• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cermin Masa Depan pada masa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Cermin Masa Depan pada masa "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Cermin Masa Depan

Pemain :

- Tasha Aulia Puteri (Tegas, pintar, optimis, kritis) - Utami Nuri Adilah (Adil, pintar, cerdik, jujur) - Vikha Ayu Pramasta (Tegas, galak)

- Viladi Nazmi Mahasin (Pemalas, tukang tidur, mudah menyerah) - Widyanti (Tidak percaya diri, pemaksa, mudah ditipu)

- Widya Nurgianti (Lambat, pemalas, pelupa)

- Wisnu Wardani (Pembohong, suka menipu, pemalas) Kelas : XI IPA 6

Dipagi hari, saat 5 menit sebelum bel masuk dibunyikan. Siswa-siswi kelas XI IPA 8 SMA Bakti Pertiwi sedang sibuk mengerjakan tugas. Hiruk pikuk yang terjadi terpecah saat Widya yang memang selalu datang terlambat kini baru saja tiba dikelas.

Widya : “ Hey, ada apa ini ?”

Widianti : “Ada tugas yang harus kita kumpulkan hari ini, kamu sudah mengerjakannya ?” Widya : “Apa ??” (Sibuk mengeluarkan buku dari dalam tas)

Tak berselang lama, Tasha dan Utami yang baru saja kembali dari ruang guru tampak berbincang mengenai tugasnya

Utami : “ Nomor 2 isinya 360 ?”

Tasha : “Mmm, iya. Nomor 3 berapa ?” Utami : “450, itupun aku masih sedikit ragu.” Tasha : “Tapi menurutku isinya 550,”

Utami : “Kalau begitu, mari kita hitung kembali.”

Di sisi lain, tampaknya Widya dan teman-temannya tampak kesulitan dengan tugas mereka, alhasil mereka menghampiri Tasha dan Widya.

(2)

Utami : “Maaf, tapi kami tidak bisa,”

Widianti : “Hey, kalian jangan pelit ya!” (Merebut buku Utami)

Tasha : “Hey, jangan seperti itu !” (Merebut buku dari Widianti) “Kami bukannya pelit, hanya saja jika kami membiarkan kalian mencontek. Kami juga akan bersalah,” Widya : “kalian tidak usah banyak bicara, jika sudah kodratnya pelit ya pelit saja !” Utami : “Bukan begitu, bagaimana jika kami mengajarkan caranya pada kalian –” Saat itu juga, Bu Vikha memasuki kelas, para siswa dengan serentak membetulkan posisi duduk mereka.

Bu Vikha : “Assalamualaikum,”

Siswa-siswi : “Waalaikumsalam,” (Menjawab dengan serempak)

Bu Vikha : “Selamat pagi anak-anak, dihari yang cerah ini ibu akan membawa kabar baik untuk kalian. Tapi sebelum itu, ayo kumpulkan tugas kalian terlebih dahulu.” Para siswa yang merasa tugasnya belum selesai kini hanya saling berbisik gelisah. Hanya Tasha dan Utami yang mengumpulkan tugasnya.

Bu Vikha : “Mengapa hanya dua orang yang mengumpulkan ? Kemana yang lainnya ? Cepat kumpulkan!!”

Siswa-siswi : “Belum selesai bu,”

Bu Vikha : “Kalian ini! Cepat kedepan!” (Siswa-siswi berjalan kedepan dengan enggan)

Bu Vikha : “Mengapa kalian tidak mengerjakan tugas ? saya ingin alasan dari kalian!” Wisnu : “Saya belum mengerti bu,”

Viladi : “Saya malas mengerjakannya bu,” Widyanti : “Saya juga belum mengerti bu,” Widya : “Saya lupa ada tugas bu,”

Bu Vikha : (Menggelengkan kepala) “Kalian ini benar-benar! Setelah selesai pelajaran temui saya di kantor. Untuk sekarang kalian duduk! Hari ini akan ada ulangan mendadak !”

(3)

Bu Vikha : “Sudah kamu jangan banyak bicara, sekarang cepat duduk!” Widya : “Tapi bu, saya belum menghafal.”

Bu Vikha : “Sudah cepat duduk!”

Semua siswa duduk kembali ke kursinya, kemudian Bu Vikha mulai membagikan soal ulangan dan ulangan pun berlangsung. Utami sibuk sendiri dengan soal-soalnya, Tasha merasa risih karena Widianti terus menanyakan jawaban, Widya mencontek pada Wisnu yang sedan sibuk membuka buku, sedangkan Viladi hanya diam pasrah karena tidak bisa menjawab soalnya, bahkan Viladi tertidur di mejanya.

(Bu Vikha berjalan mengelilingi meja dan mendapati Viladi tengah tertidur)

Bu Vikha : “Viladi! Kerjakan soalmu! Berani sekali kamu tertidur saat ulangan, dan Wisnu, apa itu yang ada di bawah meja mu ?”

Wisnu : “T –tidak ada apa-apa bu,” (Menjawab dengan terbata-bata) Bu Vikha : “Waktunya 5 menit lagi, jika kalian sudah selesai kalian bisa

mengumpulkannya.”

Utami : “Bu, saya sudah selesai.” (Mengangkat tangan) Bu Vikha : “Baik, kamu bisa menunggu diluar.”

Ulangan terus berlanjut, Tasha terus menerus diganggu oleh Widyanti yang tak hentinya memanggil Tasha dengan berbisik.

Widyanti : “Tasha, nomor empat dan lima. ” (Berbisik) Tasha : “belum.”

Widyanti : “Nomor delapan ?” Tasha : “Itu juga belum,”

Bu Vikha : “Tasha ada apa ? sudah selesai ?” Tasha : “Sudah selesai bu.”

Bu Vikha : “Baiklah, kamu bisa menunggu diluar.” (Tasha berjalan keluar kelas)

(4)

Widya : “Dia memang pelit.”

(Bu Vikha yang melihat Widya dan Widyanti berbisik-bisik menggebrak mejanya.) Bu Vikha : “Widya! Widianti! Kalian tidak boleh berisik!”

Widya : “Ya bu,”

Bu Vikha : “Waktu sudah habis, cepat kumpulkan lembar jawaban kalian!”

Wisnu yang sudah selesai mencontek buku mengumpulkan terlebih dahulu, disusul oleh Viladi yang tampak asal-asalan dalam mengerjakan soalnya dan Widianti yang sepertinya sudah pasrah.

(Semua siswa terkecuali Widya sudah meninggalkan kelas) Bu Vikha : “Widya cepat kumpulkan !”

Widya : “Tapi saya belum selesai bu,”

Bu Vikha : “Waktunya sudah habis! Ayo cepat kumpulkan !” Widya : (Cemberut) “Baik bu.”

Ulanganpun berakhir. Dimasa depan, Utami yang dulunya selalu rajin kini telah sukses menjadi seorang hakim yang jujur dan adil. Tasha yang selalu berpegang teguh pada kebenaran kini menjadi seorang Jaksa yang disegani. Widya yang sedari dulu selalu lamban dalam bekerja kini telah menjadi seorang pengacara yang sering mendapatkan kritik karena sikapnya yang cenderung lambat. Wisnu yang selalu tidak pernah jujur kini telah menjadi pengusaha yang ditangkap atas tuduhan penipuan, dimana orang yang ditipunya adalah Widianti yang sejak dulu tidak pernah percaya diri dan selalu mudah bergantung pada orang lain. Dan yang terakhir, Viladi yang dulu tidak pernah memiliki semangat untuk belajar kini menjalani hidupnya sebagai seorang Office Boy.

Sidang penipuan yang terjadi antara wisnu dan widyanti akn segera dilaksanakan. Hakim : “ Pengacara, jaksa, kalian semua disini !

Semua : “ ya”

Hakim : “ Tolong beritahu terdakwa memasuki ruang sidang.” Terdakwa pun masuk ...

(5)

Jaksa : “ Saya jaksa publik untuk kasus ini, Jaksa Tasha Aulia Puteri.. 3 bulan yang lalu, diketahui telah terjadi transaksi antara terdakwa dengan saudari widyanti melalui BRI. Dimana menurut bukti rekening korban, korban telah mentransfer uang sebesar 3 miliar kepada terdakwa. menurut korban, sebelumnya terdakwa dan dirinya telah membuat perjanjian mengenai investasi, dimana terdakwa menjanjikan keuntungan 3 kali lipat untuk investasi sebesar 3 milyar. Adapun menurut perjanjian, korban akan mendapatkan keuntungan setelah 3 bulan sejak investasi dilakukan. Namun, sampai saat ini juga korban tidak pernah mendapatkan sepeser pun keuntungan. Maka dari itu, saya akan mengemukakan tuduhan kepada terdakwa, untuk penipuan uang sebesar 3 milyar. Sesuai dengan pasal 378 KUHP Hukum Pidana, jaksa menuntut penipuan.

Hakim : “ Terdakwa, apa kau menerima tuduhan itu?”

Wisnu : “Tidak, saya tidak menerima tuduhan itu!” (Dengan wajah takut) Hakim :” Apa anda mengatakan tidak bersalah?”

Wisnu : “ Iya.”

Hakim : “ Baik, pembela silahkan kemukakan pembelaan dari sisi anda ! “ Widya : “ Iya.” (Sibuk menyiapkan berkas)

Widya : “Saya Pengacara terdakwa, Widya Nurgianti. Berdasarkan pengamatan mengenai transaksi sebesar 3 milyar, adalah hal yang wajar karena dapat kita ketahui, terdakwa adalah seorang pengusaha. Jadi, mungkin itu hanya transaksi biasa tidak menutup kemungkinan itu adalah transaksi pembayaran hutang dari korban kepada terdakwa, itu adalah alasan saya untuk menyangkal tuntutan jaksa. Itu saja....

Hakim : “ kepada jaksa . Dipesilahkan kembali.”

Jaksa : “Berdasarkan bukti – bukti yang kami dapatkan, berupa buku rekening dan catatan panggilan terakhir. Saya akan menunjukan bukti percakapan telepon antara terdakwa dengan korban. Sekian “ (Menunjukkan bukti panggilan telepon)’ Hakim : “Baiklah untuk pembelaan terakhir, kepada pembela saya persilahkan.

Widya : “i –itu tidak menjamin adalah suara asli terdakwa. Mungkin saja itu hanya rekayasa semata,” (Terbata-bata)

(6)

Hakim : “ Baiklah, kami telah selesai menerima bukti dan argumen. Saya akan membacakan keputusan kasus saudara wisnu. Terdakwa dimohon berdiri. Tedakwa wisnu dituntut pada kasus penipuan saudari widyanti, terdakwa menyatakan bahwa dia tidak melakukan penipuan dan mengaku tidak bersalah. Dan bukti berupa catatan panggilan dan rekening milik korban, tampaknya menjadi bukti kuat atas tuduhan. Dalam hal ini, terdakwa menipu korban. Akhirnya dalam hal muatan kasusu ini , sesuai dengan pasal 378 KUHP. Terdakwa dinyatakan BERSALAH .”

Dan akhirnya, Wisnu dinyatakan bersalah karena penipuan yang dilakukannya. Jaksa berhasil menuntut terdakwa, hakim telah menetukkan keputusan yang benar, sedangkan pengacara gagal membela terdakwa. Dari cerita ini dapat kita mbil makna, bahwa apa yang kita lakukan sekarang adalah cerminan untuk apa yang akan terjadi di masa depan. Jadi, selama masih ada waktu. Manfaatkanlah masa mudamu sebaik-baiknya, selama masih ada waktu berubah –berubahlah.

Referensi

Dokumen terkait

• Bayangkan jika kita masih hidup dengan sistem operasi sebelumnya yang harus sistem operasi sebelumnya yang harus lebih banyak mengetik dan memprogram, tentunya pengguna komputer

1. Apabila pada saat Pembuktian Kualifikasi peserta tidak hadir/tidak dapat menunjukkan, ditemukan penipuan/pemalsuan atas data yang disampaikan, maka terhadap Peserta yang

Kita perlu mengakui bahwa globalisasi tidak pernah merupa- kan suatu realitas sejarah yang objektif, ia sekadar istilah yang digunakan untuk menafsirkan perubahan pesat yang terjadi

Bahkan Indonesia tidak pernah kekurangan supply petani milenial yang ditandai dengan tingginya angka siswa/i SMK Pertanian di Indonesia, belum lagi jika ditambah dari data Mahasiswa

3 Saya yakin merek skincare yang saya pakai jujur terhadap apa yang pernah dijanjikan sebelumnya 4 Saya percaya terhadap kualitas merek Skincare.. yang

Penipuan berasal dari kata tipu yang artinya menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah perbuatan atau perkataan yang tidak jujur (bohong, palsu, dsb) dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan, pada saat tanaman berumur lebih kurang 5 tahun, tinggi ataupun diameter tanaman ( lokasi tanah kosong ) tidak akan berbeda

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menebak arah perkembangan pada apa yang akan terjadi dalam teknologi komunikasi data di masa yang akan datang.. Manusia tidak akan pernah