• Tidak ada hasil yang ditemukan

New legal framework for budgeting

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "New legal framework for budgeting"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

State Budget & Public

Finance Law

(2)

State Budget: Budgeting in

Indonesia

New legal framework for budgeting

Prior to the crisis, there was no efective legal framework for budgeting in Indonesia. In fact, the process was essentially a continuation of the Dutch

colonial budgeting system where the preparation of the budget was conducted internally by the Governor-General.

The process was characterised by a lack of transparency and accountability. After independence, this executive-driven legal framework was embraced by Indonesia’s very strong presidents.

A series of successive laws were adopted in the early 2000s following

extensive consultations involving a multitude of stakeholders. The major laws are:

● The State Finances Law 17/2003 (UU Keuangan Negara)

● The State Treasury Law 1/2004 (UU Perbendaharaan Negara)

● The State Planning Law 25/2004. (UU Perencanaan Pembangunan Nasional)

● The Regional Governance Law 32/2004 (which replaced an earlier law from 1999).

● The Fiscal Balance Law 33/2004 (which replaced an earlier law from 1999). ● The State Audit Law 15/2004.

(3)

The State Finances Law 17/2003 details the

constitutional provisions for the budget process,

mandates specifc milestones and dates for the

preparation and adoption of the budget, specifes

general principles and authorities for the

management and accountability of state fnances,

and establishes the fnancial relationship between

the central government and other institutions.

The State Treasury Law 1/2004 outlines the

responsibilities of the Treasury and articulates the

creation of treasurers in government ministries and

agencies, together with general principles on the

(4)

The State Planning Law 25/2004 outlines the national

development planning process, the preparation and

approval of plans, and the role of the National

Development Planning Agency (BAPPENAS).

The Regional Governance Law 32/2004 outlines the

responsibility of regional governments for a range of

public services, including education, health, public

infrastructure, agriculture, industry and trade,

investment, the environment, land, labour, and

transport. It replaced an earlier law from 1999.

State Budget

(5)

State Budget

The Fiscal Balance Law 33/2004 outlines the

responsibility of regional governments for managing

their own public fnances, their revenue-raising

authority and the system of transfers from the

national government. It replaced an earlier law from

1999.

The State Audit Law 15/2004 outlines the operational

(6)

Diferences Budget Law (UU APBN)

and regular Law (UU biasa)

N

o Regular Law Budget Law

1. No time limit Valid only one (1) year

2. Replaced by Perpu (Gov

Regulation) no

3. Proposed by Parliament or Gov Proposed by Gov 5 Legal Basis (Art 5 & 20 UUD

1945)

Gov

Pasal 5

(1) Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat. *)

Parliament

Pasal 20

(1) Dewan Perwakilan Rakyat

memegang kekuasaan membentuk undangundang. *)

Pasal 21

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan undangundang.*)

Legal Basis: Article 23 UUD 1945

Pasal 23

(1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. ***) (2) Rancangan undangundang anggaran

pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan

Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. ***)

(7)
(8)

State Budget

(9)

Public Finance: SOE

Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

(10)

SOE:Theories of Legal Personality

legal personality means to be capable of having legal rights and duties: such as to enter into contracts, sue, and be sued.

Legal persons (lat. persona iuris) are of two kinds: natural persons (also called physical persons) – people – and juridical persons (also called juridic, juristic, artificial, or

fictitious persons, lat. persona ficta)

Juridical persons

Artificial personality, juridical personality, or juristic personality is the characteristic of a non-living entity regarded by law to have the status of personhood.

Artificial Personality allows that entity to be considered under law separately from its individual members (for example in a company limited by shares, its shareholders). They may sue and be sued, enter contracts, incur debt, and own property. Entities with legal personality may also be subjected to certain legal obligations, such as the payment of taxes. An entity with legal personality may shield its members from personal liability.

(11)

SOE: Law Defnition

Badan Usaha Milik Negara

badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki

oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

kekayaan negara yang dipisahkan

Persero

BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi

dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu

persen) sahamnya dimiliki oleh Negara RI yang tujuan utamanya

mengejar keuntungan

Perusahaan Umum

(12)

SOE: New Legal Entity?

Kekayaan Negara Dipisahkan

kekayaan negara yang berasal dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk

dijadikan penyertaan modal negara pada Persero

dan/atau Perum serta perseroan terbatas lainnya.

Untuk selanjutnya pembinaan dan pengelolaannya

tidak lagi didasarkan pada sistem APBN, namun

pembinaan dan pengelolaannya didasarkan pada

prinsip-prinsip perusahaan yang sehat

(13)

SOE: HISTORY of SOE in INDONESIA

(14)

SOE: Objectives?

(15)

Legal Dispute

Menimbulkan ketidakpastian hukum dalam pengelolaan

(16)

Constitutional Court (MK): Legal

Consideration

1. Pada hakikatnya BUMN, BUMD, atau nama lain yang sejenisnya yang seluruh atau sebagian besar sahamnya merupakan milik negara adalah merupakan kepanjangan tangan negara, dalam hal ini Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah

2. Sebagai kepanjangan tangan negara, fungsi BUMN merupakan derivasi dari penguasaan negara atas cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak serta sumber daya alam indonesia sebagai bagian dari fungsi dan tujuan negara dalam negara kesejahteraan (Welfare State).

3. Pemisahan kekayaan Negara tidak dapat diartikan sebagai putusnya kaitan negara dengan BUMN, BUMD, atau nama lain sejenisnya. Pemisahan kekayaan negara pada BUMN, BUMD, atau nama lain sejenisnya hanyalah dalam rangka memudahkan pengelolaan usaha dalam rangka bisnis sehingga dapat mengikuti perkembangan dan persaingan dunia usaha dan melakukan akumulasi modal, yang memerlukan pengambilan keputusan dengan segera namun tetap dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya

4. Pemisahan kekayaan negara dilihat dari perspektif transaksi bukanlah merupakan transaksi yang mengalihkan suatu hak sehingga akibat hukumnya tidak terjadi peralihan hak dari Negara kepada BUMN, BUMD, atau nama lain yang sejenisnya. Dengan demikian kekayaan negara yang dipisahkan tersebut masih tetap menjadi kekayaan negara.

(17)

Quiz: Compare Indonesia SOE and

Singapore SOE (Temasek)?

Why was SOE established? Public Services or

Proft?

Is SOE a statutory board or a government

agency?

Is SOE required to pay tax?

Does SOE disclose its fnancial results?

Who is SOE shareholder?

Is the President involved in SOE’s business

decisions?

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Pengkodean Permasalahan dalam Akun yang Dikecualikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Partisipan yang Memperoleh Opini wajar dengan pengecualian (WDP).

KETERANGAN USAHA TANAMAN PALAWIJA SELAMA SETAHUN YANG LALU.. Panen selama setahun yang

Secara akademis, seorang guru profesional ia memiliki keahlian atau kecakapan akademis atau dalam bidang ilmu tertentu; cakap mempersiapkan penyajian materi (pembuatan

[r]

Kaplan dan Norton menyatakan bahwa Balanced Scorecard terdiri dari kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk

Kuta Baru, Kabupaten Tangerang. Dalam dunia Pendidikan, SMAN 24 Kabupaten Tangerang telah menghasilkan lulusan yang dibekali dengan keterampilan berdasarkan jurusan saat

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu rangkaian kegiatan yang harus diikuti oleh mahasiswa program pendidikan Universitas Negeri Semarang sebagai program

Berdasarkan nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti terdapat hubungan antara kekerasan dalam rumah tangga orang tua dengan kenakalan remaja pada siswa kelas XI SMA