• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilanun Orang Laut dan Perdagangan di Sin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ilanun Orang Laut dan Perdagangan di Sin"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ILANUN, BAJAK LAUT DAN PERDAGANGAN DI

SINGAPURA 1833 – 1874

Oleh:

M Novaldy Kharismawan

Ilmu Sejarah

1206267721

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia

(2)

Latar Belakang

Selat Malaka adalah pusat perdagangan internasional pada abad ke 7 hingga ke 19. Letak Malaka yang strategis berada di antara India dan Cina sehingga banyak pedagang dari dua negara tersebut yang datang berkunjung ke kawasan Selat Malaka. Selain karena merupakan titik temu dari India dan Cina, Malaka juga dekat dengan derah daerah penghasil rempah seperti Maluku, Banda dan lain lain. Pada abad ke 15 bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera dengan membawa misi “ Gold Glory Gospel “ yang mana artinya adalah mencari kekayaan, kejayaan dan menyebarkan agama.

Bangsa Eropa pertama kali mendarat di Malaka pada tahun 1511. Adalah bangsa Portugis yang dipimpin Alfonso D’Alberqueue yang pertama kali menginjakkan kaki di Malaka. Pada perkembanganya pada abad ke 19 seluruh Malaka berada di kekuasaan Inggris ( EIC ) dan beberapa wilayah di Indonesia berada di tangan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Pada saat itu berdiri beberapa kota dagang yang besar yaitu di salah satunya adalah Tumasik atau Singapura. Selain berdagang dengan bangsa bangsa seperti Cina, India, Arab dan bangsa eropa lain, Singapura juga membuka hubungan dagang dengan kesultanan yang masih merdeka di nusantara salah satunya adalah kesultanan Sulu yang terletak di sebelah barat daya kepulauan Filipina.

(3)

Isi

Suku suku bajak laut di Nusantara

Suku suku maritim di Nusantara terkenal sebagai pelaut ulung, mereka memiliki keterampilan khusus dalam berlayar baik sebagai nahkoda, ahli navigasi maupun sebagai anak buah kapal atau kru. Keterampilan dalam berlayar tersebut dimiliki oleh para orang orang laut karena kondisi geografis kepulauan nusantara yang membutuhkan alat penghubung antara satu pulau dengan pulau yang lain, cara yang dapat ditempuh untuk menghubungkan kepulauan itu adalah dengan berlayar mengarungi samudera, sehingga lama kelamaan suku suku maritim di Nusantara memiliki keterampilan khusus yang membuat mereka menjadi pelaut yang ulung. Selain itu suku suku tersebut juga mampu membuat kapal kapal dari kayu dengan kualitas yang sangat bagus.

Kemampuan mereka sebagai pelaut dan pembuat perahu yang ulung membuat beberapa suku kemudian berlayar dan berdagang di pusat pusat perdagangan di Nusantara. Hasil hasil laut menjadi komoditi utama suku suku maritim di masa itu. Akan tetapi selain berdagang beberapa suku maritim melakukan perompakan untuk mendapatkan jarahan, kapal maupun manusia untuk dijadikan sebagai budak mereka, atau mungkin dibawa ke kota kota besar di nusantara untuk dijual di pasar budak. Selain merompak kapal kapal, untuk mendapatkan budak mereka juga menyerang desa desa di pinggir pantai yang tidak berada dalam lindungan kerajaan besar.

Orang Illanun, mereka dikenal sebagai perampok dari Sulu1 bahkan

Illanun memiliki “kemampuan khusus” dalam melakukan perampokan manusia

(4)

yang nantinya akan di jadikan budak atau slave raiding2. Nama Illanun sendiri

menunjukan asal usul dari Illanun bahwa sebenarnya adalah orang Maranao. Illanun sendiri berarti “orang orang danau” yang berasal dari danau Lanao di Mindanao yang kemudian bermigrasi ke tepian laut.

Selain Ilanun adapula orang Balangingi yang hidup berdampingan dengan orang Illanun di kawasan laut Sulu. Balangingi sering disebut “nelayan manusia” atau the fisher of men karena keahliannya dalam melakukan perburuan manusia3. Dalam melakukan penyerangan baik Ilanun atau

Balangingi menggunakan kapal yang disebut prahu atau perahu.

Ribuan pulau yang ada di kawasan Asia tenggara memberikan keuntungan bagi Ilanun maupun Balangingi untuk melakukan praktik perampokan dan pembajakan. Jumlah pulau pulau kecil yang sangat banyak digunakan oleh Ilanun untuk melakukan penyergapan. Selain pulau yang banyak, angin tentu saja memiliki pengaruh bagi kegiatan Ilanun karena angin menentukan arah armada kapal Ilanun, akan tetapi karena angin itulah pola serangan Ilanun dapat terbaca. Belanda dan Inggris yang menguasai daerah selat Malaka mengeluarkan peringatan bagi warga yang tinggal di daerah tepi pantai pada bulan Agustus, September dan Oktober yang dikenal sebagai “

Pirates wind “ atau angin bajak laut karena angina pada bulan itu membawa Ilanun menuju selat Malaka 4.

Bajak laut di kawasan Singapura

Singapura adalah kota dagang beasar yang berada di kawasan Selat Malaka. Singapura sendiri pada abad 19 masih dikuasai oleh Inggris, yang menguasai semenanjung Malaya. Singapura dibeli oleh EIC (east indian

2 James F Warren , The Sulu Zone, (Singapore:Singapore University Press,1981) hal 149

(5)

company) pada tahun 1824.5 Singapura adalah kota dagang yang ramai pada

abad 19 dimana kapal kapal dari Eropa, Cina, India maupun kapal kapal lokal bersandar di pelabuhan Singapura untuk berdagang. Akan tetapi faktor keamanan kurang diperhatikan oleh panguasa Singapura sehingga Ilanun dapat melakukan pembajakan di sekitar selat Malaka.

Selat Gelasa yang berada di antara pulau Bangka dan Belitung menjadi tempat Ilanun untuk “berburu” kapal kapal dagang dari Jawa yang berlayar menuju Malaka dan turun ke sepanjang tepian pantai di pulau Bangka dan Belitung untuk mencari budak.6 Ilanun juga menyerang sungai untuk

menghancurkan kampung kampung dan menyerang tambang timah untuk diambil pekerjanya yang dijadikan sebagai budak dan kemudian dijual ke pasar budak yang ada di Makassar.

Karena jarak yang sangat jauh antara Sulu dengan Malaka, Ilanun kemudian membuat kampung kampung di pantai Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Jarak yang jauh antara Sulu dengan Malaka menyusut oleh jaringan komunitas kampung yang berhubungan untuk merampok. Di kampung kampung Ilanun dapat melakuakan beberapa kegiatan seperti mengurus tawanan mereka, tawanan dapat disimpan maupun dijual, memperbaiki armada mereka dan melakukan serangan ke daerah yang berdekatan dengan kampung mereka. Ilanun akan menetap pada kampung kampung hingga mereka siap untuk kembali ke Sulu dan Mindanao

Pembajakan yang dilakukan Ilanun mengancam perdagangan di Singapura pada abad ke 19. Ilanun termasuk bajak laut yang terorganisasi dengan baik dan paling berbahaya karena memiliki armada besar dengan kapal kapal bersenjata berat yang melakukan perjalanan tahunan untuk memporak

5 C. M. Turnbull , A History of Singapore 1819-1975 (Singapore:Oxford Singapore University press,1977) hal xiii

(6)

porandakan dari kepulauan timur menuju semenanjung Malaya.7 Pembajakan

membuat perdagangan hamper macet di seluruh semenanjung Malaya. Para pedagang Singapura semakin enggan untuk meninitipkan barangnya karena takut barang barangnya akan hilang dirampas oleh bajak laut dan pada 1831 pelaut dari bugis mengancam akan meninggalkan perdagangan di Singapura jika bajak laut tidak ditekan oleh pemerintah.8

Dalam usaha untuk menekan Bajak laut pemerintah mengirimkan kapal kapal angkatan laut kerajaan. Kapal kapal kerajaan ini dapat menekan bajak laut secara efektif karena bajak laut belum pernah menemui armada kerajaan sebelumnya sehingga kawasan Selat Malaka kembali aman. Akan tetapi pada 1854 serangan dari bajak laut menjadi semakin sering hingga hanya separuh kapal yang berhasil mencapai Singapura9. Pada musim musim tertentu ada

kapal dengan persenjataan berat dan awak yang banyak tetapi kosong meninggalkan pelabuhan Singapura. Dapat dipastikan mereka adalah bajak laut tapi tidak ada perturan untuk menghentikan mereka. Hingga pada 1855 para saudagar Singapura mengirimkan petisi kepada Gubernur Jenderal di India untuk meminta perlindungan dan hak untuk menangkap mereka yang diduga Bajak laut10.

Sejak saat itu hari hari bajak laut di selat malaka berakhir. Perjanjian antara bangsa barat dengan Cina untuk mengatasi pembajakan ditandatangani dan membuat semakin banyaknya angkatan laut Inggris yang berada di kawasan Asia Tenggara dan Cina dengan tujuan menekan bajak laut di laut Cina Selatan dan selat Malaka. Meningkatnya kekuasaan Belanda di Sumatera dan juga perlindungan Inggris di kawasan barat Malaya membuat gagalnya pembajakan

7 C. M. Turnbull , A History of Singapore 1819-1975 (Singapore:Oxford Singapore University press,1977) hal 41

8 ibid

(7)

yang terjadi di wilayah Selat Malaka sehingga keamanan di pelabuhan Singapura terjamin.

Penutup

(8)

Daftar Pustaka

- Turnbull, C. M. 1977. A History of Singapore 1819 – 1975.

Singapura:Oxford Singapore University Press

Referensi

Dokumen terkait

Nilai p < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara mencuci tangan sebelum menyuapi bayi dengan frekuensi kejadian diare pada bayi umur 7-12 bulan

Mengingat karya yang diciptakan semata-mata tidak mengedepankan bentuk dan teknik belaka, melainkan juga memperkuat isi atau pesan yang hendak disampaikan, maka, apa yang

Walaupun trend mengalami penurunan, akan tetapi nilai kuat tekan beton yang dihasilkan masih memenuhi K- 200.Hal tersebut menunjukkan bahwa abu arang dapat digunakan sebagai

Oleh karena itu, para guru yang bertugas mengelola pembelajaran biologi di sdc:olah di sam ping perlu memahami tentang pengembangan Silabus, guru juga perlu memahami

Perusahaan Gading Taksi dalam menjalankan usahanya untuk mendapatkan laba dengan cara melayani jasa angkutan penumpang dalam Kota Bandar Lampung, dalam pengelolaannya

Sedangkan menurut Zamakhshari> kata al-Mukhlas}i>n merupakan bentuk istisna’ munqoti’ 89 dari kata al-Muhdlaru>n, yang memberi implikasi arti bahwa orang-orang

maka semakin besar konduktasi membran selulosa asetat, hal ini dapat dijelaskan dengan adanya aliran ion-ion ataupun elektron yang merupakan pembawa aliran arus

Terkadang saya tunjuk, terkadang kalau mereka semangat juga saya suruh cerita ” Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh guru IPS kelas VIII mengenai pelaksanaan pembelajaran