• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chapter II Sistem Pengendalian Internal Gaji Dan Upah Pada Kementerian Agraria Dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Chapter II Sistem Pengendalian Internal Gaji Dan Upah Pada Kementerian Agraria Dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional Kota Medan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

A. Sejarah Ringkas

Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan

Nasional adalah instansi vertikal dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang

yang berada di bawah naungan dan bertanggung jawab langsung kepada

Kepala Kementerian Agraria dan Tata Ruang Nasional Republik Indonesia

melalui Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agraria dan Tata Ruang

Nasional Provinsi Sumatera Utara.

Sejarah umum berdirinya Badan Pertanahan Nasional RI dan dilihat

pada masa sesudah kemerdekaan Republk Indonesia yang pada saat itu

banyak sekali masalah yang timbul akibat peningkatan hukum-hukum

Belanda yang masih banyak di pakai. Salah satunya adalah masalah pertahan.

Masalah pertahanan pada masa itu merupakan suatu masalah yang sangat

rumit dan kompleks. Utuk itu perlu di bentuklah untuk yang pertama kali

kantor KADASTERAL (pengukuran), yang tak lama kemudian diubah

menjadi Kantor Pendaftaran dan Pengawasan Tanah dan di ubah lagi menjadi

kantor Sub Bagian Agraria.

Dalam rangka pembangunan di kota Medan yang bertujaun mewujudkan

masyarakat yang maju, berdaya saing demokratis, berkeadilan, damai

sejahtera dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar

(2)

lingkungan hidup yang aman dan tertib bagi penyelenggara pola eksploitasi

sumber daya alam, pelestari fungsi lindung dan keseimbanngan lingkungan

hidup, pemetaan kawasan pemukiman dan kawasan terbangun yang serasi

dan seimbang dengan rencana penata ruang.

Pengelolaan tanah dalam bentuk kepemikan, penguasa, dan pemanfaatan

tanah selain menjamin tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan bagi yang

menguasai/memilikinya, juga bermanfaat bagi masyarakat dan negara.

Sehingga dalam pemanfaatannya perlu diperhatikan fungsi sosial atas hak

dlam tanah.

Pada tanggal 21 januari 1988 DIRJEN AGRARIA merubah menjadi

Badan Pertanahan Nasional (BPN). Berdasarkan keputusan Presiden No. 26

tahun 1988 tanggal 19 juli 1988 Pasal 4 bagian 10, bahwa salah satu sususan

organisasi adalah kantor pertanahan wilayah yang berada disetiap ibukota

Provinsi merupakan instans vertikal dari Badan Pertanahan Nasional. Dalam

pelaksanaanya kegiatan Badan Pertanahan Nasional di kordinasi Kantor

Wilayah dan secara teknis administrasinya dibawah Kepala Wilayah Badan

Pertanahan Nasional Provinsi.

Periode 2015 sekarang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

berubah menjadi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan

Nasional berdasarkan peraturan presiden nomor 17 Tahun 2015 tentang

kementerian Agraria yang berfungsi Tata Ruang dan peraturan Presiden

nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional yang di tetapkan

pada 21 januari 2015.

(3)

pengelolaan pertanahan yang multi dimensi, selain semakin tampak adanya

penggunaan dan pemanfaatan serta kepemilikan tanah yang semakin

kompetitif dengan indikasi harus menigkatnya nilai tanah dan fragmentasi

persil tanah dalam kerangka pengmbangan wilayah, terlihat adanya perbedaan

yang rill dan tidak seimbang antar satuan wilayah pembangun di wilayah

Kota Medan, oleh ada terjadinya penggunaan dan pemanfaatan tanah yang

tidak sesuai dengan arah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Memperhatikan soal diatas, maka pengelolaan pertanahan dalam bentuk

pelaksanaan program kegiatan pertahan harus diselenggarakan secara

terkoordinasi, terintegrasi dan terstandarisasi baik secara vertikal dengan

program pembanngunan daerah. Peyelenggaraan pengelolaan harus

dilaksanakan efisien, efektif, transparan, akuntabel dan responsif guna dapat

menjamin tercapainya kepastian hukum ha katas tanah, keterjangkauan

pelayanan pertanahan secara merata, keadilan penguasa dan kepemilkan

tanah, penggunaan dan pemanfaatan tanha yang efiesi dan berkelanjutan,

serasi dan seimbang serta arah penanganan yang positif.

Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang Kota Medan merupakan

bagian dari pemerintah Kota Medan dan statusnya masih merupakan aset

Pemerintah Kota Medan. Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang Kota

Medan memilki gedung sendiri yang terletak di Jalan Jen. Abd. Haris

Nasution Panglakan Mansyur Medan. Namun untuk mempermdah pelayanan

kepada masyarakat Kota Medan maka Kantor Kementerian Agraria dan Tata

Ruang Kota Medan disatukan dalam satu tempat yang letaknya berdekatan

(4)

Perumahan dan Pemukiman.

VISI

Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem

kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.

MISI

Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan

untuk:

1. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru

kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan

pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.

2. Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan

bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan,

penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).

3. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan

mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di

seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem

pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik

dan perkara di kemudian hari.

4. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan

Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi

yang akan datang terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan

masyarakat. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa,

(5)

rakyat secara luas.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas

wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukan adanya

hubungan/ ketertarikan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah

untuk mengatur seluruh aktifitas maupun kegiatan instansi tersebut.

Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaina instansi yang telah ditetapkan

sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam

instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat

diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui

kerja sama dengan kooddinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat di

capai.

Penggunaan struktur organisasi ini menunjukan bahwatidak ada

pekerjaan yang tumpang tindih. Setiap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

hanya menerima dari satu orang atasan . struktur organisasi dibuat agar tidak

terjadi penggandaan tugas dan tanggung jawab yang akan dikerjakan, dan

melalui struktur organisasi, mereka dapat mengetahui tugas dan tanggung

jawab mereka masing-masing. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja

yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang

(6)

hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal.

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang /Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

C. Job Description

Dibawah ini adalah uraian tugas dan wewenang dari gambar struktur

organisasi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Medan, sebagai berikut :

1. Subbagian Tata Usaha

(7)

Adapun tugas dari sub Bagian Tata Usaha adalah memberikan

pelayanan administrstif kepada seluruh satuan organisasi Kantor

Pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan

program dan peraturan perundang-undangan.

b. Fungsi

Adapun fungsi dari Sub Bagian Tata Usaha sebagai berikut :

1. Pengolahan data dan informasi.

2. Penyusunan rencana program, dan anggaran serta laporan

akuntabilitas kinerja pemerintah.

3. Pelaksanaan urusan kepegawaian.

4. Pelaksanaan urusan keuangan dan kepegawaian.

5. Pelaksana urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan

prasarana.

6. Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program.

7. Koordinasi pelayanan pertanahan.

Subbagian Tata Usaha terdiri dari :

a. Urusan Perencanaan dan Keuangan

Adapun tugas dari urusan perencanaan dan keuangan adalah

menyiapkan penyusunan rencana, program, dan anggaran

akuntabilitas kerja pemerintah serta urusan keuangan dan

pelaksanaan anggaran.

b. Urusan Umum dan Kepegawaian

Melakukan urusan kepegawaian dan pengembangan sumber daya

(8)

2. Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan

a. Tugas

Mengkoordinasikan dan melaksanakan survey, pengukuran dan

pemetaan bidang tanah dan pengukuran batas wilayah, pemetaan

tematik dan survey potensi tana, pembinaan surveyor berlisensi.

b. Fungsi

1) Pelaksanaan teknis survey, pengukuran dan pemetaan sebidang

tanah. Penngukuran batas wilayah, dam suevey potensi tanah,

pembinaan surveyor berlisensi.

2) Pelaksanaan pengukuran batas wilayah/kawasan.

3) Pelaksanaan pengukuran, pemetaan dan pembukuan bidang tanah.

4) Pelaksanaan, pengolahan, pemeliharaan, pengembangan peralatan

teknik dan komputerisasi.

5) Pelaksanaan bimbingan teknik, surveyor berlisensi dan pejabat

penilaian tanah.

Seksi survey pengukuran dan pemetaan terdiri dari :

a. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan

Adapun tugas dari subseksi pengukuran dan pemetaan adalah

menyiapkan perapatan kerangka dasar order 4, pemetaan batas bidan

tanah dan pengukuran bidang tanah batas kawasan/wilayah,

kerjasama teknis, surveyor berlisensi, pembinaan surveyor berlisensi

dan memelihara peta pendaftaran, daftar tanah, peta bidang tanah,

surat ukur, dan daftar lainnya di bidang pengukuran.

(9)

Menyiapkan survey pemetaan, pemeliharaan, pengembangan,

pemetaan tematik,survey potensi tanah, pemeliharaan peralatan teknis

komputerisasi pembinaan pejabat penilai tanah.

3. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

a. Tugas

Menyiapkan bahan dan melakukan penetapan hak dalam rangka

pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak tanah, pengadaan tanah,

perijinan, penataan dan penertipan bekas tanah hak pendaftaran,

peralihan, pembebanan, hak atas tanah serta pembinaan pejabat

pembuat akte tanah ( PPAT).

b. Fungsi

Adapun fungsi Subbagian Hak Tanah dan pendaftaran Tanah sebagai

berikut.

1)Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidan hak tanah.

2)Menyiapkan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga tukar

menukar, saran dan pertimbangan serta, melakukan kegiatan

perijinan, saran dan pertimbangan usulan peteptapan hak

pengolahan.

3)Penyiapan telaahan dan pelaksanaan pemberian rekommendasi

perpanjangan jangka waktu pembayaran uanga pemasukan dan atau

pendaftaran hak.

4)Mengadministrasikan atas tanah yang dikuasai dan autua milik

Negara, daerah bekerja sama dengan pemerintah, termasuk tanah

(10)

5)Pendataan dan penertiban tanah bekas hak.

6)Pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan

pertahanan.

7)Pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak.

8)Pelaksanaan, pembebanan ha katas tanah dan pembinaan PPA

Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah terdiri dari:

a. Subseksi Penetapan Hak Tanah

Tugasnya: menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan

pertimbangan mengenain penetapan hak milik, hak guna bangunan

dan hak pakai, perpanjangan jangka waktu pembahasan hak,

perijinan, peralihan ha katas tanah, penetapan dan atau rekomendasi

perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan

pendaftaran hak tanah perorangan.

b. Subseksi Pendaftaran Hak

Tugasnya: Meyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan

pertimbangan mengenai penetapan hak milik, guna bangunan dan hak

pakai, dan hak pengolahan bagi instansi pemerintahan, badan hukum

pemerintah, perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, perijinan,

peralihan ha katas tanah, rekomendasi pelepasan dan tukar-menukar

tanah pemerintah.

c. Subseksi Pendaftaran Hak

Tugasnya: menyiapkan pelaksanaan pendaftaran ha katas tanah,

pengakuan dan penegasan konversi hak-hak lain, hak milik atas

(11)

data fisik bidang tanah, dan kmputerisasi pelayanan pertanahan serta

memelihara daftar buku tanah serta lainnya di bidang pendaftaran

tanah.

d. Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Akta Tanah

Tugasnya: menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan,

pembebanan hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan, dan

bimbingan PPAT serta sarana daftar isian dibidang pendaftaran tanah.

4. Seksi Pengaturan dan Penatan Tanah

a. Tugas

Adapun tugas dari Seksi Pengaturan dan Penataan Tanah adalah

menyiapkan bahan dan melakukan penatagunaan tanah, landreform,

konsolidasi tanah,penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil

perbatasan wilayah tertentu lainnya.

b. Fungsi

Adapun fungsi dari Pengaturan dan Penetapan Tanah sebagai berikut:

1) Penyusunan daerah bekas konflik, peruntukan, penggunaan dan

pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten/kota.

2) Pemelihara basis dan penatagunaan tanah kabupaten/kota.

3) Penyusulan penetapan/penegasan tanah menjadi objek landreform.

4) Penyediaan tanah untuk pembangunan.

5) Pengilahan sumbangan tanah untuk pembangunan.

6) Pengumpulan, pengilahan, penyajian, dan dokumentasi data

ladreform.

(12)

a. Subbagian Penatanguanaan Tanah dan Kawasaan tertentu

Adapun tugas dari Subbagian Penataguanaan Tanah dan Kawasan

tertentu adalah menyiapakan bahan penyusunan rencana persediaan,

peruntukan, pemeliharaan, dan penggunaan tanah rencan pemetaan,

kawasan, dan pelaksanaan koordinasi, monitoring dan evaluasi

pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah

pada setiap fungsi kawasan penertiban penimbangan teknis,

penangguan tanah, penertiban izin perubahan penggunaan penetapan

penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyusuaian penggunaan dan

pemanfaatan tanah serta melaksanakan pengumpulan dan pengolahan

dan pemeliharaan data tekstual.

b. Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah

Adapun tugas dari landreform dan Konsolidasi Tanah adalah

menyiapkan bahan usul penetapan/penegasan tanah menjadi obyek

landreform, penguasaan tanah obyek landreform, pemberian ijin

perlaihan atas tanah dan injin redistribusi tanah luasan tertentu,

usulan surat penerbitan keputusan retribusi tanha dan pengeluaran

tanah dari landreform, monitoring dn evaluasi retribusi tanah, ganti

kerugi, pemanfaatan tanah bersama dan penertiban administrasi

landreform serta fasilatas bantuan keuangan/permodalan, teknis dan

pemasaran, usulan penegasan obyek penataan tanah bersama untuk

permajaan permukiman kumuh, daerah bencana dan daerah bekas

koflik serta permukiman kembali, penyediaan tanah dan pengelola

(13)

sosialisasi, pengorganisasian dan pembimbing masyarakat, kerja

sama dan fasilias, pengolahan basis data dan informasi monitoring

dan evaluasi serta koordonasi dan pelaksanaan konsolidasi tanah.

5. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Tanah

a. Tugas

Adapun tugas dari Seksi Pengedalian dan Pemberdayaan Tanah adalah

menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan pengendalian pertahanan,

pengolahan tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta

Pemberdayaan masyarakat.

b. Fungsi

Adapun fungsi dari Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Tanah

sebagai berikut :

1) Peyiapan saran dan langkah-langkah penangana serta usulan

rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi, pergram

pertanhan sector dalam pengolahan tanah Negara, penanganan

tanah terlantar dan kritis.

2) Peningkatan partisipasi masyarakat marjinal, asistensi dan

pembentukan kelompok masyarakat, fasilitas dan peningkatan

akses ke sumber produktif.

3) Pemanfaatan tanha terlantar dan tanah kritis untuk pembangunan.

4) Pengolahan basis tdata dan hak atas tanah Negara, tanah terlantar,

dan tanah kritis serta pemberdayaan tanah masyarakat.

5) Penyiapan keputusan usulan pembatalan dan pemberhentian

(14)

Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan terdiri dari:

a. Subseksi Pengendalian Pertanahan

Adapun tugas dari Pengendalian Pertanahan adalah menyiapkan

pengolahan basis data, melakukan inventarisasi dan identifikasi,

penyusunan saran tindak dan langkah menangani serta menyiapkan

bahan koordinasi usulan penertiban dan pendayagunaan dalam rangka

penegakan hak dan kewajiban pemegan hak atas tanah, pemantaun,

evaluasi, harmonisasi dan program pertanahan sector dalam

pengolahaan tanah Negara, penanganan tanah terlantar dan tanah

kritis.

b. Subseksi Pemberdayaan Masyarakat

Adapun tugas dari Pemberdayaan Masyarakat adalah menyiapakan

bahan inventarsasi, asistensi, fasilatas dalam rangka penguatan

penguasaan, dan pelaksanaan Pembina partisipasi masyarakat,

lembaga masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengolahan

pertanahan, serta melakukan kerjasama pemberdayaan dengan

pemerintah kabupaten/kota, lembaga keuangan dan dunia usaha, serta

bimbingan dam pelaksanaan kerjasama pemberdayaan.

6. Seksi Sengketa, Konflik Perkara

a. Tugas

Adapun fungsi dari Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara adalah

menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan penanganan sengketa,

konflik dan perkara pertanahan.

(15)

1) Pengkajian masalah, sengketa dan konflik pertanahan.

2) Penyiapan bahan dan penangan senngketa dan konflik pertanahan

serta hukum dan non hukum, penanganan dan penyelesaian

perkara, pelaksanaan alternative, penyelesaian melalui mediasi,

fasilitas dan sebagainya usulan dan rekomendasi pelaksanaan

putusan lembaga peradilan serta usulan dan rekomendasi

pembatalan dan penghentian hubungan hukum antar orang dan

badan hukum dengan tanah.

3) Pengkoordinasian penanganan sengketa, konflik dan perkara

pertanahan.

4) Pelaporan dan penanganan penyelesaian konflik, sengketa dan

perkara pertanahan.

Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara terdiri dari:

a. Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan

Adapun tugas dari Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan adalah

menyiapkan pengkajian hukum, sosial, budaya, ekonomi, dan politik

terhadap sengketa dan konflik pertanahan, usulan rekomendasi

pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang dan

badan hukum dengan tanah,pelaksanaan alternative penyelesaian

sengketa melalui mediasi, fasilitas, koordinasi penangana sengketa

dan konflik.

b. Subseksi Perkara Pertanahan

Adapun tugas dari Subseksi Perkara Pertanahan adalah menyiapkan

(16)

usulan rekomendasi pembatalan dan penghentian orang dan badan

hukum dengan tanah sebagai pelaksana putusan lembaga peradilan.

D. Jaringan kegiatan

Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana di

maksud:

a. penyusunan dan penetapan kebijakan nasional di bidang pertanahan,

b. perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan

c. pelaksanaan koordinasi kebijakan, rencana, program,kegiatan dan kerja

sama di bidang pertanahan

d. pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN-RI.

Sebagia institusi pelayanan publik, Badan Pertanahan Nasional Kota Medan

berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat luas terutama

yang berhubungan dengan pembuatan sertifikat tanah bagi warga guna

mendapat legitimasi. Guna memperkuat jaringan pelayanan kepada

masyarakat.

E. Kinerja Kegiatan

Dalam rangka dan meningkatkan kinerja kegiatan serta untuk lebih

meningkatkan akuntabilitas kinerja Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia perlu ditetapkan sasaran strategi dan indicator kinerja utama .

(17)

telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala Badan pertanahan Nasional

Republik Indonesia.

Berikut ini adalah indikator Kinerja Utama Badan Pertanahan Nasional

Republik Indonesia sesuai peratuan kepala BPN-RI Nomor 6 Tahun 2013

tersebut:

1. Jumlah bidang tanah yang dilegalisasi/idisertipikatkan.

2. Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

legalisasi asset tanah.

3. Meningkatnya jumlah keputusan penetapan tanah terlantar yang di

tetapkan.

Kantor Pertanahan Kota Medan memiliki tugas yaitu untuk pengolahan

data dan informasi dibidang pertanahan serta penyelenggara dan pelaksanaan

survey, pengukuran dan pemetaan di bidang pertanahan kerja sama dengan

lembaga- lembaga lain dan melakukan pengawasan dan pengendalian

penguasaan pemilikan tanah.

Adapun jasa yang ditawarkan oleh Badan Pertanahan Nasional RI antara

lain sebagai berikut:

1. Sertifikasi Prona

Nama kegiatan legalisasi asset yang umum dikemas dengan prona,

adalah singkatan dari Proyek Operasional Agraria. Prona adalah suatu

bentuk kegiatan legalisasi asset dan pada hakikatnya merupakan

proses pertanahan yang meliputi, ajudikasi, pedaftaran tanah sampai

(18)

masal. Peserta prona berkewajiban untuk menyediakan/menyiapkan

alas hak/alat bukti perolehan/penguasaan tanah yang akan dijadikan

tanah sesuai dengan yang berlaku.

2. Menunjukan letak dan batas tanah yang dimohon

3. Menyerahkan bukti setor bea perolehan hak atas tanah dan bangunan

(BPHTB) dan bukti setor dari pengalihan hak atas tanah dan

bangunan di dalam penetapan lokasi prona yang memperhatikan

lokasi kondisi wilayah dan infrastruktur pertanahan.

4. Kondisi Wilayah

Lokasi kegiatan prona diarahkan pada wilayah sebagai berikut:

o Desa miskin atau tertinggal

oDaerah pertanian subur atau berkembang

o Daerah penyangga kota atau daerah miskin kota

oDaerah lokasi bencan alam

o Daerah penyangga, daerah taman nasionl

5. Infrastruktur Pertanahan

Penetapan lokasi wilayah desa/kelurahn prona, hendaknya

memperhatikan ketersediaan infrastruktur antar lain:

oRencana umum tata ruang wilayah

o Peta penatagunaan tanah

o Mobil dan peralatan larasita

F. Rencana Kegiatan

(19)

Republik Indonesia adalah:

1. Terwujudnya jaminan kepastian hukum hak atas tanah adalah:

a. Tersedianya rumusan kebijakan di bidang Hak Tanah dan pendaftaran

Tanah.

b. Bertambahnya jumlah bidang tanah terdaftar

c. Tersedianya database legalitas aset tanah yang berkualitas sesuai

dengan standard.

d. Terwujudnya pengendalian, penguasaan. Kepemilikan, penggunaan

dan pemanfaatan tanah dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka

peningkatan akses terhadap sumber ekonomi adalah:

e. Luas Tanah hak dan tanah yang mempunyai dasar penguasaan yang

terindikasi terlantar yang di terbitkan.

f. Luas tanah Negara, tanah terlantar dan tanah kritid yang dikelola dan

g. Jumlah masyarakat kurang mampu yang memeperoleh akses

penguatan HAT dan akses sumber-sumber ekonomi.

2. Terciptanya pengaturan, penguasaan, pemilikan ,penggunaan, dan

pemanfaatan tanah secara berkeadilan adalah:

a. Tersususunnya kebijakan dan pelaksanaan penatagunaan tanah yang

optimal.

b. Neraca Penatagunaan Tanah ( Kabupaten/Kota)

c. Penyelenggara retribusi tanah dalam rangka tatanan kehidupan

bersama yang lebih berkeadilan serta tersedianya data tekstual dan

(20)

pemanfaatan tanah ( P4T ) dalam rangka penataan ketimpangan (

bidang ).

d. Penyelenggaraan konsolidasi tanah untuk mewujudkan lingkungan

yang berkualitas, dan

e. Terciptanya penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan da

wilayah tertentu.

3. Berkurangnya sengketa, konflik, dan perkara pertanahan di seluruh

Indonesia adalah:

a. Jumlah pengkajiaan/ analisa atas sengketa konflik dan perkara

pertanahan

b. Jumlah penanganan, penyelesaian sengketa konflik dan perkara

pertanahan, dan

c. Jumhlah percepatan penggajian, penanganan, penyelesaian sengeta dan

konflik pertanahan.

4. Terpenuhinya infrastruktur pertanahan secara nasional, regional, dan

sektoral, di seluruh Indonesia adalah.

a. Tersedianya cakupan kerangka dasar kadastral nasional di bidang

pertanahan melalui kegiatan pengukuran dasar.

b. Tersedianya cakupan wilayah jaringan refensi satelit pertanahan

(JRSP) untuk mendukung akselarasi pelakasanaan kegiatan pertanahan

(21)

c. Tersedianya peta dasar pertanahan untuk pendaftaran tanah, pemetaan

tematik, pemetaan nilai dan kegiatan pertanahan lainnya melalui

kegiatan pemetaan dasar.

d. Tersedianya peta-peta tematik mendukung perencanaan dan arah

penyelenggaraan kegiatan pertanahan dan berkontribusi dalam

penyusunaan data spasial pertanahan nasional melalui kegiatan

tematik.

e. Tersedianya peta dan informasi potensi nilai tanah dan kawasan

sebagai refensi dan indicator ekonomi tanah untuk keadialan dan

kesejahteraan rakyat melalui kegiatan surfei potensi tanah (hektar).

f. Tersedianya geopasial data base pertanahan sesuai dengan standar

infrastruktur data spasial nasional (Standar IDSN) melalui kegiatan

pemetaan dasar pertanahan, dan

g. Tersedianya kebijakan teknis mengenai pembuatan dan pengelolaan

dan spasial pertanahan nasional melalui kegiatan penyusunan

Gambar

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang /Badan

Referensi

Dokumen terkait

Sidearm pass, adalah passing yang dilakukan di sisi salah satu tangan, bisa kiri atau tangan, bisa oleh satu tangan bisa oleh kedua tangan, bisa ke arah dada pemain lagi bisa

Zhenjiang Maoyuan Chemical dari Cina dengan kapasitas prosuksi 6000 ton per tahun, oleh karena itu dengan lokasi pabrik yang dekat dengan pengambilan bahan baku

Tanah terlantar menurut Badan Pertanahan Nasional adalah tanah yang sudah diberikan hak oleh negara berupa Hak Milik, HGU, HGB, Hak Pakai, Hak Pengelolaan, atau dasar

Siswa dengan gaya belajar kinestetik mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibanding siswa dengan gaya belajar auditorial, (3) Pada model

Ekosistem terumbu karang mempunyai manfaat yang bermacam-macam, yakni sebagai tempat hidup bagi berbagai biota laut tropis lainnya sehingga terumbu karang

Sensor Suhu DS18B20 Handcuff Sensor Tekanan MPX5050DP Arduino Uno R3 Pin Digital (8) Arduino Pin Analog (0) Arduino Fuzzy Tingkat Stres Tampil LCD Perhitungan Tekanan Darah Dan

Dari hasil survai yang dilakukan pada 35 perusahaan yang mengikuti bursa kerja yaitu untuk sebaran jenis pekerjaan yang ditawarkan perusahaan di dominasi dengan urutan

Vektor satuan adalah vector yang besarnya atau panjangnya satu satuan.vektor satuan dapat ditentukan dengan cara membagi vector tersebut dengan panjang vector semula.Misalnya e