. Ketiga tanggung jawab tersebut sangat sesuai dengan nilai-nilai kemasyarakatan dan nilai-nilai kemanusiaan atau humanisme.

Untuk mewujudkan pemuda yang berkualitas itu, maka paling tidak ada tiga institusi yang mempunyai pengaruh sangat efektif, yaitu :

a. Keluarga, dalam pengertian sempit mencakup kedua orang tua, saudara dan kerabat. Dalam pengertian luas mencakup teman, tetangga, masyarakat secara keseluruhan.

b. Masjid, memberi pengaruh yang baik bagi jiwa orang-orang dalam

berhubungan dengan sang Pencipta.

c. Sekolah, meliputi unsur-unsur yang ada di dalamnya, buku, peralatan, methode, gedung dan hal-hal yang mempengaruhi murid.

(26)

yang tidak seharusnya, seperti kawin muda tanpa adanya alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

كراب الل يل مكلو يف نآرقلا ،ميظعلا ينعفنو مكايإو امب هيف نم تايلآا ركذلاو ،ميكحلا لوقأ ام

نوعمست رفغتسأو الل يل مكلو هورفغتساف هنإ

(27)

2. MENGHINDARI PERGAULAN BEBAS Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah…

Pada kesempatan yang mulia ini kami mengajak, mari kita perbarui syukur kepada Allah, atas segala nikmat yang diberikan kepada kita. Nikmat iman, nikmat Islam, nikmat sehat, nikmat waktu dan kesempatan serta nikmat-nimat lain yang tidak mungkin kita hitung. Semoga dengan syukur itu kita mendapatkan nikmat yang lebih banyak lagi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semoga shalawat dan salam senantiasa diberikan kepada junjungan kita nabi besar Muhhamad, beseta keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Dalam kesempatan yang sangat baik ini, tidak lupa saya berpesan setulus-tulusnya, agar kita berusaha lebih serius dan bersungguh-sungguh untuk meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah, dengan iman dan takwa yang sesungguh-sungguhnya. Karena dengan iman dan takwa yang sesungguh-sungguhnya itulah, kehidupan kita akan lebih baik, di dunia hingga ke akhirat nanti.

Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah

(28)

menutupi perilakunya yang jauh dari nilai-nilai islami. Pergaulan mereka tidak ada dinding pembatas, mereka berpelukan, berciuman dilakukan dimana dia suka, di hiburan malam, tempat rekreasi, di pinggir jalan, di mall, di sekolah, bahkan di tempat peribadatan.

Bukankah mereka tidak mengetahui, bahwa Allah ta’ala telah menurunkan adzab yang luar biasa pada zaman nabi Luth. Gempa dahsyat terjadi, seakan bumi dibalikkan yang membinasakan kaumnya. Allah telah mengazab manusia yang menggauli binatang, sesama jenis, dan berganti-ganti pasangan dengan diturunkan penyakit yang selama ini belum diketemukan obatnya yaitu HIV/AIDs.

Istilah pergaulan bebas diadopsi dari budaya di dunia barat yang identik dengan perilaku remaja maupun pemuda-pemudinya yang berperilaku (seks) bebas yang dianggap sebagai sebuah kewajaran.

Hadirin yang berbahagia...

Apabila kita amati penyebab terjadinya pergaulan bebas ini antara lain disebabkan sbb:

1. Longgarnya pengawasan orangtua dan tokoh masyarakat. Orangtua

yang terlalu memberikan kelonggaran terhadap putra-putrinya akan menyebabkan menuju pada pergaulan bebas. Sebagai contoh orang tua membiarkan ketika anaknya pergi berduaan sampai larut malam tanpa tujuan yang jelas. Orang tua tidak peduli ketika anaknya berduaan di rumah, bahkan orangtua memberikan kesempatan dengan meninggalnya putra-putrinya berduaan dirumah.

Dalam tinjauan islam, laki-laki dan wanita berduaan dengan bukan mahramnya tanpa didampingi orang lain itu dilarang.

……….

(29)

Demikian pula orang tua membiarkan begitu saja secara bebas putra putrinya keluar berduaan dengan tunangannya. Meskipun mereka telah bertunangan, namun demikian status mereka masih belum menjadi pasangan yang sah. Dan haram baginya untuk pergi berduaan saja. Maka dari itu, seorang yang pergi berduaan saja dengan lain jenis dan bukan mahramnya pada tempat yang sepi dan romantis akan berat godaannya. Dan boleh jadi akan terjerumus di dalamnya tidak kuasa menahan hawa nafsunya.

Ini awalnya banyak terjadi perzinahan dan akan menimbulkan akibat kehamilan di luar nikah di kalangan remaja. Maka dari itu, hendaklah para orangtua berhati-hati terhadap putra-putrinya, terutama terhadap anak perempuannya. Jangan dilepas begitu saja tanpa adanya pengawasan, bimbingan dan nasehat. Hendaklah mereka diarahkan kepada tuntunan agama islam dan di perlukan penteladanan yang baik dari orangtua. Islam telah melarang perbuatan yang mendekati zina.

2. Masuknya budaya barat. Budaya barat ini masuk dan sangat sulit untuk dibendung baik melalui media cetak maupun elektronik. Pengaruh ini akan sangat kuat masuk di dalam kehidupan kalangan remaja. Remaja yang terpengaruh budaya barat cenderung memilki gaya hidup bebas dan mengagungkan kebebasan. Oleh karena itu, banyak terjadi pelecehan seksual, perzinahan, dan kehamilan yang tidak diinginkan.

Salah satu cara untuk menanggulangan masalah ini hendaklah kita (khususnya para penguasa dan tokoh masyarakat). Menyeleksi secara ketat budaya asing yang menyimpang tidak sesuai dengan budaya kita. Untuk menunjang hal ini perlu diberikan sanksi yang tegas bagi mereka yang melakukan tindakan a-susila, termasuk

terhadap media yang memuat tayangan-tayangan yang

mengakibatkan dekadensi moral.

3. Banyaknya hiburan yang memberikan peluang kepada masyarakat

(30)

pada diri seseorang yang mengakibatkan mereka berfantasi, berkhayal kemana-mana dan yang bukan-bukan. Dan ini lebih berbahaya.

Pada kondisi seperti ini, bilamana seseorang tidak memiliki kendali iman yang kuat, sementara fasilitas tersedia lengkap, maka tidak ada pilihan lain kecuali mencari kesenangan, kepuasan dan kebebasan. Oleh karena itu, hendaklah waktu luang yang dimiliki digunakan hal-hal yang bersifak kebajikan, apalagi pekerjaan itu berbuah pahal-hala dan dapat mempertebal keimanan kita kepada Allah Swt. Jangan sampai kita tertipu dengan nikmatnya peluang/kekosongan.

………...…………. “Dua macam kenikmatan yang kebanyakan manusia dapat tertipu keduanya yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang kosong” (HR. Bukhori Muslim)

Demikian juga tempat-tempat wisata yang telah disalahgunakan oleh pengelolanya, sehingga tujuan semula tempat wisata untuk rekreasi, menjadikan terkesan negative dan memberikan kesempatan kepada para pengunjung untuk melakukan hal-hal yang negative. Maka untuk mengembalikan citra wisata pada tujuan semula, hendaklah pemerintah melakukan pengawasan terhadap pengelola wisata dengan memberikan sanksi yang tegas.

4. Meminum minuman keras, minuman keras dapat mengakibatkan

manusia kehilangan kendali dan menimbulkan nafsu binatang, sehingga dengan mudah dapat terjerumus kepada perzinahan yang mungkin tidak disadari. Selain itu dampak negatif dari minuman keras dapat berakibat rusaknya jaringan tubuh dan otak manusia. Karena itu, jika minuman keras tidak diberantas serta para produsen dan pengedar tidak diberi sanksi tegas, maka pergaulan bebas dan kerusakan moral bangsa semakin merajalela. Agama islam

mengajarkan sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

(31)

minuman yang memabukkan, maka hal itu hukumnya adalah haram”. (HR. Buchori dan Muslim)

5. Bergesernya nilai budaya

Bergesernya nilai-nilai kehidupan dari pengaruh barat telah mengubah tujuan hidup kearah mencintai dunia. Dengan demikian perilaku kehidupan akan cenderung memuaskan hawa nafsu dan menghalalkan segala cara. Oleh karena itu, orang yang telah berubah tujuan hidupnya kearah mengejar kehidupan duniawian, mengumbar hawa nafsu mencari kenikmatan dan kepuasan, hendaklah mereka merenungi, bahwa hidup di dunia hanya sesaat, lambat laun pasti akan berakhir. Sebelum semuanya berakhir, pergunakan masa hidup ini untuk menacari bekal di hari kelak dengan bekerja/beribadah

hanya semata-mata mencari ridha Allah ta’ala. Gunakan harta benda

yang diperoleh untuk mensyukuri nikmat yang di dapat. Yakinlah bahwa kehidupan di akhirat lebih nikmat dibanding kehidupan dunia, seperti firman Allah dalam QS. Al-a’laa 16-17:

“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”.

Hadirin, Jamaah Jum’at yang Mulia.

(32)

penyakit menular. Sungguh mempunyai efek yang sangat membahayakan bagi bangsa ini apabila tidak ditangani secara serius oleh pemerintah dan semua lapisan masyarakat.

Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari pergaulan bebas sbb:

Pertama, perintah untuk menahan pandangan dan menutup aurat

sebagaimana tertera dalam QS: An Nuur: 30-31, dan QS: Al Ahzab : 59, yang intinya bagi kaum hawa dilarang untuk menampakkan perhiasannya dan kecantikannya dihadapan laki-laki asing atau ber-tabarruj. Rasulullah Saw juga bersabda: "Dua golongan di antara penghuni neraka yang belum aku lihat keduanya: suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukul orang-orang; perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang yang cenderung dan mencenderungkan orang lain, rambut mereka seperti punuk unta yang miring". (HR Muslim),

Kedua, Islam melarang khalwat (berdua-duaan) antara laki-laki dan wanita

kecuali disertai mahramnya, Sabda Rasulullah Saw : "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali kali dia bersunyi-sunyi dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya adalah syaitan" (HR/ Ahmad),

Ketiga, Islam juga melarang perempuan dan laki-laki bercampur baur

(ikhtilath) karena Islam menjaga dan menjadikan jama’ah kaum wanita

(33)

Ke-empat, jangan mendekati zina, Allah Swt berfirman:

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS: Al Isra: 17).

Larangan ini tidak hanya menghindari perilakunya saja yang dapat menimbulkan nafsu syahwat, namun juga perkataan atau perbincangan yang menimbulkan dorongan seksual.

Kelima, Islam melarang seorang wanita melakukan perjalanan dari suatu

tempat yang lain selama sehari semalam, kecuali bila disertai mahramnya. Sabda Rasulullah Saw. : "Tiada dihalalkan bagi seorang wanita yang percaya kepada Allah dan hari kemudian bepergian perjalanan sehari semalam kecuali bersama mahramnya" (Buhkori Muslim),

Keenam, anjuran untuk menikah, Firman Allah Swt:

Dan kawinkanlah orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS: An-nur: 32).

(34)

menghindari perbuatan zina, maka yang perlu dilakukan adalah menunda kehamilan sampai dengan cukup umur untuk melakukan reproduksi yang sehat, cukup siap jasmani dan mental.

Jama’ah yang berbahagia ..

Setelah kita mengetahui berbagai resiko dari perilaku pergaulan bebas yang berdampak sangat luas terhadap kehidupan berkeluarga, dan kehidupan

berbangsa, maka di akhir dari kutbah ini, sekali lagi kami mengajak jama’ah

sekalian untuk tidak memberikan ruangan atau kesempatan kepada diri kita sendiri, kepada keluarga dan masyarakat kita untuk melakukan pergaulan bebas. Para remaja perlu mendapatkan perhatian yang serius agar tidak mudah tergoda, terjerumus dalam pergaulan bebas. Berikan peran aktif kepada remaja untuk membangun masyarakat sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Semoga kita sekalian termasuk orang-orang yang mampu menjaga amanah yang diembankan kepada manusia selaku kolifah di bumi, amiin.

كراب الله يل مكلو يف نآرقلا ،ميظعلا ينعفنو مكايإو امب هيف نم تايلآا ركذلاو ،ميكحلا لوقأ ام

نوعمست رفغتسأو الله يل مكلو هورفغتساف هنإ

(35)

3. MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI BUMI meningkatkan takwa yang sebenar-benarnya, yakni dengan terus menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangannya. Hadirin Rahimakumullah

Pada tahun 2015 kita akan masuk ke dalam apa yang disebut Komunitas ASEAN 2015? Apa itu? Mungkin dulu waktu SD kita pernah mendapatkan pelajaran tentang ASEAN atau istilahnya Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara yang terbentuk tahun 1967. Lalu apa hubungannya dengan Komunitas Asean 2015? Nanti pada tahun 2015 akan dibentuk yang namanya

"ASEAN Community”, yakni peningkatan kerjasama antar negara ASEAN yang

selama ini masih terbatas sekali. Nah dengan terbentuknya ASEAN Community 2015 ini maka hubungan kerjasama antar negara anggota ASEAN akan menjadi lebih luas.

Kalau di Eropa istilah ASEAN Community 2015 ini seperti istilah UNI Eropa, namun ini di kawasan Asia Tenggara. Jadi pada tahun 2015 nanti organisasi ASEAN akan berintegrasi menjadi sebuah organisasi kawasan bersatu yang

lebih solid dan maju, membangun kebersamaan untuk satu

tujuan, mendorong terciptanya kekompakkan, kesamaan visi dan tujuan, kesejahteraan bersama, dan saling peduli di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Ada tiga aspek yang akan ditingkatkan kerjasamanya yakni:

1. Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN

(36)

3. Komunitas Sosial dan Budaya ASEAN

Tentu, terbentuknya Komunitas ASEAN seperti ini bukan saja

memberikan keuntungan, tetapi juga membawa dampak bagi anak bangsa ini. Sudahkah bangsa kita memilki Sumber Daya Manusia yang siap bersaing dengan SDM dari negara-negara anggota ASEAN lainnya? Sudahkah bangsa kita memiliki kualitas hasil produksi yang mampu bersaing dengan produk-produk dari negara-negara ASEAN lainnya? Jika SDM dan produk-produk-produk-produk yang kita hasilkan memiliki daya saing yang tinggi, tentu hal itu akan menjadi peluang yang menguntungkan bagi bangsa ini. Sebaliknya, jika SDM dan produk-produk kita kalah bersaing, maka hal itu akan menjadi malapetaka bagi nasib anak bangsa ini.

Oleh karena itu, apakah dengan terbentuknya komunitas ASEAN itu

akan menjadi “masalah” bagi kita, ataukah menjadi “tantangan” bagi kita,

tentu sangat tergantung pada sikap yang kita miliki. Jika kita memandangnya

sebagai “masalah”, maka kita cenderung akan menghindari dan bersikap pasrah pada nasib. Tetapi jika kita memandangnya sebagai “tantangan”,

maka hal itu akan memberikan kesempatan bagi kita untuk merubahnya

menjadi “peluang”. Caranya adalah dengan melakukan berbagai persiapan

secara maksimal untuk meningkatkan kualitas SDM dan produk yang kita miliki, agar mampu bersaing dengan SDM dan produk dari negara-negara lain. Jika SDM dan produk kita berkualitas, maka SDM dan produk kita pun akan terjual ke pasar yang lebih luas yaitu ke negara-negara ASEAN. Inilah peluang besar yang kita miliki.

Hadirin Rahimakumullah

Keberadaan kita sebagai manusia di muka bumi ini adalah sebagai khalifah (pemimpin) disamping sebagai ‘abdullah (hamba Allah). Allah berfirman;

"Ingatlah, ketika Tuhan-mu berfirman kepada para Malaikat:

(37)

mensucikan Engkau'. Allah berfirman: 'Sesungguhnya, Aku mengetahui,

apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. al-Baqarah (2) : 30) Dan dalam ayat lain Allah berfirman;

اَمَو ُ تْقَلَخ َُّنهجْلا َُسْنلإاَو لاهإ ُهنو د بْعَيهل

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. adz-Dzariyat (51) : 56)

Sebagai khalifah, kita oleh Allah telah diberi berbagai modal berupa potensi kesanggupan dan kemampuan untuk mengolah alam dan lingkungan yang kita tempati, sesuai dengan yang kita inginkan. Akan tetapi, harus selalu kita ingat bahwa jika alam dan lingkungan yang kita tempati ini kita olah semata-mata hanya berdasarkan keinginan kita, tanpa mempedulikan tata aturan yang telah tergariskan dalam sunnatulah-Nya, maka hal itu hanya akan melahirkan bencana dan malapetaka yang justeru dapat merugikan kita sebagai manusia. Oleh karena itu, peran kita sebagai khalifah di bumi ini harus ditempatkan dalam koridor fungsi kita sebagai ‘abdullah, yakni apa yang kita lakukan di muka bumi ini harus dalam konteks merealisasikan kehendak-kehendak Allah yang tertungan dalam ayat-ayat-Nya, baik yang berupa ayat qauliyah maupun ayat kauniyah-Nya.

Sebagai khalifah di bumi, kita diberi oleh Allah modal kemampuan yang sama dengan yang diberikan kepada bangsa-bangsa yang lain. Modal kemampuan tersebut di antaranya berupa kemampuan berpikir. Kita pun diberi modal sumber daya alam yang sangat melimpah. Bahkan diri kita, sebagai umat Islam, diberi al-Qur’an yang di dalamnya juga berisikan ayat -ayat yang memberikan inspirasi luar biasa untuk memaksimalkan fungsi kemampuan yang kita miliki. Oleh karena itu, dalam menghadapi agenda penerapan Komunitas ASEAN, apakah kita hanya akan berpangku tangan dan menyerah pada nasib? Tentunya tidak.

Hadirin, jamaah Jum’at rahimakumullah.

(38)

pengetahuan dan teknologi. Ledakan penduduk yang teramat besar, yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang memadai serta ditambah lemahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, hanya akan menjadikan bangsa ini menjadi obyek pemasaran produk material dan jasa dari bangsa-bangsa lain. Kekayaan SDA yang melimpah di negeri ini, hanya akan menjadi ajang penambahan pundi-pundi kekayaan bangsa lain atau oleh sebagian kecil dari penduduk negeri ini. Jika hal ini terjadi, maka jurang kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin di negeri ini akan semakin melebar.

Tentu, ledakan penduduk yang terlalu besar seperti itu, yang tidak disertai dengan kesiapan penyediaan lapangan kerja serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, wajib menjadi bahan renungan kita bersama. Apakah kita hanya akan meninggalkan generasi yang banyak, tetapi lemah secara agama, ekonomi, serta lemah dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi? Tentunya tidak. Oleh karena itu, ketika diri kita menyadari bahwa kemampuan kita dalam mempersiapkan generasi yang berkualitas sangat terbatas, maka sudah semestinya kita menentukan sikap untuk fokus dalam mempersiapkan generasi yang kecil tetapi amat sangat berkualitas. Generasi yang kecil tetapi dengan kualitas yang tinggi seperti ini tentu akan mampu mengalahkan generasi yang banyak tetapi dengan kualitas yang rendah.

Selain itu, agenda penerapan Komunitas ASEAN seperti itu juga akan

semakin menambah berat PR “perlindungan” moral dan penjagaan identitas

bangsa. Bagaimanapun, integrasi yang tercipta dalam Komunitas ASEAN seperti itu juga akan diikuti pula oleh pertukaran persoalan sosial dan budaya. Jika yang masuk ke negeri ini adalah persoalan-persoalan sosial yang positif, atau budaya-budaya yang positif, tentu hal itu tidak menjadi masalah. Bahkan, justeru bisa bernilai baik. Tetapi, jika yang masuk itu berupa persoalan-persoalan sosial yang negatif, atau budaya-budaya yang tidak baik, tentu hal ini akan sangat membahayakan nasib anak bangsa ini.

Hadirin rahimakumullah

(39)

negeri kita yang tercinta. Bahkan, Allah pun telah memberikan pedoman yang jelas, melalui al-Qur’an dan al-Hadits, mana yang hak dan mana yang batil. Karena itu, kita harus melakukan pembentengan diri melalui penanaman kesadaran yang tinggi akan moralitas. Melalui kesadaran moralitas inilah, berbagai ekses negatif dari penerapan Komunitas ASEAN tersebut dapat terfilter secara otomatis.

Selain itu, potensi besar yang ditawarkan oleh penerapan Komunitas ASEAN itu akahkah hendak kita bawa kemana? Semuanya tergantung pada pilihan dan keputusan kita. Apakah potensi itu hanya akan kita arahkan untuk meraih kesenangan dan kenikmatan yang materialistis dan hedonis, ataukah akan kita arahkan kepada pencapaian akan kebahagiaan yang bersifat duniawi, ataukah akan kita arahkan untuk memaksimalkan pencapaian akan kebahagian hidup di akherat? semuanya tergantung pada kebebasan pilihan dan keputusan kita. Tentu, sebagai khalifah di bumi yang beriman, kita akan memanfaatkan potensi besar itu untuk menjaga, memelihara dan memperbaiki kehidupan manusia demi meraih kebahagiaan di dunia maupun akhirat.

Sebagai akhir khutbah ini, kiranya perlu kita ambil beberapa kesimpulan terkait fungsi keberadaan kita sebagai khalifah di bumi dalam rangka menghadapi agenda penerapan Komunitas ASEAN tahun 2015, mendatang sebagai berikut :

1. Dalam rangka memasuki Asean Community kita harus meningkatkan

kualitas diri kita, kualitas masyarakat Indonesia agar siap bersaing dengan sesama negara asean. Komunitas asean ini bagi kita umat Islam, menjadi

tantangan bagi kita sebagai khalifah di bumi yang beriman untuk

menunjukkan kepada bangsa-bangsa lain bahwa Islam yang kita yakini adalah memiliki misi Rahmatan lil alamin.

2. Penerapan Komunitas ASEAN yang tidak disertai dengan upaya

peningkatan kualitas SDM anak bangsa, serta peningkatan kesadaran moralitas dan identitas bangsa yang tinggi, hanya akan menjadikan anak bangsa ini sebagai obyek pemasaran produk-produk dari bangsa-bangsa lain. Selain itu, moralitas bangsa akan semakin terperosok dalam, dan identitas bangsa pun akan menjadi melayang.

3. Komunitas ASEAN juga akan menguji kita semua, mampukah kita menjadi

(40)

dan memperbaiki kehidupan manusia demi meraih kebahagiaan di dunia maupun akhirat.

Demikianlah, sekelumit khutbah yang kami sampaikan ini. Semoga dapat memberikan inspirasi bagi kita semua untuk semakin memaksimalkan potensi besar kita, yang ditunjuk oleh Allah sebagai khalifah di bumi.

َُكَراَب ُ الل ُْيهل ُْم كَلَو ُْيهف ُهنآْر قلْا ُهمْيهظَعلْا يهنَعَفَنَو ُْم كاَّيإَو اَمب هِ ُههْيف هِ َُنهم ُهتَايلآْا رْكذلاَو ُهمْيهكَحْلا هِ َُلَّبَقَتَو يِّنهم

(41)

4. PENDIDIKAN ANAK SEBAGAI PILAR KELUARGA SAKINAH

ُهتاَئايَسَوُ اَنهس فْنَأُ هرْو ر شُ ْنهمُ هللاهبُ ذْو عَنَوُ ه رهفْغَتْسَنَوُ ه نْيهعَتْسَنَوُ ه دَمْحَنُ هللُ َدْمَحْلاُ انهإ

ُ اللُالاهإَُهلهإَُلاُ ْنَأُ دَهْشَأُ هَلُ َيهداَهَُلاَفُهْلهلْض يُ ْنَمَوُ هَلُ الهض مَُلاَفُ اللُهههدْهَيُ ْنَمُاَنهلاَمْعَأ

ُ دَهْشَأَو

ُ

ُهههباَحْصَأهوُهههلآُىلَعَوُ دامَح مُىلَعُ ْمالَسَوُ الَصُام هللَاُ ه لْو سَرَوُ ه دْبَعُاًدامَح مُ انَأ

نْيادلاُهمْوَيُىَلهإُ ناَسْحهإهبُْم هَعهبَتُ ْنَمَو

.

ُ

ُان تْو مَتَُلاَوُهههتاَق تُاقَحَُاللُاو قاتاُاْو نَمآُ َنْيَذالاُاَهايَأاَي

ُ مهلْس مُْم تْنَأَوُالاهإ

ُاَهْنهمَُقَلَخَوُ ةَدهحاَوُ سْفَنُ ْنهمُْم كَقَلَخُيهذالاُ م كابَرُاْو قاتاُ ساَنلاُاَهايَأاَيُ َنْو

ُ انهإُماَحْرَلأْاَوُهههبُ َنْو لَءاَسَتُيهذَلاَُاللُاو قاتاَوًُءاَسهنَوُاًرْيهثَكًُلااَجهرُاَم هْنهمُ اثَبَوُاَهَجْوَز

ايَأاَيُ اًبْيهقَرُ ْم كْيَلَعُ َناَكُ َالل

ُْم كَلُ ْحهلْص يُ اًدْيهدَسُ ًلاْوَقُ اْو لْو قَوُ َاللُ او قاتاُ اْو نَمآُ َنْيهذالاُ اَه

ُ دْعَبُاامَأُ،اًمْيهظَعُاًزْوَفَُزاَفُْدَقَفُ هَلْو سَرَوَُاللُهعهط يُ ْنَمَوُْم كَبْو ن ذُْم كَلْرهفْغَيَوُْم كَلاَمْعَأ

ُ

ُْيَخَوُ،هاللُ باَتهكُهثْيهدَحْلاَُقَدْصَأُ انهأَف

ُ،َمالَسَوُههْيَلَعُاللُىالَصُ دامَح مُ ىْدَهُهىْدَهْلاَُر

ُيهفُهةَلَلاَضُال كَوُ،ًةَلَلاَضُ ةَعْدهبُال كَوُ ةَعْدهبُ ةَثَدْح مُال كَوُ،اَه تاَثَدْح مُهرْو م لأْاُارَشَو

ُهراانلا

.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah shalat jum’at rahimakumullah,

Kami mengajak kepad

a semua jama’ah, marilah kita semua

meningkatkan takwa kepada Allah

subhanahu wata’ala.

Bekal takwa

inilah yang akan menyelamatkan kita dari siksa neraka. Karena tidak

ada yang akan selamat dari neraka, kecuali orang-orang yang

bertakwa.

Firman Allah Ta’al

a, artinya:

(42)

Kaum muslimin yang berbahagia

,

Islam, sebagai agama yang sempurna, sangat memperhatikan

pertumbuhan

generasi.

Untuk

itu,

Rasulullah

SAW

telah

memerintahkan kita agar memilih wanita yang shalihah, penuh kasih

sayang, dan banyak keturunannya. Dari wanita-wanita yang shalihah

ini, diharapkan terlahir anak-anak yang shalih-shalihah, kokoh dalam

beragama. Sehingga Islam menjadi kuat dan musuh merasa gentar.

Demikian pula dalam rumah tangga, seorang ibu biasanya memiliki

peran yang dominan dalam membangun pondasi dan mencetak

generasi yang berkualitas, karena dialah yang akan mendidik

anak-anak dalam ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT

.

Perhatian Islam lainnya yang terkait dengan pendidikan anak,

anjuran Rasulullah agar orang tua memberi nama yang baik terhadap

anak-anaknya. Suatu nama akan turut memberi pengaruh pada anak.

Sehingga banyak riwayat yang menjelaskan Rasulullah merubah

beberapa nama yang tidak sesuai dengan Islam.

Ketegasan Islam dalam mendidik anak ini, juga bisa dikaji dari

sabda Rasulullah SAW

,

bahwa ketika anak menginjak usia tujuh tahun,

hendaklah kedua orang tuanya mengajarkan dan memerintahkan

anak-anaknya untuk melakukan shalat. Rasulullah SAW bersabda ;

او ر م

“Perintahkanlah anak

-anakmu untuk shalat ketika berusia tujuh

tahun, dan pukullah jika enggan melakukannya bila telah berusia

sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat tidur di antara

mereka.”(HR. Abu Daud, dan

dishahihkan oleh Syaikh al-Albani

dalam shahih Sunan Abi Dawud.No. 466).

(43)

memperbolehkan orang tua untuk memukul, jika anak malas dan

enggan melakukan shalat. Tetapi hendaklah diperhatikan, bahwa

pukulan tersebut dalam batas-batas

tarbiyah

(pendidikan), dengan

syarat bukan pukulan yang membahayakan, dan bukan pula pukulan

mainan, sehingga tidak ada pengaruh apapun. Di antara tujuannya,

adalah supaya anak merasakan hukuman bila ia melakukan

kemaksiatan meninggalkan shalat.

Namun kita lihat pada masa kini, pukulan, sebagai salah satu

wasilah dalam tarbiyah, banyak ditinggalkan para orang tua. Dalih

yang disampaikan, karena rasa sayang kepada anak. Padahal rasa

sayang yang sebenarnya harus diwujudkan dengan pemberian

pendidikan. Dan salah satunya adalah dengan dipukul saat anak

melakukan perbuatan maksiat.

Rasulullah juga memerintahkan para orang tua supaya

memisahkan tempat tidur anak-anak yang telah memasuki usia

sepuluh tahun. Maksud pemisahan ini, ialah untuk menghindari fitnah

syahwat. Oleh karena itu, jika dalam urusan tidur saja orang tua

bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, lalu bagaimana saat

mereka keluar dari rumah dan bergaul dengan masyarakat? Maka

tentu orang tua memiliki tanggung jawab yang lebih besar lagi. Orang

tua harus senantiasa mengawasi anak-anaknya, menjauhkannya dari

teman dan pergaulan yang buruk lagi menyesatkan. Karena tarbiyah

tidak hanya ketika berada di rumah saja, namun juga ketika anak-anak

berada di luar rumah. Sebagai orang tua harus mengetahui tempat

dan dengan siapa anak-anaknya bergaul. Ingatlah, orang tua adalah

pemimpin, ia akan diminta tanggung-jawabnya.

ُْم كُّلك

ُ

ُ عاَر

ُ

ُْم كُّل كَو

ُ

ُ لو ؤْسَم

ُ

ُْنَع

ُ

ُهههتَّيهعَر

(44)

Ma’asyiral muslimin, jama’ah shalat jum’at rahimakumullah,

Kebaikan anak menjadi penyebab kebaikan, khususnya bagi

orang tua dan keluarganya, dan secara umum menjadi penyebab

kebaikan kaum Muslimin. Rasulullah SAW bersabda ;

اَذهإ

“Apabila seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah

semua amalannya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu

yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakan kedua orang

tuanya.”

(HR. Muslim)

Oleh karena itu, keberhasilan pendidikan seorang anak dengan

kebaikan dan ketaatannya, memiliki manfaat dan pengaruh yang besar

bagi para orang tua, baik ketika masih hidup maupun sesudah

meninggal dunia. Ketika orang tua masih hidup, sang anak akan

menjadi hiburan, kebahagiaan dan

qurrata a’yun

(penyejuk hati). Dan

ketika orang tua sudah meninggal dunia, maka anak-anak yang shalih

senantiasa akan mendoakan, beristighfar, dan bershadaqah untuk

orang tua mereka.

Sebaliknya, betapa malang orang tua yang anaknya tidak shalih

dan ia durhaka. Anak yang durhaka tidak bisa memberi manfaat

kepada orang tuanya, baik ketika masih hidup maupun saat sudah

meninggal. Orang tua tidak akan bisa memetik buahnya, kecuali hanya

kerugian dan keburukan. Keadaan seperti ini bisa saja terjadi, jika

orang tua tidak memperhatikan pendidikan atau tarbiyah pada

anak-anaknya.

Salah satu contoh dalam tarbiyah yang benar, yaitu hendaklah

para orang tua bersikap adil terhadap semua anak-anaknya. Rasulullah

SAW

mengingatkan kepada kita ;

(45)

“Maka bertakwalah kalian semua kepada Allah dan berbuatlah adil

kepada anak-

anakmu.”

(HR. Imam al-Bukhari).

Pernah terjadi, ketika salah seorang sahabat memberi kepada

sebagian anak-anaknya, kemudian ia menghadap kepada Rasulullah

supaya beliau menjadi saksi. Maka beliau pun bertanya,

“Apakah

semua anakmu engkau beri seperti itu?”

Dia menjawab, “Tidak,”

kemudian Nabi SAW bersabda,

“Carilah saksi selain diriku, karena aku

tidak mau menjadi saksi dalam keburukan. Bukankah akan bisa

membahagiakanmu, apabila engkau memberikan sesuatu yang

sama?”

Dia menjawab, “Ya,” maka kata Nabi

SAW,

“Maka

lakukanlah!”

Kaum Muslimin yang berbahagia,

Anehnya ada sebagian orang tua, manakala dinasehati tentang

tarbiyah anak, justru melakukan sanggahan. Orang tua ini mengatakan

bahwa kebaikan ada di tangan Allah, atau hidayah terletak di

tangan-Nya. Memang benar hidayah berada di tangan Allah, sebagaimana

firman Allah SWT,

يهدْهَيَُ َّاللُ َّنهكَلَوُ َتْبَبْحَأُ ْنَمُيهدْهَتُلاَُكَّنهإ

ُ

َُنيهدَتْه مْلاهبُ مَلْعَأَُو هَوُ ءاَشَيُ ْنَم

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada

orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada

orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah lebih mengetahui

orang-orang yang mau menerima pet

unjuk”.

(QS. Al-Qashash: 56)

(46)

ُُّل ك

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaaan fitrah, maka kedua orang

tuanyalah yang menyebabkan anak menjadi Yahudi, Nasrani, atau

Majusi.”

(HR. al-Bukhari)

Di sinilah kita harus memahami secara benar, betapa besar

peran orang tua terhadap anak-anaknya. Orang tua memiliki tanggung

jawab membentuk keimanan dan karakter anak. Dari orang tua itulah

akan terwujud sosok kepribadian seorang anak.

Akhirnya, marilah kita menjaga fitrah anak-anak kita, yaitu fitrah

kebenaran dan kabaikan pada anak, melalui pemberian pendidikan

yang baik dan tepat kepada mereka.

Pendidikan anak tidak hanya secara formal, namun tidak kalah pentingnya adalah pendidikan non formal. Berikan hak anak pendidikan yang setinggi-tingginya, agar mereka kelak dapat bersaing. Karena semua yang kita lakukan atas diri anak, akan dimintai

pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT.

(47)

5. KEWAJIBAN ORANG TUA MEMENUHI HAK-HAK ANAK

Pertama dan utama marilah kita meningkatkan taqwa kepada

Allah dalam arti taqwa yang benar, yakni melaksanakan

perintah-perintah Allah, dan menjauhi segala larangannya. Hanya dengan cara

seperti itu, kita akan terus meningkat kualitas taqwa kita.

Jamaah Jum’at rahimakumullah

Orang tua, sebagai pemimpin keluarga, memiliki

kewajiban-kewajiban terhadap keluarga. Kalau kita sudah berani menjadi orang

tua, artinya kita sudah menikah secara sah, kemudian buah

pernikahan kita mempunyai anak, dan selanjutnya membina rumah

tangga sendiri dan melepaskan ketergantungan dengan orang tua,

maka kita telah menjadi orang tua. Selanjutnya kita memiliki keluarga,

maka disitulah orang tua menjadi pemimpin rumah tangga.

(48)

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: “Dari Nabi saw. bahwa beliau

bersabda: Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan

masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap

apa yang dipimpinnya. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah

pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap

yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota

keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap

mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak

suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang

dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya,

dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang

dipimpinnya. Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan

masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa

yang dipimpinnya”. (Shahih Muslim No. 3408)

Suami dan Istri dalam hadits tersebut di nyatakan sebagai

pemimpin. Sebagai pemimpin dalam rumah tangga tentu harus

menunaikan kewajibannya, yakni memberikan hak-hak anak, maupun

anggota keluarganya. Orang tidak cukup hanya siap menikah, tetapi

tidak memiliki kesiapan untuk hidup berumah tangga. Hidup dalam

rumah tangga harus disiapkan betul dari berbagai aspek, sehingga

biduk rumah tangga kita bisa berjalan normal.

Hadirin Rahimakumullah

Apa hak-hak anak kita yang harus dipenuhi orang tua? Minimal

terdapat 3 hal penting yang harus diperhatikan orang tua, yakni

pendidikan, kesehatan, dan perlindungan.

Pertama

, aspek

pendidikan

. Sebagai orang tua kita harus

memperhatikan hadits dan ayat al-

Qur’an, sebagai berikut. Rasulullah

SAW. bersabda :

(49)

“ Setiap anak di lahirkan dalam kondisi suci (baik), kemudian

peranan kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi,

Nasrani ataupun Majusi

(H.R Bukhari)

Selanjutnya, mari kita lihat firman Allah SWT. berikut :

ُ ةَكهئ َلاَمُاَهْيَلَعُ ةَراَجهحْلاَوُ ساَّنلاُاَه دو قَوُاًراَنُْم كيهلْهَأَوُْم كَس فنَأُاو قُاو نَمآُ َنيهذَّلاُاَهُّيَأُاَي

ُ

ُ َّلاُ داَدهشُ ظ َلاهغ

ُ َنو رَمْؤ يُاَمُ َنو لَعْفَيَوُْم هَرَمَأُاَمَُ َّاللُ َنو صْعَي

{

ميرحتلا

:

٦

}

“Hai orang

-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerj

akan apa yang diperintahkan” (Tahrim:

6)

Ayat maupun hadits di atas memberikan dasar pengertian

kepada kita bahwa anak-anak kita sangat tergantung pada bagaimana

orang tua mendidik mereka. Anak-anak dilahirkan dalam keadaan suci,

semula dia tidak mengetaui apa-apa, bersih dan suci, siapapun anak

tersebut, walaupun misalnya anak seorang penjahat, ia tetap lahir

dalam keadaan suci. Orang tuanyalah yang mendapat beban agar

menjaga mereka dari ganasnya api neraka, dalam arti kata orang tua

harus mendidik mereka menjadi orang yang memiliki kemampuan

hidup di dunia dan juga harus memiliki kemampuan untuk meraih

kebahagiaan hidup di akhirat. Oleh karena itu, pemberian pendidikan

umum yang bertujuan untuk memberinya bekal mengenai tata cara

hidup di dunia serta pendidikan agama yang bertujuan untuk

memberinya bekal menjadi hamba Allah yang beriman dan bertakwa,

sama-sama tidak boleh dilupakan. Semuanya menjadi tanggung jawab

orang tua.

Hadirin Rahimakumullah

Referensi

Dokumen terkait

Pada abad ke 21 dicirikan bahawa pendidikan akan bersifat berasaskan murid, pembelajaran yang dijalankan bersifat kolaboratif, mementingkan pencapaian dari segi

rio Wira;a#

Selain itu, terdapat perbedaan variabel independen untuk menilai penyebab stres kerja, penelitian terdahulu menilai penyebab stres kerja berdasarkan kebisingan,

Analisis kinerja keuangan PT. Kaltim Adhiguna Muatan ditinjau berdasarkan rasio lancar untuk periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut :.. Tabel 2.

Oleh karna itu diperlukan tersedianya data real di lapangan yang diperoleh dari para petani sebagai penghasil komoditas pangan baik padi dan jagung disatu sisi dan pada

Berdasarkan peta prakiraan angin dan gelombang laut mingguan di wilayah perairan Kepulauan Riau pada bulan November 2014 yang dibuat Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam

Perluasan SCTC menjadi STP berdampak dengan pengalihan lokasi, dengan pengembangan menjadi institusi yang tidak hanya sebagai wahana diklat, tetapi juga untuk mengembangkan

Penelitian ini dilakukan pada pembelajaran bordir kelas XI Jurusan Desain Kriya Tekstil di SMK Negeri 4 Pariaman bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Kreativitas