• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Permainan TTS dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Permainan TTS dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Si"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada siswa kelas 5 semester II SDN Mangunsari 07 berjumlah 26 siswa sebagai kelas eksperimen dan SDN Mangunsari 03 berjumlah 31 siswa sebagai kelas kontrol. Kedua kelas tersebut sudah diuji kesamaan varian menunjukkan keadaan kedua kelompok yang homogen. Ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang sama. Dalam kaitan dengan penelitian ini, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainanTTSdan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS.

Tahap awal pelaksanaan penelitian di SD N Mangunsari 07 dan SD N Mangunsari 03 yaitu dilakukan dengan permohonan izin kepada Ibu kepala sekolah. Permohonan izin dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 31 januari 2015. Setelah mendapatkan izin, maka dilanjutkan dengan menemui guru kelas 5 SD N Mangunsari 07 dan guru kelas 5 SD N Mangunsari 03 sebagai pelaksana penerapan treatment pada subjek penelitian. Pada saat meminta izin untuk melakukan penelitian di kelas 5 baik SD N Mangunsari 07 maupun SD N Mangunsari 03 peneliti mendapat sambutan yang sangat baik, karena memang di sekolah tersebut sebelumnya peneliti melakukan PPL beberapa bulan yang lalu. Setelah itu peneliti menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan ke sekolah serta bertukar pikiran mengenai treament yang akan diterapkan.

Guru menyambut dengan senang hati, karena sebelumnya memang belum pernah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS pada kelompok eksperimen, dan pembelajaran konvensional bervariasi dengan permainan TTS pada kelompok kontrol.

Pertemuan dengan guru selanjutnya membahas validasi treatment dan RPP yang akan digunakan dalam penelitian. Validasi ini dilakukan agar guru sebagai

(2)

pelaksana treatment benar-benar dapat memahami dan memiliki kemampuan untuk menerapkan pembelajaran dan sesuai dengan sintak. Kegiatan yang dilakukan adalah penjelasan secara langsung kepada guru mengenai langkah-langkah dalam pembelajaran, memberi materi yang akan disajikan agar dapat dipelajari sebelumnya. Setelah guru diberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran, guru dan peneliti melakukan tanya jawab tentang hal yang belum jelas sebelum melaksanakan treatment. Pelaksanaan penelitian di SD N mangunsari 07 sebagai kelompok eksperimen dan SD N Mangunsari 03 sebagai kelompok kontrol, dilakukan empat kali pertemuan. Pemberian treatment pada subjek penelitian dilakukan oleh guru kelas 5 dan mengikuti jadwal yang telah direncanakan.Berikut ini Tabel 10 menyajikan jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 10

Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian di SD N Mangunsari 07 dan SD N Mangunsari 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

Pertemuan Hari,Tanggal Uraian Kegiatan

1 Rabu,

11 Februari 2015

Memberikan pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

2 Rabu,

11 Maret 2015

Memberikan treatment kepada kelompok eksperimen.

3 Rabu,

25 Maret 2015

Memberikan treatment kepada kelompok kontrol.

4 Rabu,

1 April 2015

Memberikan postest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(3)

mengerjakan, ini terbukti ketika waktu baru berjalan 30 menit sudah ada beberapa siswa yang sudah selesai.

Pemberian soal pretest di kelas kontrol dilaksanakan pada hari yang sama namun pada jam yang berbeda yaitu dimulai jam 09.35 sampai dengan 10.10 WIB. Ada beberapa kendala yang menyebabkan waktu yang dibutuhkan di kelas kontrol lebih lama dari kelas eksperimen, diantaranya karena jumlah siswa yang lebih banyak sehingga kondisi kelas menjadi kurang kondusif. Faktor lainnya adalah pemberian soal pretest dilaksanakan pada jam siang setelah siswa melakukan pembelajaran olahraga sehingga siswa mengerjakan soal dengan kurang konsentrasi.

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian di Kelas Eksperimen

Pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen yaitu di SD N Mangunsari 07 Salatiga dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 11 maret 2015.Pembelajaran dimulai seperti biasanya pada pukul 07.00 WIB.Pada pertemuan ini difokuskan untuk menyelesaikan 4 indikator dan 4 tujuan pembelajaran dengan materi masa penjajahan Jepang dan Belanda.

Sebelum masuk ke ruang kelas, guru dan peneliti harus menunggu sampai 10 menit karena pada saat itu siswa melakukan senam bersama sebelum pembelajaran yaitu jam 06.45 sampai 07.00,setelah itu mereka harus mengganti baju seragam olahraga dengan seragam batik. Setelah semua siswa masuk kelas, guru mengawali dengan salam dan mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran serta membagikan materi ajar yang telah disediakan oleh peneliti. Setelah suasana kelas kondusif dan semua siswa telah siap untuk belajar, guru terlebih dahulu mengenalkan peneliti yang bertindak sebagai observer serta seorang rekan peneliti yang melakukan kegiatan dokumentasi.Kegiatan pengenalan ini dirasa penting agar siswa tidak merasa canggung dan terganggu dengan kehadiran dua orang asing di dalam kelas.

(4)

tujuan pembelajaran serta cakupan materi pembelajaran IPS yang akan dilaksanakan, yaitu masa penjajahan Jepang dan Belanda.

Pada kegiatan inti dimulai dari kegiatan eksplorasi.Langkah awal pemberian materi ini yaitu guru bertanya jawab tentang nama-nama tokoh perjuangan masa penjajahan Jepang dan Belanda. Guru bertanya “Bagaimana perjuangan para pahlawan dalam melawan penjajah?” siswa tampak diam dan tidak menjawab pertanyaan tersebut, kemudian guru mengajukan pertanyaan lagi “Adakah nama -nama pahlawan perjuangan yang kalian kenal?” ada beberapa siswa yang menyebutkan nama pahlawan “Pattimura, Imam Bonjol, Sultan Hasanudin, Sultan Agung. Selanjutnya dalam eksplorasi siswa di ajak untuk mengidentifikasi nama-nama tokoh perjuangan masa penjajaahan Jepang dan Belanda. Sesuai dengan standar proses kegiatan selanjutnya adalah elaborasi.

Pada kegiatan elaborasi siswa di bentuk kelompok jigsaw secara heterogen setiap kelompok terdapat (4-5 orang) dimana seorang siswa bertugas untuk menjadi ketua kelompok dan sisanya sebagai anggota kelompok. Setiap ketua kelompok yang maju ke depan disebut kelompok ahli.Selanjutnya ketua kelompok dari masing-masing kelompok asal, maju ke depan untuk mendapat materi dan lembar TTS. Siswa masih agak bingung dan lambat dalam berkumpul dengan anggota kelompoknya.Masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal.Ketua kelompok membagi pertanyaan-pertanyaan yang ada pada TTS kepada anggotanya.Setiap anggota kelompok asal menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada TTS.Setelah TTS selesai dikerjakan masing-masing anggota, kelompok asal berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang tidak bisa dikerjakan oleh anggota kelompoknya. Masing-masing ketua kelompok asal maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain menanggapi presentasi tersebut dan tanya jawab berkaitan dengan materi.setelah kegiatan elaborasi selesai dilanjutkan dengan kegiatan akhir.

(5)

dipresentasikan.Selanjutnya guru memberi hadiah kepada kelompok terbaik.Setelah itu guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan dan dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi.

Pada kelompok eksperimen ini, siswa juga terlihat sangat senang.Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan ini hal yang sangat baru bagi mereka karena siswa diajak belajar sambil bermain. Pembelajaran pada kelompok eksperimen ini sudah berjalan sesuai yang direncanakan Interaksi yang tercipta antara guru dengan siswa serta respon siswa juga sudah baik, hal tersebut dibuktikan dengan hasil observasi aktivitas guru dan respon siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 11

Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Permainan TTS

No Aspek yang Diamati Sub aspek Total

item

Terlaksana Persentase %

1. Pra pembelajaran - 1 1 100 %

2. Kegiatan pendahuluan - 4 3 75 %

3. Kegiatan inti Eksplorasi 3 3 100 %

Elaborasi 7 7 100 %

Konfirmasi 3 3 100 %

4. Kegiatan penutup - 4 2 66,6%

Total skor dan keterlaksanaan tiap item 22 20 90,9%

(6)

yang menang, sebagai gantinya guru hanya memberikan pujian kepada kelompok yang menang.

Tabel 12

Hasil Observasi Aktifitas Siswa Dalam Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Permainan TTS di Kelas Eksperimen

No. Langkah

1. Kesiapan dalam pembelajaran (mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran)

2. Memperhatikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan 5. Siswa disiplin dalam pembelajaran 6. Siswa aktif dalam melaporkan hasil

7. Siswa aktif membuat rangkuman materi yang dipelajari ke dalam buku catatan

(7)

4.1.2 Pelaksanaan Penelitian di Kelas Kontrol

Pelaksanaan penerapan model pembelajaran konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2015. Pembelajaran dimulai pada jam pelajaran ke-4 pukul 09.35 WIB sampai dengan jam ke-5 yakni pukul 10.45 WIB. Pada pertemuan ini difokuskan untuk menyelesaikan 4 indikator dan 4 tujuan pembelajaran dengan materi masa penjajahan Jepang dan Belanda.Pada kelompok kontrol dimulai pukul 09.35 WIB. Persiapan dimulai dari pukul 09.00 WIB, persiapan meliputi mempersiapkan ruang kelas dan handout yang akan dibagikan. Dalam persiapan ini guru sebagai pelaksana treatment dibantu oleh observer.

Kegiatan awal dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan dipelajari pada pembelajaran hari ini yakni tentang masa penjajahan Jepang dan Belanda. Selanjutnya, guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab dan memberikan beberapa contoh nama-nama pahlawan perjuangan.

Pada kegiatan inti guru mulai menyajikan materi dengan ceramah bervariasi dengan permainan TTS.Kegiatan ini dimulai dengan eksplorasi yaitu menyampaikan materi.Materi yang disampaikan guru sangat menarik karena guru menyampaikan cerita bagaikan sedang mendongeng dengan penghayatan yang baik dan diselingi dengan canda sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran kali ini guru menyampaikan dengan model konvensional ceramah yang divariasikan dengan diskusi dan permainan TTS. Karena guru tersebut sangat mahir dalam menyampaikan materi dengan model konvensional ceramah bervariasi, siswa sangat tertarik untuk memperhatikan dan mendengar. Guru juga melakukan tanya jawab setelah disajikan materi. Tujuannya untuk mengingat kembali apa yang sudah dipelajari. Langkah selanjutnya guru melakukan kegiatan elaborasi.

(8)

TTS, Siswa diberi kesempatan untuk memikirkan jawaban dan menuliskannya pada lembar TTS. Kemudian setiap kelompok diberi waktu 15 menit untuk menpresentasikan jawaban yang telah dituliskan pada lembar TTS . Siswa yang lain memperhatikan temannya yang sedang membaca di depan. Karena waktu yang terbatas, jadi tidak semua siswa kelompok dapat membacakan jawaban TTS di depan kelas.

Sesuai standar proses setelah kegiatan elaborasi maka dilanjutkan dengan konfirmasi. Pada kegiatan konfirmasi guru memberikan kesempatan kepada siswamembacakan jawaban TTS yang belum tepat dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada yang belum jelas.

Pada kegiatan akhir guru menentukan pemenangnya berdasarkan jawaban yang paling tepat.Tahapan yang terakhir guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan.Pada kegiatan akhir guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran.

Penerapan model pembelajaran konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS sudah berjalan sesuai rencana, hanya saja dari 15 tahapan yang harus dilakukan guru ada 1 tahapan yang terlewat.Dapat dilihat pada hasil observai aktifitas guru dan siswa berikut ini.

Tabel 13

Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Penerapan Model Konvensional Ceramah Bervariasi dengan Permainan TTS

No Aspek yang Diamati Sub Aspek Total

item Terlaksana Persentase

1. Pra pembelajaran - 1 1 100%

2. Kegiatan pendahuluan - 4 3 75%

3. Kegiatan inti Eksplorasi 4 4 100%

Elaborasi 5 5 100%

Konfirmasi 3 3 75%

4. Kegiatan penutup 4 3 75%

(9)

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa hasil observasi guru pada kelas kontrol telah memperoleh skor 18 dari total skor maksimal 20 atau dapat diyatakan bahwa keterlaksanaan langkah-langkah mencapai 90% sehingga dapat dikatakan sangat baik. Keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran sebenarnya hampir sempurna, hanya 2 aspek yang belum dilaksanakan yakni pada kegiatan awal pembelajaran guru tidak melakukan absensi siswa.dan pada kegiatan penutup guru tidak memberikan remidi bagi siswa yang belum tuntas.

Tabel 14

Hasil Observasi Respon Siswa dalam Pembelajaran Ceramah Bervariasi dengan Permainan TTS di Kelas Kontrol

1.Kesiapan dalam pembelajaran (mempersiapkan buku catatan dan buku pelajaran)

2.Memperhatikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan 5.Siswa disiplin dalam pembelajaran 6.Siswa aktif dalam melaporkan hasil

7.Siswa aktif membuat rangkuman materi yang dipelajari ke dalam buku catatan 8.Siswa aktif melakukan kegiatan refleksi

(10)

pertanyaan dari kelompok lain sendiri masih canggung karena siswa belum terbiasa dengan diskusi dan presentasi.Dengan demikian dapat dilihat presentase aktivitas guru lebih tinggi dibandingkan dengan presentase aktivitas siswa. Jadi guru lebih dominan dalam penerapan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS

4.2 HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini terdiri dari deskripsi data dan analisis data.Deskripsi data meliputi data hasi belajar IPS dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Sedangkan analisis data meliputi uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji t-test.

4.2.1 DESKRIPSI DATA

Hasil belajar yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masih berupa data mentah.Apabila diperhatikan data mentah tersebut, sangatlah sulit untuk menarik kesimpulan yang berarti.Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut. Data skor hasil belajar IPS yang diperoleh dari kelompok ekperimen yaitu siswa kelas 5 SD N Mangunsari 07 dan kelompok kontrol yaitu siswa kelas 5 SD N Mangunsari 03 disajikan dan dianalisis secara deskriptif. Tujuannya agar data tersebut dapat dipaparkan secara baik dan disimpulkankan secara mudah.Deskripsi data meliputi penyusunan data dalam bentuk tampilan yang mudah terbaca secara lengkap.

Tabel distribusi frekuensi merupakan cara penyajian paling umum untuk deskripsi data, yang sering ditampilkan pula secara visual dalam bentuk diagram batang atau histogram. Untuk itu sebelum dilakukan analisis deskriptif, terlebih dahulu dibuat tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar IPS dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

4.2.2 Data Hasil Belajar

(11)

tipe jigsaw dengan permainan, sedangkan pada kelompok kontrol yaitu siswa kelas 5 SD N Mangunsari 03 sudah diterapkan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS.

Skor hasil belajar dari hasil postest yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masih berupa data mentah.Untuk itu perlu diolah terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut. Berikut ini akan disajikan tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar dari hasil postest pada kelompok eksperimen.

Untuk mempermudah membuat tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar IPS, menurut pertama menentukan berapa banyaknya kelas (K), setelah itu menghitung jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I) dengan rumus seperti dibawah ini:

Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log 26 = 1 + 3,3 . 1,41

1 + 4,71

= 5,71 (dibuat menjadi 6 kelas) Range (R) = (Skor maksimal – Skor minimal)

= (96-52) = 45

Interval (I) = Range Banyaknya kelas = 45

6

= 7,5 (dibulatkan menjadi 8)

(12)

Tabel 15

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Kelas 5 Kelas Eksperimen SD N Mangunsari 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

No Interval Frekuensi Presentase

1 52 – 59 2 7,6%

2 60 – 67 4 15,3 %

3 68 – 75 5 19,2 %

4 76 - 83 6 23,0 %

5 84 – 91 5 19,2 %

6 92 – 100 4 15,3 %

Jumlah 26 100 %

Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui skor hasil belajar IPS kelompok eksperimen, dari seluruh siswa kelas 5 SD N Mangunsari 07, siswa yang mendapat skor 92 sampai dengan 100 terdiri dari 4 anak dengan persentase 15,3 %. Siswa yang mendapat skor antara 84 sampai 91 sebanyak 5 anak dengan persentase 19,2%. Kemudian siswa yang mendapat skor 76 sampai dengan 83 sebanyak 6 anak atau 23,0% dari 26 anak. Siswa yang mendapat skor antara 68 sampai 75 sebanyak 5 anak dengan persentase 19,2 %. Siswa yang mendapat skor 60 sampai dengan 67 sebanyak 4 anak dengan persentase 15,3%. Dan siswa yang mendapat skor antara 52 sampai 59 sebanyak 2 anak atau 7,6 % dari jumlah seluruh siswa kelas 5 SD N Mangunsari 07

(13)

Gambar 3

Grafik Garis Distribusi FrekuensiSkor Hasil Belajar IPS Kelas 5 Kelompok EksperimenSD N Mangunsari 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

(14)

= 47 6

= 7,8 (dibulatkan menjadi 8)

Dari rumus tersebut dapat diketahui banyaknya kelas (K), jangkauannya (Range), dan panjang Interval Kelasnya (I), kemudian disusun tabel destribusi frekuensinya seperti yang terlihat pada Tabel 16 berikut ini :

Tabel 16

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Kelas 5 kelas kontrol SD N Mangunsari 03 Tahun Pelajaran 2014/2015

No Interval Frekuensi Presentase

1. 46- 53 4 12,9%

2. 54- 61 3 9,6%

3. 62- 69 8 25,8%

4. 70- 77 7 22,5 %

5. 78- 85 5 16,1 %

6. 86- 100 4 12,9 %

Jumlah 31 100 %

(15)

Gambar 4

Grafik Garis Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Kelompok Kontrol SD N Mangunsari 03 Tahun Pelajaran 2014/2015

4.2.3 Analisis Data Analisis Deskriptif

Hasil belajar siswa digolongkan menjadi 2 yaitu pretest dan postest. Ilai pretest didapat dari nilai siswa sebelum diberikan perlakuan, sedangkan nilai postest didapat dari nilai siswa setelah mendapatkan treatment. Hasil belajar ini dibedakan dari kelompok eksperimen dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS dan kelompok kontrol yang menggunakan penerapan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS.Nilai KKM (Kriteria ketuntasan Minimal) adalah 65. Tabel 17 berikut adalah data dari setiap variabel penelitian dilihat dari skor minimum maksimum, mean, dan standar deviasi dari variabel hasil belajar:

0 20 40 60 80 100

0 1 2 3 4

sko

r

h

asi

l

b

e

lajar

jumlah siswa

(16)

Tabel 17

Analisis Dedkriptif Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SD N Mangunsari 07 dan SD N Mangunsari 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

kelas_eksperimen 26 52 96 78,19 14,232

kelas_kontrol 31 46 93 69,25 13,00

Valid N (listwise) 25

Berdasarkan tabel 17 dapat dilihat terdapat perbedaan efektivitas penggunaan model kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS pada hasil belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan rata-rata/ mean pada kelompok eksperimen lebih unggul dari kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memiliki rata-rata 78,19

sedangkan kelompok kontrol memiliki rata-rata 69,25

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat ada perbedaan pada hasil pretest dan postest di kelas eksperimen dan kontrol. Dari tabel di atas dapat dilihat ada peningkatan pada hasil belajar pretest dengan postest. Hal ini dikarenakan siswa di kelas kontrol denngan penerapan model konvensional ceramah bervariasi cenderung pasif. Akan tetapi di kelas eksperimen dengan penerapan model kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS lebih antusias, aktif dan bersemangat untuk belajar sehingga mempengaruhi hasil postest yang memuaskan dan jauh lebih tinggi dari batas KKM dengan rata-rata 78,19. Sedangkan dari kelas kontrol karena penggunaan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS membuat siswa jenuh, sehingga hasil belajar siswa lebih rendah dari kelas eksperimen yakni hanya dengan rata-rata 69,25. Dengan kata lain perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen disebabkan adanya pengaruh model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar mata pelajaran IPS di dalam kelas.

(17)

Uji normalitas data akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pada nilai postest setelah dilaksanakan pembelajaran baik pada kelompok kontrol dan eksperimen. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data hasil belajar IPS kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Berikut hasil analisis uji normalitas menggunakan SPSS for windows version 22.0, pada data akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 18

Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SD N Mangunsari 07 dan SD N Mangunsari 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

kelas Kolmogorov-Smirnov

a

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

kelas_eksperimen ,108 26 ,200* ,954 26 ,589

kelas_kontrol ,110 31 ,200* ,952 31 ,525

Dalam Tabel 18 dapat dilihat terdapat dua kolom yakni kolom Kolmogorov-Smirnov dan kolom Shapiro-Wilk. Kolom Kolmogorov-Smirnov digunakan jika jumlah sampel dalam penelitian > 50 dan kolom Shapiro-Wilk dipakai jika jumlah sampel < 50. Dikarenakan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 57, maka peneliti menggunakan kolom Kolmogorov-Smirnov. Dari kolom tersebut nampak bahwa signifikansi skor hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,200 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena sudah melebihi batas minimum untuk data distribusi normal yakni 0,05. Menurut Duwi Priyatno (2009:189) data berdistribusi normal jika signifikansi > 0,05.

Uji Homogenitas

(18)

Tabel 19

Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SD N Mangunsari 07 dan SD N Mangunsari 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015

Test of Homogeneity of Variances postest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,026 1 55 ,862

Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa hasil Lavenge Statistic menunjukkan 0,026.Makna dari kolom Lavenge Statistic adalah semakin kecil nilai menunjukkan semakin besar homogenitasnya.Kemudian df1= jumlah kelompok data - 1 atau 2 – 1 = 1 sedangkan df2 = jumlah data – jumlah kelompok data atau 57 – 2 = 55. Signifikansi dari hasil uji normalitas menjunjukkan angka 0,862 yang artinya data tersebut dapat dinyatakan homogen karena > 0,05.

Uji Independent Sample T-Test

(19)

Tabel 20

Hasil Uji Independent Sample T-Test Skor Hasil Belajar IPS Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol

Dari Tabel 20 dapat dilihat pada baris equal variances assumed karena varian data sama (homogen), ini dapat dilihat dari kolom sig. menunjukkan angka 0,923 yang artinya lebih besar dari 0,05 (0,923 > 0,05 ) dan signifikansi pada hasil T-test terlihat pada kolom sig (2-tailed) menunjukkan angka 0,41. Pada kolom mean different nampak bahwa perbedaan rata-rata sebesar 8,89579 (78,15385- 69,25806) dan perbedaan berkisar antara 0,20073 sampai 14,989 seperti yang terlihat pada kolom lower dan upper.

4.3 Pembahasanm Hasil Penelitian

Pada sub bab ini akan diuraikan mengenai pembahasan uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Pengujian hipotesis berhubungan dengan ketentuan penerimaan atau penolakan suatu hipotesis. Sedangkan pembahasan hasil penelitian ini untuk memaknai hasil uji hipotesis, juga mengetahui ada tidaknya perbedaan efektifitas antara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainana TTS dan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas 5 SD N Mangunsari 07 dan SD N

Independent Samples Test Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

(20)

Mangunsari 03. Perbedaan pengaruh ini dilihat dari perbedaan rata-rata skor hasil belajardan uji t test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

4.3.1 Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan uji hipotesis terdapat dua ketentuan. Ketentuan pertama adalah berdasarakan t hitung, jika nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak sehingga Ha diterima dan jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ketentuan yang kedua adalah menggunakan signifikasi, jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima sehingga Ha ditolak dan jika signifikasi < 0,05 maka Ho ditolak sehingga otomatis Ha diterima. Sebelum menguji hipotesis, berikut adalah hipotesis dari penelitian ini: H0: Tidak terdapat perbedaan efektifitas penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS dan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS terhadap hasil belajar IPS.

Ha: Terdapat perbedaan efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS dan menggunakan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS terhadap hasil belajar IPS.

Berdasarkan hasil uji independent sample t-test dapat diketahui bahwa t hitung adalah 2,076 dan signifikansi 0,041. Hal ini menjukkan bahwa t hitung lebihbesar dari t tabel yakni 2,00478 (2,076 > 2,00478) serta signifikasi yang lebih kecil dari 0,05 (0,041 < 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak sehingga Ha diterima.Hal ini dapat dimaknai bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.Jadi dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini terdapat perbedaan efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS dan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS.

4.3.2 Pembahasan Hasil Penelitian

(21)

perbedaan hasil belajar. Dengan rata-rata hasil belajar IPS dengan menggunakan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS adalah 69,25 lebih rendah dari pada menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS, rata-rata hasil belajarnya adalah 78,19.

(22)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru, didapatkan bahwa proses pembelajaran pada kelompok eksperimen berlangsung dengan baik. Baik dari aspek persiapan, kegiatan inti dan kegiatan akhir dinyatakan baik dan sesuai dengan prosedur dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS. Sedangkan hasil belajar siswa kelas 5 SD N Mangunsari 03 sebagai kelas kontrol yang pelaksanaan pembelajaran menggunakan model konvensional ceramah bervariasi dengan permainan TTS dengan rata-rata nilainya 69,25 lebih rendah apabila dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS. Karena dalam pembelajaran ini tidak semua siswa aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam diskusi. Dalam pelaksanaan diskusi ada beberapa siswa dalam kelompok hanya melihat dan ada yang asyik bermain sendiri hal ini yang membuat kondisi kelas susah terkendali. Sehingga materi pembelajaran tidak dapat dipahami siswa secara optimal

Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Secara umum adanya perbedaan hasil belajar IPS antara kelas eksperimen dan kelas kontrol karena pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan permainan TTS dan keterampilan siswa dalam bekerja sama, berkomunikasi, menerima orang lain berpendapat serta menjelaskan materi untuk menyelesaikan tugas secara bersama sehingga memotivasi siswa untuk belajar dan akhirnya efektif terhadap hasil belajar IPS kelas 5 SD Negeri Mangunsari 07.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Isjoni (2007:54) yang mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatiftipe jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran dan untuk mencapai prestasi yang maksimal.

(23)

Pada Mata Pelajaran PKn Kelas 4 SD Negeri Badran Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa J1 sebesar 79, 68 dan /J2 sebesar 67,84. Dari analisis uji t, data hasil belajar diperoleh t hitung = 5,006 dengan signifikansi sebesar 0, 000 < 0,05 (a) Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKn siswa kelas IV yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, menunjukkan ketuntasan belajar sebesar 96% (24 siswa) dari 25 siswa.Sedangkan pembelajaran konvensional menunjukkan ketuntasan sebesar 60% atau 15 siswa.Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih effektif daripada pembelajaran konvensional.

Penelitian lain yang juga menunjukkan hasil senada dengan penelitian ini yaitu model pembelajaran jigsaw yang dipadukan dengan permainan adalah penelitian yang dilakukan penelitian Setyaningrum (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw dengan Permainan Puzzle Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 5 SD Negeri 4 Mendenrejo Kradenan Blora. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif signifikan hal ini ditunjukkan dengan perbedaan rata-rata dari hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Skor kelompok kontrol lebih rendah dari skor rata-rata kelompok eksperimen, yaitu 83 < 90, dengan perbedaan rata-rata (mean deference) sebesar 7, 04167, dan t hitung < t tabel (9.870 > 2,013) dengan taraf signifikansi diperoleh 0,000 < 0,05. Hal tersebut berarti terdapat perbedaan antara skor rata-rata dari hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(24)

Gambar

Tabel 10 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian di SD N Mangunsari 07 dan SD N
Tabel 11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan Model Pembelajaran
Tabel 12
Tabel 13 Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Penerapan Model Konvensional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Pendidikan Kabupaten memilih dan menetapkan satu orang guru laki-laki dan satu orang guru perempuan sebagai calon penerima penghargan guru sekolah dasar berdedikasi

dengan tepat dan benar menguraikan Root yang digunakan dalam istilah yang berkaitan dengan system otot dengan tepat dan benar menguraikan prefi yang digunakan dalam

Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan dinding bata dengan plesteran 1:4 dan permukaan beton bertulang dengan plesteran 1:3.. Bahan yang digunakan adalah pasir, semen

Berdasarkan pembahasan dan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dapat disimpulkan bahwa: Dengan penerapan metode Snowball

Untuk penentuan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung dengan perhitungan sbb.. Upah langsung untuk

ICT yang bersifat sejagat ini walaupun teknologi asasnya adalah sama bagi sesebuah masyarakat dan Negara namun oleh kerana terdapat perbezaan latar belakang budaya

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara

Dengan demikian pertumbuhan agama pada anak-anak telah mucul sejak pendengaran (dan pengelihatan) mereka mulai berfungsi. Meskipun demikian pertumbuhan agama pada