BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang :
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Jadi, dalam pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Banyak ahli dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media.
B. Rumusan Masalah
1. Apa peran penting media masa sebagai ruang publik?
2. Apa itu ruang publik alternatif?
C. Tujuan
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat :
1. Mengetahui peran penting media masa sebagai ruang publik
2. Mengetahui apa itu ruang publik alternatif
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Penting Media Masa sebagai Ruang Publik
Media massa sebagai ruang publik mempunyai dua peran penting, yaitu sebagai sumber informasi dan menyediakan ruang bagi publik untuk melakukan diskusi dan debat publik. Hanya saja yang menjadi catatan besar adalah apakah media massa mampu menyediakan ruang publik yang benar-benar independen dari berbagai kepentingan? Tidak mudah membayangkan bagaimana mewujudkan media massa dalam menyelenggarakan ruang publik yang ideal. Karena pada realitanya, media massa tidak bisa terlepas dari berbagai kepentingan pemilik modal dan pemerintah. Ruang publik yang ideal juga harus mampu menyediakan akses bagi seluruh khalayak agar tidak terjadi dominasi opini oleh segolongan publik yang mempunyai akses terhadap media massa. Media massa sebagai penyelenggara public sphere harus menjadi katalisator dalam menyelesaikan permasalahan publik. Karena dengan jurnalisme yang berimbang dan independen serta public sphere yang terjamin kebebasannya maka akan muncul opini publik yang benar-benar mewakili kepentingan seluruh publik. Public opinion tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai dasar lahirnya kebijakan publik (public policy) yang berpihak kepada publik yang kemudian akan berdampak pada meningkatnya mutu public service.
B. Ruang Publik Alternatif
Melihat fenomena ini media sosial sepertinya sudah menjadi ruang publik (public sphere) alternatif. Dimana media sosial tidak dapat disensor, tidak dapat dibatasi dan paling penting tidak dapat disuap. Meski demikian, UU No. 11/ 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dalam beberapa poin memberikan pembatasan terhadap kebebasan menyampaikan informasi.
Misalnya Pasal 27 poin (3) yang menyebutkan larangan mendistribusikan informasi elektronik yang memiliki muatan penghinaan atau pencemaran nama baik. Ancamannya seperti pada Pasal 45 poin (1) bisa berupa pidana penjara enam tahun atau denda hingga Rp 1 miliar. Masalahnya, dapatkah pihak berwenang membedakan mana pencemaran nama baik dan mana kritik sosial dari publik?
Untungnya pengguna media sosial masih dapat berharap pada UU No. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), yang salah satu tujuannya adalah mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.
Tumbuhnya ruang publik alternatif di media sosial, memperkuat pandangan salah satu pemikir Mazhab Frankfurt, Jurgen Habermas. Bagi Habermas, ruang publik memiliki peran yang cukup berarti dalam proses berdemokrasi. Di dalam ruang publik opini dapat dibangun, karena menjadi tempat orang-orang beradu pendapat secara adil dan demokratis. Perdebatan untuk mencapai konsensus menyangkut norma-norma yang mengatur tingkah laku mereka, tanpa ada dominasi, pemaksaan dan kekerasan di dalamnya.
Semakin besarnya partisipasi masyarakat dalam berkomunikasi di media sosial, tentunya dapat membentuk kepekaan publik (sense of public). Sehingga masyarakat dapat mengawasi ketimpangan dan penyelewengan yang menjadi perilaku buruk penyelenggaraan negara dan pelayanan publik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
http://www.negeribadri.com/2013/11/media-sosial-ruang-publik-alternatif.html
http://www.kompasiana.com/antoniusdian/refleksi-hari-pers-nasional-media-masa-ruang-publik-dan-kebebasan-pers_552e3a726ea8342f268b45ca