Jurnal Pariwisata 2016
1PENGARUH DAYA TARIK WISATA TERHADAP NIAT KUNJUNGAN ULANG
WISATAWAN DENGAN KEPUASAN WISATAWAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA TAMAN SAFARI INDONESIA CISARUA BOGOR
Oleh:
AJENG FITRI NURLESTARI
Strata Satu Program Usaha Perjalanan Wisata Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor
E-mail : ajengfitrinurlestari@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, pertama untuk mengetahui pengaruh daya
tarik wisata terhadap kepuasan wisatawan, tujuan kedua untuk mengetahui pengaruh
kepuasan wisatawan terhadap niat kunjungan ulang dan tujuan yang ketiga untuk
mengetahui pengaruh langsung daya tarik wisata terhadap niat kunjungan ulang wisatawan
di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode analisis deskriptif, teknik pengumpulan data dengan
menyebarkan kuesioner kepada 100 responden di lokasi wisata dan metode pengujian
hipotesis menggunakan analisis jalur dengan program IBM SPSS Statistik 20.0. hasil
pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa daya tarik wisata berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan wisatawan (H
1diterima), hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan
bahwa kepuasan wisatawan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat
kunjungan ulang wisatawan di Taman Safari Indonesia (H
2ditolak) dan hasil hipotesis
ketiga menunjukan bahwa daya tarik wisata memiliki pengaruh langsung yang signifikan
terhadap niat kunjungan ulang wisatawan di Taman Safari Indonesia (H
3diterima).
Kata Kunci : Daya Tarik Wisata, Kepuasan Wisatawan, Niat Kunjungan Ulang Wisatawan
PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan industri yang tidak memproduksi barang melainkan hanya memasarkan objek daya tarik wisata yang telah ada di setiap daerah dan menyertakan pelayanan terbaik sebagai fasilitas penunjang kepada berbagai kelas masyarakat, industri ini membentuk sebuah kombinasi dari berbagai industri lain seperti perdagangan, industri makanan, transportasi dan industri perhotelan sebagai akomodasinya.
Perkiraan kunjungan wisatawan global di kawasan Asia tahun 2014 menurut World Tourism Organization akan mencapai 263 juta wisatawan dengan pertumbuhan rata-rata 5% setiap tahunnya dimana pertumbuhan terbesar berada di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia sebesar 7,6% setiap tahunnya. Berdasarkan angka tersebut maka perekonomian indonesia akan didominasi oleh sektor pariwisata sebagai penerima devisa dan akan menyerap banyak investasi di Indonesia.
Menurut data dari kementrian pariwisata Indonesia tahun 2010 hingga 2014, industri pariwisata menempati peringkat 4 nasional dibawah minyak gas bumi, batu bara dan minyak kelapa sawit.
Jurnal Pariwisata 2016
2Prinsip utama kepuasan wisatawan adalah perbandingan antara apa yang diharapkan dengan tingkat kinerja yang dirasakan oleh wisatawan. Artinya kepuasan itu merupakan perbandingan antara kinerja dan harapan, jika kinerja produk dirasakan lebih tinggi dari harapan, maka wisatawan akan senang dan puas. Sebaliknya jika kinerja yang dirasakan lebih rendah dari harapan maka wisatawan akan kecewa dan tidak puas (unsatisfaction). (Coban, 2012)
Terdapat hubungan positif antara kepuasan wisatwan dengan niat kunjungan ulang wisatawan yang berarti bahwa wisatawan akan merasa terpenuhi tingkat harapannya setelah melakukan kunjungan sehingga meningkatkan komitmen pembelian untuk berkunjung kembali ke objek tujuan wisata tersebut. (Rozak, 2012)
Saat ini Kabupaten Bogor memiliki beragam pilihan destinasi wisata yang dapat menarik minat wisatawan baik wisatawan domestik maupun internasional, dikarenakan lokasi Bogor yang strategis berdekatan dengan ibukota negara Jakarta dan Ibukota Provinsi Jawa Barat yaitu Bandung, memungkinkan wisatawan menjadikan Bogor sebagai kota transit atau sebagai pilihan alternatif dalam berwisata. Hingga tiga tahun terakhir sejak 2013-2015 posisi destinasi wisata paling diminati di Kabupaten Bogor khususnya kawasan puncak masih ditempati oleh Taman Safari Indonesia yang berlokasi di daerah Cisarua, Puncak. Alasan Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor masih menduduki peringkat tertinggi sebagai destinasi yang paling diminati wisatawan disebabkan tidak adanya kompetitor destinasi wisata yang serupa diwilayah Kabupaten dan Kota Bogor, walaupun untuk destinasi wisata lain memiliki wahana rekreasi yang hampir sama dengan Taman Safari Indonesia namun tetap saja Taman Safari Indonesia memiliki keunggulan tersendiri karena selain menjadi area rekreasi wisatawan, destinasi wisata ini termasuk kedalam lembaga konsevasi satwa yang diperuntukan pula sebagai media edukasi kepada masyarakat luas tentang keberlangsungan habitat berbagai satwa dialam bebas yang populasi satwanya kian menurun setiap tahun.
Bila dilihat dari antusias wisatawawan hingga saat ini Taman Safari Indonesia masih
menjadi destinasi populer di Kabupaten Bogor. Akan tetapi, kepopuleran suatu destinasi wisata belum tentu bisa menunjukan tingkat kepuasan wisatawan terhadap destinasi wisata tersebut, bila berfokus pada niat kunjungan ulang dan rekomendasi, wisatawan yang memiliki niat untuk melakukan kunjungan ulang akan sangat logis untuk merekomendasikan destinasi wisata, sementara wisatawan yang bersedia merekomendasikan destinasi belum tentu akan melakukan kunjungan ulang ke destinasi wisata tersebut. (Ahmad dan Badarneh, 2011)
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan malalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh antara daya tarik wisata terhadap kepuasan wisatawan di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor? 2. Bagaimana pengaruh antara kepuasan
wisatawan terhadap niat kunjungan ulang wisatawan di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor?
3. Bagaimana pengaruh langsung antara daya tarik wisata terhadap niat kunjungan ulang wisatawan di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor ?
TINJAUAN PUSTAKA
1. Daya Tarik Wisata (Variabel Dependen)
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No.10 tahun 2009 menjelaskan bahwa Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
Menurut Nyoman (1994) mendefinisikan Daya Tarik Wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Sedangkan menurut Yoeti (2002) menyatakan bahwa Daya Tarik Wisata atau
tourism attraction ialah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi daerah wisata tertentu.
Jurnal Pariwisata 2016
3 1. Daya Tarik Wisata Alam (NaturalAttraction)
Meliputi pemandangan alam berupa daratan dan lautan
2. Daya Tarik Wisata Bangunan dan Arsitektur (Building Attraction)
Meliputi bangunan dan arsitektur bersejarah, bangunan dan arsitektur modern, peninggalan arkeologi dan monumen.
3. Daya Tarik Wisata yang dikelola khusus ( managed visitor attraction)
Meliputi kawasan yang dikelola oleh pemerintah atau pihak swasta seperti taman hiburan, kebun binatang, taman kota.
4. Daya Tarik Wisata Budaya (Cultural Attraction)
Meliputi museum, festival budaya, musik, tarian tradisional, kampung budaya.
Dari beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai daya tarik, keunikan dan kemudahan untuk mencapai lokasi wisata yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisatawan untuk datang ke suatu daerah tertentu.
Amusement Park
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Amusement Park atau Taman Hiburan merupakan tempat yang mempunyai berbagai jenis pertunjukan hiburan. Sedangkan menurut Wikipedia (2015) Amusement Park
merupakan istilah yang ditujukan untuk kelompok atraksi hiburan yang hanya memiliki satu tema atraksi, memiliki lokasi yang tetap dan tidak berpindah dalam jangka waktu yang lama. Amusement Park termasuk kedalam daya tarik wisata yang dikelola khusus (Managed Visitor Attraction) yang dibangun oleh lembaga atau perusahaan yang ditujukan untuk hiburan masyarakat, menurut Witt (1994) dalam Rozak (2012) yang termasuk kedalam Daya Tarik Wisata yang dikelola khusus (Manage Visitor Attraction)
adalah Theme Park, Kebun Binatang.
Definisi Kebun Binatang dan Taman Safari
Terdapat perbedaan definisi antara kebun binatang dengan taman safari, menurut Peraturan Mentri Kehutanan Nomor P.31/Menhut-II/2012 menjelaskan sebagai berikut :
Kebun Binatang : memiliki area kurang dari
15 hektar, dihuni oleh satwa yang
ditempatkan di dalam kandang serta penggunaan kendaran bermotor didalam area kebun binatang tidak diperbolehkan, wisatawan diharuskan untuk berjalan kaki didalam area kebun binatang
Taman Safari : memiliki area minimal
seluas 50 hektar, berbagai satwa tidak ditempatkan didalam kandang, namun dibiarkan berkeliaran di area taman safari sehingga hewan-hewan tersebut dapat bergerak bebas, area taman safari dapat
dikunjungi penggunjung dengan
menggunakan kendaraan pribadi
.
2. Kepuasan Wisatawan (Variabel Intervening)
Definisi kepuasan menurut Philip Kotler (2006:70) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja produk yang dipikirkan terhadap kinerja atau hasil yang diharapkan. Jika kinerja suatu produk memenuhi atau melebihi ekspektasi dari wisatawan maka akn tercipta rasa puas pada diri setiap wisatawan, sedangkan jika kinerja produk berada dibawah harapan maka seseorang akan merasa tidak puas dan kecewa.
Menurut Simamora (2006 : 18) Kepuasan Pelanggan adalah hasil pengalaman terhadap produk, ini merupakan sebuah perasaan pelanggan setelah membandingkan antara harapan (Prepurchase Expectation) dengan Kinerja Aktual (Actual Performance).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan, jika kinerja sama dengan harapan maka wisatawan akan merasa puas.
Kepuasan wisatawan dapat memberikan beberapa manfaat menurut Assael (2007) diantaranya :
1. Hubungan antara wisatawan dan host
destinasi wisata akan harmonis
2. Memberikan alasan yang baik untuk melakukan pembelian ulang
Jurnal Pariwisata 2016
4Menurut Irawan ( 2002) dalam Ali (2012) faktor pendorong kepuasan pelanggan terbagi atas beberapa faktor berikut, yaitu :
1. Product Quality
Pelanggan akan merasa puas setelah membeli atau menggunakan produk dan jasa yang sesuai dengan harapan dengan kualitas yang baik.
2.Price
Untuk konsumen yang sensitif, biasanya harga yang terjangkau dengan kualitas produk yang baik akan menjadi nilai lebih tersendiri untuk menciptakan kepuasan pelanggan.
3.Service Quality
Untuk memuaskan pelanggan, suatu perusahaan hendaknya terlebih dahulu meningkatkan pelayanan yang semaksimal mungkin diberikan kepada pelanggan dan selalu mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan secara langsung baik dengan memberikan training product knowledge
kepada seluruh karyawan ataupun cara menghadapi keluhan pelanggan secara benar.
4.Easiness
Kemudahan dan kenyamanan dalam mencapai lokasi tujuan wisata dapat mempengaruhi faktor kepuasan pelanggan.
3. Niat Kunjungan Ulang Wisatawan (Variabel Independent)
Niat Kunjungan Ulang didefiniskan sebagai minat beli kembali (purchase intention) yaitu keinginan yang kuat untuk membeli kembali. (Fullerton dan Taylor, 2007)
Sedangkan menurut Belch (2009) Purchase Intention adalah kecenderungan untuk membeli sebuah merek sesuai dengan motif pembelanjaannya dengan atribut atau karakteristik merek yang dipertimbangkan. Penerapan purchase intention dalam riset dapat didefinisikan bahwa pelanggan akan melakukan tindakan pembelian kembali diwaktu yang akan datang sebagai respon langsung dari prilaku paska pembelian dalam jangka waktu tertentu.
Purchase Intention dalam hubungannya dengan kunjungan wisatawan dalam pembelian jasa pariwisata disebut sebagai
behavior intention to visit dimana konsep ini merupakan gabungan dari kualitas pelayanan yang dirasakan, nilai layanan, kepuasan serta prilaku niat membeli, Kepuasan telah terbukti
menjadi suatu prediktor yang baik untuk melakukan niat kunjungan ulang wisatawan.. (Baker dan Crompton, 2000)
Menurut Parasuraman, Zeitami dan Berry dalam penelitian yang dilakukan oleh Fue Zeng, Zuohao Hu, Rong Chen dan Zhilin Yang (2009), bahwa Behavior Intention
dibagi menjadi tiga indikator utama, yaitu :
1. Recommendation
Suatu niat berprilaku yang mendorong wisatawan untuk merekomendasikan daya tarik wisata tersebut baik secara langsung atau tidak langsung kepada masyarakat luas.
2. Repurchase Intention
Suatu niat berprilaku yang mendorong wisatawan untuk melakukan kunjungan ulang ke suatu destinasi wisata dalam kurun waktu tertentu.
3. Pay More
Suatu niat berprilaku yang mendorong wisatawan untuk mengunjungi kembali destinasi wisata walaupun harga yang ditawarkan terbilang cukup mahal, wisatawan berani untuk membayar lebih untuk menikmati daya tarik wisata tersebut.
HIPOTESIS
HI : Daya tarik wisata memiliki pengaruh
terhadap kepuasan wisatawan di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor.
H2 : Kepuasan wisatawan memiliki pengaruh
terhadap niat kunjungan ulang wisatawan di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor.
H3 : Daya tarik wisata memiliki pengaruh
langsung terhadap niat kunjungan ulang wisatawan di Taman Safari Indonesia.
LOKASI PENELITIAN
Lokasi Penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah Taman Safari Indonesia yang berlokasi di Jalan Kapten Harun Kabir No.724 Desa Cibereum Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Jawa Barat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian analisis deskriptif serta menggunakan populasi selama bulan juni 2016 sebanyak 102.175 wisatawan didapatkan sampel dengan rumus slovin
sebanyak 100 responden menggunakan
Jurnal Pariwisata 2016
5minimal satu kali melakukan kunjungan ke Taman Safari, Tehnik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner yang berbentuk skala likert. Tehnik pengujian data mengunakan uji validitas dan uji reliabiltas kuesioner, dilanjutkan dengan uji asumsi klasik yang terdiri atas: uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas, untuk uji analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis) yang melalui dua tahap yaitu : uji regresi linier sederhana dan uji regresi linier berganda.
HASIL PENELITIAN
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas dan uji reliabilitas mengunakan IBM SPSS 20.0 maka didapatkan hasil seperti table berikut :
Table 1. Uji Validitas & Reliabilitas
Daya Tarik Wisata (X) KMO 0,694
Sumber : IBM SPSS 20.0 Tahun 2016
Berdasarkan table diatas untuk uji validitas dinyatakan valid dilihat dari nilai KMO > 0,5 menurut Ghozali (2005) maka dapat disimpulkan bahwa variable daya tarik wisata dengan nilai 0,694 > 0,5 maka variable tersebut dinilai valid, variable kepuasan wisatawan dengan nilai 0,705 > 0,5 dinilai
valid dan variable niat kunjungan ulang dengan nilai 0,709 > 0,5 dapat dinilai valid.
Sedangkan untuk uji reliabilitas menurut Singgih Santosa (2015)dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha > 0,6 maka dapat dinyatakan reliable, untuk variable daya tarik wisata dengan nilai 0,765 > 0,6, variable kepuasan wisatawan memiliki nilai 0,775 > 0,6 dan variable niat kunjungan ulang memiliki nilai sebesar 0,796 > 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa ketiga variable tersebut dinyatakan reliable dengan tingkat keandalan yang baik.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable terikat dan variable bebas memiliki kontribusi normal atau tidak. Menurut Singgih Santoso (2015) data yang dinilai normal apabila nilai probabilitas > 0,5 maka dari hasil pengujian table one sample Kolmogorov Smirnov dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.Sig –Tailied) sebesar 0,197. Karena signifikansi lebih dari 0,05 (0,197 > 0,05), maka nilai residual tersebut dapat dinyatakan telah normal. , data yang terdistribusi normal diartikan bahwa data tersebut dianggap dapat mewakili populasi dan data yang terdistribusi normal merupakan syarat dalam melakukan analisis statistik parametrik.
Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance atau lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang umum digunakan untuk menunjukan adanya multikolineritas adalah nilai VIF < 10 (Ghozali,2011). Dalam penelitian ini didapat nilai VIF untuk variable independent nilainya berada disekitar angka 1 (1,092 dan 1,092) demikian pula dengan nilai Tolerance
mendekati angka 1( Variabel Daya Tarik Wisata memiliki nilai 0,916). Maka dapat disimpulkan model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat problem Multikolinieritas.
Jurnal Pariwisata 2016
6acak tidak membentuk suatu pola tertentu pada grafik serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga layak dipergunakan dalam penelitian ini.
Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis Jalur (Path Analysis) adalah suatu metode penelitian yang pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli genetika Sewall Wright, menurut Fraenkel dan Wallen (1992) dalam Nidjo Sandjojo (2011: 11) menyatakan bahwa analisis jalur digunakan untuk menguji kemungkinan dari suatu hubungan sebab akibat diantara tiga variable atau lebih. Sedangkan menurut Muhidin dan Abdurahman (2007) dalam Nadya (2012) pada dasarnya analisis jalur digunakan untuk mengetahui hubungan antar variable guna mengetahui pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung antara variable bebas (independent variable) terhadap variable terikat (dependent variable) baik pengaruhnya secara serempak maupun secara sendiri-sendiri. Path analysis dilakukan dengan dua tahap uji hipotesis yaitu : uji regresi linier sederhana dan uji regresi linier berganda
Hipotesis I
Uji Regresi Linier Sederhana
Table 2. Hasil Regresi Linier Sederhana
Pada table di atas terdapat nilai dari t hitung > t table sebesar 3.001 > 1.660 dengan nilai signifikan 0,003 < 0,05 maka dapat diputuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor.
HIPOTESIS II & III
Uji Regresi Linier Berganda Table 3. Hasil Regresi Berganda
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat diketahui persamaan regresi berganda dilihat dari nilai unstandardized coefficients
adalah sebagai berikut :
Y = a + b1.X1 + b2.X2
= 2.163 + 0.532 Daya Tarik Wisata + 0.059 Kepuasan Wisatawan
Penjelasan dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Nilai konstanta (a) adalah 2.163 artinya jika variable daya tarik wisata dan variable kepuasan wisatawan nilainya 0, maka variable kunjungan ulang wisatawan nilai positifnya yaitu 2.163.
2. Nilai koefisien regresi variable daya tarik wisata bernilai positif yaitu 0.532, artinya jika daya tarik wisata mengalami kenaikan sebesar satu-satuan, maka tingkat kunjungan ulang wisatawan akan mengalami peningkatan sebesar 0.532 satuan.
3. Nilai koefisien variable kepuasan wisatawan bernilai positif yaitu 0.059, artinya jika kepuasan wisatawan mengalami kenaikan sebesar satu-satuan, maka tingkat kunjungan ulang akan mengalami peningkatan pula sebesar 0.059 satuan.
Uji T (Statistik )
Dapat dilihat dari table 3 diatas nilai signifikansi dari masing-masing variable dapat disimpulkan sebagai berikut :
Jurnal Pariwisata 2016
7sedangkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berati Ho ditolak dan secara parisal variable daya tarik wisata berpengaruh signifikan terhadap variabel kunjungan ulang wisatawan.
2. Berdasarkan pengujian secara parsial antara variable kepuasan wisatawan terhadap variable kunjungan ulang wisatawan memiliki nilai t hitung > t table sebesar 1.874 > 1.660 dengan nilai signifikansi 0,064 > 0,05 yang berarti Ho diterima yang secara parsial variable kepuasan wisatawan tidak memiliki berpengaruh yang signifikan terhadap variable kunjungan ulang wisatawan.
Uji F (Hipotesis)
Table 4. Hasil Uji F (ANOVA)
Table diatas menjelaskan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 . dapat dinyatakan variable daya tarik wisata (X1) dan Kepuasan Wisatawan
(X2) secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variable niat kunjungan ulang wisatawan (Y).
PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan terhadap masing-masing variable yaitu variable daya tarik wisata, variable kepuasan wisatawan dan variable iat kunjungan ulang wisatawan, maka peneliti menggambarkan kedalam model struktural analisis jalur sebagai berikut :
Gambar 1.
Model Struktural Hasil Analisis Jalur
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai standardized Coefficients hubungan antara tiga variable diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
H1 = Pengaruh Daya Tarik Wisata (X1)
terhadap Kepuasan Wisatawan (X2)
memiliki nilai standardized Coefficients
sebesar 0,290
H2 = Pengaruh Kepuasan Wisatawan (X2)
terhadap Niat Kunjungan Ulang Wisatawan (Y) memiliki nilai
standardized Coefficients sebesar 0,172
H3 = Pengaruh langsung antara daya tarik wisata (X1) terhadap niat kunjungan ulang
wisatawan (Y) memiliki nilai standardized Coefficients sebesar 0,422
Adapun pengaruh tidak langsung yang dilihat dari variable daya tarik wisata (X) terhadap niat kunjungan ulang wisatawan (Y) melalui kepuasan wisatawan (Z) sebagai variable intervening menghasilkan nilai
standardized Coefficients dari hasil perkalian 0,290 X 0,172 sebesar 0,049
Jurnal Pariwisata 2016
8 KESIMPULANH1 :Pada pengukuran variable Daya Tarik Wisata terhadap kepuasan wisatawan didapatkan hasil bahwa Ho ditolak dan H1 diterima dan menjelaskan bahwa Daya Tarik Wisata berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Wisatawan di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor.
H2 : Pada pengukuran variable Kepuasan Wisatawan terhadap Niat Kunjungan Ulang didapatkan hasil bahwa Ho diterima dan H2 ditolak, hal ini
menjelaskan bahwa Kepuasan
Wisatawan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Niat Kunjungan Ulang Wisatawan di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor.
H3 : Pada pengukuran Variabel Daya Tarik Wisata terhadap Niat Kunjungan Ulang didapatkan hasil Ho ditolak dan H3 diterima, hal ini menjelaskan bahwa Daya Tarik Wisata memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap Niat Kunjungan Ulang Wisatawan di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Razak Munir, S. (2010). Aplikasi Analisis Jalur (Path Analysis)dengan SPSS 12. Jurnal Statistika.
Ahmad dan Badarneh, M. (2011). Tourist
Satisfaction and Repeater Visitation; new comprehenshive model. International Journal of Human and Social Sciences, 38-45.
Ali, H. (2012). Pemasaran Pariwisata. Yogyakarta.
Assael. (2007). Consumer Behavior and Marketing Action Edisi 3. Boston Massachusset AS: Kent Publishing Company.
Belch, G. (2009). Advertising and Promotion : An Integrated Marketing Communication Perpective. New Jersy: Pearson Education.
Bursan, R. (2006). Analisis Pengaruh Dimensi Wisata terhadap Loyalitas Wisatawan di Provinsi Lampung. Jurnal Bisnis dan Managemen.
Coban, S. (2012). The Effects of the Image of Destination on Tourist Satisfaction and Loyality : The Case of Cappadocia.
European Journal of Social Science, 222-232.
Correia, A. (2007). Why People Travel to Exotic Places. International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Reseaarch, 45-61.
Crompton, D. B. (2000). Quality, Satisfaction and Behavioral Intentions. Annals of Tourism Research, 785-804.
Crompton, J. (1979). Motivation or Pleasure Vacation. Annals of Tourism Research, 409.
Dhiera, R. A. (2015). Hubungan Faktor Motivasi Pendorong dan Faktor Motivasi Penarik terhadap keputusan berwisata Backpacker pada komunitas Backpaker Jakarta. 29. Fani Sartika, J. J. (2014). Pengaruh Produk dan
Bauran Promosi Wisata Terhadap Citra Destinasi dan Dampaknya pada Niat Wisatawan untuk Melakukan Kunjungan Ulang ke Provinsi Aceh. Jurnal
Managemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
Ferdinand, A. (2006). Metode Penelitian
Manajemen. Semarang: Badan Penenrbit Universitas Diponogoro.
Fue Zeng, C. R. (2009). Examining Structural Relationship of Destination Image, Tourist Satisfaction and Destination Loyality. An Integrated Approach Tourism Management, 624.
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Ghozali, I. (2011). Aplikasi ANnalisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5. Semarang: Universitas Diponogoro. Guilford, J. (1956). Fundamental Statistic in
Psychology and Education 3rd Edition. New York: McGraw-Hill Book Company.
Hanyu, Z. M. (2014). Research on the Causal Relationship Between Antecedent Factor, Tourist Satisfaction and Destination Loyality. Journal of Economics, Business and Management Vol.3, 683-686. Hermawan, A. (2009). Penelitian Bisnis. Jakarta:
PT. Grasindo.
Horner, J. S. (1999). Consumer Behavior in Tourism . British: British Library Cataloging.
Horner, S. (1999). Consumer Behaviour in Tourism. British: Cataloging in Publication Data.
Hyde, K. F. (2008). Information Processing and Touring Planning Theory. Annals of Tourism Research, 712.
Kotler, P. (2006). Managemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks.
Jurnal Pariwisata 2016
9 Tourism. New Jersey: Pearson Education.Kotler, P. (2012). Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 13. Jakarta: Erlangga.
Kriyantono, R. (2008). Teknik Praktik Riset. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Marzuki. (2005). Metodologi Riset. Yogyakarta:
Ekonisia.
Nadya, J. (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan melalui Kepuasan Terhadap Loyalitas di Rumah Sakit BMC Padang. Rozak, B. R. (2012). Kualitas Daya Tarik Wisata,
Kepuasan Wisatawan dan Niat Kunjungan Kembali Wisatawan
Mancanegara di Jawa Tengah. Dinamika Kepariwisataan Vol XI No.2.
S, C. R. (2011). Business Research Methods 9th edition. McGraw-Hill: International Edition.
Sandjojo, N. (2011). Metode Analisis Jalur (Path Analysis) dan Aplikasinya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi SPSS. Jakarta: PT Elek Media Komputindo. Sari, F. W. (2007). Pengaruh Bauran Pemasaran
Jasa Terhadap Kepuasan Wisatawan Jawa Timur Park II Kota Batu.
Sarwono. (2012). Path Analysis dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media.
Satriyo, G. (2014). Bauran Pemsaran Terhadap Kepuasan dengan Keputusan Wisatawan Blue Fire sebagai variabel intervening di Kawah Ijen. Analisa Pariwisata Vol.2. Simamora, H. (2006). Managemen Sumber Daya
Manusia Edisi 2. Yogyakarta: STIE YKPN.
Sitepu, N. S. (1994). Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: FMIPA UNPAD. Sopyan. (2015). Analisis Pengaruh Daya Tarik
Wisata dan Kualitas Pelayanan terhadap Minat Kunjungan Ulang dengan Kepuasan Sebagai variabel Intervening pada Cagar Budaya Lawang Sewu. Sorkin, M. (1992). A Variation on Theme Park:
The New American City and the End of Public Space. America: US Publisher. Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Suwarso, I. E. (2014). Peningkatan Kunjungan Wisatawan ke Kota Bogor . Bogor: AntaraNews.com.
Taylor, G. F. (2007). The Role of Commitment in Service Relationship. In S. o. University. Kingston Ontario: Limited Publication.
Tjiptono, F. (2011). Management Jasa. Yogyakarta: Andi.
Witt, S. F. (1994). Tourism Marketing and Management. Prentice Hall International. Yoeti. (2006). Atribut Produk Wisata. 211. Yoeti, A. (2002). Pengantar Ilmu Pariwisata.