HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN
MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI Studi Kasus Di SMK N 1 Depok
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
FX. EKA WAHYU WIBAWA 051334046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN
MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI Studi Kasus Di SMK N 1 Depok
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
FX. EKA WAHYU WIBAWA 051334046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1.
Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah Nya
2.
Kakek Darmo Suwito dan Alm. Nenek Darmo Suwito
tersayang yang selalu memberi dukungan dan doa
3.
Bapak Y. Pariyo Hadi Sayogo dan Ibu Pia Sri Istiyati tersayang
yang selalu memberi dukungan dan doa
4.
Adik ku tersayang Fransisca Yuni Kurnia Sari
5.
Kekasih tercinta Dik Ertyn yang selalu memberi dukungan dan
v MOTTO
“Jangan menyesali kegagalan yang sudah terjadi karena Tuhan
Yesus merencanakan keberhasilan lain yang lebih baik bagi
Umat-Nya.”
“Tuhan Yesus akan selalu memberi jalan dan kemudahan bagi
semua umat-Nya yang mau berusaha, sabar, dan berserah diri
kepada-Nya.”
“Bercita-cita tanpa berusaha tidak akan membuahkan
keberhasilan, berusaha dengan berdoa akan membuahkan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
:
“HUBUNGANANTARA MOTIVASI BELAJAR, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.d. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
ix
4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. Selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.
5. Bapak Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. dan Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. Selaku Dosen Penguji, yang telah menguji,memberikan masukan, dan mengoreksi skripsi ini. 6. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah.
7. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas semua pelayanan dalam membantu penulis selama kuliah di USD.
8. Bapak Drs. Muhammad Efendi, M.M. selaku Kepala Sekolah SMK N 1 Depok yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Bapak Y. Pariyo H.S dan Ibu Pia Sri Istiyati tersayang, Adik ku tersayang Siska, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis.
10. Buat Pacar tersayang Ertyn yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan, serta semangat kepada penulis.
x
Febran, Yansen, Yanto, Itok, Budiman, Robert, Merry, Boim, Wulan, Mas Bangkit, Singgih, Mas Filip, Ferry, Arnon, Titex, Candra, Leni, Kurnia, Vivi, Eka Fansiska, Yuni, Siska, Era, Vita, Ida, Selly, Lely, Mita, Luci, Santy, Niken, Rini). Terima kasih atas bantuannya selama ini.
12. Sahabat-sahabat (Mas Bege, Lek Taryono, Mas Wahyu, Mas Cecep, Saloko, Momo, Jojok). Terima kasih atas motivasinya selama ini.
13. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 20 Agustus 2009
xi ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN
MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI Studi Kasus Di SMK N 1 Depok
FX. Eka Wahyu Wibawa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan motivasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (2) hubungan faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (3) hubungan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, (4) hubungan antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMK Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009. Populasi adalah siswa-siswi SMK Negeri 1 Depok yang berjumlah 793 siswa. Sampel penelitian adalah siswa-siswi kelas XII SMK N 1 Depok yang berjumlah 240 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai April 2009. Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan korelasi product moment dan korelasi linier ganda.
xii ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN LEARNING MOTIVATION,
ENVIRONMENTAL FACTOR AND LEARNING ACHIEVEMENT WITH INTEREST TO COMMIT TO HIGHER EDUCATION
A Case Study at SMKN 1 Depok FX Eka Wahyu Wibawa Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
This study aimed to know: (1) relationship between learning motivation and interest to commit to Higher Education, (2) relationship between environmental factor and interest to commit to Higher Education, (3) relationship between learning achievement and interest to commit to Higher Education, and (4) relationship between learning motivation, Environmental Factor and Learning Achievement With Interest to Commit to Higher Education.
It was a case study research at SMKN 1 Depok, Sleman Yogyakarta period 2008/2009. Population was students of SMKN 1 Depok amounted 793 students. Sample of the study was students of SMKN 1 Depok grade twelve ammounted 240 students. This research was held starting from March to April 2009. Gathering sample of the research was done by using purposive sampling method. Technique of data analysis in this research used product-moment correlation and multiple linier correlation.
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... xi
ABSTRACT ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 2
C. Masalah Penelitian... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
xiv BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi ... 5
B. Lingkungan Belajar ... 9
C. Prestasi Belajar ... 16
D. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 17
E. Kerangka Berpikir ... 19
F. Model Penelitian ... 24
G. Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 26
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 27
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ... 32
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 33
H. Teknik Analisis Deskriptif ... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah ... 47
B. Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan SMK N 1 Depok ... 50
C. Organisasi Sekolah SMK N 1 Depok... 51
xv
E. Sumber Daya Manusia SMK N 1 Depok ... 54
F. Siswa SMK N 1 Depok ... 56
G. Proses Belajar SMK N 1 Depok... 57
H. Fasilitas Pendidikan ... 58
I. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah... 59
J. Hubungan antara SMK N 1 Depok Dengan Instansi Lain ... 60
K. Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan... 62
BAB V DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 64
B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 68
C. Pengujian Hipotesis ... 72
D. Pembahasan ... 83
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 89
B. Keterbatasan penelitian ... 90
C. Saran ... 90
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Motivasi ... 28
Tabel 3.2 Operasionalisasi Faktor Lingkungan Belajar ... 29
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 30
Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... ... 35
Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar ... 35
Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Uji Coba Validitas Variabel Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 36
Tabel 3.7 Tingkat keterhandalan variabel penelitian ... 38
Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 39
Tabel 3.9 Koefisien tingkat hubungan antar variabel ... 43
Tabel 3.10 Koefisien tingkat hubungan antar variabel ... 45
Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala Sekolah ... 54
Tabel 4.2
Data Siswa-Siswi SMK N 1 Depok Yogyakarta ... 56
Tabel 5.1 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa ... 64
Tabel 5.2 Deskripsi Lingkungan Belajar ... 65
Tabel 5.3 Deskripsi Prestasi Belajar ... 66
Tabel 5.4 Deskripsi Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi ... 67
Tabel 5.5 Rangkuman Uji Normalitas... 68
Tabel 5.6 Tabel Uji Normalitas... 68
xvii
Tabel 5.8 Rangkuman Uji Linieritas Variabel Faktor Lingkungan Belajar ... 70
Tabel 5.9 Rangkuman Uji Linieritas Variabel Prestasi Belajar ... 70
Tabel 5.10 Rangkuman Hasil Uji Linieritas... 71
Tabel 5.11 Rangkuman Uji Hipotesis I dengan Menggunakan Korelasi Product Moment... 73
Tabel 5.12 Rangkuman Perhitungan thitung Hipotesis I ... 75
Tabel 5.13 Rangkuman Perhitungan thitung Hipotesis II ... 77
Tabel 5.14 Rangkuman Perhitungan thitung Hipotesis III... 79
Tabel 5.15 Rangkuman UjiHipotesis IV dengan Menggunakan Korelasi Ganda... 80
Tabel 5.16 Rangkuman Perhitungan Fhitung Hipotesis IV... 81
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner sebelum dan sesudah uji instrumen ... 96
Lampiran 2 Uji validitas dan uji reliabilitas... 107
Lampiran 3 Penilaian Acuan Patokan II ... 112
Lampiran 4 Data induk... 117
Lampiran 5 Uji normalitas dan linieritas ... 133
Lampiran 6 Analisis Product Moment & regresi linier ... 133
Lampiran 7 Sumbangan efektif dan relatif ... 139
Lampiran 8 Tabel R, T dan F ... 154
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan kehidupan yang lebih baik. Oleh sebab itu, banyak sekali orang yang ingin memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Banyak yang berkeyakinan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka derajat atau status sosialnya juga semakin baik. Selain itu, pada bidang-bidang yang menuntut profesionalitas membutuhkan orang yang berpendidikan yang tinggi untuk jenis pekerjaan tertentu. Jadi orang yang berpendidikan tinggi akan lebih berpeluang untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan penghasilan yang tinggi. Oleh karena itu, banyak orang yang lebih berminat untuk melanjutkan belajar ke perguruan tinggi, tidak terkecuali bagi para lulusan dari SMK.
Dalam penelitian ini penulis bermaksud menyelidiki minat siswa SMK N 1 Depok melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hal ini menarik untuk diteliti karena lulusan SMK N 1 Depok sebagian besar melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Keadaan tersebut tidak sesuai dengan tujuan pendidikan SMK yaitu mendidik Sumber Daya Manusia yang memiliki etos kerja bukan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
siswa yang bermotivasi rendah, juga akan mempunyai minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang rendah.
Faktor lingkungan belajar adalah semua keadaan yang melingkupi kehidupan siswa yang memberi pengaruh pada perkembangan individu. Dengan pengaruh lingkungan belajar yang mendukung akan mendorong pencapaian prestasi yang semakin baik pula. Di dalam sebuah lingkungan belajar yang sebagian besar masyarakatnya adalah orang yang terpelajar, maka akan mempengaruhi sebagian kecil masyarakat di lingkungan tersebut. Dengan keadaan lingkungan belajar yang sebagian besar berpendidikan tinggi akan memacu siswa tidak puas dengan pendidikan yang ditempuhnya terlebih dalam menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menandakan adanya pengaruh positif lingkungan belajar dan prestasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Berdasarkan uraian tersebut di atas penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor apa saja yang menimbulkan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Penelitian ini merupakan studi kasus di SMK N 1 Depok dengan judul “Hubungan antara Motivasi Belajar, Faktor Lingkungan Belajar, dan Prestasi Belajar Dengan Minat Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi”.
B. Batasan masalah
faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat, seperti status sosial ekonomi orang tua, persepsi siswa, dan pengalaman tidak termasuk dalam penelitian ini.
C. Masalah penelitian
1. Apakah motivasi belajar mempunyai hubungan positif dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi?
2. Apakah faktor lingkungan belajar mempunyai hubungan positif dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi?
3. Apakah prestasi belajar mempunyai hubungan positif dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi?
4. Apakah motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar secara bersama sama mempunyai hubungan positif dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi. 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara prestasi
4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif secara bersama-sama antara motivasi, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.
2. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam membimbing siswa yang berminat melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.
3. Bagi Penulis
5 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Motivasi
Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang mendorong, mengaktifkan, menggerakkan, dan mengarahkan perilaku seseorang. Motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai sesuatu tujuan (Fudyartanta, 2002: 257). Motivasi adalah salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar (Esti, 2006: 329).
Menurut Winkel (987:93), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi menggapai tujuan tertentu. Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia (Purwanto, 1992: 72).
Menurut Anita (1990:302), motivation is usually defined as something that energizes and directs behavior. Sedangkan menurut Santrock (2007:510) motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku.
a. Macam-macam motivasi
1) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu. Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik.
2) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.
Motivasi menurut Fudyartanta (2002 : 261) diklasifikasikan menjadi:
a) Motif Organis
Yang dimaksud dengan motif organis adalah motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan biologis-fisiologis; misalnya motif-motif makan, minum, seks, bergerak, istirahat.
b) Motif Obyektif
c) Motif Darurat
Yang dimaksud motif darurat adalah motif-motif yang timbul dalam keadaan darurat atau gawat, genting, kritis, dan memerlukan tindakan cepat. Misalnya: motif-motif melarikan diri, berteriak, melawan, dan sebagainya.
b. Fungsi motivasi
Motivasi menurut Fudyartanta (2002: 258-259) mempunyai fungsi:
1) Mengarahkan dan mengatur tingkah laku manusia, sering digambarkan sebagai pembimbing, pengarah, dan pengorientasi tujuan.
2) Penyeleksi tingkah laku, sehingga tingkah laku manusia tidak membuyar, tanpa arah, tetapi terarah kepada tujuan yang terseleksi (terpilih), yang menyiapkan individu itu sendiri.
3) Memberi energi dan menahan tingkah laku, sebagai alasan atau predisposisi perbuatan, berarti menjadi tenaga dorong dan peningkatan tenaga sehingga terjadilah perbuatan yang nampak pada organisme, dan untuk mempertahankan, agar perbuatan itu atau minat berlangsung terus atau (lama).
c. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi
1. Cita-cita atau apresiasi belajar
Setiap manusia memiliki cita-cita atau apresiasi tertentu dalam hidupnya yang dikejar dan diperjuangkan. Oleh karena itu, cita-cita sangatlah mempengaruhi motivasi belajar.
2. Kemampuan belajar
Kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda, sehingga motivasi yang dimilikipun berbeda-beda juga.
3. Kondisi pembelajar
Kondisi ini dibedakan menjadi dua yaitu kondisi fisik dan psikologis. Kedua kondisi ini akan berpengaruh satu sama lain. 4. Kondisi lingkungan belajar
Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan fisik adalah tempat dimana pembelajar dan lingkungan sosial adalah lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain.
d. Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar
Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Brown (Imron, 1996: 88) adalah sebagai berikut:
1. Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh.
2. Tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan.
4. Ingin selalu bergabung dalam kelas. 5. Ingin identitas dirinya diakui orang lain.
6. Tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri. 7. Selalu mengingat pelajaran dan mengulangi pelajaran. 8. Selalu terkontrol oleh lingkungannya.
2. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar adalah tempat anak-anak belajar, bertumbuh dan berkembang menuju kedewasaan, serta suasana belajar yang menyertai pertumbuhan dan perkembangan itu (Pakasi, 1985:24).
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah tempat belajar siswa selain di sekolah. Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh (Syah, 1995:138) mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Menurut Roestiyah (1982:159), faktor-faktor yang datang dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu :
1) Cara mendidik
2) Suasana keluarga
Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak.
3) Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya. 4) Keadaan sosial ekonomi keluarga
Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.
5) Latar belakang
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
b. Lingkungan Sekolah
Kemampuan belajar dimiliki manusia merupakan bekal yang membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan kebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar maka dia berkembang, mulai dari lahir sampai mencapai umur tua. Berdasarkan kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam kehidupan anak didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang mendampingi belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (Winkel, 1989:ix). Lingkungan sosial sekolah, seperti para guru, para staff administrasi, dan teman-teman sebaya dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa, (Syah, 1997:137).
Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu :
a. Interaksi guru dan murid.
b. Cara penyajian.
Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
c. Hubungan antara murid.
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak.
d. Standar pelajaran di atas ukuran.
e. Media pendidikan.
Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media jumlah maupun kualitasnya.
f. Kurikulum.
Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.
g. Keadaan Gedung.
Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas.
h. Waktu sekolah.
dipertanggung-jawabkan. Dimana anak harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di pagi hari, di mana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.
i. Pelaksanaan disiplin.
Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.
j. Metode belajar.
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
k. Tugas rumah.
banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
c. Lingkungan Masyarakat
Menurut Roestiyah (1982:162), anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya, tetapi perlu di jaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa (Syah, 1997:137).
3. Prestasi Belajar
Prestasi merupakan bukti usaha yang dicapai (Winkel, 1989: 161). Menurut kamus umum Bahasa Indonesia (tahun 1976:768) prestasi adalah hasil yang telah dicapai.
Winkel (1989:100) mendefinisikan prestasi belajar sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Winkel (1991:39), juga menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat dicapai siswa setelah melakukan proses belajar yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan lingkungannya yang akan di simpan atau dilaksanakan menuju kemajuan. Sunartana (1992), menyatakan bahwa prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu.
4. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Minat adalah salah satu kunci kemajuan dan keberhasilan seseorang. Minat adalah dorongan psikologis untuk menentukan suatu pilihan. Seseorang akan senang menjalani sesuatu apabila sudah berminat terlebih dahulu. Menurut Winkel (1991:30), minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Djaali, 2007: 121). Sedangkan menurut Slameto dalam Djaali (2007: 121), mengatakan minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiataan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri (Djaali, 2007:121). Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976: 650), minat adalah perhatian; kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu; keinginan.
a. Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang lingkungannya bisa dikenal dengan pendidikan profesional.
b. Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan yang hanya terdiri dari satu fakultas dan dapat berdiri dari satu atau lebih jurusan.
c. Institut adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau seni. Institut dapat terdiri dari sejumlah fakultas dan dapat terdiri dari satu atau lebih jurusan.
d. Universitas adalah perguruan tinggi yang melaksanakan program pendidikan yang bersifat keilmuan dan kejuruan dalam berbagai bidang pengetahuan, teknologi dan seni yang terdiri dari banyak fakultas dan jurusan.
B. Kerangka Berfikir
1. Hubungan positif antara motivasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Motivasi belajar akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini karena motivasi belajar, akan memacu siswa untuk lebih giat belajar sehingga akan membawa pengaruh terhadap prestasinya. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akan menampakkan minat yang tinggi dan perhatian yang penuh terhadap tugas–tugas belajar. Menurut Santrock (2007: 510), motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan tanpa mengenal perasaan bosan, apalagi menyerah. Sebaliknya bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah mereka akan menampakkan keengganan, cepat bosan, dan berusaha menghindari dari kegiatan belajar. Jadi motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar, karena motivasi akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat.
arah (Esti, 2006: 329). Siswa akan bersungguh sungguh jika mempunyai suatu keinginan walaupun menghadapi berbagai rintangan.
Motivasi adalah stimulasi atau semangat akibat rangsangan atau kegairahan terhadap sesuatu yang benar-benar diingini (Suhaimin, 2008: 2). Dengan adanya motivasi intrinsik atau dorongan dari dalam diri siswa yang tinggi untuk melanjutkan belajar di perguruan tinggi akan semakin menumbuhkan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
2. Hubungan positif antara faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Lingkungan belajar siswa adalah keseluruhan keadaan yang melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan siswa (Winkel, 2004:108). Lingkungan belajar sangat kuat dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa. Lingkungan belajar siswa meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Lingkungan sekolah yang mempunyai fasilitas yang lengkap akan mendukung siswa dapat belajar dengan optimal, sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa akan baik pula. Lingkungan sosial sekolah, seperti para guru, para staff administrasi, dan teman-teman sebaya dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa (Syah, 1997:137).
Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana siswa menjalin hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa (Syah, 1997:137). Siswa yang hidup di lingkungan masyarakat yang anak-anaknya rajin dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk belajar.
Menurut Ewaldina (2000:19), dalam penelitiannya, menyatakan bahwa lingkungan belajar di keluarga dapat memberikan sumbangan positif terhadap prestasi belajar siswa, karena adanya dukungan orang tua dan penyediaan fasilitas belajar. Dalam penelitian tersebut juga dinyatakan bahwa lingkungan belajar di sekolah juga perpengaruh terhadap prestasi siswa, karena adanya penyediaan fasilitas belajar sekolah seperti buku-buku pelajaran, laboratorium, dan perpustakaan.
pendidikan yang lebih tinggi. Anggota masyarakat yang berpendidikan pasti juga akan memberikan bimbingan dan dorongan bagi anggota masyarakat lain termotivasi untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Dengan adanya dukungan lingkungan belajar yang mendukung akan mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar siswa nampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran yang tercermin dalan rata-rata nilai rapornya. Tinggi rendahnya prestasi belajar yang diraih siswa akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri, harapan, dan cita-citanya.
Menurut Roestiyah (1982:154), siswa yang prestasinya rendah tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas. Berdasarkan pendapat ini dapat disimpulkan bahwa setiap siswa yang mempunyai tujuan maka ia akan melanjutkan sekolahnya. Namun bagi siswa yang tidak memiliki tujuan maka siswa akan enggan untuk melanjutkan sekolahnya. Jika mereka tidak didorong untuk melanjutkan sekolah, maka sekolah akan menjadi beban bagi dirinya.
melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi. Dengan prestasi belajar yang tinggi siswa semakin percaya diri bisa menempuh studi dengan baik. Dengan demikian prestasi belajar yang tinggi dapat menumbuhkan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
4. Hubungan positif antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Motivasi adalah usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai sesuatu tujuan (Fudyartanta, 2002: 258). Banyak hal yang mempengaruhi siswa dalam mendorong atau memberi semangat dalam belajar.
berasal dari faktor lingkungan disekitarnya, sehingga prestasi siswa akan lebih baik.
Menurut W.S Winkel (1989: 31), mengatakan bahwa perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh sikap positif. Siswa yang termotivasi ditambah lagi dengan lingkungan yang mendukung dan prestasi tinggi diduga akan menimbulkan minat yang tinggi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
C. Model Penelitian
Model dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
X1 = Motivasi belajar X2 = Lingkungan belajar X3 = Prestasi belajar
Y = Minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi Y
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian kerangka berfikir di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha1 : Ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Ha2 : Ada hubungan positif antara faktor lingkungan belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Ha3 : Ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
26 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilaksanakan pada obyek tertentu sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku pada obyek yang diteliti. Studi kasus adalah penelitian mengenai status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Hasan, 2004: 10). Penelitian tentang hubungan antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ini dibatasi ruang lingkupnya, yaitu mengambil kasus di SMK N 1 Depok, Sleman ,Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian : Maret – April 2009.
2. Tempat Penelitian : SMK N 1 Depok, Sleman, Yogyakarta
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian ini adalah minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi adalah keseluruhan dari obyek yang di teliti. Populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:115). Dalam penelitian ini, populasinya adalah siswa-siswi SMK N 1 Depok yang berjumlah 793 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1989:104). Dalam penentuan jumlah sampel ini, penulis mempertimbangkan pernyataan Sudjana (1996:168) sebagai berikut: pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Sample dari penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK N 1 Depok yang berjumlah 240.
3. Teknik Pengambilan Sampel
memutuskan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja. Dengan demikian, kondisi ini sangat relevan dengan tujuan penelitian.
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian
a. Motivasi
Motivasi adalah dorongan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.Variabel motivasi belajar dijabarkan ke dalam indikator-indikator seperti terlihat pada tabel operasionalisasi variabel berikut ini:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No butir
Variabel Dimensi Indikator
Positif Negatif
1.Motivasi 1.a Motivasi Intrinsik
1.a.1 Keinginan untuk
berprestasi
1.a.2 Kemauan mengikuti
pelajaran 1.a.3 Kesadaran
mengerjakan tugas dari guru
1.a.4 Kerelaan
menyediakan waktu untuk belajar
1.a.5 Kemauan
mengevaluasi hasil belajar yang dicapai
1.a.6 Kebutuhan terhadap
materi
1
2
6, 7, 9
10
11
3, 4
5
b. Lingkungan belajar
Lingkungan belajar merupakan keseluruhan keadaan yang melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberikan pengaruh pada perkembangan siswa. Variabel lingkungan belajar dijabarkan ke dalam indikator-indikator seperti terlihat pada tabel operasionalisasi variabel berikut ini:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
No butir
Variabel Dimensi Indikator
Positif Negatif 2. Lingkungan belajar 2.b Lingkungan belajar di keluarga 2.c Lingkungan belajar di sekolah 2.d Lingkungan belajar di masyarakat
2.b.7 Perhatian keluarga 2.b.8 Fasilitas belajar di
rumah 2.b.9 Kedisiplinan
dalam belajar
2.b.10 Keadaan sosial
ekonomi orang tua 2.c.11 Perhatian guru
dan teman
2.c.12 Hubungan Guru
dan murid
2.c.13 Cara mengajar
guru
2.c.14 Pengarahan studi lanjut
2.c.15 Fasilitas sekolah 2.d.16 Perhatian
masyarakat
2.d.17 Hubungan dengan masyarakat
2.d.18 Kegiatan di
masyarakat
2.d.19 Fasilitas di
masyarakat 12, 14 15 16 18, 20 21, 22 23 24 27 28 29, 30 32 13 17 19 25 26 31
Prestasi belajar adalah sejauh mana anak menguasai dan memahami materi pelajaran yang ditunjukkan dengan adanya nilai yang berhasil dicapai siswa, yang tampak dari nilai rapor kelas XII semester 1.
d. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Minat studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan-kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sebagai kelanjutan pendidikan mereka setelah tamat dari SMK. Minat yang ditandai dengan perasaan senang, tertarik, perhatian dan perasaan bahwa perguruan tinggi bersangkut paut dengan kebutuhannya. Variabel minat dijabarkan ke dalam indikator-indikator seperti terlihat pada tabel operasionalisasi variabel berikut ini:
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel
No butir Variabel Dimensi Indikator
Positif Negatif 1. Minat
melanjutkan
studi ke Perguruan
Tinggi
1.a Ketertarikan 1.a.1 Keinginan belajar ke jenjang pendidikan lebih tinggi
1.a.2 Ketertarikan memenuhi syarat mencari kerja
33
34
No butir Variabel Dimensi Indikator
1.b Perhatian
1.c Rasa senang
1.b.1 Perhatian
terhadap iklan-iklan perguruan tinggi
1.b.2 Perhatian
terhadap seleksi masuk perguruan tinggi
1.b.3 Perhatian terhadap bimbingan belajar 1.b.4 Perhatian
terhadap karir di masa depan 1.c.1 Perasaan bangga
terhadap sesuatu 1.c.2 Perasaan senang
dari diri sendiri 1.c.3 Perasaan senang
dari teman 1.c.4 Mempelajari
buku pedoman perguruan tinggi
35
37
38
39
40
42
36
41
2. Pengukuran Variabel Penelitian
Untuk variabel motivasi belajar, lingkungan belajar, dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pengukuran dilakukan dengan kuisioner dan menggunakan Skala Likert, yang disajikan dalam lima alternatif jawaban yang diberi tanda (X) pada lembar yang telah disediakan yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban adalah : a) Pernyataan positif
Setuju (S) diberi skor : 4 Ragu-ragu (R) diberi skor : 3 Tidak Setuju (TS) diberi skor : 2 Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor : 1 b) Pernyataan negatif
Sangat setuju (SS) diberi skor : 1 Setuju (S) diberi skor : 2 Ragu-ragu (R) diberi skor : 3 Tidak setuju (TS) diberi skor : 4 Sangat tidak setuju (STS) diberi skor : 5
Untuk variabel bebas prestasi belajar siswa, diukur berdasarkan nilai raport yang dicapai siswa pada kelas XII semester I.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
2. Wawancara
Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan dengan kepala sekolah dan guru untuk melengkapi data tentang gambaran umum sekolah. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikostruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2007:410).
3. Dokumentasi
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2007:422). Metode pengumpulan data dengan cara menyalin data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, khususnya mengenai minat melanjutkan ke perguruan tinggi.
G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji validitas
menggunakan rumus teknik korelasi product moment (Husein Umar, 2003:78) yaitu sebagai berikut:
(
) (
)
(
)
∑
(
∑
)
∑
∑
∑ ∑
∑
− − − = 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r Keterangan :r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total item
X = skor item
n = jumlah responden
Dalam pengujian koefisien ini digunakan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung > r tabel, maka suatu butir instrumen mampu mengukur apa yang diinginkan (valid). Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka suatu butir instrumen adalah tidak valid.
Dari hasil pengujian instrumen penelitian diketahui bahwa n = 30 dan taraf signifikansi (alpha) adalah 0,05 atau 5 % sehingga rtabel dari 0,05 ; 30 adalah 0,361. Hasil pengukuran validitas untuk variabel motivasi belajardiperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar
No. Soal r tabel r hitung Keterangan
Soal_1 0,361 0,165 Tidak valid
Soal_2 0,361 0,663 Valid
Soal_4 0,361 0,215 Tidak valid
Soal_5 0,361 0,625 Valid
Soal_6 0,361 0,634 Valid
Soal_7 0,361 0,665 Valid
Soal_8 0,361 0,248 Tidak valid
Soal_9 0,361 0,475 Valid
Soal_10 0,361 0,530 Valid
Soal_11 0,361 -0,014 Tidak valid
Dari hasil pengukuran 11 item soal, dapat diketahui bahwa ada 6 item soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan ada 5 item soal tidak valid. Item-item soal yang tidak valid diperbaiki susunan kalimatnya, sehingga pada variabel motivasi belajar yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 11 item soal.
Hasil pengukuran validitas untuk variabel lingkungan belajar diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar
No. Soal r tabel r hitung Keterangan
Soal_12 0,361 0,480 Valid
Soal_13 0,361 0,195 Tidak valid
Soal_14 0,361 0,242 Tidak valid
Soal_15 0,361 0,290 Tidak valid
Soal_16 0,361 0,674 Valid
Soal_17 0,361 -0,676 Tidak valid
Soal_18 0,361 0,138 Tidak valid
Soal_19 0,361 0,189 Tidak valid
Soal_20 0,361 0,385 Valid
Soal_21 0,361 0,549 Valid
Soal_22 0,361 0,473 Valid
Soal_23 0,361 -0,186 Tidak valid
Soal_24 0,361 0,463 Valid
Soal_26 0,361 0,424 Valid
Soal_27 0,361 0,704 Valid
Soal_28 0,361 0,599 Valid
Soal_29 0,361 0,447 Valid
Soal_30 0,361 0,315 Tidak valid
Soal_31 0,361 0,316 Tidak valid
Soal_32 0,361 0,754 Valid
Dari hasil pengukuran 21 item soal, dapat diketahui bahwa ada 11 item soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan ada 10 item soal tidak valid. Item-item soal yang tidak valid diperbaiki susunan kalimatnya, dan ada 1 item soal yang dibuang yaitu item soal no.19, sehingga pada variabel lingkungan yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 20 item soal.
Hasil pengukuran validitas untuk variabel minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Pengukuran Uji Coba Validitas
Variabel Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
No. Soal r tabel r hitung Keterangan
Soal_33 0,361 0,227 Tidak valid
Soal_34 0,361 0,620 Valid
Soal_35 0,361 0,645 Valid
Soal_36 0,361 0,737 Valid
Soal_37 0,361 0,767 Valid
Soal_38 0,361 0,422 Valid
Soal_39 0,361 0,193 Tidak valid
Soal_40 0,361 0,606 Valid
Soal_41 0,361 0,108 Tidak valid
Dari hasil pengukuran item soal, dapat diketahui bahwa ada 6 item soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan 4 item soal tidak valid. Item-item soal yang tidak valid diperbaiki susunan kalimatnya, sehingga pada variabel minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 10 item soal.
2. Uji reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2007:172). Untuk menghitung reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan Pengujian reliabilitas didasarkan pada perhitungan koefisien alpha (α) dari Cronbach (Husein Umar, 2003:90) yaitu sebagai berikut:
11
r = ⎟⎟
⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛
−
∑
2 2 1 1 t b k k σ σ Keterangan: 11r = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2
t
σ = varian total
2
b
σ = jumlah varian butir
2
σ =
(
)
n n
X X
∑
2∑
2Keterangan :
n= jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)
Reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya jika koefisien alpha lebih kecil dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2001: 42)
Sebagai pedoman untuk menentukan keterhandalan variabel penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1989:167):
Tabel 3.7
Tingkat keterhandalan variabel penelitian
No Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan
1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi
2. 0,600-0,799 Tinggi
3. 0,400-0,599 Cukup
4. 0,200-0,399 Rendah
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12.0. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.8
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Koefisien
Alpha
Kriteria
Reliabilitas Status
Tingkat
Keandalan
Motivasi belajar 0,783 0,60 Andal Tinggi
Lingkungan 0,774 0,60 Andal Tinggi
Minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi 0,815 0,60 Andal
Sangat
Tinggi
H. Teknik Analisis Deskriptif 1. Deskripsi data
Analisis ini dilakukan dengan cara mendiskripsikan data hasil observasi yang sudah didapat dan penelitian di lapangan yang meliputi responden, variabel motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, prestasi belajar dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan/menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum/generalisai (Sugiyono, 2007:206). Untuk keperluan deskripsi data digunakan tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel.
a. Pengujian normalitas
Sebelum melangkah pada uji korelasi, terlebih dahulu perlu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang diteliti apakah mempunyai sebaran data yang normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:
( )
( )
[
F X1 S X1]
MaxD= o − n
Keterangan :
D = Deviasi maksimum
( )
X1Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
( )
X1Sn = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Kriteria penerimaan jika nilai probabilitas (sig.) lebih besar dari taraf nyata (0,05) maka distribusi data normal, jika nilai probabilitas (sig.) lebih kecil dari taraf nyata (0,05) maka distribusi data tidak normal
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel X mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel Y. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:332) :
e S
TC S
F 2
2
=
( )
2 2 − = k TC JK TC S( )
2 2 − = k E JK e S Keterangan :F = harga bilangan F untuk garis regresi STC = varian tuna cocok
Se = varian kekeliruan
JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan
Untuk menguji linieritasnya dengan mengkonsultasikan F hitung yang lebih kecil dengan F tabel dengan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan k-2 dan n-k, maka kedua variabel dinyatakan mempunyai suatu regresi yang linier.
3. Pengujian Hipotesis
r = koefisien korelasi Pearson X = variabel bebas
Y = variabel terikat
∑
X = jumlah nilai X∑
Y = jumlah nilai Yn = jumlah subyek yang di teliti (Sudjana, 1996:369).
Kriteria penerimaan hipotesis jika rhitung>rtabel, dan hipotesis ditolak jika rhitung<rtabel. Sedangkan untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi rxy dilakukan uji t dengan rumus :
2
1
2
r
n
r
t
−
−
=
Pengujian hipotesis yaitu dengan membandingkan t hitung dan t tabel. Jika t hit > t tab berarti terdapat hubungan yang signifikan dan jika t hit < t tab berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan. Koefisien korelasi yang diperoleh diintepretasikan sebagai berikut (Sugiyono, 2008:250):
Tabel 3.9
Koefisien tingkat hubungan antar variabel
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
b. Untuk menguji hipotesis keempat tentang hubungan antara motivasi belajar, faktor lingkungan belajar, dan prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi digunakan teknik korelasi ganda dengan rumus (Suharsimi Arikunto 1990:500) :
( )
∑
∑
+∑
+∑
= 1 1 2 22 3 3 123 y y x a y x a y x a Rxy Keterangan :
Rxy : koefisien korelasi antara variabel y dengan x1, x1, x3 a1 : koefisien variabel bebas x1
a2 : koefisien variabel bebas x2 a3 : koefisien variabel bebas x3
∑
x1y : jumlah produk antara x1 dan y∑
x2y : jumlah produk antara x2 dan y∑
x3y : jumlah produk antara x3 dan y∑
2y : jumlah kuadrat kriterium y
Kriteria penerimaan hipotesis jika rhitung>rtabel, dan hipotesis ditolak jika rhitung<rtabel. Untuk menguji signifikan atau tidaknya koefisien korelasi ganda tersebut digunakan uji F, dengan tingkat signifikan 0,05 sebagai berikut :
F =
(
)
(
1)
/ 1 / 2 2 − − −R n kK R
Keterangan :
K : banyaknya faktor yang mempengaruhi n : jumlah sampel
Pengujian hipotesis yaitu dengan membandingkan Fhitung dan F0,05. Terima hipotesis yang menyatakan positif dan signifikan jika Fhit>F0,05 dan tolak hipotesis tersebut jika Fhit < F0,05. Untuk mengetahui regresi linier ganda digunakan model regresi sebagai berikut:
3 3 2 2 1 1
0 a X a X a X
a
Y = + + +
a0,a1,a2,a3 : koefisien berdasarkan hasil pengamatan X1 : motivasi belajar
X2 : faktor lingkungan belajar
X3 : prestasi belajar (Sudjana 1990: 347)
Koefisien korelasi yang diperoleh diintepretasikan sebagai berikut (Sugiyono, 2008:250) :
Tabel 3.10
Koefisien tingkat hubungan antar variabel
Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
c. Sumbangan relatif dan sumbangan efektif 1. Sumbangan Relatif
Sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan masing-masing variabel X dalam perbandingan terhadap nilai variabel Y. Atau seberapa besar prosentase masing-masing variabel yaitu, X1, X2, X3 terhadap Y.
Prosentase sumbangan relatif dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
SR (%) =
reg
JK xy
a
∑
Keterangan :
SR (%) : sumbangan variabel X a : koefisien variabel X
∑
xy : jumlah perkalian antara variabel X dengan variabel Y.JKreg : jumlah kuadrat regresi (Sutrisno Hadi, 1987:42)
2. Sumbangan Efektif
variabel terlebih dahulu harus dihitung efektifitas garis dengan rumus sebagai berikut :
SE (%) = SR (%) x R2 Keterangan :
47
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Sekolah
SMK Negeri 1 Depok didirikan pada tahun 1952 dengan SK no. 31998/Kab/52 pada tanggal 10 September 1952, pada waktu itu bernama SMEA Negeri 1 Yogyakarta. Berlokasi di Gowongan Kidul Yogyakarta. Pada tahun 1982 lokasi SMEA Negeri 1 Yogyakarta pindah ke Maguwoharjo Depok Sleman.
2. Data Sekolah
Nama Sekolah : SMK N 1 Depok
Alamat : Ringroad Utara, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55282
Telp. : (0274) 88563
Tahun Berdiri : 1952
NSS : 341046004002
No. Keputusan AK : 031/O/1997 Tanggal Keputusan : 7 Maret 1997 Waktu Sekolah : Pagi dan siang
SMK Negeri 1 Depok memiliki lingkungan fisik yang cukup baik dan nyaman untuk proses belajar mengajar. Lokasi sekolah ini sendiri terletak di Jalan Ringroad Utara Maguwoharjo, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas tanah 16.210 m2, luas lahan tanpa bangunan 10351 m2 dan luas bangunan 5859 m2. Sebagian gedung sekolah ini bertingkat dua. Kondisi bangunan tergolong permanen, kondisi bangunan terawat dengan baik.
Selain ruang kelas terdapat ruang dan prasarana lainnya, antara lain sebagai berikut:
1. Ruang Kepala Sekolah
2. Ruang Ketua Program
Keahlian
3. Ruang Wakil Kepala Sekolah
4. Ruang guru /Kantor guru
5. Ruang Tata Usaha (TU)
6. Ruang layanan Bimbingan dan
Konseling (BKK)
7. Ruang Tamu
8. Ruang Komite Sekolah
9. Ruang media dan alat bantu
PBM
10. Ruang UKS
11. Ruang perpustakaan
12. Ruang Koperasi Siswa
(swalayan)
13. Ruang Alat-alat olah raga
14. Ruang gudang
15. Ruang Laboratorium
21. Ruang toolman
22. Ruang khusus sesuai program
keahliannya
23. Ruang unit produksi / tempat
kegiatan
24. Ruang bahasa
25. Ruang ketrampilan
26. Ruang Kesenian
27. Ruang Aula / Gedung serba guna
28. Ruang Kamar Mandi (Toilet)
29. Ruang Kantin
30. Ruang OSIS
31. Masjid
32. Ruang Agama Kristen & Katholik
33. Ruang Dapur
34. Ruang Pos Keamanan
35. Ruang olah raga
36. Prasarana instalasi dan jaringan
Komputer
16. Ruang Multi Media
17. Ruang Laboratorium
komputer
18. Ruang bengkel
19. Ruang studio
20. Ruang alat-alat praktik
37. Prasarana jaringan telepon
38. Prasarana internet
39. Prasarana akses jalan
B. Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan SMK Negeri 1 Depok 1. Visi SMK Negeri 1 Depok
Santun Dalam Budi Pekerti, Unggul Mengukir Prestasi, Piawai Menghadapi Kompetisi (Respectful, Achievable, Competitivable)
2. Misi SMK Negeri 1 Depok
a. Mengembangkan budaya sekolah yang berakhlak mulia. b. Mewujudkan Sekolah Bertaraf Internasional.
c. Melaksanakan PBM dengan pendekatan Competence Based Training (CBT) yang bwerorientasi pada peningkatan mutu dan keunggulan sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
d. Mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000
C. Organisasi Sekolah SMK N 1 Depok Gambar 4.1
D. Sistem Pendidikan SMK Negeri 1 Depok E.
Tujuan pendidikan tingkat satuan Pendidikan di SMK N 1 Depok mengacu pada tujuan umum pendidikan yaitu: tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Konsekuensi dari tujuan tersebut sekolah harus memberikan bekal keilmuan untuk studi lebih lanjut dan mempersiapkan lulusan menjadi tenaga kerja yang handal dan sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha/Industri/Kerja (DU/DI/DK), maka SMK N 1 Depok melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dua tempat yaitu di
KOMITE SEKOLAH
WAKA KESISWAAAN WAKA
KURIKULUM
WMM
KEPALA SEKOLAH
Pembina OSIS LAB WAKA SARANA
PRASARANA
SDM Operasional
Kurikulum
MR
WAKA HUMAS
Operasional Praktik Kerja Industri
Perpustakaan
KEUANGAN TATA USAHA
Unit Produksi
PROGRAM KEAHLIAN Akuntansi, Ad. Perkantoran, dan Penjualan
GURU, BK, WALI KELAS
PERSERTA DIKLAT
sekolah dan di dunia industri, dunia usaha, dan dunia kerja. Bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di Dunia Usaha/Industri/Kerja.
D. Kurikulum SMK Negeri 1 Depok
Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum dimaksudkan untuk memperlancar proses kegiatan belajar mengajar dan membina pengembangan program studi untuk mempersiapkan lulusan yang cakap dan terampil sesuai dengan tuntutan kurikulum.
SMK Negeri 1 Depok saat ini sudah menggunakan Kurikulum 2006 atau yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan pengembangan kurikulum 2004 (KBK) dan merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan dikembangkan di masing-masing satuan Pendidikan dan Komite Sekolah, yang berisi: Tujuan Satuan Pendidikan, Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kalender Pendidikan, dan Silabus. KTSP ini sudah mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2006/2007 mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Berikut hal-hal yang berkaitan dengan KTSP:
a Kelompok mata pelajaran Agama dan akhlak mulia
b Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian c Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi d Kelompok mata pelajaran estetika
e Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan f Muatan lokal
g Pengembangan diri (diarahkan ke bimbingan karier dan pengembangan kreativitas)
2. Standar ketuntasan belajar
a Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam satu kompetensi dasar berkisar antara 0–100%. Kriteria ketuntasan ideal untuk masing-masing indikator 75%
b SMK N 1 Depok menggunakan kentutasan belajar minimal untuk kelompok mata pelajaran normatif dan adaptif 6,00 dan untuk kelompok mata pelajaran produktif 7,00
Kurikulum Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Depok disusun berdasarkan Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang BSNP.
3. Standar kelulusan
b Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. c Lulus ujian sekolah
d Lulus ujian nasional, dengan kriteria:
1) Nilai ujian nasional untuk 3 mata pelajaran minimum 4,25 2) Nilai ujian produktif minimum 7,00
3) Rata-rata ketiga nilai tersebut ditambah nilai ujian produktif minimum 5,25.
E. Sumber Daya Manusia SMK Negeri 1 Depok
Sumber daya manusia yang ada meliputi: kepala sekolah, para guru, dan karyawan yang bekerja untuk SMK Negeri 1 Depok.
1. Kepala sekolah yang pernah memimpin sejak berdiri sampai sekarang adalah:
Tabel 4.1
Daftar Nama Kepala Sekolah
No Nama Periode
1 JR Soeparno
2 Wasi 3 Soenarso
4 JM. Soejitno 1986 s/d 1990
5 Roebijo Sigit Seputro 1990 s/d 1994
6 Drs. Suhardi 1994 s/d 1989
7 Drs. Supriyadi 1989 s/d 2007
Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh wakil kepala sekolah sesuai tugasnya. Di SMK Negeri 1 Depok memiliki 4 wakil kepala sekolah, yaitu:
a. Wakasek Urusan Kurikulum : HJ. Yeti Suryati, S.Pd. b. Wakasek Urusan Sarana dan Prasarana : Dra. Sri Hestia Purwanti. c. Wakasek Urusan Hubungan Masyarakat : Dra. HJ. Subiastuti. d. Wakasek Urusan Kesiswaan : Dra. TH. Susilorini. 2. Guru
Guru di SMK N 1 Depok terdiri atas guru tetap dan tidak tetap. Pada tahun 2008/2009 jumlah guru yang ada 72 orang, terdiri dari:
Guru tetap : 57 orang
Guru tidak tetap : 15 orang
3. Pegawai atau Karyawan
Karyawan SMK Negeri 1 Depok sebanyak 26 orang terdiri dari 5 orang karyawan tetap dan 5 orang karyawan tidak tetap.
F. Siswa SMK Negeri 1 Depok
Data Siswa-Siswi SMK N 1 Depok Yogyakarta
Data Siswa-Siswi SMK N 1
Depok Yogyakarta
Kelas Jurusan Jumlah Siswa
Data Siswa-Siswi SMK N 1
Depok Yogyakarta
Kelas Jurusan Jumlah Siswa
PJ 1
2
3 33
35
31
Jumlah 793
G. Proses Belajar Mengajar SMK Negeri 1 Depok
Di SMK N 1 Depok telah disusun jadwal mengajar untuk masing-masing guru, sehingga diharapkan dengan adanya jadwal ini proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Setiap hari guru-guru selalu datang ke sekolah meskipun pada hari itu tidak mengajar karena meskipun tidak mengajar beliau dapat mengerjakan hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, misalnya mengoreksi nilai tugas atau membuat soal ulangan harian. Apabila pada hari itu tidak masuk ke sekolah guru biasanya memberitahu pihak sekolah dan memberikan tugas kepada siswa sehingga ketika jam kosong siswa tetap dapat belajar. Para guru di SMK Negeri 1 Depok ini sudah disiplin terbukti jarang sekali terdapat guru yang absen atau keluar tanpa ijin.
sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan nyaman dan terlihat kedekatan antara guru dengan siswanya.
H. Fasilitas pendidikan
Fasilitas belajar yang ada di SMK Negeri 1 Depok antara lain: 1. Papan tulis dan white board
Papan tulis yang tersedia cukup memadai untuk digunakan dalam proses belajar-mengajar dan terletak di tengah-tengah dinding depan kelas.
2. Meja dan kursi belajar
Kondisi meja dan kursi belajar siswa sudah cukup lama, meskipun begitu tetap masih bisa digunakan untuk belajar. Di beberapa kelas masih terlihat kelebihan meja dan kursi yang tidak digunakan.
3. Almari
Almari disetiap kelas digunakan untuk menyimpan buku-buku pelajaran. Khusus untuk kelas rintisan berstandar internasional disediakan loker untuk setiap siswa dan tempat sepatu.
4. Sumber belajar
Sumber belajar yang ada di sekolah ini meliputi: a. Kurikulum yang mengikuti perkembangan zaman. b. Perpustakaan
c. Laboratorium
Terdapat laboratorium untuk setiap program keahlian. d. Jaringan internet
Lewat jaringan internet yang dapat diakses secara gratis, para siswa dapat mencari sumber belajar berupa artikel atau jurnal ilmiah lewat sarana tersebut. Jaringan yang dimiliki cukup cepat dan mudah dalam pengaksesannya sehingga dapat lebih membantu siswa.
5. Media penunjang
Di SMK Negeri 1 Depok terdapat media penunjang kegiatan pembelajaran antara lain OHP, Proyektor LCD, laptop, mesin kalkulator, mesin ketik, cash register, dan sebagainya.
I. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pelaksanaan PSG, mulai dari perencanaan, pengorganisasi, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi/penilaian.
2. Menampung dan merumuskan standar kompetensi, ketrampilan yang akan ditetapkan menjadi kemampuan tamatan SMK secara bersama-sama. 3. Menyelenggarakan pelaksanaan pembuatan akad kerjasama antara pihak
dunia usaha/industri denga