• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Cost of Equity Capital - Pengaruh Intellectual Capital, Asetri Informasi dan Nilai Pasar Ekuitas terhadap Cost of Equity Capital pada perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI (2011-2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Cost of Equity Capital - Pengaruh Intellectual Capital, Asetri Informasi dan Nilai Pasar Ekuitas terhadap Cost of Equity Capital pada perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI (2011-2013)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Cost of Equity Capital

Utami (2005) menjelaskan bahwa biaya modal dihitung atas dasar sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan. Empat sumber dana jangka panjang yaitu: hutang jangka panjang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan. Biaya hutang jangka panjang adalah biaya hutang sesudah pajak saat ini untuk mendapatkan dana jangka panjang melalui pinjaman. Biaya saham preferen adalah deviden saham preferen tahunan dibagi dengan hasil penjualan saham preferen. Biaya modal saham biasa adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan diterima di masa yang akan datang. Biaya modal saham biasa inilah yang sering disebut dengan biaya modal ekuitas atau cost of equity capital.

Lebih lanjut Utami (2005) memaparkan beberapa model penilaian perusahaan yang mempengaruhi pengukuran cost of equity capital, antara lain:

1) Model penilaian pertumbuhan konstan (constan growth valuation model)

(2)

8 2) Asset Pricing Model (CAPM)

Menurut model CAPM, biaya modal saham biasa adalah tingkat return yang diharapkan oleh investor sebagai kompensasi atas risiko yang tidak dapat didiversifikasi yang diukur dengan beta.

3) Model Ohslon

Model ini digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan nilai tunai dari laba abnormal.

2.1.1.1 Pengukuran Cost of Equity Capital Metode Ohlson

Model Ohlson tergolong dalam model valuasi berdasarkan laba residual yang telah dikenal lama sebelumnya Model valuasi tersebut merupakan penjabaran konsep nilai dalam teori ekonomi neoklasik, yang menyatakan bahwa nilai perusahaan adalah sebesar nilai sekarang aliran kas bersih yang diterima pemilik. Untuk dapat merumuskan sebuah model valuasi maka harus diasumsi bahwa investor memiliki keyakinan dan preferensi yang homogen.Asumsi kedua dalam pendekatan laba residual adalah adanya hubungan surplus bersih antara neraca dan laporan laba rugi. Model Ohlson memakai tingkat diskonto yang digunakan oleh para investor untuk menilai tunaikan future cash flow. Model Ohlson digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan nilai tunai dari laba abnormal. Perusahaan memiliki beberapa sumber dana agar memiliki struktur biaya modal yang optimal. Biaya modal dihitung atas beberapa sumber dana yang tersedia bagi perusahaan.

(3)

9 1. Hutang jangka panjang

Biaya hutang jangka panjang didapat dari pembagian antara beban bunga hutangjangka panjang yang ditanggung dengan total hutang jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan pada periode tertentu.

2. Saham preferen

Pembayaran biaya saham preferen dilakukan dengan pemberian dividen dalam jumlah tertentu. Besarnya biaya saham preferen sama dengan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor pemegang saham preferen.

3. Saham biasa

Biaya modal saham biasa adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan diterima di masa yang akan datang.

4. Laba ditahan

Laba ditahan adalah bagian dari laba tahunan yang diinvestasikan kembali dalam

usaha selain dibayarkan dalam kas sebagai deviden dan bukan merupakan akumulasi surplus suatu neraca.

Perhitungan cost of equity capital dalam penelitian ini menggunakan persamaan dari Model Ohlson, yaitu sebagai berikut:

r = ( Bt +Xt +1 – Pt ) / Pt Keterangan:

r = cost of equity capital

Bt = Nilai buku per lembar saham periode t Pt = Harga saham pada periode t

Xt+1 = Laba per lembar saham periode t+1

2.1.2 Intellectual Capital

Ada banyak definisi berbeda mengenai intellectual capital. Intellectual capital adalah informasi dan pengetahuan yang

(4)

10 Purnomosidhi,2006). Intellectual capital dapat dipandang sebagai pengetahuan, dalampembentukan, kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakanuntuk menciptakan kekayaan (Stewart dalam Mangena et al., 2010).

Intellectual capital mencakup semua pengetahuan karyawan,

organisasi dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menyebabkan keunggulan kompetitif berkelanjutan.Intellectual capital telah diidentifikasi yang menggerakkan kinerja organisasi dan penciptaan nilai (Bontis, 2000). Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa intelellectual capital merupakan sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang nantinya akan memberikan keuntungan di masa depan yang dilihat dari kinerja perusahaan tersebut. Beberapa peneliti telah mengemukakan elemen-elemen apa saja yang terdapat dalam intellectual capital. Namun, dari semuanya, tidak ada ketetapan pasti mengenai

elemen-elemen dalam intellectual capital.

Sehingga secara umum, elemen-elemen dalam intellectual capital terdiri dari modal manusia (human capital), Structural Capital (SC), dan CustomerCapital (CC) (Bontis et al., 2000). Definisi dari masing-masing komponen intellectual capital yaitu:

(5)

11 dalam mengelola pengetahuan karyawannya, maka hal itu dapat meningkatkan human capital. Sehingga human capital merupakan kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang terdapat dalam tiap individu yang ada di dalamnya. Human capital ini yang nantinya akan mendukung structural capital dan customer capital. 2) Structural Capital (SC) adalah infrastruktur yang dimiliki oleh

suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar. Termasuk dalam structural capital yaitu sistem teknologi, sistem operasional perusahaan, paten, merk dagang dan kursus pelatihan. Menurut Nashih (dikutip oleh Wahdikorin, 2010), structural capital atau organizational capital adalah kekayaan potensial perusahaan yang tersimpan dalam organisasi dan manajemen perusahaan. Structural capital merupakan infrastruktur pendukung dari human capital sebagai sarana dan prasarana pendukung kinerja karyawan. Sehingga walaupun karyawan memiliki pengetahuan yang tinggi namun bila tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, maka kemampuan karyawan tersebut tidak akan menghasilkan intellectualcapital.

3) Customer Capital (CC) adalah orang-orang yang berhubungan dengan perusahaan, yang menerima pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Menurut Sawarjuwono dan Agustine (2003) elemen customer capital merupakan komponen intellectual capital yang memberikan nilai secara nyata. Customer capital membahas mengenai hubungan perusahaan dengan pihak di luar perusahaan seperti pemerintah, pasar, pemasok dan pelanggan, bagaimana loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Customer capital juga dapat diartikan kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pasar sehingga menghasilkan hubungan baik dengan pihak luar.

2.1.2.1 Intellectual Capital Disclosure

(6)

12 Canibano, et al (dalam Suhardjanto dan Wardhani, 2010) menyebutkan bahwa pendekatan yang pantas digunakan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan adalah dengan mendorong peningkatan informasi intellectual capital disclosure. Pengungkapan merupakan suatu cara perusahaan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk annual report. Hendriksen (dalam Suhardjanto dan Wardhani, 2010) menyatakan informasi yang diberikan biasanya berupa pernyataan, catatan mengenai pernyataan, dan tambahan pengungkapan informasi yang terkait dengan catatan.Tiga konsep disclosure yang umumnya dikemukakan yaitu adequate (cukup), fair (wajar), dan full disclosure (pengungkapan yang lengkap).

Laporan Jenkins (dalam Bozzolan, et al 2003) mengusulkan kerangka kerja untuk pengungkapan sukarela berdasarkan kebutuhan informasi dari investor dan kreditur. Laporan ini menyajikan lebih luas jenis informasi yang diurutkan ke dalam lima kategori:

1. Data keuangan dan non keuangan

2. Analisis manajemen mengenai data keuangan dan non keuangan

3. Informasi yang berorientasi pada masa depan (forward looking information)

4. Informasi tentang manajer dan pihak - pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder), dan

5. Latar belakang perusahaan

(7)

13 capital ke dalam lima kategori jenis informasi di atas sehingga akan menambah nilai informasi yang disampaikan kepada pihak eksternal perusahaan (Purnomosidhi, 2006).

Pricewaterhouse Coopers (PWC) melakukan survei atas jenis – jenis informasi yang dibutuhkan investor.Diantara 10 jenis informasi yang dianggap paling penting bagi investor, hanya tiga yang berupa informasi keuangan (cash flow, earning, dan gross margin). Sedangkan 7 jenis sisanya, dua diantaranya berasal dari

data internal perusahaan (strategic direction dan competitive landscape) dan lima lainnya dapat dianggap sebagai intangibles

(pertumbuhan pasar, kualitas/pengalaman dari tim manajemen, ukuran pasar dan pangsa pasar, kecepatan melayani pasar).

Pricewaterhouse Coopers juga mengungkapkan 14 jenis informasi yang dianggap cukup penting yang dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu pelanggan (saluran distribusi, brand equity/visibility, dan tingkat perputaran pelanggan), karyawan

(8)

14 laporan keuangan sehingga menimbulkan information gap ( Eccles, et al dalam Bozzolan, et al 2003)

2.1.2.2 Pengukuran Metode VAIC™

Metode VAIC™, dikembangkan oleh Pulic (1998; 1999; 2000), didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). VA adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input (Ulum et al., 2008). Metode VAIC™ ini mengukur intellectual capital (IC) dengan cara menghitung value added yang dihasilkan dari tiga kombinasi rasio yaitu:

a. Value Added Capital Coefficient (VACA)

(9)

15 bersih).Rasio VACA ini adalah sebuah indikator untuk VA yang dibuat oleh satu unit modal fisik dengan formula sebagai berikut:

VACA = VA/CE

Dimana :

VACA : Value Added Capital Employed VA : Value added

CE : Capital Employed : dana yang tersedia (ekuitas) Pulic (1998; 1999; 2000) mengasumsikan bahwa jika sebuah unit CA menghasilkan return yang lebih besar di sebuah perusahaan daripada perusahaan yang lain, maka perusahaan pertama lebih baik pemanfaatan CAnya. Jadi pemanfaatan lebih CA adalah bagian dari IC perusahaan.Ketika membandingkan lebih dari sebuah kelompok perusahaan, VACA menjadi sebuah indikator kemampuan intelektual perusahaan untuk memanfaatkan modal fisik lebih baik.

b. The Human Capital Coefficient (VAHU)

(10)

16 membentuk nilai dalam sebuah perusahaan dengan formula sebagai berikut:

VAHU = VA/HC

Dimana :

VAHU : Value Added Human Capital VA : Value Added

HC : Human Capital (beban karyawan terdiri dari gaji dan tunjangan)

Ketika VAHU dibandingkan lebih dari sebuah kelompok perusahaan, VAHU menjadi sebuah indikator kualitas sumber daya manusia perusahaan.VAHU juga sebagai kemampuan perusahaan menghasilkan VA setiap rupiah dikeluarkan pada HC.

c. Structural Capital Coefficient (STVA)

STVA menunjukkan kontribusi modal struktural (SC) dalam pembentukan nilai. Dalam model Pulic, SC merupakan VA dikurangi HC. Kontribusi HC pada pembentukan nilai lebih besar kontribusi SC dengan formula sebagai berikut:

STVA = SC/VA

Dimana :

STVA : Structural Capital Value Added SC : Structural Capital (VA – HC)

(11)

17 Rasio-rasio tersebut merupakan kalkulasi kemampuan intelektual sebuah perusahaan.Formulasi ini merupakan jumlah koefisien yang disebutkan sebelumnya. Hasilnya sebuah indikator baru dan unik yaitu the VAIC™, yaitu sebagai berikut:

VAIC™ = VACA + VAHU + STVA

2.1.3 Asimetri Informasi

Menurut Komalasari dan Baridwan (2001) dalam Marliana (2003) perspektif informasi asimetri mengimplikasikan bahwa manajer berupaya untuk mengurangi informasi guna memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara yang dikehendakinya (opportunistic). Ketika terdapat informasi asimetri, keputusan pengungkapan yangdibuat manajer dapat mempengaruhi harga saham. Karena informasi asimetri antara investor yang lebih informed dan kurang informed akan menimbulkan kos transaksi dan mengurangi likuiditas dalam pasar untuk saham suatu perusahaan. Pengukuran terhadap informasi asimetri seringkali diproksikan dengan bid-ask spread. Hal ini dikarenakan informasi asimetri tidak dapat

diobservasi secara langsung.

Ditinjau dari proksi informasi asimetri, yaitu bid-ask spread, komponen yang terkait langsung dengan signaling adalah adverse selection. Dimana dalam signaling theory berasumsi bahwa ada informasi

(12)

18 pengumuman penambahan saham baru yang mengindikasikan adanya informasi yang tidak menguntungkan (bad news) tentang kondisi laba di masa yang akan datang. Jika investor dan manajer tidak sepakat terhadap distribusi probabilitas return, maka dealer sekuritas akan terekspose terhadap risiko berdagang dengan investor yang mempunyai informasi superior. Dealer melindungi dirinya dari perdagangan yang termotivasi oleh informasi tersebut dengan memperlebar spread.

Asimetri informasi adalah ketimpangan informasi antara manajer dengan pemegang saham, di mana manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospekperusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham atau stakeholder lainnya. Asimetri informasi diukur dengan teori bid-ask spread. Dalam menghitung besarnya bid–ask spread dalam penelitian ini menggunakan model yang dipakai Komalasari dan Baridwan (2001), yaitu :

SPREADi,t = (aski,t – bidi,t) / {(aski,t + bidi,t) / 2} x 100

Keterangan :

Aski,t : harga ask tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t (pada tanggal publikasi annual report)

Bidi,t : harga bid terendah saham perusahaan i yang terjadi pada hari t (pada tanggal publikasi annual report)

(13)

19 Menurut PSAK (2002) pasal 49 dalam Suwardjono (2005), ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban.Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang. Menurut Weygandt, Kieso dan Kimmel (1999) dalam Anggraeni (2007)ekuitas perusahaan biasanya dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1) Modal saham (capital stock) ialahjumlah rupiah perkalian antara cacahsaham beredar dengan ni lai nimonal per saham. Jumlah ini merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis menjadi hak pemegang saham walaupun dalam transaksi pembelian saham jumlah rupiah yang disetor/dibayarkan melebihi modal yuridis tersebut.

2) Tambahan modal disetor /agio saham (additional paid in capital) ialah kelebihan jumlah yang dibayarkan atas nilai pari atau yang ditetapkan.

3) Laba ditahan (retained earnings) ialah laba perusahaan yang tidak dibagikan. Laba ditahan menunjukkan sejumlah hak atas seluruh jumlah rupiah aset bukan hak atas jenis aset tertentu dan dapat digunakan untuk pembagian deviden.

Nilai pasar ekuitas menggambarkan ukuran suatu perusahaan.Semakin besar nilai pasar ekuitas maka akan menunjukkan semakin besar ukuranperusahaan tersebut dimata pelaku pasar. Pada dasarnya perusahaan dapat dibagidalam dua kategori yaitu perusahaan besar (large firm) dan perusahaan kecil (smallfirm).Nilai pasar ekuitas (market value ofequity) di ukur dengan menggunakan nilai kapitalisasi pasar pada satu bulan sebelum pengumuman laporan tahunan perusahaan. Nilai pasar ekuitas = jumlah saham beredar x harga penutupan

(14)

20 Penelitian mengenai cost of equity capital telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu yang menghasilkan temuan yang bermacam-macam dengan berbagai variabel. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1 :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian

Peneliti Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1 Intellectual Capital Disclosure Practices and Effects on The Cost of equity capital Independen : − Intellectual capital

Hasil penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang mengungkapkan informasi tentang intellectual capital yang lebih banyak memiliki cost of equity capital

yang lebih rendah. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif, sedangkan beta berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital. Cost of equity capital Independen : Disclosure Level Kontrol : − Market Beta − Firm Size

Penelitian ini menemukan hubungan antara tingkat pengungkapan dan cost of equity capital. Tingkat pengungkapan yang semakin tinggi dapat menurunkan cost of equity capital. Beta dan ukuran perusahaan menunjukkan pengaruh masing-masing positif dan negatif terhadap cost of equity capital

3 Reexaminatio n

of Disclosure Level and the Cost of equity capital Independen : Disclosure

Penelitian ini menemukan bahwa tingkat

(15)

21

penurunan cost of equity capital.

Temuan lainnya adalah adanya pengaruh yang positif antara market beta terhadap cost of equity capital. Sedangkan firm size berpengaruh negatif terhadap cost of equity capital.

4 Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya Ekuitas

Juniarti dan Yunita (2003)

Dependen : Biaya Modal Ekuitas Independen : Tingkat

Penelitian ini menemukan bahwa tingkat disclosure berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas. Tingkat disclosure yang tinggi menurunkan biaya modal ekuitas

perusahaan. Nilai pasar ekuitas tidak berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas

5 Pengaruh Luas

Pengungkapa n Sukarela dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Cost of equity capital Independen : − Luas

Penelitian ini menemukan bahwa informasi yang diungkapkan secara sukarela dalam laporan tahunan oleh perusahaan menurunkan cost of equity capital perusahaan. Temuan lainnya adalah adanya hubungan positif bid-ask spread dan beta saham terhadap cost of equity capital Nilai Pasar Ekuitas Cost of equity capital Independen : − Luas

Penelitian ini menemukan bahwa pengungkapan sukarela tidak

berpengaruh terhadap cost of equity capital. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitianpenelitian sebelumnya

(16)

22 Equity

Capital pada Perusahaan Keuangan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

terhadap cost of equity capital, sedangkan beta pasar menunjukkan hasil yang berpengaruh terhadap cost of equity capital.

7. Intellectual Capital Disclosure, Cost of Finance and Firm Value

Orens et

Independen : Web-based Ownership structure Profitability − Stock price

intellectual capital dalam website perusahaan berpengaruh positif terhadap firm value, trading volume dan berpengaruh negatif terhadap bid-ask spread, implied cost of equity dan cost of debt capital. Profitability dan analyst following berpengaruh positif terhadap firm value. Firm size berpengaruh negatif terhadapfirm value. Stock price volatility

berpengaruh positif terhadap trading volume danbid-ask spread. 6. Mangena Practices and Effects on The Cost of Equity Capital Dependen :

(17)

23 2.3 Kerangka konseptual

Pengungkapan merupakan salah satu mekanisme untuk memitigasi biaya keagenan yang muncul karena adanya kemungkinan bahwa manajer mungkin tidak berlaku menurut kepentingan pemegang saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Botosan (1997); Botosan dan Plumlee (2001); Juniarti dan Yunita (2003); dan Murni (2004) ditemukan bahwa tingkat pengungkapan yang lebih tinggi berdampak pada penurunan cost of equity capital.

Sumber daya intellectual capital dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses

atauteknologi yang dapat digunakan oleh perusahaan merupakan kunci

penggerakproses penciptaan nilai perusahaan. Pengungkapan informasi-informasi

tentanginvestasi perusahaan pada intellectual capital memberikan pandangan yang

berorientasi pada masa depan kepada investor.

Asimetri informasi yang terjadi akan berkurang seiring dengan bertambahnya informasi yang diungkapkan pada laporan tahunan. Ketika asimetri informasi berkurang maka akan meningkatkan likuiditas pasar, yang selanjutnya juga akan menurunkan tingkat pengembalian yang diisyaratkan oleh investor. Pada saat tingkat pengembalian yang diisyaratkan oleh investor menurun,cost of equity capital yang harus ditanggung perusahaan juga menurun.

(18)

24 Cost of equity capital

(Y)

tentunya mengakibatkan nilai pasar ekuitas menjadi salah satu tolak ukur yang diperhatikan oleh para investor dalam berinvestasi.

Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 kerangka konseptual Sumber : Olahan Peneliti

1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Cost of Equity Capital

Tingkat pengungkapan intellectual capital yang lebih tinggi dapat

menurunkan cost ofequity capital. Kurangnya informasi intellectual capital

membuat persepsi investor tentang risiko perusahaan meningkat.

Meningkatnya persepsi risiko oleh investor akan mengakibatkan

undervaluation saham perusahaan, sehingga dari sudut pandang teoritis

pengungkapan informasi ini dapat mengurangi tingkat pengembalian yang

diisyaratkan oleh investor dan menurunkan cost of equity capital. Intellectual capital

(X1)

Asetri informasi (X2)

Nilai pasar ekuitas (X3)

H1

H2

H3

(19)

25 Berdasarkan kajian tersebut, diharapkan adanya pengaruh negatif

pengungkapan intellectual capital terhadap cost of equitycapital.

2. Pengaruh Asetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital

Dalam teori keagenan dikatakan bahwa asimetri informasi timbul ketika manajer (agent) lebih mengetahui informasi intenal dan prospek perusahaan dimasa depan dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya (principal). Ketika timbul asimetri informasi, keputusan pengungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab asimetri informasi antara investor yang lebih terinformasi dan investor yang kurang terinformasi menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan dalam pasar untuk saham-saham perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal maka akan semakin kecil kos modal sendiri (cost of equity capital) yang ditanggung oleh perusahaan.

3. Pengaruh Nilai Pasar Ekuitas terhadap Cost of Equity Capital

(20)

26 besar mempunyai risiko yang lebih kecil sehingga dapat mengurangi ketidakpastian hasil yang akan diperolehnya dimasa yang akan datang maka investor akan mengisyaratkan rate of return minimum yang lebih rendah sehingga cost ofequity capital yang dikeluarkan perusahaan juga akan rendah.

2.4 Hipotesis Penelitian

Gambar

Tabel 2.1
kerangka konseptualGambar  2.1

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan purata hasil pengamatan (Tabel 7) menunjukkan bahwa faktor konsentrasi dan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada warna

namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia yang berlokasi8. di Jalan

Perilaku orang yang berbuat adil, ridha, amal shaleh, persatuan dan kerukunan  Mendiskusikan contoh perilaku orang yang berbuat adil, ridha, amal shaleh, persatuan dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kitosan sebagai coating pada surimi ikan lele dumbo ( Clarias sp.) dapat meningkatkan kandungan gizinya, yaitu meningkatkan

FORMAT MATRIK USULAN FORM 1 Kegiatan Workshop RPIJM DAN MEMORANDUM PROGRAM Tahun 2013-2017.

Negara-negara anggota Uni Eropa bekerja begitu intensifnya dalam mencapai target energi terbarukan sehingga mereka memiliki beberapa fungsi Pemerintahan, sebagai

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa Kecepatan Transaksi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Adopsi m- banking BRI, hal ini dapat dilihat

Secara umum, kajian us}hul fiqih juga tidak terlepas dari gambaran di atas, banyak berkutat pada wilayah privat dan domestik seperti perkawinan, waris, hak dan