• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber Pengetahuan Teori Kebenaran dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sumber Pengetahuan Teori Kebenaran dan "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Sumber Pengetahuan, Teori Kebenaran dan Pemikiran Ilmiah

UTS Filsafat Sains

Oleh : Dedy A Bilaut Nim : 11010210008

Prodi : Fisika

(2)

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Pengantar

Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Beberapa cara ditempuh untuk memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atau empiris. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia

membuahkan prinsip-prinsip yang lewat penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat dimengerti.

(3)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam masalah ini ada beberapa masalah yang dibahas, agar permbahasan dalam karya tulis ini tidak lari jauh dari judulnya ada baiknya kita merumuskan masalah-masalah yang

dibahas yaitu antara lain:

1. Pengertian- pengertian sumber pengetahuan 2. Pengertian-pengertian teori kebenaran

3. Hubungan antara sumber pengetahuan dan teori kebenaran.

4. Hubungan antara pemikiran ilmiah dengan sumber-sumber pengetahuan dan juga teori- teori kebenaran.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun penulis membuat tulisan ini yaitu:

1. Agar penulis mampu mengerti akan setiap paham-paham sumber pengetahuan 2. Agar penulis dapat mengerti akan teori-teori kebenaran

3. Agar penulis dapat menjelaskan hubungan antara sumber pengetahuan dan teor kebenaran 4. Agar penulis dapat mengerti tentang pemikiran ilmiah sehubungan dengan sumber pengetahuan dan teori kebenaran

5. Sebagai tugas UTS Filsafat Sains 1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan penulis dalam menulis karya ilmiah ini adalah dengan

(4)

Bab 2 Pembahasan

2.1 Sumber Pengetahuan

Pengetahun yang ada pada diri kita diperoleh dengan menggunakan berbagai alat yang merupakan sumber pengetahuan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan yaitu paham rasionalisme dan paham empirisme.

1. Paham Rasionalisme

Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek.

Rasionalisme tidak mengingkari kegunaan indera dalam memperoleh pengetahuan. Pengalaman indera diperlukan untuk merangsang akal dan memberikan bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat bekerja , tetapi sampainya manusia pada kebenaran adalah semata-mata akal. Laporan indera menurut rasionalisme merupakan bahan yang belum jelas, bahkan ini memungkinkan dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berfikir. Akal mengatur bahan tersebut sehingga dapatlah terbentuk pengetahuan yang benar. Jadi fungsi panca indera hanyalah untuk memperoleh data-data dari alam nyata dan akalnya menghubungkan data-data itu satu dengan yang lain.

Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak dalam ide, jika kebenaran mengandung makna yang mempunyai ide yang sesuai dengan atau yang menunjuk kepada kenyataan, kebenaran hanya dapat ada dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan akal budi saja.

Paham rasionalisme mempunyai kelemahan, seperti mengenai kriteria untuk mengetahui akan kebenaran dari suatu ide yang menurut seseorang adalah jelas dan dapat dipercaya tetapi menurut orang lain tidak. Jadi masalah utama yang dihadapi oleh kaum rasionalisme adalah evaluasi dari kebenaran premis-premis ini semuanya bersumber pada penalaran rasional yang bersifat abstrak.

2. Paham Empirisme

Berasal dari kata Yunani empeirikos, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahun melalui pengalamannya. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman inderawi.

(5)

Pengetahuan inderawi bersifat parsial. Jadi pengetahuan inderawi berada menurut perbedaan indera dan terbatas pada sesnsibilitas organ-organ tertentu. “Bagaiman orang bisa mengetahui es itu dingin ?” Seorang empiris akan mengatakan, “karena saya merasakan hal itu atau karena seorang ilmuwan telah merasakan seperti itu”. Dalam pernyataan tersebut ada tiga unsur yang perlu, yaitu yang mengetahui (subjek), yang diketahui (objek), dan cara dia mengetahui bahwa es itu dingin. Bagaimana dia mengetahui es itu dingin ? Dengan menyentuh langsung dengan alat peraba. Dengan kata lain, seorang empiris akan mengatakan bahwa pengetahuan itu diperoleh lewat pengalaman-pengalaman inderawi yang sesuai.

Adapun kelemahan dari paham empirisme ini antara lain, indera manusia itu terbatas, benda yang kelihatan dari jauh kecil bisa saja sebenarnya besar saat dilehat dari dekat. Indera manusia itu menipu, misalnya ada orang yang sakit malaria akan merasakan gula pahit, atausuhu udara akan terasa dingin. Hal ini menyebabkan paham empirisme dari tiap-tiap orang yang berbeda. Empirisme itu lemah karena keterbatasan indera, misalnya saat melihat banyak sapi mata manusia tidak dapat melihat

keseluruhan badan sapi sekaligus, begitu juga sapi tidak dapat memperlihatkan badannya sekaligus.

2.2 Teori kebenaran klasik

1.Teori Kebenaran Korespondensi

Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan.

2. Teori Kebenaran Koherensi

Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan-pernyataan ini mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain. Seperti sebuah percepatan terdiri dari konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya dan kecepatan dalam fisika.

(6)

kebenarannya. Salah satu dasar teori ini adalah hubungan logis dari suatu proposisi dengan proposisi sebelumnya. Proposisi atau pernyataan adalah apa yang dinyatakan, diungkapkan dan dikemukakan atau menunjuk pada rumusan verbal berupa rangkaian kata-kata yang digunakan untuk mengemukakan apa yang hendak dikemukakan. Proposisi menunjukkan pendirian atau pendapat tentang hubungan antara dua hal dan merupakan gabungan antara faktor kuantitas dan kualitas. Contohnya tentang hakikat manusia, baru dikatakan utuh jika dilihat hubungan antara kepribadian, sifat, karakter,

pemahaman dan pengaruh lingkungan. Psikologi strukturalisme berusaha mencari strukturasi sifat-sifat manusia dan hubungan-hubungan yang tersembunyi dalam kepribadiannya.

3. Teori Kebenaran Paragmatis

Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Teori Pragmatis memandang bahwa “kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis”; dengan kata lain, “suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia”. Pragmatisme menantang segala otoritanianisme, intelektualisme dan rasionalisme. Bagi mereka ujian kebenaran adalah manfaat (utility), kemungkinan dikerjakan (workability) atau akibat yang memuaskan (Titus, 1987:241),

Sehingga dapat dikatakan bahwa pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang

bermanfaat secara praktis. Pegangan pragmatis adalah logika pengamatan dimana kebenaran itu

(7)

2.3 Hubungang Sumber Pengetahuan dengan Teori Kebenaran

➢ Sumber Pegetahuan Rasionalis dengan Teori Kebenaran Korespondensi

Sesuai dengan pengertian dari paham rasionalisme dan teori kebenaran korespondensi dimana paham rasionalisme yaitu paham yang menganggap bahwa pengetahuan yang benar itu dapat dipastikan dengan bantuan akal manusia, sedangkan teori kebenaran korespondensi yaitu teori yang menganggap bahwa kebenaran itu berdasarkan kesesuaian atau kesepadanan antara pernyataan-pernyataan sebuah pikiran dengan kenyataan. Dari pengertian itu dapat dilihat bahwa antara teori kebenaran dan sumber pengetahuan ini sama-sama menggunakan akal untuk mengkaji, apakah yang dikaji itu benar atau keliru. Untuk mendapat pengetahuan yang benar mereka yang menganut paham rasionals berpikir dengan akal mereka, apakah sesuatu yang dipikir itu sesuai dengan objek yang dikaji atau tidak.

➢ Sumber Pengetahuan Rasionalis dengan Teori Kebenaran Koherensi

Hubungan antara Sumber pengetahuan rasionalis dengan teori kebenaran koherensi sangat dekat. Para penganut paham rasionalis menggunakan teori kebenaran koherensi dalam produk pengetahuannya, sebab teori kebenaran koherensi berpandangan bahwa suatu peryataan dikataan benar apabila terdapat kesesuaian antara pernyataan satu dengan pernyataan lain atau antara pernyataan yang baru dengan pernyataan lama yang dianggap benar. Sebab sesuatu adalah anggota dari suatu sistem yang unsur-unsurnya berhubungan scara logis, Teori dan paham ini berhubungan karena untuk mendapat suatu pengetahuan yang benar maka diperlukan akal untuk menghubungkan gagasan gagasan yang logis dan sistematik.

➢ Sumber Pengetahuan Rasionalis dengan Teori Kebenaran Paragmatis

Teori kebenaran paragmatis yaitu teori yang berpendapat bahwa segala sesuatu yang dianggap benar yaitu sesuatu yang bermanfaat praktis dalam kehiidupan manusia. Teori pragmatis berangkatnya dari pemikiran tentang 'berpikir'. Fungsi dari berpikir bukan saja untuk

menangkap kenyataan tertentu, melainkan membentuk ide tertentu demi memuaskan kebutuhan atau kepentingan manusia. Jadi disini untuk mendapat pengetahuan yang benar diperlukan akal agar dapat menelaah sebenarnya apa yang dipikirkan itu bermanfaat bagi kehidupan manusia atau malah merguikan manusia.

➢ Sumber Pengetahuan Empiris dengan Teori Kebenaran Korespondensi

Teori kebenaran korespondensi berhubungan erat dan juga sangat ditekankan oleh aliran

(8)

pengetahuan manusia. Suatu ide, konsep, atau teori yang benar, harus mengungkapkan relaitas yang sebenarnya. Kebenaran terjadi pada pengetahuan. Pengetahuan terbukti benar dan menjadi benar oleh kenyataan yang sesuai dengan apa yang diungkapkan pengetahuan itu. Oleh karena itu, bagi teori ini, mengungkapkan realitas adalah hal yang pokok bagi kegiatan ilmiah. Dalam mengungkapkan realitas itu, kebenaran akan muncul dengan sendirinya ketika apa yang dinyatakan sebagai benar memang sesuai dengan kenyataan. Teori ini sangat menghargai pengamatan, percobaan atau pengujian empiris untuk mengungkapkan kenyataan yang

sebenarnya. Sehubungan dengan itu, teori ini lebih mengutamakan cara kerja dan pengetahuan aposteriori, yaitu pengetahuan yang terungkap hanya melalui dan setelah pengalaman dan percobaan empiris. Percobaan empiris disini maksudnya adalah percobaan dimana hal-hal yang kita ketahui semuanya itu berawal dari pengamatan, yang dilakukan dengan bantuan indera bik mata, telinga, kulit, hidung,dan lidah. Misalnya saat kita mencicipi gula maka lidah kita akan merasa bahwa yang ada dalam mulut itu adalah manis, dan itu adalah benar karena sesuai dengan kenyataannya.

➢ Sumber Pengetahuan Empiris dengan Teori Kebenaran Koherensi

Menurut paham empiris pengetauan berasal dari pengalaman-pengalaman inderawi, jika dihubungkan dengan teori kebenaran koherensi yang menganggap bahwa sesuatu itu benar perdasarkan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang sudah pasti kebenarannya maka hubungannya yaitu disaat seseorang ingin memastikan sesuatu yang dikajinya itu benar atau tidak ia harus membandingkan dengan pernyataan-pernyataan atau kebenaran-keberaran yang sudah ada sebelumnya yang didapat melalui pengalaman-pengalaman inderawi.

➢ Sumber Pengetahuan Empiris dengan Teori Paragmatis

(9)

2.4 Sifat-sifat Pemikiran Ilmiah Sehubungan dengan Sumber-sumber pengetahuan dan Teori-teori Klasik

Definisi berpikir ilmiah dari tiap tiap filsuf berbeda-beda tetapi hampir sama. Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis artinya masuk akal, sedangkan empiris artinya,d ibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan defenisi itu disampaikan oleh (Hillway,1956). Berpikir merupakan kegiatan (akal) untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan (akal) yang menggabungkan induksi dan deduksi, itu menurut (Jujun S. Suriasumantri,Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,). Jadi berpikir ilmiah itu dapat didefinisikan berpikir dengan menggunakan akal budi untuk

mempertimbangkan, memutuskan, mengembangkan dsb. secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengethuan). Atau menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,

pengesahan dan penjelasan kebenaran semuanya itu dilakukan dengan menggunakan prosedur-prosedur yang tepat..

Dari defenisi-defenisi diatas dapat dilihat bahwa dalam berpikir ilmiah pemikiran kita harus sesuai/cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yang tidak didukung oleh pengujian empiris atau teori-teori yang tidak sesuai kenyataan yang dilihat/dialami oleh indera manusia pemikiran tersebut tidak dapat disebut pemikiran ilmiah. Dalam berpikir ilmiah pemikiran kitapun harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya kontradiksi antara pemikiran ilmiah kita dengan teori-teori sebelumnya.

Untuk mendapat pengetahuan yang benar seseorang hendaknya menggunakan metode

(10)

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan

Dari beberapa pokok bahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

Semua sumber kebenaran, teori kebenaran dan kaitannya dengan pengetahuan ilmiah ada dan dipraktekan dalam kehidupan nyata. Yang mana masing-masing mempunyai nilai dan makna dalam tiap-tiap kehidupan manusia, dan tiap orang juga selalu mempunyai paham-paham yang berbeda dan teori-teori yeng berbeda untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Teori kebenaran korespondensi memiliki hubungan erat dengan fakta dan empiris sedangkan teori koherensi berkaitan erat dengan fakta-fakta koherensi yang bersifat rasional dan postivistik yang mengabaikan hal-hal non fisik

paragmatis fungsional-praktis tidak ada kebenaran mutlak performatif bila pemegeng otoritasnya benar. Sumber kebenaran rasional yaitu paham yang menekankan bahwa akal adalah dasar

pengetahuan, Sedangkan paham empiris yaitu paham yang menakankan bahwa kebenaran itu berasal dari pengalaman inderawi.

Teori kebenaran korespondensi yaitu kesepadanan antara apa yang diketahui dan yang dilihat, teori kebenaran koherensi yaitu benartidaknya diketahui berdasarkan pernyataan-pernyataan

sebelumnya yang sudah pasti kebenanya. Untuk teori kebenaran Paragmatis yaitu kebenaran yang menggunakan nilai fungsi sesuatu menjadi tolaj ukur kebenaran. Sesuatu akan dianggap benar jika bermanfaat dalam kehidupan manusia dan sebaliknya salah/keliru jika merugikan manusia.

Dalam penulisan ini juga dapat ditarik kesempulan bahwa hubungan pemikiran ilmiah dengan sumber pengetahuan dan teori kebenaran yaitu dalam berpikir secara ilmiah digunakan ke-2 paham dan ke-3 teori klasik kebenaran, agar hasil atau ide/pemikiran yang didapat logis dan empiris.

3.2 Saran

(11)

Daftar Pustaka

Suriasumantri, Jujun S. (1998). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cetakan ke-11. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

http://alphamicky-alpha.blogspot.com/2011/11/paham-pemikiean-dalam-filsafat.html http://kuliahfilsafat.blogspot.com/2009/04/dualisme-empirisme-rasionalisme.html

http://coretantintadwi.wordpress.com/2011/03/11/teori-kebenaran-ilmiah-tugas-makul-filsafat-ilmu http://filsafat-ilmu.blogspot.com/2008/01/trori-kebenaran.html

Referensi

Dokumen terkait

Keterlibatan kognitif dan perasaan ini merupakan kondisi interaksi akal dan hati manusia dalam perilaku sehari-hari, hal ini perlu menjadi perhatian utama jika ingin

Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini membahas : pengertian dan ruang lingkup kimia komputasi, pengertian dan ruang lingkup permodelan molekul yang meliputi penggambaran

Suatu sistem kriptografi yang terdiri atas kumpulan transformasi enkripsi dan dekripsi disebut dengan sistem kriptografi kunci publik atau suatu sistem kriptografi asimetrik

1) Wadah yaitu setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah terpisah, tertutup agar tidak terjadi kontaminasi silang dan dapat memperpanjang masa saji makanan

Sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 / Menkes / SK / VII / 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah menyatakan bahwa promosi

Kegiatan dan aktivitas yang terjadi dalam perusahaan akan berjalan dengan baik, jika perusahaan hendaknya menetapkan anggaran dengan memisahkan antara biaya-biaya yang

Bank Mandiri ini adalah meletakkan dasar-dasar hukum bahwa setiap orang dapat menjadi subjek tindak pidana korupsi dan terhadap tindak pidana yang terjadi dalam bidang

Surabaya, Septembcr 1993 yang bor.angkutan -5 SOEPRAPTO IWAN HIRAWAN Mengetahui.. Danicl Djoko Tarliman,