• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWAI SMP NEGERI 1 ALUE BU KECAMATAN PEUREULAK BARAT KABUPATEN ACEH TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWAI SMP NEGERI 1 ALUE BU KECAMATAN PEUREULAK BARAT KABUPATEN ACEH TIMUR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KENAKALAN

REMAJA PADA SISWA/I SMP NEGERI 1 ALUE BU KECAMATAN

PEUREULAK BARAT KABUPATEN ACEH TIMUR

Maulida1

1

Dosen Program Studi Keperawatan STIKes Bina Nusantara

ABSTRAK

Faktor penyebab prilaku kenakalan remaja banyak ahli percaya bahwa keluarga yang bermasalah merupakan penyebab utama dalam pembentukan masalah emosional pada remaja yang dapat mengarah pada masalah sosial dalam jangka panjang dan orang tua yang mengacuhkan atau tidak memenuhi kebutuhan remaja dengan akan meningkatkan resiko keterlibatan remaja dalam prilaku sosial.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/i Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur. Metode penelitian yang digunakan dengan menggunakan

Cross Sectional,penarikan sampel dilakukan dengan tehniksimple random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pola asuh demokratis yang diterima anak adalah Baik yaitu Sebanyak 52 Orang (75,4%), mayoritas pola asuh Otoriter yang diterima anak adalah Baik yaitu Sebanyak 56 Orang (81,2%), mayoritas pola asuh Permisif yang diterima anak adalah tidak baik yaitu Sebanyak 43 Orang (62,3%). mayoritas pola asuh Penelantar yang diterima anak adalah Tidak Baik yaitu Sebanyak 55 Orang (79,7%) mayoritas kenakalan remaja adalah nakal yaitu Sebanyak 37 Orang (53,6%) dan minoritas anak yang tidak nakal adalah sebanyak 32 orang (46,4%).

Kesimpulannya adalah dengan pola asuh yang diberikan oleh keluarga maka akan berpengaruh terhadap kenakalan remaja sehingga akan berdampak terhadap kegiatan remaja disekolah.

Kata Kunci : Pola Asuh, Kenakalan Remaja

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa transisi remaja merasakan keraguan dan kebingungan akan peran yang harus dilakukan dan status yang tidak jelas ini juga menguntungkan bagi remaja untuk mencari jati diri dan mencoba gaya hidup yang berbeda menentukan pola prilaku,

nilai dan sifat yang sesuai bagi dirinya (Kartono, 2010)

(2)

agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya, terutama bagi anaknya yang masih menempuh pendidikan di sekolah, Akibatnya, orangtua kurang memiliki waktu untuk berkomunikasi dan mengawasi pendidikan beserta perkembangan anaknya.

Penelitian Sri (2016) tentang hubungan pola asuh orang tua kenakalan remaja di SMAN 8 Surakarta menunjukkan hasil bahwa pola asuh orang tua termasuk dalam katagori baik, (50,5%), kenakalan remaja termasuk katagori rendah (45,1%) dan terdapat hubungan pola asuh orang tua kenakalan remaja di SMA N 8 Surakarta.

Penelitian Sri (2016), Menunjukkan hasil perhitungan korelasi Kendall’s Tau diketahui bahwa besarnya nilai adalah -0,520. Hal itu menunjukkan adanya antara pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di SMA Negeri 8 Surakarta. Selanjutnya diberlakukan pada populasi dimana sampel dengan menggunakan rumus zhitung dengan taraf kesalahan 5%.

Penelitian Yeni Diana Sari (2009) Dalam Skripsinya yang berjudul Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kenakalan Remaja Di SMK Textile Pandaan Pasuruan menyimpulkan bahwa pola asuh yang diberikan orang tua terhadap anak didapatkan bahwa hampir setengah siswa yang mendapatkan pola asuh penelantaran sebanyak 28 orang (37,8%). Siswa mendapatkan pola asuh penyabar sebanyak 20 orang (27%), siswa mendapatkan pola asuh otoriter sebanyak 15 orang (20,3%) dan siswa mendapatkan pola asuh yang demokratis sebanyak 10 orang (14,9%). Sedangkan dari hasil pengujian dengan menggunakan statistik uji tanda dengan tingkat kemaknaan 0,05

diperoleh hasil ada hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja.

Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak, yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai/norma, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi anaknya (Theresia, 2011)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode analitik dengan desain penelitian cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengamatan atau pengukuran pada saat bersamaan (sekali waktu). Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahuiHubungan Pola Asuh Keluarga Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/iSmp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur.

1.Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti (Notoatmojo, 2012).Populasi dalam penelitia ini adalah, siswa/i Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timuryang berada di kelas 3 yang berjumlah 233 siswa.

b. Sampel

(3)

sebanyak 233 siswa/i. Jumlah sampel yang akan diteliti dihitung dengan menggunakan rumus Slovin , sebagai berikut

Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Simple Random Sampling,

yang mana setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel.

Tabel 3.1

69/233 x 37 11 Pengambilan

sampel diacak

Adapun Pengambilan sampel dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut:

1. Siswa/siswi yang berada dikelas 3 Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur

2. Bersedia dijadikan sampel

3. Mampu diajak berkomunikasi dengan baik

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Penelitian

1. Analia Univariat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 69 orang responden pada penelitian tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi pola asuh OtoriterOrang TuaTerhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp

Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur

No Pola Asuh Otoriter

F %

1 Baik 56 81,2

2 Tidak Baik 13 18,8

Total 69 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mayoritas pola asuh otoriter yang diterima anak adalah Baik yaitu Sebanyak 56 Orang (81,2%)

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi pola asuh Demokratis Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat

Kabupaten Aceh Timur No Pola Asuh

Demokratis

F %

1 Baik 52 75,4

2 Tidak Baik 17 24,6

Total 69 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mayoritas pola asuh Demokratis yang diterima anak adalah Baik yaitu Sebanyak 52 Orang (75,4%).

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Pola Asuh Permisif Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I I Smp

Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur

No Pola Asuh Permisif

F %

(4)

2 Tidak Baik 43 62,3

Total 69 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mayoritas pola asuh Permisif yang diterima anak adalah tidak baik yaitu Sebanyak 43 Orang (62,3%).

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Pola Asuh Penelantar Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat

Kabupaten Aceh Timur

No Pola Asuh Penelantar

F %

1 Baik 14 20,3

2 Tidak Baik 55 79,7

Total 69 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mayoritas pola asuh Penelantar yang diterima anak adalah Tidak Baik yaitu Sebanyak 55 Orang (79,7%)

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja Pada Siswa/I I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan

Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur

No Kenakalan Remaja F %

1 Nakal 37 53,6

2 Tidak Nakal 32 46,4

Total 69 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mayoritas kenakalan remaja adalah nakal yaitu Sebanyak 37 Orang (53,6%) dan minoritas anak yang tidak nakal adalah sebanyak 32 orang (46,4%).

2. Analisa Bivariat

Tabel 4.6

Hubungan Pola Asuh Otoriter Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten

Aceh Timur

Dari tabel 4.6 menunjukkan anak yang mendapatkan pola asuh otoriter baik dengan kenakalan remaja sebanyak 30 Orang (53,6%), dan pola asuh otoriter dengan kenakalan Remaja katagori nakal sebanyak 7 orang (53,8%). Pada uji korelasi dengan menggunakan chi square, diketahui nilai p value (0,013 < 0,05 sehingga dapat dikatakan terdapat Hubungan Pola Asuh Otoriter Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur.

Tabel 4.7

Hubungan Pola Asuh Demokratis Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I I Smp

(5)

Dari tabel 4.7anak yang mendapatkan pola asuh demokratis baik dengan kenakalan remaja katagori nakal adalah sebanyak 22 orang (46,2 %), Sedangkan pola asuh Demokratis yang Tidak baik dengan pola asuh katagori tidak nakal sebanyak 6 (35,3%) orang. Pada uji korelasi dengan menggunakan chi square, diketahui nilai p value (0,022) < 0,05 sehingga dapat dikatakan terdapat Hubungan Pola Asuh Demokratis Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/ISmp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur.

Tabel4.8

Hubungan Pola Asuh Permisif Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I

Dari tabel 4.8 menunjukkan anak yang mendapatkan pola asuh permisif baik dengan kenakalan remaja katagori tidak nakal adalah sebanyak 15 orang (57,7%), pola asuh demokratis tidak baik dengan kenakalan remaja katagori nakal sebanyak 26 orang (60,5%). Pada uji korelasi dengan menggunakan chi square , diketahui nilai p value (0,112) > 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak terdapat Hubungan Pola Asuh Permisif Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/ISmp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur.

Tabel 4.9

Hubungan Pola Asuh Penelantar Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp

Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur

Dari tabel 4.9 menunjukkan anak yang mendapatkan pola asuh penelantar adalah baik dan anak menjadi nakal sebanyak 9 orang (64,3%), pola asuh tidak baik dengan kenakalan remaja katagori tidak nakal sebanyak 27 orang (49,1%) dan pada uji korelasi dengan menggunakan chi square , diketahui nilai p value (0,277) > 0,05 sehingga dapat dikatakan Tidak

terdapat Hubungan Pola Asuh penelantar Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur.

b. Pembahasan

1. Hubungan Pola Asuh Demokrasi terhadap Terhadap Kenakalan Remaja

(6)

Aceh Timur diketahui mayoritas pola asuh Demokratis yang diterima anak adalah Baik yaitu Sebanyak 52 Orang (75,4%). Dari tabel 4.7anak yang mendapatkan pola asuh demokratis baik dengan kenakalan remaja katagori nakal adalah sebanyak 22 orang (46,2 %), Sedangkan pola asuh Demokratis yang Tidak baik dengan pola asuh katagori tidak nakal sebanyak 6 (35,3%) orang. Pada uji korelasi dengan menggunakanchi square , diketahui nilai p value (0,022) < 0,05 sehingga dapat dikatakan terdapat Hubungan Pola Asuh Demokratis Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

Penelitian ini tidak sejala dengan penelitian Sri (2016), Menunjukkan hasil perhitungan korelasi Kendall’s Tau diketahui bahwa besarnya nilai adalah -0,520. Hal itu menunjukkan adanya antara pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di SMA Negeri 8 Surakarta. Selanjutnya diberlakukan pada populasi dimana sampel dengan menggunakan rumus zhitung dengan taraf kesalahan 5%.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pola asuh antara orang tua dengan

anak sangat dipengaruhi persepsi anak terhadap pelatihan yang dialami dan interpretasi terhadap motivasi hukuman dari orangtua. Setiap pola asuh yang diterapkan oleh orang tua pada dasarnya akan membawa dampak dalam kehidupan anak dalam segala aspek kehidupannya. Berhasil atau tidaknya orang tua dalam menjalankan atau mengasuh anak akan terlihat dalam kehidupan sehari-hari si anak.

2. Hubungan Pola Asuh Otoriter terhadap Terhadap Kenakalan Remaja

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 69 orang responden pada penelitian tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur diketahui mayoritas pola asuh otoriter yang diterima anak adalah Baik yaitu Sebanyak 56 Orang (81,2%). Pada table bivariat menunjukkan anak yang mendapatkan pola asuh otoriter baik dengan kenakalan remaja sebanyak 30 Orang (53,6%), dan pola asuh otoriter dengan kenakalan Remaja katagori nakal sebanyak 7 orang (53,8%). Pada uji korelasi dengan menggunakan chi square, diketahui nilai p value (0,013 < 0,05 sehingga dapat dikatakan terdapat Hubungan Pola Asuh Otoriter Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur

(7)

yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Yeni Diana Sari (2009) Dalam Skripsinya yang berjudul Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kenakalan Remaja Di SMK Textile Pandaan Pasuruan menyimpulkan bahwa pola asuh yang diberikan orang tua terhadap anak didapatkan bahwa hampir setengah siswa yang mendapatkan pola asuh penelantaran sebanyak 28 orang (37,8%). Siswa mendapatkan pola asuh penyabar sebanyak 20 orang (27%), siswa mendapatkan pola asuh otoriter sebanyak 15 orang (20,3%) dan siswa mendapatkan pola asuh yang demokratis sebanyak 10 orang (14,9%). Sedangkan dari hasil pengujian dengan menggunakan statistik uji tanda dengan tingkat kemaknaan 0,05 diperoleh hasil ada hubungan pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja.

3. Hubungan Pola Asuh Permisif terhadap Terhadap Kenakalan Remaja

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 69 orang responden pada penelitian tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur diketahui mayoritas pola asuh Permisif yang diterima anak adalah tidak baik yaitu Sebanyak 43 Orang (62,3%). Pada analisa bivariat menunjukkan anak yang mendapatkan pola asuh permisif baik dengan kenakalan remaja katagori tidak

nakal adalah sebanyak 15 orang (57,7%), pola asuh demokratis tidak baik dengan kenakalan remaja katagori nakal sebanyak 26 orang (60,5%). Pada uji korelasi dengan menggunakan chi square , diketahui nilai p value (0,112) > 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak terdapat Hubungan Pola Asuh Permisif Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pola asuh permisif terdiri dari dua macam yaitu permisif yang bersifat memanjakan dan permisif yang bersifat mengabaikan. Pola asuh permisif memanjakan membiarkan anaknya melakukan apapun yang mereka inginkan, tanpa memberikan kendali terhadap mereka. Sehingga, pada saat remaja mereka tidak pernah belajar untuk mengendalikan perilakunya sendiri dan selalu berharap agar keinginannya dituruti. Orang tua yang mengasuh dengan pola ini, memiliki pemikiran bahwa dengan kombinasi sedikitnya pembatasan yang diberikan dan kelekatan yang terjadi, akan menghasilkan remaja yang percaya diri. Namun, pengasuhan ini justru berkaian dengan rendahnya kompetensi sosial remaja, khususnya dalam pengendalian diri

4. Hubungan Pola Asuh penelantar terhadap Terhadap Kenakalan Remaja

(8)

Tidak Baik yaitu Sebanyak 55 Orang (79,7%) dan pada analisa bivariate menunjukkan anak yang mendapatkan pola asuh penelantar adalah baik dan anak menjadi nakal sebanyak 9 orang (64,3%), pola asuh tidak baik dengan kenakalan remaja katagori tidak nakal sebanyak 27 orang (49,1%) dan pada uji korelasi dengan menggunakan chi square , diketahui nilai p value (0,277) > 0,05 sehingga dapat dikatakan Tidak terdapat Hubungan Pola Asuh penelantar Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur Pada pola asuh penelantar orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada anak-anaknya

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh sri (2016). Menunjukkan hasil perhitungan korelasi Kendall’s Tau diketahui bahwa besarnya nilai adalah -0,520. Hal itu menunjukkan adanya antara pola asuh orang tua dengan kenakalan remaja di SMA Negeri 8 Surakarta. Selanjutnya diberlakukan pada populasi dimana sampel dengan menggunakan rumus zhitung dengan taraf kesalahan 5%.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Orang tua dengan pola asuh dimana kontrol dan kehangatan yang diberikan kepada remaja sama rendah, dimana orang tua sangat tua yang menerapkan pola asuh

ini hanya memberikan sedikit perhatian dan kontrol yang cukup longgar. Mereka cenderung untuk menggunakan sedikit waktu dan energi mereka untuk berinteraksi dengan remaja dan hampir tidak pernah memperhitungkan pendapat remaja dalam membuat keputusan. Orang tua yang menerapkan pola asuh ini hampir tidak memperdulikan lagi keberadaan remajanya. Jika situasi tersebut berlangsung selama terus menerus maka akan membuat remaja bersikap masa bodoh, pasif dan bahkan depresi. Remaja akan memiliki interaksi yang kurang baik dengan orang tua sehingga proses sosialisasi dan internalisasi nilai tidak terjadi. Pola asuh ini akan menghasilkan remaja yang memiliki pengertian bahwa aspek lain dalam kehidupan orang tua lebih penting dari pada. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berada ditengah-tengah masyarakat hanya akan berhasil apabila ada kerjasama dan dukungan penuh dari masyarakat da keluarga

(9)

PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui :

1. Mayoritas pola asuh demokratis yang . diterima anak adalah Baik yaitu Sebanyak 52 Orang (75,4%).

2. Mayoritas pola asuh Otoriter yang diterima anak adalah Baik yaitu Sebanyak 56 Orang (81,2%).

3. Mayoritas pola asuh Permisif yang diterima anak adalah tidak baik yaitu Sebanyak 43 Orang (62,3%).

4. Mayoritas pola asuh Penelantar yang diterima anak adalah Tidak Baik yaitu Sebanyak 55 Orang (79,7%)

5. Mayoritas kenakalan remaja adalah nakal yaitu Sebanyak 37 Orang (53,6%) dan minoritas anak yang tidak nakal adalah sebanyak 32 orang (46,4%).

6. Berdasarkan uji korelasi menunjukkan anak yang mendapatkan pola asuh otoriter baik dengan kenakalan remaja sebanyak 30 Orang (53,6%), dan Remaja tidak nakal sebanyak 6 orang (46,2%). Pada uji korelasi dengan menggunakan chi square , diketahui nilai p value (0,013 < 0,05 sehingga dapat dikatakan terdapat Hubungan Pola Asuh Otoriter Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh TimurBerdasarkan Uji Korelasi pola asuh demokratis baik dengan kenakalan remaja katagori nakal adalah sebanyak 22 orang (46,2 %), Sedangkan pola asuh Demokratis yang dan remaja tidak nakal sebanyak 6 (35,3%) orang. Pada uji korelasi dengan menggunakan chi

square, diketahui nilai p value (0,022) < 0,05 sehingga dapat dikatakan terdapat Hubungan Pola Asuh Demokratis Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur

7. Berdasarkan Uji Korelasi menunjukkan anak yang mendapatkan pola asuh permisif baik dengan kenakalan remaja katagori nakal adalah sebanyak 11 orang (42,3%), dan remaja tidak nakal sebanyak 17 orang (39,5%). Pada uji korelasi dengan menggunakan chi square , diketahui nilai p value (0,112) < 0,05 sehingga dapat dikatakan tidak terdapat Hubungan Pola Asuh Permisif Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur

8. Berdasarkan Uji Korelasi menunjukkan anak yang mendapatkan pola asuh penelantar adalah baik dan anak menjadi nakal sebanyak 9 orang (64,3%), dan /pada uji korelasi dengan menggunakan chi square , diketahui nilai p value (0,277) > 0,05 sehingga dapat dikatakan Tidak terdapat Hubungan Pola Asuh otoriter Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa/I Smp Negeri 1 Alue Bu Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur

b. Saran

1. Bagi tempat penelitian

(10)

optimalisasi pendidikan moral dan pekerti untuk menangani kenakalan remaja.

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan agar lebih memperbanyak lagi informasi bagi mahasiswa terkait perawatan anak remaja. Khususnya tentang penanganan kenakalan remaja.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi sumber inpirasi untuk mengembangkan penelitian tentang keperawatan anak remaja dengan menggunakan tehnik dan metode yang lebih komplit sehingga diperoleh penelitian yang lebih akurat dan lebih signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsmi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Desmita, (2012), Psikologi

Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

Gunarsa, Singgih D. (2013). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: Gunung Mulia.

Ghozallly Fitri R. (2011). Memahami Perkembangan Psikologi Remaja. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya

Hurlock. (2010).Psikologi Perkembangan. Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

Hidayat, A. A. (2011). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta: Salemba Medika.

Kartono (2010).Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja. Jakarta : Rajawali Pers

Nursalam, (2012). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan: pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Rifa Hidayah (2015), Psikologi Pengasuhan Anak, Malang: UIN Malang Press.

Setiadi. (2011). Konsep dan proses

keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sulistyo, A. (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori dan Praktik Keperawatan. Jogjakarta : Graha Ilmu.

Sri (2016) Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kenakalan Remaja Di Sma Negeri 8 Surakarta, Indonesian Journal On Medical Science.

Sarwono, S.W. 2012. Psikologi Remaja. Edisi Enam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soekidjo N. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Soekanto,S.2010. sosiologi Keluarga: Tentang Ihwal Keluarga, Remaja dan Anak. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia

Sunarwiyati,S (2013) Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulannya. Yogyakarta: Kanisius

(11)

Theresia, (2011), Gaya Pola Asuh Orangtua. Di buka pada web: http://images.

ratihst.multiply.multiplyconten t.com/attachment/0/SVrbaQoK CDEAAE0LUpc1/Teori%20P ola%20Asuh.doc?nmid= 157037437. Diakses pada tanggal 14 Juni 2017

Winkel, W.S. 2014. Psikologi Pengajaran, Terjemahan Kartini Kartono, Yogyakarta: Media Abadi. Yusuf,S.2011. Psikologi Perkembangan

Gambar

Tabel 4.4

Referensi

Dokumen terkait

Kemasukan agama Islam ke Buton adalah melalui tiga gelombang: pertama, agama Islam diterima secara rasmi dengan Raja Buton ke-6 La Kilaponto (bergelar Sultan Murhum) sekitar abad

Bahwa Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah salah satu intervensi yang dapat dilakukan dalam mengurangi kematian neonatal pada bayi dengan Berat Badan

Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis dan penyakit ini sangat sering di jumpai di Asia termasuk di Indonesia Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan audit internal adalah Andreas dkk (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh peran audit internal terhadap pencegahan

Survei telah dilakukan kepada user sesuai dengan target user mendapatkan hasil yang cukup sesuai dengan tujuan game yaitu secara tidak langsung user dapat mengetahui sejarah

pada penelitian ini berdasarkan tabel 9 terdapat data yang tidak sesuai dengan teori dimana pada perilaku pencegahan kategori kurang ada 1 responden (1.3%)

Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan adalah bentuk formal dari pengakuan kompetensi dan kualitas dari Tenaga Kesehatan non medis, untuk melaksanakan profesinya secara

Fungsi dari aplikasi ini adalah untuk memasukan data barang masuk dan data barang keluar , pada aplikasi ini proses penginputan data barang dilakukan dengan cara memasukan