• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “100 KAI NAKU KOTO” KARYA NAKAMURA KOU 2.1 Defenisi Novel - Analisis Psikologi Tokoh Utama Dalam Novel “100 Kai Naku Koto” Karya Nakamura Kou

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “100 KAI NAKU KOTO” KARYA NAKAMURA KOU 2.1 Defenisi Novel - Analisis Psikologi Tokoh Utama Dalam Novel “100 Kai Naku Koto” Karya Nakamura Kou"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “100 KAI NAKU KOTO” KARYA NAKAMURA KOU

2.1 Defenisi Novel

Abram dalam Nurgiantoro (1995 : 9), menyatakan bahwa novel berasal dari Italia yaitu Novellet yang secara harfiah yang berarti sebuah barang baru

yang kecil yang kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa.

Diantara genre utama karya sastra, yaitu puisi, prosa dan drama, genre prosalah, khususnya novel, dianggap paling dominan dalam menampilkan

unsur-unsur sosial, Alasan yang dapat ditemukan diantaranya;

a) Novel menampilkan unsur-unsur cerita paling lengkap, memiliki media

yang paling luas, menyajikan masalah-masalah kemasyarakatan yang paling luas.

b) Bahasa novel cenderung merupakan bahasa sehari-hari, bahasa yang

paling umum digunakan dalam masyarakat.

Karya-karya modern klasik dan kesusastraan, kebanyakan berisi

karya-karya novel. Novel merupakan bentuk karya-karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Novel yang baik adalah

novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Banyak sastrawan yang memberikan batasan atau defenisi novel. Batasan atau

(2)

mereka pergunakan juga berbeda-beda. Defenisi-defenisi novel antara

lain adalah sebagai berikut:

1. Novel

sastra yang didalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial, moral, dan pendidikan.

2. Wellek dan Werren (1995 : 282) novel adalah gambaran dari kehidupan dan perilaku nyata, dari zaman pada saat novel itu ditulis yang bersifat realistis dan mengacu pada realitas yang lebih tinggi

dan psikologis yang lebih mendalam.

3. Jacob Sumardjo (1997 : 11-12) novel adalah genre sastra yang

berupa cerita, mudah dibaca dan dicerna, juga kebanyakan mengandung unsur suspense dalam alur ceritanya yang mudah menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya.

Di dalam sebuah karya fiksi, novel biasanya memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

a. Ditulis dengan gaya narasi, yang terkadang dicampur deskripsi untuk

menggambarkan suasana.

b. Novel itu bersifat realistis yang artinya merupakan tanggapan pengarang terhadap situasi lingkungannya.

(3)

2.2 Resensi novel 100 KAI NAKU KOTO

Abrams dalam Nurgiantoro (1995 : 216), mengungkapkan bahwa setting dan latar disebutkan juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian

tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

Setting memberikan pijakan cerita secara konkrit dan jelas. Hal ini penting

untuk memberikan kesan realitas kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh ada dan terjadi. Pembaca dengan demikian merasa dipermudah untuk menggunakan daya imajinasi, disamping itu memungkinkan

untuk berperan serta secara kritis sehubungan dengan pengetahuannya tentang setting.

Nurgiantoro (1995 : 227) mengatakan setting dapat dibedakan kedalam tiga unsur pokok yaitu tempat, waktu dan sosial. Ketiga unsur itu masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri,

pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

2.2.1 Tema

Tema dipahami sebagai gagasan (ide) utama atau makna utama dalam sebuah tulisan. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Sedangkan tema

(4)

Tema memiliki fungsi untuk menyatukan unsur-unsur lainnya. Di samping

itu, juga berfungsi untuk melayani visi atau response pengarang terhadap pengalaman dan hubungan totalnya dengan jagat raya menurut Sayuti dalam Wiyatmi (2009 : 43) .

Brooks dalam Aminuddin (2000 : 20) mengungkapkan bahwa dalam mengapresiasikan tema suatu cerita, aspirator harus memahami ilmu-ilmu

humanitas karena tema sebenarnya merupakan pendalaman dan hasil kontemplasi pengarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan serta masalah lain yang bersifat universal. Tema dalam hal ini tidaklah berbeda di alur cerita, T/etapi

inklusif didalamnya. Akan tetapi, keberadaan tema meskipun inklusif didalam cerita tidaklah terumus dalam satu dua kalimat secara tersurat, tetapi tersebar di

balik keseluruhan unsur-unsur signifikan atau media pemapar prosa fiksi. Dalam upaya memahami tema, pembaca perlu memperhatikan beberapa langkah berikut secara cermat.

1) Memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca.

2) Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa

fiksi yang dibaca.

3) Memahami suatu peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi yang dibaca.

4) Memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca. 5) Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan yang

(5)

6) Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang

disampaikan.

7) Mengidentifikasikan tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran yang ditampilkannya.

8) Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkan dalam satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar

cerita yang dipaparkan pengarangnya.

Dalam analisis ini, tema yang dialami dalam novel yang berjudul 100 KAI NAKU KOTO. Novel ini menceritakan tentang seorang

pemuda yang harus kehilangan kekasih dan anjing peliharaannya yang sangat ia cintai. Fujii kun adalah seorang pemuda yang

menginspirasikan bahwa dalam hidup ini dibutuhkan perjuangan, kedewasaan, dan keikhlasan yang harus mengalami proses dalam bersikap. Pengalaman yang berat dan menyedihkan inilah yang

menjadi fokus utama dalam novel “100 KAI NAKU KOTO” 2.2.2 Alur / Plot

Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan kausalitas. Sedangkan alur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (2008 : 45) adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan

saksama dan menggerakkan jalan cerita melaluli kerumitan kearah klimaks dan penyelesaian.

(6)

mengandung instanbilitas dan konflik. Bagian akhir cerita biasanya mengandung

donoument (penyelesaian atau pemecahan masalah).

Dalam analisis ini, alur awal yang terdapat dalam novel 100 KAI NAKU

KOTO bercerita tentang seorang pemuda yang berasal dari Akasaka, bernama Fujii yang terlahir dari keluarga sederhana bersama orangtua nya. Kehadiran seekor anjing yang ia temukan dalam kardus di parkiran perpustakaan, dinamakan

nya Book membuat harinya tidak merasa sepi lagi. Sampai pada waktunya ia harus berpisah dengan keluarga nya dan Book karena ia harus melanjutkan sekolahnya di Universitas Tokyo.

Pada alur tengah diceritakan tentang tekanan batin yang di alami oleh tokoh utama terhadap keadaan yang berawal dari kebahagiaan dan harus berakhir

sangat menyedihkan. Setelah empat tahun ia menyelesaikan sekolahnya, ia pun bertemu dengan seorang gadis bernama Yoshimi yang kemudian menjadi pacarnya. Ia kini sudah bekerja dan siap untuk menikah dengan kekasihnya. Saat

mereka memulai untuk tinggal dalam satu apartemen sebagai latihan menuju pernikahan, masalah pun datang. Ia mendapat berita bahwa keadaan Book saat ini

sekarat, karena mengidap penyakit Edema (Pengumpulan Cairan Dibawah Kulit). Ia menyadari memang sudah empat tahun lamanya, sejak ia mulai bekerja ia tidak pernah pulang ke kampung halaman nya lagi. Ia pun berangkat ke Akasaka untuk

melihat keadaan Book, berharap ia bisa melakukan apa pun disana untuk membuat anjing kesayangan nya bisa kembali sehat walaupun itu sangat tidak

(7)

disangka pacarnya pun mengalami sakit yang berawal dari flu biasa menjadi

penyakit yang sangat serius yaitu Kanker Indung Telur.

Alur terakhir diceritakan tentang tekanan batin yang semakin meningkat

pada tokoh utama. Setelah melalui berbagai pengobatan yang awalnya berdampak baik bagi kesehatan Yoshimi, namun pada akhirnya dia tak bisa lagi di selamatkan karena penyakit nya semakin membesar, dan ditemukan penyebaran pada hati

dan ginjal kecilnya. Ia pun kemudian meninggal. Hal ini sangat membuatnya terpukul, dan mengalami depresi yang sangat mendalam. Tidak lama setelah itu dia pun kembali mengalami kesedihan yang benar-benar membuat nya terluka

karena anjing kesayangannya Book pun meninggal setelah 3 tahun ia mencoba bertahan dengan penyakit yang sudah lama dideritanya. Fujii kun tak mampu

mengendalikan dirinya sendiri, ia terpukul dan sangat terpuruk. Hanya alcohol lah yang mampu menenangkan hatinya, meskipun terkadang ia sadar akan apa yang dia lakukan, dan ia sadar bahwa hidup harus terus berjalan, namun ia tetap saja

melakukan hal itu terus menerus hingga 100 hari..

2.2.3 Latar / Setting

Menurut Jacob Sumardjo (1997 : 75-76) setting dalam cerita bukan hanya sekedar Background, artinya bukan hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan terjadinya, tetapi juga terjadi erat dengan karakter, tema dan suasana cerita.

Untuk menghasilkan cerita baik, setting harus benar-benar mutlak dalam menggarap tema dan plot tertentu. Setting menurut Dick Hartono dalam Sudjiman

(8)

terjadinya lakon dalam karya sastra ataupun novel secara lengkap, pembaca tentu

harus memahami bagaimana setting dari karya sastra tersebut.

Sedangkan latar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (2008 :

794) adalah keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra.

Latar memiliki fungsi untuk member konteks cerita. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa sebuah cerita terjadi dan dialami oleh tokoh disuatu tempat tertentu, pada suatu masa dan lungkungan masyarakat tertentu.

Dalam fiksi latar dibedakan menjadi tiga macam yaitu latar tempat, waktu

dan sosial. Latar tempat berkaitan dengan masalah geografis. Dilokasi mana peristiwa terjadi, didesa apa, kota apa dan sebagainya. Latar waktu berkaitan

dengan masalah waktu, hari, jam maupun historis. Latar sosial berkaitan dengan kehidupan manusia menurut Sayuti dalam Wiyatmi (2009 : 40).

a. Latar Tempat

Latar tempat mengarah pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang digunakan mungkin berupa

tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, lokasi tertentu tanpa nama jelas. Deskripsi tempat secara teliti dan realitas penting untuk mengesani pembaca seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh ada dan terjadi yaitu tempat dan

(9)

b. Latar waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut

biasanya dihubungkan dengan waktu faktual. Latar waktu juga dikaitkan dengan latar tempat dan latar sosial pada kenyataannya memang saling berkaitan. Dalam novel 100 KAI NAKU KOTO, latar waktu dari cerita dalam novel ini dari selama

menjalani kehidupan sejak tokoh utama tamat SMA sampai ia bekerja

c. Latar sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup

yang kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir, dan bersikap. Disamping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.

Jika dilihat dari latar sosialnya novel 100 KAI NAKU KOTO menggambarkan kehidupan yang sangat erat dengan pandangan hidup, kesetiaan,

menghargai kehidupan dan pengorbanan.

Novel ini secara keseluruhan menggambarkan tentang perjalanan hidup seorang pemuda yang berasal dari Akasaka yang memiliki seekor anjing yang

menemani nya sampai ia menyelsaikan sekolahnya. Kmudian Fujii harus menyelesaikan kuliahnya di Tokyo dan saat itu lah masalah dimulai, ketika ia

(10)

kesayangan nya sedang sakit parah di Akasaka. Ia pun kembali untuk anjing nya

tsb, namun saat ia fokus dengan kesembuhan Book anjingnya, sang kekasih pun ternyata mengalami sakit yang parah yaitu Kanker Indung Telur Stadium III, pada akhirnya kekasihnya tak bias diselamatkan dan meninggal, begitu juga dengan

anjing nya yang akhirnya pun meninggal setelah bertahan 3 tahun dengan penyakitnya yang membuat nya semakin terpukul. Masalah yang datang terus

menerus itu mengakibatkan perilaku psikologis terhadapa tokoh utama Fujii.

Reinkarnasi dalam agama Buddha

Dalam agama Buddha dipercayai bahwa adanya suatu proses kelahiran kembali (Punabbhava). Semua makhluk hidup yang ada di alam semesta ini akan

terus menerus mengalami tumimbal lahir selama makhluk tersebut belum mencapai tingkat kesuci makhluk tersebut; bila ia baik akan terlahir di alam bahagia, bila ia jahat ia akan

terlahir di alam yang menderitakan. Kelahiran kembali juga dipengaruhi oleh Garuka Kamma yang artinya karma pada detik kematiannya, bila pada saat ia

meninggal dia berpikiran baik maka ia akan lahir di alam yang berbahagia, namun sebaliknya ia akan terlahir di alam yang menderitakan, sehingga segala sesuatu tergantung da

bisa lahir di dunia yang banyak oraang tampan.

Kelahiran kembali adalah suatu proses penerusan kelahiran di kehidupan

sebelumnya. Dalam

(11)

jawab terhadap nasib yang sedang diterimanya. Selama manusia terikat pada

siklus reinkarnasi, maka hidupnya tidak luput dari duka. Selama jiwa terikat pada hasil perbuatan yang buruk, maka ia akan bereinkarnasi menjadi orang yang selalu

duka. Dalam

kesempatan untuk menikmati kebahagiaan yang tertinggi. Hal tersebut terjadi apabila manusia tidak terpengaruh oleh kenikmatan maupun kesengsaraan

duniawi sehingga tidak pernah merasakan duka, dan apabila mereka mengerti arti hidup yang sebenarnya.

Dengan dasar ini lah orang Jepang sangat menghargai Hewan dan

menganggapnya memiliki hak yang sama dengan Manusia. Dapat dilihat dari beberapa contoh berikut:

1. Hewan di pelihara, dirawat, diajak jalan-jalan, diberikan pakaian, diberikan makanan khusus hewan, di ajak makan direstoran. Bahkan di Jepang terdapat Salon, sekolah, tempat bermain, restoran khusus

hewan

2. Dikuburkan atau di kremasi dan di berikan kuburan khusus untuk

hewan.

3. Hewan yang diperlihara dikuil di Jepang memiiki anggaran tersendiri untuk merawatnya.

(12)

2.2.4 Penokohan / Perwatakan

Tokoh adalah orang yang sangat penting untuk menjalankan sebuah cerita. Dengan adanya tokoh, cerita yang ditampilkan akan terasa hidup untuk dibaca.

Didalam karya sastra fiksi tokoh biasanya dibedakan menjadi beberapa jenis. Sesuai dengan keterlibatannya dalam cerita, tokoh dibedakan antara tokoh utama dan tokoh tambahan.

Tokoh utama adalah tokoh paling terlibat dalam makna atau tema, paling banyak berhubungan dengan tokoh yang lain dan paling banyak memerlukan waktu penceritaan menurut Sayuti dalam Wiyatmi (2009 : 31). Sedangkan tokoh

tambahan adalah tokoh yang mendukung jalan cerita dari sebuah karya sastra.

Tokoh utama dalam novel ini bernama Shuici Fujii. Fujii adalah seorang

pemuda yang menginspirasikan bahwa dalam hidupnya dibutuhkan perjuangan, kedewasaan, dan keikhlasan dalam bersikap. Saat ia mendengar berita bahwa anjing kesayangannya Book telah sekarat ia mampu melewati rasa sedih itu

dengan kesabaran, namun saat ia mengetahui penyakit yang diderita pacarnya, ia mulai goyah sampai saat ia harus dihadapkan dengan kematian Book dan

pacarnya. Ia pun mulai sulit dan bahkan terkadang tak mampu mengendalikan dirinya lagi.

Tokoh-tokoh tambahan digambarkan sebagai orang-orang yang menemani

(13)

2.3 Biografi pengarang

Kou Nakamura lahir pada tahun 1969 di Prefektur Gifu, Jepang. Ko Nakamura lulus dari Universitas jurusan ilmu teknik , kemudian mengambil pekerjaan di

suatu peralatan pabrik optik. Dia juga mempunyai sebuah band saat SMA. Namun ia keluar dari bandnya dan mulai menulis fiksi.

Pada tahun 1999 ia meninggalkan perusahaannya untuk mengabdikan dirinya

untuk menulis penuh waktu, dan masuk ke cetak pada tahun 2002 dengan Rirekisho (Resume). Novel yang ditulisnya tentang seorang pemuda yang menjadi saudara bagi seorang gadis yang tidak sedarah dengannya, saat itu memenangkan

hadiah Bungei.

Hal ini diikuti oleh Natsu Yasumi (Summer Vacation), dan kemudian

Guruguru Mawaru suberidai (Helter Skelter-) yang angsuran terakhir dalam apa yang penulis sebut sebagai "trilogi pertama" ia memenangkan Hadiah Noma New Penulis dan juga tercantum untuk Penghargaan Akutagawa. 100-kai naku koto

(Cry 100 Times), kisah cinta Nakamura diterbitkan pada tahun 2005, menjadi buku terlaris.

Karya-karyanya yang lain termasuk Anata Ga Koko Ni Ite Hoshii (I Want You Here) dan Boku No Sukina Hito Ga Yoku Nemuremasu Yo Ni (Membantu My Lover Dapatkan Tidur yang nyenyak). Kemurnian dan kepolosan cerita

Referensi

Dokumen terkait

Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang adalah orang tua yang memiliki anak usia 3 sampai 6 tahun. Pada penelitian ini semua partisipan memiliki

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada model regresi II yaitu pengaruh DR, DER terhadap ROE dapat diketahui bahwa variabel bebas DR dan DER

Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi akademik dalam penelitian ini diketahui bahwa korelasi kecerdasan emosional dan prestasi akademik memiliki R square (koefisien

Data primer yang penulis tetapkan pada penelitian ini adalah 5 buah foto tampilan fashion Ines Ariani yang penulis dapatkan dari blognya yaitu aii-ness.com ,

Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mengetahui variasi dosis anestesi lokal lidokain 2% dengan adrenalin 1:100.000 yang diberikan pada pasien odontektomi

[r]

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitiannya adalah berita-berita perkosaan yang dimuat di Detik.com dan objek penelitiannya adalah, kecenderungan konten-konten

Sedangkan Gillin (dalam Abdulsyani, 2002), mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima,