• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana M02375

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan ": Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana M02375"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

101

Peningk atan M utu Pembelaj ar an M elalui S uper visi A k ademik

B er dasar k an M utu Standar Pr oses Pembelaj ar an

( Studi K asus Pemetaan M utu Pendidik an di Provinsi J awa T engah)

B ambang Ismanto

Progdi. S 2 Magister Manajemen Pendidikan – UK S W S alatiga E mail : bambang.ismanto@ staff.uksw.edu

A bstrak

Pendidikan bermutu menjadi indikator keberhasilan dalam peningkatan daya saing sumber daya manusia di Provinsi J awa T engah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja pencapaian standar proses dan merekomendasikan kebijakan dalam peningkatan mutu pendidikan S D , S MP dan S MA / S MK di Provinsi J awa T engah. Penelitian dilakukan berdasarkan pendekatan kombinasi ( Mixed Method) dengan analisis konten laporan pemetaan mutu dan kebijakan pendidikan menengah. T eknik pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi pemetaan mutu pendidikan dari L embaga Penjaminan Mutu Pendidikan dan R encana S trategis Pendidikan J awa T engah. C apaian mutu standar proses pendidikan di Provinsi J awa T engah oleh L PMP T ahun 2016 masih dibawah standar nasional pendidikan. S kor standar proses pada tingkat SD sekitar : 4,19; SMP : 4,62; S MA : 4,76 dan S MK : 4,75, lebih rendah dari skor 6,66 sampai dengan 7,00. K egagalan mencapai standar ini diakibatkan rendahnya para guru dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan proses pembel ajaran. Supervisi pendidikan, pelatihan, dan pendampingan guru menjadi program yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu standar proses pendidikan.

K ata kunci : Mutu, standar proses, pembel ajaran, supervisi pendidikan

Pendahuluan

Guru memiliki peran strategis untuk mewujudkan visi dan tujuan pendidikan nasional melalui proses pembelajaran. Perkembangan teknologi informasi tidak dapat menggeser guru dalam pengelolaan dan kepemimpinan proses pembelajaran. S ebagai pengelola pembelaj aran, guru melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembelajaran. S ebagai pemimpin, guru akan memotivasi, mengarahkan dan menciptakan pengaruh agar siswa berperilaku positif. T eknologi informasi diberdayakan untuk pemecahan kesulitan belajar dan

meningkatkan akselerasi dalam pengembangan potensi peserta didik.

(2)

102 proses pembelajaran. D alam perencanaan guru

akan menetapkan tujuan, kegi atan dan materi serta media yang relevan dengan kebutuhan peserta didik. Perencanaan ini menjadi acuan dalam proses, penilaian hasil pembelajaran.

Guru menjadi aktor strategis dalam pencapaian mutu pendidikan. S ejak perencanaan, implementasi dan penilaian pembel ajaran, peran guru menetapkan target mutu, motivator, inspirator dan kontrol lingkungan belajar agar terfokus pada tercapai mutu pendidikan. S ementara itu K epala dan Pengawas S ekolah akan melakukan supervisi kepada guru dalam menyusun R encana Pelaksanaan Pembelajaran ( R PP) , pembel ajaran dan evaluasi.

Pemetaan mutu pendidikan dilakukan L embaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi J awa T engah menjadi tahapan strategi s untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan setiap sekolah dalam pencapaian S NP. Pemetaan ini juga merekomendasikan strategi bagi Pemerintah K ota / K abupaten dalam melaksanakan S istem Penjamin Mutu Pendidikan berbasis data.

Pendidikan bermutu pendidikan menjadi salah satu indikator V isi Dinas Pendidikan Provinsi J awa T engah T ahun 2013 – 2018. V isi ini diimplementasikan dalam penyelenggarakan PA UD, Pendidikan D asar dan Menengah, Pendidikan khusus serta tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sesuai standar nasional pendidikan. Pemetaan mutu pendidikan menjadi acuan dalam program penyusunan R encana K erja S ekolah dan R encana K erja dan A nggaran Sekolah.

S upervisi pendidikan akademik dalam perspektif Pengembangan K arir B erkelanjutan Guru menjadi alternatif dalam peningk atan standar proses pembel ajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja pencapaian standar proses dan merekomendasikan kebijakan dalam peningkatan mutu pendidikan SD , S MP dan S MA / S MK di Provinsi J awa T engah.

K aj ian Pustak a

V isi Pendidikan Provinsi J awa T engah T ahun 2013-2018 adalah “Pendidikan J awa T engah yang B ermutu, K ompetitif, B erkarakter, dan B erkeadilan“. S ecara khusus konsepsi B ermutu adalah memenuhi standar nasional pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar sarpras, standar pembiayaan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar penilaian dan standar pengelolaan. V isi pendidikan ini menjadi arahan kebijakan program pendidikan pada tingkat PA UD , S D , S MP, SMA /SMK .

(3)

103 sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembel ajaran, pelaksanaan proses pembel ajaran serta penilaian proses pembel ajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan ( Permendikbud No : 22/T ahun 2016) . K araktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah ( scientific) , tematik terpadu (tematik antar matapelajaran) , dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian ( discovery/inquiry learning) . Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasi s pemecahan masalah ( project based learning).

Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai S tandar K ompetensi L ulusan. Pasal 9 Permenristekdikti No: 55/207, standar proses

pada pendidikan Guru mencakup : ( a). karakteristik proses pembelajaran; (b) . perencanaan proses pembelajaran; ( c). pelaksanaan proses pembelajaran; dan ( d). beban belajar mahasiswa.

Perencanaan menjadi hal yang penting untuk mengetahui bagaimana proses belajar dan tujuan yang akan dicapai. Pernyataan tersebut sejalan dengan S udaryo dalam S holeh ( 2007: 130) yang menegaskan bahwa perencanaan pembelajaran sangat penting yang harus disadari sepenuhnya oleh guru sehingga dapat menciptakan proses pembelajaran yang mencerdaskan. D iperkuat oleh pendapat A stowo ( 2013: 174) yang mengatakan kejelasan tugas menjadi tanggungjawab guru, kejelasan hasil, kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dibutuhkan perencanaan yang baik. ( A tika :2017:5)

S tandar proses merupakan salah satu indikator belum tercapaianya standar nasional pendidikan di sekolah. Penelitian dengan sampel 13 sekolah, menunjukkan tingkat kesenjangan pencapai an standar proses sekitar 62,60% dengan kriteria cukup senjang. A spek perencanaan diperoleh persentase 75,2% dengan kriteria tidak senjang, pada aspek pelaksanaan diperoleh persentase 62,58% dengan kriteria cukup senjang, dalam hal penilaian diperoleh persentase 57,92% dengan kriteria cukup senjang, dan komponen pengawasan diperoleh persentase. 62,2% dengan kriteria cukup senjang. ( A tika :2017:14)

(4)

104 berperan dalam menentukan proses dan hasil

pendidikan yang bermutu, karena pendidik berinteraksi secara langsung dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar, membantu, mengarahkan dan membimbing peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. S elain itu untuk meningkatkan kompetensinya guru sebagai tenaga pendidik yang profesional tidak terlepas dari bimbingan dan pembinaan yang berkesinambungan dari pengawas ( A li Sudin: 2008) . Pengawas selaku pembina guru dan kepala sekolah, harus memiliki kesiapan untuk memberikan solusi bagi permasalahan yang mereka hadapi. Oleh karena itu pengawas dituntut meningkatkan kemampuan profesionalnya sebagai penjamin mutu pendidikan di sekolah binaannya ( S udjana, 2009: 74) .

Sekolah adalah lembaga pendidikan formal penyelenggara kegiatan proses belajar mengaj ar sebagai upaya untuk tercapainya tujuan pendidikan. Mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh baik buruknya kualitas proses pembelajaran guru, karena guru secara langsung atau tidak memberikan bimbingan dan bantuan kepada si swa dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. K epala sekolah merupakan center leader yang memanage aktivitas program kerja sekolah menjadi terarah, terfokus, dan mengalami peningkatan yang signifikan. Oleh sebab itu, kepala sekolah memiliki peran penting bagi peningkatan kinerja guru untuk lebih semangat dan profesional dalam mengajar, mengembangkan diri, dan mentransfer ilmu kepada peserta

didik (S agala, 2008: 47) .

S upervisi merupakan kegiatan pembinaan yang dilakukan kepala sekolah kepada guru untuk membantu memperbaiki situasi pembelajaran agar para siswa dapat belajar lebih efektif dengan prestasi belajar yang meningkat ( Suto Prabowo : 2017:1) . Menurut S udjana dalam S ulthoni ( 2014:18) , mengatakan bahwa perilaku peserta didik dalam pembelajaran dipengaruhi oleh guru, sedangkan perilaku guru dipengaruhi oleh kepala sekolah dan pengawas.

K egiatan supervisi pada dasarnya adalah proses pembimbingan yang dilakukan kepala sekolah dan guru senior kepada guru dan para personalia sekolah lainnya yang langsung menangani belajar para siswa untuk memperbaiki situais belajar mengajar, agar para siswa dapat belajar secara efektif dengan prestasi belajar yang semakin meningkat ( Pidarta, 1999) . Supervisi merupakan kegiatan pembimbingan yang bersifat manusiawi melalui hubungan yang demokratis, keterbukaan dan persahabatan ( B afadal, 1992) . S elain itu kegiatan supervisi direncanakan untuk membantu guru dalam memberikan pengajaran kepada siswa agar aktif belajar sehingga tujuan organisasi sekolah dapat tercapai.

(5)

105 sekolah tetap bahkan akan terus dibutuhkan.

Guru harus tetap tumbuh dan berkembang dalam jabatannya agar mereka senantiasi mampu mengatasi setiap kesulitan atau masalah-masalah yang dihadapinya dalam perkerjaan mereka sebagai seorang guru.

Pertemuan di kelompok kerja dan musyawarah kerja yang terdiri dari: K elompok K erja Guru ( K K G) K elompok K erja K epala S ekolah (K K K S) , K elompok K erja Pengawas ( K K PS) , Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP) , Musyawarah K erja kepala Sekolah ( MK K S ), dan Musyawarah K erja Pengawas S ekolah ( MK PS ). Michael, dkk (2007) Group work cannot solve this problem entirely, but it can certainly help. K elompok kerja diharapkan dapat terbentuk pada masing-masing kelompok kerja dan musyawarah kerja, yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja K K G, K K K S dan K K PS.

Pengembangan K eprofesian B erkelanjutan (PK B ) adalah bentuk pembel ajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan utama dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa. D engan demikian semua siswa diharapkan dapat mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai keterampilan lebih baik, dan menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang materi ajar serta mampu memperlihatkan apa yang

mereka ketahui dan mampu

melakukannya.(Permenpan dan R B Nomor 16 T ahun 2009 Pasal 1). Pemerintah telah melakukan langkah-langkah strategis dalam rangka meningkatkan mutu profesionalisme

guru. L angkah-langkah yang diambil melalui S urat K eputusan J endral Pendidikan D asar dan Menengah nomor 079/C /K /1/93 menjelaskan bahwa K K G sebagai salah satu sistem pembinaan profesional guru yang dibentuk oleh pemerintah terutama untuk meningkatkan kemampuan profesional dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran disekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah di tingkat Gugus atau K ecamatan yang terdiri dari beberapa guru dan beberapa sekolah.

K K G merupakan wadah atau forum kegi atan profesional bagi para guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah di tingkat gugus atau kecamatan yang terdiri dari beberapa guru dan beberapa sekolah. ( D epdiknas 2008) S edangkan K elompok K erja Guru (K K G) menurut D irektorat Profesi Pendidik ( 2010) adalah: “W adah kegiatan profesional bagi guru SD /MI/S D L B di tingkat K ecamatan yang terdiri dari sejumlah guru dan sejumlah sekolah”

(6)

106 kebutuhan dan bel ajar bukan hanya sekedar

kewajiban maka guru sebagai pengajar dapat dikatakan berhasil. Pada pembelajaran tematik guru masih belum mampu melaksanakan dengan baik, artinya bahwa pada dasarnya peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, tiga berada pada rentangan usia dini.

K epala sekolah sebagai pemimpin lembaga sekolah mempunyai peran yang besar bagi peningkatan kemajuan sekolah, dikarenakan tugas kepala sekolah dal am mengawasi kegiatan yang telah diprogramkan oleh sekolah agar menjadi terfokus, terarah dan berhasil baik. K epala sekolah juga mempunyai peran penting bagi peningkatan kemampuan guru agar lebih semangat dan profesional dalam belajar mengaj ar.

Supervisi dalam pendidikan mempunyai fungsi strategis dan penting dalam manajemen pendidikan maka dalam kegiatan supervi si pengajaran kepala sekolah tidak hanya berfungsi sebagai supervi sor, namun juga adanya pengawasan melekat pada diri kepala sekolah yang mempunyai dua hal dalam pengawasan yaitu Built in C ontrol ( pengawasan melekat) dan juga F unction C ontrol (fungsi pengawas) . S enada dengan pendapat tersebut, Made Pi darta (2012) dalam bukunya supervisi pendidikan kontekstual menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan kepala unit atau kepala sekolah disebut pengawasan melekat, sebab pengawasan disini merupakan salah satu kegi atan rutin sekolah ketika situasi dalam keadaan tenang atau tidak bergejolak.

S tandar proses bukan hanya kinerja guru yang bersangkutan. Penelitian A tika ( 2017:4), menunjukkan pelaksanaan standar proses di 13 sekolah belum memenuhi kriteria yang ditetapkan Permendi kbud No. 65 tahun 2013, baik dari komponen perencanaan, pelaksanaan, penilaian hingga pengawasan. K esenjangan terjadi karena tidak adanya pengawasan, kurangnya sarana yang mendukung administrasi guru, minimnya manajemen, tidak diberlakukannnya punishment, kurangnya anggaran sekolah, kurangnya evaluasi kepala sekolah, beberapa sekolah yang masih dalam tahap pengembangan, dan kurangnya informasi terkait sepervisi.

(7)

107 pembel ajaran yang mengutamakan

pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; ( 10) . pembel ajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan ( ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan ( ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembel ajaran ( tut wuri handayani); (11). pembel ajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat; ( 12). pembel ajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; ( 13) . Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan ( 14). Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik ( Permendikbud No : 22/T ahun 2016). K ompetensi proses pembel ajaran dikalangan guru perlu disiapkan sejak dalam kuliah di L embaga Pendidikan T enaga K ependidikan baik F K IP, atau F IP atau S T K IP. Menurut Pasal 9 Pemenristekdikti 55/2017, karakteristik proses pembelajaran pendidikan guru meliputi : a. interaktif; b.holistik; c. integratif; d. saintifik; e. kontekstual; f. tematik; g. efektif; h.kolaboratif; i. inovatif; dan j. berpusat pada mahasiswa.

D alam supervisi akademik kepala sekolah harus memahami tentang konsep supervi si, melakukan bimbingan terhadap pendidik. T ujuan dan fungsi supervisi akademik adalah: 1) membantu guru mengembangkan kompetensinya; 2)

mengembangkan kurikulum;

3) mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas Prinsip-prinsip Supervisi A kademik meliputi, praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif, konstruktif, kooperatif, kekeluargaan, berkesinambungan, demokratis, aktif, humanis, terpadu, komprehensif ( D alawi:2015:3). T indak lanjut yang perlu dilakukan kepala sekolah adalah memberi penguatan atau penghargaan kepada pendidik yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada pendidik yang belum bisa memenuhi standar dan pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan agar para pendidik dapat meningkatkan kompetensinya ( Permen D iknas Nomor 41, 2007 ). Menindaklanjuti hasil supervisi akademik harus dilakukan oleh kepala sekolah karena merupakan kegiatan kelanjutan untuk memberi umpan balik kepada pendidik setelah dilakukan supervisi sehingga diperoleh perubahan hasil pembelajaran yang lebih baik.

(8)

108 ialah suatu pernyataan mengenai

kondisi-kondisi yang terjadi bila suatu pekerjaan dikerjakan secara memuaskan (Giri : 2016 :60) M etode P enelitian

Penelitian dilakukan berdasarkan pendekatan kombinasi (mixed method), dengan menganalisis data kuantitatif skor pemetaan standar mutu dan kebijakan pendidikan di Provinsi J awa T engah. Pengumpulan data dilakukan dengan teknis dokumentasi pemetaan mutu standar proses dari L embaga Penjaminan Mutu Pendidikan ( L PMP) dan R encana Strategis Pendidikan Provinsi J awa T engah. A nalisis penelitian kuantitatif berdasarkan rasio ketercapaian mutu standar proses. A nalisis kualitatif berdasarkan konten penjaminan mutu dan R encana S trategis ( R enstra) Pendidikan.

H asil dan P embahasan

Pemetaan mutu pendidikan oleh L PMP Provinsi J awa T engah mencakup 8 standar nasional pendidikan. S kor capaian pemenuhan SNP berkisar antara 0 – 7.

memenuhi kriteria standar nasional pendidikan.

T abel 1. Pencapaian Standar Proses Mutu Pendidikan

K ompetensi guru dalam penyusunan R PP masih relatif rendah dengan capaian dibawah 6,67. Indi kator penilaiaan perencanaan meliputi kemampuan guru membuat R PP, evaluasi R PP K epala Sekolah, partisipasi pemangku kepentingan dalam penyusunan R PP, dan kesesuaian kualitas R PP dengan kurikulum nasional. K ompetensi perencanaan dikalangan guru SD dengan skor : 2,93, SMP : 3,85; S MA : 4,05 dan S MK : 4,08. S ekalipun implementasi pembel ajaran lebih tinggi dari perencanaan, namun kinerjanya juga masih dibawah standar nasional pendidikan. Skor implementasi pembelajaran S D sekitar : 5,45, SMP : 5,40; S MA : 5,46 dan S MK : 5,43.

(9)

109 dan sumber belajar, perangkat penilaian

pembel ajaran, dan skenario pembelajaran. S etiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun R PP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. R PP disusun berdasarkan K D atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.

Masih relatif rendahnya capaian standar proses pembel ajaran dikalangan guru S D , SMP, dan S MA /SMK perlu bimbingan, motivasi, pemberdayaan oleh K epala S ekolah dan Pengawas dalam bentuk supervisi. K egiatan supervisi memberikan bantuan atau pembinaan yang diberikan kepada guru bukanlah bantuan yang membelenggu kreatifitas dan tanggung jawab guru, melainkan dengan bantuan itu justru dapat merangsang pertumbuhan tanggung jawab dan kreativitas kinerja guru.

Model supervi si akademik ada dua macam yaitu supervisi tradisional dan supervi si kontemporer. T eknik supervisi akademik ada dua yaitu teknik supervisi individu dan teknik supervisi kelompok.T eknik supervisi individual ada lima macam yaitu: 1) kunjungan kelas; 2) kunjungan observasi; 3) pertemuan individual, pertemuan individu; 4) kunjungan antar kelas, dan 5) supervisi kelompok. Sedangkan teknik

kelompok ada tiga cara yaitu, mengadakan pertemuan, diskusi kelompok, workshop ( D alawi : 2015:4)

(10)

110 dengan pendidik selanjutnya disusun jadwal

supervi si. Supervisi pelaksanaannya kolaboratif antara kepala sekolah dengan pendidik senior. A spek yang diprogramkan berkaitan dengan persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelaj aran. Model supervisi yang diprogramkan model observasi langsung dan observasi tak langsung melalui diskusi kasus menggunakan teknik individu melalui kunjungan kelas dan pertemuan individu.

Penutup

B erdasarkan pemetaan mutu pendidikan, disimpulkan bahwa standar proses pembelajaran SD , S MP, S MA dan S MK di Provinsi J awa T engah belum mencapai standar nasional pendidikan. S tandar proses menjadi bagian utama tugas

guru sebagai perencana, pelaksana dan penilai hasil pembelajaran. F ungsi K epala S ekolah dan Pengawas untuk memberikan bantuan, pendampingan dan pemotivasian kepada para guru untuk mengoptimalkan fungsinya sebagai pembelajar peserta didik.

Pada kesempatan ini

direkomendasikan agar ( 1) Pemerintah Provisi J awa T engah untuk memberdayakan para Guru, K epala dan Pengawas S MA /SMK melaksanakan proses pembelajaran secara profesiona dan (2) Pemerintah K abupaten/K ota untuk meningkatkan intensitas dan fasilitas peningkatan mutu proses pembelajaran S D dan S MP secara efektif dan efisien.

R efer ensi

A li S udin, 2008. Implementasi Supervisi Akademik T erhadap Proses Pembelajaran di Sekolah D asar Se K abupaten

Sumedanghttp://file.upi.edu/D irektori/J UR NA L /PE ND ID IK A N_ D A S A R /Nomor_ 9_ A pril_ 2008/Implementasi_ S upervisi_ A kademik_ T erhadap_ Proses_ Pembelajaran_ di_ S e kolah_ D asar_ S e_ K abupaten_ S umedang.pdf ( diunduh tanggal 12 D esember 2015) A rikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Pembelajaran Secara Manusiawi . J akarta: R ineka

C ipta.

A tika, I Made Sudana dan B asyirun, 2017, A nalisis K esenjangan Pelak sanaan Standar Proses pada Pembelajaran Produktif di SMK , J ournal of V ocational and C areer E ducation, http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jvce, diunduh 30 A pril 2018, jam 22.17

B afadal, Ibrahim, 1992, Supervisi P engajaran Teori dan Aplikasi dalam MembinaProfesional Guru, J akarta: B umi A ksara

D alawi, A mrazi Z akso, Usman R adiana, 2015, Pelaksanaan S upervisi A kademik Pengawas S ekolah Sebagai Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru S mp Negeri 1 B engkayang, J urnal K ebijakan dan Pengembangan Pendidikan V olume 3, Nomor 1, J anuari 2015; 82-87 IS S N: 2337-7623; E IS S N: 2337-7615http://download.portalgaruda.org/article.php? article=33392& val=2338, diunduh J umat, 4 Mei 2018, jam 10.04

Giri, I Made A riasa, 2016, Supervisi Pendidikan D alam Peningkatan Mutu Pendidikan Di S ekolah, J ur nal Penj aminan M utu, V ol 2, No 1, Pebruari 2016, http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/J PM/article/view/60/69. diunduh J umat, 4 Mei 2018, jam 8.07 S etiyati, E ndah, 2013.Peningkatan kemampuan mem-buat R PP dan menerapkan Pembelajaran dengan pendekatan tematik melalui Pembinaan akademik

lewat pemberdayaan K K G B agi guru SD .di akses pada tanggal 13 J anuari 2016) Michael H, 2007. Group W ork, Interlanguage T alk, and S econd L anguage

A cquisitionhttp://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.498.6985& rep=r ep1& type=pdf di akses pada tanggal 12 J anuari 2016

Mintadji, 2015, Implementasi Supervisi A kademik K epala S ekolah S MP Negeri di T arakan, J urnal K ebijakan dan Pengembangan Pendidikan V olume 3, Nomor 1, J anuari 2015; 82-87 ISS N: 2337-7623; E IS S N: 2337-7615

Pidarta, Made , 2009, S upervisi Pendidikan K ontekstual,J akarta: R ineka C ipta S anjaya, W ina. 2007. Strategi P embelajaran

berorientasi Standar Proses Pendidikan. J akarta: F ajar Interpratama Offset S udjana, Nana (2009) . K ompetensi Pengawas

S ekolah. J akarta: L PP B inamitra. S udjana, Nana (2009) . Penelitian T indakan

K epengawasan. J akarta: L PP B inamitra. S ulthoni A khmad

(11)

111 Negeri Di K abupaten C ilacap,

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ jere, diunduh J umat, 4 Mei 2018, jam 7.49

S uto Prabowo, Dyah S atya Y oga, 2017, S upervisi K unjungan K elas S ebagai Upaya Membina Profesional Guru S L T P/SL T A jsh J urnal S osial Humaniora, V ol 9 No.1, J uni 2016, http://download.portalgaruda.org/article .php?, diunduh J umat, 4 Mei 2018, jam 7.53

Per atur an Pemerintah :

D epdikbud, 1994/1995. Peran dan fungsi pusat pembinaan Profesional guru ( PK G ) dalam si stem pembinaan Profesional Guru, J akarta: D epdikbud D epdiknas, 2008. Petunjuk Pelaksanaan K K G dan MGMP, J akarta: D irektorat Profesi Pendidik D irjen Peningkatan Mutu Pendidik dan T enaga kependidikan departemen Pendidikan Nasional

K eputusan K epala Dinas Pendidikan Provinsi J awa T engah Nomor : 050.11 / 14486 T entang Penetapan R encana S trategis ( R enstra) D inas Pendidikan Provinsi J awa T engah T ahun 2013 – 2018 Peraturan Menteri Pendidikan D an

K ebudayaan R epublik Indonesia Nomor : 22 T ahun 2016 T entang S tandar Proses Pendidikan D asar D an Menengah

Peraturan Menteri R iset, T eknologi, D an Pendidikan T inggi R epublik Indonesia Nomor 55 T ahun 2017 T entang S tandar Pendidikan Guru

Peraturan Pemerintah No. 74 T ahun 2008 tentang Guru

Peraturan Pemerintah Nomor 19 T ahun 2005. T entang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Pemerintah R epubi,Ik Indonesia

Nomor 19 T ahun 2017 T entang Perubahan A tas Peraturan Pemerintah Nomor 74 T ahun 2oo8 T entang Guru Peraturan Pemerintah Nomor : 32 T ahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 T ahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Permen PA N dan R eformasi B irokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan

Gambar

Tabel 1. Pencapaian Standar Proses Mutu Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian menggunakan analisis regresi dan korelasi yang dilakukan untuk menentukan pola hubungan rasio volume per kapasitas dengan

IDENTIFIKASI BAKTERI PENGOKSIDASI BESI DAN SULFUR BERDASARKAN GEN 16S rRNA DARI LAHAN TAMBANG TIMAH DI

- Pengadaan Kendaraan Roda Dua Penyedia Barang 1 Unit Donggala 20.000.000 P A D JUNI 2012 30 Hari. - Pengadaan Kendaraan Roda Dua Penyedia Barang 2 Unit Donggala 35.000.000

Pembangunan/Rehabilitasi Bangunan Sekolah, Pembangunan Perpustakaan, Pembangunan Laboraturium, Pembangunan Pagar Sekolah dan Pengadaan Meubelair (DID). Belanja Modal Jasa

Maka Pejabat Pengadaan Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2017 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas

Nasional Pendidikan, pasal 38, pendidik (guru) adalah agen pembelajaran yang.. harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik,

Sehubungan dengan hasil evaluasi dokumen kualifikasi saudar a, per ihal Penawar an Peker jaan Pembangunan Pagar.. kecamatan Sebuku, maka dengan ini kami mengundang

sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi dengan judul “ Identifikasi Jumlah Koloni Bakteri dan Jenis Bakteri Pada Jajanan Sempol yang Dijajakan Para Pedagang