98
A. Deskripsi Data
Temuan penelitian ini, mengemukakan data yang diperoleh penulis dari hasil penelitian mengenai ‘’ Metode Penyampaian Nilai Ajaran Islam ( Studi Deskriptif pada Majlis Ta’lim Desa Ngunut, Kecamatan Ngunut).
Maka setelah melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi yang sesuai maksud dan tujuan penelitian akan dapat memaparkan data hasil penelitian. Data dibawah ini adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dari beberapa ustadz dalam majlis ta’lim Masjid Besar Al-Falah Ngunut, dan observasi yang dilakukan peneliti secara langsung di lapangan serta hasil dokumentasi yang diperoleh peneliti di lokasi.
1. Metode penyampaian nilai akidah pada majlis ta’lim Desa Ngunut
Kecamatan Ngunut.
‘’Metode dalam menyampaikan nilai akidah, nilai keimanan pada masyarakat biasanya saya menggunakan sistem ala pondok pesantren
yaitu dengan ceramah dengan tetap berpedoman pada kitab’’1
, Selanjutnya peneliti bertanya perihal kitab apa yang biasa digunakan Bapak Ahmad Anwar Dasuqi dalam penyampaian materi akidah, beliau menjelaskan:
kitab yang saya sampaikan pada masyarakat saat pengajian berupa kitab ataupun hadis yang berkaitan dengan keimanan, seperti halnya tentang bagaimana cara meningkatkan keimanan, ciri-ciri orang
yang beriman dan lain-lain.2
Selaras dengan penjelasan beliau, peneliti melihat bapak Ahmad Ahmad Anwar Dasuqi menyampaikan ceramah dengan menggunakan kitab, sebagaimana gambar berikut:
Gambar 4.1 Bapak Ahmad Anwar Dasuqi menyampaikan ceramah dengan membaca kitab
Berdasarkan pemaparan diatas diketahui bahwa metode yang digunakan Bapak Ahmad Anwar dalam menanamkan nilai akidah adalah dengan menggunakan metode ala pondok pesantren yaitu ceramah dengan
1 Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari 2018
tetap berpedoman pada kitab yang tentunya berkaitan dengan materi akidah atau keimanan.
Selain menggunakan metode ceramah yang berpedoman pada kitab, kyai Anwar juga menjelaskan bahwasanya metode dalam menanamkan nilai keimanan pada jamaah adalah dengan mengajak berdzikir bersama, sebagaimana pemaparan beliau:
Selain ceramah, saya juga berusaha menanamkan nilai keimanan pada masyarakat dengan cara mengajak jamaah untuk bersama-sama berdizikir kepada Allah, kalau selama ini saya mengajak jamaah agar setelah sholat magrib sebelum dimulai majlis untuk bersama berdzikir membaca Al-Fatihah 40 kali yang mana tujuan dzikir tersebut adalah
agar hati para jamaah tetap sambung dengan Allah.’’3
Selaras dengan pernyataan bapak KH. Ahmad Anwar, peneliti juga melihat bahwasanya sebelum dimulainya majlis taklim ada dzikir bersama yaitu membaca surat Al-Fatihah 40 kali.4
Gambar 4.2 Dzikir bersama sebelum dimulainya majlis ta’lim
3 Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari 2018
4 Hasil observasi peneliti di Majlis Taklim Masjid Besar Al-Falah desa Ngunut pada
Berdasarkan pernyataan diatas bahwasanya metode dalam menanamkan nilai akidah atau keimanan adalah dengan metode ceramah dengan berpedoman pada kitab yang berkaitan dengan akidah islam, selain itu juga menggunakan metode berdzikir yang mana tujuan dari dzikir tersebut adalah agar hati para jamaah tetap selalu berhubungan dengan Allah.
Selain menggunakan metode ceramah dan dzikir di majlis taklim ini juga menggunakan metode tanya jawab sebagaimana yang dijelaskan oleh bapak Sukamto Abdurrahman selaku takmir masjid sebagai berikut:
Di majlis taklim ini metode ustad dalam menyampaikan nilai-nilai agama islam cukup variasi, tapi pada umumnya menggunakan metode ceramah, tanya jawab ataupun dengan diberikan kisah-kisah yang berhubungan dengan materi yang disampaikan. Kalau metode saya khususnya dalam bidang akidah saya biasanya menggunakan metode ceramah, menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan akidah seperti halnya rukun iman. Selain itu saya juga menggunakan metode tanya jawab ataupun dengan memberikan kisah-kisah yang berhubungan
dengan akidah atau keimanan.5
Contoh kisah yang bapak Sukamto Abdurrahman sampaikan kepada jamaah adalah seperti halnya kisah nabi Sulaiman yang diberikan Allah kekayaan yang berlimpah tetapi tetap beriman kepada Allah, sebagaimana penuturuan beliah :
Kalau yang berhubungan dengan kisah-kisah, sebenarnya banyak sekali kisah-kisah yang berhubungan dengan akidah keimanan, kalau tadi saya menceritakan kisah tentang nabi Sulaiman yang tetap beriman kepada Allah meskipun diberi kekayaan yang berlimpah oleh Allah, tujuan saya menceritakan itu adalah supaya orang ketika sudah kaya raya maka
tidak akan melupakan Allah, seperti halnya nabi Sulaiman.6
5 Wawancara dengan bapak Sukamto Abdurahman takmir masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masjid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 16 Januari 2018
Berbeda halnya dengan pernyataan bapak Sukamto Abdurahman yang cenderung menggunakan kisah-kisah yang berhubungan dengan materi keimanan, menurut bapak KH. Muhson Hamdani ketika di wawancara peneliti beliau menjelaskan bahwa metode dalam menenamkan nilai akidah atau keimanan yaitu dengan metode pemberian doktrin, sebagaimana penjelasan beliau :
‘’Menurut saya metode dalam menyampaikan sekaligus menanamkan nilai akidah pada masyarakat adalah dengan cara pemberian doktrin-doktrin kepada jamaah, yaitu doktrin yang
berhubungan dengan keyakinan’’.7
Selanjutnya peneliti bertanya kembali kepada beliau, bagaimana cara pemberian doktrin tersebut, beliau menjelaskan ;
‘’ mendoktrin bahwa Allah itu ada dengan disertai nas-nas, dalil yang ada yang menujukkn bahwa Allah itu ada, bahwa Allah itu maha
pengampun dsb’’.8
Lain halnya dengan pernyataan bapak KH. Adnan, bahwasanya metode dalam menanamkan nilai akidah pada jamaah adalah dengan menggunakan metode pembiasaan, yaitu membiasakan melalui budaya, seperti halnya budaya mengikuti sholat berjamaah, mengikuti jamaah yasin dan lain-lain sebagaimana pernyataan beliau:
Kalau yang berhubungan dengan akidah, bahwasanya akidah itu harus didahului dengan konsep terlebih dahulu, setelah konsep kemudian beralih kepada ilmu. Setelah adanya konsep dan ilmu maka tahap berikutnya adalah pembiasaan. Menurut saya dalam hal akidah bentuk pembiasaannya berupa terbiasa mengikuti sholat jamaah, mengikuti
7Wawancara dengan bapak KH. Muhson Hamdani ustadz majlis taklim Masjid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 23 Januari 2018
8 Wawancara dengan bapak KH. Muhson Hamdani ustadz majlis taklim Masjid Besar
jamaah yasinan tahlil yang ada di masyarakat, yang mana kebiasaan tersebut akan lebih meningkatkan kadar keimanan para jamaah secara
tidak langsung.9
Jadi dengan adanya pembiasaan seperti halnya permbiasaan mengikuti sholat jamaah, mengikuti jamaah yasin tahlil maka secara tidak langsung kadar keimanan para jamaah akan meningkat ketika mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut sebagaimana pemaparan KH. Adnan.
Berdasarkan paparan diatas ada banyak metode yang digunakan ustadz-ustadz dalam majlis taklim untuk menanamkan nilai akidah kepada para jamaah seperti halnya metode ceramah, tanya jawab, dzikir, perumpamaan, pemberian doktrin-doktrin tentang keyakinan dan metode pembiasaan.
2. Metode penyampaian nilai akhlak pada majlis ta’lim Desa Ngunut
Kecamatan Ngunut .
Akhlak merupakan suatu yang tercermin dari diri seseorang, bahwasanya akhlak yang baik biasanya disertai dengan kualitas keagamaan yang baik pula, sebaliknya akhlak yang buruk biasanya juga ada pengaruh pada kualitas keagamaan seseorang.
Ketika peneliti mewawancarai bapak KH. Ahmad Anwar perihal penanaman nilai akhlak, beliau menjelaskan :
Dalam hal akhlak, metode yang saya gunakan untuk menyampaikan dan menanamkan nilai akhlak adalah dengan ceramah yang mana tetap berpedoman pada kitab yang berhubungan dengan
9 Wawancara dengan bapak KH. Adnan ustadz majlis taklim Masid Besar Al-Falah desa
akhlak, seperti halnya akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama
makhluk dan akhlak pada sekitar.10
Selanjutnya KH. Ahmad Anwar memberikan penjelasan perihal akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama makhluk dan akhlak kepada sekitar sebagai berikut :
secara sederhana contoh akhlak kita kepada Allah adalah dengan kita beribadah dengan baik dengan khusyu’ istiqomah,kemudian kalau akhlak kita pada sesama, ya kita berbuat baik kepada siapapun, tidak gampang mengolok orang lain kalau akhlak kita kepada sekitar adalah dengan menyayangi mahkluk-makhluk Allah seperti halnya hewan atau
tumbuhan.11
Selain menggunakan metode ceramah KH Ahmad Anwar dalam menanamkan nilai akhlak juga menggunakan metode keteladan, seperti halnya pemaparan beliau :
Selain ceramah saya juga menggunakan metode keteladanan yaitu menyampaikan tentang bagaimana cara nabi berdoa , seperti yang saya sampaikan, bahwa adab berdoa yang dicontohkan oleh nabi yang ada di kitab yaitu ketika kita berdoa kita harus dalam keadaan suci kemudian saya juga menyampaikan bahwa tata cara berdoa sesuai rasulullah yaitu dengan merapatkan tangan kemudian diangkat keatas dan adab lainnya
yang sesuai rasulullah.12
Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan, bapak KH. Ahmad Anwar menyampaikan bagaimana cara adab berdoa sesuai rasulullah berikut memberikan contoh bagaimana cara mengangkat kedua tangan ketika berdoa sesuai rasulullah.13
10 Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari 2018
11 Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari 2018
12 Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari 2018
Selaras dengan apa yang dikatakan oleh bapak KH. Ahmad Anwar, menurut bapak Sukamto Abdurarahman, metode yang sering digunakan untuk menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan akhlak adalah dengan metode ceramah ataupun dengan metode tanya jawab yang berkaitan dengan akhlak, sebagaimana apa yang dikatakann bapak Sukamto Abdurahman sebagai berikut:
Selama ini yang biasa digunakan oleh dai ataupun ustad termasuk saya dalam menyampaikan dan menanamkan akhlak pada jamaah adalah dengan metode penyampaian langsung yang berkaitan dengan akhlak
ataupun kalau ada sisa waktu bisa ditambah dengan tanya jawab.14
Berbeda halnnya dengan bapak KH. Muhson Hamdani beliau menuturkan bahwasanya metode dalam menanamkan nilai akhlak pada jamaah adalah dengan metode kisah-kisah, dan dengan keteladanan, sebagaimana apa yang dipaparkan beliau:
Kalau sifatnya dalam majlis taklim menanamkan akhlak bisa dengan cara memberikan kisah-kisah yang bisa diambil pelajaran, karena dengan memberikan kisah-kisah biasanya lebih bisa mengena, selain itu dengan pemberian doktrin dan nilai-nilai yang seyogyanya dilakukan oleh orang islam dan yang terakhir adalah memberikan gambaran contoh
keteladan dalam upaya penanaman nilai akhlak.15
Metode kisah adalah metode yang mudah dan cukup efektif dalam penyampaian di majlis taklim karena penyampian materi yang dikemas dengan cerita-cerita akan lebih mudah diterima oleh para jamaah.
Sedangkan menurut bapak KH. Adnan metode dalam menanamkan nilai akhlak adalah dengan menggunakan metode pembiasaan dan juga
14 Wawancara dengan bapak Sukamto Abdurahman takmir masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masjid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 16 Januari 2018
15 Wawancara dengan bapak KH. Muhson Hamdani ustadz majlis taklim Masjid Besar
keteladanan dengan budi pekerti yang bagus dan sopan santun, sebagaimana yang dikatakan oleh beliau:
Pada dasarnya penyampaian dan penanaman nilai akhlak itu sama dengan akidah ataupun ibadah yaitu dengan pembiasaan. Kalau pembiasaan yang berhubungan dengan akhlak contohnya saja dibiasakan selalu berbudi luhur, sopan santun terhadap sesama masyarakat selain itu juga perlu adanya ketaladanan yang luhur sebagai bentuk menanamkan
nilai akhlak.16
Berdasarkan temuan diatas, metode dalam menyampaikan nilai akhlak adalah dengan menggunakan metode ceramah, keteladanan, tanya jawab, kisah-kisah, dan pembiasan.
3. Metode penyampaian nilai ibadah pada majlis ta’lim Desa Ngunut
Kecamatan Ngunut.
Dalam penelitian ini peneliti mengemukakan hasil wawancara dengan ustadz di Majlis Taklim yaitu bapak Ahmad Anwar Dasuqi tentang metode dalam penyampaian nilai ibadah pada jamaah, beliau memaparkan :
Bahwasanya kalau tentang ibadah, sama seperti halnya dengan metode menyampaian nilai akidah yaitu saya menggunakan sistem ala pondok pesantren yaitu ceramah dengan tetap berpedoman dengan
kitab-kitab.17
Kemudian peneliti bertanya mengapa dalam ceramah beliau menggunakan kitab dalam setiap penyampaian materi, beliau menjelaskan :
16 Wawancara dengan bapak KH. Adnan ustadz majlis taklim Masid Besar Al-Falah desa
Ngunut pada 06 Februari 2018
ketika ceramah saya selalu membawa kitab, pedoman saya ya kitab, menurut saya kelebihan menggunkan kitab dalam menyampaikan ceramah adalah ketika penyampian gak khawatir kehabisan ukel ( bahan ), selain itu kalau menggunakan kitab materi yang disampaian bisa
berurutan sesuai isi kitab.18
Berhubungan dengan materi, khususnya materi bidang ibadah, bapak Ahmad Anwar Dasuqi biasa menyampaian materi yang berkaitan dengan sholat, puasa,muamalah dan lain-lain sebagaimana pemaparan beliau:
mengenai materi, saya biasa menyampaikan yang berhubungan dengan bagaimana cara sholat yang benar cara sholat yang sesuai sunah, sesuai sholat rasul sebagaimana disebutkan dalam hadis,’’sholatkan kalian sebagaimana kalian melihat sholatku’’. Kemudian saya juga mengajarkan materi tentang hal-hal yang berhubungan dengan puasa dan yang berhungan dengan muamalah, itu materi yang kurang lebih saya
sampaikan kepada jamaah yang berkaitan dengan ibadah.19
Selain menggunakan metode ceramah, kyai Anwar juga kerap kali bila masih ada waktu juga membuka pertanyaan kepada jamaah yang berkaitan dengan materi yang disampaikan, sebagaimana penuturan beliau:
‘’Dan kadang kala kalau waktu masih ada saya juga membuka pertanyaan, kalau ada yang bertanya yang berkaitan dengan materi yang
saya sampaiakan.’’ 20
Berdasarkan paparan diatas metode yang digunakan bapak KH. Ahmad Anwar adalah menggunakan metode ala pondok pesantren yaitu dengan metode ceramah yang tetap berpedoman pada kitab yang berkaitan dengan materi dan juga menggunakan metode tanya jawab kalau dikala
18 Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari
19 Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis taklim Masid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 09 Januari
20 Wawancara dengan bapak KH. Ahmad Anwar imam masjid sekaligus ustadz majlis
majlis taklim dimungkinkan ada waktu atau ada jamaah yang mau bertanya.
Pada majlis taklim, tausiyah ataupun pengajian, metode ceramah merupakan salah satu metode yang sangat lazim dan sangat sering digunakan oleh para ustadz dalam menyampaikan materi-materi yang berkaitan dengan ajaran islam. Berbeda halnya dengan bapak Sukamto Abdurahman selain menggunakan metode ceramah, dalam menanamkan nilai ibadah juga bisa menggunakan pemberian nasihat-nasihat yang baik yang berhubungan dengan ibadah, seperti yang dijelaskan bapak Sukamto sebagai berikut:
Kalau selama ini metode yang sering digunakan ustadz-ustadz, kurang lebih hanya sebatas menggunakan metode ceramah ataupun tanya jawab, kalau saya dalam hal ibadah, saya sering menyampaiakan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan ibadah. Contohnya seperti yang saya sampaikan tadi,’’kalaupun kita hidup susah hidup serba kekurangan, jangan sekali-kali kita meninggalkan ibadah kita, jangan sekali-kali kita
meninggalkan sholat kita.21
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, dalam ceramah beliau, bapak Sukamto Abdurrahman memberikan nasihat kepada jamaah agar tetap melaksanakan ibadah meskipun hidup susah serta kekurangan.22
Berbeda halnya dengan pendapat bapak KH. Adnan dan bapak KH.Muhson Hamdani, menurut bapak KH. Adnan metode dalam menanamkan nilai ibadah para jamaah adalah dengan menggunakan
21 Wawancara dengan bapak Sukamto Abdurahman takmir masjid sekaligus ustadz majlis
taklim Masjid Besar Al-Falah desa Ngunut pada 16 Januari 2018
22 Hasil observasi peneliti di Majlis Taklim Masjid Besar Al-Falah pada tanggal 16
metode pembiasaan yang mana seyogyanya masyarakat biasa melakukan sholat berjamaah dan lain-lain, sebagaimana yang dikatakan beliau :
Bahwa dalam hal ibadah, sama seperti halnya dalam akidah yaitu harus adanya pembiasaan, seperti halnya pembiasaan mengikuti sholat berjamaah. Seperti yang kita lihat tadi setelah usai majlis taklim para jamaah dibiasakan untuk sholat isya’ berjamaah, secara tidak langsung sholat isyak berjamaah tersebut merupakan suatu usaha untuk membiasakan para jamaah agar terbiasa sholat secara berjamaah di
masjid.23
Pernyataan KH. Adnan diatas sesuai dengan apa yang dilihat oleh peneliti di lapangan yaitu majlis taklim ditutup dengan sholat isyak berjamaah.24
Gambar 4.3 Sholat isya’ berjamaah setelah majlis ta’lim
Sedangkan menurut bapak KH. Muhson Hamdani, selain menggunakan metode pembiasaan dalam menanamkan nilai ibadah, metode lain yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai ibadah kepada jamaah adalah dengan menggunakan metode menyampaikan
23 Wawancara dengan bapak KH. Adnan ustadz majlis taklim Masid Besar Al-Falah desa
Ngunut pada 06 Februari 2018
24 Hasil observasi peneliti di Majlis Taklim Masjid Besar Al-Falah pada tanggal 06
fadilah ibadah, dan konsekunsi bila meninggalkan suatu kewajiban, seperti apa yang dikatakan bapak KH.Muhson Hamdani sebagai berikut:
Kalau untuk dalam majlis taklim selain metode pembiasaan juga bisa dengan memberikan materi-materi yang berhubungan dengan fadilah-fadilan ibadah, seperti halnya bahwa suatu ibadah mempunyai keutamaan-keutamaan tertentu dan kalau tidak melaksanakan maka akan
ada ancamannya ( targhib dan tarhib).25
Berdasarkan pemaparan diatas, metode yang digunakan ustadz dalam menanamkan nilai ibadah adalah dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, nasihat-nasihat, pembiasaan, pemberian materi yang berkaitan dengan fadilah-fadilah ibadah dan ancaman bila meninggalkannya.
B. TEMUAN PENELITIAN
Dalam pelakanaan penelitian di Majlis Taklim Masjid Besar Al-Falah Desa Ngunut Kecamatan Ngunut peneliti menemukan temuan sebagai berikut:
1. Metode penyampaian nilai akidah pada Majlis Ta’lim Desa
Ngunut KecamatanNgunut.
Berdasarkan temuan penelitian dari data yang diperoleh dilapangan tentang metode penyampaian nilai akidah pada Majlis Ta’lim pada desa Ngunut diperoleh data sebagai berikut: metode ceramah, metode dzikir bersama, metode tanya jawab, metode pemberian kisah-kisah
25 Wawancara dengan bapak KH. Muhson Hamdani ustadz majlis taklim Masjid Besar
tentang keimanan, pemberian doktrin-doktrin tentang keyakinan, dan metode pembiasaan.
2. Metode penyampaian nilai akhlak pada Majlis Ta’lim Desa
Ngunut Kecamatan Ngunut.
Berdasarkan temuan penelitian dari data yang diperoleh tentang metode penyampaian nilai akhlak pada Majlis Taklim desa Ngunut diperoleh data sebagai berikut: metode ceramah, metode keteladanan, metode tanya jawab, metode penyampian kisah-kisah yang berhubungan dengan akhlak dan metode pembiasaan.
3. Metode penyampaian nilai ibadah pada Majlis Ta’lim desa
Ngunut Kecamatan Ngunut.
C. Analisis data
Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu mengetahui metode yang digunakan ustadz dalam menyampaikan nilai ajaran islam, baik nilai akidah, ibadah dan akhlak melalui kegiatan majlis ta’lim pada masyarakat Desa Ngunut.
Analisis merupakan usaha untuk memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian, sehingga menjadi jelas susunannya. Analisis termasuk mengelolah data yang telah dikumpulkan untuk menentukan kesimpulan yang didukung data tersebut. Setelah data yang dimaksudkan terkumpul, selanjutnya peneliti melakukan pengelolaan terhadap data-data tersebut.
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan metode yang digunakan ustda dalam menyampaikan nilai ajaran islam pada majlis ta’lim Desa Ngunut Kecamatan Ngunut.
A. Metode Penyampaian Nilai Akidah pada Majlis Ta’lim Desa
Ngunut Kecamatan Ngunut.
berdzikir bersama, tujuannya yaitu agar hati tetap berhubungan dengan Allah, kemudian dengan metode tanya jawab yaitu metode menanyakan suatu hal yang dirasa belum memberikan kepahaman kepada ustadz atau kepada yang menyampaian materi, metode selanjutnya yaitu dengan metode pemberian doktrin-doktrin yang berkaiatan dengan keimanan tentunya disertai dengan dalil-dalil yang sesuai, kemudian metode pembiasaan, yaitu membiasakan sesuatu hal yang baik agar menjadi sebuah kebiasaan seperti kebiasaan mengikuti kegiatan yasinan tahlil agar kadar keimanan terus meningkat karena dibiasakan berdzikir bersama dan yang terakhir adalah dengan menggunakan metode pemberian kisah-kisah yang berhubungan dengan akidah ataupun keimanan.
B. Metode Penyampaian Nilai Akhlak pada Majlis Ta’lim Desa
Ngunut Kecamatan Ngunut
persoalan atau masalah yang berkaitan dengan materi penyampian , kemudian dengan metode pemberian kisah-kisah yaitu membeikan teladan berupa kisah-kisah yang menyentuh yang berhubungan dengan materi dan yang terakhir adalah dengan metode pembiasaan yaitu memberikan pembiasaan-pembiasaan yang baik agar menjadi sebuah kebiasaan yang baik dalam keseharian.
C. Metode Penyampaian Nilai Ibadah pada Majlis Ta’lim Desa
Ngunut Kecamatan Ngunut