• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM BELAJAR BEKERJA TERPADU BIDANG PENDIDIKAN STKIP PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI BANGKINANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM BELAJAR BEKERJA TERPADU BIDANG PENDIDIKAN STKIP PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI BANGKINANG"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEMAJUAN

PROGRAM BELAJAR BEKERJA TERPADU

BIDANG PENDIDIKAN STKIP PAHLAWAN TUANKU

TAMBUSAI BANGKINANG

PENGEMBANGAN POTENSI MAHASISWA DALAM BIDANG KEWIRAUSAHAAN PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)

PADA BIDANG PENDIDIKAN

Oleh:

Moh Fauziddin, M.Pd.

STKIP PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI BANGKINANG KAMPAR RIAU

(2)

RINGKASAN

Anggapan masyarakat bahwa perguruan tinggi adalah lembaga yang

mencetak lulusan yang dapat menjadi tenaga kerja yang siap pakai dan serba bisa

serta dapat menenuhi kebutuhan masyarakat. Apalagi ada yang beranggapan

bahwa mereka yang lulus perguruan tinggi akan menjadi pekerja elit. Akibatnya

sarjana yang dihasilkan adalah sarjana yang siap kerja bukan sarjana yang

mampu menciptakan lapangan kerja. Anggapan di atas juga menjadikan aktivitas

kewirausahaan di kalangan mahasiswa relatif masih rendah. Padahal untuk

mengurangi jumlah pengangguran harus ada aktifitas usaha-usaha baru yang

mampu menciptakan lapangan kerja.

Untuk itu kepada mahasiswa STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai perlu

dibuka pikiran dan wawasannya, bahwa ada pilihan lain yang juga baik dan

menantang selain menjadi guru. Lulusan perguruan tinggi ini juga terbuka peluang

untuk menjadi wirausaha-wirausaha diberbagai bidang usaha. Lahirnya wirausaha

akan berdampak pada dunia kerja secara langsung dan berdampak pada

perubahan sosial secara tidak langsung.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki berbagai permasalahan

internal yang menghambatnya untuk dapat tumbuh dan berkembang. Secara

sendiri-sendiri, setiap UMKM mempunyai kelemahan hampir keseluruhan aspek

teknis usaha, yaitu yang berkaitan dengan legalitas usaha, pemasaran,

permodalan dan manajemen usaha.

Mencermati permasalahan dari beberapa aspek dalam pemberdayaan

program ini, pola penyelesaian yang diajukan adalah model kooperatif dan

mandiri yang memerlukan beberapa langkah kegiatan yang dapat memenuhi

tuntutan dan dapat menjadi jalan keluar bagi model pengembangan yang sesuai.

Model kooperatif dan mandiri berupaya mengintegrasikan berbagai potensi yang

tersedia, yakni melakukan penyesuaian antara potensi dan keterbatasan yang

dimiliki oleh perguruan tinggi, UMKM dan mahasiswa.

(3)

Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menngah (UMKM) yang merupakan 90 persen

pelaku usaha di Indonesia umumnya belum mempunyai kemampuan untuk

memahami pengetahuan serta keterampilan untuk mengelola sumber daya

keuangan untuk mencapai kesejahteraan. Permasalahan dalam menjalankan

UMKM tidak sebatas pada manajemen pengelolaan keuangan dan sumber daya

yang terbatas semata, namun juga akses permodalan yang dimiliki para pelaku

usaha. (Antaranews, 5 Juni 2016)

Kondisi ini akan semakin meningkatkan jumlah pengangguran di Indonesia.

Padahal setiap tahun perguruan tinggi terus mencetak sarjana yang merupakan

angkatan kerja baru. Mereka yang lulus perguruan tinggi akan semakin sulit untuk

mendapatkan pekerjaan. Dalam kondisi seperti ini setiap tahun akan bertambah

jumlah penganggur yang berpendidikan tinggi. Kondisi ini masih dirasakan

Kondisi di atas semakin diperparah dengan pandangan masyarakat selama

ini terhadap perguruan tinggi. Masyarakat menganggap perguruan tinggi sebagai

lembaga pencetak tenaga kerja yang siap pakai. Apalagi ada yang beranggapan

bahwa mereka yang lulus perguruan tinggi akan menjadi pekerja elit. Akibatnya

sarjana yang dihasilkan adalah sarjana yang siap kerja bukan sarjana yang

mampu menciptakan lapangan kerja. Anggapan di atas juga menjadikan aktivitas

kewirausahaan di kalangan mahasiswa relatif masih rendah. Padahal untuk

mengurangi jumlah pengangguran harus ada aktifitas usaha-usaha baru yang

mampu menciptakan lapangan kerja.

Mahasiswa yang berada di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) Pahlawan Tuanku Tambusai memilki pandangan yang lebih sempit lagi

tentang dunia kerja. Kebanyakan dari mahasiswa beranggapan hanya memilki

dua pilihan saja ketika lulus nanti yaitu menjadi guru negeri atau guru swasta.

Walaupun Pemerintah terus menggalakkan dunia pendidikan dengan mendirikan

sekolah-sekolah baru, namun lulusan perguruan tinggi Ilmu Pendidikan tidak

semuanya akan terserap pada sekolah-sekolah yang ada.

Untuk itu kepada mahasiswa STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai perlu

dibuka pikiran dan wawasannya, bahwa ada pilihan lain yang juga baik dan

(4)

untuk menjadi wirausaha-wirausaha diberbagai bidang usaha. Lahirnya wirausaha

akan berdampak pada dunia kerja secara langsung dan berdampak pada

perubahan sosial secara tidak langsung.

Dalam konteks pemikiran di atas, STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai

sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) satu satunya di

kabupaten Kampar juga berusaha untuk menumbuhkembangkan jiwa

kewirausahaan dan aktivitas kewirausahaan mahasiswa. STKIP Pahlawan Tuanku

Tambusai berusaha untuk terlibat aktif dalam upaya pengembangan minat, bakat,

kegemaran dan pengembangan kewirausahaan. Hal ini sejalan dengan Renstra

STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai tahun 2012 – 2017, serta komitmen pimpinan

dan seluruh civitas akademika, yaiitu mengembangkan STKIP Pahlawan Tuanku

Tambusai sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) yang

mempunyai kemampuan entrepreneurship yang tinggi sesuai dengan bidang

keilmuan dan profesinya.

Atas pertimbangan inilah yang mendasari STKIP Pahlawan Tuanku

Tambusai mengajukan proposal Program Cooperative Education (CO-OP) di

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bagi Mahasiswa.

TUJUAN

Tujuan pengajuan progam ini adalah :

1. Memberikan bekal kepada mahasiswa agar mempunyai jiwa

kewirausahaan yang nantinya mampu membuka lapangan kerja baru

sebagai wirausahawan

2. Memberikan solusi pada UMKM agar dapat meningkatkan kualitasnya

3. Sebagai bentuk pengabdian masyarakat bagi dosen dan civitas

akademika dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi

IDENTIFIKASI MASALAH SERTA RANCANGAN PENYELESAIAN MASALAH

Permasalahan yang dihadapi oleh UMKM, secara garis besar dapat

dikelompokkan atas permasalahan yang bersifat internal dari usaha sendiri dan

(5)

UMKM memiliki berbagai permasalahan internal yang menghambatnya untuk

dapat tumbuh dan berkembang. Secara sendiri-sendiri, setiap UMKM mempunyai

kelemahan hampir keseluruhan aspek teknis usaha, yaitu yang berkaitan dengan

legalitas perusahaan, pemasaran, permodalan dan manajemen usaha.

Pada umumnya UMKM masih menggunakan cara kerja yang relatif

sederhana, sehingga menghasilkan jasa kurang maksimal. Demikian pula halnya

dengan cara kerja dalam pengelolaan usaha, yang umumnya dikerjakan secara

seadanya, tanpa perencanaan dan bahkan tanpa pembukuan keuangan.

Sedangkan dalam permodalan, para pengusaha UMKM memiliki

keterbatasan, manakala kegiatan usaha yang mereka jalankan membutuhkan

sumberdaya manusia (SDM) dan fasilitas pendukung usaha demi peningkatan

kualitasnya. Kendala utama yang dihadapi penguasa UKM dalam mendapatkan

dana dari luar, khususnya kredit, adalah ketidakmampuan dan ketidaksiapan

mereka untuk memenuhi persyaratan teknis perbankan. Demikian pula dalam

pemasaran, masih terkendala pada sistem marketing yang masih dilakukan apa

adanya.

Selain itu, pada pengusaha UMKM karena berbagai keterbatasan akses

seperti disebut di atas, menjadi kurang memiliki memiliki semangat kewirausahaan

yang tinggi. Mereka menjadi kurang gigih dalam memajukan usaha dan cepat

puas dengan sedikit keberhasilan yang sudah dicapai. Mereka jarang sekali yang

mampu melakukan inovasi dan penyempurnaan dan pengembangan baik dalam

produksi maupun manajemen usaha, sehingga dengan cepat mereka kalah

bersaing dengan pihak lain.

Permasalahan eksternal yang paling utama saat ini dan di masa depan yang

sangat mempengaruhi setiap upaya pemberdayaan UMKM adalah arus liberalisasi

dan globalisasi ekonomi yang tidak dapat lagi dicegah. Sebagai hasil dari

kemajuan di bidang teknologi di berbagai bidang, terutama teknologi di bidang

transportasi, telekomunikasi dan informasi, maka seluruh celah dunia telah

menjadi terbuka dan menyatu menjadi pasar bebas. Yang menjadi masalah bagi

UKM adalah ketidaksiapan memasuki era globalisasi ekonomi tersebut, karena

sebagian besar masih terperangkap di dalam berbagai kendala internal.

Program Program Cooperative Education (CO-OP) di Usaha Mikro Kecil

(6)

yang selama ini dihadapi, serta memacu semangat dan kreativitas civitas

akademika STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai untuk bersama-sama membangun

dan mengembangkan Soft Skills mahasiswa agar memiliki daya saing dalam

menghadapi kompetisi kerja yang tinggi.

Mencermati permasalahan dari beberapa aspek dalam pemberdayaan

program ini, pola penyelesaian yang diajukan adalah model kooperatif dan

mandiri yang memerlukan beberapa langkah kegiatan yang dapat memenuhi

tuntutan dan dapat menjadi jalan keluar bagi model pengembangan yang sesuai.

Model kooperatif dan mandiri berupaya mengintegrasikan berbagai potensi yang

tersedia, yakni melakukan penyesuaian antara potensi dan keterbatasan yang

dimiliki oleh perguruan tinggi, UKM dan mahasiswa. Pelaksanaan aktivitas yang

demikian diharapkan bahwa model tersebur dapat diterima, dipahami dan

diimplementasikan dalam menjalankan bisnis.

Untuk memperoleh hasil maksimal, maka perlu dilakukan pemantauan

kegiatan secara kontinyu dan berkelanjutan. Evaluasi yang digunakan adalah

disusunya form evaluasi dengan model penilaian partisipatif, yang berarti

pengusaha dan perguruan tinggi melakukan evaluasi secara bersamaan dengan

proses usaha terkait segala kendala yang dihadapi dan hasil yang telah diperoleh.

TAHAPAN DAN METODE PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan kegiatan Cooperative Education (CO-OP) di Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UKM) bagi Mahasiswa rancangan rencana kerja yang

akan dilaksanakan adalah :

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini terdiri dari tiga langkah yaitu:

1. Pembentukan tim panitia pelaksana program

2. Identifikasi, seleksi dan pembekalan mahasiswa peserta program penilaian

oleh tim panitia.

3. Business plan

Dalam business plan meliputi kolabortaif Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan

(7)

Masing-masing komponen tersebut memiliki beberapa kewajiban/tugas

dalam menyelesaikan program ini, diantaranya :

 Perguruan Tinggi

Yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi pelaksana program ini

adalah sebagai berikut

a. Identifikasi,seleksi dam memberikan pembekalan mahasiswa peserta

program Co-op di UMKM ini dengan pengetahuan enterpeunership,

sehingga mahasiswa lebih termotifasi dan tergerak hatinya dan yang

paling besar diharapkan adalah perubahan meanset tiap mahasiswa

peseeta program, jikalau telah lulus bukan menjadi lulusan/output

yang siapkerja tetapi output yang siap membuka lapangan pekerjaan

baru.

b. Melakukan pendampingan dan monitoring secara berkala

c. Evaluasi akhir kegiatan .

 Mahasiswa

a. Mengikuti identifikasi, seleksi dan pembekalan enterpeunershi yang

dilakukan oleh STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai

b. Mengikuti program magang di tiap UMKM Mitra dengan konsisten

c. Penerapan hasil magang bagi setiap mahasiswa peserta program

sehingga nantinya juga diharapkan menjadi wirausahawan sukses

 UKM Mitra

a. Bersedia bekerjasama dengan perguruan tinggi pelaksana program

Co-op, dengan memberikan tempat magang disetiap UMKM yang

telah dipilih

b. Menerima mahasiswa peserta program dan melakukan

pembimbingan sesuai target dari setiap UMKM

d. Tahap Pelaksanaan

1. Tahapan ini dilakukan mahasiswa atau kelompok mahasiswa memulai

bisnis (start-up business) baru yang dipilih sesuai dengan rencana

bisnisnya bersama UMKM. Dalam kegiatan ini mahasiswa melakukan

proses magang sesuai UKM yang dipilihnya, dan mengikuti prosedur yang

(8)

2. pendampingan terpadu oleh tim mentor dari STKIP Pahlawan Tuanku

Tambusai dan UKM guna membantu berbagai kesulitan yang dihadapi.

e. Tahap Monitoring dan Evaluasi Program

Monitoring program secara umum akan dilakukan per kegiatan yang

dilaksanakan. Monitoring akan dilakukan oleh penanggung jawab program dan

ketua pelaksana program. Monitoring akan dilakukan dengan mengunjungi

tempat-tempat yang menjadi fokus kegiatan dilakukan dengan wawancara

mendalam yang sebelumnya akan dibuat panduan monitoring program.

Evaluasi program akan dilakukan setelah akhir program dengan melakukan

pertemuan antara pelaksana, UKM mitra, mahasiswa peserta program beserta

stakeholders lainnya yang terlibat langsung dalam program.

GAMBARAN UMUM

Salah satu perwujudan enterpreunership adalah Usaha Kecil menengah dan

Usaha Mikro Kecil Mengengah (UKM dan UMKM). Melalui UKM/UMKM diharapkan

mampu menunjang perekonomian bangsa Indonesia dengan banyak menyerap tenaga

kerja sehingga pengangguran bisa ditekan.

Dalam ASEAN Mutual Recognation Arrangement (MRA) terdapat delapan

profesi yang terkena dampak kebijakan pasar bebas. Diantaranya adalah Pendidik.

Oleh karena itu program CO-OP yang didukung oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran

dan Kemahasiswaan Kemristekdikti sangat penting untuk dilakukan dan diaplikasikan

di Institusi STKIP Pahlawan Taunku Tambusai Riau. Mengingat lulusan yang dihasilkan

nanti diharapkan dapat bersinergi dengan profesi yang dikenai dampak MEA.

Kegiatan PBBT/CO-OP ini merupakan kegiatan yang pertama kali di lakukan di

STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau. Kegiatan CO-OP akan dilakukan di UMKM yang

ada di lingkungan Kabupaten Kampar. Mengingat UMKM memiliki lingkup yang tidak

terlalu besar, sehingga mahasiswa diharapkan dapat berperan di dalam mengelola dan

membantu upaya pengembangan usaha serta yang terpenting adalah menumbuhkan

jiwa enterpreunership.

Langkah awal yang dilakukan oleh STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Riau,

(9)

UMKM yang dipilih umumnya adalah UMKM yang belum maksimal dalam

mengembangkan usahanya, namun UMKM tersebut dinilai memiliki potensi yang

besar untuk bisa dikembangkan. Jenis usaha UMKM yang telah diseleksi terdiri dari

Kelompok Bermain (KB) Cahaya Kembar Bangkinang, Gema English Course

Bangkinang, LPKG Bangkinang, Taqifa English Course dan Bimbel Cemerlang

Bangkinang.

Pada awalnya Tim pelaksana Coop STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai memilih

BImbel Padjajaran Bangkinang, namun karena Bimbel tersebut merupakan bimbel

yang sudah maju, maka tim sepakat menggantinya dengan Bimbel Cemerlang,

Bangkinang yang dinilai masih perlu mendapatkan perhatian.

UMKM telah melengkapi fasilitas berupa sarana dan prasarana dasar yang

diperlukan untuk pelaksanaan usahanya. Namun masih ditemukan berbagai kendala

dalam pelayanan, Administrasi, manajemen. Selain itu model sosialisasi yang masih

belum maksimal memerlukan penanganan serius dari mahasiswa peserta coop

ristekdikti STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai, sehingga jumlah siswa yang belajar pada

bimbel dan PAUD tersebut dapat meningkat.

Diharapkan melalui pelibatan mahasiswa STKIP pahlawan Tuanku Tambusai

dalam lingkungan UMKM ini bisa memberikan manfaat dalam membenahi masalah

yang ada serta bisa memberikan manfaat bagi UMKM dalam pengembangan

usahanya. Namun hal terpenting yang diharapkan oleh pihak institusi adalah

mahasiswa bisa lebih dini mengenal dunia usaha dengan mengaplikasikan ilmunya

kedunia nyata sehingga mereka bisa siap untuk bekerja dan bahkan bisa

menumbuhkan jiwa enterpreuner dan mampu menciptakan lapangan kerja kelak

setelah lulus.

Mahasiswa melaksanakan program COOP selama tiga bulan dan setiap

bulannya memperoleh kompensasi sesuai dengan standar UMR (UPah Minimum

Regional). Selama mengikuti kegiatan, mahasiswa peserta program akan di evaluasi

oleh UMKM, mentor dan ketua pelaksana program COOP yang ditunjuk oleh perguruan

tinggi dan setelah selesai mahasiswa akan mendapatkan sertifikat.

Melalui kerjasama antara isntitusi STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai dengan

(10)

menghasilkan sumber daya manusia atau lulusan yang unggul dan berdaya saing

sesuai dengan Visi Institusi. Dengan demikian diharapkan akan tumbuh jiwa

enterpreuner pada lulusan dan siap untuk menjawab dan menghadapi tantangan MEA

serta bisa meningkatkan perekonomian bangsa.

CAPAIAN HASIL OBSERVASI/EVALUASI

- Dari 5 UMKM yang menjadi mitra kerjasama ditempatkan 2 orang setiap UMKM,

adapun mahasiswa yang ditempatkan adalah mahasiswa Program Studi PG-PAUD,

Pendidikan Matematika dan Pendidikan Bahasa Inggris. Dari hasil evaluasi pihak

UMKM sangat terbantu dengan adanya mahasiswa magang, bertambahnya jumlah

peserta didik dan meningkatnya promosi UMKM di masyarakat.

- Dari segi mahasiswa, mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan baik yang

baru terutama mengenai manajemen pengelolaan PAUD dan Bimbel, maupun aplikasi

dari ilmu yang diperoleh di Perguruan Tinggi

PERBANDINGAN SEBELUM DAN SETELAH PROGRAM

Sebelum program COOP dilaksanakan animo masyarakat terhadap UMKM tidak

terlalu tinggi, namun setelah dilaksanakan program COOP terjadi peningkatan animo

masyarakat terhadap UMKM

EVALUASI DAN KEBERLANJUTAN

Setelah dilaksanakannnya program COOP banyak manfaat yang diperoleh baik dari

UMKM, mahasiswa maupun Pergurun Tinggi. Selama pelaksanaan program COOP

mahasiswa mendapatkan banyak pengetahuan dibidang kewirausahaan, setiap harinya

mahasiswa melakukan kegiatan di UMKM yang menjadikan mahasiswa semakin terampil

dalam mengaplilkasikan ilmu.

Keterlibatan mahasiswa dalam program COOP ini dapat menumbuhkan motivasi

(11)

dan mahasiswa, beberapa mahasiswa ada yang tertarik untuk menjadi wirausaha

terutama menjadi Pengelola BIMBEL dan PAUD. BIMBEL dan PAUD merupakan usaha yang

sangat dibutuhkan masyarakat.

Dalam pelaksanaan program COOP tentu memiliki beberapa kendala, diantaranya

tidak disediakannya anggaran untuk keperluan inovasi di UMKM, misalnya dana

pembuatan brosur untuk promosi UMKM, dana pembuatan media yang diperlukan untuk

proses pembelajaran serta dana perbaikan sarana dan prasarana PAUD dan Bimbel.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

UMKM yang dipilih pada program COOP umumnya adalah UMKM yang belum

maksimal dalam mengembangkan usahanya, namun UMKM tersebut dinilai memiliki

potensi yang besar untuk bisa dikembangkan. Jenis usaha UMKM yang telah diseleksi

terdiri dari PAUD Cahaya Kembar, Bimbel Cemerlang, Taqifa English Course, Gema

English Course dan LPKG Bangkinang. UMKM telah melengkapi fasilitas berupa sarana

dan prasarana dasar yang diperlukan untuk pelaksanaan usahanya. Namun masih

ditemukan berbagai kendala dalam pelayanan, Administrasi, kesehatan lingkungan dan

managemen pelayanan Bimbingan Belajar serta pelayanan administrasi. Selain itu

sosialisasi PAUD dan Bimbel yang dilakukan masih kurang maksimal sehingga UMKM

belum begitu dikenal di masyarakat.

Dari 5 UMKM yang menjadi mitra kerjasama ditempatkan 2 orang setiap

UMKM, adapun mahasiswa yang ditempatkan adalah mahasiswa keperawatan dan

kesehatan masyarakat. Dari hasil evaluasi pihak UMKM sangat terbantu dengan adanya

mahasiswa magang, bertambahnya jumlah siswa yang masuk dan meningkatnya

promosi UMKM di masyarakat.

Dari hasil kegiatan yang telah dilalui, dapat disimpulkan bahwa program atau

kegiatan pemagangan mahasiswa pada UMKM dapat membantu proses lahirnya

wirausahawan muda yang bisa melihat peluang usaha. Program COOP ini kedepannya

(12)

mahasiswa yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya, akan melahirkan banyak

wirausahawan muda setiap tahunnya.

2. Saran

a. Diperlukannya anggaran COOP untuk keperluan inovasi di UMKM, seperti dana

pembuatan brosur untuk promosi UMKM, dana perbaikan sarana prasarana di

UMKM dan dana oerasional lainnya.

b. Diperlukannya keberlanjutan program COOP dengan melibatkan lebih banyak

mahaiswa dan waktu magang yang lebih lama.

Bangkinang, 28 November 2016

Ketua Pelaksana,

(13)
(14)

Sosialisasi Program Coop 2016 1

(15)

Pembekalan Program Coop 2016 1

(16)

Penandatanganan Kontrak UMKM 1

(17)

Peserta Program Coop di KB Cahaya Kembar 1

(18)

Peserta Program di Gema English Course 1

(19)

Aktivitas Taqifa English Course 1

(20)

Peserta Coop Bimbel Cemerlang 1

(21)

Peserta Coop LPKG Bangkinang 1

Referensi

Dokumen terkait

yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.. • Brown dan

Seperti cara dalam Bermedia Sosial dalam perkembanganya setiap orang dapat mengakses berbagai macam hal dan berkomunikasi dengan siapapun, sehingga hal

Melalui Mata Kuliah Fisika Dasar-2 Mahasiswa Mengetahui tentang hukum Coulomb, energi listrik, arus DC da AC, capasitro, resistor, energi magneta. Aplikasi energi magnet,

1) Memiliki pola piker global, yaitu dimaksudkan kecendrungan untuk melihat dunia dengan cara tertentu, sebuah jaringan yang apabila melaluinya kita dapat melihat

terhadap proyek bangunan yang sedang dikerjakan, sebab kontraktor yang bersangkutan mempunyai hak mekanis terhadap objek kontrak kerja. Dalam asuransi jiwa yang mempunyai

1 LISTENING (Mendengarkan) Memahami makna teks lisan berupa percakapan sehari-hari dalam berbagai konteks situasi dan berbagai jenis monolog (naratif, deskriptif, dsb) serta teks

masih hidup selama 830 tahun. Sepanjang hidupnya, Mahalalel menjadi bapak dari beberapa anak laki-laki * 5:3 anak laki-lakinya Dalam bahasa Ibrani sudah jelas dari kisah

Berkaitan dengan belajar keterampilan motoric suatu proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang relative permanen dalam relatibitasnya untuk merespon suatu