• Tidak ada hasil yang ditemukan

Problematika Pendidikan Agama Islam di S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Problematika Pendidikan Agama Islam di S"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Problematika Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum

Muhammad Rif’an Firmansyah Mintarso

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura E-Mail: rifan_firmansyah@ymail.com

Abstrak

Pendidikan pada era modern ini sering kali terjadi problem atau masalah baik yang bersifat internal maupun eksternal, problem yang bersifat internal misalnya seperti kurangnya sarana prasarana, problem tentang siswa maupun guru dan lain sebagainya, adapun juga yang dari factor eksternal yatu salah satunya tidak adanya hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat sekitar ataupun wali murid yang dimana akan terjadi diskomunikasi antara pihak sekolah dengan masyarakat, dan dalam artikel ini dijelaskan tentang pengertian, solusi, dan hal-hal yang menjadi problematika pendidikan PAI di sekolah umum, artikel ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian library research.

Kata kunci: Problematika Pendidikan, Pendidikan Agama Islam

Abstrac

Education in the modern era is often a problem both internal and external, internal problems such as lack of infrastructure, problems about students and teachers and so on, while also from external factors yatu one of which no relationship either between the school and the surrounding community or the guardian of the pupil which will occur disconnection between the school and the community, and in this article explained about the understanding, solution, and things that become problematic of PAI education in public schools, this article uses qualitative approach method with type of research library research.

Keyword: Problem Education, Education Religion of Islam

Pendahuluan

(2)

dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.1 Pendidikan agama Islam yang dimasukkan dalam kurikulum pendidikan umum mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, merupakan bagian dari pendidikan Islam yang sarat dengan nilai-nilai moral dan spiritual. Pendidikan Islam mempunyai misi esensial untuk membangun karakter muslim yang memahami ajaran agamanya serta mempunyai kesadaran imani yang diwujudkan ke dalam sikap dan perilaku sehari-hari sebagai bentuk pengamalan ajaran agama. Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, hasil yang ingin dicapai dari pendidikan Islam adalah menciptakan manusia beradab dalam pengertian yang menyeluruh meliputi kehidupan spiritual dan material.2 Begitu juga menurut al-Abrasyi, mencapai suatu akhlak yang sempurna (fadhilah) adalah tujuan utama pendidikan Islam. jadi dari semua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama islam adalah usaha sadar dan terencana melalui sebuah proses pembelajaran secara islami

Sedangkan problematika menurut bahasa inggris yaitu “problematic” yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa definisi problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat mengurangi kesenjangan itu, dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa problematika yaitu berbagai persoalan-persoalan sulit yang dihadapi baik oindividu ataupun kelompok.

Adapun rumusan masalah yang diusung dalam tulisan ini yaitu a).pengertian problematika pendidikan agama Islam?

b).problematika PAI di sekolah umum?

c).cara mengatasi problematika PAI di sekolah umum? Sedangkan tujuan penulisan disini adalah

a). untuk mengetahui pengertian problematika pendidikan agama Islam b). untuk mengetahui apa saja problematika PAI di sekolah umum c). untuk mengetahui cara mengatasi problematika PAI di sekolah umum

1

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2

(3)

Metode Penelitian

Di dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian library research dengan menelaah beberapa buku yang mendukung terhadap penelitian ini, juga menganalisis pada jurnal-jurnal yang terdapat di kampus-kampus yang ada di Indonesia. Library research merupakan penelitian pustaka dengan maksud menelaah, menganalisis, mencari kelebihan dan kekurangan dari pustaka yang mendukung. Disamping itu, menggunakan jurnal yang relevan dengan penelitian ini. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengumpulkan data library research ini adalah terlebih dahulu mencari referensi yang relevan dengan penelitian, membaca berbagai referensi yang bersangkutan, menganalisis kelebihan dan kekurangan pustaka dan mengambil beberapa argumentasi yang cocok terhadap penelitian yang dilakukan. Kemudian, mengkorelasikannya dengan materi yang di usung

Hasil dan Pembahasan

A. Pengertian Problematika Pendidikan Agama Islam

Problematika menurut bahasa inggris yaitu “problematika” yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa definisi problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesaikan atau dapat mengurangi kesenjangan itu, dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa problematika yaitu berbagai persoalan-persoalan sulit yang dihadapi baik individu ataupun kelompok.

Pendidikan dalam arti bahasa adalah sebuah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.3

Pendidikan Agama merupakan salah satu materi yang bertujuan meningkatkan akhlak mulia serta nilai-nilai spiritual dalam diri anak. Dalam peraturan pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, bahwa pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.4

Pendidikan agama secara spesifik mengungkapkan bahwa tujuannya adalah membentuk sikap yang mana harapannya adalah psikomotorik yang terbentuk pada diri peserta didik. Sangat

3

Ummi Chulsum dan Windy Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 195.

(4)

jelas secara definitif bahwa pendidikan agama fungsinya adalah membentuk sikap yang dapat teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Peraturan Pemerintah fungsi dari Pendidikan Agama adalah membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan hubungan antar umat beragama. Adapun tujuan dari pendidikan agama adalah untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Pendidikan semestinya dijadikan sebagai upaya untuk menjadikan manusia lebih bermartabat dan dijadikan sarana untuk menyadarkan manusia akan arti penting nilai-nilai kemanusiaan. Oleh sebab itu, menurut Sudarwan Danim.5 agenda utama pendidikan adalah proses memanusiakan manusia menjadi manusia. Proses pemanusiaan tersebut dapat diupayakan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dapat mendorong tumbuh kembangnya kesadaran nilai-nilai kemanusiaan, di antaranya melalui pendidikan agama. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 ayat 1 dijelaskan bahwa sebagai agenda proses kemanusiaan dan pemanusiaan, pendidikan dapat dipandang dari 2 sisi, yaitu: pertama, sebagai proses pendewasaan peserta didik untuk hidup pada alam demokrasi dan, kedua, sebagai proses penyiapan peserta didik memasuki sektor ekonomi produktif. Memposisikan pendidikan sebagai sarana untuk menyiapkan peserta didik memasuki wilayah ekonomi produktif merupakan hal semu, karena proses pembelajaran di sekolah tidak mendorong terbentuknya semangat dan kesadaran peserta didik tentang arti penting kemandirian dan keterampilan dalam menghadapi kehidupan nyata. Sementara itu dunia industri menuntut profil lulusan pendidikan yang mempunyai kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sebagai akibatnya banyak dunia pendidikan di Indonesia yang berpikir secara pragmatis dengan mengikuti logika “kapitalisme” dan mengabaikan pentingnya membangun kesadaran yang humanis.

Jadi dari sekian definisi di atas dapat disimpulkan bahwa PAI adalah suatu upaya sadar dan terencana dalam memberikan bantuan guna menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani dan bertakwa dan berakhlakul karimah dalam menjalankan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits yang melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan serta penggunaan pengalaman.

5

(5)

B. Problematika Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum

Dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah, banyak sekali muncul problematika-problematika. Berbagai problematika yang muncul bias berkenaan dengan masalah yang bersifat internal, maupun eksternal. Yang berkaitan dengan internal sekolah, misalnya guru yang belum berkompeten, maupun sarana prasarana yang tidak mendukung. Sedangkan permasalahan dari eksternal, bias dating dari kurangnya dukungan masyarakat (orang tua murid), ataupun kurangnya dukungan dari pemerintah daerah setempat.

Berikut beberapa problematika-problematika yang ada didalam kelas atau mapel: 1. Al –Qur’an Hadits

a. Kurangnya kemampuan siswa dalam membaca dan menulis

b. Waktu yang tersedia tidak mencukupi apabila pembelajaran al-Qur’an di tambah c. Kurangnya materi hadits yang ada di dalam kurikulum

d. Bersifat hafalan 2. Aqidah akhlak

a. Lebih bersifat pendoktrinan

b. Lebih menekankan pada bidang kognitif

c. Contoh-contoh yang diberikan lebih bersifat ideal lama 3. Fiqih

a. Penilaian sering kali menekankan pada kemampuan kognitif b. Kurangnya sarana prasarana

4. SKI

a. Seringkali hanya bersifat narasi dan hafalan

b. Kurangnya minat siswa dalam mempelajari sejarah agama islam Menurut perspektif Islam problematika PAI ada tiga yaitu:

1. Problematika Ontologi Pendidikan Islam 2. Problematika Epistemologi Pendidikan Islam 3. Problematika Aksiologi Pendidikan Islam6

6

(6)

C. Cara Mengatasi Problematika PAI di Sekolah Umum

Untuk mengatasi problematika pelaksanaan pendidikanagama islam di sekolah dapat diupayakan beberapa solusi yang diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sebagaimana yang akan diuraikan ini:

1. Upaya mengatasi problematika peserta didik dalam PAI

Untuk mengatasi berbagai problem peserta didik dalam pelaksanaan pendidikan agama di sekolah, dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Solusi terhadap problem yang terdapat pada peserta didik sangat dipengaruhi oleh kesiapan individu sebagai subjek yang melakukan kegiatan belajar baik siap dalam kondisi fisik atau psikis (jasmani atau mental) individu yang memungkinkan dapat melakukan belajar.

b. Adanya motivasi terhadap peserta didik baik motivasi intrinsik yaitu motivasi yang datang dari peserta didik atau motivasi ekstrintik yaitu motivasi yang datang dari lingkungan di luar diri peserta didik. Dalam hubungan ini motivasi dapat dilakukan dengan jalan menimbulkan atau mengembangkan minat peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya. Para pendidik diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar. Dengan demikian peserta didik akan memperoleh kepuasan dan unjuk kerja yang baik. (Muhammad Surya, 2003) Untuk dapat menjamin belajar dengan baik peserta didik harus memiliki perhatian terhadap mata pelajaran yang dipelajarinya. Sebaliknya jika bahan pelajaran tidak menarik, maka akan membosankan. Hal itu akan mengakibatkan prestasi belajar peserta didik di sekolah akan jadi turun. Karena itu pendidik harus mengusahakan agar bahan pelajaran yang diberikan dapat menarik perhatian siswanya. Jika perlu diberi selingan dengan humor, agar peserta didik tidak merasa jenuh menerima mata pelajaran

(7)

2. Upaya Mengatasi Problem Pendidik dalam PAI.

a. Penghasilan pendidik dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Karena rendahnya gaji pendidik akan mengakibatkan terhambatnya usaha dalam meningkatkan profesionalitas kualitas pendidik.

b. Seorang pendidik memahami tabiat, kemampuan dan kesiapan peserta didik.

c. Seorang pendidik harus mampu menggunakan variasi metode mengajar dengan baik, sesuai dengan karakter materi pelajaran dan situasi belajar mengajar.

3. Upaya Mengatasi Problem Manajemen dalam PAI.

Dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah, seharusya terjalin hubungan antara sekolah dengan orang tua peserta didik dimaksudkan agar orang tua mengetahui berbagai kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan di sekolah untuk kepentingan peserta didik dan juga orang tua peserta didik mau memberi perhatian yang besar dalam menunjang program program sekolah.

Terjalinnya sekolah dengan masyarakat bertujuan memelihara kelangsungan hidup sekolah dan memproleh bantuan dan dukungan dari masyarakat dalam rangka mengembangkan pelaksanan program program sekolah.

4. Upaya Mengatasi Problem Sarana dan Prasarana dalam PAI.

Sarana pendidikan sangat menunjang dalam proses belajar mengajar, hal ini akan menunjang tercapainya tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di madrasah.diantaranya adalah Gedung sekolah yang memadai sehingga membuat peserta didik senang dan bergairah belajar di dalam sekolah. Sekolah harus memiliki perpustakaan dan dimanfaatkan secara optimal baik oleh pendidik atau peserta didik. Adanya alat alat peraga yang lengkap akan sangat membantu pencapaian tujuan pendidikan. Adanya alat sarana untuk ibadah.

(8)

Kesimpulan

Problematika menurut bahasa inggris yaitu “problematika” yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan pendidikan agama islam adalah suatu upaya sadar dan terencana dalam memberikan bantuan guna menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani dan bertakwa dan berakhlakul karimah dalam menjalankan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits yang melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan serta penggunaan pengalaman

Problem atau masalah ada dua yaitu: yang bersifat internal maupun eksternal, problem yang bersifat internal misalnya seperti kurangnya sarana prasarana, problem tentang siswa maupun guru dan lain sebagainya, adapun juga yang dari factor eksternal yatu salah satunya tidak adanya hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat sekitar ataupun wali murid yang dimana akan terjadi diskomunikasi antara pihak sekolah dengan masyarakat,

Daftar pustaka

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wan Mohd. Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktek Pendidikan Islam Syed Muhammad

Naquib al-Attas. Bandung: Mizan,1998.

Ummi Chulsum dan Windy Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Moh. Wardi, “Problematika Pendidikan Islam dan Solusi Alternatifnya.” Tadrîs, 1.

Juni, 2013.

Kelembagaan.ristekdikti.go.id/2016/08 PP_55_2007-Pendidikan Agama Keagamaan.pdf.

Sudarwan Danim, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan sistem dan lembaga pendidikan agama Islam baik formal maupun nonfromal yang terjadi pada abad modern ini, dimana banyak perguruan tinggi Islam baik

Terdapat aneka macam fenomena alam dan kehidupan yang terjadi di sekitar kita. Fenomena tersebut bisa berupa isik/materi maupun yang bersifat abstrak. Misalnya peristiwa adanya

Namun beberapa tahun belakangan yaitu tahun 2010 dan 2011 terjadi penurunan wisatawan asing hal ini disebabkan oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal,

Selain itu dibutuhkan dukungan agar segala faktor internal maupun eksternal yang menghambat implementasi pendidikan agama Islam berwawasan lingkungan (adiwiyata) adalah

banyak mengalami problem atau kendala yang meliputi para pendidik dimana sebagaian besar dari mereka belum memahami cara mendidik yang benar misalnya kesulitandalam menghadapi

3. Sejumlah problem sosial umat Islam yang terjadi di beberapa belahan dunia semisal problem-problem disharmoni relasi sosial internal dan eksternal, minoritas muslim di

Pada makalah ini menjelaskan Penyembahan berhala modern lebih kepada hal yang membuat kita secara tidak sadar memfokuskan tujuan, tindakan kesuatu hal yang bersifat duniawi dan

Problem dalam penyuluhan agama dalam meningkatkan praktik keagamaan PSK dapat penulis golongkan menjadi dua, yaitu pertama problem internal dari penyuluh agama maupun dari