• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUPAN GIZI TERHADAP KESEHATAN LANSIA DI PUSKESMAS PENGANDONAN KECAMATAN PENGANDONAN KABUPATEN OKU TAHUN 2015 Umar Hasan Martadinata,SKM.M.Kes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUPAN GIZI TERHADAP KESEHATAN LANSIA DI PUSKESMAS PENGANDONAN KECAMATAN PENGANDONAN KABUPATEN OKU TAHUN 2015 Umar Hasan Martadinata,SKM.M.Kes"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA ASUPAN GIZI TERHADAP KESEHATAN LANSIA DI

PUSKESMAS PENGANDONAN KECAMATAN PENGANDONAN

KABUPATEN OKU TAHUN 2015

Umar Hasan Martadinata,SKM.M.Kes

ABSTRAK

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2008 usia harapan hidup penduduk Indonesia rata-rata 70,5 tahun. Jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia saat ini 24,1 juta jiwa sedangkan data yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pengandonan sebanyak 1944 lansia.

Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pola asupan gizi dengan kesehatan lansia di wilayah kerja UPTD puskesmas Pengandonan kabupaten ogan komering ulu tahun 2015.

Penelitian menggunakan metode penelitian analitik dengan menggunakan rancangan

cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia yang tinggal di kelurahan sukaraya. Sampel diambil berjumlah 92 responden. Analisa data dilakukan untuk mendapatkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel independen (pola asupan gizi) dan varibel dependen (kesehatan lansia) dan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara variabel tersebut.

Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa pola asupan gizi dalam kategori yang baik sebanyak 37 responden (40,2%) dan yang tidak baik sebanyak 55 responden (52,2%), sedangkan untuk kesehatan lansia dengan kategori tidak sehat sebanyak 53 responden (57,6%) dan yang sehat sebanyak 39 responden (42,4%).

Hasil analisis bivariat berdasarkan uji statistik tentang hubungan pola asupan gizi dengan kesehatan lansia diperoleh hasil OR 4,863 dan P Value 0,038 nilai tersebut menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara konsumsi gizi dengan kesehatan lansia di wilayah UPTD Puskesmas Pengandonana.

Referensi : 18 (1998-2013)

Pendahuluan

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2008 usia harapan hidup penduduk Indonesia rata-rata 70,5 tahun. Diseluruh dunia, penduduk lansia tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibanding kelompok usia lainnya. (Dr.Fatmah,2010).

Jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia saat ini 24,1 juta jiwa dari seluruh jumlah penduduk yang mencapai 237,56 juta jiwa dan akan cenderung meningkat. Menurut Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA), jika tahun 2006 usia harapan hidup (UHH) 66,2 tahun dan jumlah lansia 19 juta orang (8,90%) maka pada tahun 2010 menjadi 23,9 juta orang (9,77%) dan UHH juga meningkat (67,4tahun). Sembilan tahun kemudian atau pada tahun 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34% dengan UHH sekitar 71,1 tahun. (Dr Fatmah,2010).

Provinsi dengan usia harapan hidup yang lebih tinggi juga mempunyai jumlah penduduk lanjut usia yang lebih banyak. Suatu wilayah disebut berstruktur tua jika persentase lanjut usianya lebih dari 7 persen. Dari

seluruh provinsi di Indonesia, ada 11 provinsi yang penduduk lansianya sudah lebih dari 7 persen, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sedangkan lima provinsi dengan persentase lansia terendah adalah: Papua (2,15 persen); Papua Barat (2,92 persen), Kepulauan Riau (3,78 persen), Kalimantan Timur (4,53 persen), dan Riau (4,86 persen) (Dr Fatmah,2010).

Usia lanjut merupakan masa yang cenderung penuh dengan berbagai gangguan kesehatan. Sedikitnya, banyak orang diusia lanjut yang mengeluhkan kondisi fisik dan mental tidak sebugar ketika masih muda dahulu. Padahal, hidup diusia lanjut tidak selalu harus diidentikkan dengan berbagai gangguan kesehatan. Ada keadaan atau batas-batas tertentu masih dianggap normal sebagai perubahan perubahan akibat bertambahnya umur.

(2)

pertambahnya penduduk dunia seluruhnya , malahan relatif akan lebih besar dinegara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Populasi usia lanjut di Indonesia diproyeksikan antara tahun 1990 – 2025 akan naik 414%, suatu angka tertinggi diseluruh dunia.

Jumlah lansia di Provinsi Sumsel kini mencapai 5.900-an orang berdasarkan data statistik. Menurut Kepala Dinas Sosial Sumsel, pada 2009 Dinsos Sumsel pertama kali memprogramkan membantu para lansia dengan memberikan pelatihan-pelatihan bagi lansia potensial, dan bantuan insentif bagi para lansia di Sumsel yang non potensial. Lansia yang dibantu adalah lansia miskin, seperti lansia non potensial mereka tergantung kepada orang lain, tidak dapat melakukan apa-apa untuk dirinya sendiri, dan mayoritas lansia non potensial yang dibantu insentif dari Dinsos tersebut berusia 70 tahun ke atas (Dr Fatmah,2010).

Berdasarkan dari data yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pengandonan pada Tahun 2015 lansia yang berusia 45-55 tahun sebanyak 1944 orang.

Berdasarkan dari data tersebut diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pola Asupan Gizi dengan kesehatan Lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

Rumusan Masalah

Belum diketahuinya Hubungan Pola Asupan Gizi dengan kesehatan Lansia Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Diketahui Hubungan Pola Asupan Gizi dengan Kesehatan Lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui Gambaran Pola Asupan Gizi Lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015. b. Diketahui Gambaran kesehatan

lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

c. Diketahui Hubungan Pola Asupan Gizi dengan kesehatan Lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

Manfaat Penelitian

1. Bagi UPTD Puskesmas

Pengandonan

Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi UPTD Puskesmas Pengandonan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi lansia di wilayah kerja UPTD puskesmas Pengandonan

2. Bagi Masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Pengandonan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan bagi masyarakat yang dikeluarganya mempunyai lansia bahwa betapa pentingnya mengikuti pembinaan di posyandu lansia.

3. Bagi Peneliti

Hasil ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan pengetahuan bahwa betapa pentingnya program gizi dengan kesehatan pada lansia.

Metode Penelitian

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik dengan desain

Cross Sectional, penelitian ini adalah untuk melihat dinamika korelasi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang dilakukan secara bersamaan. Pemilihan rancangan ini didasari karena mudah serta ekonomis dari segi biaya dan waktu serta dapat di ukur secara cepat (Notoatmodjo, 2005).

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia usia 60-74 tahun yang ada di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Pengandonan

(3)

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Random Sampling.

Sampel penelitian ditentukan dengan rumus Etimasi proporsi mutlak dalam Iwan Ariawan (1998):

n : (Z2-1-α/Z).P(1-P).N d2.(N-1)+ (Z2-1-α/Z).P(1-P) Keterangan:

n : sampel yang akan diambil

Z2-1-α/Z : Derajat Kepercayaan dari seluruh proporsi yaitu 95% (1,96) P : Proporsi pada populasi yaitu 0,5

d : Derajat Ketetapan yang digunakan yaitu 0,5 N : Jumlah seluruh populasi yaitu 1944 lansia n : (Z2-1-α/Z).P(1-P).N

d2.(N-1)+ (Z2-1-α/Z).P(1-P) : (1,96)2 (0,5) (1-0,5) 1944 (0.1)2 (1944-1)+( (1,96)2 (0,5) (1-0,5) : (3,8416) (0,25) 1944

(0,01) (1905)+(3,8416)(0,25) : 1830,5114

19,05+0,9604 : 1830,5114 20,0104 : 91,478

Dibulatkan menjadi 92 sampel. Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 92 lansia yang berkunjung ke UPTD Puskesmas Pengandonan. C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian

dilaksanakan di UPTD Puskesmas

Pengandonan Kecamatan

Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan bulan April sampai Juni tahun 2015. E. Etika Penelitian

Sebelum dilakukan, responden akan menandatangani format persetujuan sebagai responden dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan sebelum peneliti melakukan wawancara kepada responden.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui wawancara dengan responden dalam bentuk pengisian daftar pertanyaan yang telah di buat.

G. Metode Analisa Data

Data yang diperoleh dari kuisioner diolah secara komputerisasi untuk memudahkan pengolahan data maka dilakukan beberapa tahap:

1. Editing (pengumpilan data)

Dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah benar-benar terisi, relevan dan dibaca dengan baik dan apakah kuisioner sudah lengkap atau

bwlum sehingga ada kekurangan dapat segera dilengkapi.

2. Coding (pengkodean)

Adalah memberikan kode pada setiap jawaban atau kuisioner yang diberikan dengan tujuan untuk memudahkan entry data.

3. Entry Data

Data yang sedang di coding

selanjutnya dimasukkan kedalam table.

4. Cleaning data (pembersihan data) Adalah pengulangan pembersihan data atau pengecekan data setelah di entry dalam komputer untuk meminimalisasi kesalahan.

H. Analisa Data

1. Analisis univariat

Analisis univariat yaitu analisa data yang digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel Pola Asupan Gizi dengan kesehatan Lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten OKU

2. Analisis Bivariat

(4)

hubungan bermakna antara variabel yang di uji. Dan sebaliknya apabila > 0,05 tidak ada hubungan antara variabel yang di uji.

Hasil dan Pembahasan

A. Analisa Univariat

Analisa Univariat adalah analisa data yang digunakan untuk

mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari variable independen (Pola Asupan Gizi) dan variable dependen (Kesehatan Lansia). 1. Pola Asupan Gizi

Penelitian ini dilakukan pada 92 responden dimana variabel pola asupan gizi di bagi menjadi 2 kategori yaitu baik dan tidak baik.

Tabel 1

Distribusi Frekuensi dan Persentase Pola Asupan Gizi Lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015 No. Pola Asupan Gizi Frekuensi Persentase

1. 2.

Baik Tidak baik

37 55

40,2 52,2

Jumlah 92 100

Dari tabel 5.3 dapat diketahui lebih besar proporsi responden dengan pola asupan gizi baik sebanyak 37 responden (40,2%) dari pada responden dengan pola asupan gizi tidak baik sebanyak 55 responden (52,2%).

Tabel 2

Distribusi Frekuensi dan Persentase Pola Asupan Gizi Lansia perempuan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten Ogan Komering UluTahun 2015

No. Pola Asupan Gizi Frekuensi Persentase 1.

2.

Baik Tidak baik

29 21

58,0 42,0

Jumlah 50 100

Dari tabel 5.4 dapat diketahui lebih besar proporsi lansia perempuan dengan pola asupan gizi baik sebanyak 29 responden (58,0%) dari pada responden dengan pola asupan gizi tidak baik sebanyak 21 responden (42,0%).

Tabel 3

Distribusi Frekuensi dan Persentase Pola Asupan Gizi Lansia Laki-Laki di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

No. Pola Asupan Gizi Frekuensi Persentase 1.

2.

Baik Tidak baik

18 24

42,9 57,1

Jumlah 42 100

Dari tabel 5.5 dapat diketahui lebih besar proporsi lansia laki-Laki dengan pola asupan gizi tidak baik yaitu sebanyak 24 responden (57,1%) dari pada responden dengan pola asupan gizi baik sebanyak 18 responden (42,9%).

(5)

Penelitian ini dilakukan pada 92 responden dimana variabel kesehatan lansia di bagi 2 kategori yaitu sehat dan tidak sehat.

Tabel 4

Distribusi Frekuensi dan Persentase Kesehatan Lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

No. Kesehatan Lansia Frekuensi Persentase 1.

2.

Sehat Tidak sehat

39 53

42,4 57,6

Jumlah 92 100

Dari tabel 5.6 dapat diketahui lebih besar proporsi responden yang tidak sehat sebanyak 53 responden (57,6%) dari pada responden yang sehat sebanyak 39 responden (42,4%)

Tabel 5

Distribusi Frekuensi dan Persentase Kesehatan Lansia Perempuan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

No. Kesehatan Lansia Frekuensi Persentase 1.

2.

Sehat Tidak sehat

31 19

62,0 38,0

Jumlah 50 100

Dari tabel 5.7 dapat diketahui lebih besar proporsi responden yang sehat sebanyak 31 responden (62,0%) dari pada responden yang tidak sehat sebanyak 19 responden (38,0%)

Tabel.6

Distribusi Frekuensi dan Persentase Kesehatan Lansia Laki-Laki di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015

No. Kesehatan Lansia Frekuensi Persentase 1.

2.

Sehat Tidak sehat

19 23

45,2 54,8

Jumlah 42 100

Dari tabel 5.8 dapat diketahui lebih besar proporsi responden yang tidak sehat sebanyak 23 responden (54,8%) dari pada responden yang sehat sebanyak 19 responden (45,2%)

B. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat adalah analisa yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variable independen (pola asupan gizi) dan variable dependen (kesehatan lansia).

Tabel 7.

Hubungan Pola Asupan Gizi dengan Kesehatan Lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015 Pola

Asupan Gizi

Kesehatan Lansia

Total % P

Value

OR Tidak Sehat % Sehat %

Tidak Baik 37 67,3 18 32,7 55 52,2

0,038 2,698

Baik 16 43,2 21 56,8 37 40,2

(6)

Dari tabel 5.9 di atas menunjukkan bahwa dari 92 responden terdapat 37 responden (67,3%) yang tidak sehat dengan pola asupan gizi tidak baik, 18 responden (32,7%) yang sehat dengan pola asupan gizi tidak baik, 16 responden (43,2%) yang tidak sehat dengan pola asupan gizi baik, dan 21 responden (56,8%) yang sehat dengan pola asupan gizi baik.

Hasil uji statistik hubungan antara pola asupan gizi dengan kesehatan lansia diperoleh P Value = 0,038, yang artinya ada hubungan yang bermakna antara variable independen dan variable dependen karena P Value < 0,05.

C. Hubungan Pola Asupan Gizi dengan Kesehatan Lansia

Hasil analisis univariat dari 92 responden didapatkan responden dengan pola asupan gizi baik 37 responden (40,2%) dan pola asupan gizi tidak baik sebanyak 55 responden (52,2%) sedangkan responden sehat sebanyak 39 responden (42,4%) dan responden tidak sehat sebanyak 53 responden (57,6%).Hasil analisi bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square didapatkan ada hubungan yang bermakna antara pola asupan gizi dengan kesehatan lansia. Ini dapat dilihat dari P Value < 0,05 yaitu 0,038 dan OR 2,698, artinya lansia dengan pola asupan gizi tidak baik akan berpeluang untuk tidak sehat sebesar 2,7 kali dibandingkan dengan lansia dengan pola asupan gizi baik.Gizi adalah segala sesuatu yang terkandung dalam makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan dan fungsi organ tubuh dan menghasilkan energy (Yayuk Farida, dkk Pengantar Pangan dan Gizi). Semakin banyak makanan bergizi yang di konsumsi oleh lansia maka semakin sehat pula kesehatan lansia. Dalam penelitian yang telah dilakukan didapat bahwa kesehatan lansia berpengaruh atas konsumsi gizi. Artinya harus banyak penyuluhan yang harus dilakukan mengenai konsumsi gizi yang baik pada lansia.

Kesimpulan dan saran

Berdasarkan hasil penelitian ini yang telah dilakukan diperoleh Hubungan yang bermakna antara Pola Asupan Gizi dengan Kesehatan Lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

1. Dari 92 responden berdasarkan hasil analisa univariat di dapatkan sebagian besar responden dengan pola asupan gizi baik yaitu sebanyak 37 responden (40,2%) dan tidak baik sebanyak 55 responden (52,2%). Pada kesehatan lansia dari 92 responden yang sehat 39 responden (42,4%) dan tidak sehat sebanyak 53 responden (57,6%).

2. Dari hasil uji statistik chi-square didapatkan ada hubungan yang bermakna antara pola asupan gizi dengan kesehatan lansia di wilayah kerja UPTD puskesmas Pengandonan kabupaten ogan komering ulu tahun 2013. Ini dapat dilihat dari nilai P Value < 0,05 (0,038) dan OR 2,698

Berdasarkan hasil penelitiaan yang telah dicapai , saran-saran yang penulis berikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi UPTD Puskesmas Pengandonan

Supaya petugas kesehatan di Puskesmas lebih meningkatkan lagi untuk memberikan informasi kepada lansia dan masyarakat luas tentang pola asupan gizi bagi kesehatan lansia.

2. Bagi Masyarakat Wilayah kerja UPTD Puskesmas Pengandonan

Hendaknya masyarakat berupaya memantau pola asupan gizi bagi kelompok lansia sehingga terpelihara kesehatannya.

3. Bagi Peneliti Lain

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Ariawan, Iwan. 1998.

Besar dan Metode sampel pada Penelitian Kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia Farida, Yayuk dkk. 2001.

Pangan dan Gizi. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian

Fatmah,2010,

Gizi Usia Lanjut,Jakarta,PT Erlangga Moehji, Sjahmien. 2003.

Ilmu Gizi Edisi ke-2. Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. 2005.

Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.

Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : RinekaCipta Nugroho, Wahyudi. 2000.

Keperawatan gerontik. Jakarta : EGC Wirakusumah, Emmas. 2001.

Menu Sehat Untuk Lanjut Usia. Jakarta : MSC

Notoatmodjo,Soekidjo.2010.

PROMOSIKESEHATAN.Jakarta : RINEKA CIPTA.

Suyanto, 2011.

Metodologi dan Aplikasi

PenelitianKeperawatan.Yogyakarta : NUHA MEDIKA.

Kartasapoetra, Marsutyo.2010.

Ilmu Gizi. Jakarta : RINEKA CIPTA. Kusuma Reksodi, 2004.

Penilaian Status Gizi. Yogyakarta : NUHA MEDIKA.

Irianto Kus.2004

Gizi dan pola hidup sehat. Bandung. Penerbit CV.Yrama Widya.

Green Lawrence.W.1998

Diterjemahkan oleh Zulazmi Mamdy. Perencanaan Pendidikan Kesehatan Sebuah Pendekatan Diagnostik. Jakarta: Proyek Pengembangan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Moedji Sjahmien, BSC. 1998

Pemeliharaan gizi bayi dan balita. Jakarta : Bhratara Karya Aksara.

Yusthinira, 2007

(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk

1/4/jtptunimus-gdl-s1-2007-yusthinira-161-3-bab2.pdf, diakses pada tanggal 3 April 2013).

UMR/UMK Sumatera Selatan, 2013

(http://www.hrcentro.com/umr/sumat era_selatan diakses tanggal 2 April 2013)

Gizi Lebih Merupakan Ancaman Masa Depan Anak,2010

Gambar

Tabel 3
Tabel 5

Referensi

Dokumen terkait

Gerakan tanah atau dikenal dengan tanah longsor didefinisikan sebagai hasil proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan terjadinya perpindahan material pembentuk lereng

Pada Tampilan antarmuka dashboard karyawan terdapat informasi untuk status approval karyawan mengetahui apakah permohonannya telah di approve oleh manajer, total

Juara 2 VIETNAM OPEN 2012, HO CHI MINH CITY, VIETNAM ( Lempar cakram )1. Pengalaman sebagai

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax. Tri

Data penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang mengungkapkan bentuk ikon, indeks, dan simbol dalam novel Khotbah di Atas Bukit karya Kuntowijoyo yang diterbitkan

Semua jenis tanaman sirih memiliki ciri yang hampir sama yaitu tanamannya merambat dengan bentuk daun menyerupai hatidan bertangkai yang tumbuh

Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya: Di Jawa tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dpl, pada daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup; rawa-rawa; pada tanah dengan

a) Nilai t hitung untuk variabel insentif terhadap kinerja karyawan diperoleh 4.597 dengan harga signifikansi 0.000 menunjukkan bahwa nilai t yang diperoleh