• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning (PBL) bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Sampetan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menggunakan Pendekatan Scientific Melalui Model Problem Based Learning (PBL) bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Sampetan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

57

Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan observasi serta refleksi yang berisi penjelasan mengenai aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Pada bab ini juga akan membahas mengenai hasil anilisis data serta pembahasannya yang secara rinci akan dijelaskan dalam uraian berikut:

4.1 Deskripsi Siklus I

4.1.1 Rencana Tindakan

Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I dirancang dalam 3 kali pertemuan dimana pada pertemuan I dan pertemuan II akan disampaikan materi serta penerapan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning

(PBL) dan pada pertemuan III adalah pemantapan materi serta akan diadakan tes formatif untuk mengukur hasil belajar siswa. Soal-soal tes formatif yang dibuat untuk mengukur hasil belajar siswa berpedoman pada indikator-indikator yang

(2)

menunjang proses pembelajaran, diantaranya adalah RPP, LKS dan Lembar observasi.

Pertemuan II materi yang akan dibahas adalah faktor penyebab perubahan lingkungan fisik yaitu cahaya matahari dan gelombang air laut pada pertemuan II ini penulis juga mempersiapkan RPP, LKS dan Lembar observasi yang akan digunakan pada pembelajaran II ini.

Pertemuan III merupakan tindak lanjut dari pembelajaran I dan II. Pada pertemuan III ini akan membahas secara singkat mengenai pertemuan I dan II

kemudian dilanjutkan dengan memberikan soal evaluasi kepada siswa. Pada pertemuan III ini yang dipersiapkan penulis adalah soal evaluasi siklus I yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah siklus I dilaksanakan.

Langkah-langkah pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL). Untuk mengetahui penerapannya di kelas, peneliti menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kesesuaian tindakan yang dilakukan di kelas dengan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan.

Di dalam lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus di isi

oleh observer dengan cara memberi tanda centang (√). Kolom yang tersedia yaitu kolom “Ya” yang diberi tanda centang (√) jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan langkah pembelajaran yang telah disusun sebelumnya, serta kolom “Tidak” yang diberi tanda centang (√) jika langkah tersebut tidak diimplementasikan di dalam kegiatan pembelajaran.

4.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, pelaksanaan tindakan Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan

dimana pada pertemuan I dan II akan dilakukan observasi oleh observer.

(3)

Tabel 20 Hasil observasi siklus I

No. Aspek yang diamati Siklus I

I II 1. Guru mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan

pembelajaran.

√ √

2. Guru melakukan apersepsi. √ √

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ √ 4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. √ √ 5. Guru melakukan motivasi pembelajaran dengan

mengorintasikan siswa pada masalah.

√ √

6. Guru membimbing siswa dalam kelompok merancang aktifitas belajar untuk menyelesaikan masalah yang telah di orientasikan pada tahap awal.

√ √

7. Guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan informasi yang tepat untuk mencari penjelasan dan solusi.

√ √

8. Guru memfasilitasi dan mendampingi siswa menyiapkan karya yang sesuai seperti membuat laporan dan berbagi tugas dengan temannya.

√ √

9. Guru mengatur jalannya presentasi dari masing-masing kelompok.

- √

10. Guru bersama-sama dengan siswa membahas penyelesaian masalah, mengambil keputusan mengenai sebuah konsep yang telah dipelajari.

√ √

11. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari.

√ √

12. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi. √ √ 13. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan

pembelajaran selanjutnya.

- √

14. Siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran. √ √ 15. Siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan guru. √ √ 16. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan

guru.

√ √

17. Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing. √ √ 18. Siswa memperhatikan dengan baik masalah yang

dimunculkan guru.

√ √

19. Siswa mengumpulkan informasi yang tepat untuk mencari penjelasan dan solusi.

√ √

20. Semua aktif siswa terlibat dalam kegiatan diskusi. - √ 21. Siswa menyiapkan karya yang sesuai seperti membuat

laporan dan berbagi tugas dengan temannya.

√ √

22. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

√ √

(4)

kelompok lain yang sedang presentasi.

24. Siswa dengan bimbingan guru membahas penyelesaian masalah, mengambil keputusan mengenai sebuah konsep yang telah dipelajari.

√ √

25. Siswa bersama dengan guru menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari.

√ √

26. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi. √ √ 27. Siswa menyimak informasi mengenai pembelajaran

selanjutnya yang disampaikan guru.

- √

Jumlah 22 26

1. Pertemuan I

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I ini dilakukan pada hari Jum’at

tanggal 17 April 2015, pertemuan I pada siklus I ini dimulai pada jam pertama yaitu pukul 07.30 WIB dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa bersama dengan dipimpin oleh ketua kelas, dilanjutkan mengecek kehadiran siswa, pada pertemuan I ini semua siswa kelas IV SD Negeri Sampetan hadir. Setelah melakukan presensi dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa pertanyaan mengenai materi yang dipelajari sebelumnya, pertanyaan yang diajukan yaitu mengenai apa saja energi alternatif yang diketahui siswa. Kegiatan tanya jawab yang dilakukan pada saat apersepsi berjalan dengan lancar. Siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi pada pembelajaran sebelumnya.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan guru adalah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL). Setelah itu guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Pembagian kelompok dilakukan dengan membagikan amplop berisi tokoh kartun, kemudian siswa yang mendapatkan gambar tokoh kartun sama berkumpul menjadi satu kelompok.

Setelah kelompok terbentuk, guru memberikan motivasi dengan cara

(5)

kemudian dilanjutkan dengan menyajikan gambar lingkungan yang masih asri dan gambar yang lingkungan yang sudah mengalami perubahan akibat peristiwa angin dan hujan. Dari kedua gambar tersebut kemudian guru munculkan permasalahan mengenai faktor penyebab perubahan lingkungan dan pengaruhnya bagi lingkungan fisik. Baik pengaruh yang menguntungkan maupun pengaruh yang merugikan.

Setelah kegiatan awal selesai dilaksanakan, dilanjutkan kegiatan inti yaitu siswa dengan bimbingan guru merancang aktivitas belajar untuk

menyelesaikan masalah yang di orientasikan pada tahap awal. Pada tahap ini guru membagikan Lembar Kerja Siswa terkait dengan masalah yang di orientasikan pada tahap awal. Dalam LKS yang harus diselesaikan siswa pada siklus I pembelajaran I ini siswa disajikan kronologi peristiwa perubahan lingkungan yang disebabkan oleh peristiwa angin dan hujan, kemudian siswa diminta mengidentifikasi faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan tersebut, serta keuntungan dan kerugian yang disebabkan oleh faktor perubahan lingkungan yang telah disebutkan.

Dalam menyelesaikan LKS siswa siswa bekerjasama dalam kelompok berpikir bersama mengumpulkan informasi dan menyatukan pendapatnya untuk mencari penjelasan dan solusi untuk menyelesaikan LKS tersebut. Akan tetapi pada saat kegiatan diskusi tidak semua siswa terlibat secara penuh dalam. Kegiatan diskusi lebih di dominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Selama siswa berdiskusi menyelesaikan LKS guru berkeliling untuk membimbing siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk bertanya jika ada yang belum dimengerti. Setelah selesai, guru meminta siswa menyiapkan hasil diskusinya untuk dipresentasikan didepan kelas dan untuk kelompok lain yang tidak sedang presentasi diberi kesempatan untuk menanggapi, berpendapat atau

bertanya terhadap hasil diskusi kelompok lain yang sedang presentasi. Akan tetapi belum ada siswa yang berani menanggapi atau menanyakan hal yang belum dimengerti kepada kelompok yang sedang presentasi.

(6)

masalah berdasarkan hasil presentasi semua kelompok. Dalam kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari kemudian melakukan refleksi.

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, guru kelas IV selaku observer mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Berdasarkan lembar observasi, presentase langkah-langkah kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan I yang sesuai

dengan sintak mencapai 81,49% atau sebanyak 22 pernyataan dari 27 pernyataan sesuai dengan langkah-langkah yang harusnya dilakukan. Adapun kegiatan yang belum sesuai dengan perencanaan antara lain guru tidak mengatur jalannya diskusi dengan baik sehingga kegiatan presentasi menjadi tidak efektif karena siswa hanya membaca jawaban mereka saja, selain itu pada akhir pembelajaran guru juga lupa tidak memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya. Kemudian pada saat kegiatan diskusi, tidak semua siswa terlibat aktif, dan siswa juga belum berani memberikan tanggapan pada saat kelompok lain mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

2. Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus I dilaksanakan pada Sabtu, tanggal 18 April 2015. Pertemuan I pada siklus I ini dimulai pada jam pertama yaitu pukul 07.30 WIB dengan alokasi waktu 2x35 menit. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah melanjutkan materi tentang faktor penyebab perubahan lingkungan fisik. Pada pertemuan II faktor penyebab perubahan lingkungan fisik yang akan dipelajari adalah cahaya matahari dan gelombang air laut.

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun, kegiatan awal yang

(7)

telah dipelajari pada pembelajaran I tentang keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan oleh angin dan hujan.

Kegiatan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara membagikan stik ice cream yang sudah diberi nomor pada ujungnya kepada siswa, kemudian siswa yang mendapat nomor sama kemudian berkumpul menjadi satu kelompok. Kelompok yang terbentuk pada siklus II sebanyak 5 kelompok dimana dalam satu kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

Setelah kelompok terbentuk kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan motivasi dengan cara mengorintasikan siswa pada masalah.

Orientasi siswa pada masalah dilakukan dengan menunjukan gambar kebakaran hutan dan bencana tsunami. Siswa diminta mengamati gambar tersebut, kemudian diminta mengidentifikasi faktor penyebab perubahan lingkungan tersebut serta apa pengaruhnya bagi lingkungan fisik baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.

Setelah kegiatan awal selesai dilakukan dilanjutkan dengan kegiatan inti, yaitu siswa dengan bimbingan guru merancang aktivitas belajar untuk menyelesaikan masalah yang di orientasikan pada tahap awal. Pada tahap ini guru membagikan lembar kerja siswa yang harus diselesaikan masing-masing kelompok terkait dengan masalah yang telah di orientasikan pada tahap awal. Dalam LKS yang dibagikan kepada setiap kelompok terdapat 2 kronologi peristiwa perubahan lingkungan yang disebabkan oleh cahaya matahari dan gelombang air laut, kemudian siswa diminta mengidentifikasi faktor yang menyebabkan perubahan lingkungan, serta keuntungan dan kerugian yang disebabkan oleh faktor perubahan lingkungan tersebut.

Siswa bekerjasama dalam kelompok berpikir bersama mengumpulkan

(8)

siswa beberapa siswa berani menanyakan hal-hal yang belum dimengerti kepada guru.

Setelah selesai, guru meminta siswa menyiapkan hasil diskusinya untuk dipresentasikan didepan kelas dan untuk kelompok lain yang tidak sedang presentasi diberi kesempatan untuk menanggapi, berpendapat atau bertanya terhadap hasil diskusi kelompok lain yang sedang presentasi. Setelah kelompok-kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusi, siswa bersama dengan guru melalui tanya jawab membahas penyelesaian masalah berdasarkan

hasil presentasi semua kelompok.

Dalam kegiatan akhir, siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari kemudian melakukan refleksi. Dilanjutkan dengan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan II ini guru memberi informasi kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi dan siswa diminta untuk mempelajari materi pada pertemuan I dan pertemuan II.

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada saat pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, guru kelas IV selaku observer mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru dan respon siswa tersebut pembelajaran sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan rencana maupun sintaks yang telah disusun. Guru sudah mengatur jalannya presentasi dengan baik dengan memberitahu siswa mengenai peraturan-peraturan sebelum siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok, pada kegiatan akhir guru sudah memberikan informasi mengenai pembelajaran selanjutnya. Pada pembelajaran II ini kegiatan diskusi berjalan lebih efektif, semua siswa sudah terlibat dalam kegiatan diskusi kelompok akan

(9)

3. Pertemuan III

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III dilakukan pada hari Kamis, tanggal 23 April 2014. Pada awal pembelajaran guru menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Setelah selesai guru melakukan apersepsi dengan mengingat kembali materi pelajaran pada pertemuan I dan II. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal terkait materi pada pertemuan pertama dan kedua yang belum dipahami. Kemudian guru memeriksa kesiapan alat dan bahan yang digunakan pada saat tes,

memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal dengan jujur, lalu meminta membagikan lembar evaluasi dalam bentuk soal uraian sebagai tes siklus I.

Pada siklus I pertemuan III ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Guru sudah mengulas materi pembelajaran pada Pertemuan I dan II secara baik dengan melibatkan siswa dan siswa juga mengerjakan soal postest dengan tenang sehingga tes evaluasi siklus I berjalan dengan lancar.

4.1.3 Hasil Tindakan Siklus I

Hasil belajar siswa diperoleh setelah pembelajaran selesai dilaksanakan yaitu pada pertemuan ketiga siklus I. Pada pertemuan ketiga, siswa mengerjakan soal evaluasi sesuai dengan materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan II. Soal evaluasi yang harus dikerjakan siswa pada siklus I ini berbentuk soal uraian dengan jumlah 7 soal dimana tersebut sudah di uji validitas dan reliabilitasnya.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA SD Negeri Sampetan adalah 70. Berdasarkan skor yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi siklus I maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar. Untuk mempermudah dalam membuat tabel distribusi frekuensi skor hasil belajar yang perlu dilakukan yaitu menentukan jangkauan (R), banyaknya kelas (K), dan

panjang kelas (P) (Subana, 2000:48). Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:

Jangkauan (R) = skor maksimal - skor minimal = 92,86 - 53,57

(10)

Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 29 = 1 + 3,3 . 1,46

= 1 + 4,82

= 5,82 (dibulatkan menjadi 6)

Panjang kelas (P) =

=

= 6,548 (diambil 7 agar semua data dapat terangkum)

Setelah melaksanakan perhitungan diatas, maka berdasarkan nilai yang diperoleh siswa kelas IV SD Negeri Sampetan dapat disajikan tabel distribusi hasil belajar siklus I yang dapat dilihat pada tabel 21.

Tabel 21

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus 1

No Nilai Frekuensi Presentase

1 53-59 2 6,9%

2 60-66 1 3,51%

3 67-73 7 24,1%

4 74-80 8 27,6%

5 81-87 7 24,1%

6 88-94 4 13,8%

Jumlah 29 100%

Nilai tertinggi 92,86 Nilai terendah 53,57 Rata – rata 74,26

(11)

29 siswa mendapatkan nilai antara 74 sampai 80, sejumlah 7 siswa atau sebesar 24,1% dari 29 siswa mendapatkan nilai antara 81 sampai 87, dan sejumlah 4 siswa atau sebesar 13,79% dari 29 siswa mendapatkan nilai antara 88 sampai 94. Adapun nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I ini adalah 92,86, sedangkan nilai terendah adalah 53,57 dan nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 74,26.

Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV pada siklus I maka dapat disusun presentase ketuntasan hasil belajar yang dapat dilihat pada tabel 22. (KKM 70)

Tabel 22

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Presentase

≥ 70 Tuntas 23 79,31%

<70 Tidak Tuntas 6 20,69%

Jumlah 29 100%

Dari tabel ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I, dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas sebanyak 23 siswa dan siswa yang belum tuntas adalah 6 siswa. Presentase jumlah siswa yang tuntas adalah sebesar 79,31% dan yang belum tuntas sebesar 20,69%. Presentase ketuntasan belajar siswa pada tabel 22 tersebut dapat digambarkan dalam grafik lingkaran yang dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2: Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I PERSENTASE KETUNTASAN

HASIL BELAJAR SIKLUS I

Tuntas

Belum Tuntas 79,31%

(12)

4.1.4 Refleksi

Melalui refleksi dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran sudah cukup baik karena sebagian besar rencana pembelajaran yang telah dibuat dan langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) sudah terlaksana. Meskipun demikian masih terdapat beberapa kekurangan-kekurangan pada saat pembelajaran I dan II berlangsung.

Berdasarkan lembar observasi yang telah di isi oleh observer pada pertemuan I masih terdapat beberapa kelemahan. Pada lembar observasi aktivitas

guru dapat diketahui bahwa guru tidak mengatur jalannya kegiatan presentasi kelompok dengan baik, sehingga kegiatan presentasi tidak berjalan dengan efektif. Hal tersebut disebabkan karena pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusi siswa hanya membaca saja sehingga menyebabkan siswa lain yang tidak presentasi tidak tertarik. Selain itu pada saat kegiatan akhir guru juga tidak memberikan informasi kepada siswa mengenai kegiatan pembelajaran sebelumnya.

Sedangkan pada lembar observasi respon siswa pada pertemuan I dapat diketahui bahwa pada saat kegiatan diskusi kelompok, semua anggota kelompok masih belum terlibat. Kegiatan diskusi kelompok didominasi oleh siswa yang aktif saja. Hal tersebut menyebabkan tidak semua siswa terlibat secara penuh dalam aktivitas penyelesaian masalah sehingga pemahaman materi siswa terhadap materi pembelajaran masih kurang. Pada pertemuan I ini siswa juga belum berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain yang sedang mempresentasikan jawabannya.

Pada pertemuan II, berdasarkan lembar observasi respon siswa dapat diketahui bahwa guru sudah mengatur jalannya kegiatan diskusi dengan baik. Selain itu pada kegiatan akhir pembelajaran guru juga sudah memberikan

(13)

Indikator kinerja hasil belajar dalam penelitian ini adalah 80%, sedangkan indikator proses dalam penelitian ini adalah 100% atau jika semua langkah-langkah sudah terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil belajar yang didapat setelah kegiatan pembelajaran selesai dilakukan dapat diketahui hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan dari kondisi awal. Adapun presentase ketuntasan hasil belajar siklus I yang diperoleh siswa yaitu sebanyak 79,31% atau sebanyak 26 dari 29 siswa telah mencapai ketuntasan

(KKM=70). Sedangkan presentase siswa yang belum mencapai ketuntasan adalah 20,69% atau sebanyak 6 dari 29 siswa. Pada kegiatan pembelajaran masih terdapat rencana-rencana yang belum terlaksana. Terutama pada saat kegiatan diskusi dan kegiatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk berani mengutarakan tanggapan, sehingga penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.

4.2 Deskripsi Siklus II

Berdasarkan catatan perbaikan pada siklus I terkait dengan kurangnya keberanian siswa mengutarakan pendapat, kegiatan presentasi yang tidak berjalan dengan efektif, dan belum semua anggota kelompok terlibat dalam kegiatan diskusi yang menyebabkan KKM belum mencapai standar maka di dalam siklus II ini dilakukan perbaikan kembali agar kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I tidak terulang kembali.

4.2.1 Rencana Tindakan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II disusun berdasarkan Standar Kompetensi (SK) 10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan dengan Kompetensi Dasar (KD) 10.2 Menjelaskan

(14)

untuk mengukur hasil belajar siswa. Soal-soal tes formatif yang dibuat berpedoman pada indikator-indikator yang telah disusun.

Pada siklus II ini materi yang akan dipelajari adalah pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap dapatan. Pada pertemuan I materi yang akan dipelajari yaitu banjir dan tanah longsor, pada pertemuan II materi yang akan dipelajari adalah erosi dan abrasi.

Langkah-langkah pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem

Based Learning (PBL). Untuk mengetahui penerapannya di kelas, peneliti menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kesesuaian tindakan yang dilakukan di kelas dengan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan. Didalam lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus di isi oleh observer

dengan cara memberi tanda centang (√). Kolom yang tersedia yaitu kolom “Ya”

yang diberi tanda centang (√) jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan langkah pembelajaran yang telah disusun sebelumnya,

serta kolom “Tidak” yang diberi tanda centang (√) jika langkah tersebut tidak diimplementasikan di dalam kegiatan pembelajaran.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun dalam siklus II ini pelaksanaan tindakan akan dilakukan dalam 3 kali pertemuan dimana dalam pertemuan I dan II akan diadakan pengamatan.

(15)

Tabel 23

Hasil observasi siklus II

No. Aspek yang diamati Siklus II

I II 1. Guru mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan

pembelajaran.

√ √

2. Guru melakukan apersepsi. √ √

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. √ √

4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. √ √ 5. Guru melakukan motivasi pembelajaran dengan

mengorintasikan siswa pada masalah.

√ √

6. Guru membimbing siswa dalam kelompok merancang aktifitas belajar untuk menyelesaikan masalah yang telah di orientasikan pada tahap awal.

√ √

7. Guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan informasi yang tepat untuk mencari penjelasan dan solusi.

√ √

8. Guru memfasilitasi dan mendampingi siswa menyiapkan karya yang sesuai seperti membuat laporan dan berbagi tugas dengan temannya.

√ √

9. Guru mengatur jalannya presentasi dari masing-masing kelompok.

√ √

10. Guru bersama-sama dengan siswa membahas penyelesaian masalah, mengambil keputusan mengenai sebuah konsep yang telah dipelajari.

√ √

11. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari.

√ √

12. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi. √ √ 13. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan

pembelajaran selanjutnya.

√ √

14. Siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran. √ √ 15. Siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan guru. √ √ 16. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan

guru.

√ √

17. Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing. √ √ 18. Siswa memperhatikan dengan baik masalah yang

dimunculkan guru.

√ √

19. Siswa mengumpulkan informasi yang tepat untuk mencari penjelasan dan solusi.

√ √

20. Semua siswa aktif terlibat dalam kegiatan diskusi. √ √ 21. Siswa menyiapkan karya yang sesuai seperti membuat

laporan dan berbagi tugas dengan temannya.

√ √

22. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.

√ √

(16)

kelompok lain yang sedang presentasi.

24. Siswa dengan bimbingan guru membahas penyelesaian masalah, mengambil keputusan mengenai sebuah konsep yang telah dipelajari.

√ √

25. Siswa bersama dengan guru menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari.

√ √

26. Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi. √ √ Siswa menyimak informasi mengenai pembelajaran

selanjutnya yang disampaikan guru.

√ √

Jumlah 26 26

Presentase 100%

1. Pertemuan I

Siklus II pertemuan I ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 27 April 2015 pada jam pelajaran ke 3 yaitu pukul 10.00 WIB dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan salam kemudian mengajak siswa untuk berdoa bersama dengan dipimpin oleh ketua kelas dan kemudian dilanjutkan mengecek kehadiran siswa. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan I ini semua siswa kelas IV SD Negeri Sampetan hadir.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi. Pada saat apersepsi guru memberikan pertanyaan mengenai faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan fisik. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL). Selanjutnya, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara menyanyikan lagu “Apa Kabar”. Pada saat kegiatan pembagian kelompok siswa terlihat sangat bersemangat.

Setelah kelompok terbagi, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan motivasi kepada siswa dengan mengorientasikan siswa terhadap masalah terkait dengan materi yang akan dipelajari pada pertemuan I ini. Orientasi siswa terhadap masalah dilakukan lebih menarik, yaitu dengan melakukan simulasi terjadinya

(17)

dan kemudian di aliri air. Siswa diminta mengamati perbedaan yang terjadi pada saat nampan yang ditanami rumput dan nampan yang tidak ditanami rumput di aliri air. Simulasi peristiwa banjir dilakukan dengan menunjukan siswa 2 buah botol plastik yang sudah dilubangi pada salah satu sisinya. Pada salah satu botol yang telah dilubangi tersebut kemudian diberi sampah plastik. Kedua botol tersebut kemudian dialiri air. Siswa diminta mengamati perbedaan botol yang diberi sampah plastik dan botol yang tidak diberi sampah plastik pada saat dialiri air.

Siswa dan guru bertanya jawab terkait dengan simulasi yang telah dilakukan dan kemudian guru memunculkan permasalahan tentang dampak dan cara pencegahan bencana banjir serta tanah longsor. Pada tahap orientasi siswa pada masalah ini, siswa terlihat berantusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari perhatian semua siswa yang tertuju pada saat simulasi bencana tanah longsor dan banjir dilakukan. Selain itu siswa juga aktif menjawab pertanyaan guru.

Setelah kegiatan pendahuluan selesai dilaksanakan, dilanjutkan kegiatan inti yaitu siswa dengan bimbingan guru merancang aktivitas belajar untuk menyelesaikan masalah yang di orientasikan pada tahap awal. Pada tahap ini guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) terkait dengan masalah yang di orientasikan pada tahap awal. Dalam LKS yang harus diselesaikan oleh masing-masing kelompok terdapat 2 buah gambar kronologi peristiwa bencana alam, yaitu banjir dan tanah longsor. Siswa bekerjasama dalam kelompok berpikir bersama mengumpulkan informasi dan menyatukan pendapatnya untuk mencari penjelasan dan solusi untuk menyelesaikan LKS tersebut. Pada pembelajaran kedua ini semua siswa aktif terlibat dalam kegiatan diskusi.

Selama siswa berdiskusi menyelesaikan LKS guru berkeliling untuk

(18)

menyampaikan aturan-aturan. Setelah kelompok selesai presentasi kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin memberikan tanggapan. Siswa sudah mulai berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi. Kelompok yang presentasi juga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan baik. Setelah kelompok-kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusi, siswa bersama dengan guru melalui tanya jawab membahas penyelesaian masalah berdasarkan hasil presentasi semua kelompok.

Dalam kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan

mengenai materi yang telah dipelajari kemudian dilanjutkan dengan melakukan refleksi. Sari kegiatan refleksi dapat diketahui bahwa siswa merasa senang dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Setelah selesai kemudian guru menyampaikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa mempelajari materi yang akan dipelajari.

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada saat pembelajaran siklus II pertemuan I berlangsung, guru kelas IV selaku observer mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Berdasarkan lembar observasi tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) telah dilakukan dengan baik sesuai dengan rencana dan sintaks yang telah disusun. Hal tersebut dapat dilihat dalam lembar observasi pada bagian lampiran dimana langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan langkah sudah mencapai 100%.

2. Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus II dilaksanakan pada Selasa, tanggal 28 April 2015

(19)

yang akan dilaksanakan, kegiatan awal yang dilakukan yakni dengan mengkondisikan siswa dengan cara mengajak siswa berdoa dengan dipimpin oleh salah satu temannya, mengecek presensi siswa, melakukan apersepsi dengan bertanya jawab mengenai dampak dan cara penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara membagikan amplop yang berisi gambar berbagai emoticon, kemudian siswa yang

mendapat gambar sama berkumpul menjadi satu kelompok. Kelompok yang terbentuk pada siklus II pertemuan II ini adalah sebanyak 5 kelompok dimana dalam masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

Setelah kelompok terbagi kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara mengorintasikan siswa pada masalah. Orientasi siswa pada masalah dilakukan dengan melakukan simulasi peristiwa erosi dan abrasi. Sebelum simulasi peristiwa erosi dilakukan guru dan siswa bertanya jawab mengenai lapisan tanah bagian mana yang paling subur. Simulasi peristiwa Erosi dilakukan dengan cara menunjukan siswa nampan yang telah di isi dengan tanah kemudian disiram dengan air. Dari simulasi tersebut akan terlihat bahwa tanah yang hayut adalah lapisan tanah yang paling atas sehingga lapisan tersubur tanah akan hilang dan merugikan tumbuhan.

Simulasi peristiwa Abrasi dilakukan dengan menunjukan siswa sebuah nampan transparan yang setengah bagiannya di isi dengan air dan setengahnya lagi di isi dengan pasir. Kemudian guru menggerak-gerakan penggaris plastik di air tersebut untuk menciptakan gelombang. Pada simulasi tersebut akan terlihat bahwa pasir mulai terkikis karena gelombang. Dari dua simulasi yang telah dilakukan kemudian dimunculkan permasalahan mengenasi dampak dan cara

penanggulangan Abrasi dan Erosi.

(20)

pada tahap awal. Pada LKS yang harus diselesaikan masing-masing kelompok terdapat 2 kronologi peristiwa, yaitu peristiwa Erosi dan Abrasi. Dari gambar tersebut kemudian siswa diminta mendiskusikan mengenai dampak dan cara penanggulangan bencana Abrasi dan Erosi tersebut. Siswa bekerjasama dalam kelompok berpikir bersama mengumpulkan informasi dan menyatukan pendapatnya untuk mencari penjelasan dan solusi untuk menyelesaikan LKS tersebut. Kegiatan diskusi berjalan dengan baik dan lancar.

Selama siswa berdiskusi menyelesaikan LKS guru berkeliling untuk

membimbing siswa dan memberikan kesempatan siswa bertanya jika ada hal yang belum dimengerti. Setelah selesai, guru meminta siswa menyiapkan hasil diskusinya untuk dipresentasikan didepan kelas dan untuk kelompok lain yang tidak sedang presentasi diberi kesempatan untuk menanggapi, berpendapat atau bertanya terhadap hasil diskusi kelompok lain yang sedang presentasi. Pada pembelajaran II ini semakin banyak siswa yang berani menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Siswa juga tidak takut bertanya kepada guru jika ada hal yang belum dipahami.

Setelah kelompok-kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusi, siswa bersama dengan guru melalui tanya jawab membahas penyelesaian masalah berdasarkan hasil presentasi semua kelompok. Selanjutnya dalam kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari kemudian melakukan refleksi. Setelah selesai guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya kemudian guru memberikan informasi kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya adan diadakan evaluasi sehingga siswa diminta untuk mempelajari materi pada pertemuan I dan pertemuan II.

Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada saat pembelajaran siklus II

(21)

yang sesuai dengan sintak atau mencapai 100%, hal tersebut dapat dilihat pada lampiran.

3. Pertemuan III

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan III dilakukan pada hari Rabu, tanggal 29 April 2014. Pada awal pembelajaran guru menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Setelah selesai guru melakukan apersepsi dengan mengingat kembali materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan I dan II

siklus II. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal terkait materi pada pertemuan pertama dan kedua yang belum dipahami. Kemudian guru memeriksa kesiapan alat dan bahan yang digunakan pada saat tes, memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal dengan jujur, lalu meminta membagikan lembar evaluasi dalam bentuk soal uraian sebagai tes siklus II. Pada siklus II pertemuan III ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik.

4.2.3 Hasil Tindakan Siklus II

Hasil belajar siswa diperoleh setelah pembelajaran selesai dilaksanakan yaitu pada pertemuan ketiga siklus II. Pada pertemuan ketiga, siswa mengerjakan soal evaluasi sesuai dengan materi yang sudah dipelajari pada pertemuan I dan II. Siswa mengerjakan soal tes berbentuk uraian dengan jumlah 6 soal. Dari hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat pada hasil rekap nilai postest siklus I dan Postets siklus II. Jika pada siklus I sebanyak 6 siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka, selanjutnya pada siklus II ini sumua siswa sudah dapat mencapai KKM.

Berdasarkan skor yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi siklus II maka

dapat dibuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar. Untuk membuat tabel tersebut maka yang perlu dilakukan yaitu menentukan jangkauan (R), banyaknya kelas (K) dan panjang kelas (P). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(22)

= 33,33

Banyaknya Kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 29 = 1 + 3,3 . 1,46

= 1 + 4,82

= 5,82 (dibulatkan menjadi 6)

Panjang Kelas (p) =

=

= 5,55 (diambil 6 agar sema data dapat terangkum).

Setelah melaksanakan perhitungan diatas, maka berdasarkan nilai yang diperoleh siswa kelas IV SD Negeri Sampetan dapat disajikan tabel distribusi hasil belajar siklus II yang dapat dilihat pada tabel 24.

Tabel 24

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus 1I

No Nilai Frekuensi Presentase

1 62-67 2 6,9%

2 68-73 6 20,7%

3 74-79 2 6,9%

4 80-85 2 6,9%

5 86-91 11 37,9%

6 92-97 6 20,7%

Jumlah 29 100%

Nilai tertinggi 95,83 Nilai terendah 62,5

Rata – rata 82,76

(23)

29 siswa mendapatkan antara nilai antara 74 sampai 79, sejumlah 2 siswa atau sebesar 6,9% dari 29 siswa mendapatkan nilai antara 80 sampai 85, sejumlah 11 siswa atau sebesar 37,9% dari 29 siswa mendapatkan nilai antara 86 sampai 91 dan dan sejumlah 6 siswa atau sebesar 20,7% dari 29 siswa mendapatkan nilai antara 92 sampai 97. Adapun nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus II yang diperoleh siswa adalah 95,83, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 62,5 dan nilai rata-rata kelas adalah 82,76.

Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV pada siklus II maka

dapat disusun presentase ketuntasan hasil belajar yang dapat dilihat pada tabel 25. (KKM 70)

Tabel 25

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Presentase

≥ 70 Tuntas 27 93,1%

<70 Tidak Tuntas 2 6,9%

Jumlah 29 100%

(24)

Gambar 3: Diagram Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

4.2.4 Refleksi

Berdasarkan refleksi dapat diketahui bahwa pada Siklus II kegiatan pembelajaran sudah sangat sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) pada pertemuan I dan II siswa sudah berani menanggapi kelompok lain yang presentasi, siswa juga terlihat lebih berantusias. Semua siswa aktif terlibat dalam kegiatan diskusi. Kegiatan presentasi juga sudah terlaksana dengan baik. Semua lembar observasi telah menyatakan “ya” artinya semua perencanaan atau sintaks sudah terlaksana. Presentase keterlaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II adalah 100%. Dengan kata lain pada siklus II ini indikator proses pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) telah tercapai.

Dari hasil tes formatif yang telah diberikan pada pertemuan III siklus II menunjukan 93,1% siswa atau sebanyak 27 dari 29 siswa siswa sudah mencapai KKM dan hanya 6,9% siswa atau sebayak 2 dari 29 siswa belum mencapai KKM. Pada siklus II ini nilai tertinggi yang diperoleh meningkat, jika pada siklus I nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 92,86, pada siklus II ini meningkat menjadi menjadi 95,83. Peningkatan juga terjadi pada nilai terendah, jika pada siklus I nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 53,57 pada siklus II ini nilai terendah meningkat menjadi 62,5.

PERSENTASE KETUNTASAN HASIL BELAJAR SIKLUS II

Tuntas

Belum Tuntas 93,1%

(25)

Berdasarkan hasil refleksi dapat diketahui bahwa indikator kinerja telah tercapai. Oleh sebab itu guru dan peneliti membuat keputusan bahwa penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sampai siklus II.

4.3 Analisis Data Rekapitulasi Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Hasil belajar siswa dari sebelum tindakan, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Berikut ini merupakan rekapitulasi hasil belajar siswa kondisi awal, siklus I dan siklus II pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Sampetan yang

disajikan pada tabel 26.

Tabel 26

Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus

II

Berdasarkan tabel 26 dapat diketahui ketuntasan hasil belajar siswa

meningkat dari kondisi awal, dan setelah dilaksanakannya Siklus I dan Siklus II. Jumlah siswa yang belum tuntas pada kondisi awal sebanyak 16 siswa. Setelah siklus I berlangsung, jumlah anak yang mendapat nilai di bawah KKM berkurang menjadi 6 siswa, dan kemudian pada akhir siklus II jumlah anak yang mendapat nilai di bawah KKM menjadi 2 siswa.

(26)

sebesar 79,31% kemudian pada akhir siklus II 93,1%. Untuk memperjelas peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sampetan pada mata pelajaran IPA dapat dilihat dari diagram batang di bawah ini.

Gambar 4: Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar kondisi awal, siklus I dan siklus II diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sampetan dengan peningkatan yang sigifikan dimana dapat dibandingkan pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II selalu meningkat dalam jumlah presentase siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM.

4.4 Pembahasan

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) dilakukan dengan memberikan permasalahan kepada siswa sebagai starting point dalam kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk memotivasi siswa agar terlibat secara aktif.

(27)

Masalah yang diajukan tersebut merupakan masalah kontekstual yang harus diselesaikan siswa dalam kelompok. Melalui aktifitas kerja kelompok tersebut siswa dituntut untuk aktif mencari informasi yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikan masalah. Pada saat kegiatan pembelajaran ini peran guru hanya sebatas fasilitator. Melalui kegiatan pembelajaran ini siswa terlihat lebih bersemangat dan lebih berantusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan presentasi yang dilakukan memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat lebih percayadiri mengutarakan tanggapan atau menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan lebih kondusif.

Dari data yang dipaparkan oleh peneliti dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Dari hasil observasi yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Sampetan Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dapat diketahui bahwa pada kondisi awal jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) pada mata pelajaran IPA adalah sebanyak 13 siswa atau 44,83% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 16 siswa atau 55,17% dimana nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40 dengan nilai rata-rata 64,20.

Pada siklus I hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal. Pada siklus I jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada mata pelajaran IPA adalah sebanyak 23 siswa atau 79,31% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa atau 20,69% dimana nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 92,86 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 53,57 dengan nilai rata-rata kelas yaitu 74,26. Dalam penelitian ini terdapat indikator proses dan indikator hasil. Indikator proses dalam penelitian ini adalah indikator keberhasilan yang

(28)

Sedangkan indikator hasil yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 80%, artinya penelitian ini dikatakan berhasil jika 80% atau lebih siswa mendapatkan nilai 70 atau lebih dari 70. Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru dan respon siswa pada siklus I pertemuan I dan II belum tercapai karena pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) belum 100% terlaksana. Hasil belajar siswa pada siklus I juga belum mencapai indikator yang ditetapkan oleh peneliti yaitu minimal 80% siswa sudah mencapai KKM. Untuk itu penelitian dilanjutkan pada siklus II karena

indikator kinerja belum tercapai seluruhnya.

Hasil belajar pada siklus II jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada mata pelajaran IPA adalah sebanyak 27 siswa atau 93,1% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa atau 6,9% dimana nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95,83 dan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 62,5 dengan nilai rata-rata kelas yaitu 82,76. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas setelah diperoleh data ketuntasan hasil belajar siswa maka dapat diketahui bahwa salah satu siswa yang tidak tuntas tersebut merupakan siswa pindahan dari luar pulau yaitu Kalimantan, dimana masih mengalami kesulitan dalam hal menyelesaikan soal. Selain itu siswa tersebut masih berada pada tahap menyesuaikan diri dengan teman sekelasnya sehingga untuk dapat berdiskusi dengan siswa lain siswa tersebut mengalami kesulitan. Sedangkan satu siswa lainnnya yang tidak tuntas dapat diketahui bahwa siswa tersebut memiliki kamampuan kognitif yang cenderung lebih rendah dibawah siswa lainnya.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dapat diketahui aktifitas guru dan respon siswa baik pada pertemuan I maupun pada pertemuan II siklus II sudah terlaksana dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific melalui model Problem Based Learning (PBL)

(29)

scientific melalui model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakakn oleh Rizema Putra (2013:82) bahwa melalui pembelajaran yang diterapkan dengan model Problem Based Learning (PBL) siswa akan lebih memahami konsep yang diajarkan karena dalam pembelajaran ini melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah dan menuntut kertrampilan berpikir tinggi siswa. Melalui pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa dihadapkan pada suatu

permasalah kontekstual yang digunakan untuk menstimulus peran aktif siswa untuk mengkostruk pengetahuannya sendiri. Dengan begitu ilmu yang diperoleh akan bertahan lebih lama karena siswa mendapatkannya sendiri dan bukan hanya sekedar duduk, diam dan menerima informasi dari guru.

Peningkatan hasil belajar pada penelitian ini sesuai dengan kelebihan dari pembelajaran dengan menggunakan scientific melalui model Problem Based Learning. Menurut Trianto (2011:96-97) kelebihan Problem Based Learning sebagai model pembelajaran adalah: 1). nyata dengan kehidupan siswa, 2). konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, 3). memupuk sifat kreativitas siswa, 4). meningkatkan pemahaman siswa, 5). memupuk kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Keunggulan pembelajarn PBL yang telah disebutkan tersebut memungkinkan siswa dapat meningkatkan pemahamannya terhadap suatu materi pembelajaran yang telah dipelajari, sehingga pada saat pemahaman siswa akan suatu materi meningkat maka hasil belajar siswa juga akan meningkat.

Tan dalam Rusman (2011:229) menyatakan bahwa PBL merupakan inovasi dalam pembelajaran karena di dalam PBL kemampuan siswa betul-betul dioptimalisaikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan

(30)

model Problem Based Learning (PBL) siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Frizta Wahyu Pety Perida (2013) dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Sumber Daya Alam Melalui Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas IV SDN 6 Depok. Dari hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 di SDN 6 Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan dengan materi sumber daya alam setelah menggunakan

model Problem Based Learnig (PBL). Hal ini nampak pada perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi prasiklus sebesar 29,17%, siklus I meningkat menjadi 66,7% dan pada siklus II meningkat menjadi 91,7% dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70).

Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Linda Rachmawati dengan judul, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Pringapus 2 Kecamatan Dongko kabupaten Trenggalek pada Tahun 2011/2012. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar terhadap pelajaran IPA. Hal ini ditandai dengan peningkatan nilai pada siklus I yaitu 76,65 % menjadi 93,3 % pada siklus II.

Gambar

Tabel 20  Hasil observasi siklus I
Gambar 3: Diagram Presentase  Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Gambar 4: Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I   dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

antar perusahaan manufacture yang memproduksi mie instan seperti contohnya merek Mie Sedap dan Indomie, dan di Indonesia meskipun sebagian besar makanan pokok

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa..  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan ). 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya dapat diketahui bahwa pada variabel KTM 4 (komunikasi tatap muka) menunjukkan nilai rata-rata terendah dibandingkan

Berdasarkan hasil analisis pada uji t didapatkan hasil bahwa Kesadaran Merek memiliki pengaruh signifikan terhadap Niat Beli, hal ini dapat diketahui dari

 Bermain sepakbola dengan peraturan yang dimodifikasi dengan menggunakan teknik dasar mengumpan bola dengan kaki bagian dalam dan luar serta menahan bola

 Menggali informasi tentang perilaku berkompetisi dalam kebaikan seperti yang terkandung dalam QS Al Baqarah: 148 dan Fatir : 322.  Mendiskusikan

(1994) dinamika Cladocera dan Diptera pada sawah di Filipina dipengaruhi oleh pemberian pupuk nitrogen dan pestisida Selain itu indeks keanekaragaman (Tabel 2) juga tergolong

4. Anggaran Belanja Negara, Penetapan formasi PNS bagi suatu organisasi pada akhirnya sangat ditentukan oleh tersedianya anggaran. Oleh karena itu