• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Berbagai Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Sukun (Artocarpus communis Forst ) Pada DTA Danau Toba, Kecamatan Haranggaol Horison

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penggunaan Berbagai Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Sukun (Artocarpus communis Forst ) Pada DTA Danau Toba, Kecamatan Haranggaol Horison"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi taksonomi tanaman sukun

Sukun (A. Communis) adalah tumbuhan dari genus Artocarpus dalam

famili moraceae yang banyak terdapat di kawasan tropika seperti Malaysia dan

Indonesia. Dalam sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, klasifikasi

taksonomi tanaman sukun adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Filum : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Rosales

Keluarga : Morceae

Suku : Artocarpus

Spesies : Artocarpus communis forst.

Nama umum : Sukun

Nama daerah

Sumatera : Sukun (Aceh), Hatopul (Batak) dan Amu (Meteyu)

Jawa : Sukun (Jawa) Sakon (Madura)

Bali : Sukun (Bali)

Nusa Tenggara : Sukun (Bali)

(Rauf, 2009).

Botani Tanaman Sukun

Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m.

(2)

lebar sekali, bercagap menjari dan berbulu kasar. Bunganya keluar dari ketiak

daun pada ujung cabang dan ranting, tetapi masih dalam satu pohon (berumah

satu). Bunga jantan berbentuk tongkat panjang yang biasa disebut ontel. Bunga

betina berbentuk bulat bertangkai pendek yang biasa disebut babal seperti pada

nangka. Bunga betina ini merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada

nangka. Kulit buah bertonjolan rata sehingga tidak jelas yang merupakan bekas

putik dari bunga sinkarpik tersebut. Kayu sukun tidak terlalu keras tapi kuat,

elastis dan tahan rayap, digunakan sebagai bahan bangunan antara lain mebel,

partisi interior, papan selancar dan peralatan rumah tangga lainnya (Irwanto,

2001).

Perakaran sukun dapat diikuti dengan baik sejak di persemaian. Setelah

bibit sukun ditanam di lapangan, akar akan tumbuh dari stek akar, kemudian

membesar bulat dan memanjang, diikuti dengan ranting-ranting akar yang

mengecil, disertai dengan adanya rambut-rambut akar. Letak akar masuk ke dalam

tanah, adapula yang tumbuh mendatar dan sering tersembul di permukaan tanah.

Panjang akar dapat mencapai 6 meter. Warna kulit akar coklat kemerah-merahan.

Tekstur kulit akar sedang, mudah terluka dan mudah mengeluarkan getah. Apabila

akar terpotong atau terluka akan memacu tumbuhnya pertutanasan (Pitojo, 1992).

Syarat tumbuh sukun

Tanaman sukun baik dikembangkan di dataran rendah hingga ketinggian

1200 mdpl yang bertipe iklim basah. Curah hujan antara 2.000-3.000 mm per

tahun. Tanah aluvial yang mengandung banyak bahan organik disenangi oleh

tanaman sukun. Derajat keasaman tanah sekitar 6-7. Tanaman sukun relatif

(3)

tempat yang mengandung batu karang dan kadar garam agak tinggi serta sering

tergenang air, tanaman sukun mampu tumbuh dan berbuah (Khaerudin, 1999).

Tanaman sukun dapat ditanam hampir di segala jenis tanah, sehingga

memiliki penyebaran yang luas. Pada tanah podsolik merah kuning, tanah

berkapur, tanah berpasir, tanaman sukun mampu tumbuh dengan baik karena

mempunyai toleransi yang tinggi terhadap keadaan tanah. Kesesuaian lahan

diberbagai daerah membuat sukun menjadi terkenal, misalnya sukun Sorong,

sukun Bone, sukun Yogyakarta, sukun Cilacap, sukun Pulau Seribu dan lain-lain.

Kesesuaian lahan di berbagai daerah membuat sukun menjadi terkenal. Sukun

mampu tumbuh dengan baik di dataran rendah, dataran sedang hingga mencapai

kurang lebih ± 600 meter di atas permukaan laut. Di pegunungan Bone sukun

mampu tumbuh dengan baik. Tanah yang gembur dan banyak mengandung

humus. Sukun relatif kuat terhadap keadaan iklim, di daerah yang memiliki curah

hujan tinggi, banyak bulan basah dan di daerah yang sedikit bulan basahnya

seperti di Madura dan Flores, sukun mampu tumbuh dan menghasilkan banyak

buah (Setijo Pitojo, 1992).

Tanah aluvial (Inceptisol) yang banyak mengandung bahan organik sangat

sesuai untuk tanaman sukun. Derajat keasaman (pH) rendah, relatif tahan

kekeringan dan tahan naungan. Di tempat yang mengandung batu karang dan

kadar garam ang agak tinggi serta sering tergenang air, tanaman sukun masih

mampu tumbuh dan berbuah (Rauf, 2009).

Di Indonesia sukun mempunyai daerah tempat tumbuh alami yang cukup

luas yaitu di Yogyakarta, Cilacap, Blitar dan Banyuwangi. Sedangkan di luar

(4)

Sumba dan Flores), Sulawesi (Gorontalo dan Bone), Maluku dan Irian

(Kartikawati dan Adinugraha, 2003).

Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan salah satu pupuk organik yang mengandung

hara makro dan hara mikro, yang dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan

biologi tanah (Marsono, 2001). Pupuk kandang dapat berasal dari kotoran sapi,

ayam atau bebek yang benar-benar telah matang yang dapat digunakan sebagai

pupuk dasar atau pupuk susulan. Selain itu pupuk kandang dapat menghasilkan

hormon sitokinin dan giberelin yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman.

Pupuk kandang dapat digolongkan ke dalam pupuk organik yang memiliki

kelebihan. Beberapa kelebihan pupuk kandang sehingga sangat disukai para

petani seperti, memperbaiki struktur dan tekstur tanah, menaikkan daya serap

tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah dan sebagai

sumber zat makanan bagi tanaman (Wiryanta, 2003).

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik

berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun air kencing

(urine). Itulah sebabnya pupuk kandang terdiri dari dua jenis, yaitu padat dan cair.

Menurut Mayadewi (2007) pupuk kandang merupakan pupuk organik yang

memiliki kandungan hara yang dapat mendukung kesuburan tanah dan

pertumbuhan mikroorganisme dalam tanah. Pemberian pupuk kandang selain

dapat menambah tersedianya unsur hara, juga dapat mendukung pertumbuhan

(5)

Pupuk Kandang Sapi

Pupuk sapi merupakan pupuk padat yang banyak mengandung air dan

lendir. Bagi pupuk padat yang keadaannya demikian bila terpengaruh oleh udara

maka cepat akan terjadi pergerakan-pergarakan sehingga keadaannya menjadi

keras, selanjutnya air tanah dan udara yang melapukkan pupuk itu menjadi sukar

menembus/merembes ke dalamnya. Dalam keadaan demikian peranan jasad renik

untuk mengubah bahan-bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi zat-zat hara

yang tersedian dalam tanah untuk mencukupi keperluan pertumbuhan tanaman

mengalami hambatan-hambatan, perubahan langsung secara perlahan-lahan. Pada

perubahan-perubahan ini kurang sekali terbentuk panas (Mulyadi, 1987).

Menurut (Maskamian, 2004) seekor sapi dapat menghasilkan pupuk

organik dari kotoran ayam sebanyak 5 kg/ekor/hari, sehingga me-miliki potensi

pupuk organik lokal yang cukup besar. Selama ini kotoran sapi tersebut belum

dimanfaatkan, dan hanya dibuang atau diba-kar. Dengan proses sederhana yaitu

pengom-posan menggunakan bantuan Stardec ditam-bah Urea dan SP-36 kualitas

pupuk organik dari kotoran sapi dapat ditingkatkan, se-hingga diharapkan pupuk

organik dari ko-toran sapi

Pupuk Kandang Ayam

Kotoran ayam merupakan sumber hara yang penting karena mempunyai

kandungan nitrogen yang lebih tinggi dibanding pupuk kandang lain. Menurut

Odoema (2006) pupuk kandang ayam merupakan sumber yang baik bagi

unsur-unsur hara makro dann mikro yang mampu meningkatkan aktivitas mikroba,

sehingga cepat terdekomposisi dan melepaskan hara. Aplikasi pupuk kandang

(6)

sperti mengerahkan efek enzimtatik atau hormon langsung pada akar tanaman

sehingga mendorong pertumbuhan tanaman.

Unsur hara dalam pupuk kandang ayam tersedia dalam bentuk yang dapat

langsung diserap tanaman. Sementara pada kotoran sapi dan kambing

memerlukan proses penguraian terlebih dahulu. Pengunaan pupuk kandang ayam

berfungsi untuk memperbaiki struktur fisik dan biologi tanah, menaikan daya

serap tanah terhadap air. Pemberian pupuk kandang berpengaruh dalam

meningkatkan Al-dd dan menurunkan pH, hal ini disebabkan karena bahan

organik dari pupuk kandang dapat menetralisir sumber kemasaman tanah. Pupuk

kandang juga akan menyumbangkan sejumlah harakedalam tanah yang dapat

berfungsi guna menunjang pertumbuhan danperkembangannya, seperti N, P,

K.Secara umum kandungan unsur hara tiap ton pupuk kandang ayam adalah 65.8

Kg N, 13.7 Kg P dan 12.8 Kg K (Risnandar, 2004).\

Pupuk Kandang bebek

Menurut (Anonimus, 2010) Kotoran itik merupakan salah satu pupuk

organik yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah. Mampu

memperbaiki struktur tanah, tanah menjadi ringan untuk diolah, meningkatkan

daya tahan air, akibatnya bila pupuk dengan dosis tinggi hara tanaman tidak

mudah tercuci. Unsur hara yang terkandung dalam pupuk kandang kotoran unggas

(itik) bermanfaat dalam proses mineralisasi melepaskan hara dengan lengkap (N,

P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) sehingga dapat meningkatkan kandungan

nutrisi tanah. Selain itu, pupuk kandang juga dapat memperbaiki sifat fisik dan

kimia tanah, memperbaiki struktur tanah, tanah menjadi ringan untuk diolah,

(7)

meningkatkan kapasitas tukar kation tanah sehingga hara tanaman tidak mudah

tercuci.

Kotoran itik dapat menambah unsur hara yang dapat diserap oleh akar

tanaman. Selain itu pupuk kandang berpengaruh baik terhadap sifat fisik, kimia,

dan biologi tanah. Kelebihan dari pupuk kandang adalah membantu menetralkan

pH tanah, aman digunakan dalam jumlah besar, bahkan dalam pertanian organik

sumber utama hara berasal dari pupuk kandang, dan mempertinggi porositas

tanah dan secara langsung meningkatkan ketersediaan air tanah (Redhanie, 2008).

Pupuk Kandang Kambing

Pupuk kandang kambing terdiri dari 67% bahan padat (faeces) dan 33%

bahan cair (urine). Sebagai pupuk kandang komposisi unsur haranya 0.95% N,

0.35% P2O4 dan 1% K2O. Ternyata bahwa kadar N pupuk pupuk kambing cukup

tinggi, kadar airnya lebih rendah dari kadar air pupuk sapi. Keadaan demikian

merangsang jasad renik melakukuan perubahan-perubahan aktif, sehingga

perubahan berlangsung dengan cepat. Pemakaian atau pembenaman pupuk ini

dalam tanah sebaiknya dilakukan 1 atau 2 minggu setelah masa tanam (Mulyani,

1987).

Peranan Pupuk Bagi Tanaman

Secara alamiah pertumbuhan tanaman, misalnya hutan-hutan yang lebat,

padang rumput yang luas pada iklim yang sesuai, merupakan bukti bahwa tanah

dapat menyediakan unsur hara esensial bagi pertumbuhan dan kehidupannya.

Setelah adanya campur tangan manusia, maka akan terjadi gangguan

(8)

Bagi tanaman pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh dan berkembang.

Jika dalam makanan manusia dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk dikenal

dengan nama zat atau unsur hara. Secara umum dapat dikatakan bahwa manfaat

pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedi di

tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Dalam memupuk, pemupukan

yang berimbang sangat penting untuk mencapai produksi yang tinnggi dan

berpengaruh terhadap kualitas hasil yang diperoleh. Pemupukan yang tidak

seimbang akan merangsang kekahatan unsur lainnya, produksi rendah dan akan

terus merosot (Soepardi et al, 1985).

Tanaman untuk hidup paling tidak mebutuhkan unsur 13 hara hara esensial

yang diperoleh dari tanah. Hingga sekarang yang menjadi permasalahan adalah

unsur nitrogen, fosfor dan kalium. Unsur-unsur ini sering sekali mengalami

defisiensi di dalam tanah, sehingga sering ditambahkan ke dalam tanah melalui

pemupukan yang mengandung unsur tersebut. Ketiga unsur tersebut disebut

sebagai unsur-unsur pupuk, disamping itu pula kepentingan unsur hara mikro

tidak boleh diabaikan walaupun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit (Hakim et

al, 1986).

Unsur yang diserap untuk pertumbuhan dan metabolisme tanaman

dinamakan hara tanaman. Mekanisme pengubahan unsur hara menjadi senyawa

organik atau energi disebut metabolisme. Dengan menggunakan hara, tanaman

dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan

oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan

metabolisme akan terganggu atau terhenti sama sekali. Menurut Khaerudin (1999)

(9)

hara tersebut dibedakan menjadi unsur gas, unsur hara mikro dan unsur hara

makro. Karbon, hidrogen dan oksigen adalah unsur yang berbentuk gas dan

diperoleh dari udara. Unsur hara mikro terdiri dari Seng (Zn), Besi (Fe), Mangan

(Mn), Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo), Boron (B), Klor (Cl), Natrium (Na),

Kobal (Co) dan Silikon (Si), adapu yang tergolong unsur hara makro yaitu

Nitrogen (N), Fosfer (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca) dan Magnesium

(Mg).

Maka untuk mengatasi kekurangan hara perlu dilakukan pemupukan yang

berimbang bagi tanaman untuk menyediakan unsur hara bagi pertumbuhannya.

Dalam arti luas, pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat

fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan

tanaman. Di dalam pengertian yang lebih khusus, pupuk adalah suatu bahan yang

mengandung satu atau lebih hara tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Pemupukan juga mempunyai maksud mencapai kondisi dimana tanah

memungkinkan tanaman tumbuh dengan sebaik-baiknya. Pertumbuhannya tidak

saja tergantung dari tersedianya berbagai zat makanan dalam jumlah yang cukup,

tetapi juga dari persyaratan lain seperti struktur dan kondisi derajat keasaman

tanah. Pemupukan ikut mempengaruhi keadaan itu. Keadaan tanah yang baik

berarti pula bahwa tanaman dapat dengan mudah menyerap makanan melalui

pertubuhan akarnya yang kuat, dibanding dengan jika pertumbuhannya kurang

baik (Rinsema, 1993).

DTA Danau Toba Kecamatan Haraggaol Horison

Secara geografis Kawasan Danau Toba terletak di pegunungan Bukit

(10)

Lintang Utara dan 980 26‘ 35‘‘ – 990 15‘ 40‘‘ Bujur Timur. Permukaan danau

berada pada ketinggian 903 meter dpl, dan Daerah Tangkapan Air (DTA) 1.981

meter dpl. Luas Perairan Danau Toba yaitu 1.130 Km2 dengan kedalaman

maksimal danau 529 meter. Total luas Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba

lebih kurang 4.311,58 Km2. Curah hujan tahunan yang terdapat di kawasan

Daerah Tangkapan Air Danau Toba berkisar antara 1.700 sampai dengan 2.400

mm/tahun. Sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Nopember –

Desember dengan curah hujan antara 190 – 320 mm/bulan dan puncak musim

kemarau terjadi selama bulan Juni – Juli dengan curah hujan berkisar 54 – 151

mm/bulan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2011).

Saat ini kawasan DTA Danau Toba telah terancam dengan adanya

beberapa lahan kritis di sekitar kawasan. Berdasarkan hasil analisis lahan kritis

yang dilakukan oleh BPDAS Asahan Barumun tahun 2006, terdapat 377.834,81

Ha lahan yang berpotensi kritis hingga sangat kritis akibat klimatologi dan faktor

kesengajaan manusia. Kebakaran hutan dan laju penebangan pohon di Daerah

Tangkapan Air (DTA) sulit dihindari tanpa pemantauan dan pengendalian

Referensi

Dokumen terkait

Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit, kemudian timbangb. dengan isinya (m

W hen one is teaching students who are new to concepts of body fluid and electrolyte regulation, a major challenge is to convey the separate but interactive nature of the two

capacity limits the ¯ow rather than the level of information that can be processed, then the num- ber of cues used by subjects who receive outcome- based incentives will be greater

DPA- SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program

The Location of Semantic Reference is aggregated by the Semantic Reference Object, which is realized by the Semantic Absolute Location with information of a Semantic

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2017, dengan ini kami

While in MTs Maslakul Huda Paciran, teaching innovation is done through the use of simple media created by science teachers. For example an explanation of

Digunakannya bahasa pemrograman JAVA karena bahasa pemrograman ini mempunyai keunggulan lebih dari bahasa pemrograman lainnya yaitu multiplatform atau dapat dijalankan pada