• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. pemerintah daerah kabupaten/kota se-provinsi Lampung yang memperoleh opini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. pemerintah daerah kabupaten/kota se-provinsi Lampung yang memperoleh opini"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Objek penelitian ini adalah laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan

pemerintah daerah kabupaten/kota se-Provinsi Lampung yang memperoleh opini

wajar dengan pengecualian. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif

deskriptif. Studi eksploratif dilakukan jika tidak banyak yang diketahui mengenai

situasi yang dihadapi, atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai bagaimana

masalah atau isu penelitian yang mirip diselesaikan di masa lalu (Sekaran, 2006).

Ini sangat sesuai dengan penelitian ini, karena masih terbatasnya penelitian yang

membahas mengenai pengecualian pada laporan hasil pemeriksaan atas laporan

keuangan pemerintah daerah yang memperoleh opini wajar dengan pengecualian.

Pada penelitian ini tidak terdapat isu populasi dan sampel, karena pengambilan

sampel merupakan proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi

sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau

karakteristiknya akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakter

tersebut pada elemen populasi (Sekaran, 2006). Sedangkan penelitian ini tidak

bertujuan untuk menggeneralisasi karena penelitian ini merupakan studi

eksploratif yang bertujuan untuk melihat akun-akun apa saja yang dikecualikan

pada laporan hasil pemeriksaan BPK RI Lampung atas laporan keuangan

(2)

memperoleh opini wajar dengan pengecualian dan permasalahan apa yang

terdapat dalam akun-akun tersebut sehingga laporan keuangan pemerintah daerah

partisipan memperoleh opini wajar dengan pengecualian serta untuk mengetahui

tindak lanjut rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Daftar partisipan yang berpartisipasi dapat dilihat pada tabel 6 (Kabupaten/Kota Se-Provinsi Lampung).

Tabel 6. Partisipan

No Nama Kabupaten/Kota Opini

2008 2009 2010 2011 2012

1 Prov Lampung TMP WDP WDP WTP-DPP WTP 2 Kab Lampung Barat WDP WDP WTP- DPP WTP-DPP WTP 3 Kab Lampung Selatan WDP WDP WTP- DPP WTP-DPP WDP 4 Kab Lampung Tengah TMP TMP WDP WDP WTP 5 Kab Lampung Timur TMP TMP TMP TMP WDP 6 Kab Lampung Utara WDP WDP TMP WDP TW

7 Kab Mesuji - - WDP TMP WDP

8 Kab Pesawaran - WDP WDP WDP WDP

9 Kab Pesisir Barat - - - - ***

10 Kab Pringsewu - - TMP WDP TMP

11 Kab Tanggamus WDP WDP WDP WDP WDP

12 Kab Tulang Bawang WDP WDP WDP WDP WDP 13 Kab Tulang Bawang Barat - - WDP WTP WTP 14 Kab Way Kanan WDP WDP WTP-DPP WTP WTP 15 Kota Bandar Lampung WDP WDP WTP- DPP WTP-DPP WTP 16 Kota Metro WDP WDP WTP- DPP WTP WTP Sumber: Laporan Hasil Pemeriksaan/Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Sementara

LHP/IHPS I 2013 (www.bpk.go.id); Data diolah : Belum Dibentuk

WTP : Wajar Tanpa Pengecualian

WTP-DPP : Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas WDP : Wajar Dengan Pengecualian

TMP : Tidak Memberikan Pendapat

(3)

Pemilihan partisipan berdasarkan laporan hasil pemeriksaan atas laporan

keuangan pemerintah daerah se-Provinsi Lampung yang dapat dikumpulkan,

yakni sebanyak tiga puluh tujuh (37) laporan hasil pemeriksaan keuangan dari

tahun 2008 sampai dengan 2012 yang memperoleh opini wajar dengan

pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI Perwakilan Lampung).

3.2 Sempel dan Objek Penelitian  Sempel penelitian

Sempel penelitian ini adalah pemerintah daerah (kabupaten/kota)

se-Provinsi Lampung.  Objek penelitian

Objek yang diteliti adalah laporan hasil pemeriksaan keuangan pemerintah

daerah kabupaten/kota Se-Provinsi Lampung dari tahun 2008 sampai

dengan 2012, dan data dari ikhtisar hasil pemeriksaan sementara semester

I tahun 2013 (IHPS I, 2013).

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Penulisan ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK RI Perwakilan Lampung) dan studi literatur.

3.4 Metode Analisis

Analisis terhadap pengecualian dalam laporan hasil pemeriksaan atas laporan

keuangan pemerintah daerah yang memperoleh opini wajar dengan pengecualian

dilakukan dengan menggunakan content analysis. Content analysis adalah teknik

(4)

menggunakan aturan pengkodean tertentu (Churyk et al. 2008). Secara umum

menurut Palmquist ada dua tipe content analysis yaitu conceptual analysis dan

relational analysis. Namun, secara tradisional conceptual analysis merupakan tipe content analysis yang paling sering digunakan. Conceptual analysis dapat

digunakan untuk menentukan keberadaan dan frekuensi dari konsep yang

ditampilkan dalam kata yang paling sering muncul dalam sebuah teks, dengan

demikian dapat ditentukan berapa kali kata tersebut muncul. Carley (dalam

Palmquist) menjelaskan langkah-langkah dalam conceptual analysis yang

kemudian diimplementasikan dalam penelitian ini:

1. Menentukan level analisis

Dalam hal ini peneliti harus menentukan level analisis terhadap teks yang akan

diteliti. Untuk pengecualian dalam laporan keuangan pemerintah yang

memperoleh opini wajar dengan pengecualian, pengkodean akan dilakukan

terhadap nama akun yang muncul sebagai akun yang dikecualikan.

2. Menentukan berapa jenis konsep yang digunakan sebagai kode

Ada dua jenis konsep yang digunakan dalam pengkodean pengecualian ini.

Pertama untuk pengkodean akun yang muncul sebagai akun yang dikecualikan

dilakukan berdasarkan komponen laporan keuangan pemerintah daerah yang

terdapat dalam Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana yang dijelaskan

(5)

Gambar 1 Pengecualian Neraca 1 LRA 2 ASET 1.1 KEWAJIBAN 1.2

EKUITAS DANA 1.3 PENDAPATAN 2.1 BELANJA 2.2 PEMBIAYAAN 2.3

Kewajiban Jangka Pendek 1.2.1

Kewajiban jangka panjang 1.2.2

Aset lancar 1.1.1

Investasi jangka panjang 1.1.2

Aset tetap 1.1.3

Dana cadangan 1.1.4

Dana lainnya 1.1.5

Pendapatan asli daerah 2.1.1

Pebdapatan transfer 2.1.2

Lain-lain pendapatan yang sah 2.1.3

Penerimaan pembiayaan 2.3.1 Pengeluaran pembiayaan 2.3.2 Belanja operasi 2.2.1 Belanja modal 2.2.2

Belanja tak terduga 2.2.3

Keterangan:

Digit pertama : Jenis laporan keuangan Digit kedua : Kelompok komponen laporan keuangan Digit ketiga : Kelompok akun

37

(6)

Kedua, untuk pengkodean permasalahan yang terdapat dalam akun yang

dikecualikan dilakukan berdasarkan kriteria kewajaran laporan keuangan

pemerintah daerah yang terdiri dari kesesuaian laporan keuangan dengan Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP), kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan, dan efektifitas pengendalian intern (BPK, 2011)

dijelaskan dalam Gambar 2.

Gambar 2

Pengkodean Permasalahan dalam Akun yang Dikecualikan pada Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Partisipan yang Memperoleh Opini wajar dengan pengecualian (WDP). Berdasarkan Kriteria Kewajaran Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (BPK, 2011)

Sumber: Laporan hasil pemeriksaan (LHP BPK, 2011)

3. Menentukan apakah kode dilakukan untuk eksistensi atau frekuensi dari

konsep.

Pengkodean terhadap akun yang muncul sebagai akun yang dikecualikan dan

permasalahan yang terdapat didalamnya dilakukan untuk mengetahui frekuensi

kemunculan akun tersebut sebagai akun yang dikecualikan, dan frekuensi

kemunculan permasalahan yang ada dalam akun yang dikecualikan tersebut.

1 Ketidaksesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan

2 Ketidakcukupan pengungkapan Faktor

pengecualian

3 Ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan

(7)

4. Menentukan bagaimana membedakan diantara konsep

Pembedaan konsep untuk akun yang dikecualikan sangat jelas dalam Gambar 1,

sedangkan untuk permasalahan yang ada dalam akun yang dikecualikan dilakukan

berdasarkan penjelasan yang terdapat dalam laporan hasil pemeriksaan atas

laporan keuangan pemerintah daerah yang memperoleh opini wajar dengan

pengecualian.

5. Menjelaskan aturan dalam pengkodean

Pengkodean akan dilakukan secara bertahap terhadap akun yang muncul sebagai

akun yang dikecualikan sesuai dengan Gambar 1 yang telah disajikan sebelumnya.

Tahap pertama dimulai dengan menentukan posisi akun yang dikecualikan pada

jenis laporan keuangan pemerintah yang mana, tahap kedua ditentukan akun yang

dikecualikan merupakan kelompok komponen laporan keuangan pemerintah yang

mana, dan tahap ketiga ditentukan kelompok akun dari akun yang dikecualikan

tersebut.

6. Menentukan apa yang akan dilakukan dengan informasi yang tidak relevan

Untuk informasi yang tidak relevan dengan tujuan penelitian, maka akan

diabaikan saja.

7. Mengkodekan teks

Pengkodean pengecualian dilakukan secara manual dengan membuat resume

pengecualian yang ada dalam laporan keuangan pemerintah daerah yang

memperoleh opini wajar dengan pengecualian.

8. Menganalisis hasil

Gambar

Tabel 6. Partisipan
Gambar 1  Pengecualian  Neraca  1  LRA 2  ASET  1.1  KEWAJIBAN 1.2

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai misal kualitas pengumpulan data yang berbeda dari SDKI, SKRT dan Susenas memberikan peluang untuk menentukan data kesehatan mana yang seyogyanya dikumpul- kan di SDKI, di

Dalam pengolahan data, pengurutan data berguna untuk mengetahui data dengan nilai terkecil dan terbesar. Perhatikan contoh

LUARAN PENELITIAN Luaran wajib dari penelitian dana internal berupa satu artikel ilmiah minimal pada jurnal penelitian yang memiliki ISSN.. Luaran lainnya yang diharapkan

Lembaga ini merupakan lembaga masyarakat yang mandiri, artinya jika sudah tidak ada lagi dana stimulan dari pemerintah, lembaga ini akan tetap survive dan mampu

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 002 Benteng. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I A SD Negeri 002 Benteng pada mata pelajaran

Un itu penting, dengan adanya un yg memiliki cut of point sebagai standart kelulusan sebuah institusi pendidikan dalam hal ini adalah sekolah, guru, siswa, orang tua

Peralatan untuk seni kuliner boga Menyimak kuliah dari dosen, bertanya jawab dan mengerjakan tugas Tugas latihan membuat laporan buku (book report) tentang

Banyak GOR memiliki desain jendela untuk sirkulasi masuknya matahari dan udara alami tetapi tidak berfungsi secara optimal sehingga pencahayaan yang masuk ke dalam