• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SD"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan hal baru kepada guru maupun siswa di kelas 3. Hal ini dikarenakan model yang dipakai dalam penelitian adalah model pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang baru sebagian diterapkan dalam jenjang sekolah dasar. Maka dari itu perlu ada perkenalan dan pemahaman guru di kelas eksperimen dan kontrol agar mampu melaksanakan model pembelajaran Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dan Model Pembelajaran Problem Based Learning.

Pelaksanaan penelitian ini di SD Negeri Gedong 01 dan 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 yang masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Lebih jelasnya dalam uraian kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15

Jadwal Kegiatan Penelitian di SD Negeri Gedong 01 dan 03

No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1. Jum’at, 20 Februari 2015 Meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan penelitian (kelas eksperimen dan kelas kontrol)

2. Sabtu, 21 Februari 2015 Meminta izin kepada pihak sekolah untuk uji Validitas dan Reliabilitas soal.

3. Selasa, 3 Maret 2015 Melakukan uji Validitas dan Reliabilitas soal di SD Negeri Kalibeji 01.

4. Jum’at, 6 Maret 2015

Menjelaskan prosedur pengajaran menggunakan Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada guru kelas 3 (kelas eksperimen).

5. Sabtu, 7 Maret 2015

Menjelaskan prosedur pengajaran menggunakan Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada guru kelas 3 (kelas kontrol).

6. Rabu, 11 Maret 2015 Pelaksanaan Uji Pree-Test di kelas eksperimen. 7. Jum’at, 13 Maret 2015 Pelaksanaan Uji Pree-Test di kelas kontrol.

8. Senin, 16 Maret 2015 Kegiatan pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning di kelas kontrol (pertemuan 1).

(2)

10. Rabu, 18 Maret 2015

Kegiatan pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning di kelas kontrol dan pemberian Post-Test (pertemuan 3).

11. Rabu, 18 Maret 2015 Kegiatan pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning di kelas eksperimen (pertemuan 1).

12. Kamis, 19 Maret 2015 Kegiatan pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning di kelas eksperimen (pertemuan 2).

13. Jum’at, 20 Maret 2015

Kegiatan pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning di kelas eksperimen dan pemberian Post-Test (pertemuan 3)

4.1.1. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

(3)

membimbing siswa dalam kelompok saat siswa melakukan eksperimen. Guru memberi waktu siswa menggambar bangun datar tersebut untuk menuliskan rumus luas persegi pada lembar pengamatan. Setelah itu, guru memanggil perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Kegiatan konfirmasi guru bertanya jawab mengenai pelajaran dan menyimpulkan apa yang sudah didapat hari ini. Kegiatan akhir guru memberikan penguatan terkait penguasaan pengetahuan siswa dan mengajak siswa bernyanyi “rumus luas persegi” serta mengkondisikan siswa untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

(4)

pada lembar pengamatan. Setelah itu, guru memanggil perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Kegiatan konfirmasi guru bertanya jawab mengenai pelajaran dan menyimpulkan apa yang sudah didapat hari ini. Kegiatan akhir guru memberikan penguatan terkait penguasaan pengetahuan siswa dan mengajak siswa bernyanyi “rumus luas persegi panjang” serta mengkondisikan siswa untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada jum’at, 20 Maret 2015. Pada kegiatan awal Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing, mengecek kehadiran siswa, meminta siswa menyiapkan buku dan alat belajar serta memastikan siswa dalam kondisi siap belajar, melakukan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi “kami suka matematika” dan melakukan tanya jawab dengan siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengajak siswa terlibat penuh selama pembelajaran. Kegiatan inti dalam eksplorasi guru tanya jawab mengenai pelajaran kemarin dan bertanya bagaimana rumus luas persegi dan persegi panjang. Kegiatan elaborasi guru meminta siswa maju kedepan untuk menunjukkan bagaimana rumus persegi dan persegi panjang dan mengamati benda di kelas yang berbentuk persegi dan persegi panjang serta menyebutkannya. Kegiatan konfirmasi guru bersama siswa menyimpulkan apa yang sudah dipelajari hari ini dan mengerjakan soal evaluasi (Post-Test). Kegiatan akhir guru memberi penguatan terkait penguasaan pengetahuan siswa. Mengajak siswa bernyanyi “rumus luas persegi dan persegi panjang” serta mengkondisikan siswa untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

(5)

Tabel 16

Keterlaksanaan Sintak Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

No Indikator Butir Pengamatan Pertemuan 1 Ya Tidak Ya Pertemuan 2 Tidak Ya Pertemuan 3 Tidak

1. Kegiatan Awal 6 5 1 6 - 6 -

2. Kegiatan Inti Eksplorasi 3 3 - 3 - 3 -

3. Elaborasi 9 9 - 9 - - 9

4. Konfirmasi 3 2 1 2 1 3 -

5. Kegiatan Akhir 2 2 - 2 - 2 -

Jumlah 23 21 2 22 1 14 9

4.1.2. Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

(6)

apa yang sudah dipelajari. Kegiatan akhir guru memberi penguatan dan mengajak siswa bernyanyi “rumus luas persegi” serta mengkondisikan siswa untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 17 Maret 2015. Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing, mengecek kehadiran siswa, meminta siswa menyiapkan buku dan alat belajar serta memastikan siswa dalam kondisi siap belajar, melakukan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi “kami suka matematika” dan melakukan tanya jawab dengan siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengajak siswa terlibat penuh selama pembelajaran. Kegiatan inti dalam eksplorasi guru mendemostrasikan konsep luas menggunakan papan yang berbentuk persegi panjang. Meminta siswa untuk mengamati benda-benda yang yang berbentuk persegi panjang di lingkungan kelas dan menyebutkannya. Guru menjelaskan sedikit materi dari luas persegi panjang. Kegiatan elaborasi guru membuat sebuah permasalahan dengan menampilkan benda nyata (papan) yang berhubungan dengan luas persegi panjang. Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok secara heterogen agar dapat bekerjasama dan tidak ada kelompok yang dominan. Setelah membagi kelompok, guru membagikan alat dan bahan untuk melakukan eksperimen. Siswa melakukan eksperimen untuk memecahkan masalah tersebut dengan bimbingan guru. Dalam kegiatan kelompok siswa diberi waktu untuk melakukan eksperimen dan berdiskusi. Setelah itu perwakilan dari setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi. Guru bersama siswa menganalisis dan mengevaluasi terhadap pemecahan masalah dan hasil presentasi tiap kelompok. Kegiatan konfirmasi guru bertanya jawab dengan siswa mengenai hasil pelajaran dan bersama siswa menyimpulkan apa yang sudah dipelajari. Kegiatan akhir guru memberi penguatan dan mengajak siswa bernyanyi “rumus luas persegi panjang” serta mengkondisikan siswa untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

(7)

belajar, melakukan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi “kami suka matematika” dan melakukan tanya jawab dengan siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengajak siswa terlibat penuh selama pembelajaran. Kegiatan inti dalam eksplorasi guru bertanya jawab mengenai pelajaran kemarin dan menanyakan bagaimana rumus luas persegi dan persegi panjang. Kegiatan elaborasi siswa diminta maju ke depan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan mengenai luas persegi dan persegi panjang. Setelah itu siswa juga diminta untuk menyebutkan benda-benda apa saja yang berbentuk persegi dan persegi panjang. Kegiatan konfirmasi guru bersama siswa menyimpulkan apa yang sudah dipelajari hari ini dan siswa mengerjakan soal evaluasi (Post-Test). Kegiatan akhir guru memberikan penguatan terkait penguasaan pengetahuan siswa. Mengajak siswa bernyanyi “rumus luas persegi dan persegi panjang” serta mengkondisikan siswa untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Pengamatan dalam proses pembelajaran yang sudah dilakukan oleh guru selama 3 hari dilakukan untuk mengetahui apakah guru melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai sintak pembelajaran dengan baik atau belum. Pengamatan dilakukan oleh peneliti menggunakan lembar observasi. Adapun hasil pengamatan keterlaksanaan sintak pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 17

Keterlaksanaan Sintak Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning

No Indikator Butir Pengamatan Pertemuan 1 Ya Tidak Ya Pertemuan 2 Tidak Ya Pertemuan 3 Tidak

1. Kegiatan Awal 6 6 - 5 1 6 -

2. Kegiatan Inti Eksplorasi 4 4 - 4 - 2 2

3. Elaborasi 10 10 - 8 2 1 9

4. Konfirmasi 3 2 1 2 1 3 -

5. Kegiatan Akhir 2 2 - 2 2 2 -

(8)

4.2. Data Hasil Penelitian 4.2.1. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa diperoleh dari tes sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan dimasing-masing kelas. Data ini terdiri dari deskripsi data awal dan data akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4.2.1.1 Data Awal Hasil Belajar (Pre-Test)

Data hasil belajar yang siswa dapatkan sebelum perlakuan adalah data hasil belajar siswa yang diperoleh dari Pre-test yang dilakukan siswa di kelas eksperimen dan kontrol. Pre-test dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum kelas eksperimen dan kontrol mendapatkan perlakuan. Analisis deskriptif dilakukan menggunakan bantuan SPSS 16. Sebelum dilakukan analisis deskriptif, gambaran mengenai hasil penelitian harus jelas yakni meliputi kelas interval. Kelas interval didapatkan dari nilai maksimal dikurangi nilai minimal dibagi banyaknya kelas. Acuan dari penelitian ini adalah Sturges dengan ketetapan K = 1 + 3,33 log n. Dimana n adalah banyaknya siswa. Dari ketentuan tersebut didapatkan banyaknya kelas pada kelompok kelas eksperimen adalah 5,53455 dibulatkan menjadi 5 dan interval kelas 5,05913 dibulatkan menjadi 6. Distribusi frekuensi hasil Pre-test pada kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 18

Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Eksperimen

SD Negeri Gedong 03 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 No Interval Frekuensi Kelompok Eksperimen Presentase (%)

(9)

Siswa yang memperoleh nilai antara 91 – 96 ada 4 siswa dengan presentase 17,39 % dan ada 2 siswa yang memperoleh nilai antara 97 – 102 dengan presentase 8,70 %.

Daftar distribusi dapat diperjelas menggunakan diagram batang untuk menggambarkan persebaran frekuensi pada kelompok kelas eksperimen. Diagram batang daftar distribusi dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2 Diagram Batang Daftar Distribusi Kelompok Eksperimen

Dari acuan yang sudah disebutkan sebelumnya didapatkan banyaknya kelas pada kelompok kelas kontrol adalah 5,40299 dibulatkan menjadi 5 dan interval kelas 6,47789 dibulatkan menjadi 7. Distribusi frekuensi hasil Pre-test yang sudah dilaksanakan di kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 19

Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Kontrol

SD Negeri Gedong 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 No Interval Frekuensi Kelompok Eksperimen Presentase (%)

1. 66 – 72 3 14,29 %

2. 73 – 79 4 19,05 %

3. 80 – 86 8 38,10 %

4. 87 – 93 4 19,05 %

5. 94 – 100 2 9,52 %

Jumlah 21 100,00 %

0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00%

(10)

Berdasarkan tabel 19 Distribusi Frekuensi Pre-test kelas kontrol di atas, dengan jumlah 21 siswa. Siswa yang memperoleh nilai antara 66 – 72 sebanyak 3 siswa dengan presentase 14,29 %. Nilai antara 73 – 79 sebanyak 4 siswa dengan presentase 19,05 %. Terdapat 8 siswa yang memperoleh nilai antara 80 – 86 dengan presentase 38,10 %. Nilai antara 87 – 93 sebanyak 4 siswa dengan presentase 19,05 % dan 2 siswa dengan nilai antara 94 – 100 dengan presentase 9,52 %.

Daftar distribusi dapat diperjelas menggunakan diagram batang untuk menggambarkan persebaran frekuensi pada kelompok kelas kontrol. Diagram batang daftar distribusi dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3 Diagram Batang Hasil Daftar Distribusi Kelompok Kontrol

4.2.1.1 Data Akhir Hasil Belajar (Post-Test)

Data hasil belajar yang siswa dapatkan sesudah perlakuan adalah data hasil belajar siswa yang diperoleh dari Post-Test yang dilakukan siswa di kelas eksperimen dan kontrol. Post-Test dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa sesudah kelas eksperimen dan kontrol mendapatkan perlakuan. Analisis deskriptif dilakukan menggunakan bantuan SPSS 16. Sebelum dilakukan analisis deskriptif, gambaran mengenai hasil penelitian harus jelas yakni meliputi kelas interval. Kelas interval didapatkan dari nilai maksimal dikurangi nilai

0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% 40,00% 45,00%

(11)

minimal dibagi banyaknya kelas. Acuan dari penelitian ini adalah Sturges dengan ketetapan K = 1 + 3,33 log n. Dimana n adalah banyaknya siswa. Dari ketentuan tersebut didapatkan banyaknya kelas pada kelompok kelas eksperimen adalah 5,53455 dibulatkan menjadi 5 dan interval kelas 5,05913 dibulatkan menjadi 6. Distribusi frekuensi hasil Post-Test pada kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 20

Distribusi Frekuensi Post-Test Kelas Eksperimen SD Negeri Gedong 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 No Interval Frekuensi Kelompok Eksperimen Presentase (%)

1. 73 – 78 3 13,04 %

2. 79 – 84 5 22,74 %

3. 85 – 90 6 26,09 %

4. 91 – 96 5 21,74 %

5. 97 – 102 4 17,39 %

Jumlah 23 100,00 %

Dari tabel 20 Distribusi Frekuensi Post-Test di kelas Eksperimen di atas, dengan jumlah 23 siswa. Nilai antara 73 – 78 ada 3 siswa dengan presentase sebesar 13,04 %. Nilai 79 – 84 ada 5 siswa dengan presentase 22,74 %. Siswa yang memperoleh nilai antara 85 – 90 ada 6 siswa dengan presentase 26,09 %. Siswa yang memperoleh nilai antara 91 – 96 ada 5 siswa dengan presentase 21,74 % dan ada 4 siswa yang memperoleh nilai antara 97 – 102 dengan presentase 17,39 %.

(12)

Gambar 4 Diagram Batang Hasil Daftar Distribusi Kelompok Eksperimen Dari acuan yang sudah disebutkan sebelumnya didapatkan banyaknya kelas pada kelompok kelas kontrol adalah 5,40299 dibulatkan menjadi 5 dan interval kelas 6,47789 dibulatkan menjadi 7. Distribusi frekuensi hasil Post-Test yang sudah dilaksanakan di kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 21

Distribusi Post-Test Frekuensi Kontrol

SD Negeri Gedong 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 No Interval Frekuensi Kelompok Eksperimen Presentase (%)

1. 66 – 72 2 9,25 %

2. 73 – 79 3 14,29 %

3. 80 – 86 9 42,86 %

4. 87 – 93 5 23,81 %

5. 94 – 100 2 9,52 %

Jumlah 21 100,00 %

Berdasarkan tabel 21 Distribusi Frekuensi Post-Test kelas kontrol di atas, dengan jumlah 21 siswa. Siswa yang memperoleh nilai antara 66 – 72 sebanyak 2 siswa dengan presentase 9,25 %. Nilai antara 73 – 79 sebanyak 3 siswa dengan presentase 14,29 %. Terdapat 9 siswa yang memperoleh nilai antara 80 – 86 dengan presentase 42,86 %. Nilai antara 87 – 93 sebanyak 5 siswa dengan

0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00%

(13)

presentase 23,81 % dan 2 siswa dengan nilai antara 94 – 100 dengan presentase 9,52 %.

Daftar distribusi dapat diperjelas menggunakan diagram batang untuk menggambarkan persebaran frekuensi pada kelompok kelas kontrol. Diagram batang daftar distribusi dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5 Diagram Batang Hasil Daftar Distribusi Kelompok Kontrol 4.3. Analisis Data

Data nilai hasil belajar siswa yang sudah dapatkan melalui tes sebelum dan sesudah dilalukan perlakuan, selanjutnya akan dianalisis menggunakan uji t. Namun, sebelum uji t dilakukan ada persyaratan yang harus terpenuhi terlebih dahulu. Syarat itu meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

4.3.1 Uji Prasyarat

Normalitas dan homogenitas adalah uji prasyarat sebelum melaksanakan uji t. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran data distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Perhitungan dilakukan menggunakan SPSS 16. Hasil uji normalitas sebelum kelas mendapatkan perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut:

0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% 40,00% 45,00%

(14)

Tabel 22

Normalitas Data Awal (Pre-test) Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. PreeTest Eksperimen .171 23 .080 .920 23 .067

Kontrol .161 21 .165 .919 21 .083

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel di atas mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data sebelum mendapat perlakuan. Kesimpulan dari tabel di atas adalah signifikansi untuk Pre-Test kelas eksperimen dan kontrol. Masing-masing adalah sebesar 0,080 dan 0,165. Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hasil Pre-test berdistribusi normal. Gambar grafik histogram pada kelas eksperimen dapat dilihat pada gambar berikut:

(15)

Gambar 7 Grafik Histogram Uji Normalitas Pre-test Kelas Kontrol

Setelah diketahui kedua kelas dalam keadaan normal, langkah selanjutnya adalah uji homogenitas yang menggunakan nilai hasil Pre-test dari kedua kelas yakni kelas 3 SD Negeri Gedong 01 (kelas kontrol) dan SD Negeri Gedong 03 (kelas eksperimen). Data dapat dikatakan homogen jika data tersebut signifikan > 0,05. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 23

Test of Homogeneity of Variance Levene

Statistic df1 df2 Sig.

PreeTest Based on Mean 4.059 1 42 .061

Based on Median 2.692 1 42 .108

Based on Median and

with adjusted df 2.692 1 38.825 .109

Based on trimmed mean 3.987 1 42 .052

Berdasarkan tabel 17 di atas dapat diketahui bahwa signifikansi sebesar 0,061. Karena signifikansi lebih besar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai Pre-test antara kelas eksperimen dan kontrol adalah homogen.

(16)

normal menggunakan analisis uji independent t test. Hal ini dilakukan karena untuk mengetahui perbedaan nilai Pre-test kelas ekperimen dan kontrol. Hasil analisis independent t test menggunakan SPSS 16 yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 24

Uji Banding Dua Sampel (Pre-test) Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PreeTest Eksperimen 23 84.61 8.078 1.684

Kontrol 21 82.57 11.387 2.485

Berdasarkan tabel Independent Samples Test terlihat signifikan pada kolom t-test for Eqaulity of Means (2-talied) adalah 0,494 > 0,05 yang berarti populasi kedua kelas homogen yang terlihat dari tabel berikut:

Tabel 25

Uji T Skor Pre-test SD Negeri Gedong Tahun Pelajaran 2014/2015 Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

(17)

Syarat selanjutnya untuk memenuhi uji t adalah uji normalitas dan uji banding dua sampel uji independent t test setelah kelas sudah mendapat perlakuan. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran data distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan normal jika signifikan > 0,05. Perhitungan dilakukan menggunakan SPSS 16. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 26

Normalitas Data Akhir (Post-Test) Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig. PostTest Eksperimen .152 23 .181 .917 23 .057

Kontrol .153 21 .200* .942 21 .242

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

(18)

Gambar 8 Grafik Histogram Uji Normalitas Post-Test Kelas Eksperimen Selain itu gambar grafik histogram kelas kontrol dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 9 Grafik Histogram Uji Normalitas Post-Test Kelas Kontrol 4.3.2 Uji T

(19)

Tabel 27

Uji Banding Dua Sampel (Post-Test) Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PostTest Eksperimen 23 86.96 8.777 1.830

Kontrol 21 83.81 10.058 2.195

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa tidak jauh beda antara kelas eksperimen dan kontrol. Setelah kedua data nilai Post-Test pada kelas eksperimen dan kontrol teruji normal, maka dapat dilakukan uji perbedaan rata-rata pada kedua kelas dengan bantuan SPSS 16 menggunakan Independent-Samples T Test. Hasil uji perbedaan rata-rata Post-Test dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 28

Uji T Skor Post-Test SD Negeri Gedong Tahun Pelajaran 2014/2015 Independent Samples Test

.539 .4671.108 42 .274 3.147 2.840-2.584 8.878

Equal variances not assumed

(20)

4.3.3 Uji Hipotesis

Pedoman pengambilan keputusan dari hasil analisis uji beda dengan melihat signifikansi Ho diterima jika signifikansi > 0,05 dan Ha ditolak jika signifikansi <

0,05. Pada hasil analisis didapatkan signifikansi (2-talied) sebesar 0,274 atau lebih dari 0,05 (0,274 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh penggunaan antara Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa kelas 3 semester 2 SD Negeri Gedong 01 dan 03 Tahun Pelajaran 2014/2015.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan antara Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Problem Based Learning tidak terdapat perbedaan pengaruh. Diantaranya adalah saat Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning diterapkan di kelas eksperimen, siswa lebih banyak yang aktif dalam pembelajaran, ketika guru mengajukan pertanyaan banyak siswa yang antusias berebut untuk menjawab. Namun antusias siswa dalam menjawab lebih mengarah pada ribut karena mereka berbicara langsung tanpa mangangkat tangan terlebih dahulu. Ketika bekerja kelompok siswa juga asyik dalam menempel-nempel media pembelajaran, walaupun masih ada yang ribut dan seenaknya sendiri. Siswa dalam kelas eksperimen hampir seluruhnya sudah memahami hasil percobaan mereka, akan tetapi ketika diminta untuk perwakilah maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka masih malu-malu dalam penyampaiannya. Kelas kontrol yang menerapkan Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning, siswa di kelas terlihat diam dan mendengarkan penjelasan guru. Namun ketika proses kerja dalam kelompok mereka sangat antusias dan aktif dalam mengotak atik media pembelajaran. Mesti demikian ada beberapa siswa yang masih bingung dalam kerja kelompok dan sering bertanya pada guru. Secara keseluruhan kedua kelas sama-sama aktif saat mengikuti pembelajaran.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

(21)

Learning dan Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa kelas 3 semester 2 SD Negeri Gedong 01 dan 03 Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian dimulai dengan melakukan Pre-Test untuk mengetahui keadaan awal siswa di kelas eksperimen dan kontrol sebelum mendapat perlakuan. Selanjutnya diberi perlakuan dengan Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning yang kemudian diberi Post-Test untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah mendapat perlakuan. Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji banding dua sampel dan uji beda rata-rata dengan melihat rata-rata siswa yang sebelumnya sudah diuji normalitas dan homogenitasnya sebagai syarat sebelum uji independent sample t tes.

Hasil belajar siswa sebelum mendapat perlakuan diperoleh dari uji independent sample t test nilai signifikansi (2-tailed) 0,494 > 0,05, yang berarti rataan kedua kelas sama. Hal tersebut ditunjukkan oleh rata-rata kelas eksperimen 84,61 dan kelas kontrol 82,57 mempunyai perbedaan yang tidak begitu jauh, sehingga kedua kelas mempunyai kemampuan yang sama. Hasil uji normalitas didapat nilai signifikansi pada Kolmogorov-Smirnova yaitu kelas eksperimen 0,80

dan kontrol 0,165 yang masing-masing > 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa data kedua kelas normal.

Hasil belajar siswa sesudah mendapat perlakuan diperoleh dari uji independent samlel t test nilai signifikansi (2-tailed) 0,274 > 0,05, artinya Ho

diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut ditunjukkan oleh rata-rata kelas eksperimen

86,96 dan kelas kontrol 83,81. Perbedaan rata-rata tersebut tidak signifikan karena menunjukkan bahwa Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning tidak ada perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 01 dan 03. Hal ini tidak mendukung hipotesis bahwa “ada perbedaan pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovey Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 01 dan 03”.

(22)

belajar matematika pada siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 01 dan 03 sangat efektif. Hal tersebut terlihat dari Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning tidak mempunyai perbedaan pengaruh pada hasil belajar siswa dikedua kelas karena, hasil belajar kedua kelas meningkat dan siswa sangat aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Karena dari hasil belajar siswa nilai dari kedua kelas naik dari hasil belajar Pre-Test dan nilai Post-Test hampir sama. Pendekatan Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning menuntut siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kerja kelompok untuk bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan. Selain itu, mengingat bahwa setiap model pembelajaran selalu mempunyai kelemahan. Begitu juga dengan Model Pembelajaran Discovery Learning yang menimbulkan asumsi bahwa harus ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan kebingungan. Model Pembelajaran Problem Based Learning juga mempunyai kelemahan dalam setiap pembelajarannya yakni persiapan pembelajaran yang kompleks, sulit mencari masalah yang relevan dan sering terjadi kesalahfahaman konsep pada siswa. Oleh karena itu, guru harus mengantisipasinya dengan secara rutin mengimplementasikan model pembelajaran tersebut agar siswa perlahan-lahan terbiasa dengan proses pembelajaran yang seperti itu. Sehingga nilai belajar siswa dapat meningkat.

(23)

Cahaya”. Reni Sintawati (2014) dengan skripsi yang berjudul “Implementasi Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Jetis Bantul”. Ade Febriyanto Wigar (2012) dengan skripsi yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas V SD Semester II Desa Depok Tahun Pelajaran 2011/2012” dan Merinda Dian Prametasari (2012) dengan skripsi yang berjudul “Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus Hasanudin Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015” yang mengemukakan bahwa model pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa. Dari beberapa penelitian sebelumnya yang sudah disebutkan yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning di atas, 3 dari 5 penelitian menerapkan model pembelajaran tersebut di mata pelajaran IPA dan kelas yang dipakai adalah kelas atas. 1 penelitian di mata pelajaran agama dijenjang SMA dan 1 penelitian di mata pelajaran matematika kelas 5. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan sesuatu yang baru dan kelas yang dipakai adalah kelas rendah yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Gambar

Tabel 15 Jadwal Kegiatan Penelitian di SD Negeri Gedong 01 dan 03
Tabel 16 Keterlaksanaan Sintak Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran
Tabel 17 Keterlaksanaan Sintak Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran
Gambar 2 Diagram Batang Daftar Distribusi Kelompok Eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

List of goods and all related services

Apabila sensor 2 (sensor yang berada pada posisi tengah conveyor) mendeteksi adanya benda kerja (mengunakan falling pulse), silinder sedan berada pada posisi

Hasil Penelitian : Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa perilaku ibu dalam pendidikan bermain pada anak usia 1-2 tahun dan 2-3 tahun berada pada kategori

 Set the Channel mode as AUTO, adjust the (Horizontal) time calibration and (Vertical) voltage calibration, make sure the signal displays clearly.  Adjust

Ø Set the Channel mode as AUTO, adjust the (Horizontal) time calibration and (Vertical) voltage calibration, make sure the signal displays clearly. Ø Adjust

Dalam konteks wacana percakapan yang tidak berimbang tersebut, upaya yang dilakukan penutur untuk membangun koherensi wacana menarik untuk dikaji lebih lanjut.. Fokus penelitian

Pada pohon penghasil gaharu menggunakan inokulasi padat dan cair, teknik penyulingan dengan menggunakan gaharu mutu rendah untuk menghasilkan minyak gaharu, habitat tempat tumbuh