• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Sains di Sekolah Dasar Apakah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan Sains di Sekolah Dasar Apakah"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan Sains di Sekolah Dasar : Apakah Sebuah Animasi Senilai Seribu Gambar ?

oleh: Dhia Rahadatul Aisy (NIM.1504629)

Resume Jurnal dari:

“Science Education in Primary School : Is An Animation Worth a Thousand Pictures?” Miri Barak – Yehudit J. Dori

PENDAHULUAN

Ilmu mengajar erat kaitannya denga konsep-konsep yang abstrak dan proses yang sangat sering tidak bias dilihat maupun dirasakan. Pengembangan Java, Flash, dan aplikasi berbasis web lainnya memperkenankan pengajar dan pendidik untuk menyajikan gambaran fenomena ilmiah secara menarik dengan animasi yang kompleks. Peneliti menilai penggabungan film animasi kedalam kurikulum sains di sekolah dasar. Tujuan peneliti adalah menguj metode pengajar untuk menggabungkan film animasi dan pandangan mereka tentang peran animasi dalam meningkatkan kemampuan berfikir siswa.

KAJIAN TEORI

Mayer (2001) mengemukakan tiga asumsi utama mengenai pembelajaran dengan menggunakan multimedia. Pernyataan pertama adalah ada dua saluran terpisah (auditory dan visual) untuk memproses informasi. Pernyataan kedua adalah masing-masing saluran memiliki kapasitas yang terbatas. Pernyataan yang ketiga bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang aktif dalam menyaring, menyeleksi, mengelola dan mengintegrasikan informasi berdasarkan pengetahuan sebelumnya.

Salah satu tugas guru yang penting adalah mendorong siswa untuk membuat gambaran visual ilmiah yang akan memberikan kontribusi dalam pembelajaran bermakna dan pemahaman konseptual. Hal ini harus dilakukan pada tahap awal masa kanak-kanak, di sekolah dasar, dengan menggunakan kemampuan berfikir seperti model, simulasi atau film animasi.

Penelitian menunjukkan bahwa salah satu cara sukses untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sains adalah melalui pengintegrasian visualisasi dan animasi dalam proses pembelajaran mereka.

METODOLOGI PENELITIAN

Model metode campuran digunakan dalam analisis dan interpretasi data dengan menggunakan metodologi kualitatif dan kuantitatif. Dalam meneliti pengetahuan keterampilan berfikir, kuisioner yang dibagikan memiliki dua jenis, satu untuk siswa kelas empat, dan satu untuk siswa kelas lima. Kuisioner memiliki dua bagian, yaitu pemahaman siswa tentang konsep-konsep sains melalui delapan pertanyaan pilihan ganda dan kemampuan penalaran siswa melalui empat pertanyaan pengecoh.

Kuisioner divalidasi oleh empat orang ahli dalam pendidikan sains dan tiga orang guru sekolah dasar, mencapai persetujuan 100%. Reabilitas ditentukan oleh Kuder Richardson KR-20 untuk skala dikotonomi menunjukkan 0,72 dan 0,75 untuk k=siswa kelas empat dan siswa kelas lima dari keterampilan berfikir menjawab kuisioner masing-masing.

Peneliti melakukan diskusi informal dengan guru (N=15) sains dan guru memberika pre- and post-kuisioner kepada siswa kelas 4(N=641) dan siswa kelas 5 (N=694) yang terbagi dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimental.

Penelitian dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu:

(2)

2. Penelitian utama, yang dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

KESIMPULAN

Hasil penelitian terdiri dari:

1. Metode guru mengintegrasikan film animasi

2. Pandangan guru tentang animasidalam meningkatkan kemampuan berfikir siswa sekolah dasar

3. Hasil pemahaman konsep ilmiah dan kemapuan penalaran.

Peneliti menemukan bahwa film animasi dapat mendukung penggunaan macam-macam strategi pengajaran dan metode pembelajaran, serta dapat menghasilkan kemampuan berfikir yang beragam dikalangan siswa. Penelitian juga menemukan bahwa animasi dapat meningkatkan rasa ingin tahu, akuisisi bahasa ilmiah, dan mendorong penalaran ilmiah. Pengajar juga menjadi lebih berteknologi dan cerdas pedagogis.

Penelitian menunjukkan bahwa integrasi multimedia mendorong pemahaman konseptual siswa dan kemampuan penalaran. Seorang peneliti meneliti penggunaan animasi antara peserta didik menemukan bahwa, semakin banyak penggunaan visualisasi, semakin baik proses pembelajaran (Najjar, 1998). Studi lain menunjukkan bahwa penggunaan animasi dan visualisasi memberikan kontribusi siswa dalam pemahaman konseptual (Barak dan Dori, 2005)

Referensi

Dokumen terkait

a) Obyek-obyek yang didefinisikan memiliki atribut yang dapat digunakan sebagai pengukuran. Berdasarkan gambar 2.1, contoh obyek adalah penulis berita dengan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif karena analisis datanya non-statistik.Subyek peneliatian adalah buku siswa pelajaran matematika kelas VII

Korelasi hasil konfirmasi geologi dan analisis data gelombang permukaan di tapak RDE-1 menunjukkan bahwa Formasi paling tua dari susunan pelapisan di tapak RDE adalah

Berdasarkan tahapan proses penyusunan peraturan daerah yang terdapat dalam Undang-Undang No 10 tahun dan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PENERIMA TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN

Sebelum ditemui bukti sejarah berupa tulisan pada batu bersurat tentulah bahasa Melayu telah digunakan untuk masa yang panjang kerana didapati bahasa yang ada pada

Gambar 4.7 Hasil Kontinum Proses Pengambilan Keputusan Untuk Menjadi Donatur Greenpeace

Penelitian dilakukan dengan cara melakukan Pemetaan lapangan pada lokasi penelitian, adapun hal yang wajib diketahui sebelum terjun kelapangan adalah menguasai pemahaman